Kutu Busuk.docx

  • Uploaded by: efendirahim
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Kutu Busuk.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,870
  • Pages: 17
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perjuangan manusia melawan gangguan hama sudah dimulai semenjak ia tercipta di muka bumi ini. Sebagian hama menyerang manusia dan hewan ternak baik secara langsung dengan menghisap darahnya, maupun tidak langsung sebagai penular berbagai jenis penyakit atau sebagai pengganggu dengan caranya menempel pada inangnya sehingga menimbulkan gangguan fisik maupun psikis pada inangnya. Beberapa jenis hama diantaranya yaitu lalat, nyamuk, kutu, pinjal, caplak, tungau dan lain-lain. Kutu

adalah

serangga

yang

sangat

mengganggu

manusia

karena menghisap darah. Kutu juga bisa menjadi vektor penyakit. Di Indonesia, sampai akhir tahun 1970an, permasalahan kutu banyak ditemukan di rumah, gedung pertunjukan, hotel atau tempat lainnya dimana manusia tidur atau duduk. Tetapi karena keberhasilan pengendalian dengan insektisida, kutu busuk hampir dapat dikendalikan secara penuh, dan hampir tidak ada informasi tentang serangan kutu busuk dalam kurun waktu 19802000. Tetapi akhir-akhir ini, terutama dalam 3-5 tahun terakhir, kutu busuk mulai menjadi masalah, banyak ditemukan di hotel berbintang, losmen asrama, dan sedikit di rumah tinggal. Sebenarnya permasalahan yang mulai terjadi di Indonesia tidak separah permasalahan yang sudah terjadi di banyak negara di Eropa, Amerika Serikat, Canada, dan Australia bahkan Malaysia dan Singapura mulai melaporkan adanya permasalahan dengan kutu busuk. Di AS, misalnya pada tahun 2007 dilaporkan telah terjadi peledakan populasi (out breaks) kutu busuk di 50 negara bagian. Munculnya kembali kutu busuk, merupakan salah satu misteri dalam Entomologi, mengingat serangga penghisap darah ini hampir tidak muncul untuk jangka waktu puluhan tahun. Walaupun demikian, adalah fakta bahwa dengan adanya globalisasi, orang dan barang dapat dengan mudah berpindah dari satu tempat/negara ke tempat/negara lainnya. Mobilitas ini turut memberikan kontribusi terhadap penyebaran kutu busuk ini ke seluruh dunia.

1

1.2 Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan kutu busuk ? 2. Apa saja dampak negative dari kutu busuk ? 1.3 Tujuan Praktikum Mahasiswa dapat mengetahui morfologi dan perbedaan kutu busuk jantan dan kutu busuk betina 1.4 Manfaat Praktikum Mahasiswa dapat mengetahui perbedaan kutu busuk jantan dan betina serta dampak negative bagi kesehatan.

2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Cimex lectularius (kutu busuk) Kutu busuk adalah salah satu insekta yang termasuk dalam ordo Hemiptera yaitu salah satu jenis serangga yang mengalami metamorfosis tidak sempurna, serta tidak mempunyai sayap. Umumnya binatang ini hidup dari menghisap darah korbannya yaitu manusia atau hewan. Kutu busuk merupakan serangga kecil dan merupakan hewan nocturnal hematophagous. (Leilya Irwanti, 2014) Genus dan spesies kutu busuk pada umumnya bisa beradaptasi dengan baik di lingkungan manusia. Hewan tersebut dapat ditemukan di daerah iklim di seluruh dunia dan sudah dikenal sejak zaman pra-sejarah. Spesies lainnya termasuk cimex hemipterus, ditemukan di wilayah tropis (termasuk Florida), yang

juga

mengganggu

unggas

dan

kelelawar

dan septocimex

baveli ditemukan di wilayah tropis, Afrika Barat dan Amerika Selatan yang mengganggu

kelelawar

pipistrella utamanya

dan

manusia. Cimex

menyerang

kelelawar,

polasellus

dan

cimex

sedangkan haemotosiphon

inodora, spesies dari Amerika Utara, memangsa unggas. (Leilya Irwanti, 2014) 2.2 Kalisifikasi Cimex lectularius (kutu busuk) Kingdom : Animalia Filum

: Arthropoda

Class

: Insecta

Ordo

: Hemiptera

Family

: Cimicidae

Genus

: Cimex

Spesies

: Cimex lectularius (Arlina, 2018)

2.3 Ciri-ciri Cimex lectularius (kutu busuk) 1. Family Cimicidae ini tidak bersayap, hanya tampak sisa sayap depan. 2. Gigitan Cimex menimbulkan bekas berwarna merah disertai rasa gatal di daerah gigitan (urticaria)

3

3. Family Cimicidae disebut kutu busukkarna mereka dapat megeluarkan bau yang khas dan banyak terdapat di celah celah kasur/ tempat tidur. 4. Bertindak sebagai vector pasteurella tularensis yang menyebabkan penyakit Tularemia. 5. Vektor biologis dan mekanis dari virus Hepatitis B. 2.4 Morfologi Cimex lectularius (kutu busuk) Kutu busuk, tubuhnya berbentuk oval, pipih, dorsoventral, berukuran 4-6 mm, dan berwarna coklat kekuningan atau coklat gelap. Bersegmen terdiri atas kepala, thorax, dan abdomen berwarna kunng coklat pada larva dan coklat merah pada imago. Cimex betina sedikit lebih besar daripada jantan. Hidup pada sela-sela perabot rumah tangga seperti kursi, tempat tidur, dan pada sela-sela dinding. Pada sarang burung waletjuga ada, hanya spesiesnya berbeda, kandang ayam juga da kemungkinan merupakan habitatnya. Penyebarannya cukup luas, banyak didaerha tropic. Menghisap darah pada malam hari atau di ruang gelap pada siang hari (gedung bioskop). Mempunyai bau khas (busuk) sehingga disebut kutu busuk. (Jumar,2000)

Pada cimex di bagi menjadi tiga bagian yaitu bagian kepala, bagian torakx dan bagian abdomen yaitu: 1. Bagian Kepala Pada bagian kepala terdapat sepasang antenna bersegmen empat buah, sepasang mata faset dan proboscis berbentuk penusuk dan penghisap, jika tidak di gunakan bisa dilipat ke bagian ventral. Terdiri atas segmen-

4

segmen, terdapat alat-alat mandibula, maxilla, labial groove, labium, labrum epifaring, akar mandible dan maxilla. (Natadisatra, 2005)

2. Bagian thorax Terdiri dari prosternum, mesosternum, metasternum, mesopleuron dan hemelytra. Terdapat 3 pasang kaki, terdiri atas coxa, trochanter,femur, tibia, tarsus, kuku. Thorax segmen terakhir terdpat stink glands yang bermuara pada coxa kaki terakhir. Stink glands adalah cirri khas bau kutu busuk (cimex) (Natadisastra dan Djaenudin, 2005) 3. Bagian abdomen Bentuknya pipih dan melebr. abdomennya terdiri atas 9 ruas yang jelas. Hewan jantan dan betina dibedakan pada segmen terakhir. Hewan betina segmen terakhir bilateral simetris (ada organ berlese) pada segmen ke-8 terdapat gonopodia, sedangkan pada jantan berssegmen abdomen terkhir (ke-9) asimetris, karena adanya adeagus. Seluruh tubuhnya tertutup oleh rambut-rambut kasar (seta) dan beberapa rambut halus. Tibia kaki panjang dan tarsinya mempunyai tiga ruas. Kutu busuk dewasa mempunyai sepasang kelenjar bau di ventral toraks, dan yang muda mempunyai kelenjar serupa di dorsal abdomen. Labrumnya kecil dan tidak dapat digerakkan. Labium membentuk suatu tabung yang terdiri atas 4 ruas, dan mengandung stilet maksila

dan

mandibula

yang

berguna

untuk

menusuk

dan

mengisap. (Natadisastra dan Djaenudin, 2005)

5

2.5 Siklus hidup Cimex lectularius (kutu busuk) Tiga tahapan siklus hidup kutu busuk yaitu telur, nimpa dan dewasa, yang sering diebut juga metamorfosis tidak sempurna. Biasanya memiliki penampilan yang sama dengan induknya, namun ukuranya lebih kecil dan tidak bersayap. Fase anakan dikenal dengan nama nimfa. Nimfa ini kemudian melakukan pergantian kulit berkali-kali hingga akhirnya menjadi dewasa tanpa melalui fase kepompong. Dengan kata lain melalui tahap : telur nimfa dewasa.

Kutu busuk bertelur 1-5 butir sehari selama 2-10 bulan sampai seluruhnya diletakkan hingga kurang lebih 200 telur. Telur berwarna putih dengan panjang 1 mm dan mempunyai operkulum, Telur disimpan selama 2 bulan per kelompok terdiri dari 10 hingga 50 telur. Telur-telur ini diletakkan pada

6

kasur retak-retak pada tempat tidur, perabot, dinding dan langit langit rumah dll. Dalam waktu 3-14 hari pada suhu 23°C, telur akan menetas menjadi nimfa. Nimfa pertama akan berganti kulit menjadi nimfa ke-2, 3, demikian seterusnya sampai nimfa kemudian berganti kulit lagi menjadi instar terakhir. Banyaknya pergantian kulit berbeda-beda tergantung jenis, makanan dan suhu. Rata-rata antara 5-6 kali pergantian kulit. Nimpa terlihat seperti yang dewasa tetapi lebih kecil. Dari telur menetas menjadi kutu busuk kecil yang kemudian tumbuh menjadi kutu busuk dewasa, sambil mengalami beberapa kali penukaran kulit. Laju perkembangan juga tergantung pada suhu dan makanan. Perkembangan sempurna dari telur menjadi dewasa membutuhkan waktu 5 bulan bahkan lebih, tergantung pada temperatur dan ketersediaannya makanan. Setiap kali akan mengalami penukaran kulit kutu busuk itu harus menghisap darah terlebih dahulu. Kutu busuk dewasa bisa hidup selama 6-12 bulan. Kutu busuk betina tahan hidup tanpa makan darah selama 1 tahun dan juga terhadap suhu rendah (0°C) untuk waktu yang lama. (Tiar, 2014) 2.6 Dampak Negatif Cimex lectularius (kutu busuk) Bagi Kesehatan Serangga parasit dari keluarga Cimicidae adalah spesies yang meminum darah manusia dan hewan berdarah panas lainnya. Kutu busuk senang tinggal di rumah manusia, khususnya pada tempat tidur. Kutu busuk bisa menggigit korbannya tanpa ketahuan. Serangga parasit ini bisa menimbulkan penyakit ruam-ruam, efek psikologis, anemia dan gejala alergi. (Tiar, 2014) Menurut Studi epidemiologi dan eksperimental hepatitis B dapat ditemukan dengan serangga penghisap darah, seperti nyamuk, kutu busuk gigitan. Ditularkan melalui gigitan serangga pengisap darah ataupun kutu busuk. Kutu busuk dapat menularkan penyakit hepatitis B ketika mereka menggigit penderita dan menghisap darah pada host yang sudah memiliki virus hepatitis / penderita penyakit hepatitis, kemudian kutu busuk tersebut berpindah lagi pada objek lain dan langsung mengisap darah kembali. Pada saat menghisap darah, mulut bekas menghisap darah penderita hepatitis B tadi akan masuk ke dalam jaringan kulit manusia dan virus yang ada di dalamnya akan menyebar dan bercampur dengan darah orang lain yang sehat. (Tiar, 2014)

7

2.7 Gejala Klinik Sampai sekarang tidak ada bukti-bukti bahwa kutu busuk berfungsi sebagai

vektor

transmisi

penyakit-penyakit

manusia.

Kutu

busuk

mengganggu kesenangan manusia karena menggigit dan menghisap darah manusia. Kutu busuk paling suka darah manusia, tetapi kadang-kadang juga menghisap darah ayam, unggas lainnya, tikus, binatang-binatang lain. Mereka hisap darah untuk makanan mereka. Ada orang yang sangat sensitif terhadap gigitan kutu busuk, tempat yang digigit menjadi merah, bengkak dun gatal, ini disebut sebagai penyakit ruam-ruam. Tetapi ada juga orang-orang yang seolah-olah tidak merasa apa apa kalau digigit oleh kutu busuk. Kutu busuk mempunyai kebiasaan untuk degaekasi segara sehabis menghisap darah. Tempat gigitan yang menjadi gatal digaruk-garuk dan faeces kutu busuk terdorong masuk kedalam luka bekas gigitan, tetapi dengan cara ini tidak ada penularan penyakit. (Mila Pilomonu. 2014) 2.8 Diagnosis Gigitan kutu busuk sebenarnya tidak menyakitkan karena air liur meraka mengandung zat anestesi. Akan tetapi adanya antikoagulan atau kandungan pengencer darah dalam air liur kutu busuk menyebabkan sebagian orang mengembangkan reaksi alergi pada kulitnya. Reaksi ini sebenarnya bervariasi di masing-masing orang, bisa ringan atau bahkan berat. Hal ini tergantung dari beberapa faktor, misalnya kekebalan individu yang bersangkutan. Beberapa saat setelah digigit kutu busuk, kulit akan menjadi gatal dan timbul bentol yang memerah, dan bahkan lecet. Dijelaskan dr Chan Chew Yuin, dermatolog di Dermatology Associates di Gleneagles Medical Centre, gigitan kutu busuk umumnya muncul di bagian tubuh yang terbuka,seperti wajah, leher, lengan dan kaki. Gigitan kutu busuk bisa jadi infeksi apabila orang yang digigit menggaruk berlebihan hingga menjadi luka. Meski luka bisa sembuh, namun bisa jadi meninggalkan jaringan kulit atau terjadi peningkatan pigmentasi kulit sehigga muncul tanda hitam di bekas bentolan itu. (Mila Pilomonu. 2014)

8

2.9 Pengendalian Cimex lectularius (kutu busuk) Cara pengendalian yang paling penting adalah menjaga kebersihan lingkungandengan memelihara kebersihan tempat tinggal. Kutu busuk dapat berpindah dengan mudah tanpa diketahui dari satu tempat ke tempat lainnya, terutama melalui telur yang menempel di pakaian, sprei, koper, barangbarang bekas, dan lain sebagainya. (Tiar, 2014) 1. Secara teknis : Bila ditemukan masalah kutu busuk sebelum dilakukan pemeriksaan oleh ahli dan belum dilakukan upaya pengendalian, maka yang harus dilakukan adalah : a. Bila terjadi di kamar hotel, rumah, asrama, jangan memindahkan barang apapun dari kamar, bila hal ini dilakukan. kutu busuk akan mudah menyebar ke tempat lain. Setelah pemeriksaan oleh ahli dilakukan, semua seprei, gorden dan pakaian yang ada harus dikeluarkan (termasuk tempat tidur, jangan memindahkan tempat tidur ke gudang, apalagi memindahkan ke kamar lain, karena akan menyebarkan kutu busuk ke tempat lain). Barang-barang tersebut harus diperiksa dengan teliti sebelum dipindahkan ke tempat lain, terlebih dahulu dimasukkan ke kantong plastik dan ditutup erat-erat. b. Dengan cara penjemuran, misalnya menjemur kursi, sofa, kasur dan lain-lain. c. Menyedot serangga, pengobatan panas atau membungkus kasur. 2. Secara kimiawi : Menggunakan repellent, obat nyamuk bakar, insektisida, pestisida, jaring nyamuk yang digunakan bersama dangan insektisida pyrethroid sangat efektif dalam menangkis, dan membunuh kutu busuk dan generator asap yang mengandung pyrethroid insektisida. Pengendalian dengan kimiawi ini perlu diulang (biasanya hanya membunuh nimfa dan dewasa) sampai semua telur kutu busuk yang ada menetas dan terkena insektisida dan mati. Tetapi pilihan penggunaan pestisida untuk pengendalian amat terbatas, karena dari beberapa

9

penelitian yang dilaporkan menunjukkan banyak kutu busuk yang sudah resisten (misalnya terhadap DDT, organofosfat dan karbamat). Insektisida Para propoxur karbamat sangat beracun untuk kutu busuk, namun di Amerika Serikat Environtmental Protection Agency (EPA) telah enggan menyetujui seperti penggunaan indoor karena potensi toksisitas untuk anak – anak setelah paparan kronis. 3. Secara Biologi Dengan ditemukannya musuh-musuh alam kutu busuk, misalnya kecoak, semut, laba – laba (terutama Thanatus flavidus), tungau dan kelabang ataupun binatang yang dikenal dengan nama Reduvius personatus dapat mengurangi populasi kutu busuk, namun pengendalian biologis sangat tidak praktis untuk menghilangkan kutu busuk di lingkungan tempat tinggal manusia. 4. Fisika atau Mekanik termasuk kebersihan Dengan menjaga kebersihan lingkungan, misalnya dengan memelihara kebersihan tempat tinggal. Pengendalian kutu busuk sering memerlukan kombinasi pendekatan pestisida dan non – pestisida. Hal ini karena perlawanan terhadap pestisida telah meningkat secara signifikan dari waktu ke waktu sehingga ada kekhawatiran efek negatif terhadap kesehata dari penggunaan pestisida. (Tiar, 2014) 2.10 Pengobatan 1. Krim steroid dan antihistamin oral dapat membantu mengurangi gatal dan reaksi kulit lainnya. Antibiotik topikal atau oral dapat digunakan untuk mengobati infeksi kulit," saran dr Chan Chew Yuin. 2. Pigmentasi kulit dapat diatasi dengan tabir surya, krim pemutih, seperti tretinoin dan hydroquinone, dan terapi laser. Penampilan bekas luka bisa membaik seiring dengan waktu. Solusi jangka panjang adalah dengan membasmi kutu busuk. Anda bisa mencari bantuan dari perusahaan pengendali hama berlisensi," tutur dr Chan 3. Menggunakan minyak esensial teh atau minyak kemangi. MInyak teh atau tea tree oil ini anda gunakan untuk menghentikan dan mengatasi rasa gatal

10

akibat gigitan kutu busuk. MInyak ini bisa bermanfaat sebagai disinfektan alami. Minyak kemangi juga bisa anda manfaatkan untuk menghentikan rasa gatal akibat gigitan kutu busuk ini 4. Menggunakan baking soda. Baking soda yang dicampurkan dengan air bisa bermanfaat untuk mengatasi rasa gatal yang disebabkan oleh gigitan kutu busuk. 5. Menggunakan obat antihistamin. Obat ini bisa meneghentikan alergi dan rasa gatal-gatal pada kulit. Pastikan anda menggunakan antihistamin ini sesuai dengan aturan yang tertulis pada kemasannya. (Mila Pilomonu. 2014)

11

BAB III METODE PRAKTIKUM 3.1 Alat Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu mikroskop, dispo, objek glass dan tisu. 3.2 Bahan Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu larutan kloroform dan sampel kutu busuk. 3.3 Prosedur Kerja 1. Siapkan alat dan bahan yang akan di gunakan. 2. Bius kutu kepala dengan larutan klorofom menggunakan dispo. 3. Letakan di atas objek glas dan lakukan pengamatan menggunakan mikroskop dengan perbesaran 10 x dan 40 x.

12

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Adapun hasil yang di dapatkan pada saat melakukan pengamatan sabagai berikut : Gambar

Keterangan

dari hasil pengamatan kutu busuk jantan ciri-cirinya yaitu memiliki ukuran tubuh lebih kecil dari betina pada pagian abdomen terdapat rambutrambut halus lebih banyak.

4.2 Pembahasan Kutu busuk adalah salah satu insekta yang termasuk dalam ordo Hemiptera yaitu salah satu jenis serangga yang mengalami metamorfosis tidak sempurna, serta tidak mempunyai sayap. Umumnya binatang ini hidup dari menghisap darah korbannya yaitu manusia atau hewan. Pada praktikum ini kami melakukan pengamatan mengenai perbedaan kutu busuk jantan dan kutu busuk btina. Perbedaan jantan dan betina tampak pada bentuk abdomen jantan memiliki rambut-rambut halus yang lebih banyak dan memiliki ukuran tubuh agak kecil. Sedangkan betina memiliki rambut-rambut halus yang sedikit dan ukuran tubuhnya lebih besar dari jantan.

13

Morfologi kutu busuk berukuran 4-5,5 mm. bentuk badanya oval, pipih. Bersegmen terdiri atas kepala, thorak dan abdomen, berwarna kuning coklat pada larva dan merah pada imago. Cimex betina lebih sedikit besar dari pada cimex jantan dan tidak memiliki sayap. Hidupnya pada sela-sela paerabot rumah tangga seperti kursi, tempat tidur, juga terdapat pada sela-sela dinding rumah. Dalam siklus hidup kutu busuk yaitu telur, nimpa dan dewasa, yang sering diebut juga metamorfosis tidak sempurna. Telur akan menetas kurung waktu 3-14 hari menjadi nimfa. Nimpa terlihat seperti yang dewasa tetapi lebih kecil, Nimfa ini kemudian melakukan pergantian kulit berkali-kali hingga akhirnya menjadi dewasa. Kutu busuk juga memiliki dampak negative bagi kesehatan yaitu menyebabkan infeksi sekunder akibat garukan di daerah yang digigit kutu busuk mengakibatkan anemia pada anak-anak, efek psikologis, dan gejala alergi. Kutu busuk dapat menularkan penyakit hepatitis B ketika mereka menggigit penderita dan menghisap darah pada host yang sudah memiliki virus hepatitis / penderita penyakit hepatitis, kemudian kutu busuk tersebut berpindah lagi pada objek lain dan langsung mengisap darah kembali. Pada saat menghisap darah, mulut bekas menghisap darah penderita hepatitis B tadi akan masuk ke dalam jaringan kulit manusia dan virus yang ada di dalamnya akan menyebar dan bercampur dengan darah orang lain yang sehat. Para ilmuwan

menemukan

bahwa

binatang

pengisap

darah

itu

juga

menyembunyikan bakteri resistan antibiotik, atau disebut superbug. Cara pengendalian yakni dengan menjaga kebersihan lingkungan dengan memelihara kebersihan tempat tinggal. Kutu busuk dapat berpindah dengan mudah tanpa diketahui dari satu tempat ke tempat lainnya, terutama melalui telur yang menempel di pakaian, sprei, koper, barang-barang bekas, dan lain sebagainya. Seperti : 1. Secara teknis 2. Secara kimiawi 3. Secara biologi 4. Secara fisikan atau mekanik

14

15

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan kutu busuk adalah serangga parasit dari keluarga Cimicidae yang tergolong sebagai spesies yang meminum darah manusia dan hewan berdarah panas lainnya. Berwarna coklat kekuningan sampai coklat tua, mengalami silkus hidup dari telur nimfa (terjadi beberapa kali pergantian kulit) hingga menjadi kutu busuk dewasa, kutu busuk dapat bertahan hidup selama 6-12 bulan dan dapat hidup tanpa mengisap darah sampai 4 bulan. Kutu busuk senang tinggal di rumah manusia, khususnya pada tempat tidur. Dampak negative Kutu busuk bagi kesehatan dapat menyebabkan penyakit ruam-ruam, efek psikologis, anemia dan gejala alergi dan juga dapat menularkan penyakit hepatitis B. 5.2 Saran Sebaiknya pada saat melakukan pengamatan pada kutu busuk harus berhati-hati agar tidak sampai terkena gigitannya karena dapat menyebabkan penyakit.

16

DAFTAR PUSTAKA Arlina, 2018. Makalah Tentang Family Cimicidae Kutu Busuk/Bed Bugs Cimex. https://www.punyawawasan.com/2018/05/family-cimicidae-kutu-busukbedbugs.html# diakses pada 19 oktobert 2018 Jumar. 2000. Entomologi Pertanian. Jakarta : Rineka cipta Leilya Irwanti, 2014. Pengendalian Vektor Kutu Busuk. (online) http://leilyairwanti.blogspot.com/2014/05/pengendalian-vektor-kutu-busuk.html diakses pada 19 oktobert 2018 Mila

Pilomonu.

2014.

Makalah

kutu.

(online)

http://pilomonuanakes.blogspot.com/2014/10/makalah-tentang-kutu.html diakses pada 21 oktobert 2018 Natadisastra dan Djaenudin, 2005, Parasitologi Kedokteran. Jakarta : EGC Tiar, 2014. Makalah Kutu Busuk. (online) http://diskusikutubusuk.blogspot.com/ diakses pada 19 oktobert 2018

17

Related Documents

Kutu Pintar
December 2019 31
Kutu Mia
November 2019 26
Kutu Busuk.docx
June 2020 6
Kutu Lepak
June 2020 21
Kutu Putih.docx
November 2019 10
Kutu Parasit.docx
July 2020 8

More Documents from "RickyRicardoSandyPutra"