Laju Reaksi.docx

  • Uploaded by: dinda
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Laju Reaksi.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,126
  • Pages: 22
I.

Judul Percobaan Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Laju Reaksi

II.

Hari/Tanggal Percobaan Kamis/ 15 Maret 2018

III.

Tujuan Percobaan Menguji faktor-faktor yang mempengaruhilaju reaksi yaitu konsentrasi zat pereaksi, luas permukaan sentuhan, temperatur dan katalis.

IV.

Tinjauan Pustaka Laju reaksi adalah perubahan konsentrasi dari reaktan ataupun produk per satu satuan waktu. Untuk reaksi dengan reaktan A dan B menghasilkan produk C dan D seperti pada rumus persamaan reaksi berikut, seiring waktu jumlah molekul reaktan A dan B akan berkurang dan jumlah molekul produk C dan D akan bertambah, dan rumus laju reaksi (R) yaitu: R: k [A]x [B]y Tanda negatif pada laju perubahan konsentrasi reaktan A dan B (reaktan) ditujukan agar nilainya positif, sebagaimana laju reaksi adalah besaran yang nilainya harus selalu positif. Satuannya adalah M s-1atau mol L-1 s-1. Teori Tumbukan Teori tumbukan menyatakan bahwa partikel-partikel bertumbukan untuk bereaksi. Tumbukan antar partikel menghasilkan reaksi disebut tumbukan efektif. Energi dimiliki oleh partikel reaktan untuk bertumbukan efektif (Ea). Pada dasarnya, laju reaksi bergantung pada:

reaktan harus saling reaktan yang berhasil minimum yang harus disebut energi aktivasi

1. Orientasi (arah) tumbukan partikel Pada reaksi umumnya, partikel harus dalam orientasi yang tertentu ketika bertumbukan agar tumbukan yang terjadi efektif menghasilkan reaksi. Sebagai contoh, perhatikan beberapa tumbukan yang mungkin terjadi antara molekul gas NO dan molekul gas NO3 dalam reaksi: NO(g) + NO3(g) → 2NO2(g)

2. Frekuensi terjadinya tumbukan partikel Semakin sering terjadinya tumbukan partikel (frekuensi tumbukan tinggi) maka semakin besar peluang terjadinya tumbukan efektif sehingga laju reaksi juga menjadi semakin cepat. 3. Energi partikel reaktan yang bertumbukan Energi partikel reaktan yang bertumbukan harus melampaui energi aktivasi, yakni energi penghalang terjadinya reaksi, sehingga reaksi dapat terjadi. Bila energi aktivasi semakin rendah, maka laju reaksinya akan semakin cepat. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi Pengalaman menunjukan bahwa serpihan kayu terbakar lebih cepat daripada balok kayu, hal ini berarti bahwa laju reaksi yag sama dapat berlangsung dengan kelajuan yang berbeda, bergantung pada keadaan zat pereaksi. Dalam bagian ini akan dibahas faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi. Pengetahuan tentang hal ini memungkinkan kita dapat mengendalikan laju reaksi, yaitu melambatkan reaksi yang merugikan dan menambah laju reaksi yang menguntungkan. 1. Konsentrasi Pereaksi Konsentrasi memiliki peranan yang sangat penting dalam laju reaksi, sebab semakin besarkonsentrasi pereaksi, maka tumbukan yang terjadi semakin banyak, sehingga menyebabkan laju reaksi semakin cepat. Begitu juga, apabila semakin kecil konsentrasi pereaksi, maka semakin kecil tumbukan yang terjadi antar partikel, sehingga laju reaksi pun semakin kecil. 2. Suhu Suhu juga turut berperan dalam mempengaruhi laju reaksi. Apabila suhu pada suatu rekasi yang berlangusng dinaikkan, maka menyebabkan partikel semakin aktif bergerak, sehingga tumbukan yang terjadi semakin sering, menyebabkan laju reaksi semakin besar. Sebaliknya, apabila suhu diturunkan, maka partikel semakin tak aktif, sehingga laju reaksi semakin kecil. 3. Katalis Katalis adalah suatu zat yang mempercepat laju reaksi kimia pada suhu tertentu, tanpa mengalami perubahan atau terpakai oleh reaksi itu sendiri. Suatu katalis berperan dalam reaksi tapi bukan sebagai pereaksi ataupun produk.

Katalis memungkinkan reaksi berlangsung lebih cepat atau memungkinkan reaksi pada suhu lebih rendah akibat perubahan yang dipicunya terhadap pereaksi. Katalis menyediakan suatu jalur pilihan dengan energi aktivasi yang lebih rendah. Katalis mengurangi energi yang dibutuhkan untuk berlangsungnya reaksi. 4. Luas Permukaan Sentuh Luas permukaan sentuh memiliki peranan yang sangat penting dalam laju reaksi, sebab semakin besar luas permukaan bidang sentuh antar partikel, maka tumbukan yang terjadi semakin banyak, sehingga menyebabkan laju reaksi semakin cepat. Begitu juga, apabila semakin kecil luas permukaan bidang sentuh, maka semakin kecil tumbukan yang terjadi antar partikel, sehingga laju reaksi pun semakin kecil. Karakteristik kepingan yang direaksikan juga turut berpengaruh, yaitu semakin halus kepingan itu, maka semakin cepat waktu yang dibutuhkan untuk bereaksi; sedangkan semakin kasar kepingan itu, maka semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk bereaksi.

Hukum Laju Hukum laju adalah persamaan yang menghubungkan laju reaksi dengan konstanta laju dan konsentrasi reaktan. Salah satu cara untuk mengkaji pengaruh konsentrasi reaktan terhadap laju reaksi ialah dengan menentukan bagaimana laju awal bergantung pada konsentrasi awal. Pengukuran laju secara percobaan nantinya akan menghasilkan hukum laju untuk reaksi yang menyatakan laju dalam konstanta laju dan konsentrasi reaktan. Ketergantungan laju pada konsentrasi menghasilkan orde reaksi.

Sedangkan orde reaksi adalah bilangan pangkat yang menyatakan hubungan konsentrasi zat pereaksi dengan laju reaksi. Penentuan orde reaksi melalui grafik : 1) Grafik Orde Nol

Laju reaksi tidak dipengaruhi oleh besarnya konsentrasi pereaksi. 2) Grafik Orde Satu

Hubungan kecepatan dengan konsentrasi Persamaan reaksi orde satu, laju reaksi berbanding lurus terhadap konsentrasi pereaksinya dan merupakan persamaan linear 3) Grafik Orde Dua

Hubungan konsentrasi dengan waktu. Apabila suatu reaksi berorde dua, laju reaksi itu berubah secara kuadrat terhadap perubahan konsentrasinya. Satu ciri penting dari laju reaksi ialah waktu yang diperlukan untuk menurunkan konsentrasi suatu reaktan menjadi setengah dari konsentrasi awalnya, atau biasa disebut waktu paruh. Untuk reaksi orde pertama, waktu paruh tidak bergantung pada konsentrasi awal. Persamaan hukum laju dapat kita tuliskan sebagai berikut: Reaksi; aA+bB cC+dD Hukum lajunya berbentuk; R: k [A]x [B]y k = konstanta laju, yaitu konstanta kesebandingan antara laju reaksi dan konsentrasi reaktan. x = orde reaksi, yaitu jumlah pangkat-pangkat setiap konsentrasi reaktan yang ada dalam hukum laju y = orde reaksi orde reaksi selalu ditentukan oleh konsentrasi reaktan dan tidak pernah ditentukan oleh konsentrasi produk. Pada umumnya orde reaksi harus ditentukan lewat percobaan dan tidak dapat ditentukan dari persamaan setara keseluruhannya

A. Alat dan Bahan Alat: -

Labu erlenmayer Stopwatch Termometer Gelas ukur Penjepit Pipet tetes Gelas kimia Spiritus Mortal+alu Tabung reaksi+rak Balon

Bahan: -

HCl Na2S2O3 CaCO3 Aquades KMnO4 H2C2O4 H2SO4

1M 1M secukupnya secukupnya 0,01M 0,05M 0,01M

1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah secukupnya 4buah 1 buah 1 set 1 set secukupnya

B. Cara Kerja 1. Pengaruh konsentrasi pada laju reaksi (Reaksi antara Na2S2O3 dan HCl) 20 mL Na2S2O3 Dituangkan masing-masing mL pada tiap tiap tabung reaksi

A

B

C Ditambah 10mL aquades

D Ditambah 15mL aquades

Digunakan masing masing tabung reaksi agar terjadi pencampuran sempurna

-

Hasil

(+) 5ml HCl 1M pada masing masing tabung reaksi disertai perjalanan stopwatch Digoyang-goyangkan sampai homogen Dihentika tepat tanda X tidak terlihat

Ditambah 25mL aquades

2. Pengaruh luas permukaan sentuhan pada laju reaksi (Reaksi antara CaCO3 dan HCl) 10 ml HCl 1M

10 ml HCl 1M

- Dimasukan dalam labu A - Balon diisi butiran CaCO3 dan dipasangkan dalam labu - Dihitung waktu yang diperlukan untuk balon terisi dengan gas CO2

Waktu

- Dimasukan dalam labu B - Balon diisi CaCO3 yang digerus dan dipasangkan dalam labu - Dihitung waktu yang diperlukan untuk balon terisi dengan gas CO2

Dibandingkan Waktu

Balon mengembang

3. Pengaruh temperatur pada laju reaksi (Reaksi antara H2C2O4 dan KMnO4)

10 tetes H2C2O4 - Diencerkan sampai 5mL Larutan A

6 tetes Larutan A - Dimasukan dalam labu reaksi - (+) 6 tetes H2SO4 0,5M - Dicatat suhunya - Dijalankan stopwatch saat ditambah 3 tetes larutan B dan berhenti saat warna hilang

Waktu

10 tetes KMnO4 - Diencerkan sampai 5mL Larutan B

6 tetes Larutan A - Dimasukan dalam labu reaksi - (+) 6 tetes H2SO4 0,5M - Dipanaskan dalam penangas air sampai 50oC - Dijalankan stopwatch saat ditambah 3 tetes larutan B dan berhenti saat warna hilang Waktu

6 tetes Larutan A - Dimasukan dalam labu reaksi - (+) 6 tetes H2SO4 0,5M - Dipanaskan dalam penangas air sampai 45oC - Dijalankan stopwatch saat ditambah 3 tetes larutan B dan berhenti saat warna hilang Waktu

6 tetes Larutan A - Dimasukan dalam labu reaksi - (+) 6 tetes H2SO4 0,5M - Dipanaskan dalam penangas air sampai 40oC - Dijalankan stopwatch saat ditambah 3 tetes larutan B dan berhenti saat warna hilang Waktu

6 tetes Larutan A - Dimasukan dalam labu reaksi - (+) 6 tetes H2SO4 0,5M - Dipanaskan dalam penangas air sampai 35oC - Dijalankan stopwatch saat ditambah 3 tetes larutan B dan berhenti saat warna hilang Waktu

4. Pengaruh katalis pada laju reaksi 10 tetes larutan KMnO4 - Diencerkan sampai 10 mL Larutan encer KMnO4

2 tetes H2C2O4 - (+) 2 tetes H2SO4 - (+) 1 tetes larutan encer KmnO4 - Dijalankan stopwatch saat ditambahkan KMnO4 dan berhenti saat warna berubah - Dilanjutkan ditambahkan KMnO4 sampai warna permanganat menghilang

Waktu

Warna permanganat hilang

2 tetes H2C2O4 - (+) 2 tetes H2SO4 - (+) MnSO4 1 tetes - (+) 1 tetes larutan encer KmnO4 - Dijalankan stopwatch saat ditambahkan KMnO4 dan berhenti saat warna berubah - Dilanjutkan ditambahkan KMnO4 sampai warna permanganat menghilang

Waktu

C. Hasil Pengamatan No

Prosedur Percobaan 1. Pengaruh konsentrasi pada laju reaksi (Reaksi antara Na2S2O3 dan HCl) 20 mL Na2S2O3

Hasil Pengamatan Sebelum

Dugaan/Reaksi Na₂S₂O₃(aq) + 2 HCl

-

(aq)

Na₂S₂O₃:

tidak bewarna

Dituangkan masing-masing mL pada tiap tiap tabung reaksi B

C Ditambah 10mL aquades

-

-

D Ditambah Ditambah 15mL 25mL aquades aquades Digunakan masing masing tabung reaksi agar terjadi pencampuran sempurna

(+) 5ml HCl 1M pada masing masing tabung reaksi disertai perjalanan stopwatch Digoyang-goyangkan sampai homogen Dihentika tepat tanda X tidak terlihat

→ 2 NaCl(aq) +

S(s) + SO₂ (g) +

pertama dapat disimpulkan bahwa

- larutan HCl: tidak H₂O(l)

konsentrasi

bewarna

mempengaruhi laju

-

A

Hasil

larutan

Kesimpulan Dalam percobaan

Aquades

:

tidak

reaksi. Semakin besar

bewarna

konsentrasi semakin

Sesudah

cepat laju reaksi.

-larutan Na₂S₂O₃ + HCl : keruh agak kekuningan t1 : 1 menit 12 detik - larutan Na₂S₂O₃ + HCl + aquades 10ml , 15 ml dan 25 ml t2 : 2 menit 35 detik t3: 4 menit 25 detik t4: 5 menit 57 detik

2. Pengaruh luas permukaan sentuhan pada laju reaksi (Reaksi antara CaCO3 dan HCl)

10 ml HCl 1M 10 ml HCl 1M - Dimasukan dalam labu A - Balon diisi butiran CaCO3 dan dipasangkan dalam labu - Dihitung waktu yang diperlukan untuk balon terisi dengan gas CO2

Dibandingkan

- Dimasukan dalam labu B - Balon diisi CaCO3 yang digerus dan dipasangkan dalam labu - Dihitung waktu yang diperlukan untuk balon terisi dengan gas CO2

Sebelum

CaCO₃ (s) + 2HCl (aq)

Dalam percobaan

- larutan HCl : tidak

→ CaCl₂ (aq) + CO₂

kedua luas permukaan

bewarna

(g)

Waktu

reaksi. Semakin besar

bewarna putih

luas permukaan

- Balon : tidak ada

semakin cepat laju

volume

reaksinya

Sesudah -larutan HCl + CaCO₃ menjadi keruh - Balon berisi gas CO2

-Serbuk CaCO₃ : 9 detik

Balon mengembang

mempengaruhi laju

- CaCO₃ : kristal

Waktu yang diutuhkan:

Waktu

+ H₂O(l)

-Kristal CaCO₃ : 9 menit 18 detik

A

- KMnO4

Sebelum 10 tetes H2C2O4 - Diencerkan sampai 5mL

- larutan H₂C₂O₄: tidak  bewarna

K+

(aq)+

+

H2O Dalam percobaan

MnO4- ketiga suhu

+H2O(l)

reaksi. Semakin tinggi

- larutan H₂SO₄ l: tidak Larutan A

-

B

-2 KMnO₄ (aq) + 5

bewarna Aquades

:

tidak H₂SO₄ (aq) + 3

bewarna 10 tetes KMnO4 - Diencerkan sampai 5mL

-Larutan KMnO₄ bewarna ungu

Sesudah 6 tetes Larutan A - Dimasukan dalam labu reaksi - (+) 6 tetes H2SO4 0,5M - Dicatat suhunya - Dijalankan stopwatch saat ditambah 3 tetes larutan B dan berhenti saat warna hilang

- 6 tetes larutan H₂C₂O₄+6 tetes larutan H₂SO₄ + 3 tetes larutan KMnO₄ T1: 32oC t1 : 38 detik T2 : 35 oC t2 : 27 detik

Waktu

H₂C₂O₄ (aq) → : K₂SO₄ (aq) + 10 CO₂ (s)

+ 6 H₂O (l) + 2

MnSO₄ (aq)

Larutan B

T3:40 oC t3: 20 detik

mempengaruhi laju

suhu semakin cepat laju reaksinya

T4: 45 oC 6 tetes Larutan A

t4: 18 detik T5 :50 oC

- Dimasukan dalam labu reaksi - (+) 6 tetes H2SO4 0,5M - Dipanaskan dalam penangas air sampai 45oC - Dijalankan stopwatch saat ditambah 3 tetes larutan B dan berhenti saat warna hilang Waktu

6 tetes Larutan A

- Dimasukan dalam labu reaksi - (+) 6 tetes H2SO4 0,5M - Dipanaskan dalam penangas air sampai 40oC - Dijalankan stopwatch saat ditambah 3 tetes larutan B dan berhenti saat warna hilang Waktu

t5: 14 detik

6 tetes Larutan A - Dimasukan dalam labu reaksi - (+) 6 tetes H2SO4 0,5M - Dipanaskan dalam penangas air sampai 35oC - Dijalankan stopwatch saat ditambah 3 tetes larutan B dan berhenti saat warna hilang Waktu 6 tetes Larutan A - Dimasukan dalam labu reaksi - (+) 6 tetes H2SO4 0,5M - Dipanaskan dalam penangas air sampai 35oC - Dijalankan stopwatch saat ditambah 3 tetes larutan B dan berhenti saat warna hilang Waktu

2 KMnO₄ (aq) + 5 - larutan KMnO₄ : H₂SO₄ (aq) + 3 H₂C₂O₄ → (aq) bewarna ungu K₂SO₄ (aq) + 10 CO₂ - larutan H₂C₂O₄: tidak (s) + 6 H₂O (l) + 2 MnSO₄ (aq) bewarna

Pada percobaan

-

dengan tabung A

Sebelum Pengaruh Katalis 10 tetes larutan KMnO4 - Diencerkan sampai 10 mL Larutan encer KMnO4 2 tetes H2C2O4

2 tetes H2C2O4

- (+) 2 tetes H2SO4 - (+) 1 tetes larutan encer KmnO4 - Dijalankan stopwatch saat ditambahkan KMnO4 dan berhenti saat warna berubah - Dilanjutkan ditambahkan KMnO4 sampai warna permanganat menghilang

- (+) 2 tetes H2SO4 - (+) MnSO4 1 tetes - (+) 1 tetes larutan encer KmnO4 - Dijalankan stopwatch saat ditambahkan KMnO4 dan berhenti saat warna berubah - Dilanjutkan ditambahkan KMnO4 sampai warna permanganat menghilang

Aquades

:

tidak

Warna permanganat hilang

mempercepat laju reaksi. Dibuktikan

tanpa katalis waktu

-larutan H₂SO₄ : tidak

yang dibutuhkan

bewarna

untuk bereaksi lebih

-larutan MnSO₄ : tidak

lama daripada tabung

bewarna

B yang menggunakan katalis

Sesudah TANPA KATALIS -2 tetes larutan H₂C₂O₄+2 tetes larutan H₂SO₄ + 1

Waktu

adalah untuk

bewarna

tetes larutan KMnO₄ Waktu

keempat peran katalis

t1 :3.41 menit t2:2.25 menit t3: 1.15 menit

MENGGUNAKAN KATALIS - 2 tetes larutan H₂C₂O₄+2 tetes larutan H₂SO₄ +MnSO4 1 tetes + 1 tetes larutan KMnO₄ t1 : 8 detik t2 : 6 detik t3 : 4 detik

D. Analisis Pada percobaan pertama, pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi. Sebelum percobaan dilakukan langkah pertama adalah membersihkan alat-alat yang akan digunakan. Setelah benar-benar bersih, disiapkan 4 gelas kimia yang sudah diberi label A, B, C dan D. Kemudian diambil larutan Na2S2O31 M (tidak berwarna) sebanyak 20 ml kedalam gelas kimia. . Setelah itu diambil larutan dengan pipet kemudian ukur dengan gelas ukur hingga diperoleh ukuran 5 mL. Kemudian masing-masing gelas kimia diisi 5 ml Na2S2O31 M (tidak berwarna). Pada gelas B, C, dan D, masing-masing ditambah aquades sebanyak 10 mL, 15 mL dan 25 mL, yang telah diukur dengan gelas ukur. Lalu selanjutnya masing masing tabung reaksi digoyang goyang hingga terjadi pencampuran yang sempurna. Kemudian ditambahkan 5mL HCl 1M kedalam masing masing gelas kimia disertai dengan perjalanan stopwatch, dan gelas kimia tersebut diletakkan diatas tanda X lalu kemudian digoyang-goyang sampai homogen, stopwatch akan dihentikan saat terjadi kekeruhan dan tanda X tidak terlihat lagi. Konsentrasi (M) 1 0,5 0,33 0,20

t (s) 72 155 265 357

1/t (s) 0,0138 0,0064 0,0037 0,0028

Pada percobaan ke dua langkah pertama yakni menyiapkan alat dan bahan yang sebelumnya sudah dibersihkan. Selanjutnya disiapkan 2 buah labu erlemeyer yang masing masing berisi larutan HCl 1M sebanyak 10mL. Lalu selanjutnya menyiapkan 2 buah balon dimana balon pertama berisi 4 butiran marmer dan balon kedua berisi 4 butir marmer yang sebelumnya sudah dihaluskan. Kemudian masing masing balon tersebut dipasangkan di labu erlemeyer. Dihitung waktu yang diperlukan dengan stopwatch tepat saat marmer jatuh ke dalam labu erlemeyer hingga balon berisi gas karbon dioksida dan balon bisa berdiri tegak. Untuk butiran marmer yang tidak digerus t: 9 menit 8 detik sedangkan untuk batu marmer yang digerus hanya membutuhkan t: 9 detik Pada percobaan ketiga langkah pertama adalah menyiapkan alat dan bahan yang sudah dibersihkan terlebih dahulu. Langkah selanjutnya yakni pengenceran 10 tetes C2H2O4 dengan cara ditambahkan 5mL aquades dan diberi label larutan A.

Dilanjutkan dengan pengenceran 10 tetes KMnO4 dengan cara ditambahkan 5mL aquades dan diberi label Larutan B. Kemudian menyiapkan 4 buah tabung reaksi yang masing masing tabung reaksi berisi 6tetes Larutan A dan 6tetes larutan H2SO4 0,5 M. Tabung pertama diukur suhunya dan dicatat sebagai suhu awal (T1). Untuk tabung 2,3,4 dan 5 dipanaskan sampai suhunya berubah menjadi 50oC, 45 oC, 40 oC dan 35 oC. Lalu ditambahkan 3 tetes larutan B kedalam masing masing tabung yang telah diukur suhunya. Kemudian dicatat waktu yang diperlukan sampai warna hilang atau larutan menjadi tidak berwarna. Temperatur (0C) 32 35 40 45 50

t (menit) 38 27 20 18 14

1/t (menit) 0,026 0,037 0,050 0,055 0,071

Pada percobaan keempat yakni poengaruh katalis pada laju reaksi, langkah pertama yakni mengencerkan 10 tetes larutan KMnO4 dengan cara ditambahkan 10mL aquades. Selanjutnya yakni disiapkan 2 tabung reaksi yang masing masing berisi 2 tetes C2H2O4 dan 2 tetes H2SO4. Di tabung pertama ditambahkan larutan MnSO4 sebagai katalis. Selanjutnya ditambahkan 1 tetes larutan encer KMnO4 ke dalam masing masing tabung dengan disertai perjalanan stopwatch, kemudian stopwatch dihentikan tepat saat warna permanganat hilang. Penambahan larutan encer KMnO4 dilakukan seanyak 3x. - Menggunakan Katalis Tabung 1 2 3

t (s) 8 6 4

1/t (s) 0,125 0,133 0,25

-Tidak Menggunakan Katalis Tabung 1 2 3

t (s) 221 145 75

1/t (s) 0,0045 0,0068 0,013

E. Pembahasan Laju reaksi adalah perubahan konsentrasi per satuan waktu. Simbol laju reaksi adalah R atau lebih tepatnya 1/t karena ditakutkan rancu dengan simbol jari-jari. Laju reaksi merupakan besaran skalar.

Percobaan pertama, laju reaksi dipengaruhi oleh konsentrasi. Semakin besar konsentrasi semakin cepat laju reaksinya. Artinya, semakin pekat larutan atau semakin banyak partikelnya maka semakin efektif tumbukannya dan laju reaksi juga semakin cepat. Pada percobaan pertama dihasilkan larutan agak kekuningan dan berbau, warna kuning ini didapat dari senyawa sulfur dan gas yang dihasilkan adalah gas SO2. Konsentrasi beranding lurus dengan laju reaksi dapat dilihat dari persamaan rumus R: k [A]x [B]y

Percobaan kedua, gas yang dihasilkan adalah gas CO2. Semakin besar luas permukaan semakin cepat laju reaksinya. Artinya luas permukaan adalah bidang sentuhnya jadi semakin banyak bidang sentuh semakin banyak tumbukan yang dihasilkan dan laju reaksinya semakin cepat.

Percobaan ketiga, semakin besar suhu semakin besar laju reaksinya. Semakin tinggi suhu larutan semakin cepat gerak partikelnya jadi tumbukan yang dihasilkan semakin efektif dan laju reaksi semakin cepat. Hubungan suhu dengan laju reaksi adalah dari penjabaran rumus K : ln , pada percobaan ini dipengaruhi energi kinetik dan energi aktifasi, energi kinetik lebih besar karena gerak partikelnya semakin cepat daripada energi aktifasi.

Percobaan keempat, penambahan katalis mempercepat laju reaksi, katalis ikut bereaksi namun pada akhirnya terbentuk kembali. Katalis mencari jalan lain untuk mempercepat laju reaksi dengan cara menurunkan energi aktifasi. Fungsi H2SO4 untuk memberikan suasana asam pada reaksi, agar ion Mn dari KMnO4 terikat dengan ion SO4 yang dibawa H2SO4. Warna larutan ungu menjadi tidak bewarna karena warna larutan ungu berasal dari KMnO4 dan berubah menjadi hasil produk larutan tidak bewarna MnSO4. Katalis yang digunakan pada percobaan ini adalah katalis homogen, karena katalis yang digunakan sama dengan produk yang akan dihasilkan

F. Kesimpulan G. Jawab Pertanyaan H. Daftar Pustaka Chang, R. (2005). Kimia Dasar Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga. Petrucci, R, H, dan Achmadi, S. 1996. Kimia Dasar (vol 1). Jakarta: Erlangga. Hadyana, K. (1992). Kimia Untuk Universitas. Bandung: Erlangga. Sugiarto, B. (t.thn.). Kimia Dasar II. Surabaya: Unipress. Susilowati, E. (Kimia 3). 2012. Jakarta: Global.

I. Lampiran

Related Documents

Laju Reaksi
May 2020 35
Laju Reaksi
June 2020 30
Laju Reaksi.docx
April 2020 11
Laju Reaksi
April 2020 28

More Documents from "arlina"