Landasan Teori Abortus Imminen.docx

  • Uploaded by: Seo Hyun Gi
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Landasan Teori Abortus Imminen.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 939
  • Pages: 4
LANDASAN TEORI ABORTUS IMMINEN

A. Definisi Abortus adalah terhentinya (mati) dan dikeluarkannnya kehamilan sebelum janin berumur 20 minggu (dihitung dari haid terakhir) atau berat janin kurang dari 500 gram dan panjang janin kurang dari 25 cm (Ansar, 2010). Abortus merupakan berakhirnya kehamilan dengan cara apapun sebelum janin mampu bertahan hidup. Definisi lain yang sering digunakan adalah kelurnya janin neonatus sebelum janin mencapai berat 500 gram (Cunningham, 2010). Menurut Manuaba (2010) abortus adalah terhentinya proses kehamilan yang sedang berlangsung sebelum mencapai umur 28 minggu atau berat janin sekitar 500 gram. Sedangkan menurut Sarwono (2011) abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan sebelum kehamilan berusia 20 minggu atau kehamilan belum mampu untuk hidup diluar kandungan. Abortus imminent adalah peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu, dimana hasil konsepsi masih dalam uterus dan tanpa adanya dilatasi serviks (Wiknjosastro, 2007). Abortus Imminens didiagnosa bila seorang wanita hamil kurang dari 20 minggu mengeluarkan darah sedikit pervaginam, perdarahan dapat berlanjut beberapa hari atau dapat berulang dan dapat pula disertai sedikit nyeri perut bagian bawah. Abortus imminens merupakan abortus yang paling banyak terjadi. Pada abortus ini,perdarahan berupa bercak yang menunjukkan ancaman terhadap kelangsungan kehamilan. Namun, pada prisipnya kehamilan masih bisa berlanjut atau dipertahankan (Raden,2010). B. Etiologi Penyebab - penyebab abortus iminens yaitu : 1. Faktor genetik Kelainan struktur kromoson yang diturunkan wanita atau pria bisa berdampak pada rendahnya konsentrasi sperma, infertilitas dan mengurangi peluang kehamilan dan terjadi keguguran. Kelainan sering juga berupa gen yang abnormal, mungkin karena mutasi gen yang bisa mengganggu proses implantasi dan menyebabkan keguguran. 2. Faktor endometrium Endometrium yang belum siap untuk menerima implantasi hasil konsepsi 3. Gizi ibu berkurang karena anemia atau terlalu pendek jarak kehamilan.

4. Faktor lingkungan Diperkirakan 1-10% malformasi janin akibat dari paparan obat bahan kimia atau radiasi umumnya berakhir dengan abortus, misalnya paparan temabakau, sigaret rokok mengandung ratusan unsure koksik, antara lain nikotin, yang mempunyai efek vasoaktif sehingga menghambat sirkulasi uteroplasenta dengan adanya gangguan pada system fetoplasenta dapat terjadi gangguan pertumbuhan janin yang berakibat

terjadinya

abortus. 5. Kelainan genetalia ibu - Kelainan letak dari uterus seperti retrofleksi uterus - Congenital anomaly (hippoplasia uteri, uterus bikornis) 6. Trauma fisik Kecelakaan lalu lintas, jatuh, hubungan seksual. Faktor – faktor lain yang menyebabkan abortus iminens yaitu : 1. Plasenta sign (gejala plasenta) ialah perdarahan yang terjadi dari pembuluh-pembuluh daerah sekitar plasenta. Gejala ini selalu terjadi dan terdapat pada kera macacus rhesus yang hamil. 2. Erosi portionis juga mudah berdarah pada kehamilan 3. Polyp C. Tanda dan Gejala 1.

Terlambat haid atau amenorhe kurang dari 20 minggu

2.

Pada pemeriksaan fisik : keadaan umum tampak lemah kesadaran menurun, tekanan darah normal atau menurun, denyut nadi normal atau cepat dan kecil, suhu badan normal atau meningkat

3.

Perdarahan pervaginam mungkin disertai dengan keluarnya jaringan hasil konsepsi

4.

Rasa mulas atau kram perut, didaerah atas simfisis, sering nyeri pingang akibat kontraksi uterus

5.

Pemeriksaan ginekologi : -

Inspeksi Vulva : perdarahan pervaginam ada atau tidak jaringan hasil konsepsi, tercium bau busuk dari vulva

-

Inspekulo : perdarahan dari cavum uteri, osteum uteri terbuka atau sudah tertutup, ada atau tidak jaringan keluar dari ostium, ada atau tidak cairan atau jaringan berbau busuk dari ostium.

-

Colok vagina : porsio masih terbuka atau sudah tertutup, teraba atau tidak jaringan dalam cavum uteri, besar uterus sesuai atau lebih kecil dari usia kehamilan, tidak nyeri saat porsio digoyang, tidak nyeri pada perabaan adneksa, cavum douglas tidak menonjol dan tidak nyeri.

D. Komplikasi abortus Komplikasi yang berbahaya pada abortus sebagai berikut: 1. Perdarahan Perdarahan dapat diatasi dengan pengosongan uterus dari sisa-sisa hasil konsepsi dan jika perlu pemberian transfusi darah. Kematian karena perdarahan dapat terjadi apabila pertolongan tidak diberikan pada waktunya. 2. Perforasi Perforasi uterus pada kerokan dapat terjadi terutama pada uterus dalam posisi hiperetrofleksi. Jika terjadi peristiwa ini, penderita perlu diamat-amati dengan teliti. Jika ada tanda bahaya perlu segera dilakukan laparatomi, dan tergantung dari luas dan bentuk perforasi, penjahitan luka perforasi atau perlu histerektomi. 3. Infeksi Infeksi dalam uterus sekitarnya dapat terjadi pada tiap abortus, tetapi biasanya ditemukan pada abortus incomplete dan lebih sering pada abortus buatan yang dikerjakan tanpa memperhatikan asepsis dan antisepsis. 4. Syok Syok pada abortus biasa terjadi karena perdarahan (syok hemoragik) dan karena infeksi berat (syok endoseptik).

E. Asuhan kebidanan 1.

Memberitahu pada ibu dan keluarga bahwa sekarang keadaannya secara fisik sekarang baik namun ibu mengalami bahaya dalam kehamilan yaitu abortus imminens ( keguguran yang mengancam )

2.

Memberikan KIE pada ibu tentang abortus imminens meliputi :

-

Memberitahu pada ibu bahwa abortus imminens adalah keguguran yang mengancam, kemungkinan masih dapat dipertahankan

-

Memberitahu ibu tentang penyebab abortus imminens/ keguguran yang mengancam yaitu antara lain : kelainan genitalia/alat kelamin ibu, gangguan sirkulasi plasenta, penyakit ibu, trauma dll

-

Memberitahu pada ibu tanda gejala abortus imminens adalah perdarahan dari jalan lahir yang berupa flek-flek darah segar kadang disertai dengan kram pada perut bagian bawah.

-

Memberitahu pada ibu tentang penatalaksanaannya yaitu berupa istirahat baring dan mengurangi aktifitas sampai perdarahan berhenti

-

Memberi tahu pada ibu setelah istirahat dan mengurangi aktifitas fisik serta darah tidak keluar dianjurkan untuk tidak melakukan hubungan seksual sampai 2 minggu atau sampai umur kehamilan 4 bulan dengan harapan plasenta(ari-ari) sudah terbentuk sehingga mengurangi risiko terjadinya keguguran

3.

Menganjurkan ibu untuk tidak melakukan hubungan seksual untuk sementara ini

4.

Menganjurkan ibu untuk makan makanan yang bergizi seperti makanan yang mengandung vitamin, protein, dan mineral contoh: nasi, sayur, lauk pauk, daging, ikan dan minum air putih yang banyak

5.

Menganjurkan ibu untuk menjaga personal hygiene seperti mengganti pembalut 2 kali per hari

6.

Memberikan support mental pada ibu agar ibu tenang, pasrah diri pada Tuhan dan berdoa semoga janin yang dikandungnya dapat dipertahankan

7.

Melakukan kolaborasi dengan dokter spesialis kandungan untuk pemberian terapi

Related Documents


More Documents from "Chrisanti Mau Meta"