Kurnia Ika Cahyarani_laporan Akhir Tegangan Permukaan 2-converted.docx

  • Uploaded by: Esron Aje
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Kurnia Ika Cahyarani_laporan Akhir Tegangan Permukaan 2-converted.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,263
  • Pages: 19
TANGGAL PERCOBAAN

: 4 Desember 2017

TANGGAL PENGUMPULAN

: 11 Desember

2017

PRAKTIKUM FISIKA DASAR I SEMESTER 107

TEGANGAN PERMUKAAN 2

NAMA

: KURNIA IKA CAHYARANI

NRM

: 1303617070

KELOMPOK

1

DOSEN PENGAMPU : Dra. WIRDA NILAWATI, M.Si. ASISTEN LABORATORIUM:



Abdul Rahman



Aini Chanifah



Mareti Wulandari



Raisandy Aziz

LAPORAN AWAL

LAPORAN AKHIR

KINERJA

TOTAL

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA 2017

TEGANGAN PERMUKAAN II A. TUJUAN 1. Menentukan tegangan permukaan dengan metode tekanan maksimum gelembung 2. Menentukan tegangan permukaan dengan metode kenaikan kapiler 3. Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi tegangan permukaan 4. Mengetahui konsep tegangan permukaan 5. Menentukan koefisien metode tegangan permukaan

B. TEORI DASAR 1.

Tegangan Permukaan dan Tenaga Permukaan Molekul-molekul zat cair di bagian permukaan mempunyai kohesi lebih besar dibandingkan dengan bagian dalam. Gaya tarik dengan molekul-molekul di udara di atasnya relatif amat kecil. Hal ini menyebabkan sifat istimewa pada permukaan zat cair, yaitu terdapat tegangan permukaan atau tegangan bidang atas. Tegangan permukaan H (lebih tepat disebut koefisien tegangan permukaan) merupakan resultan gaya kohesi pada molekul-molekul lapisan permukaan tiap satuan panjang. Satuan dari H adalah dyne/cm dan N/m. Untuk membawa molekul zat cair dari bagian dalam ke permukaan diperlukan usaha melawan gaya kohesi permukaan zat cair diperlukan suatu usaha. Usaha yang diperlukan untuk menambah luas permukaan tiap satuan luas disebut tenaga permukaan. Tenaga permukaan ini juga diberi simbol H, satuanya erg/cm2 dan Joule/m2 . Besarnya tenagapermukaan sama dengan besamya tegangan permukaan , hanya satuannya yang berbeda.

2.

Tekanan Pada Permukaan Lengkung Permukaan zat cair (bidang batas) yang lengkung ada tambahan tekanan yang berasal dari tegangan pemukaan H. Untuk permukaan lengkung, tekanan

permukaan dirumuskan: 1 1

( r+ r )

P =K +H

1

dimana K adalah tekanan kohesi, r1

2

dan r2 sama dengan jari-jari kedua

kelengkungan utamanya. Harga r positif bila permukaannya cembung. Untuk P yang positif, berarti tekanannya menuju ke dalam cairan. Jika gaya reaksi dari cairan sendiri adalah P', arahnya berlawanan dengan P, maka P nettonya adalah 1 1 ' Pnatto = P -K -H r + r 1 2

(

)

Untuk

permukaan bola berjari-jarir (r1

=r2 =r), persamaan di atas menjadi:

2H ' Pnatto = P -K r Jelaslah mengapa tekanan gelembung udara di dalam zat cair makin besar jika jarijarinya makin kecil, 3.

Sudut kontak, Meniskus dan Kenaikan Kapiler. Jika gaya kohesi cairan lebih besar dibandingkan gaya adhesi molekul- molekul cairan dengan dinding, maka permukaan akan setimbang bila sudut antara permukaan cairan dengan dinding disebut tumpul. Sudut antara permukaan cairan dengan dinding ini disebut sudut kontak. Jika sudut kontak tumpul, peristiwa ini disebut meniskus cembung. Sebaliknya jika gaya kohesi cairan lebih kecil dibandingkan dengan gaya adhesi, maka sudut kontaknya runcing, dan peristiwa ini disebut meniskus cekung. Untuk zat cair yang sudut kontaknya tumpul dikatakan tak membasahi dinding. Jika sebuah pipa kapiler ujungnya dicelupkan kedalam

zat

cair yang

membasahi dinding, maka zat cair akan naik setinggi h, dan dapat dibuktikan bahwa: h = θ = sudut kontak

2Hcos θ ρgr

ρ = massajenis cairan g =percepatan gravitasi

Untuk air θ

sangat kecil, maka

cos θ =1, dan h =

2H gr

. 1 H bergantung pada

suhu. H dari suatu cairan makin kecil jika suhunya makin rendah. Sehingga H akan sama dengan 0 bila suhunya sama dengan suhu suhu kritis tk. TEORI TAMBAHAN Tegangan permukaan zat cair merupakan kecenderungan permukaan zat cair untuk menegang, sehingga permukaannya seperti ditutupi oleh sesuatu lapisan yang elastis.[1] Molekul molekul yang berada dalam fasa cair seluruhnya akan dikelilingi oleh molekul molekul dengan gaya Tarik menarik yang sama ke segala arah. Sedangkan molekul pada permukaan mengalami tarikan kedalam rongga cairan karena gaya Tarik menarik oleh molekul uap yang ada diatas permukaan cairan. Hal ini menyebabkan permukaan cenderung mengerut untuk mencapai luas sekecil mungkin.[2] Pengukuran tegangan permukaan dapat dilakukan dengan beberapa metode antara lain yaitu metode cincin de-Nouy, metode kenaikan kapiler.[3] Metode kenaikan kapiler hanya digunakan untuk menentukan tegangan suatu zat cair dan tidak dapat digunakan untuk menentukan tegangan antar permukaan dua zat cair yang tidak bercampur. Bila pipa kapiler dimasukkan kedalam suatu

zat cair, maka zat tersebut akan naik ke dalam pipa sampai gaya gesek keatas diseimbangkan dengan gaya gravitasi ke bawah akibat berat zat cair. Tegangan permukaan dipengaruhi oleh adanya gaya kohesi antar molekul. Pada zat cair yang adesif berlaku bahwa besar gaya kohesinya lebih kecil. Salah satu model

peralatan yang sering digunakan untuk mengukur tegangan permukaan adalah pipa kapiler. Salah satu besaran yang berlaku pada sebuah pipa kapiler adalah sudut kontak, yaitu sudut yang dibentuk oleh permukaan zat cair yang dekat dinding. Sudut kontak ini timbul akibat gaya Tarik-menarik antara zat yang sama (gaya kohesi) dan gaya Tarikmenarik antara molekul zat yang berbeda (adesi).[4] Pada aksi pembuluh kapiler, air membasahi gelas karena molekul-molekulair lebih kuat tertarik ke molekul-molekul air lebih kuat tertarik ke molekul-molekul gelas daripada dengan molekul-molekul air lainnya karena gaya kohesi lebih rendah daripada gaya adhesi. Pada tabung dengan diameter yang sangat kecil, zat cair tampak naik atau turun relatif terhadap tingkat zat cair yang mengelilinginya. Fenomena ini disebut dengan kapilaritas, dan tabung-tabung ini disebut tabung kapiler. Besar naiknya(atau turunnya) bergantung pada tegangan permukaan yang menjaga agar permukaan zat cair tidak pecah.[5] 1

C. ALAT DAN BAHAN 1. Pipa kapiler 2. Bejana gelas 3. Manometer terbuka 4. Buret 5. Tabung erlenmenyer 6. Mistar 7. Thermometer 8. Micrometer sekrup

Kangininan, M. “Fisika untuk SMA Kelas XI Semester 2”. (Jakarta:Erlangga:2006) Hallday. “Fisika Jilid 1”. (Jakarta:Erlangga:1984) 3 Kosman, R. dkk. “Bahan Ajar Farmasi Fisika”. (Makassar:Universitas Muslim Indonesia:2006) 4 Ansel, Howard C. “Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi”. (Jakarta:UI Press:1985) 5 Giancoli, Douglas C. “Fisika Dasar”. (Jakarta:Erlangga:2001) 1 2

D. CARA KERJA

1. Persiapan a. Air pada pipa U dalam keadaan yang minimal. b. Air pada kedua kaki manometer terbuka harus sama tinggi (h0) . c. Isilah buret pada kran tertutup. d. Isilah bejana gelas dengan air. 2. Percobaan a. Mengukur jarak dari ujung bawah pipa kapiler sampai dimana pipa itu akan dicelupkan (hz). Lalu memberi tanda pada jarak tersebut. b. Mencelupkan pipa kapiler sampai batas tanda tersebut. c. Membuka kran buret dengan perlahan-lahan. d. memperhatikan ujung pipa kapiler yang dicelupkan, pada saat keluar gelembung udara yang pertama, lalu mencatat kedudukan permukaan air pada kaki yang terbuka dari manometer (hm). h1 =2(hm -ha) e. Mengukur suhu air pada bejana gelas untuk menentukan harga p2 , dan pada manometer untuk menentukan p1, dengan cara mencocokkan harga suhu tersebut dalam tabel massa jenis pada buku referensi. f.

Melakukan langkah ke (4) dan (5) sebanyak lima kali.

g. Mengulangi percobaan dengan mengubah jarak pada pipa kapiler (jarak h2 yang berbeda). Jarak h2 dirubah sebanyak 3 kali perubahan.

Metode lain: 1. Melepaskan pipa kapiler pada set alat. 2. Membersihkan pipa kapiter tersebut, usahakan jangan ada gelembung air yang tersisa pada pipa kapiler tersebut 3. Mencelupkan pipa kapiler tersebut pada gelas yang berisi air secara tegak lurus. 4. Mengukur tinggi permukaan air didalam dan diluar pipa kapiler sebanyak 5 Kali pengukuran 5. Mengulangi percobaan (1) s.d (4) dengan menambahkan air diluar pipa kapiler. Melakukan penambahan air ini sebanyak 3 kali.

E. PERTANYAAN 1. Apakah yang dimaksud dengan metode tekanan maksimum gelembung pada percobaan tegangan permukaan ! 2. Apakah tegangan permukaan bergantung pada suhu zat cair yang digunakan ? Jelaskan! 3. Turunkan persamaan untuk menentukan tegangan permukaan dengan metode tekanan maksimum gelembung! JAWABAN : 1. Metode ini didasari pada tegangan muka sama dengan tegangan maksimum dikurangi gaya yang menekan gas keluar, bagian yang terpenting dari metode ini adalah penentuan maksimum gelembung yang dapat diketahui dengan keluarnya gelembung pada ujung pipa yang dicelupakn kedalam cairan. Prinsip yang digunakan bahwa tekanan yang dialami zat cair dalam gelas beker sama dengan tekanan dalam manometer pada keadaan setimbang. 2. Iya, suhu mempengaruhi tegangan permukaan. Tegangan permukaan akan menurun seiring meningkatnya suhu, karena meningkatnya energy kinetic

molekul. Kekuatan gaya antarmolekul menurun mengakibatkan penurunan tegangan permukaan. Jika suhu naik maka tegangan akan menurun. Suhu berbanding terbalik dengan tegangan permukaan. 3. P =K +H

(

1

+

1

r1

r2

) P' =gaya reaksi cair r =r1 =r2

(

Pnetto =P' -K -H

1 1 + r1 Pnetto r2

)

(1 +1

=P' -K -H

r

r

)

(2) rPnetto

Pnetto =P' -K -H

=P' -K -

2H r

2H ' r =P -K -Pnetto r (P' -K -Pnetto) H =

2

F. TABEL PENGAMATAN Percobaan ke1 2 3 4 5

Suhu

h1

h2

hm

G. PERHITUNGAN DAN PENGOLAHAN DATA

 Pengolahan data

Data Majemuk

 Hz = 1 cm hm

Ho

hm2

ho2

0,5 cm

0,4

0,25

0,16

0,4 cm

0,5

0,16

0,25

0,4 cm

0,5

0,16

0,25

0,4 cm

0,6

0,16

0,36

0,4 cm

0,5

0,16

0,25

∑ = 2,1

2,5

0,89

1,27

2

1 n(∑hm2) -(∑hm) 5 n -1 KSR =

=1 5(0,89) -(2,1) 5 4

2

= 0,02 cm

0,02 Δ hm x 100% = x 100% = 0,048% (4AP) 0,42 hm

 (hm ± Δhm) = (0,42 ± 0,02) cm

ho =

∑ho = 1,27 = 0,254 cm n

5

Δho =

1 n(∑ho2) -(∑ho)2 5 n -1

KSR =

Δ ho x 100% = ho

2 =1 5(1,27) -(2,5) = 0,031623 cm 5 4

0,031623 0,254

x 100% = 0,12% (4AP)

 (ho ± Δho) = (0,254 ± 0,032) cm

 Hz = 1,5 cm hm

Ho

hm2

ho2

0,5 cm

0,5

0,25

0,25

0,6 cm

0,6

0,36

0,36

hm =

∑hm = 2,1 = 0,42 cm n

Δhm =

5

0,6 cm

0,6

0,36

0,36

0,6 cm

0,4

0,36

0,16

0,5 cm

0,6

0,25

0,36

∑ = 2,8

2,7

1,58

1,49

hm = ∑hm = 2,8 = 0,56 cm

n Δhm =

5

1 5

KSR =

1 5(1,58) -(2,05)2 = = 3,6975 cm 5 4

n(∑hm2) -(∑hm)2 n -1

Δ hm

x 100% =

3,6975

x 100% = 9,01% (3AP)

0,41

hm

 (hm ± Δhm) = (0,56 ± 3,70) cm ho = ∑ho = 2,7 = 0,54 cm

n

5

Δho =

1 n(∑ho2) -(∑ho)2 5 n -1

2 =1 5(1,49) -(2,7) = 0,04 cm 5 4

KSR =

Δ ho x 100% = ho

x 100% = 0,07% (4AP)

0,04 0,54

 (ho ± Δho) = (0,54 ± 0,04) cm

 Hz = 2 cm hm

Ho

hm2

ho2

0,8 cm

0,6

0,64

0,36

0,7 cm

0,7

0,39

0,39

0,7 cm

0,7

0,39

0,39

0,8 cm

0,8

0,64

0,64

0,7 cm

0,7

0,39

0,39

∑ = 3,7

3,5

2,45

2,17

2

2

1 n(∑hm ) -(∑hm) 5 n -1

=1 5(2,45) -(3,7) 5 4

2

= 0,12 cm

hm = ∑hm = 3,7 = 0,74 cm

n Δhm =

5

KSR =

Δ hm hm

x 100% =

0,12 x 100% = 0,16% (4AP) 0,74

 (hm ± Δhm) = (0,74 ± 0,12) cm ho = ∑ho = 3,5 = 0,7 cm

n

5

Δho =

1 n(∑ho2) -(∑ho)2 5 n -1

KSR =

Δ ho x 100% = ho

2 =1 5(2,17) -(3,5) = 0,118322 cm 5 4

0,118322 0,7

x 100% = 0,16% (4AP)

 (ho ± Δho) = (0,7 ± 0,118) cm

 Diameter pipa kapiler (cm) d pipa

d pipa2

0,197

0,0388

0,198

0,0392

0,197

0,0388

0,197

0,0388

d = ∑d = 0,987 = 0,1975 cm

n Δd =

1 n(∑d2) -(∑d)2 5 n -1

0,0392

∑ = 0,987

0,1948

=

1

5(0,1948) -(0,987)2

5

4

= 0,0306186

cm KSR =

0,198

5

Δ ho ho

x 100% =

0,0306186 0,1975

x 100% = 0,15% (4AP)



(ho ± Δho) = (0,198 ± 0,031) cm

Data Tunggal

 Jarak dari ujung bawah pipa kapiler sampai pipa dicelupkan (hz) Percobaan 1 = Δhz x 100% = 0,05 x 100% 1 hz

hz

= 1 cm

KSR

Δhz

= 1 x Nst 2

= 5 % (3 AP)

= 1 x 0,1 cm 2

hz

= 0,05 cm

= (hz

± Δhz)

=(1

± 0,05 ) cm

Percobaan 2 hz

= 1,5 cm

Δhz

= 1 x Nst 2 = 1 x 0,1 cm 2

KSR

= Δhz x 100% = 0,05 x 100% 1,5 hz = 3,33 % (3 AP)

hz

= 0,05 cm

= (hz ± Δhz) ± 0,05 ) cm

= ( 1.5

Percobaan 3 hz

= 2 cm

Δhz

= 1 x Nst 2 = 1 x 0,1 cm 2

= 2,5 % (3 AP) hz

= 0,05 cm



= Δhz x 100% = 0,05 x 100% 2 hz

KSR

= (hz

± Δhz)

=(2

± 0,05 ) cm

Suhu (T) Awal T0

= 29oC

ΔT0

= 1 x Nst = 1 x 1 oC

KSR

= ΔT x 100% = 0,5 x 100% 29 To o

= 1,72 % (3 AP) 2 To = (To ± ΔTo)

2 = 0,5 oC Akhir

= ( 29

± 0,5 ) oC

T

= 30oC

ΔT

= 1 x Nst 2

KSR

= 0,01 % (4 AP)

= 1 x 1 oC 2

T

= 0,5 oC



= ΔT x 100% = 0,5 x 100% T 30

= (T ± ΔT) = ( 30

± 0,5 ) oC

Kedudukan permukaan air pada saat keluar gelembung udara yang pertama (h1) Percobaan 1 h1

= 2 (hm – ho)

KSR

= Δh1 x 100% h1 = 0,05 x 100% 0,332

= 2 (0,42 - 0,254)

= 0,332 cm Δh1 = 1 x Nst 2

= 15 % (2 AP) h1

= 1 x 0,1 2

= (h1

= (0,33

± Δh1)

± 0,05) cm

= 0,05 cm

Percobaan 2 h1

= 2 (hm – ho)

KSR

= Δh1 x 100% h1 = 0,05 x 100% 0,04

= 2 (0,56 - 0,54)

= 0,04 cm Δh1 = 1 x Nst 2

= 1,25 % (3 AP) h1

= (h1

± Δh1)

= 1 x 0,1 2

= (0,04

± 0,05) cm

= 0,05 cm Percobaan 3 = 2 (hm – ho)

h1

= Δh1 x 100% h1

KSR

= 0,05 x 100% 0,09

= 2 (0,74 – 0,72)

= 0,08 cm

= 55 % (3 AP)

Δh1 = 1 x Nst 2

h1

± Δh1)

= (h1

= 1 x 0,1 2

= (0,08

± 0,05) cm

= 0,05 cm

Perhitungan Percobaan 1 H

=

h1ρgr 2 g

0,332 cm x 1

x 980

s2

cm3

=

cm x 0,01 cm

2 = 1,6268 dyne/cm ΔH

= =

=

∂H 2 ∂H (Δh 1) 2 + ∂r ∂h

( ) ρgr

2

2 Δr 3

( )( )

2

ρgh 1

2

2

2 Δr 3

2

( 2 ) (Δh ) + ( 2 ) ( ) 2

1

(

1 x 980 x 0,01 2

2

) (0,05) + ( 2

1 x 980 x 0,332 2

2

)(

2 x 0,0155 3

2

)

= 2,716246 dyne/cm

KSR

= ΔH x 100% H

± ΔH)

Hasil = (H

= 2,716246 x 100 % 1,6268

= (1,6 ± 2,7) dyne/cm

= 10,6 % (2 AP)

Percobaan 2 H

=

h1ρgr 2 0,04 cm x 1

=

g

x 980

cm

cm3

x 0,01 cm

s2 2

= 0,196 dyne/cm ΔH

= =

=

∂H 2 ∂H (Δh 1) 2 + ∂h ∂r

2 Δr 3

( )( )

( ) ρgr

2

2

ρgh1

2

2

2 Δr 3

2

( 2 ) (Δh ) + ( 2 ) ( ) 2

1

(

1 x 980 x 0,01 2

2

) (0,05) + ( 2

1 x 980 x 0,196 2

2

)(

2 x 0,0155 3

= 1,044225 dyne/cm KSR

= ΔH x 100% H = 1,044225 0,196

Hasil = (H x 100 %

= 25,31 % (2 AP)

Percobaan 3 H

=

h1ρgr 2

± ΔH)

= (0,2 ± 1,0) dyne/cm

2

)

g

0,08 cm x 1

x 980

cm

=

x 0,01 cm

s2

cm3 2

= 0,784 dyne/cm ΔH

= =

=

∂H 2 ∂H (Δh 1) 2 + ∂r ∂h

2 Δr 3

( )( )

( ) ρgr

2

ρgh 1

2

2

2

2 Δr 3

2

( 2 ) (Δh ) + ( 2 ) ( ) 2

1

(

1 x 980 x 0,01 2

2

) (0,05) + ( 2

1 x 980 x 0,08 2

2

)(

2 x 0,0155 3

2

)

= 0,222482 dyne/cm KSR

= ΔH x 100% H = 0,222482

Hasil = (H x 100 %

± ΔH) = (0,784 ± 0,222) dyne/cm

0,784

= 0,28 % (4 AP)

H. ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada percobaan ini bertujuan untuk mengetahui besarnya tegangan permukaan dengan menggunakan metode tekanan maksimum gelembung dan kenaikan kapiler. Alat yang kami gunakan pada praktikum antara lain, pipa kapiler, bejana gelas, manometer terbuka, buret, tabung erlennmeyer, mistar, termometer, dan mikrometer sekrup. Bahan yang kami gunakan adalah air. Di dalam manometer, air diusahakan seminimal mungkin agar tidak melebihi manometer dan tumpah. Pada praktikum ini mengamati gelembung pertama yang keluar dengan cara membuka kran buret secara perlahan-lahan kemudian memperhatikan gelembung yang akan keluar pada ujung bawah pipa kapiler, ketika gelembung yang akan keluar pada ujung bawah pipa kapiler, ketika gelembung pertama keluar, segera menutup kran buret dan mencatat perubahan tinggi air pada penunjuk pipa kapiler sebagai hm dan penurunan tinggi yaitu ho. Percobaan ini dilakukan 5 kali secara berulang dengan besar hz yang berbeda - beda. Besar hz yang digunakan adalah 1,5 ; 2 ; dan 2,5 cm. Pada percobaan ke 1, dengan menggunakan hz sebesar 1 cm

diperoleh hm

sebesar 0,42 cm dan ho sebesar 0,254 cm. Besarnya tegangan permukaan air pada percobaan ke satu ini adalah (1,6 ± 2,7) dyne/cm. Pada percobaan ke 2, dengan menggunakan hz sebesar 1,5 cm diperoleh hm sebesar 0,56 cm dan ho sebesar 0,54 cm. Besarnya tegangan permukaan air pada percobaan ke dua ini adalah (0,2 ± 1,0) dyne/cm. Pada percobaan ke 3, dengan menggunakan hz sebesar 2 cm diperoleh hm sebesar 0,74 cm dan ho sebesar 0,7 cm. Besarnya tegangan permukaan air pada percobaan ke tiga ini adalah (0,784 ± 0,222) dyne/cm. Suhu air yang dipakai sebesar 29oC. Menurut referensi tegangan permukaan air pada suhu 25 ℃ adalah 0,072 N/m. Berarti ketika kami menggunakan suhu 29 ℃ besar tegangan permukaan adalah 25°C 0,0072 N/m = x 29°C N 0,0072 x 29°C m X= 25°C X = 0,08352 N/m atau 83,52 dyne/cm Hasil yang diperoleh dari praktikum sangat jauh dengan teori, hal ini dikarenakan: 1. Kurang seimbangnya air 2. Gelembung yang keluar lebih dari 1 3. Kurang sigap menutup buret 4. Kurang teliti dalam melihat hm dan ho

Apabila jari jari gelembung sama dengan jari jari pipa kapiler maka tekanan udara dalam pipa akan mencapai maksimum.

I.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Faktor-faktor yang memengaruhi tegangan permukaan adalah suhu, diameter pipa, jenis cairan, tinggi permukaan air, dan konsentrasi zat terlarut 2. Mengetahui besarnya tegangan permukaan dapat menggunakan metode tekanan maksimum gelumbung dan kenaikan pipa kapiler

3. Besarnya tegangan yang diperoleh Hz = 1 cm = (1,6 ± 2,7) dyne/cm. Hz = 1,5 cm = (0,2 ± 1,0) dyne/cm. Hz = 2 cm = (0,784 ± 0,222) dyne/cm. 4. Tegangan permukaan adalah resultan gaya kohesi pada molekul lapisan permukaan pada setiap satuan panjang 5. Apabila jari jari gelembung sama dengan jari jari pipa kapiler maka tekanan udara dalam pipa akan mencapai maksimum. 6. Suhu awal percobaan sebesar 29 oCdan suhu akhir sebesar 30 oC

Saran 1. Lebih teliti dalam melihat kenaikan dan penurunan pada pipa u 2. Harus sigap dalam menutup buret agar gelembung yang dihasikan tidak lebih dari Satu 3. Air di pipa harus seimbang

DAFTAR PUSTAKA Ansel, Howard C. 1985. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Jakarta : UI Press Giancoli, Douglas C. 2001. Fisika Dasar. Jakarta : Erlangga Hallday. 1984. Fisika Jilid 1. Jakarta : Erlangga Kangininan, M. 2006. Fisika untuk SMA Kelas XI Semester 2. Jakarta : Erlangga Kosman, R. dkk. 2006. Bahan Ajar Farmasi Fisika. Makassar : Universitas Muslim Indonesia

Related Documents


More Documents from "Emel Emel"