Kusta New.pptx

  • Uploaded by: Novriza Mestika
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Kusta New.pptx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,087
  • Pages: 44
Kusta

- dr. Satria Yanis, Sp.KK -

Kusta –Sinonim: LEPRA = MORBUS HANSEN

–Definisi: merupakan penyakit infeksi kronik dan penyebabnya mycobacterium leprae yang bersifat intraseluler obligat. Mengenai Saraf perifer, kulit, mukosa tractus respiratorius atas kecuali saraf pusat.

Epidemiologi – Cara penularan: ??? – Anggapan : kontak langsung antar kulit lama dan erat

– Penyebaran  o/ orang yang terinfeksi

– Masa tunas : 40 hr – 40 th

Etiologi dan Patogenesis Mycobacterium leprae - Basil tahan asam

- Positif gram - Ukuran 3 – 8 Um x 0,5 Um - Biakan medium artifisial (-)

Klasifikasi – Ridley & Jopling

: TT, BT, BB, BL dan LL

– Madrid

: Tuberkuloid, Borderline, Lepromatosa

– WHO

: Pausibasiler ~ sedikit basil : TT, BT, I Multibasiler ~ banyak basil : BB, BL, LL

Sifat Lesi - Bentuk

- Jumlah

-

Distribusi Permukaan Batas Anastesia

BTA - Lesi kulit - Sekret hidung Tes Lepromin

Lepromatosa (LL) -Makula -Infiltrat difus -Papul -Nodus Tidak terhitung, tidak ada kulit sehat

Borderline lepromatosa (BL) -Makula -Plakat -Papul

Mid Borderline (BB) -Plakat -Dome shapped (kubah) -Punched-out

Sukar dihitung, masih Dapat dihitung, kulit dan kulit sehat sehat jelas ada

Simetris Halus berkilat Tidak jelas Tidak ada – tidak jelas

Hampir simetris Halus berkilat Agak jelas Tak jelaas

Asimetris Agak kasar, agak berkilat Agak jelas Lebih jelas

Banyak (ada globus) Banyak (ada globus)

Banyak Biasanya negatif

Agak banyak Negatif

Negatif Negatif Biasanya negatif Gambaran klinis, bakteriologik, dan imunologik Kusta Multibasilar (MB)

Sifat Lesi - Bentuk

- Jumlah

Tuberkuloid (TT) -Makula saja; makula dibatasi infiltrat

Satu dapat beberapa

Borderline Tuberkuloid (BT)

Indeterminate (I)

-Makula dibatasi infiltrat; infiltrat saja

-Hanya makula

Beberapa atau satu dengan satelit

Satu atau beberapa

Variasi Halus, agak berkilat Dapat jelas atau tidak jelas Tak ada sampai tidak jelas

- Distribusi - Permukaan - Batas

Asimetris Kering bersisik Jelas

Masih asimetris Kering bersisik Jelas

- Anastesia

Jelas

Jelas

BTA - Lesi kulit

Hampir selalu negatif

Negatif atau hanya 1+

Tes Lepromin

Positif kuat (3+)

Positif lemah

Biasanya negatif

Dapat positif lemah atau negatif Gambaran klinis, bakteriologik, dan imunologik Kusta Pausibasilar (PB)

Menurut WHO (1995)

1. Lesi kulit (makula datar, papul yang meninggi, nodus)

2. Kerusakan saraf (menyebabkan hilangnya sensasi/kelemahan otot yang dipersarafi oleh saraf yang terkena)

PB

MB

• 1-5 lesi • Hipopigmentasi/ eritema • Distribusi tidak simetris • Hilangnya sensasi yang jelas

• > 5 lesi

Hanya satu cabang saraf

Banyak cabang saraf

• Distribusi lebih simetris • Hilangnya sensasi kurang jelas

Bentuk lesi pada lepra

Gambaran Klinis Saraf Perifer • N. fasialis

• N. trigeminus • N. ulnaris • N. medianus

• N. radialis • N. poplitea lateralis • N. tibialis posterior

Pemeriksaan

N. ulnaris

N. medianus

N. Poplitea lateralis

Pemeriksaan N. ulnaris

Pemeriksaan N. Tibialis posterior

Tes motorik (Paresis / Paralisis)

Morbus Hansen KERUSAKAN SARAF

Sensoris

Motoris

Anastesi

paresis/paralisis

Otonom

kulit kering

Kusta Tipe Neural – Lesi kulit tidak ada / tidak pernah ada – Pembesaran saraf 1 atau lebih

– Anastesia dan atau paralisis, atrofi otot – Bakterioskopik (-) – Tes Mitsuda umumnya (+) – Diagnosis sulit  anjuran biopsi saraf

Kusta Histoid

– Variasi lesi tipe lepromatosa

– Klinis : nodus berbatas tegas, keras – Bakterioskopik : positif tinggi

Pemeriksaan Penunjang 1. Pemeriksaan Bakterioskopik – Membantu menegakkan diagnosis

– Pengamatan pengobatan – M. leprae terlihat merah – solid

: batang utuh  hidup

– fragmented : batang terputus  mati

– granular

: butiran  mati

Pemeriksaan Penunjang – Indeks Bakteri: – Kepadatan BTA ( solid + non solid ) pada satu sediaan – Nilai 0 – 6+

– Indeks Morfologi: – Persentase bentuk solid dibandingkan dgn jumlah solid dan non solid

Pemeriksaan Penunjang 2. Pemeriksaan Histopatologik – Untuk memastikan gambaran klinis – Penentuan klasifikasi kusta

3. Pemeriksaan Serologis – Tes ELISA (Enzyme Linked Immuno-sorbent Assay)

– Tes MLPA (Mycobacterium Leprae Particle Aglutination) – Tes ML dipstick (Mycobacterim Leprae dipstick)

Diagnosis Berdasarkan penemuan tanda Kardinal yaitu 1.

Bercak kulit yang mati rasa (total/sebagian) berupa makula atau plak hipopigmentasi/eritematosa

2.

Penebalan saraf tepi, rasa nyeri +/- dan gangguan fungsi saraf +/-

3.

Ditemukan basil tahan asam –

cuping telinga



lesi kulit aktif



biopsi

Diagnosis D/ kusta paling sedikit 1 tanda Kardinal

– Tanda Kardinal (-): – Tersangka kusta – Observasi dan periksa ulang setelah 3 – 6 bln  kusta +/-

Diagnosis Banding Penyakit kusta ~ The Greatest Immitator – Dermatofitosis – Tinea versikolor – Pitiriasis rosea – Pitiriasis alba – Psoriasis – Neurofibromatosis – dll

Pengobatan Multi Drugs Treatment (MDT): • DDS (Diamino Difenil Sulfon)

• Klofazimin (Lamprene) • Rifampisin

Pemberian MDT: • Mencegah dan mengobati resistensi • Memperpendek masa pengobatan • Mempercepat pemutusan mata rantai penularan

Pengobatan MDT Multibasiler (MB) – BB, BLdan LL – atau semua tipe BTA (+)

• Rifampisin 600 mg/bulan • DDS 100 mg/hari • Klofazimin 300 mg/bln diteruskan 50 mg/hari • Diberikan 2 – 3 tahun

bakterioskopik (-)

• Pemeriksaan klinis setiap bulan • Pemeriksaan bakterioskopik setiap 3 bulan

Pengobatan MDT Pausibasiler (PB) – I, TT, dan BT

• Rifampisin 600 mg/bulan • DDS 100 mg/hari • Diberikan 6 – 9 bulan • Pemeriksaan klinis setiap bulan • Pemeriksaan bakterioskopik setelah 6 bulan

Obat Alternatif: – Ofloksasin – Minosiklin – Klaritromisin

Pengobatan MDT Pausibasiler (Lesi tunggal)

– Rifampisin 600 mg – Ofloksasin 400 mg – Minosiklin 100 mg – ROM  diberikan dosis tunggal

Evaluasi Pengobatan Release From Treatment (RFT) : – Penghentian pemberian obat

– Kontrol klinis dan bakterioskopis

Release From Control (RFC) : – Bebas dari pengamatan – Lesi baru (-), BTA (-)

Reaksi Kusta • Suatu keadaan akut pada perjalanan penyakit kusta yg kronik • Penyebab utama kerusakan saraf dan cacat • Dapat terjadi pada awal, selama & setelah terapi • Pembagian: – Reaksi tipe I ~ reversal  hipersensitifitas tipe IV

– Reaksi tipe II ~ ENL  hipersensitifitas tipe III

Perbedaan Reaksi tipe I dan Reaksi tipe II

Perbedaan reaksi ringan dan berat pada Reaksi tipe I dan Reaksi tipe II

Reaksi Lepra

Pengobatan Reaksi Prinsip pengobatan : 1.

Pemberian obat anti reaksi

2.

Istirahat atau imobilisasi

3.

Analgetik, sedatif untuk mengatasi rasa nyeri

4.

MDT diteruskan

Pengobatan Reaksi Pasien sebelum & sesudah pengobatan

Pengobatan Reaksi Reaksi ENL – Ringan  rawat jalan, istirahat

– Berat  rawat inap – Obat : – Prednison 15 – 30 mg/hr  berat/ringan reaksi – Klofazimin 200 – 300 mg/hr

– Thalidomide  teratogenik, di Indonesia (-)

Pengobatan Reaksi Reaksi Reversal • Neuritis (+) • Prednison 15 – 30 mg/hr • Analgetik + sedatif • Anggota gerak yang terkena  istirahatkan Neuritis (-) • Kortikosteroid (-) • Analgetik kalau perlu

Related Documents

Kusta
April 2020 24
Reaksi Kusta
June 2020 17
Kusta 2
May 2020 12
Contoh Kusta
April 2020 17
Kusta New.pptx
June 2020 17
Kusta 1
May 2020 14

More Documents from ""