Landasan Teori Analisis Biokimia Darah Praktikum Bioklin.docx

  • Uploaded by: rizky nasikha
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Landasan Teori Analisis Biokimia Darah Praktikum Bioklin.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 647
  • Pages: 2
Landasan Teori

Darah merupakan jaringan mengalir dan bersirkulasi melalui saluran vascular. Darah membawa kebutuhan hidup bagi semua sel-sel tubuh dan menerima produk buangan hasil etabolisme untuk diekresikan melelalui organ eksresi (Jain, 1993) Plasma darah adalah campuran protein anion kation yang sangat kompleks. Plasma protein terdiri dari beberapa kelompok. Kelompok pertama yaitu kelompok protein yang dapat menyediakan nutrisi sel-sel, kelompok kedua yaitu kelompok protein yang terlibat dalam transport bahan kimia lainnya termasuk hormon, mineral, dan intermediet dan yang terakhir adalah kelompok protein yang berkaitan dengan pertahanan terhadap penyakit. Plasma didapat dengan mencampurkan darah segar dengan antikoagulan dan disentrifugasi, maka supernatannya adalah plasma (Williams, 1982). Glukosa merupakan salah satu molekul yang terkandung di dalam darah, tepatnya pada plasma darah. Peranan glukosa sangat penting untuk kelancaran kerja tubuh. Kadar glukosa didalam tubuh dipengaruhi oleh berbagai faktor dan salah satunya adalah hormon insulin. Hormon insulin merupakan hormon yang dihasilkan oleh pankreas dan berperan dalam mengatur kadar glukosa dalam tubuh melalui hati (Ekawati 2012). Menurut Ekawati (2012), apabila terjadi peningkatan kadar glukosa dalam darah yang disebabkan naiknya proses pencernaan dan penyerapan karbohidrat, maka insulin akan mengubah glukosa menjadi glikogen. Proses tersebut terjadi didalam hati dan disebut dengan proses glikogenesis. Kadar glukosa yang rendah didalam darah akan akan di atasi oleh tubuh dengan cara menguraikan glikogen menjadi glukosa. Proses tersebut disebut dengan glikogenolisis. Kadar normal glukosa dalam darah saat keadaan puasa yaitu 70-110 mg/dL. Kreatinin adalah produk protein otot yang merupakan hasil akhir metabolisme otot yag dipelpaskan dari otot dengan kecepatan yang hampir konstan dan dieksresi dalam urin dengan kecepatan yang sama. Kreatinin diekresikan oleh ginjal melalui kombinasi filtrasi dan sekresi, konsentrasinya relative konstan dalam plasma dari hari ke hari, kadar yang lebih besar dari nilai normal mengisyaratkan adanya gangguan fungsi ginjal. Dengan nilai normal kreatinin < 1,5 mg/dl (Corwin J.E, 2001) . Metode yang digunakan untuk analisis kreatinin serum dalam bidang kesehatan adalah metode Jaffe Reaction. Prinsip reaksi analisis kreatinin pada Jaffe Reaction adalah reaksi antara kreatinin dengan asam pikrat dalam suasana basa membentuk kompleks berwarna kuning jingga. Konsentrasi kreatinin diukur pada panjang gelombang 492 nm. Metode tersebut menunjukkan linieritas hingga konsentrasi 50 µg/ mL (Meiyanto et al., 2010). Metode Folin-Wu dikenalkan pertama kali oleh Folin dan Wu pada tahun 1919 (Berkman 2002). Metode ini merupakan metode yang digunakan untuk membuat filtrat darah

bebas protein dengan pengendapan protein oleh pembentukan asam tungstat. Endapan terjadi akibat adanya kombinasi anion asam dengan bentuk kationik dari protein. Metode ini memiliki beberapa keuntungan, antara lain hanya dibutuhkan dua pelarut, filtrat yang terbentuk lebih netral, dan proses filtrasi lebih cepat (Suharso 2008). Untuk memastiakn filtrat yang dihasilkan bebas peptide maka dilakukan uji biuret. Biuret merupakan salah satu larutan yang digunakan untuk uji protein. Larutan ini merupakan campuran antara ion kupri sulfat yang dimasukkan dalam suasana basa, contohnya CuSO4.5H2O yang dimasukkan atau dicampur dengan NaOH. Larutan ini digunakan untuk mendeteksi protein dalam jumlah besar yang ditandai dengan adanya perubahan warna. Jika suatu sampel yang diuji mengandung lebih dari 2 ikatan peptida maka akan muncul warna ungu. Warna ini muncul karena terbentuknya ikatan koordinasi kompleks antara atom Cu dengan 4 atom nitrogen yang berasal dari ikatan peptida (Clark, 1964).

Jain NC. 1993. Essential of Veterinary Hematology. Philadelphia : Lea & Febiger. Williams IH. 1982. A Course Manual in Nutrition and Growth. Melbourne: Australian ViceChoncellors-Committee. Ekawati E. 2012. Hubungan Kadar Glukosa Darah Terhadap Hypertriglyceridemia Pada Penderita Diabetes Mellitus. Prosiding Seminar Nasional Kimia Unesa. Universitas Negeri Surabaya. Corwin J. E, 2001. Buku Saku Patofisiologi. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta. Suharso M. 2008. Enzim dalam Biokimia. Yogyakarta (ID): UGM Press. Clark, J. M. 1964. Experimental Biochemistr. W. H. Freeman Company. USA Hertadi. 2008. Peran Protein. [email protected]. Diakses tanggal 8 November 2011 Berkman B. 2002. Dasar-Dasar Kimiawi dan Biologis Biokimia. Jakarta (ID) : EGC. Meiyanto, E., Martono, S., Ediarti., Nurrochmad, A., Irianti, T., Hakim, A.R., Ikawati, M., and Hermawan, A., 2010, Petunjuk Praktikum Analisis Klinis, Yogyakarta: Bagian Kimia Farmasi Fakultas Farmasi UGM Yogyakarta.

Related Documents


More Documents from "Abdul Hafis"