Judul :
Drs.H.Birhasani Aserani Kurdi, S.Pd
Ε∈πϑ⇔↓ΕΧχ… Kumpulan Khutbah Jum’at Tanjung Bersinar
Penyusun : KUMPULAN
KHUTBAH JUM’AT TANJUNG BERSINAR
Drs.H.Birhasani Aserani Kurdi, S.Pd
Pengetikan/Desain/Lay out : ROLISA Computer Jln. Mabuun Indah II No. 34 RT.4 Mabuun Raya Tanjung Kabupaten Tabalong Kalimantan Selatan
Pencetak/Setting/Penerbit : Percetakan CV.PD. SARI MURNI II Jln. H.M.Syarkawi No.5 (depan terminal baru) Barabai HST. Kalimantan Selatan Telp./Pax.(0517) 41272-43152
Cetakan ke : I / 1424 H - 2003 M
Cetakan Pertama Tahun 1424 H / 2003 M I
Hak Cipta dilindungi oleh Undang-undang ii
2
A
lhamdulillah, atas izin dan karunia Allah SWT. dapatlah naskah buku ini diselesaikan kendati mungkin di sana sini masih banyak terdapat ke-
kurangan.
Buku Kumpulan Khutbah Jum’at “TANJUNG BERSINAR” ini kami susun dalam rangka memenuhi permintaan beberapa Pengurus Masjid di Kabupaten Tabalong yang sangat membutuhkan buku kumpulan khutbah sebagai bahan dalam kegiatan ibadah Jum’at. Disamping itu, buku ini kami susun sebagai ungkapan rasa syukur sekaligus sebagai sumbangsih kami selaku warga Tabalong didalam ikut serta membangun Bumi Saraba Kawa ini, terutama dari sudut pembangunan mental spiritual, melalui moment Hari Jadi nya yang ke 37 sejak kelahirannya 1 Desember 1965. Terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya tidak lupa kami sampaikan kepada : - Bapak Drs.H.Noor Aidi (Bupati Tabalong) atas izin, dukungan dan perkenannya memberikan kata sambutan, sehingga buku ini dapat dicetak dan menjadi perhatian yang positif dalam masyarakat; - KH. Abdullah Sabiq (Ketua MUI Kabupaten Tabalong), yang iii
telah berkenan menelaah dan memberikan koreksi perbaikan serta menyampaikan sambutan tertulis terhadap buku ini, sehingga kehadirannya nanti ke tengah-tengah masyarakat akan lebih berbobot dan berwibawa; - Bapak H.C. Sugiarto, S.E (Pimpinan BRI Cabang Tanjung), Bapak Hairullah dan Bapak Iswan (Karyawan PT.Adaro Indonesia), Bapak Drs.Hidwar Ahmadi (Kabag Humas Pemkab Tabalong) dan Bapak Ir.H.Edy Suwignyo. (Pimp. Al-Kautsar Service Mabuun) yang dengan tulus ikhlas telah banyak membantu dan selalu siap membantu dalam setiap penerbitan karya tulis yang kami susun, teriring doa semoga amal baik Bapak menjadi amal jariah yang selalu mengalir tak pernah henti. Buku Kumpulan Khutbah Jum’at “TANJUNG BERSINAR” ini memuat 17 judul teks khutbah dengan tema BERSINAR yakni tentang Kebersihan dan Kesehatan sebanyak 5 judul; Keindahan, Kenyamanan, Keamanan dan Keramahtamahan masingmasing sebanyak 3 judul. Segala dukungan dan partisipasi semua pihak, baik moril maupun materiil demi suksesnya penerbitan buku ini, sebelum dan sesudahnya kami haturkan banyak terimakasih. Akhirnya, tegur sapa dari para pemerhati buku ini untuk perbaikan di masa yang akan datang, selalu kami nantikan. Semoga Allah SWT. selalu mencurahkan rahmat dan berkat-Nya kepada mereka yang peduli terhadap agama-Nya dan terhadap sesamanya. Tanjung, 17 Dzulqa’idah 1423 H 20 Januari 2003 M Penyusun, Drs.H.Birhasani Aserani Kurdi, S.Pd iv
Saya yakin, kehadiran buku ini di tengah-tengah masyarakat cukup membantu dalam percepatan pembangunan di Kabupaten Tabalong terutama dari aspek pembangunan mental spiritual. Oleh karena itu, saya berharap kiranya buku ini dapat didistribusikan kepada masyarakat Tabalong, terutama kepada pengurus-pengurus masjid, para khatib, da’i dan guru-guru agama untuk dijadikan sebagai bahan referensi sekaligus pelengkap khazanah pustaka Islam.
P
embangunan Daerah merupakan usaha peningkatan kualitas manusia dan masyarakat yang dilakukan secara berkelanjutan berdasarkan kemampuan daerah dengan mengacu kepada strategi dan arah kebijakan pembangunan yang telah ditentukan secara mandiri. Untuk itu dalam pelaksanaannya memerlukan dukungan yang luas dan terpadu dari berbagai elemen yang ada, dalam rangka bersama-sama membangun tatanan kehidupan masyarakat untuk mewujudkan kemajuan di segala bidang. Sumberdaya manusia merupakan aspek yang paling penting dalam proses pembangunan daerah, karena ia merupakan aktor utama yang sangat menentukan. Seiring dengan ini, saya menyambut gembira dan mendukung sepenuhnya atas inisiatif dan kreatifitas saudara Drs.H.Birhasani dan Aserani Kurdi, S.Pd yang telah menyusun sebuah buku Kumpulan Khutbah Jum’at “TANJUNG BERSINAR” yang memuat pesan-pesan keagamaan dikaitkan dengan semboyan “BERSINAR”, semboyannya masyarakat saraba kawa. v
Semoga Allah selalu mencurahkan rahmat dan kasih sayang-Nya serta memberikan kekuatan lahir dan batin kepada kita semua, sehingga tugas mulia untuk membangun daerah yang sama-sama kita cintai ini mendapat kemudahan dan kelapangan.
Tanjung, 15 Januari 2003 Bupati Tabalong,
DRS.H.NOOR AIDI
vi
kualitas hidupnya. Oleh karena itu tepat sekali upaya yang dilakukan oleh saudara Drs.H.Birhasani dan Aserani Kurdi, S.Pd dalam menyusun sebuah buku yang diberinya judul Kumpulan Khutbah Jum’at TANJUNG BERSINAR, untuk memberikan pemahaman yang mendalam kepada ummat Islam akan arti pentingnya kebersihan, kesehatan, keindahan, kenyamanan, keamanan dan keramahtamahan dalam kehidupan beragama dan bermasyarakat dalam konteks ingin menjadikan kota Tanjung dan sekitarnya menjadi kota yang bersih, indah, nyaman dan aman serta keramahtamahan masyarakatnya.
σϖπ⇔°∈⇔↓″ℵ ãΠπΛ⇔↓ θϖ≡Ρ⇔↓σπ≡Ρ⇔↓ã↓θΤ± ⁄°ϖΧ⇓⎣↓√Ρ⊗♣⎛ν⊂ ⇒ζΤ⇔↓™ ≥ζΞ⇔↓™ Π∈±°⇑↓ σϖ∈π÷♣ τΧΛ∅™ τ⇔∞⎛ν⊂™ σϖνℜΡπ⇔↓™
A
gama Islam yang dibawa oleh Rasulullah Muhammad SAW. adalah rahmat bagi semesta alam (rahmatan lil ‘alamiin). Kata rahmat mencakup makna yang amat luas. Dari kata ini dapat dipahami bahwa, kebersihan adalah rahmat, kesehatan adalah rahmat, keindahan adalah rahmat, kenyamanan dan keamanan adalah rahmat serta keramahtamahan pun juga merupakan rahmat. Pada sisi lain, agama Islam adalah sumber motivasi dalam berbagai segi kehidupan agar manusia selalu meningkat vii
Kiranya buku ini dapat dijadikan sebagai salah satu sumber rujukan bagi para khatib di dalam melaksanakan tugasnya. Kepada penyusun buku ini saya ucapkan selamat dan terimakasih karena saudara telah melakukan sesuatu yang terbaik bagi agama Allah dan membantu program MUI dalam pembinaan ummat.
Tanjung, 14 Dzulqa’idah 1423 H 17 Januari 2003 M Ketua MUI Tabalong,
KH.ABDULLAH SABIQ
viii
1 KATA PENGANTAR iii SAMBUTAN TERTULIS BUPATI TABALONG v SAMBUTAN TERTULIS KETUA MUI TABALONG vii DAFTAR ISI ix 1. Islam dan Kebersihan 1 2. Memelihara Kebersihan Diri dan Lingkungan 9 3. Kebersihan Pangkal Kesehatan 17 4. Hidup Sehat Cara Rasulullah SAW. 24 5. Memelihara Kesehatan Jiwa 33 6. Allah Suka Keindahan 44 7. Ilmu, Seni dan Agama 53 8. Tafakkur Di balik Keindahan Alam 62 9. Meraih Kehidupan Yang Nyaman dan Tenteram 69 10. Ciptakan Kenyamanan Dalam Kehidupan Rumah Tangga 80 11. Syukur dan Sabar Adalah Kunci Kenyamanan Hidup 88 12. Tauhid dan Keamanan Diri 97 13. Mau Aman? Kembalilah Kepada Allah 106 14. Sampan Kecil Di tengah Samudera nan Luas 116 15. Indahnya Ramah Tamah 125 16. Jauhi Kesombongan 132 17. Mawas Diri adalah Pondasi Keramahtamahan 145 BAHAN RUJUKAN 155 DAFTAR RALAT 162
ix
Assalaamu’alaikum Wr. Wb.
¶z œc³¼ ¹´Ä˜c³¼ ¶v°o³ ãv°o«[ a\ÏÀ~µ¯¼ \´ ³[y¼zƒµ¯ã\^w½˜³¼ −¬ŒÃµ¯¼ ¹«−Œ¯ØŸã[Åv¸Ãµ¯ \´«\°—[ ²[v¸ƒ[¼ ã[×[¹«[ß²[v¸ƒ[ ¹«Áu\·ØŸ Ŭ— °¬~¼−‡°¸¬«[ ¹«½~y¼¶v_—[v°o¯ °¸˜_bµ¯¼ ¹_o‡¼¹«[Ŭ—¼ v°o¯\³vÀ~ v˜^\¯[ »¯\Ĥ«[¯½ÃÅ«[²\oÊ^ ã[½¤c^Á ³¼ °¨À‡¼[ ã[u\_—\ÄŸ ×[ µb½°b×¼ ¹b\¤b¥o ã[[½¤b[¼ ²½°¬¯ °c³[¼ Ma’asyiral Muslimin Sidang Jum’at Rahimakumullah. 1
A
lhamdulillah, pada siang ini, kita diperkenankan oleh Allah SWT. untuk bisa berkumpul, di majelis yang mulia ini, guna bersama-sama menunaikan tugas mingguan kita, melaksanakan serangkaian ibadah Jum’at.
²\°ÃÛ[µ¯»Ÿ\•´«[ “Kebersihan itu bagian daripada iman” (HR.Ad-Dailami)
²\°ÃÛ[z‘ƒy½¸‘«[
Muslimin Rahimakumullah. Sebuah ungkapan lama, masih terngiang di telinga kita. Ungkapan itu berbunyi, “Kebersihan adalah pangkal kesehatan”. Ungkapan ini sudah lama berkumandang, sejak kita masih anakanak, terus bergema, hingga ketika kita menginjak dewasa, bahkan sampai ke usia senja, ke usia manula. Kebersihan, memang merupakan syarat mutlak bagi terwujudnya kesehatan. Dan kesehatan itu sendiri merupakan kunci utama menuju hidup bahagia. Mengingat betapa pentingnya makna kebersihan ini, sehingga Islam menempatkannya kepada posisi setingkat dengan iman, sebagaimana yang diungkapkan oleh beberapa hadits Rasulullah, diantaranya :
ª½£\¸¬ŒŸ[ »_˜ƒ²½c~¼™Œ^²\°ÃÛ[ ¥Ãz‘«[µ—ÂwÙ[»\¯É\·\³u[¼ã[×ɹ«[ß “Iman itu memiliki lebih dari 60 cabang. Seutama-utama iman adalah LAA ILAAHA ILLA ALLAH dan serendah-rendah iman adalah MEMBUANG KOTORAN YANG ADA DI JALAN RAYA” (HR.Bukhari). 2
“Kebersihan itu adalah separuh daripada iman” (HR.. Muslim).
Kaum Muslimin Sidang Jum’at yang berbahagia. Ajaran kebersihan memang merupakan sesuatu yang esensial dalam Islam, bahkan ia menempati posisi yang penting dalam setiap kegiatan ritual keagamaan, seperti shalat umpamanya. Seorang Muslim yang taat beribadah, atas dorongan imannya yang kuat, tentu ia akan bangun dan selalu bangun sebelum matahari terbit. Tak dihiraukannya ocehan syetan yang selalu mengganggu. Ia lawan rasa ngantuk yang berat. Ia tantang dinginnya cuaca subuh. Ia basuh ke dua tangannya, berkumurkumur dan selanjutnya ia ambil air wudlu, kemudian melakukan shalat subuh.
Muslimin Rahimakumullah. Dalam melakukan shalat, seorang Muslim diwajibkan berwudlu, karena wudlu merupakan syarat bagi syahnya shalat. Dengan berwudlu, insyaAllah seluruh anggota badan, terutama 3
bagian yang paling banyak terpakai dan paling banyak bergerak dalam aktivitas sehari-hari, akan selalu bersih dan sehat. Dengan menghirup air ke hidung, berguna untuk membersihkan hidung dari kotoran yang dapat mengeruhkan atau mengganggu pernapasan. Dengan membasuh muka dapat menghilangkan segala noda berupa debu, bekas keringat dan sebagainya. Dengan membasuh tangan, gunanya agar tangan tetap senantiasa bersih. Demikian seterusnya. Pendeknya, dengan adanya kewajiban shalat lima waktu, dapat menjadi jaminan bagi terpeliharanya kebersihan badan jasmani, melalui wudlu dan kebersihan pakaian serta lingkungan sekitar lokasi shalat. Dari satu sisi tinjauan kebersihan dalam ajaran shalat di atas, kiranya sudah dapat mewakili betapa agama Islam memberikan prioritas pada masalah kebersihan, sebagai wujud nyata dari kegiatan sanitasi atau kesehatan dan keindahan lingkungan.
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah. Ummat Islam menurut Allah, adalah ummat terbaik, “Khaira Ummatin”, yang tentunya dituntut tanggung jawab untuk menjadi teladan, terutama di dalam pembudayaan hidup bersih. Hidup bersih hendaknya menjadi sikap hidup yang membudaya bagi seluruh ummat Islam, terutama ummat Islam yang ada di kawasan Tabalong. Kiranya sudah waktunya, jika mulai hari ini kita terapkan budaya hidup bersih dalam segala segi kehidupan, baik pembudayaan pola hidup bersih di lingkungan keluarga, di tempat ibadah, di lokasi kerja, di sekolah-sekolah, 4
madrasah, pondok pesantren, di pusat perbelanjaan atau pasar, maupun di lingkungan masyarakat pada umumnya. Rasulullah SAW. Sangat menganjurkan agar kita selalu menjaga kebersihan. Sebab orang yang mengabaikan atau tidak memperdulikan akan pentingnya kebersihan, kata Rasulullah, ia tidak akan masuk sorga. Perhatikanlah sabda beliau :
Å«\˜bã[²ÊŸ °c˜‘c~[\¯−¨^[½ •´b »´k«[−rvõ«¼ »Ÿ\•´«[Ŭ—¯Ø~Û[Å´^ ¡Ä•³−§×É “Jagalah kebersihan dengan segala usaha yang dapat kamu lakukan. Sesungguhnya Allah menegakkan Islam di atas prinsipprinsip kebersihan. Dan tak akan memasuki Sorga, kecuali orang-orang yang memelihara kebersihan” (HR. Ath-Thabrani).
Muslimin Rahimakumullah. Sebagian besar masalah kesehatan yang diderita manusia, muncul sebagai akibat adanya pencemaran lingkungan hidup. Menurut pendekatan ekologik dikatakan bahwa pencemaran lingkungan itu tidak hanya terbatas pada pengotoran air, udara, tanah, dengan bahan kimiawi atau biologis, tetapi juga adanya pencemaran lingkungan sosial, berupa amoral, kebejatan, kemungkaran dan sebagainya. 5
Masalah pencemaran lingkungan yang paling besar dan yang sudah lama diketahui, adalah pencemaran air dan tanah, baik oleh kotoran manusia, maupun pencemaran akibat limbah atau sampah. Berdasarkan hasil survei kesehatan rumah tangga pada tahun 1996, disebutkan bahwa penyebab kematian utama di Indonesia antara lain dikarenakan penyakit muntaber, diare, typhus, liver, paru-paru dan radang pernapasan. Penyakit lainnya adalah demam berdarah, yang telah menyebar hampir ke seluruh propinsi di Indonesia. Penyakit-penyakit tersebut di atas, sangat erat hubungannya dengan kondisi air bersih, pembuangan kotoran, pembuangan air limbah keluarga, pembuangan sampah dan prilaku masyarakat dalam bidang kesehatan lingkungan. Oleh karenanya, lewat mimbar yang mulia ini, kami menghimbau, marilah bersama-sama kita ciptakan lingkungan hidup yang bersih dan sehat. Sediakanlah selalu air bersih yang tidak tercemar, untuk keperluan minum dan memasak makanan. Janganlah dibiarkan air tergenang, karena air tergenang merupakan tempat berkembangbiaknya nyamuk dan lalat. Buanglah sampah pada tempatnya dan jangan biarkan sampah bertumpuk, bakarlah atau kuburlah dia di dalam tanah. Hiasilah ling-kungan tempat tinggal kita dengan pepohonan, tanaman dan bunga-bungaan yang indah dan sedap dipandang mata. Rasulullah SAW. pernah bersabda :
ºzŒs«[Å«Éz•´«[zˆ_«[µÄ¬kbeØf 6
µo«[¹j½«[Å«[¼Ây\k«[Æ\°«[Å«[¼ “Tiga hal yang menjernihkan pandangan, yaitu : menyaksikan pemandangan yang hijau-hijau, air jernih yang mengalir tenang dan indahnya wajah-wajah rupawan” (HR. Ahmad).
Ma’asyiral Muslimin Sidang Jum’at Rahimakumullah. Lingkungan yang bersih akan memberikan dampak positif bagi kesehatan manusia, sebaliknya, lingkungan yang tidak bersih akan memberikan dampak negatif terhadap kesehatan. Terhadap dua pilihan ini, tentunya kita akan memilih yang pertama, yakni kita akan selalu berupaya menjaga kebersihan dan membudayakannya, karena menjaga kebersihan adalah tugas dan tanggung jawab kita bersama, baik selaku hamba Allah maupun selaku warga negara, terlebih-lebih sebagai warga Tabalong, warga yang berbudaya bersih. Semoga Allah SWT. senantiasa membimbing kita semua untuk melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya serta menjunjung tinggi sunnah Rasul-Nya. Amin ya rabbal ‘alamin.
°Äjz«[²\‘Ä„«[µ¯ã\^w½—Ç °Änz«[µ°nz«[ã[°^ `oü µÄ^[½c«[`oà ã[²[ 7
µÃz¸‘c°«[ °Ä•˜«[²Óz¤«[ÅŸ°¨«¼Á«ã[¦y\^ a\Ãß[µ¯¹ÄŸ\°^°§\Ã[¼Á´˜ ³¼ °¨´¯¼Á´¯−_¤b¼ °Ä¨o«[z§x«[¼ °Ä¬˜«[™Ä°«[½·¹³[¹b¼Øb ¾v«[½«¼ °¨«¼Á«ã[z œc~[¼ µÄ°¬°«[zÎ\«¼ °¨Ãv«[½«¼ {½Ÿ\ÀŸ ¶¼z œc~\Ÿ a\°¬°«[¼ µÀ_Î\c«[º\k³\ü µÃz œc°«[
2
Assalaamu’alaikum Wr. Wb.
µÀ¤c°¬«»_£\˜«[¼ µÀ°«\˜«[]yãv°o«[ v¸ƒ[¼ ¹«©Ãzƒ×¶vn¼ ã[×[¹«[ß²[v¸ƒ[ °¸¬«[ ¶v˜^Å_³× ¹«½~y¼¶v_—[v°o¯²[ ª½~z«[¼ °Ãz¨«[Á_´«[[x·Å¬—°¬~¼−‡ ¹˜_bµ¯¼¹^\o‡[¼¹«[Ŭ—¼v°o¯°À•˜«[ °¨À‡¼[ã[u\_—ÔÄŸ v˜^\¯[ µÃv«[¯½ÃÅ«[ ²½¤c°«[{\Ÿv¤Ÿ ã[½¤c^¾\Ã[¼ Ma’asyiral Muslimin Sidang Jum’at Rahimakumullah.
8
B
erbicara masalah ibadah tentu tidak bisa lepas dari membicarakan masalah kebersihan, sebab kebersihan merupakan salah satu syarat pertama 9
²\°ÃÛ[z‘ƒy½¸‘«[
dan utama syahnya ibadah seorang Muslim. Begitu pentingnya kebersihan ini, sehingga orang yang suka membersihkan diri pribadinya dan berusaha mewujudkan kebersihan lingkungan sekitarnya, akan dicintai oleh Allah SWT. Hal ini sesuai dengan pernyataan Allah SWT. dalam Al-Qur’an Surah Al-Baqarah ayat 222, yang berbunyi :
µÃz¸‘c°«[`oü µÄ^[½c«[`oÃã[²[ “Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertobat dan orang-orang yang membersihkan diri”.
Muslimin Rahimakumullah. Ajaran kebersihan dalam Islam merupakan konsekuensi dari beriman kepada Allah SWT. Dengan berupaya menjadikan dirinya agar selalu bersih, merupakan peluang baginya untuk selalu dekat dan akrab dengan Allah SWT. Tuhan Yang Maha Suci. Ajaran Islam sangat memotivasi pemeluknya agar selalu hidup bersih, baik lahir maupun batin. Bahkan kebersihan dijadikan sebagai salah satu tolok ukur untuk menilai tingkat keimanan seorang Muslim. Penegasan ini dikemukakan oleh Rasulullah SAW. dalam sabda beliau yang antara lain berbunyi :
²\°ÃÛ[µ¯»Ÿ\•´«[ “Kebersihan itu sebagian daripada iman” (HR.Ad-Dailami) 10
“Kebersihan itu adalah separuh daripada iman” (HR.. Muslim). Hadits-hadits tersebut memberi petunjuk, bahwa kebersihan itu bersumber dari iman dan merupakan bagian dari iman. Dengan demikian kebersihan dalam ajaran Islam mempunyai aspek ibadah dan aspek moral. Ajaran kebersihan dalam Islam tidak hanya merupakan slogan, tetapi harus dijadikan pola hidup praktis yang mendidik manusia agar terbiasa hidup bersih sepanjang hidupnya. Ungkapan “bersih pangkal sehat” mengandung arti betapa pentingnya kebersihan bagi kesehatan, baik orang perorangan, keluarga, masyarakat maupun lingkungan. Kebersihan adalah upaya manusia untuk memelihara diri dan lingkungannya dari segala yang kotor dan keji dalam rangka mewujudkan dan melestarikan kehidupan yang sehat dan nyaman. Kebersihan merupakan syarat mutlak bagi terwujudnya kesehatan, dan sehat adalah salah satu faktor yang dapat memberikan kebahagiaan. Sebaliknya, kotor, tidak saja merusak keindahan, tetapi juga dapat menyebabkan timbulnya berbagai penyakit, dan sakit merupakan salah satu faktor yang mengakibatkan penderitaan.
Muslimin Rahimakumullah. Mengapa begitu pentingnya kebersihan? Jawabnya, tak lain dan tak bukan, karena kebersihan itu adalah pangkal kesehatan. Dan kesehatan itu adalah ni’mat Allah yang sangat besar dan 11
didambakan oleh semua insan, bahkan makhluk lainnya, karena hanya orang-orang yang dalai kondisi sehatlah yang mampu menikmati keindahan, kebahagiaan dan kesenangan dalam hidup ini.
Hadirin. Ummat Islam yang disebut Allah sebagai Khaira Ummatin, yakni sebaik-baik ummat, dituntut tanggung jawabnya untuk menjadi teladan dalam memelihara kebersihan dan mampu membudayakan hidup bersih. Allah SWT. berfirman dalam Surah Ali Imran ayat 110, yang berbunyi :
²¼z¯Èb }\´¬«djzr[»¯[zÀr°c´§ ²½´¯Ìb¼ z¨´°«[µ—²½¸´b¼ ¼z˜°«\^ ã[\^ “Kamu adalah ummat yang terbaik, yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah yang munkar serta beriman kepada Allah”. Kebersihan dan kesehatan lingkungan mempunyai pengaruh yang besar, baik terhadap manusia itu sendiri maupun terhadap keseimbangan ekologi dan sumber daya alam. Oleh karena itu, kesehatan lingkungan pada dasarnya merupakan upaya untuk mengendalikan semua faktor yang ada pada lingkungan fisik manusia yang diperkirakan menimbulkan berbagai hal yang merugikan pertumbuhan dan perkembangan fisiknya, kesehatannya 12
maupun kelangsungan hidupnya. Allah SWT. telah menjadikan alam semesta ini lengkap dengan sarana dan prasarana penunjang kehidupan bagi manusia , binatang dan tumbuh-tumbuhan, yang antara satu dengan lainnya berfungsi saling melengkapi dan saling menunjang dalam mewujudkan kehidupan yang seimbang dan harmonis yang sering kita sebut dengan istilah ekosistem. Manusia sebagai khalifah Allah di muka bumi mempunyai peran dan tanggung jawab yang besar untuk menjaga dan melestarikan sistem kehidupan alam semesta. Jika manusia berbuat sewenang-wenang terhadap kelengkapan alam semesta ini, dengan melakukan berbagai kerusakan, apakah itu kerusakan hutan, kerusakan tanah, kerusakan keanekaragaman hayati lainnya, maka keseimbangan kehidupan makhluk penghuni alam ini akan tercemar yang berujung kepada rusaknya ekosistem, yang akhirnya berakibat kerusakan dengan berbagai bencana, seperti timbulnya bencana alam, menularnya berbagai wabah penyakit dan bencana-bencana lainnya yang menimpa kehidupan manusia dan kehidupan makhluk lainnya yang ada di alam semesta. Sehubungan dengan hal di atas, Allah SWT. memperingatkan melalui firman-Nya yang tersimpan rapi di dalam AlQur’an pada Surah Ar-Rum ayat 41, yang berbunyi :
d_§\°^zo_«[¼z_«[ÅŸu\ «[z¸“ [½¬°—¾x«[˜^°¸¤¿xÀ« }\´«[Âv¿[ ²½˜jz¿°¸¬˜« 13
“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari akibat perbuatan mereka, agar mereka kembali ke jalan yang benar”.
Ma’asyiral Muslimin Sidang Jum’at yang berbahagia. Sebagai contoh kecil dari maksud ayat di atas, jika kita sembarangan membuang sampah dan kotoran, maka lingkungan kita akan menjadi kotor dan menjijikkan. Setiap kekotoran, baik kekotoran diri sendiri maupun lingkungan, dapat mengakibatkan mudahnya diserang berbagai penyakit, atau setidaknya akan mengganggu kesehatan, sehingga kita kelihatan tidak sehat, selalu sakit-sakitan dan ibadah kitapun akan terganggu, disamping juga usaha kiota mencari nafkah akan terhalang, bahkan mungkin tidak dapat kita lakukan. Oleh karenanya, kita wajib memelihara kebersihan, dan merupakan dosa jika kita berbuat kerusakan dengan membuang sampah sembarangan dan perbuatan tidak terpuji lainnya yang dapat merusak atau mengotori lingkungan. Allah SWT. tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan di muka bumi ini. Hal ini ditegaskan-Nya dalam Al-Qur’an Surah Al-Baqarah ayat 205, yang berbunyi :
\¸ÀŸv À« Šy×[şŘ~Å«½b[w[¼ u\ «[`o¿×ã[¼ −´«[¼ezo«[©¬¸¿¼ “Dan apabila ia berpaling (dari kamu), ia berjalan di bumi untuk mengadakan kerusakan padanya, dan merusak tanam-tanaman dan binatang ternak, dan Allah tidak menyukai kerusakan”. 14
Kaum Muslimin Rahimakumullah. Dari uraian yang telah kami kemukakan di atas, dapatlah disimpulkan, bahwa hidup sehat merupakan hajat manusia yang paling azasi, karena hidup sehat, selain dapat mengantarkan kepada taraf hidup yang lebih baik dan sejahtera, juga merupakan bagian dari prasyarat kesempurnaan ibadah kepada Allah SWT. Oleh karena itu, maka kita harus berupaya untuk memelihara kesehatan secara terus menerus dalam arti memperkuat daya tahan diri dari serangan penyakit dan mencegah dari timbulnya berbagai penyakit, diantaranya dengan cara menjaga kebersihan diri dan kebersihan lingkungan sekitarnya. Begitu pentingnya nilai sehat ini, Rasulullah Muhammad SAW. bersabda dalam salah satu hadits beliau yang diriwayatkan oleh At-Tarmiji dan Ibnu Majah, yang berbunyi :
¶v´—¹¿z~ÅŸ\´¯[¹³v^ÅŸÅŸ\˜¯p_‡Çµ¯ \À³v«[¹«a|Àn\°³È¨Ÿ¹¯½¿a½£ \·zÀŸ[xo^ “Barangsiapa sehat badannya, damai hatinya, dan punya makanan untuk sehari-harinya, maka seolah-olah dunia seisinya dianugerahkan kepadanya”. Demikian khutbah yang singkat ini kami sampaikan, semoga dapat kita amalkan dalam kehidupan sehari-hari. Aminamin ya Rabbal ‘alamiin. 15
°Äjz«[²\‘Ä„«[µ¯ã\^w½—Ç °Änz«[µ°nz«[ã[°^ `o¿ ã[¼ [¼z¸c¿²Ç²½_o¿ª\jy¹ÀŸ µ¿z¸°«[ °Ä•˜«[²Óz¤«[ÅŸ°¨«¼Á«ã[¦y\^ a\Ãß[µ¯¹ÄŸ\°^°§\Ã[¼Á´˜ ³¼ °¨´¯¼Á´¯−_¤b¼ °Ä¨o«[z§x«[¼ °Ä¬˜«[™Ä°«[½·¹³[¹b¼Øb ¾v«[½«¼ °¨«¼Á«ã[z œc~[¼ µÄ°¬°«[zÎ\«¼ °¨Ãv«[½«¼ {½Ÿ\ÀŸ ¶¼z œc~\Ÿ a\°¬°«[¼ µÀ_Î\c«[º\k³\ü µÃz œc°«[
3 Assalaamu’alaikum Wr. Wb.
[z¿x³¼ [zÀƒ^¥o«\^¹«½~y−~y[Âx«[ãv°o«[ ©¬°«[ ¹«©Ãzƒ×¶vn¼ ã[×[¹«[ß²[v¸ƒ[ ¹«½~y¼ ¶v_—[v°o¯²[v¸ƒ[¼ ¯Ø˜«[ v°o¯\³vÀ~Ŭ—°¬~¼−‡°¸¬«[¯\³Ù[vÀ~ µÀ°Î[u\¯Ø~¼ºØ‡ ¹^\o‡[¼¹«[Ŭ—¼ ¯\¿Ù[¼y½·v«[z°¯Å¬—µÀ¯{Øc¯ °¨À‡¼[ }\´«[\¸¿[ÔÀŸ v˜^\¯[ ²½o¬ b°¨¬˜« ¹c—\¼ ã[½¤c^Å ³¼ Ma’asyiral Muslimin Sidang Jum’at Rahimakumullah.
16
T
ak henti-hentinya kita ucapkan syukur ke khadirat Allah SWT. Semoga dalam kehidupan ini, iman dan taqwa kita selalu bertambah kualitasnya. 17
Muslimin Rahimakumullah. Risalah Islam yang dibawa oleh Rasulullah Muhammad SAW. merupakan rahmat bagi semesta alam. Rahmat, yang kalau kita terjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia berarti kasih sayang, maka jelas, bahwa Islam adalah agama yang mengajarkan ummatnya untuk membina kasih sayang terhadap sesamanya, sopan santun dengan lingkungan sekitarnya dengan cara memelihara dan menjaga kebersihan, baik terhadap diri sendiri maupun lingkungan sekitar, terutama memelihara kelestarian flora dan fauna, bahkan seluruh alam jagat raya ini, yang merupakan ekosistem dalam kehidupan ini. Oleh sebab itu maka, kata Rahmat mencakup makna yang sangat luas. Dari kata ini dapat dipahami bahwa keselamatan adalah rahmat, kesejahteraan adalah rahmat, kecerdasan adalah rahmat, kesehatan adalah rahmat dan lain sebagainya. Tidaklah berlebihan, bahwa kesehatan adalah rahmat Allah yang teristimewa, karena semua jenis rahmat yang disebutkan di atas hanya dapat dinikmati sepenuh perasaan oleh orang yang sehat. Pada sisi lain, agama Islam adalah sumber motivasi dalam berbagai segi kehidupan, agar manusia selalu meningkatkan kualitas hidupnya, termasuk di bidang kesehatan. Allah SWT. berfirman :
°¬«[−_~¹³[½‹y™_b[µ¯ã[¹^¾v¸¿ ¹³w\^y½´«[Å«[d°¬“[µ¯°¸jzs¯¼ °À¤c¯[z‡Å«[°¸¿v¸¿¼ 18
“Dengan kitab (Al-Qur’an) itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keridhaan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang denga seizin-Nya, dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus” (QS. Al-Maidah ayat 16). Gelap gulita dimaksud ayat di atas, mengandung berbagai arti yang berkaitan dengan penderitaan, seperti kemiskinan, keterbelakangan, kebodohan, ketidaksehatan (sakit) dan sebagainya. Sedangkan cahaya terang benderang,mengandung arti yang berkaitan dengan kebahagiaan, kesejahteraan, kebersihan jasmani dan rohani, kehidupan yang layak, serta kesehatan fisik dan mental. Dalam kaitannya dengan kesehatan ini, Rasulullah SAW. bersabda :
¶v´—¹¿z~ÅŸ\´¯[¹³v^ÅŸÅŸ\˜¯p_‡Çµ¯ \À³v«[¹«a|Àn\°³È¨Ÿ¹¯½¿a½Ÿ \·zÀŸ[xo^ “Barangsiapa sehat badannya, damai hatinya, dan punya makanan untuk sehari-harinya, maka seolah-olah dunia seisinya dianugerahkan kepadanya”(HR. At-Tarmiji dan Ibnu Majah). Sehat badannya, sebagai cerminan dari sehat jasmani, damai hatinya, sebagai cerminan dari sehat rohani, dan punya makanan untuk sehari-harinya, sebagai cerminan dari kehidupan 19
sejahtera dari segi ekonomi, atau mencerminkan kesejahteraan sosial. Dari sini dapat dimengerti, bahwa pengertian sehat bukan hanya terbebas dari penyakit, tetapi mengandung arti yang luas dan dalam, yakni seseorang yang berada dalam kondisi stabil antara aspek jasmani dan aspek rohani, aspek sosial dan aspek lingkungannya. Memang kita sering menafsirkan kata sehat itu hanya dalam pandangan secara lahiriyah saja, tanpa memperhitungkan aspek-aspek lainnya. Memang betul bahwa pekarangan dan lingkungan yang bersih adalah salah satu cara untuk menghindarkan diri dari penyakit, seperti penyakit malaria, kolera dan sebagainya. Sebenarnya, jika lingkungan sekitar tempat tinggal kita ditata dengan baik dan apik serta selalu dijaga kebersihannya, ditanami dengan berbagai tanaman hias (bunga-bungaan), tanaman hijau dan tanaman obat, maka disamping akan memberikan keindahan dan kesejukan, juga dapat memberikan manfaat bagi kesehatan tubuh jasmani kita maupun kesehatan jiwa atau rohani kita. Minimal manakala kita memandang tanam-tanaman yang indah dan menghijau ini, jiwa kita terasa sejuk dan hati kita menjadi senang dibuatnya.
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah. Islam sebagai agama kita, telah memberikan petunjuk agar menata sedemikian rupa setiap bangunan atau perumahan yang akan dibangun, agar sedap dipandang dan enak ditempati. Rasulullah SAW. bersabda :
ºzŒs«[Å«Éz•´«[zˆ_«[µÄ¬kbeØf 20
µo«[¹j½«[Å«[¼Ây\k«[Æ\°«[Å«[¼ “Tiga hal yang menjernihkan (menyehatkan) pandangan, yaitu : menyaksikan pemandangan yang hijau-hijau, air jernih yang mengalir tenang dan indahnya wajah-wajah rupawan” (HR. Ahmad). Dalam hadits lain Rasulullah SAW. bersabda :
h˜„«[t~[¼ œ_¿ã[²[ “Sesungguhnya Allah membenci orang-orang yang membuat kekotoran dan kesemrawutan” (HR. Al-Baihaqi). Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), “Sehat adalah suatu keadaan yang sempurna dari badan, jiwa (mental) dan sosial, bukan hanya bebas dari serangan penyakit”. Kesehatan memang merupakan tumpuan hidup manusia, karena dengan kesehatan itu kita dapat menumbuhkan dan mengembangkan kualitas hidup seoptimal mungkin. Yang berarti pula, hanya dengan tubuh dan jiwa sehatlah kita dapat beribadah sebaik mungkin dan beramal shaleh sebanyak mungkin. Hidup sehat adalah hajat manusia yang paling penting, karena hidup sehat selain dapat mengantarkan kepada kehidupan yang lebih baik dan sejahtera, juga merupakan bagian dari prasyarat kesempurnaan beribadah. Sebab, seseorang yang dalam keadaan sakit, tidak mungkin akan dapat sempurna melakukan ibadah kepada Allah. 21
Kaum Muslimin yang berbahagia. Dalam hidup ini, agar dapat diisi dengan sesuatu yang bermanfaat, maka ada lima hal yang perlu kita perhatikan, sebagaimana sabda Rasulullah Muhammad SAW. :
©b½¯−_£©b\Àn °r−_£\°r°´c›[ ©¬œƒ−_£©›[zŸ¼ ©°¤~−_£©co‡¼ ¦z¤Ÿ−_£¦\´›¼ ©¯z·−_£©^\_ƒ¼ “Perhatikanlah lima perkara sebelum datangnya lima perkara, yaitu : Masa hidupmu sebelum datang ajalmu; masa sehatmu sebelum datangnya penyakit; masa lapangmu sebelum datangnya kesibukanmu; masa mudamu sebelum datangnya masa tua dan masa kayamu sebelum datangnya kefakiran” (HR. Ahmad dan Al-Baihaqi).
a\Ãß[µ¯¹ÄŸ\°^°§\Ã[¼Á´˜ ³¼ °¨´¯¼Á´¯−_¤b¼ °Ä¨o«[z§x«[¼ °Ä¬˜«[™Ä°«[½·¹³[¹b¼Øb ¾v«[½«¼ °¨«¼Á«ã[z œc~[¼ µÄ°¬°«[zÎ\«¼ °¨Ãv«[½«¼ {½Ÿ\ÀŸ ¶¼z œc~\Ÿ a\°¬°«[¼ µÀ_Î\c«[º\k³\ü µÃz œc°«[
°Äjz«[²\‘Ä„«[µ¯ã\^w½—Ç °Änz«[µ°nz«[ã[°^ v¿z¿µ¨«¼ iznµ¯ °¨À¬—−˜kÀ« ã[v¿z¿\¯ ²¼z¨„b°¨¬˜« °¨À¬—¹c°˜³ °cÀ«¼ °§z¸À« °Ä•˜«[²Óz¤«[ÅŸ°¨«¼Á«ã[¦y\^ 22
23
ã[½¤c^Á\Ã[¼ °¨À‡¼\Ÿ v˜^\¯[ Åœµ¯]\r¼ Ťb[µ¯{\Ÿv¤Ÿ
4
Ma’asyiral Muslimin Sidang Jum’at Rahimakumullah. Assalaamu’alaikum Wr. Wb.
µÃu¼Âv¸«\^¹«½~y−~y[¾x«[ãv°o«[ [zÀ„^¹¬~y[ ¹¬§µÃv«[Ŭ—¶z¸•À« ¥o«[ [zÀ´¯\j[z~¼ ¹³w\^ã[Å«[\À—[u¼ [zÃx³¼ ºu\¸ƒ ¹«©Ãzƒ×¶vn¼ã[×[¹«[ß²[v¸ƒ[ \Ÿ¼z˜¯[|´§²\´k«[ÁŸ\´«²½¨b −¨^²\§¹«½~y¼¶v_—[v°o¯²[v¸ƒ[¼ Ŭ—°¬~¼−ˆŸ°¸¬«[\Ÿ½‡½¯a[zÀs«[ ºØ‡ ¹^\o‡[¼¹«[Ŭ—¼v°o¯\³vÀ~ [zÀg§\°À¬b°¬~¼ [v^[µÄ°Î[u \¯Ø~¼
A
lhamdulillah, kembali kita bersyukur kepada Allah SWT. yang mana atas karunia-Nya jualah sehingga dapatlah pada hari ini kita bersama-sama menunaikan tugas rutin kita setiap Jum’at, di masjid yang mulia ini, untuk melaksanakan kewajiban serangkaian ibadah Jum’at.
Muslimin Rahimakumullah. Sebagai seorang Muslim, tentunya kita tidak meragukan lagi, bahwa Muhammad Rasulullah SAW. disamping sebagai nabi dan rasul terakhir, dengan membawa risalah iman dan Islam, penyempurna agama-agama sebelumnya, beliau juga merupakan panutan utama bagi kita kaum Muslimin, yang telah memberikan suri teladan yang baik, bagi hidup dan kehidupan kita sehari-hari.
»´nº½~[ã[ª½~yÁŸ°¨«²\§v¤« “Sunggguh terdapat pada diri Rasulullah itu, suri teladan yang baik bagimu” (QS. Al-Ahzab ayat 21).
Muslimin Rahimakumullah. 24
25
Banyak sekali memang contoh suri teladan Rasulullah yang dapat kita ikuti dalam berprilaku sehari-hari. Diantaranya adalah dalam hal menjaga dan memelihara kesehatan.
sehari-hari sangat terganggu.
Muslimin yang berbahagia. Rasulullah Muhammad SAW. adalah seorang rasul yang dalam kehidupan beliau sangat memperhatikan masalah kesehatan. Beliau selalu mengingatkan ummatnya agar selalu menjaga kesehatan. Sabda Rasulullah SAW. :
}\´«[µ¯zÀg§\°¸ÀŸ²½_œ¯²\c°˜³ š[z «[¼»oˆ«[ “Ada dua macam ni’mat yang besar, namun kebanyakan manusia terkecuh (kurang memperhatikan) terhadapnya, yaitu kesehatan dan waktu senggang” (HR. Bukhari).
Ma’asyiral Muslimin Sidang Jum’at Rahimakumullah. Siapapun kita tentu akan berkata, bahwa kesehatan itu penting, dan menjaga atau memelihara kesehatan itu lebih penting lagi. Karena kesuksesan hidup kita banyak bergantung dari kesehatan. Bahkan kesehatan adalah segala-galanya. Ia merupakan harta kekayaan yang tak ada tolok bandingnya. Alangkah bahagianya seseorang yang sehat jasmani dan rohaninya, sehingga ia dapat melaksanakan segala macam aktivitas kehidupan dengan baik. Sebaliknya, alangkah menderitanya seseorang yang sakit jasmani atau rohaninya, sehingga aktivitas kehidupannya 26
Para ahli kesehatan telah mengakui bahwa kebersihan merupakan pangkalnya kesehatan. Siapa saja yang selalu menjaga kebersihan, maka kesehatannya pun akan terjaga pula. Kenapa demikian? Karena menjaga kebersihan merupakan jalan sekaligus cara untuk memperoleh kesehatan.
Hadiri sekalian. Kesehatan jasmani seseorang akan berpengaruh terhadap kesucian hati sanubarinya. Hati dan jiwa yang suci akan mempengaruhi niat dan memperbagus tindakan. Rasulullah SAW. berwudlu beberapa kali dalam sehari semalam guna menjaga kebersihan. Ketahuilah bahwa berwudlu itu selain dapat membersihkan badan jasmani, secara langsung juga dapat berpengaruh terhadap tindakan dan perbuatan. Berwudlu selain merupakan kewajiban yang mendasari bagi kesempurnaan ibadah shalat, berwudlu juga dapat membersihkan badan jasmani sekaligus berpengaruh terhadap kebersihan rohani. Mulut, hidung, telinga, kepala, tangan dan kaki merupakan anggota tubuh yang sangat dominan di dalam menjalankan aktivitas sehari-hari, adalah bagian-bagian yang penting dan harus kita pelihara kebersihannya dengan seksama, dan wudlu berupakan sarana yang efektif di dalam memelihara kebersihan bagian-bagian tersebut. 27
Rasulullah SAW. berwudlu beberapa kali dalam sehari semalam, guna menjaga kebersihan. Karena Rasulullah tidak suka kepada orang yang kusut masai. Beliau selalu membersihkan, meminyaki dan menyisir rambutnya dengan rapi. Jika rambutnya mulai panjang, maka segera dipangkasnya dengan rapi. Kukunya selalu dipotong. Dianjurkannya agar kita menggosok gigi beberapa kali dalam sehari. “Seandainya tidak memberatkan ummatku, niscaya kuperintahkan mereka menyikat gigi setiap akan melakukan shalat”, demikian sabda beliau.
°¸c¬“¼Ç}\´«[ “Takutlah akan dua hal yang mendatangkan laknat. Para sahabat bertanya : Apakah dua hal yang mendatangkan laknat itu, ya Rasulullah?. Nabi bersabda: Ialah orang yang membuang hajat di jalan tempat orang lewat atau buang hajat di tempat-tempat manusia berteduh” (HR. Muslim dan Abu Daud).
v§[z«[Æ\°«[ÅŸª\_ò[Ÿ³¹³[
Kaum Muslimin yang berbahagia. Rasulullah SAW. melarang kita membuang air besar atau air kecil di tempat-tempat umum atau di tempat-tempat terbuka, seperti di pinggir jalan, di bawah pohon yang orang sering berteduh di bawahnya, di tempat-tempat yang rindang, di lobanglobang yang sering dihuni oleh binatang, di genangan air yang tidak mengalir dan sebagainya. Sabda Rasulullah SAW. :
zccÀ¬ŸÎ\œ«[Åbǵ¯ “Barang siapa yang buang air hendaknya di tempat yang tertutup” (HR. Abu Daud).
²\´—Ø«[\¯¼ ½«\£ µÀ´—Ø«[[½¤b[ ¢zşŬscÃÂx«[ª\£ Iã[ª½~y\à 28
“Sesungguhnya Nabi melarang kencing di air yang tidak mengalir” (HR. Muslim, Ibnu Majah dan AnNasai).
Muslimin Rahimakumullah. Kebanyakan para ahli kesehatan mengakui bahwa penyakit seperti disentri banyak disebabkan oleh kotoran manusia. Oleh karenanya hendaknya kita membuang kotoran di tempat yang semestinya.
Hadirin. Dalam hal kesehatan ini, Rasulullah juga menjelaskan tentang hubungan makanan dengan kesehatan. Beliau menganjurkan kita agar tidak memenuhi perut secara berlebihan dengan bermacam-macam makanan dan minuman. “Mengosongkan perut, adalah obat yang paling mujarab bagi kesehatan badan”, demikian salah satu anjuran beliau. 29
Kemudian dalam hadits yang lain, beliau menyatakan :
[½oˆb[½¯½‡ “Berpuasalah, agar kamu sehat”.
Hadirin. Para ahli kesehatan mengakui bahwa perut yang berisi penuh makanan, dapat menimbulkan berbagai macam penyakit, terutama penyakit yang berhubungan dengan peredaran darah. Sedangkan perut yang sering dikosongkan, seperti berpuasa misalnya, banyak sekali faedahnya terhadap kesehatan. Perut yang tidak terlalu penuh dengan makanan, akan memberikan kesempatan kepada tubuh untuk mempergunakan cadangan-cadangan energi yang tersimpan dan kurang diperlukan karena kelebihan. Misalnya kelebihan lemak, kelebihan zat gula dan sebagainya, bisa dikurangi dengan mengosongkan perut atau berpuasa. Rasulullah mengingatkan, bahwa kata beliau, “Hampir semua penyakit itu disebabkan oleh persoalan makan dan minum. Apabila seseorang mengurangi makan dan minum, maka perutnya akan dipenuhi nur (cahaya), sehingga dapat mendorongnya untuk berbuat baik/ amal shaleh. Ketahuilah perut yang terlalu penuh dapat menimbulkan penyakit malas dan enggan berbuat kebajikan”. “Makanlah kamu, kata Rasulullah, jika kamu lapar. Dan berhentilah sebelum kamu kenyang”. Muslimin Sidang Jum’at yang berbahagia. 30
Dari apa yang telah kami uraikan di atas, mungkin kita dapat menyimpulkan bahwa jalan untuk menjaga kesehatan adalah dengan memelihara kebersihan. Kesehatan perlu kita jaga dan pelihara, agar kita bisa beramal dan beribadah kepada Allah SWT. dengan baik. Sebab badan yang sakit ibarat pohon yang merana. Tidak menghasilkan buah yang bermanfaat bagi manusia dan alam sekitarnya. Pengaruh kesehatan terhadap ketenangan jiwa sudah terang dan nyata, sebab badan yang sehat dan bersih sangat mempengaruhi kebersihan hati dan pikiran. Ibadah dan amal akan dapat dikerjakan dengan baik apabila badan sehat dan kuat. Bukankah di dalam badan yang sehat terletak jiwa yang sehat. Rasulullah SAW. bersabda :
ÅŸ\´¯[¹³v^ÅŸ ÅŸ\˜¯p_‡[µ¯ a|Àn\°³È¨Ÿ¹¯½Ãa½Ÿ¶v´—¹Ãz~ \·zÀŸ[xo^\À³v«[¹« “Barangsiapa sehat badannya, damai di hatinya dan punya makanan untuk sehari-harinya, maka seolah-olah dunia seisinya dianugerahkan kepadanya” (HR. At-Turmudzi dan Ibnu Majah). Akhirnya, marilah kita contoh bagaimana Rasulullah SAW. menjaga dan memelihara kesehatan beliau, seperti diantaranya beberapa anjuran beliau yang telah kami kemukakan tadi. Dan tentunya masih banyak lagi contoh teladan lainnya, yang berkaitan dengan kesehatan ini, yang tidak mungkin kita uraikan secara panjang lebar dalam kesempatan khutbah kali ini, 31
mengingat waktu yang terbatas. Semoga uraian yang singkat ini dapat memotivasi kita semua agar tetap berupaya untuk menjaga kebersihan plus kesehatan, sehingga kita semua menjadi ummat yang sehat dan kuat. Sebab ummat yang sehat dan kuat adalah ummat yang dicintai oleh Allah dan Rasul-Nya.
5
°Äjz«[²\‘Ä„«[µ¯ã\^w½—Ç °Änz«[µ°nz«[ã[°^ `oÃã[¼ [½z¸cò[²½_oê\jy¹ÀŸ
Assalaamu’alaikum Wr. Wb.
¯Ø~×[¼²\°Ã×[»°˜´^\´°˜³[¾x«[ãv°o«[ ¹«©Ãzƒ×¶vn¼ ã[×[¹«[ß²[v¸ƒ[ −‡°¸¬«[ ¹«½~y¼ ¶v_—[v°o¯²[v¸ƒ[¼ ª½~z«[¼ °Ãz¨«[Á_´«[[x·Å¬—°¬~¼ ¹^\o‡[¼ ¹«[Ŭ—¼v°o¯ °À•˜«[ ã[u\_—ÔÄŸ v˜^\¯[ µÃv«[¯½ÃÅ«[¹˜_bµ¯¼
²Óz¤«[ÅŸ°¨«¼Á«ã[¦y\^ µÃz¸‘°«[ a\Ãß[µ¯¹ÄŸ\°^°§\Ã[¼Á´˜ ³¼ °Ä•˜«[ ¹b¼Øb°¨´¯¼Á´¯−_¤b¼ °Ä¨o«[z§x«[¼ °¨«¼Á«ã[z œc~[¼ °Ä¬˜«[™Ä°«[½·¹³[ µÄ°¬°«[zÎ\«¼ °¨Ãv«[½«¼ ¾v«[½«¼ {½Ÿ\ÀŸ ¶¼z œc~\Ÿ a\°¬°«[¼
µÀ_Î\c«[º\k³\ü µÃz œc°«[ 32
²½¤c°«[{\Ÿv¤Ÿ ã[½¤c^¾\Ã[¼°¨À‡¼[
Maasyiral Muslimin Sidang Jum’at Rahimakumullah.
1
A
lhamdulillah, kita bersyukur ke khadirat Allah SWT. yang dengan izin-Nya jualah, sehingga dapatlah kita pada siang ini, kembali menunaikan fardhu Jum’at, sebagai salah satu wujud nyata dari taqwa kita 33
kepada Allah SWT.
Muslimin Rahimakumullah. Manusia diciptakan oleh Allah SWT. tidak saja berupa jasmani atau pisik, tetapi juga berupa rohani atau jiwa. Bahkan kedudukan rohani atau jiwa ini, menempati proporsi utama atau memiliki nilai plus dibanding kedudukan jasmani atau pisik. Kenapa demikian? Karena biasanya yang menentukan gerak-gerik aktivitas manusia sehari-hari justeru ditentukan oleh dorongan dari dalam, yang dalam hal ini adalah rohani atau jiwa. Inilah sebenarnya faktor yang membedakan antara manusia dengan makhluk lainnya. Segala usaha, aktivitas atau pekerjaan yang dilakukan seseorang, merupakan implikasi dari dorongan jiwanya yang dipertimbangkan oleh akal pikiran. Berbeda dengan binatang. Semua gerak-gerik aktivitas kehidupan binatang, pada dasarnya digerakkan kekuatan insting semata, tidak disertai oleh suatu pertimbangan akal pikiran atau perasaan. Rohani atau jiwa, adalah komponen kehidupan manusia yang sangat vital, dan ia merupakan anugerah Allah yang amat berharga, dan oleh karenanya kita dituntut agar mampu memeliharanya dari berbagai macam kotoran rohani, sehingga rohani kita tetap bersih dan suci, serta kita mampu menjaga dan memelihara jiwa kita dari berbagai serangan penyakit jiwa, sehingga jiwa kita tetap sehat dan kuat. Apabila rohani atau jiwa kita bersih dan sehat, ia akan mengarahkan prilaku lahiriyah kita, keperbuatan yang baik dan terpuji. Sebaliknya, apabila rohani atau jiwa kita kotor dan sakit, maka kotorannya akan membekas dan melekat pada setiap prilaku tindakan kita, sehingga cenderung berbuat kemungkaran dan malapetaka. 34
Ingatlah pernyataan Rasulullah SAW. dalam sebuah hadits beliau :
do¬‡do¬‡[w[ »œŒ¯vk«[ÅŸ²É×[ vk«[avŸavŸ[w[¼ ¹¬§ vk«[ `¬¤«[Á·¼ ×[ ¹¬§ “Ketahuilah, di dalam jasad manusia ada suatu mudghah (segumpal daging). Apabila kondisinya baik, maka akan baik pula jasad. Namun jika kondisinya jelek, maka akan jelek pula jasad. Ketahuilah, mudghah itu adalah hati” (HR. Muslim).
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah. Didalam menempuh perjalanan hidup dan kehidupan ini, kita memang tak pernah sunyi dari berbagai rintangan, halangan dan tantangan. Terkadang jiwa kita tegar menghadapinya, namun terkadang pula jiwa kita tidak mampu membendung kuatnya arus kemaksiatan dan kedzaliman, sehingga jiwa kita terpengaruh oleh petualangan realitas hidup duniawi yang cenderung menjerumuskan. Kondisi inilah yang dimanfaatkan Syetan untuk menyebarkan virus-virus kejahatannya. Oleh karena itu, agar jiwa kita tetap bersih, sehat dan kuat, maka kita harus memeliharanya dengan baik. Ada tiga hal yang perlu diperhatikan dalam upaya menjaga kebersihan dan kesehatan jiwa, yaitu : 35
Pertama, kita selalu beupaya mengikat jiwa kita dengan iman dan tawakkal kepada Allah SWT. dalam segala urusan, serta selalu berlindung kepada-Nya dari godaan dan kejahatan Syetan. Sebab kesehatan jiwa selalu diganggu oleh virus-virus syetan, dan virus-virus ini siap masuk ke jiwa kita untuk menggerogoti dan menodai kesuciannya. Untuk itu kita perlu punya perisai, penangkal atau tameng untuk membendung kerasnya arus masuk virus-virus itu, dan tidak ada penangkal yang ampuh kecuali iman yang kuat dan tawakkal kepada Allah SWT. Firman Allah SWT. :
Ŭ—¼[ ½´¯[µ¿x«[Ŭ— µ¬~¹«À«¹³[ µ¿x«[Ŭ— ¹´¬~\°³[ ²½¬§½c¿ °¸^y ²½§z„¯¹^°·µ¿x«[¼ ¹³½«½c¿ “Sesungguhnya syetan itu tidak ada kekuasaan atas orang-orang yang beriman dan bertawakkal kepada Tuhannya. Sesungguhnya kekuasaan syetan itu hanyalah atas orang-orang yang mengangkatnya sebagai pemimpin dan orang-orang yang suka menyekutukannya dengan Allah” (QS. An-Nahl 99-100). Kemudian Nabi bersabda :
ãz§w[w[ ¯u[µ^[`¬£Å¬—°f\j²\À„«[²[ }½~¼− ›[w[¼´r 36
“Sesungguhnya syetan adalah kuman (virus) bagi hati/jiwa anak Adam. Jika hati/jiwa anak Adam sedang mengingat atau dzikir kepada Allah, kuman (virus) itu akan menjadi mati atau hilang. Sebaliknya, jika hati sedang lupa kepada Allah, kuman itupun akan beraksi menggodanya” (HR.Ibnu Abi Dun-ya).
Muslimin Rahimakumullah. Kedua, kita hendaknya selalu menghindari sekecil apapun perbuatan maksiat. Sebab yang namanya maksiat, kendatipun pada awalnya dirasa kecil, namun kalau perbuatan ini dilakukan terus menerus, maka yang kecil ini tentunya akan menjadi besar. Sedikit demi sedikit, lama-lama menjadi bukit, demikian kata pepatah. Maka apabila dosa akibat maksiat ini sudah sedemikian besar, dikhawatirkan akan mengunci mati mata hati seseorang, sehingga sulit menerima kebenaran yang datang dari Allah SWT. Ingatlah peringatan Rasulullah SAW. :
\¸c¤¬›[`¬¤«[Ŭ—]½³x«[™^\cb[w[ “Apabila (maksiat) dilakukan terus menerus, dosa (akibat maksiat) itu akan mengunci (menutup) keseluruhan hatinya (dari menerima kebenaran/hidayah)” (HR. Imam Ahmad).
Hadirin. Dampak dari suatu maksiat adalah dosa, dan dosa akan menimbulkan siksa. Jangan mengira bahwa siksa itu hanya berlaku di akhirat saja, tetapi di dunia inipun pedihnya siksa itu 37
sudah terasa, kendati tak sedahsyat di akhirat.
jiwa.
Memang, selama kita hidup di dunia ini, tak seorangpun yang luput dari dosa. Sebab, kita ini manusia, bukan malaikat. Kita punya nafsu, dan terkadang justeru karena kita tak mampu mengendalikan nafsu inilah yang menyeret kita ke lembah maksiat. Nah, kalau sudah terlanjur berbuat maksiat, maka tak ada jalan terbaik, kecuali segera hentikan maksiat itu, dan bertobatlah kepada Allah SWT. Ingatlah, sesungguhnya Allah itu Maha penerima tobat.
Tatkala seseorang berikrar, “Asyhadu an laa Ilaaha illa llah, wa asyhadu anna Muhammadan Rasulullah”, dengan menyatakan diri memeluk agama Islam, maka ikrar ini dapat membebaskan dirinya dari segala macam bentuk penghambaan selain Allah. Bahkan dengan ikrar ini pula, dapat menimbulkan kesadaran yang tajam dan dalam, bahwa Allah adalah Maha Besar dari segala bentuk apapun. Allah Maha Kuasa dan berhak disembah oleh segenap makhluk yang ada. Oleh karenanya, ia tidak akan diperbudak oleh suatu sistem duniawi yang bukan ber-sumber dari Allah. Ia tidak akan takut kepada siapapun kecuali hanya takut kepada Allah. Ia akan secara konsekuensi siap menerima segala apa yang disyari’atkan Allah dan Rasul-Nya Muhammad SAW. Kesadaran jiwa yang semacam ini tentu akan membebaskan ia dari noda syirik, yang merupakan penyakit jiwa yang sangat kronis, karena penyakit ini dapat menyebabkan hati seseorang menjadi gelap gulita, terkunci rapat dari Hidayah Allah SWT.
°Ànyy½ ›ã[²[ “Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (At-Taubah 102).
Kaum Muslimin Sidang Jum’at Rahimakumullah. Yang ketiga, marilah kita bersihkan jiwa kita dari sifatsifat yang tercela dengan perbuatan yang terpuji. Singkatnya, untuk menjaga kebersihan jiwa, setiap Muslim hendaknya mengetahui apa saja yang harus ia hindari dan jauhi, serta setiap saat selalu waspada terhadap kemungkinan-kemungkinan terserangnya penyakit jiwa.
Muslimin Rahimakumullah. Konsep pemeliharaan kesehatan jiwa dalam Islam sifatnya universal. Artinya, hampir seluruh aspek ajaran Islam mengajak pemeluknya agar selalu menjaga dan memelihara kesehatan 38
Firman Allah SWT. :
°«¯[°¸byx³[Æ °¸À¬—ÆÓ½~[¼z §µ¿x«[²[ °¸^½¬£Å¬—ã[°cr ²½´¯Ì¿×°·yx´b º¼\„› °·y\ˆ^[Ŭ—¼ °¸˜°~Ŭ—¼ °À”—][x—°¸«¼ 39
“Sesungguhnya (bagi) orang-orang kafir (syirik), sama saja (bagi mereka), engkau beri peringatan atau tidak engkau beri peringatan, mereka tidak juga akan beriman. Karena Allah telah mengunci hati, pendengaran dan penglihatan mereka dengan kekufurannya, dan bagi mereka adalah siksa yang amat pedih” (QS. Al-Baqarah 6-7). Ketahuilah, bahwa virus kekufuran dapat membentuk pribadi-pribadi yang jahat, kendati secara lahiriyah mungkin ia nampak baik. Seperti Fir’aun menjadi penguasa yang diktator karena kekufurannya. Dan dia tak segan-segan membantai kaum oposisi yang berani menentangnya. Seorang konglomerat, seperti Karun, menjadi kikir dan suka menindas kaum yang lemah dengan konsep liberal kapitalisnya, lantaran kemusyrikannya. Seorang ilmuan, teknokrat dan arsitek istana kerajaan Fir’aun, Haman, yang mendewa-dewakan akal pikiran, akhirnya hancur bersama hasil karyanya. Seorang ulama jahat karena menjadi pendukung utama pemerintahan Jabbarin, Bal’am bin Ba’ura, akkhirnya tewas menggenaskan. Inilah contoh figur-figur kejahatan yang telah binasa bersama kekufurannya
Muslimin Rahimakumullah. Demikian juga dengan ajaran shalat. Shalat di dalam Islam memainkan peranan yang sangat penting terhadap pemeliharaan kesehatan jiwa. Semua gerakan dan kelakuan shalat, semata-mata merupakan perwujudan dari penyerahan diri si hamba kepada Khaliqnya. Seperti mengangkat takbir, berdiri dengan kepala merunduk, meletakkan kedua tangan, tangan kanan di atas dan tangan 40
kiri di bawah sambil berdekap, ruku’, i’tidal, sujud, duduk diantara dua sujud, tahayyat/tasyahud dan salam, semua perbuatan ini menggambarkan kepatuhan/penyerahan diri kepada Allah SWT. Dengan melakukan shalat, kaum muslimin kontak dengan Allah minimal lima kali sehari. Hal ini akan menebalkan keimanan seseorang. Sebab yang namanya iman, kadang-kadang bisa tebal, terkadang pula bisa tipis. Agar iman kita selalu tebal, maka sering-seringlah kontak dengan Allah melalui shalat. Seseorang yang sering kontak dengan Allah, artinya dia selalu ingat kepada Allah SWT. Seseorang yang selalu ingat kepada Allah, maka jiwanya akan menjadi tenteram. Firman Allah SWT. :
ã[z§x^°¸^½¬£µÏ°b¼[½´¯[µ¿x«[ ]½¬¤«[µÏ°bã[z§x^×[ “(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram” (QS. Ar-Ra’d 28).
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah. Begitu juga Zakat. Melalui zakat, dapat membersihkan jiwa si kaya dari rasa mementingkan diri sendiri, dan dapat pula memberisihkan jiwa si miskin dari rasa iri dan dengki. Demikian juga Puasa. Dengan berpuasa, menahan diri 41
dari makan dan minum, dari haus dan dahaga, dari nafsu syahwat dan dari perbuatan-perbuatan lainnya yang dapat merusak kesempurnaan puasa, mengingatkan kita kepada orang-orang yang selalu menderita sepanjang tahun, bahkan sepanjang hidupnya. Dengan berpuasa, dapat menggugah diri seseorang yang hidup bergelimang harta dan kemewahan, agar dapat merasakan penderitaan saudara-saudaranya yang tak punya. Sehingga dari pengalaman ini diharapkan dapat membangkitkan perasaan santun senasib seperjuangan. Begitu juga Haji. Dengan memakai kain ihram, mengandung makna simbolik dari kesucian jiwa orang yang memakainya. Dan pakaian inilah pula yang mendorong seseorang untuk pergi haji, walaupun harus berpisah dengan sanak saudara, isteri dan anak cucu, kaum kerabat handai tolan, kampung halaman, harta benda, dan segala yang dicintainya. Ia datang ke tanah suci dengan penuh keikhlasan, semata-mata hanya memenuhi panggilan Allah untuk memperoleh berkah dan ridhaNya.
Muslimin Rahimakumullah. Salah satu tugas pokok Rasulullah SAW. disamping menyampaikan ayat-ayat Allah dan mengajarkan kitab suci dan hikmah (ilmu pengetahuan), beliau juga ditugasi oleh Allah untuk membersihkan atau menyucikan ummat manusia, baik yang menyangkut soal jasmaniah, terlebih-lebih soal rohaniah, dengan cara mengarbol bersih-bersih dari segala sifat yang mengarah kepada kemusyrikan dan penyakit rohani/jiwa lainnya. Akhirnya, marilah kita berdoa kepada Allah SWT. semoga kita mampu menjaga dan memelihara kesehatan jiwa kita, 42
kita dengan banyak beribadah dan beramal shaleh. Semoga Allah SWT. melindungi kita semua dari berbagai penyakit jiwa, yang virusnya dibawa dan disebarkan oleh si durjana Setan yang terkutuk.
°Äjz«[²\‘Ä„«[µ¯ã\^w½—Ç °Änz«[µ°nz«[ã[°^ \¸~uµ¯]\rv£¼ \¸§{µ¯p¬Ÿ[v£ °Ä•˜«[²Óz¤«[ÅŸ°¨«¼Á«ã[¦y\^ a\Ãß[µ¯¹ÄŸ\°^°§\Ã[¼Á´˜ ³¼ °¨´¯¼Á´¯−_¤b¼ °Ä¨o«[z§x«[¼ °Ä¬˜«[™Ä°«[½·¹³[¹b¼Øb ¾v«[½«¼ °¨«¼Á«ã[z œc~[¼ µÄ°¬°«[zÎ\«¼ °¨Ãv«[½«¼ {½Ÿ\ÀŸ ¶¼z œc~\Ÿ a\°¬°«[¼ µÀ_Î\c«[º\k³\ü µÃz œc°«[ 43
A
lhamdulillah, atas izin Allah SWT. kembali pada siang ini, kita dapat berkumpul untuk menunaikan perintah Allah, berupa ibadah Jum’at di masjid yang mulia ini.
6 Assalaamu’alaikum Wr. Wb.
µÀ¤c°¬«»_£\˜«[¼ µÀ°«\˜«[]yãv°o«[ ¹«©Ãzƒ×¶vn¼ ã[×[¹«[ß²[v¸ƒ[ ¹«½~y¼¶v_—[v°o¯²[v¸ƒ[¼ [x·Å¬— °¬~¼−‡°¸¬«[ ¶v˜^Å_³× °À•˜«[ª½~z«[¼ °Ãz¨«[Á_´«[ ¹˜_bµ¯¼ ¹^\o‡[¼ ¹«[Ŭ—¼ v°o¯ ã[u\_—ÔÄŸ v˜^\¯[ µÃv«[¯½ÃÅ«[ {\Ÿv¤Ÿ ã[½¤c^¾\Ã[¼ °¨À‡¼[ ²½¤c°«[
Kemudian, izinkan pada kesempatan khutbah kali ini, kami mengajak kepada para jamaah sekalian, marilah kita bersama-sama berupaya untuk meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah SWT. Karena taqwa merupakan derajat tertinggi di dalam Islam, yang setiap kita tentunya sangat mendambakannya.
Muslimin Rahimakumullah. Islam sebagai agama fithrah senantiasa menjunjung tinggi nilai-nilai keindahan, karena keindahan itu sendiri merupakan ciri sekaligus daya tarik yang dapat memikat ummat manusia untuk ikut bergabung ke dalam jama’ah Islam. Kami katakan demikian, karena hampir seluruh ajaran Islam terdapat di dalamnya unsur-unsur keindahan. Bahkan apa yang diciptakan Allah SWT. berupa alam raya, gunung, laut, sungai, hutan dan sebagainya, kalau kita cermati secara mendalam, maka di dalamnya terdapat suatu keindahan yang luar biasa yang dapat menyentuh perasaan dan mendatangkan kedamaian. Demikian juga dengan diciptakannya kita manusia, sungguh suatu penciptaan yang sangat artistik, serasi dan indah serta memberikan kenyamanan bagi manusia itu sendiri. Allah SWT. berfirman :
Ma’asyiral Muslimin Sidang Jum’at Rahimakumullah. 44
°¿½¤bµn[ÁŸ²\³×[\´¤¬rv¤« 45
“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya” (QS.At-Tiin 4). Coba saja kalau kita perhatikan dalam struktur penciptaan tubuh manusia. Kepala terletak di atas, sementara kaki di bawah. Betapa sulitnya hidup kita, jika sekiranya kepala di bawah, kaki di atas. Demikian juga letak posisi tangan, berada di tengahtengah, dilengkapi jari jemari yang ukurannya bervariasi, sehingga memudahkan kita dalam pekerjaan sehari-hari. Tak kalah pentinya, bentuk dan letak hidung dan telinga, dimana lobang hidung berada di bawah, dan telinga mempunyai daun. Sungguh betapa repotnya kita, jika lobang hidung berada di atas dan kebetulan hari sedang hujan dan kita tak membawa payung. Kemudian, suatu hal yang barangkali nyaris luput dari pemikiran kita, mengapa pada tempat-tempat tertentu di tubuh kita, selalu ada tahi/kotorannya. Seperti di mata ada tahi mata, di telinga ada tahi telinga, di hidung ada kerak hidung dan sebagainya. Menurut yang pernah mencicipinya, tahi atau kotoran tersebut rasanya pahit. Kenapa tidak manis?, ya tentu tidak manis, sebab kalau manis, tentu segenap serangga akan datang mengerumuni. Kalau sudah demikian, tentu kita akan repot dibuatnya. Kemudian, disamping adanya keserasian plus keindahan dari penciptaan manusia, di dalamnya juga terdapat sejumlah makna simbolik yang apabila kita renungkan dan mencoba mengambil pelajaran padanya, sungguh sesuatu yang sangat berharga bagi kemajuan dan ketinggian akal budi seseorang.
Muslimin Rahimakumullah.
Mari kita ambil contoh, makna simbolik yang terdapat dalam tubuh manusia, dengan satu pertanyaan, mengapa Allah menciptakan dua telinga, dua mata, sementara mulut cuma satu. Padahal fungsi mulut bagi kita sangat banyak dan bervariasi, dibandingkan dengan fungsi telinga dan mata, walaupun samasama penting.
Hadirin. Allah menciptakan dua telinga, dua mata dan satu mulut. Maksudnya, penggunaan telinga dan mata porsinya harus dua kali lebih banyak daripada penggunaan mulut. Sebelum mulut berkata ya atau tidak, hendaknya lihat dulu sebaik-baiknya, apa memang benar keadaannya atau mungkin tidak benar. Dengar dulu penjelasan orang lain secermat-cermat-nya. Setelah itu, baru mulut bicara. Kendati mulut cuma satu, namun yang satu ini ibarat pisau bermata dua. Gara-gara mulut, bisa membawa bahagia, namun gara-gara mulut pula bisa membawa celaka. Gara-gara pulut santan binasa, gara-gara mulut badan binasa. Kenapa demikian, karena lidah tak bertulang. Dan justeru karena lidah tak bertulang inilah, sehingga mulut bebas ceplas-ceplos bicara. Kadang-kadang, baru sebatas gossip, beritanya sudah menyebar luas ke mana-mana. Belum lagi dilihat apakah benar faktanya, mulut sudah bicara panjang lebar, dan terkadang berlebihan. Nah, mungkin karena lidah tak bertulang inilah, sehingga “Uwes al-Qorni” menginventarisir bahwa menurutnya ada 60 bahaya lisan/mulut yang perlu diwaspadai. Maha Suci Allah yang telah menciptakan mulut kita cuma satu. Sebab kalau dua, apalagi tiga, tentu kita akan kewalahan memeliharanya.
46 47
Oleh karena itu, mengingat sangat strategisnya peran dan pengaruh lisan/mulut terhadap tubuh kita lainnya, Rasulullah menganjurkan agar setiap kita menjaga lisannya. Karena menjaga lisan, kata beliau, merupakan amal yang paling disenangi Allah. Dalam sebuah dialog Rasulullah SAW. dengan para sahabat disebutkan :
°¬~¼¹À¬—ã[Ŭ‡ã[ª½~yª\£ °¬Ÿ[½c¨Ÿ Iã[Å«[`n[ª\°—×[¾[ ²\¬«[• n½·ª\£ vn[¹_k¿ “Rasulullah bertanya kepada para sahabat, “Amal apakah yang paling disenangi Allah? Para sahabat terdiam, tidak menjawab. Kemudian Rasulullah bersabda, “Amal tersebut adalah menjaga lisan/mulut” (HR. Imam Baihaqi dari Abi Juhfah).
Muslimin Rahimakumullah. Dalam soal ibadah, seperti shalat umpamanya, disyaratkan bersih, baik badan, pakaian maupun tempat lingkungan shalat. Ibadah shalat ibarat acara “tatap muka” antara manusia dengan Tuhannya. Di situlah konsultasi rohani terjalin secara dingin dan sejuk. Karena sedang menghadap Tuhan Yang Maha Besar, maka kita dituntut bersikap wajar terhadap-Nya dengan disiplin dan beretika tinggi seperti layaknya menghadap seorang 48
pembesar atau pejabat tinggi. Dalam lingkungan kerja saja, jika kita ingin menghadap pimpinan, tentu kita akan berpakaian indah dan rapi, bersikap sopan dan bertutur bahasa yang santun. Apatah lagi jika kita shalat menghadap Allah, semestinya lebih dari itu. Karenanya wajar, jika Islam menggariskan aturan yang sakral tentang keharusan bersuci ketika mau shalat serta memakai pakaian yang indah, rapi dan menutup aurat, walaupun shalat pakai kaos oblong itu syah, tetapi tolonglah dibedakan antara shalat dengan nonton TV. Lantas, jangan pula berdalih, bahwa Allah itu tidak melihat pakaian alias fisik seseorang, tetapi Allah hanya melihat hati seseorang. Namun, alangkah sempurnanya jika jiwa dan raga kita bersih, jika hati dan pikiran kita terkonsentrasi penuh terhadap Allah SWT. alias khusyu’, sementara pakaian kita juga bersih, rapi dan indah. Sebab, jangankah soal shalat, mau masuk masjid saja Allah menyerukan agar berpakaian yang indah dan bersih. Firman Allah SWT. :
vk¯−§v´—°¨c´¿{[¼xr¯u[Å´_¿ “Hai Anak Adam, pakailah pakaian yang indah dan bersih setiap memasuki masjid” (QS. Al-‘Araf 31).
Kaum Muslimin yang berbahagia. Ketahuilah, “Sesungguhnya Allah itu indah dan suka 49
akan keindahan” :
ª\°k«[`o¿−À°jã[²[ sebaliknya, “Allah benci kepada kekotoran dan kesemrawutan” :
h˜„«[t~[¼ œ_¿ã[²[ Rasulullah SAW. menganjurkan :
[½³½¨bÅcn°¨^\Àf¼°¨«\ny[½o¬‡[ »¯\ƒ}\´«[ÅŸ “Perbaikilah rumah-rumah tempat kediamanmu dan pakaian-pakaianmu sehingga kamu menjadi seumpama tahi lalat di wajah di antara manusia” (HR. Al-Hakim). “Tahi lalat” yang dimaksudkan Rasulullah adalah makna kiasan yang melambangkan keindahan dan kecantikan. Rumah yang bersih dan indah diibaratkan sebutir tahi lalat yang menempel di wajah seseorang yang dapat memperindah dan mempercantik raut muka. Artinya, rumah yang bersih dan indah dapat memberikan kesenangan, kenyamanan dan kedamaian bagi penghuninya dan masyarakat sekitarnya. Marilah kita tata sedemikian rupa kondisi rumah kita agar terlihat rapi dan indah. Manfaatkanlah pekarangan yang ada 50
yang ada dengan menanam berbagai tumbuh-tumbuhan, baik berupa bunga-bungaan, tumbuhan obat (apotik hidup), maupun tumbuhan-tumbuhan yang bermanfaat lainnya. Akhirnya, marilah kita tingkatkan budaya bersih dan indah di kalangan kita dan di sekitar lingkungan kita, agar dapat memberikan suasana yang damai tenteram, sejuk dan nyaman. Marilah kita dukung program Pemerintah Daerah untuk mewujudkan kota Tanjung dan sekitarnya, menjadi kota yang BERSINAR, Bersih, Indah, Nyaman, Aman dan Ramah Tamah. Semoga Allah meridhai segala perbuatan dan usaha kita semua. Amin.
°Äjz«[²\‘Ä„«[µ¯ã\^w½—Ç °Änz«[µ°nz«[ã[°^ Å~[¼y\¸ÀŸ\´À¤«[½ \¸³uv¯ŠzÙ[¼ ºzˆ_blÀ¸^i½{−§µ¯ \¸ÀŸ\´c_³[¼ `À´¯v_—−¨«Âz§w¼ °Ä•˜«[²Óz¤«[ÅŸ°¨«¼Á«ã[¦y\^ a\Ã×[µ¯¹ÄŸ\°^°§\Ã[¼Á´˜ ³¼ °¨´¯¼Á´¯−_¤b¼ °Ä¨o«[z§x«[¼ 51
°Ä¬˜«[™Ä°«[½·¹³[¹b¼Øb °À”˜«[ã[z œc~[¼ [x·Å«½£ª½£[ a\°¬°«[¼µÄ°¬°«[zÎÔ«¼°¨«¼Á« ¶¼z œc~\Ÿ a\´¯Ì°«[¼µÀ´¯Ì°«[¼ °Ànz«[y½ œ«[½·¹³[
7
Assalaamu’alaikum Wr.Wb.
[zÀƒ^¥o«\^ ¹«½~y−~y[ Âx«[ãv°o«[ ¹«©Ãzƒ×¶vn¼ ã[×[¹«[ß²[v¸ƒ[ [z¿x³¼ ¶v_—[v°o¯²[v¸ƒ[¼ ¯Ø˜«[©¬°«[ °¬~¼ −‡°¸¬«[ ¯\³Ù[vÀ~ ¹«½~y¼ ¹^\o‡[¼ ¹«[Ŭ—¼ v°o¯\³vÀ~Ŭ— Ŭ—µÀ¯{Øc¯ µÀ°Î[u\¯Ø~¼ ºØ‡ \¸¿[ÔÀŸ v˜^\¯[ ¯\¿Ù[¼y½·v«[z°¯ ã[½¤c^Å ³¼ °¨À‡¼[ }\´«[ ²½o¬ b°¨¬˜«¹c—\¼
52
Ma’asyiral Muslimin Sidang Jum’at Rahimakumullah. 53
A
lhamdulillah, kita panjatkan Puji dan Syukur ke khadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya kepada kita semua, sehingga pada Jum’at ini kita masih diberikan kesempatan waktu untuk mengabdi kepada-Nya melalui ibadah Jum’at di masjid yang mulia ini. Kemudian, marilah dalam kesempatan ini pula, kita bersama-sama memperbaharui taqwa kita kepada Allah SWT. karena hanya dengan taqwa inilah merupakan sarana yang terbaik di dalam mengarungi hidup dan kehidupan kita di dunia ini, terlebih-lebih sebagai bekal dalam mengarungi kehidupan di akhirat nanti.
kata sampai tiga kali. Konon, Rasulullah sangat sulit sekali meniru kata-kata Jibril ini, lantaran beliau adalah ummy. Akan tetapi, disamping alasan keummian beliau, pengulangan kata Iqra’ sampai tiga kali itu, sebenarnya memuat pengertian simbolisme tersendiri bagi mereka yang mampu memahaminya. Dalam tradisi Arab ketika mereka hendak menyampaikan sesuatu hal yang penting biasanya diucapkan sampai tiga kali. Nah, pengulangan kata Iqra’ sampai tiga kali ini memberikan pengertian kepada kita bahwa kata tersebut sangat penting untuk dipahami secara mendalam.
Kaum Muslimin Sidang Jum’at Yang Berbahagia.
Dalam kesempatan khutbah kali ini, kami ingin mengajak jamaah sekalian untuk merenungkan sebuah tema dalam kaitannya dengan Tanjung BERSINAR dari segi Keindahan, yaitu tentang ILMU, SENI dan AGAMA.
Kata Iqra’ dalam Surat Al-Alaq yang berisi pesan membaca tersebut mengandung makna yang penting dalam tradisi transmisi keilmuan. Tidak ada satu kitab sucipun yang menekankan betapa pentingnya makna ilmu pengetahuan, kecuali yang dilontarkan oleh Al-Qur’an. Dan perlu diketahui bahwa proses pencapaian ilmu pengetahuan, tidak akan bisa diperoleh secara maksimal tanpa keterlibatan proses membaca.
Muslimin Rahimakumullah.
Muslimin Rahimakumullah.
Sebagaimana yang kita ketahui bersama, bahwa selain sebagai agama yang menjunjung tinggi budaya keindahan, Islam juga merupakan agama ilmu pengetahuan. Kesan ini tercermin dalam kata Iqra’ ayat pertama surah Al-Alaq yang artinya bacalah.
Para ahli tafsir Al-Qur’an merumuskan bahwa kata Iqra’ adalah dhamir mustatir, yaitu kata ganti yang tersembunyi, dengan maksud agar obyek bacaan yang diperintahkan menjadi luas. Dalam hal ini seolah-olah Allah SWT. ingin memberikan pelajaran kepada kita semua bahwa yang bisa dibaca itu tidak hanya berupa tulisan seperti kitab atau buku misalnya, tetapi membaca bisa juga dilakukan dengan merenungi dan menyelidiki fenomena alam semesta sebagai tanda kebesaran Allah SWT. 55
Kaum Muslimin Sidang Jum’at Rahimakumullah.
Menurut suatu riwayat, kata Iqra’ ini diwahyukan kepada Rasulullah SAW. melalui Malaikat Jibril dengan pengulangan 54
Berpijak dari pengertian inilah, kemudian para ahli tafsir Al-Qur’an membagi obyek bacaan itu menjadi dua, yaitu obyek bacaan yang bersifat Qauliyah, yaitu Al-Qur’an dan obyek bacaan yang bersifat Qauniyah, yaitu alam semesta.
Ma’asyiral Muslimin Sidang Jum’at Rahimakumullah. Satu hal yang menarik dalam Islam adalah, bahwa proses pencarian ilmu itu tidak bisa dilepaskan dengan pengabdian kepada Tuhan. Inilah yang membedakan tradisi pencarian ilmu dalam konsep barat dengan tradisi pencarian ilmu dalam konsep Islam, dimana Barat dalam konsepnya memisahkan antara ilmu pengetahuan dengan agama, sementara Islam, menyatukan antara ilmu pengetahuan dengan agama. Dengan kata lain, agama menjadi penopang utama bagi kukuhnya ilmu pengetahuan. Dalam kaitan ini maka kata Iqra’ pada surah Al-Alaq dilanjutkan dengan Bismirabbikal ladzii khalaq yang apabila diterjemahkan dalam bahasa filsafat maka pengertiannya barangkali, Carilah ilmu pengetahuan dengan selalu mengingat Allah sebagai pencipta alam semesta. Jadi, proses pencarian ilmu memang didahulukan, namun semuanya itu berbasis pada pengabdian kepada Allah SWT. Islam menekankan agar di dalam pencarian ilmu pengetahuan, tidak menyebabkan manusia menjadi takabbur, tetapi dengan ilmu pengetahuan justeru manusia semakin dekat dengan Tuhannya, karena dengan bertambahnya ilmu, manusia menjadi lebih sadar dan lebih tahu akan kebesaran Allah SWT. Begitu pentingnya posisi ilmu pengetahuan ini, sehingga Rasulullah mewajibkan kita untuk mencari ilmu. Sabda Nabi :
»°¬¯¼ °¬¯−§Å¬—»Œ¿zŸ°¬˜«[`¬ 56
“Mencari ilmu itu diwajibkan bagi setiap orang Islam laki-laki dan orang Islam perempuan”. Kemudian sabda beliau lagi :
µÀˆ«\^½«¼ °¬˜«[[½_¬Ç “Carilah ilmu sampai ke negeri Cina”
vo¬«[Å«Év¸°«[µ¯°¬˜«[`¬[ “Tuntutlah ilmu sejak dari buaian hingga ke liang kubur”.
Kaum Muslimin yang berbahagia. Kemudian mengingat betapa pentingnya ilmu ini, sampai-sampai Rasulullah SAW. menilai bahwa sukses tidaknya seseorang dalam mengarungi bahtera hidup ini, ditentukan oleh kualitas dan keluasan ilmu yang dimilikinya. Rasulullah SAW. bersabda :
ºzrá[u[y[µ¯¼ °¬˜«\^¹Ä¬˜Ÿ\ijv«[u[y[µ¯ °¬˜«\^¹Ä¬˜Ÿ\°·u[y[µ¯¼ °¬˜«\^¹Ä¬˜Ÿ “Barang siapa menghendaki kesuksesan hidup di dunia, maka ia wajib menuntut ilmu. Dan barang siapa yang menghendaki kenikmatan hidup di akhirat, maka ia harus menuntut ilmu. Dan 57
barang siapa menghendaki kebahagiaan keduanya (dunia dan akhirat), maka ia mesti menuntut ilmu”.
apakah ilmu tersebut bermanfaat atau tidak, baik bagi sesama manusia, maupun bagi Allah sendiri.
Ma’asyiral Muslimin Sidang Jum’at Rahimakumullah.
Kaum Muslimin Sidang Jum’at yang berbahagia.
Islam selain menjunjung tinggi ilmu pengetahuan, Islam juga sangat menjunjung tinggi orang-orang yang berilmu.
Prof. Dr. H. Mukti Ali, mantan Menteri Agama kita dulu, beliau pernah berkata : “Dengan ilmu, kehidupan menjadi mudah. Dengan seni, kehidupan menjadi indah dan halus. Dengan agama hidup menjadi terarah dan bermakna”.
Dalam Al-Qur’an Surah Al-Mujadalah ayat 11 Allah berfirman :
[½b¼[µÃx«[¼ °¨´¯[½´¯[µÃx«[ã[™Ÿzà djyu°¬˜«[ “Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantara kamu dan orang-orang yang berilmu pengetahuan itu, beberapa derajat”. Dari ayat di atas, kite dapat mengambil kesimpulan bahwa, ilmu sebagai obyek dan orang yang berilmu sebagai subyek, sama-sama dijunjung tinggi oleh Allah SWT. Bahkan, dalam hal ini yang menjadi sandaran utamanya adalah keberadaan ilmu itu sendiri. Jadi ketinggian derajat seseorang ditentukan apakah ia mempunyai ilmu pengetahuan atau tidak. Sudah barang tentu yang dimaksud dalam ayat ini adalah ilmu yang bermanfaat bagi masyarakat dan agama Allah. Tidak memandang apakah itu ilmu agama ataupun ilmu non agama, sebab semua ilmu pada hakikatnya adalah milik Allah, dan karenanya ia dipandang sama di hadapan Allah SWT. Jadi, yang menjadi ukuran disini adalah 58
Melalui ilmulah kita mampu membaca dan menulis. Dengan ilmulah kita mampu berhitung. Dengan ilmulah kita mampu memanfaatkan sumber kekayaan alam untuk kemanfaatan manusia. Dengan ilmulah kita mampu menjelajahi alam semesta ini dan menyingkap rahasia yang terkandung di dalamnya. Pendeknya ilmu, termasuk teknologi di dalamnya, akan memberikan kemudahan-kemudahan dalam arti yang seluas-luasnya kepada kita, manusia.
Muslimin Rahimakumullah. Kalau hanya menuntut ilmu semata, apalagi kalau hanya ilmu-ilmu keduniaan, tentu saja belumlah cukup. Menuntut ilmu keduniaan (umum), hendaknya diimbangi pula dengan menuntut ilmu agama, ilmu-ilmu keIslaman. Sebab agama Islam yang kita anut, tidak cukup hanya diimani semata, tetapi ia harus kita ilmui, dalam arti kita gali dan pelajari, kita hayati dan kita amalkan, serta kita da’wahkan untuk mengembangkan risalah Islam ke tengah-tengah masyarakat. Di dalam menuntut ilmu dan menyampaikannya kepada 59
orang lain, diperlukan seni tersendiri. Dengan seni inilah seseorang akan tertarik, seseorang akan tergugah, seseorang akan terpesona. Disinilah letak akan arti pentingnya seni di dalam berda’wah. Ilmu tanpa seni akan menjadi kering dan gersang. Sebaliknya, seni tanpa ilmu, akan menjadi hampa. Ilmu dan seni, akan terarah dan bermakna, manakala dikomando oleh agama.
Ma’asyiral Muslimin Sidang Jum’at Rahimakumullah. Keindahan yang sering diidentikkan dengan seni dan budaya, tak dapat dipungkiri, memang ia merupakan sesuatu yang sangat dibutuhkan oleh manusia. Oleh karenanya jangan heran kalau yang satu ini, banyak orang yang menggemarinya.
Muslimin Rahimakumullah. Ketahuilah, sesungguhnya Allah tidak melarang seseorang yang senang dengan kesenian atau seseorang yang berkecimpung dalam dunia seni. Karena disamping Allah itu indah dan menyukai keindahan, pada dasarnya kesenian itu juga merupakan fitrah manusia yang berfungsi sebagai penyegar (rileks), pengobat kesedihan, pembangkit perasaan, rasa iba, bahkan melalui seni, dapat menumbuhkan kesadaran dan akal budi yang tinggi, sehingga manusia cenderung berbuat baik sebagai perwujudan dari rasa syukur ke khadirat Allah SWT. Oleh karenanya, marilah kita tumbuh kembangkan berbagai kesenian, terutama kesenian daerah melalui upaya pembinaan nya baik formal maupun non formal, dan mari kita kemas serta kita isi berbagai kesenian tersebut dengan nuansa Islami serta pesan-pesan da’wah dan pembangunan guna meningkarkan nilai60
sptitual yang menekankan pada pembinaan akhlakul karimah.
Muslimin Sidang Jum’at yang Berbahagia. Jika penggalian ilmu pengetahuan dan pengembangan kesenian diarahkan kepada upaya peningkatan wawasan pemahaman keIslaman dan ditujukan semata-mata untuk mengabdi kepada Allah, maka ilmu dan seni akan benar-benar bermakna dan akan dapat mengarahkan manusia untuk mencapai ridha-Nya. InsyaAllah.
°Äjz«[²\‘Ä„«[µ¯ã\^w½—Ç ²\³×[²[ zˆ˜«[¼ °Änz«[µ°nz«[ã[°^ do¬ˆ«[[½¬°—¼ [½´¯[µ¿x«[×[ zrÁ « z_ˆ«\^[½‡[½b¼ ¥o«\^[½‡[½b¼ Á´˜ ³¼ °Ä•˜«[²Óz¤«[ÅŸ°¨«¼Á«ã[¦y\^ °Ä¨o«[z§x«[¼a\Ã×[µ¯¹ÄŸ\°^°§\Ã[¼ z½ œ«[½·¹³[ ¹b¼Øb °¨´¯¼Á´¯−_¤b¼ zÀrd³Ç¼ °ny[¼ z›[]y−£¼ °Ànz«[ µÀ°n[z«[ 61
Ma’asyiral Muslimin Sidang Jum’at Rahimakumullah.
P
uji syukur kita panjatkan ke khadirat Allah SWT. yang mana atas izin-Nya jualah sehingga dapatlah kita pada siang ini kembali melaksanakan fardhu Jum’at di masjid yang mulia dan terhormat ini.
8
Muslimin Rahimakumullah. Assalaamu’alaikum Wr. Wb.
Ŭ—¯Ø«[¼ºØˆ«[¼ µÀ°«\˜«[]yãv°o«[ ¹«[Ŭ—¼v°o¯\³vÀ~ µÀ¬~z°«[zƒ[ ã[×[¹«[ß²[v¸ƒ[ µÀ˜°j[¹_o‡¼ [v°o¯²[v¸ƒ[¼ ¹«©Ãzƒ×¶vn¼ [x·Å¬— °¬~¼−‡°¸¬«[ ¹«½~y¼¶v_— v°o¯ °À•˜«[ª½~z«[¼ °Ãz¨«[Á_´«[ µÃv«[¯½ÃÅ«[¹˜_bµ¯¼ ¹^\o‡[¼¹«[Ŭ—¼ °¨À‡¼[ ã[u\_—ÔÄŸ v˜^\¯[ ²½¤c°«[{\Ÿv¤Ÿ ã[½¤c^¾\Ã[¼ 62
Sebagai hamba yang beriman, kita yakin dan percaya bahwa apapun yang telah diciptakan Allah SWT. tidaklah sia-sia. Apa yang Ia ciptakan, seperti langit, bumi, air, udara, api, binatang dan tumbuh-tumbuhan, semuanya pasti mempunyai manfaat yang sangat besar bagi kehidupan, utamanya bagi kita manusia. Kalau kita mencoba merenungkan, ternyata alam semesta ini tak obahnya laksana sebuah bangunan yang megah dan indah serta lengkap dengan berbagai fasilitas. Langit ditinggikan sebagai atap, bumi dihamparkan sebagai lantai. Planet dan bintangbintang terpasang rapi di setiap bagian alam raya, berkelap kelip laksana lampu-lampu yang menyinari. Berbagai kekayaan alam yang tersimpan di perut bumi dan di dasar lautan, sebagaimana layaknya benda-benda simpanan yang sewaktu-waktu dapat dipergunakan jika diperlukan. Binatang dan tumbuh-tumbuhan yang menghiasi dataran bumi, bagaikan hewan piaraan dan kebun atau taman di sekeliling bangunan, yang kesemuanya tidak saja dapat dimanfaatkan untuk keperluan hidup sehari-hari, tetapi juga akan menambah suasana keindahan dan kesejukan bagi manusia sebagai penghuni bangunan tersebut. Manusia sebagai salah satu makhluk penghuni alam ini, yang diberi tugas menjadi pengelola di bumi, ia bertindak sebagai 63
wakil Tuhan yang diberikan kepercayaan sebagai pemilik bumi ini, dan oleh karenanya tidaklah berlebihan jika Tuhan menganugerahkan segala apa yang ada di bumi ini untuk manusia. Firman Allah SWT. :
\˜À°jŠy×[ÅŸ\¯°¨«¥¬r¾x«[½· “Dia-lah Allah, yang menjadi segala yang ada di bumi untuk kamu”(QS. Al-Baqarah ayat 29).
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah. Alam yang indah merupakan dambaan ummat manusia. Ketika kita berjalan-jalan mengelilingi alam sekitar, mungkin tidak sedikit keindahan-keindahan yang dapat kita lihat dan kita rasakan. Apalagi jika kita berjalan di seputar taman atau di lokasi wisata alam, maka berjuta keindahan akan dapat kita lihat dan kita nikmati. Dari sebatang pohon yang daunnya rindang hingga setangkai bunga yang indah dan harum. Dari seekor burung yang bebas terbang dan hinggap dari dahan ke dahan, hingga sekumpulan semut yang berbaris teratur di permukaan tanah. Ketika semua itu kita lihat dan kita renungkan, maka sebagai seorang yang beriman, kita akan sadar bahwa Allah-lah yang menciptakan, memelihara dan mengatur semua ini, dengan segala kelengkapan dan keindahannya. Kita sadar bahwa segala keindahan ini adalah kepunyaan Allah dan merupakan perwujudan dari sifat-Nya Yang Maha Indah (Al-Jamaal).
Seseorang yang memiliki keimanan kepada Allah, ia akan berpikir dan merenung dari setiap yang ia lihat dan ia rasakan. Kupu-kupu misalnya, ia adalah makhluk yang tergolong sangat indah dan elok untuk dilihat. Kupu-kupu yang memiliki sayap berbentuk simetri dengan desain seperti sehelai renda yang demikian teliti sehingga terlihat seolah-olah seperti dilukis dengan tangan dengan perpaduan warna yang harmoni dan dipenuhi fosfor sehingga kelihatan mengkilap, adalah bukti nyata betapa tinggi karya seni yang dimiliki oleh Allah SWT. sebagai penciptanya. Demikian juga banyaknya jenis tanaman dan pepohonan yang tidak terhitung jumlahnya, merupakan bagian dari keindahan ciptaan Allah. Bunga-bunga dengan bentuk dan warna yang beraneka ragam serta mempunyai masing-masing keharuman yang khas, yang sejak dulu hingga sekarang bahkan sampai hari kiamat, keharumannya tidak pernah berubah dan tidak ada satu teknologi manapun yang mampu menciptakan keharuman yang serupa, yang dikeluarkan oleh bunga-bunga tersebut, hal ini juga merupakan bukti nyata betapa sempurnanya karya seni yang di ciptakan oleh Allah SWT. Sebagai orang yang beriman, ia tidak akan segan-segan untuk selalu memuja dan memuji Allah, dengan perkataan :
ã\^×[º½£× ã[ÆÔƒ\¯ “Sungguh atas kehendak Allah semua ini terwujud, tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah” (QS. Al-Kahfi ayat 39).
Ma’asyiral Muslimin Sidang Jum’at yang Berbahagia. Muslimin Rahimakumullah. 64
Menyebut kalimat puji-pujian kepada Allah SWT. akan 65
menimbulkan dan membangkitkan serta menumbuhkan perasaan indah yang amat besar pengaruh dan manfaatnya bagi jiwa dan raga manusia. Perasaan yang indah berupa pujian ini adalah suatu santapan yang paling lezat citarasanya bagi jiwa manusia. Jiwa manusia akan merasakan kelezatan dan kebahagiaan yang sangat tinggi di kala munculnya perasaan indah ini. Seiring dengan betapa agungnya nilai puji-pujian terhadapAllah ini, maka dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Anas r.a, Rasulullah SAW. bersabda :
°fÅc¯[µ¯−jyvÀ^\·zÀŸ[xo^\À³v«[²[½« ©«wµ¯−ŒŸ[ãv°o«[²\¨«ãv°o«[ª\£ “Sekiranya dunia dan seluruh harta kekayaan yang berada di atasnya diserahkan ke tangan seorang dari ummatku, lalu orang itu berkata ALHAMDULILLAH. Sungguh ucapan Alhamdulillah itu lebih berharga dari seluruh harta kekayaan itu”. Kemudian Al-Qurthuby seorang mufasyirin terkenal menambahkan, kata beliau : “Perasaan indah berupa sanjungan dan pujian terhadap Allah SWT. itu dapat memberikan perasaan nikmat yang melebihi nikmatnya memiliki (menggunakan) harta kekayaan”. Mungkin timbul pertanyaan, “Mengapa ucapan ALHAMDULILLAH justeru nilainya lebih tinggi dari seluruh harta kekayaan yang ada di dunia ini?. Jawabnya sederhana saja, karena ucapan “alhamdulillah” merupakan ucapan syukur yang akan teraplikasi dalam aktivitas kehidupannya sehari-hari, sehingga ia menjadi hamba Allah yang selalu bersyukur, yang tentunya 66
dengan kesyukurannya ini akan mendapat ganjaran dari Allah SWT. dengan kenikmatan yang abadi. Sedangkan harta kekayaan di dunia ini, kenikmatannya hanya bersifat sementara, yakni hanya dapat di rasakan selama kita hidup di dunia ini saja. Berdasarkan penjelasan di atas, maka ucapan “alhamdulillah” tentu tidak sekedar ucapan belaka, tanpa perenungan dan penghayatan yang dalam. Oleh karenanya, ucapkanlah “alhamdulillah” dengan penuh pengertian dan kesadaran, dalam arti tidak asal sebut saja.
Kaum Muslimin Sidang Jum’at Rahimakumullah. Tafakkur di balik keindahan alam, tidak lain adalah dalam rangka menciptakan suasana bahagia dan meningkatkan rasa syukur ke khadirat Allah SWT. Said Musthafa Luthfi Al-Manfaluthi seorang penyair Arab terkenal, menulis : “Carilah bahagia di hutan rimba dan belukar, di lurah dan di bukit, di kebun dan di atas dahan, di daun yang hijau dan bunga yang mekar, di danau dan di sungai yang mengalir. Carilah bahagia pada sang surya yang terbit pagi dan terbenam petang. Carilah bahagia pada awan yang berarak, pada burung-burung yang hinggap dan terbang. Carilah bahagia pada bintang-bintang yang berkelipan. Carilah bahagia di kebun bunga di dekat rumahmu. Carilah bahagia di pinggi sungai dan di puncak-puncak bukit. Carilah bahagia ketika mendengarkan air yang mengalir di tengah malam, suara angin yang bertiup sepoi-sepoi basah menyentuh dedaunan, suara jangkrik di tengah malam nan sunyi dan nyanyian katak di tengah sawah. Di dalam semua ini tersimpan bahagia yang sejati, yang indah, mulia dan murni, yang dapat menghidupkan hati 67
yang telah mati dan mendatangkan ketenteraman yang sejati di dalam kehidupan”. Masukilah alam keindahan, agar terbit rasa syukur yang mendalam. Bacalah karya sastra yang indah-indah, sehingga timbul keinginan hati untuk memuji penyairnya. Bacalah bukubuku yang berkualitas, sehingga timbul kerinduan untuk berkenalan dengan penulisnya. Lihatlah dan perhatikanlah alam semesta dan rasakan keindahannya, niscaya akan timbul keinginan dan kerinduan untuk mencintai penciptanya, Allah SWT. Semoga khutbah yang singkat ini, dapat menggugah akal dan hati kita untuk senantiasa tafakkur terhadap keindahan alam yang telah di ciptakan oleh Allah SWT. sebagai sarana untuk meningkatkan iman dan taqwa kita kepada-Nya. Amin.
°Äjz«[²\‘Ä„«[µ¯ã\^w½—Ç °Änz«[µ°nz«[ã[°^ −À¬«[Øcr[¼ Šy×[¼a[½°«[¥¬rÅŸ²[ °§\¿[¼ ã[\´¬˜j ]\_«×[Å«¼×a\¿× y\¸´«[¼ ¶u\_—ÅŸ °§\¿[¼\´¬ru[¼ µÀ´¯×[µ¿|ÎÔ «[µ¯ zÀrd³[¼ °ny[¼z ›[]y−£¼ µÀo«\ˆ«[ °Ànz«[y½ œ«[½·¹³[ ¶¼z œc~[¼ µÀ°n[y«[ 68
9
Assalaamu’alaikum Wr. Wb.
¯Ø«[y[v^¹—\[µ¯v—¼ ¾x«[ãv°o«[ v¸ƒ[¼ ¹«©Ãzƒ×¶vn¼ ã[×[¹«[ß²[v¸ƒ[ °¬~¼−‡°¸¬«[ ¹«½~y¼¶v_—[v°o¯²[ ¹_o‡¼ ¹«[Ŭ—¼ v°o¯\³vÀ~Ŭ— µÃv«[¯½ÃÅ«[²\oÊ^ °¸˜_bµ¯¼ Á ³¼ °¨À‡¼[ ã[u\_—\ÄŸ v˜^\¯[ ¹b\¤b¥o ã[[½¤b[¼ ã[½¤c^ ²½°¬¯°c³[¼×[µb½°b×¼ Ma’asyiral Muslimin Sidang Jum’at Rahimakumullah. 69
P
ertama-tama dalam kesempatan khutbah kali ini, izinkanlah kami mengajak kepada para jamaah sekalian untuk bersama-sama memperbanyak rasa syukur kita ke khadirat Allah SWT. karena setiap saat, setiap detik, setiap menit dan setiap jam, limpahan rahmat dan karunia Allah selalu tercurah kepada kita sekalian. Kemudian, dalam kesempatan ini pula kami menghimbau kepada para jamaah sekalian, khususnya kepada diri kami sendiri, untuk selalu memperbaharui iman dan taqwa kepada Allah SWT. karena hanya dengan iman dan taqwa inilah, merupakan bekal terbaik didalam mengarungi kehidupan di dunia ini, terlebih-lebih untuk kehidupan di akhirat nanti.
Kaum Muslimin Rahimakumullah. Dalam kehidupan ini, manusia selalu mencari kepuasan, baik kepuasan yang bersifat lahiriah, maupun kepuasan yang bersifat batiniah. Kepuasan yang bersifat lahiriah, pada umumnya belum mampu memberikan kenyamanan dan ketenteraman yang hakiki. Tidak sedikit orang-orang yang hidupnya berkecukupan, rumahnya besar dan megah, banyak memiliki harta dan sejumlah uang tunai, sehingga apa saja yang dikehendaki tidak begitu sulit ia penuhi, namun siapa sangka, ternyata batinnya kosong, jiwanya gelisah. Sebaliknya, banyak orang yang secara materi boleh dibilang miskin dan papa, namun jiwanya tenteram dan pikirannya tenang. Timbul pertanyaan, “Apa kira-kira upaya yang harus dilakukan, agar hidup ini selalu terasa nyaman dan tenteram?”. 70
Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW. menerangkan ada lima hal yang perlu diperhatikan jika seseorang menginginkan kehidupan yang nyaman dan tenteram. Hadits tersebut berbunyi :
Šy[¼ }\´«[v_—ǵ¨b ¯y\o°«[¥b[ µnǼ }\´«[Å´›[µ¨b©«ã[°Ÿ\°^ `ob\¯}\´¬«`n[¼ \´¯Ì¯µ¨b¦y\jÅ«[ ©oŒ«[zg¨b×¼ \°¬¯µ¨b© ´« `¬¤«[dÀ°b©oŒ«[ºzg§²\Ÿ “Jauhilah segala macam larangan, anda akan menjadi manusia yang paling berbakti. Berlaku ridhalah terhadap sesuatu yang dikaruniakan Tuhan, anda akan menjadi manusia yang paling kaya. Berbuat baiklah terhadap tetangga, anda akan menjadi seorang Mu’min yang hakiki. Cintailah sesama manusia laksana mencintai diri sendiri, anda akan menjadi seorang Mu’min sejati. Janganlah banyak tertawa, sebab banyak tertawa mematikan hati” (HR. Hakim, Turmizi dan Baihaqi dari Abu Hurairah).
Kaum Muslimin Jamaah Jum’at Rahimakumullah. Marilah kita bahas satu persatu dari lima hal yang perlu diperhatikan dalam rangka meraih kehidupan yang nyaman dan tenteram, seperti yang disebutkan dalam hadits Rasulullah di atas. 71
1. Menjauhi Segala Macam Larangan Seseorang yang melakukan pelanggaran, baik terhadap peraturan perundang-undangan, norma dan adat istiadat, terlebihlebih melanggar ketentuan-ketentuan agama, sudah pasti jiwanya tidak akan merasa nyaman dan tenteram. Hatinya pasti gelisah, kendatipun mungkin pelanggaran yang ia lakukan tersebut tidak seorangpun yang mengetahuinya. Perhatikanlah umpamanya orang yang telah melakukan perbuatan korupsi, yang telah merugikan keuangan negara jutaan bahkan miliaran rupiah, batinnya pasti tidak tenang, ada perasaan tidak aman dalam dirinya. Ketika tengan malam, kebetulan ada mobil yang tiba-tiba berhenti persis di depan rumahnya, lantaran kehabisan bensin, ia akan cepat bangun dan segera mendekati jendela, mengintipnya, jangan-jangan ada polisi yang datang menangkapnya. Demikian juga kegelisahan yang menimpa seseorang yang melanggar ketentuan-ketentuan agama. Jiwanya tidak pernah merasa tenang. Ia selalu dihantui oleh rasa bersalah dan dosa. Oleh karena itu, agar dapat diperoleh kehidupan yang nyaman dan tenteram, maka jauhilah segala macam larangan.
Muslimin Rahimakumullah. 2.Ridha Terhadap Karunia Allah. Kebanyakan tabi’at manusia adalah selalu merasa tidak puas atau tidak cukup atas segala ni’mat yang dikaruniakan Allah terhadapnya. Kalau menurutkan hawa nafsu, memang tidak akan habis-habisnya. Sudah punya satu, kepingin dua. Sudah punya dua, malah mau tiga, dan seterusnya. 72
Rasulullah SAW. bersabda :
\°¸«c^ת\¯µ¯²\¿u[¼ ¯u[µ^ײ\§½« ][zc«[×[¯u[µ^[½jÚ°¿×¼\g«\f “Seandainya seorang anak Adam telah memiliki dua lembah harta, maka dia akan mencari lembah yang ke tiganya. Dan tak akan merasa puas perutnya, melainkan dengan dimasukkan ke dalam tanah” (HR. Bukhari dan Muslim). Tabi’at yang demikian ini dapat dikendalikan dengan sikap jiwa qana’ah, yaitu mencukupkan dan merasa puas dengan ni’mat yang dikaruniakan Allah kepadanya. Dengan sikap qana’ah dapat membuat seseorang berpola hidup sederhana dan hemat. Ridha terhadap karunia Ilahi, maksudnya menerima apa adanya atau menerima dengan perasaan syukur segala yang dikaruniakan Allah kepadanya dan menggunakan karunia Allah tersebut di jalan yang diridhai-Nya. Dengan sikap ridha, kata Rasulullah, dapat membuat seseorang merasa paling kaya di dunia ini, kendatipun sebenarnya dia tergolong orang miskin dalam kacamata ekonomi. Kenapa demikian? Karena orang yang ridha terhadap karunia Allah, dia akan selalu melihat orang lain yang hidupnya mungkin lebih kurang beruntung dibandingkan dia, sehingga memacu dia untuk selalu bersyukur. Berbeda dengan orang yang tama’ dan serakah, harta benda yang ia miliki justeru tidak pernah membuat ia puas. Dia senantiasa merasa kurang, dia akan merasa miskin, kalau ada orang lain lebih kaya dari dia. Gaya hidupnya senantiasa bercermin kepada orang lain yang lebih 73
tinggi dari dia, sehingga tidak akan ada kesudahannya, bak kata pepatah, “Di atas langit ada langit”. Orang yang tama’ dan serakah, walaupun pada lahiriahnya seperti orang yang berkecukupan dan sepintas kelihatan nyaman dan tenteram, namun ternyata dalam hatinya tidak ada ketenangan. Hampir seluruh hidupnya selalu dipusingkan oleh berbagai problem sebagai akibat dari ketidakpuasan nafsunya terhadap apa yang telah didapatkannya.
\·Æ\¯zg§\Ÿ »£z¯ds_[w[ yw\^[\¿ ©³[zÀjv·\˜b¼ “Hai Abu Dzar, apabila anda memasak sayur, maka perbanyaklah kuahnya dan bertengggangrasalah kepada tetangga anda” (HR. Muslim dari Abu Dzar).
Muslimin Rahimakumullah. 3. Berbuat Baik Kepada Tetangga. Mungkin kita pernah mengalami dan dapat merasakan, bahwa ternyata tetangga yang baik kadang-kadang kebaikannya melebihi dari keluarga. Yang jelas, bagaimanapun juga, Tetangga dekat lebih baik daripada keluarga yang jauh. Karena tetangga yang dekat inilah yang lebih duluan tahu dan lebih duluan dapat menolong kita manakala suatu ketika kita ditimpa musibah. Oleh karena itu, berbuat baik terhadap tetangga adalah suatu keharusan, dan ini merupakan ajaran Islam yang tergolong utama. Sehubungan dengan hidup bertetangga ini, dalam beberapa hadits, Rasulullah SAW. bersabda :
¶y\jwÌ¿ØŸzr×[¯½À«[¼ ã\^µ¯Ì¿²\§µ¯ “Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, janganlah ia menyakiti hati tetangganya” (HR. Bukhari). 74
¹¤Î[½^¶y\jµ¯È¿×µ¯»´k«[−rv¿× “Tidak masuk ke dalam Sorga orang yang tetangganya tidak merasa aman dari kejahatannya”(HR. Muslim). Seseorang yang senantiasa berbuat baik terhadap tetangganya dengan suka mengulurkan pertolongan, berlaku tenggang rasa dan bersifat terbuka, maka orang ini tentu akan disenangi oleh jiran sekitarnya. Seseorang yang selalu disenangi oleh orang lain, kehadirannya sangat didambakan dan diperluan, ketiadaannya merupakan kesedihan bagi warga sekitarnya, atau orangorang merasa kehilangan akan dia. Oleh karena itu, wajar jika Rasulullah SAW. menyatakan bahwa orang yang selalu berbuat baik kepada tetangganya ia berhak memperoleh gelar orang Mu’min yang hakiki (yang sebenar-benarnya).
Ma’asyiral Muslimin Jamaah Jum’at Rahimakumullah. 4. Mencintai Sesama Manusia 75
Islam adalah agama yang menjunjung tinggi cinta dan kasih sayang. Kehadirannya di permukaan bumi ini, tidak lain adalah dalam rangka menciptakan suatu masyarakat yang ruhama (saling kasih mengasihi dan saling cinta mencintai). Agama Islam menganggap bahwa setiap Muslim itu bersaudara.
º½r[²½´¯Ì°«[\°³[
Apabila rasa cinta dan kasih sayang seseorang kepada sesama manusia, terutama kepada sesama Muslim, sudah demikian mendalam dan teraplikasi dalam tindakan kehidupan nyata, maka menurut Rasulullah, ia sudah mencapai predikat Muslim yang sejati. Pada hadits lain Rasulullah mempertegas :
¹ÀrÙ`o¿Åcn °§vnǵ¯Ì¿× ¹ ´«`o¿\¯
“Sesungguhnya orang mu’min itu bersaudara” (QS. Al-Hujurat ayat 10).
“Tidaklah beriman seseorang diantara kalian sebelum dia mencintai saudaranya sebagaimana dia mencintai dirinya sendiri” (HR. Bukhari dan Muslim).
Ayat ini menegaskan bahwa wajib hukumnya bagi orang Islam untuk menjalin persaudaraan dengan sesama Muslim. Apabila diantara mereka ada yang bertengkar, hendaknya yang lain mendamaikannya. Jangan malah memperkeruh keadaan, dengan memihak salah satu diantara mereka, atau membuat tindakan provokasi.
ã™´¯¼ ãŗǼ ãœ^Ǽ ã`nǵ¯ ²\°¿Û[−°¨c~[v¤Ÿ
Setiap Muslim itu bersaudara. Maka Rasulullah mengajarkan perlunya menjadikan kasih sayang sebagai jiwa yang hidup dalam kalbu ummat Islam. Ditegaskan oleh Rasulullah SAW. bahwa antara orang Islam yang satu dengan yang lainnya, ibarat satu tubuh. Jika bagian tubuh tertentu sakit, maka bagian lainnya pun ikut merasakan sakitnya. Diibaratkan pula oleh Rasulullah, bahwa jalinan cinta dan kasih sayang antara sesama Muslim itu laksana sebuah bangunan yang kokoh kuat, yang di dalamnya terjalin persatuan dan kesatuan yang tak mudah diruntuhkan dengan cara dan upaya apapun juga. 76
“Barangsiapa yang saling mencintai karena Allah, membenci karena Allah, memberi karena Allah dan menahan pemberian juga karena Allah, maka sungguh telah sempurna imannya” (HR. Abu Dawud dan At-Turmidzi).
Ma’asyiral Muslimin Sidang jum’at Yang Berbahagia. 5. Jangan Banyak Tertawa. Tertawa itu ada dua macam. Pertama, tertawa yang mendatangkan manfaat, yaitu tertawa yang ditujukan untuk 77
menyenangkan orang lain dan atau untuk mengurangi perasaan tertekan, mengurangi ketegangan karena dihadapkan dengan berbagai masalah, dan sebagainya. Kedua, tertawa yang tidak bermanfaat, bahkan dapat mendatangkan kerugian atau membuat orang merasa dihinakan/diejek karenanya. Tertawa yang kedua inilah yang dilarang oleh agama. Dalam hubungan ini, seorang ahli hikmat purbakala yang namanya diabadikan dalam Al-Qur’an, Lukmanul Hakim, pernah berwasiat kepada anak-anaknya : “Wahai anakku! Janganlah banyak tertawa yang tidak karuan. Janganlah melangkah dengan tidak ada tujuan. Janganlah menanyakan sesuatu yang tidak ada faedahnya. Jangan bersikap pelit terhadap harta sendiri dan berlaku royal terhadap harta orang lain”.
½rØŸ \o«\‡−°—¼zr×[¯½À«[¼ ã\^µ¯[µ¯ °§\¿[¼ ã[\´¬˜j ²½³|o¿ °·×¼ °¸À¬— ¶u\_—ÅŸ °§\¿[¼\´¬ru[¼ µÀ´¯×[µ¿|ÎÔ «[µ¯ [zÀrd³[¼ °ny[¼z ›[]y−£¼ µÀo«\ˆ«[ °Ànz«[y½ œ«[½·¹³[ ¶¼z œc~[¼ µÀ°n[y
Kaum Muslimin Rahimakumullah. Apabila kelima hal yang telah kami uraikan tersebut, dapat kita jadikan pegangan dalam mengarungi kehidupan ini, maka insyaAllah hidup kita akan menjadi nyaman dan tenteram. Ingatlah, bahwa kenyamanan dan ketenteraman itu bukan hanya terletak pada kekayaan yang melimpah ruah, bukan pula kepada kedudukan dan jabatan yang tinggi dan terhormat, tetapi terletak pada hati dan pikiran yang tenang.
°Äjz«[²\‘Ä„«[µ¯ã\^w½—Ç °Änz«[µ°nz«[ã[°^ 78
79
×[ µb½°b×¼ ¹b\¤b¥o ã[[½¤b[¼ ²½°¬¯ °c³[¼ 10
Ma’asyiral Muslimin Sidang Jum’at Rahimakumullah.
D
engan memanjatkan puji dan syukur ke khadirat Allah SWT. dapatlah kita pada hari ini menunaikan titah perintah Allah SWT, melaksanakan ibadah Jum’at di masjid yang mulia ini.
Assalaamu’alaikum Wr. Wb.
¶z œc³¼ ¹´Ä˜c³¼ ¶v°o³ ãv°o«[ a\ÏÀ~µ¯¼ \´ ³[y¼zƒµ¯ã\^w½˜³¼ −¬ŒÃµ¯¼ ¹«−Œ¯ØŸã[Åv¸Ãµ¯ \´«\°—[ ²[v¸ƒ[¼ ã[×[¹«[ß²[v¸ƒ[ ¹«Áu\·ØŸ Ŭ— °¬~¼−‡°¸¬«[ ¹«½~y¼¶v_—[v°o¯ °¸˜_bµ¯¼ ¹_o‡¼¹«[Ŭ—¼ v°o¯\³vÀ~ v˜^\¯[ »¯\Ĥ«[¯½ÃÅ«[²\oÊ^ ã[½¤c^Á ³¼ °¨À‡¼[ ã[u\_—\ÄŸ 80
Kaum Muslimin Rahimakumullah. Kehidupan rumah tangga yang nyaman dan terteram merupakan dambaan setiap keluarga. Namun untuk meraihnya bukanlah persoalan yang gampang, tetapi memerlukan jurus-jurus jitu yang hraus dilaksanakan dengan sungguh-sungguh dan ikhlas oleh individu-individu keluarga. Secara ideal keluarga memang diharapkan dapat menjadi tempat perlindungan lahir dan batin bagi setiap anggotanya, dimana mereka merasa aman, nyaman, tenteram, damai dan sejahtera penuh kasih sayang. Namun, apakah setiap orang dapat merasakan yang sedemikian ini? Entahlah, yang jelas kegagalan dalam menumbuhkan afeksi di tengah-tengah keluarga, nampaknya semakin terasa. Hal ini dikarenakan adanya beberapa faktor, antara lain karena terlalu sibuknya orangtua dalam pekerjaan sehari-hari, sehingga anak-anaknya kurang diperhatikan. Untuk mengatasi masalah ini, ada sebagian keluarga menyediakan 81
/berbagai alat sarana hiburan keluarga di rumah, seperti penyediaan Radio, Tape Recorder, TV, VCD, Komputer, berbagai alat permainan dan sebagainya, dengan harapan agar anak-anak betah tinggal di rumah. Tetapi kenyataannya tetap saja tidak mampu menciptakan kenyamanan dan ketenteraman rumah tangga, karena alat-alat mekanik dan elektronik ini kering akan sentuhansentuhan psikologis, sehingga tidak akan banyak membantu dalam upaya memperkokoh ikatan keluarga.
Hadirin Rumah dan lingkungan yang bersih dan sehat akan menciptakan suasana segar dan riang bagi penghuninya. Rumah dan pekarangan yang tertata rapi, bersih dan indah dapat menyegarkan rohani penghuninya. Mata kita yang sehari-harinya selalu menyaksikan lingkungan yang bersih, hidung kita selalu menghirup udara yang bersih dan segar, kondisi ini selain menambah keindahan dan kesejukan, juga sangat membantu bagi pemeliharaan kesehatan.
Kaum Muslimin Yang Berbahagia. Dalam menciptakan kehidupan keluarga yang nyaman dan tenteram, paling tidak ada empat hal yang perlu diperhatikan, yaitu :
Dengan badan yang sehat, pikiran yang tenang dan rohani yang segar, tentu sangat berpengaruh bagi kenyamanan dan ketenteraman kehidupan keluarga. Karena susana hati yang senang dan badan yang sehat, dapat menjadikan anggota keluarga memiliki semangat hidup yang baik dan pikiran yang jernih.
1. Merawat Cinta Kasih Cinta kasih dalam keluarga merupakan tali pengikat yang sangat kuat dalam mengakrabkan hubungan sesama anggota keluarga. Ia tidak akan dapat diwujudkan hanya dengan memenuhi kebutuhan material atau duniawi semata, tanpa adanya komunikasi yang memadai. Perasaan cinta kasih hanya akan terwujud, jika seluruh anggota keluarga dapat menjalin komunikasi yang baik dan harmonis secara kontinue dan konsisten. Hubungan keluarga yang akrab dan intim serta sarat dengan afeksi yang mendalam, dapat menciptakan suasana saling percaya mempercayai, menumbuhkan kebersamaan dan semangat kerja serta dapat mengembangkan kepribadian.
2. Menjaga Kebersihan dan Kesehatan 82
3. Menjaga Hubungan Kekerabatan Dalam masyarakat Islam, kekerabatan mempunyai korelasi dengan keluarga. Hubungan kekerabatan sangat menentukan terhadap kelestarian sebuah keluarga. Oleh karenanya, maka hubungan kekerabatan hendaknya selalu dijaga dan dipelihara dengan cara menjalin hubungan yang baik, bantu membantu, baik dalam bentuk material maupun moril. Firman Allah SWT. :
Ó½bÌ¿²Ç»˜«[¼°¨´¯−Œ «[[½«¼Ç−bȿ׼ Å^z¤«Å«¼Ç 83
“Dan janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan di antara kamu bersumpah bahwa mereka (tidak) akan memberi (bantuan) kepada kaum kerabat(nya)”(QS. AnNuur ayat 22).
µÀ^z£Ù[©bzÀ„—yx³Ç¼ “Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat” (QS. Asy-Syu’araa ayat 214).
Muslimin Rahimakumullah. Boleh jadi, mungkin sebuah keluarga tidak memerlukan uluran tangan (bantuan) secara material dari kerabatnya, namun bagaimanapun juga ia tetap memerlukan bantuan moril, terutama dalam hal menyelesaikan berbagai masalah dan problema. Misalnya, bila terjadi ketegangan antara suami isteri sehingga keutuhan keluarga terancam, maka pihak pertama yang harus turun tangan adalah keluarga dekat masing-masing pihak. Hal ini sesuai dengan anjuran Allah SWT. :
µ¯\°¨n[½g˜^\Ÿ\°¸´À^¢\¤ƒ°c r²É¼ \¸¬·Çµ¯\°¨n¼¹¬·Ç “Dan jika kamu khawatirkan ada persengketaan antara keduanya, kirimkanlah seorang hakam dari keluarga laki-laki dan seorang hakam dari keluarga perempuan” (QS. An-Nisa ayat 35). Peran kekerabatan dalam keluarga tidak hanya sebatas memberi bantuan materi dan menyelesaikan masalah keluarga, tetapi juga memberi bimbingan keagamaan agar didapat keni’matan hidup berkeluarga yang diridhai Allah SWT. Firman Allah SWT. : 84
4. Memelihara Kerukunan dalam Bertetangga Tetangga adalah orang-orang yang tinggal bersebelahan atau berdekatan dengan rumah kita. Islam sangat menganjurkan kepada pemeluknya agar senantiasa memelihara hubungan baik dengan para tetangga, karena bagaimanapun juga, tetangga adalah orang yang paling dekat dengan kita yang setiap saat siap siaga memberikan pertolongan manakala kita memerlukan. Menurut ajaran Islam, memelihara kerukunan bertetangga merupakan satu mata rantai dari perbuatan kebajikan, bahkan disejajarkan dengan berbakti kepada Tuhan, berbuat baik kepada orangtua dan menyantuni anak-anak yatim dan fakir miskin. Firman Allah SWT. :
µ¿v«[½«\^¼ \ÏÀƒ¹^[½§z„b×¼ ã[[¼v_—[¼ µÀ§\°«[¼ Å°cÀ«[¼ Å^z¤«[Âx^¼ \³\n[ `´k«[y\k«[¼ Å^z¤«[¾wy\k«[¼ d¨¬¯\¯¼ −À_«[µ^[¼ `´k«\^`n\ˆ«[¼ 85
[y½sŸ×\cs¯²\§µ¯`o¿×ã[²É °¨³\°¿[ “Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibubapak, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri” (QS. An-Nisa ayat 36).
Kaum Muslimin Sidang Jum’at yang berbahagia. Menjalin hubungan yang baik dengan tetangga, sesungguhnya mempunyai arti yang sangat penting. Sebab, bagaimanapun bahagianya sebuah rumah tangga, jika berada di lingkungan jiran tetangga yang sulit diajak kompromi, jiran tetangga yang susah dijalin kebersamaan, apalagi jika berada di lingkungan yang bejat akhlak moralnya, maka kebahagiaan rumah tangga akan menjadi terganggu, ibarat sebuah taman bunga yang dikelilingi oleh rawa-rawa yang penuh bangkai-bangkai berbau busuk. Sebaliknya, suatu rumah tangga yang walaupun dalam keadaan serba kekurangan, namun berada di lingkungan jiran tetangga yang berbudi tinggi, penyantun dan ramah tamah, maka kehidupan rumah tangga akan terasa nyaman dan menyenangkan. Semoga dengan merawat cinta kasih dalam keluarga, menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan, menjaga hubungan kekerabatan dan memelihara kerukunan bertetangga, dapat menciptakan kenyamanan dalam kehidupan keluarga serta memperoleh keberkahan dari Allah SWT. Amin. 86
°Äjz«[²\‘Ä„«[µ¯ã\^w½—Ç °Änz«[µ°nz«[ã[°^ ã[µ¯−_o^×É [½ ¤f\°´¿[ »«x«[°¸À¬—d^z‹ }\´«[µ¯−_n¼ µÀ´¯×[µ¿|ÎÔ «[µ¯ °§\¿[¼ ã[\´¬˜j µÀo«\ˆ«[¶u\_—ÅŸ °§\¿[¼\´¬ru[¼ µÀ°n[y[zÀrd³[¼ °ny[¼z ›[]y−£¼ °Ànz«[y½ œ«[½·¹³[ ¶¼z œc~[¼
87
Ma’asyiral Muslimin Sidang Jum’at Rahimakumullah.
A
lhamdulillah, kembali kita panjatkan puji dan syukur ke khadirat Allah SWT. yang mana dengan izin-Nya jualah, sehingga dapatlah pada Jum’at ini kembali kita bersama-sama menunaikan fardhu Jum’at di masjid yang mulia ini.
11
Assalaamu’alaikum Wr. Wb.
µÀ¤c°¬«»_£\˜«[¼ µÀ°«\˜«[]yãv°o«[ v¸ƒ[¼ ¹«©Ãzƒ×¶vn¼ ã[×[¹«[ß²[v¸ƒ[ °¸¬«[ ¶v˜^Å_³× ¹«½~y¼¶v_—[v°o¯²[ ª½~z«[¼ °Ãz¨«[Á_´«[[x·Å¬—°¬~¼−‡ ¹˜_bµ¯¼¹^\o‡[¼¹«[Ŭ—¼v°o¯ °À•˜«[ °¨À‡¼[ã[u\_—ÔÄŸ v˜^\¯[ µÃv«[¯½ÃÅ«[ ²½¤c°«[{\Ÿv¤Ÿ ã[½¤c^¾\Ã[¼ 88
Kemudian, marilah dalam kesempatan ini pula, kita bersama-sama untuk senantiasa memperbaharui kondisi iman dan taqwa kita kepada Allah SWT. karena hanya dengan iman dan taqwa inilah, sebagai benteng utama kita, sekaligus penyelamat, di dalam mengarungi bahtera hidup dan kehidupan kita di dunia ini dan sebagai bekal kehidupan kita di akhirat nanti.
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah. Agama Islam senantiasa mengajarkan kepada pemeluknya, bahwa kehidupan seorang muslim hendaknya berada diantara dua sikap, yakni, syukur ketika mendapat ni’mat dan sabar ketika ditimpa berbagai musibah. Tidak bisa kita pungkiri bahwa, selama sekian tahun kita bangsa Indonesia merdeka, selama itu pula tidak sedikit kemajuan-kemajuan yang telah kita capai, baik dalam skala nasional, regional, bahkan dalam lingkup kehidupan kita pribadi, mungkin kita dapat mengukur dan merasakannya sendiri, kendati memang pada beberapa tahun terakhir ini, kondisi bangsa kita dalam keadaan yang memprihatinkan. Namun demikian, kita tentunya tidak boleh pasrah begitu saja dengan keadaan, tetapi terus berusaha, sedikit demi sedikit, setapak demi setapak, selangkah demi selangkah, memperbaiki dan membenahi kehidupan kita 89
dan kehidupan bangsa kita. Sebagai seorang muslim, hanya ada dua kata kunci untuk menyikapi berbagai kondisi, yakni syukur dan sabar. Sebab menurut Rasulullah SAW, bahwa “Apa saja yang sedang menimpa umat Islam, semuanya itu pasti mendatangkan kebaikan”. Hal ini tentunya, jika kita pandai mengambil hikmah dari berbagai kejadian tersebut. Dengan selalu bersyukur kepada Allah, segala keberhasilan, tidak akan membuat seorang muslim menjadi sombong, arogan atau aji mumpung. Dengan bersabar, maka segala goncangan kehidupan yang menimpa seorang muslim, apapun bentuknya, tidak akan membuatnya putus asa, frustasi atau melakukan tindakan sembrono.
Kaum Muslimin Rahimakumullah. Apa yang kita lihat dan saksikan belakangan ini, nampaknya ada kecenderungan, dimana orang-orang sudah mulai melupakan dua kata kunci ini, syukur dan sabar, sehingga boleh jadi, keberhasilan pembangunan yang pernah kita raih, telah menyebabkan sebagian diantara kita yang lupa daratan. Mungkin ada diantara kita, yang begitu dianugerahi suatu jabatan dan kedudukan, malah justeru menyakiti orang-orang yang telah memberikan anugerah tersebut. Kita lupa, bahwa kekuasaan adalah amanah rakyat yang seyogyanya untuk mengayomi rakyat, untuk membela yang lemah, bukan justeru untuk menindas mereka. Kita lupa bahwa, mensyukuri kekuasaan adalah menjalankan kekuasaan itu sendiri di jalan yang diridhai-Nya. Mungkin karena hilangnya rasa syukur, pembangunan 90
telah menimbulkan ekses-ekses yang tidak kita inginkan, dimana korupsi, kolusi, penyalahgunaan wewenang, keserakahan dan berbagai tindakan yang menyulut konflik sosial terjadi di manamana. Hukum yang seharusnya melindungi yang lemah, berbalik menjadi alat untuk menindas. Agama yang sepatutnya dijadikan pengendali hawa nafsu, berubah menjadi alat legitimasi. Pendidikan yang hakikatnya dimaksudkan untuk membuat orang lebih bijak, malah menjadikan orang lebih picik dan licik. Diantara kita yang dikaruniai harta kekayaan, kita sering terlena dengan kekayaan itu, tanpa pernah merasa puas. Kita gunakan kekayaan yang ada untuk memburu kekayaan yang lebih banyak. Kita selalu merasa kurang, dan itu tidak akan pernah berkurang jika tidak terlintas sedikitpun di benak kita, rasa bersyukur. Ketahuilah, tanpa bersyukur, kedudukan, jabatan dan kekayaan tidak akan mendatangkan kebahagiaan dan kenyamanan. Ingatlah peringatan Allah SWT. yang tertulis di dalam Al-Qur’an pada Surat Ibrahim ayat 7 :
µÏ«¼ °¨³v¿{×°bz¨ƒµÏ« °¨^y²w\bw[¼ v¿v„«Á^[x—²[ °b{ § “Dan ingatlah, tatkala Tuhanmu memperingatkan : Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah ni’mat tersebut kepadamu. Namun jika kamu tidak bersyukur atau mengingkarinya, maka sesungguhnya adzab-Ku sangat pedih”.
Ma’asyiral Muslimin Sidang Jum’at Rahimakumullah. 91
Sikap kedua yang seharusnya ada di dalam diri seorang muslim adalah sikap sabar. Kita tidak bisa membayangkan, apa yang terjadi jika sabar tidak lagi menjadi sikap hidup, sehingga berbagai kegagalan dalam hidup ini, membuat kita frustasi. Makin meningkat harapan kita, makin sering pula harapan itu tak terpenuhi, maka semakin resah dan semakin gelisahlah kita. Hasil-hasil pembangunan yang semestinya dapat dini’mati oleh setiap orang, justeru hanya orang-orang tertentu yang dapat meni’matinya. Sumber daya yang kita miliki belum sanggup bersaing dengan pasaran global. Sistem ekonomi kita berulangkali digoncangkan oleh berbagai faktor yang tidak dapat kita perkirakan. Sistem sosial kita belum berhasil sepenuhnya memberikan peluang bagi mobilitas sosial yang kita inginkan. Kemudian, kita sangat sedih melihat dan menyaksikan terjadinya perpecahan dan bentrokan diberbagai tempat dan di beberapa daerah, mulai dari masalah sepele sampai issu sara’ yang dibesarbesarkan. Kita lihat di kota-kota besar, ada tawuran antar pelajar, rebutan lahan antar preman, bentrokan antar kampung dan antar warga, permusuhan antar suku dan agama, dan sebagainya. Belum lagi berbagai bencana dan musibah yang menimpa sebagian warga kita, maka tanpa sikap sabar, kita tentu akan menjadi sinis, mental kita akan menjadi jatuh, runtuh, hancur berkeping.
Muslimin Rahimakumullah. Hidup ini memang penuh misteri, sarat dengan ketidakpastian dan banyak liku-likunya. Kemaren musim hujan, sekarang musim panas. Siang tadi terasa panas menyengat, tiba-tiba sore hari berubah menjadi hujan, dingin kedinginan. Demikianlah seterusnya, bak sebuah roda yang berputar tak pernah henti. 92
Andai kita boleh memilih, pasti kita akan memilih yang enakenak saja. Tetapi kenyatannya kita sering dibuat bingung tidak berdaya. Ketika kita menginginkan yang manis, ternyata pahit yang kita dapatkan. Ketika kita tinggal di desa, kita pusing, karena udara terlalu dingin dan keadaan terlalu sunyi. Namun tatkala kita pindah ke perkotaan, kita malah tidak tenang, karena terlalu ramai dan udara terlalu pengab berpolusi. Begitulah, hidup ini seolah-olah serba salah dan tidak ada ketenangan. Di sinilah letak arti pentingnya sikap syukur dan sabar sebagai benteng kita di dalam mengarungi hidup dan kehidupan ini.
Ma’asyiral Muslimin Sidang Jum’at Rahimakumullah. Kalau kita perhatikan Al-Qur’an, ternyata di dalamnya terkandung perhatian yang begitu besar terhadap nilai-nilai kesyukuran dan kesabaran, karena memang syukur dan sabar merupakan kebutuhan mendesak yang harus segera kita penuhi jika kita ingin memperoleh kehidupan yang nyaman, bahagia dan sejahtera. Dalam Nahjul Balaghah disebutkan, “Bersyukur dan bersabarlah kalian, karena sesungguhnya cepat atau lambat, kalian pasti akan memperoleh keberuntungan darinya”. Dengan sikap syukur dan sabar kehidupan kita insyaAllah akan menjadi balans (seimbang), sehingga apapun yang terjadi, bagaimanapun kondisi yang ada di sekeliling kita, kita akan tetap tegar dan selalu istiqamah di dalam mengaruhi hidup dan kehidupan ini. Syukur dan sabar, merupakan dua hal yang saling berkaitan dan saling melengkapi. Manakala seseorang mampu bersyukur, ada kemungkinan ia juga mampu bersabar. Ketika seseorang dapat bersabar, tentu ia akan dapat bersyukur. Sebab, 93
seseorang yang pandai bersyukur, betapapun kecilnya nikmat yang dianugerahkan Allah kepadanya, ia akan tetap bersyukur, dan betapapun besarnya cobaan yang menimpa dirinya, ia akan tetap bersabar. Syukur dan sabar, ia jadikan sebagai sarana untuk selalu mengingat Allah. Dan ketahuilah dengan selalu mengingat Allah, hati kita akan menjadi tenteram.
ã[z§x^°¸^½¬£µÏ°b¼[½´¯Óµ¿x«[ ]½¬¤«[µÏ°bã[z§x^×[ “Yaitu orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah, hati akan menjadi tenteram” (QS. Ar-Ra’du ayat 28).
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah. Bersyukur dan bersabar merupakan barometer dan parameter dari keimanan kita. Allah SWT. berfirman :
²¼v_˜b¶\¿[°c´§²Éã[¼z¨ƒ[¼ “Dan bersyukurlah kepada Allah, jika kamu benar-benar hanya menyembah (beriman) kepada-Nya”. 94
Kemudian sabda Rasulullah SAW :
²\°¿×[¡ˆ³z_ˆ«[ “Kesabaran adalah sebagian daripada keimanan”. Akhirnya, marilah kita tingkatkan sikap syukur dan sabar ke dalam diri kita masing-masing. Sehingga apapun bentuk karunia atau cobaan yang kita terima, kita selalu bersikap qana’ah, atau menerima apa adanya, lapang dada, yang dengannya kemudian dapat kita jadikan sebagai titik acuan untuk melihat sesamanya. Semoga Allah selalu menetapkan rasa syukur yang dalam dan rasa sabar yang tinggi kepada kita masing-masing. Aminamin ya rabbal ‘alamin.
°Äjz«[²\‘Ä„«[µ¯ã\^w½—Ç °Änz«[µ°nz«[ã[°^ ²¼z ¨b׼ū[¼z¨ƒ[¼ °§z§wÇÁ³¼z§w\Ÿ °Ä•˜«[²Óz¤«[ÅŸ°¨«¼Á«ã[¦y\^ a\Ãß[µ¯¹ÄŸ\°^°§\Ã[¼Á´˜ ³¼ °¨´¯¼Á´¯−_¤b¼ °Ä¨o«[z§x«[¼ 95
°Ä¬˜«[™Ä°«[½·¹³[¹b¼Øb ¾v«[½«¼ °¨«¼Á«ã[z œc~[¼ µÄ°¬°«[zÎ\«¼ °¨Ãv«[½«¼ {½Ÿ\ÀŸ ¶¼z œc~\Ÿ a\°¬°«[¼ µÀ_Î\c«[º\k³\ü µÃz œc°«[
12
Assalaamu’alaikum Wr. Wb.
µÀ¤c°¬«»_£\˜«[¼ µÀ°«\˜«[]yãv°o«[ v¸ƒ[¼ ¹«©Ãzƒ×¶vn¼ ã[×[¹«[ß²[v¸ƒ[ ¶v˜^Å_³×¹«½~y¼¶v_—[v°o¯²[ °Ãz¨«[Á_´«[[x·Å¬—°¬~¼−‡°¸¬«[ ¹^\o‡[¼¹«[Ŭ—¼v°o¯ °À•˜«[ª½~z«[¼ ã[u\_—ÔÄŸ v˜^\¯[ µÃv«[¯½ÃÅ«[¹˜_bµ¯¼ ²½¤c°«[{\Ÿv¤Ÿ ã[½¤c^¾\Ã[¼ °¨À‡¼[ Ma’asyiral Muslimin Sidang Jum’at yang dirahmati Allah SWT.
96
A
lhamdulillah, kembali kita memanjatkan puji dan syukur ke khadirat Allah SWT. yang mana atas kudrat dan iradat-Nya jualah, sehingga 97
dapatlah pada siang ini kembali kita bersama-sama menunaikan perintah-Nya, melaksanakan fardhu Jum’at, di masjid yang mulia dan terhormat ini.
melaksanakan segala aktivitas sehari-hari, dengan satu sandaran yang kokoh, bahwa aktivitas yang kita laksanakan itu sematamata hanya karena Allah SWT.“Lillaahi ta’ala”, dengan maksud dan tujuan semata-mata hanya ingin meraih Ridha Allah SWT.
Muslimin Rahimakumullah.
Dengan demikian, sebagai konsekuensi dari konsep ini, pada gilirannya akan mencetak karakter agung, jujur, suci dan teguh memegang amanah. Dengan adanya tauhid dalam Islam merupakan kekuatan yang besar, yang mampu mengatur secara tertib seluruh manusia yang ada di permukaan bumi ini.
Sebagai seorang Muslim, kita tentunya yakin dengan kepercayaan yang bulat, kokoh dan kuat, bahwa agama Islam yang kita anut ini, merupakan agama yang monotheisme, yang mengajarkan bahwa Tuhan itu Esa, Tuhan itu satu, Tuhan itu Tunggal, tidak berbilang. Tidak dua, tidak tiga, tidak empat dan seterusnya.
Memang tak dapat diragukan lagi bahwa dengan tauhid yang dalam terhadap Allah SWT. akan dapat mengikhlaskan seluruh aktivitas hidup dan kehidupan setiap Muslim.
Allah SWT. berfirman :
vn[ã[½·−£ “Katakanlah, Dia Allah itu esa (satu)”(QS.Al-Ikhlas ayat 1).
¯½Ä¤«[Áo«[½·×[¹«[ßã[ “Allah, tidak ada Tuhan melainkan Dia, yang hidup kekal lagi senantiasa berdiri sendiri”(QS. Ali ‘Imran ayat 2).
Muslimin yang berbahagia. Dokrin tauhid yang kita pelajari, kita hayati dan kita amalkan selama ini tentunya diharapkan dapat memberikan dampak yang positif bagi kehidupan kita, terutama di dalam 98
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah Sebagai ilustrasi dalam pembahasan tauhid ini, kami ingin mengemukakan sebuah cuplikan sejarah di zaman khalifah Umar bin Khathab r.a.
Muslimin yang berbahagia. Suatu ketika, khalifah Umar bin Khathab r.a bertemu dengan seorang anak gembala yang sedang menghalau sekawanan kambing di padang rumput. Kepada anak gembala tersebut Umar menanyakan, siapa pemilik kambing-kambing yang ia gembalakan tersebut. Sang anak menjawab dengan jujur bahwa kambing-kambing tersebut adalah milik majikannya. Kemudian Umar mencoba menawarkan jasa untuk membeli kambing tersebut barang satu ekor. “Sudilah wahai anak muda kamu 99
menjualnya untuk saya, barang satu ekor”, kata Umar. Sang anak menjawab, “Maaf, saya tidak bisa melakukannya, kecuali jika tuan berhubungan langsung dengan majikan saya, si pemilik kambing-kambing ini. Umar terus membujuknya, “Kan tidak apa-apa, cuma satu ekor koq. Lagi pula, majikanmu tidak akan mengetahuinya. Bilang saja nanti, kambing tersebut telah dimakan srigala”. Mendengar bujukan Umar ini, sang anak terdiam dan ia nampak berpikir. Dia berpikir bukan mau menjual kambing tersebut, atau menggunakan kesempatan di dalam kesempitan. Tetapi ia berpikir dan bingung terhadap sikap Umar yang menurutnya tidak pantas diucapkan oleh orang yang beriman. Akhirnya sang anakpun balik bertanya kepada Umar, “Kalau begitu”, katanya : “Fa-aina Allah?”, di mana Allah berada?
aktivitas saya. Akan tetapi?, sang anak berpikir, bagaimana mungkin saya dapat menipu Allah. Bukankah Allah itu Maha Melihat yang tentunya tahu apa yang saya lakukan”.
Maasyiral Muslimin Sidang Jum’at Rahimakumullah. Terhadap kejadian ini, maka tidak heran jika Umar bin Khathab r.a ketika itu sempat mencucurkan air mata, lantaran terharu menyaksikan teguhnya keimanan sang anak gembala. Lantaran itu, pada kesempatan lain beliau temui anak tersebut dan mengajak untuk menemui sang majikan untuk memerdekakannya dari perbudakan, sehingga terbebaslah sang anak ini dari belenggu perbudakan. Kata Umar, “Kalimat FA-AINA ALLAH inilah yang memerdekakan kamu di dunia ini. Dan semoga dengan kalimat ini pula akan memerdekakan (memberikan keamanan dari siksa api neraka) bagi kamu di akhirat kelak”.
Muslimin Rahimakumullah. Bagi Umar bin Khathab r.a pertanyaan yang demikian ini, kendatipun datangnya dari seorang bocah, seorang budak kecil. Walaupun pertanyaannya sangat pendek, sederhana dan polos, seperti layaknya seorang anak bertanya. Namun demikian, bagi Umar cukup menggugah dan menggetarkan hati dan merindingkan bulu roma. Di balik pertanyaan singkat tersebut, sang anak seakanakan berkata, “Memang, katanya saat ini seolah saya yang memiliki kambing-kambing tersebut. Saya yakin, majikan saya akan mempercayai begitu saja alasan yang saya buat. Majikan saya dapat saya tipu. Dia tidak melihat apa yang saya lakukan di sini. Dia tidak akan tahu, sebab tak seorangpun yang melihatnya. Dia tidak mempunyai spion (mata-mata) buat menyelidiki /memantau 100
Hadirin. Demikianlah contoh pengaruh atau dampak yang ditimbulkan oleh adanya tauhid yang kuat. Ia dapat membentuk pribadi seseorang menjadi pribadi yang militan dan terpuji. Tak peduli apakah dari kalangan atas, kalangan menengah maupun kalangan bawah. Tidak peduli anak-anak maupun orang dewasa. Tauhid yang kuat dapat membebaskan manusia dari seribu satu macam belenggu kejahatan duniawi. Dengan tauhid yang kuat dapat membebaskan manusia dari penjajahan, perbudakan dan penghambaan, baik oleh sesama manusia maupun oleh keganasan hawa nafsu. Dengan jiwa tauhid yang tinggi seseorang akan terbebas dari berbagai belenggu ketakutan dan duka cita 101
baik dalam kemiskinan harta, kemiskinan jabatan, kemiskinan kedudukan dsb. sehingga secara psikologis ia akan terhindar/ aman dari berbagai penyakit kejiwaan, seperti frustasi, stress dan sebagainya. Dengan jiwa tauhid yang tinggi, seseorang akan terbebas dari berbagai kemelut keluh kesah, kebingungan dan rasa putus asa. Dengan tauhid yang tinggi. seorang muslim akan memiliki jiwa besar, tidak berjiwa kerdil. Kenapa demikian?, karena dengan tauhid yang tinggi akan memberikan dampak terhadap keikhlasan seseorang, yang selalu menyandarkan dirinya sematamata hanya kepada Allah, hanya untuk Allah. Shalatnya, ibadahnya, sepakterjangnya sehari-hari, bahkan hidup dan matinya, hanya semata-mata dipersembahkan kepada Allah rabbul ‘alamin, sehingga ia tidak akan tertarik atau terpengaruh sedikitpun terhadap buaian-buaian duniawi dan tidak akan memperdulikan kepahitan hidup duniawi. Hal ini sesuai dengan pernyataan seorang muslim manakala ia melakukan shalat, yang terungkap dalam doa iftitah :
Áb\°¯¼Á\Äo¯¼Å¨³¼Áb؇²É µÄ°«\˜«[]yã “Sesungguhnya, shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku, adalah untuk Allah, Tuhan yang memelihara alam semesta”.
dengan pasukannya untuk berangkat ke medan perang Nahrawan, datanglah seorang lelaki bernama Musafir bin Auf. Ia berharap kepada Ali bin Abi Thalib agar menunda keberangkatannya ke medan perang. “Kenapa harus ditunda?”, tanya Sayyidina Ali. “Kalau berangkat sekarang juga saya khawatir pasukan kita akan mengalami kekalahan yang hebat, karena kekuatan kita tidak berimbang dengan kekuatan musuh, terutama dari segi jumlah”, jawab Musafir bin Auf. Berkat Tauhid yang kuat, Ali bin Abi Thalib tak gentar sedikitpun. dengan penuh tawakkal kepada Allah SWT. dia bersama pasukannya, tetap saja berangkat bertempur ke medan laga, dengan semangat yang menyala-nyala, ia maju terus, hingga akhirnya sejarah membuktikan, Ali bin Abi Thalib dan pasukannya berada di pihak yang manang.
Kaum Muslimin Sidang Jum’at Rahimakumullah. Dari uraian singkat khutbah ini, dapatlah kita simpulkan bahwa tauhid merupakan kepercayaan mutlak tentang keesaan Allah SWT. yang berurat berakar dalam hati sanubari muslim dan merupakan cerminan untuk mengukur tingkat keikhlasan seseorang, sekaligus dapat memberikan keamanan pada diri seseorang dalam menjalani hidup dan kehidupan di dunia ini. Tauhid adalah akar, dasar dan landasan sekaligus pokok ajaran Islam yang mau tidak mau harus dipegangi dengan erat kuat oleh setiap muslim.
Maasyiral Muslimin Sidang Jum’at yang berbahagia. Tatkala Sayyidina Ali bin Abi Thalib r.a sudah siap 102
Hadirin. 103
Seorang pemikir Islam terkemuka, Abul A’la Al-Maududi menyimpulkan, bahwa dampak tauhid dalam kehidupan seorang muslim sehari-hari, antara lain adalah : 1. Tauhid dapat menjauhkan manusia dari pandangan yang sempit dan picik; 2. Tauhid dapat menanamkan kepercayaan terhadap diri sendiri dan tahu harga diri; 3. Tauhid dapat menumbuhkan sifat rendah hati dan khidmat; 4. Tauhid dapat membentuk manusia menjadi jujur dan adil; 5. Tauhid dapat menghilangkan sifat murung dan putus asa dalam menghadapi setiap persoalan dan situasi; 6. Tauhid dapat membentuk pendirian yang teguh, sabar/tabah dan optimis; 7. Tauhid dapat menanamkan sifat kesatria dan semangat berani berkorban, tidak gentar menghadapi berbagai risiko, bahkan tidak takut terhadap mati; 8. Tauhid dapat menciptakan sikap hidup yang damai, aman sentosa dan penuh ridha; 9. Tauhid dapat membentuk manusia menjadi patuh, taat dan disiplin dalam menjalankan peraturan Ilahi.
°Äjz«[²\‘Ä„«[µ¯ã\^w½—Ç °Änz«[µ°nz«[ã[°^ v«½Ã°«¼v¬Ã°« v°ˆ«[ã[ vn[ã[½·−£ °¨«¼Á«ã[¦y\^ vn[[½ §¹«µ¨Ã°«¼ ¹ÄŸ\°^°§\Ã[¼Á´˜ ³¼ °Ä•˜«[²Óz¤«[ÅŸ °¨´¯¼Á´¯−_¤b¼°Ä¨o«[z§x«[¼a\Ãß[µ¯ ã[z œc~[¼ °Ä¬˜«[™Ä°«[½·¹³[¹b¼Øb zÎ\«¼ °¨Ãv«[½«¼ ¾v«[½«¼ °¨«¼Á« ¶¼z œc~\Ÿ a\°¬°«[¼ µÄ°¬°«[ µÀ_Î\c«[º\k³\ü µÃz œc°«[{½Ÿ\ÀŸ
Muslimin Rahimakumullah. Akhirnya, kami mengajak kepada para jamaah sekalian, marilah kita bersama-sama menjaga dan meningkatkan nilai-nilai ketauhidan kita masing-masing, agar kita benar-benar menjadi hamba Allah yang senantiasa tunduk dan patuh hanya kepadaNya semata. 104
105
A
13
lhamdulillah, kembali kita panjatkan puji dan syukur ke khadirat Allah SWT. yang mana, atas izin-Nya jualah sehingga dapatlah pada siang ini, kembali kita bersama-sama melaksanakan serangkaian ibadah Jum’at di masjid yang suci dan mulia ini, sebagai perwujudan dari adanya iman dan taqwa kita kepada Allah SWT.
Kaum Muslimin Rahimakumullah.
Assalaamu’alaikum Wr. Wb.
¯Ø«[y[v^¹—\[µ¯v—¼ ¾x«[ãv°o«[ v¸ƒ[¼ ¹«©Ãzƒ×¶vn¼ ã[×[¹«[ß²[v¸ƒ[ °¬~¼−‡°¸¬«[ ¹«½~y¼¶v_—[v°o¯²[ °¸˜_bµ¯¼¹_‡¼¹«[Ŭ—¼v°o¯\³vÀ~Ŭ— ã[u\_—\ÄŸ v˜^\¯[ µÃv«[¯½ÃÅ«[²\oÊ^ ¥oã[[½¤b[¼ ã[½¤c^Á ³¼°¨À‡¼[ ²½°¬¯°c³[¼×[µb½°b×¼ ¹b\¤b Maasyiral Muslimin Sidang Jum’at yang dirahmati Allah SWT. 106
Pernah suatu hari, seorang nenek terheran-heran sambil ketawa sinis menyaksikan sekelompok ibu-ibu yang sedang kebingungan lantaran gaji suaminya terlambat keluar. Dengan tenang sang nenek nyeletuk, “Hei ibu-ibu! Adakah berita baru yang kalian terima tentang Allah?”. “Apa yang nenek maksudkan?” salah seorang diantara ibu-ibu itu balik bertanya kepada nenek. Sang nenek menerangkan, “Eee, maksudku, begini, aku ingin bertanya kepada kalian. Apakah Tuhan Allah itu sudah mati, atau barangkali ia sudah bangkrut?”. “Kenapa nenek mengeluarkan pertanyaan seunik itu?” yang lain menimpali. Nenek menjawab, “Karena seandainya kalian sadar bahwa Allah itu tidak mati, bahkan selamanya tidak akan pernah mati, apalagi bangkrut, tentu kalian tidak akan gelisah dan kebingungan seperti yang kulihat sekarang ini”.
Maasyiral Muslimin jamaah Jum’at Rahimakumullah. Adegan singkat di atas menggambarkan kepada kita, bahwa nampaknya keyakinan sebagian besar ummat Islam dewasa ini, tak obahnya laksana kereta api. Begitu mudahnya sebuah kereta api meninggalkan relnya, sehingga kebingungan, kegelisahan, keresahan dan sebagainya, begitu mudah melanda kita. 107
Persoalan gaji terlambat saja, rasanya langit sudah seperti mau runtuh. Belum lagi kalau diberhentikan dari pekerjaan atau di PHK, bagaimana jadinya? Entahlah. Seolah-olah Tuhan sudah istirahat mengurusi makhluk-Nya.
Muslimin Rahimakumullah. Merasa tidak cukup, merasa kurang, memang sudah merupakan watak dan tabiat manusia secara umum. Sehingga betapapun banyaknya harta yang ia miliki, namun harta tersebut baginya dirasa masih kurang, masih belum cukup. Jika sudah demikian keadaannya, maka tepatlah apa yang disabdakan oleh Rasulullah Muhammad SAW. :
Åœc^× ª\¯µ¯²\Ãu[¼ ¯u[µ^ײ\§½« ¯u[µ^[½jÚ°Ã×¼ \g«\f\°¸« ][zc«[×[ “Seandainya seorang anak Adam itu telah memiliki dua lembah yang diliputi harta benda, maka pasti dia akan mencari lembah yang ketiga. Dan tak ada yang dapat memenuhi kebutuhan anak Adam, kecuali dimasukkan ke dalam tanah (ajal atau kematian)” (HR. Bukhari dan Muslim). Hadits ini menjelaskan bahwa memang manusia itu pada umumnya selalu merasa tidak puas terhadap apa yang telah ia miliki, terhadap apa yang telah ia peroleh. Sehingga kalau sudah kaya, ingin lebih kaya lagi. Kalau sudah jaya, ingin lebih jaya 108
lagi. Demikian seterusnya. Kenapa bisa demikian?. Itulah dia nafsu. Kalau memperturutkan nafsu, tidak akan habis-habisnya. Nafsu itu ibarat seorang bayi yang suka menetek ibunya, ia tidak akan berhenti menetek, sampai dewasa sekalipun, kalau ibunya tidak berusaha menghentikannya. Sehubungan dengan ini, seorang filosof pernah berkata, bahwa orang yang dikatakan miskin itu bukan lantaran kekurangan harta, tetapi orang yang miskin itu adalah orang yang selalu merasa kekurangan kendatipun sebenarnya ia banyak memiliki harta.
Maasyiral Muslimin yang berbahagia. Kemewahan harta memang dapat menyilaukan mata, sekaligus juga dapat membuat orang lupa dan terlena. Terkadang seluruh waktunya habis begitu saja, tenaga dan pikirannya terkuras ludes tak bersisa, hanya untuk mengejar dan mencari harta dunia. Hampir semua program hidupnya ia habiskan untuk mencari keuntungan duniawi, sehingga segala sesuatu, apapun juga, selalu diukur dengan materi. Tak terbetik sedikitpun dalam hatinya untuk meniatkan usahanya, aktivitas bisnisnya, untuk ibadah kepada Allah dalam rangka mengharapkan keridhaan-Nya. Jika sudah demikian keadaannya, maka ketahuilah, bahwa orang yang seperti ini, memang kalau dilihat dari segi lahiriah, ia berkecukupan dan hidup tenteram, namun secara batiniah, sebenarnya jiwanya sangat tertekan. Kenapa?, karena ia begitu lelah disibukkan oleh usaha mencari harta, disibukkan untuk menjaga dan mengembangkan harta tersebut dan ia merasa takut akan kehilangan atau kemusnahan harta yang ia miliki. Tidak sedikit orang yang mempunyai harta dengan nilai miliyaran, namun dia merasa ketakutan, takut inflasi, takut dikorupsi, takut dicuri, takut dirampok dan sebagainya. Ia tidak dapat 109
bepergian dengan bebas, tidak dapat tidur nyenyak dan sebagainya.
Hadirin. Hendaklah kita selalu ingat, bahwa sikap hidup yang selalu mengejar-ngejar harta atau sikap hidup materialistis, merupakan suatu sikap hidup yang tidak dikehendaki oleh Islam. Kenapa?, karena sikap hidup yang seperti ini pada dasarnya hanya akan merugikan diri sendiri, yakni tidak akan memberikan keberkahan, ketentraman dan keamanan yang sesungguhnya. Cukup banyak fakta yang dapat kita lihat, dimana orang yang digiurkan oleh sikap hidup materialistis, ternyata tidak pernah menemukan kepuasan batin dan keamanan jiwa sedikitpun hingga sampai akhir hayatnya.
Kemudian kita tengok pula bagaimana kisah Christina Onassis, seorang gadis berkebangsaan Yunani, anak dari seorang miliyuner terkenal Onassis, yang mewarisi harta kekayaan ayahnya yang sangat banyak, berlimpah ruah, karena dia pewaris satu-satunya peninggalan ayahnya, yang menurut perhitungan, jumlah warisan yang ia terima hampir dua ribu trilyun US dollar. Namun menurut catatan sejarah, hampir sepanjang hidupnya, Christina Onassis selalu dalam kegelisahan dan keraguan, yang pada akhirnya dia ditemukan tewas di sebuah apartemen di Argentina. Tidak diketahui dengan pasti, apakah dia mati biasa atau terbunuh. Banyaklah lagi barangkali, contoh kasus tentang akibat sikap hidup materialistis, yang dalam kesempatan khutbah ini tidak mungkin kita uraikan secara panjang lebar, mengingat waktu yang terbatas.
Muslimin Rahimakumullah. Ingatlah bagaimana kisah Qarun yang banyak memiliki harta, namun akhirnya dia dan hartanya terbenam dalam perut bumi.
µ¯¹«²\§\°Ÿ Šy×[¶y[v^¼¹^\´ sŸ µ¯²\§\¯¼ ã[²¼uµ¯¹³¼zˆ´Ã»ÏŸ µÃzˆc´°«[ “Lalu kami benamkan dia (Qarun) dan tempat kediamannya di bumi. Maka tidak ada baginya golongan yang dapat menolong, selain Allah. Dan tidaklah ia termasuk orang-orang yang bisa membela diri” (QS. Al-Qashash ayat 81). 110
Barangkali kita semua sepakat, bahwa sikap hidup materialistis adalah sikap hidup yang perlu kita waspadai sekaligus kita hindari. Oleh karena itu izinkanlah, melalui mimbar ini kami mengajak kepada jamaah sekalian, marilah kita berupaya menghilangkan sikap hidup yang keliru ini, sikap hidup yang terlalu mengagung-agungkan harta, yang pada gilirannya akan merugikan diri kita sendiri. Islam memang membolehkan bahkan menganjurkan untuk memiliki harta kekayaan. Namun semua itu dimaksudkan untuk mendukung pengabdian kita kepada Allah SWT. dan kepada sesama manusia. Jangan sebaliknya, lantaran banyak memiliki harta kekayaan, menyebabkan seseorang menjadi sombong, angkuh bahkan takabbur sehingga berani mengabaikan perintah Allah dan idak segan-segan melakukan apa-apa yang dilarang 111
oleh Allah SWT. Kalau sudah demikian, maka sudah saatnyalah kita menyadarkan diri kita masing-masing, dan marilah kita kembali kepada Allah, dalam artian kembali kepada keimanan dan ke taqwaan kepada Allah SWT. Karena Dialah Allah sebagai penguasa tunggal yang tidak akan tergeser oleh siapapun. Dialah yang memiliki kekayaan yang melimpah ruah yang tidak pernah berkurang walaupun seisi jagat ini mengeruknya. Allah-lah yang mampu melayani seluruh kebutuhan makhluk-Nya, baik yang kecil maupun yang besar. Dialah yang mengasihi manusia dengan tidak membedakan suku, golongan, keturunan dan warna kulit. Dengan kembali kepada Allah, tidak akan ada lagi kekhawatiran-kekhawatiran dalam kehidupan ini. Apapun halangan, apapun rintangan, apapun tantangan, cobaan dan ujian duniawi, semua itu hanyalah sebuah romantika hidup yang justeru akan menambah tebalnya keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT. Semua itu hanyalah suatu proses kehidupan yang harus kita jalani dari satu babak ke babakan yang lain, dari satu episode ke episode yang lain, yang menurut Ahmad Albar, dunia ini katanya laksana panggung sandiwara. Bukan perannya yang penting, tetapi bagaimana memerankan sebuah peran, itu yang penting. Jadi, biar dia berperan sebagai raja, tapi kalau tidak mampu memerankannya dengan baik, apalah artinya. Walaupun ia hanya berperan sebagai pembantu rumah tangga, namun ia memerankannya dengan baik, maka tidak mustahil kalau pemeran ini akan memperoleh penghargaan dan meraih piala citra. Oleh karena itu, apapun jabatan kita, apapun pekerjaan kita, apapun profesi kita, hendaklah kita perankan dengan baik. Jika kita sebagai pegawai atau karyawan, maka hendaklah kita 112
berusaha untuk menjadi pegawai/ karyawan yang baik. Jika kita sebagai pedagang, maka hendaklah kita menjadi pedagang yang baik. Jika kita sebagai petani, maka hendaklah kita menjadi petani yang baik. Dan sebagainya. Dengan kembali kepada Allah, dalam artian kembali kepada ketaqwaan, insyaAllah hidup kita akan terasa aman, damai tentram, terhindar dari berbagai kesulitan dan kesusahan. Ingatlah akan janji Allah SWT.
¹£{zü \jzs¯¹«−˜kÃã[¥cõ¯¼ ã[Ŭ—−§½cõ¯¼ `coÃ×hÄnµ¯ ¹_n½¸Ÿ “Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah, padanya akan diberikan jalan keluar dari kesusahan. Dan Allah akan memberi rezeki yang tidak disangka-sangka datangnya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan keperluannya” (QS. Ath-Thalaq ayat 2 dan 3).
Maasyiral Muslimin Sidang Jum’at Rahimakumullah. Dari uraian khutbah yang telah kami sampaikan ini, dapatlah kita simpulkan bahwa kembali kepada Allah adalah kunci kehidupan kita. Padanya akan kita dapatkan segala apa yang kita cari dan dambakan. Kembali kepada Allah adalah suatu hal yang mutlak dan penting kita lakukan. Karena selama manusia belum kembali kepada Allah, dalam artian belum 113
menempatkan kedudukan Allah pada proporsi yang sebenarnya, berarti ia belum bisa diajak kompromi dalam memahami hakikat Islam, karena belum ada kesamaan rujukan dalam menilai Islam dan menghadapi segala persoalannya. Tidak sekedar itu. Orang yang belum kembali kepada Allah, merupakan ancaman serius yang setiap saat bisa menjadi penghalang yang membahayakan, bisa menjadi momok yang sangat menakutkan, bisa menjadi musuh dalam selimut. Oleh karenanya, para jamaah sekalian, sekali lagi saya mengajak, marilah kita senantiasa berupaya untuk kembali kepada Allah, jika suatu saat hati dan pikiran kita mulai goyah dan cenderung kepada sesuatu yang kurang baik, kurang terpuji, terlebih-lebih kalau sudah sampai kepada perbuatan nyata yang melanggar hukum dan ketentuan Allah SWT. maka kembali kepada Allah adalah sesuatu yang mesti kita lakukan.
a\Ãß[µ¯¹ÄŸ\°^°§\Ã[¼Á´˜ ³¼ °¨´¯¼Á´¯−_¤b¼ °Ä¨o«[z§x«[¼ °Ä¬˜«[™Ä°«[½·¹³[¹b¼Øb
°¨Ãv«[½«¼¾v«[½«¼ °¨«¼Á«ã[z œc~[¼ a\°¬°«[¼µÄ°¬°«[zÎ\«¼ {½Ÿ\ÀŸ ¶¼z œc~\Ÿ µÀ_Î\c«[º\k³\ü µÃz œc°«[
Semoga kita selalu diberi-Nya kekuatan lahir dan batin, sehingga kita tetap berada dalam pangkuan ridha-Nya. Amin ya rabbal ‘alamiin.
°Äjz«[²\‘Ä„«[µ¯ã\^w½—Ç °Änz«[µ°nz«[ã[°^ `›y\Ÿ©^yÅ«[¼ `ˆ³\Ÿd›zŸ[w\Ÿ °Ä•˜«[²Óz¤«[ÅŸ°¨«¼Á«ã[¦y\^ 115 114
Ma’asyiral Muslimin Sidang Jum’at Rahimakumullah.
K
embali dalam kesempatan ibadah Jum’at pada hari ini, marilah kita bersama-sama memperbanyak rasa syukur ke khadirat Allah SWT. sembari meningkatkan iman dan taqwa kepada-nya.
14 PENGENDALIAN DIRI MENUJU KEHIDUPAN YANG AMAN TENTERAM
Assalaamu’alaikum Wr. Wb.
µÀ¤c°¬«»_£\˜«[¼ µÀ°«\˜«[]yãv°o«[ v¸ƒ[¼ ¹«©Ãzƒ×¶vn¼ ã[×[¹«[ß²[v¸ƒ[ °¸¬«[ ¶v˜^Å_³× ¹«½~y¼¶v_—[v°o¯²[ ª½~z«[¼ °Ãz¨«[Á_´«[[x·Å¬—°¬~¼−‡ ¹˜_bµ¯¼¹^\o‡[¼¹«[Ŭ—¼v°o¯°À•˜«[ °¨À‡¼[ã[u\_—ÔÄŸ v˜^\¯[ µÃv«[¯½ÃÅ«[ ²½¤c°«[{\Ÿv¤Ÿ ã[½¤c^¾\Ã[¼ 116
Muslimin Rahimakumullah. Orang bijak mengibaratkan kehidupan ini laksana mengarungi samudera yang terhampar luas bagai tiada bertepi, dan kita yang sedang berlayar di atasnya, tak ubahnya laksana sampan kecil yang bergerak perlahan namun pasti, tuk menuju pulau idaman, kendatipun acapkali sampan kecil kita terombang-ambing diterpa badai dan topan, diterjang ombak dan gelombang, namun perahu kita terus melaju dan terus melaju. Begitulah gambaran kehidupan ini, kita hidup di atas permukaan bumi ini tentu tidak selamanya senang dan tidak selamanya pula sedih. Bahagia dan sengsara selalu silih berganti. Suka dan duka selalu menyertai kehidupan kita. Tatkala kita mendapat kesenangan, terkadang muncul kesedihan. Bahaya dan godaan duniawisering datang bertubi-tubi, malapetaka dan penderitaan seolah tak lagi segan menerpa kita dan ia sering datang pada saat yang tidak diduga-duga. Dan disaat seperti itu, seringkali manusia menjadi resah gelisah, batinnya labil, hatinya kosong dan hampa. Jiwanya haus, haus akan kesejukan, kedamaian, keamanan dan ketentraman. Disaat inilah kita memerlukan obat yang mujarab buat mengobati batin kita yang sedang luka. Apa obat yang paling ampuh dan mujarab itu? Tidak lain dan tidak bukan, adalah Dzikrullah, ingat kepada Allah atau mendekatkan diri bertaqarrub kepada-Nya. Firman Allah SWT. : 117
]½¬¤«[µÏ°bã[z§x^×[ “Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah, jiwa akan menjadi tenang” (QS. Ar-Ra’du ayat 28).
Hadirin kaum Muslimin Rahimakumullah. Dalam kitab Duratun Nashihin, ada sebuah hadits dimana Rasulullah SAW. memperingatkan kepada kita dalam rangka menempuh kehidupan di dunia ini. Hadits tersebut berbunyi :
ª\ˆr™^y[ ¯Ø«[¼ºØˆ«[¹À¬—ª\£ `¬¤«[º½£¼ µÀ˜«[u½°j º¼\¤„«[µ¯ \À³v«[`n¼ −¯×[ª½¼ “Nabi Muhammad SAW. bersabda : (Ada) empat hal (yang membuat seseorang) celaka : (yaitu) 1. Kekeringan air mata; 2. Kekerasan hati; 3: Panjang angan-angan; 4. Cinta dunia”.
Kaum Muslimin Rahimakumullah. 1. Kekeringan air mata, yakni seseorang yang sudah tidak bisa lagi menangis untuk orang lain, bahkan untuk dirinya sendiri sekalipun. Menagis untuk orang lain, maksudnya seseorang yang nyata-nyata telah menyaksikan penderitaan orang lain, namun tak ada sedikitpun terbetik perasaan iba di hatinya 118
jauh lagi mau membantu, meringankan penderitaan orang lain.
Hadirin. Dalam kehidupan ini, kita manusia yang memiliki banyak kekurangan tentunya tidak bisa lepas dari segala salah dan dosa. Namun pernahkah kita merenung barang sejenak untuk menelusuri sepak terjang kehidupan kita yang barangkali banyak terdapat di dalamnya perbuatan salah dan dosa yang pernah kita lakukan, kemudian setelah kita temukan, kita akan segera istighfar bertobat kepada Allah SWT. dengan sesungguh-sungguhnya yang direflekasikan dengan tetesan air mata sebagai tanda kesungguhan, penyesalalan yang mendalam dan pengharapan yang tulus akan ampunan Allah serta penetapan hati untuk tidak akan mengulangi lagi di masa-masa yang akan datang. Tangisan yang seperti inilah yang dimaksudkan oleh Rasulullah SAW. yakni menangis untuk diri sendiri. Ingatlah pernyataan Allah SWT. :
µ¿z¸c°«[`o¿¼ µÀ^[½«[`o¿ã²[ “Sesungguhnya Allah mencintai orang yang bertobat dan mensucikan diri”. Kalau seseorang sudah tidak peduli lagi terhadap sesamanya, tidak mau lagi menyesali dan tidak mau bertobat atas segala kesalahan dan dosanya, maka kata Nabi, “Ini adalah suatu pertanda akan datangnya suatu bencana yang akan menimpa dirinya dalam kehidupan di dunia ini, bahkan akan menimpa pula dalam kehidupan di akhirat nanti”. 119
2. Kekerasan Hati, yakni seseorang yang sulit untuk menerima nasehat agama yang bersumber dari Al-Qur’an dan Al-Hadits yang dilakukan oleh para juru da’wah, para ulama dan cendekiawan muslim, meskipun nasehat itu berguna bagi kebaikan dirinya sendiri. Telinganya sebenarnya mendengar saja, tidak tuli, akan nasehat-nasehat agama tersebut, namun hati dan pikirannya tidak terkonsentrasi bahkan hatinya keras menolak atau tidak mau menerima nasehat-nasehat tersebut, apatah lagi mengamalkannya. Nasehat agama dianggapnya sebagai penghalang dirinya untuk menikmati kesenangan duniawi, sementara dia lupa bahwa hidup di dunia ini hanyalah bersifat sementara, namun kehidupan akhirat itu lebih baik dan lebih kekal :
Ť^[¼zÀrºzr×[¼ Ma’asyiral Muslimin Sidang Jum’at Rahimakumullah. 3. Panjang angan-angan, yakni seseorang yang suka berkhayal, suka berangan-angan, bagai si Cebol yang merindukan bulan, bahkan angan-angannya ingin hidup seribu tahun lagi. Almarhum buya HAMKA menggarisbawahi letak perbedaan antara orang yang berangan-angan dengan orang yang bercitacita. Orang yang berangan-angan biasanya hanya sebatas mengkhayal tanpa disesuaikan dengan kapasitas dirinya (kemampuannya) dan tanpa adanya usaha untuk meraihnya. Sedangkan orang yang bercita-ci-ta, ia akan selalu menyesuaikan cita-citanya dengan kompetensi yang ada pada dirinya, baik berupa bakat, kemampuan maupun ketrampilan yang dimiliki, 120
serta berusaha keras dan gigih dengan perencanaan yang baik. 4. Cinta dunia, yakni seseorang yang terlalu menyandarkan dirinya dan kehidupannya untuk dunia semata, tanpa memikirkan dan mempersiapkan perbekalan untuk hidup di akhirat nanti. Ada orang yang menyandarkan dirinya kepada harta. Ia cari harta banyak-banyak, dari pagi hingga petang. Waktu kesehariannya nyaris hanya untuk mencari harta. Ia sangka dengan banyak memiliki harta hidupnya akan bahagia, namun ternyata kebahagiaan hidup tidak bisa diukur dengan banyaknya memiliki harta. Kedamaian hati ternyata tidak bisa ditebus dengan sejumlah harta. Banyak orang yang memiliki harta, namun justeru hidupnya tidak tenang, penuh dengan kekhawatiran-kekhawatiran. Ada lagi orang yang menyandarkan hidupnya kepada pangkat dan jabatan, sehingga demi menjaga dan mempertahankan serta meningkatkan pangkat dan jabatannya, ia rela berbuat apa saja, tak peduli lagi halal haram, bahkan tak segan-segan berbuat sesuatu yang dapat merugikan orang lain. Bahkan ia sering memanfaatkan istilah aji mumpung. Mumpung menduduki jabatan ini, jabatan itu, sehingga seenaknya saja ia berbuat menuruti kata hatinya, tak peduli lagi jeritan dan rintihan rakyatnya, yang penting ia bisa sukses. Ia suka menang sendiri, enak sendiri, kendatipun kesenangannya tersebut membuat banyak orang yang menderita. Inilah sebagian tingkah dan prilaku serta tabiat orang yang terlalu cinta dunia, yang tentunya tidak akan mampu memberikan keamanan dan ketentraman pada dirinya.
Muslimin, jamaah Jum’at yang dirahmati Allah SWT. Sebagai kata akhir dari khutbah kita hari ini, izinkanlah kami mengungkap sebuah kata-kata hikmah yang mengandung 121
makna filosufis yang dapat kita jadikan acuan dalam aktivitas kedupan ini. Seperti yang tertulis dalam kitab Duratun Nashihin, bahwa Nabi Isa a.s pernah berkata : “Kehidupan di dunia ini (kata beliau), terdiri dari tiga dimensi waktu/hari, yaitu waktu kemaren/hari kemaren, waktu sekarang/hari ini dan waktu yang akan datang/hari esok”.
sebaik-baiknya. Kita evaluasi kehidupan kita di hari kemaren, jika baik dan bermanfaat, mari kita teruskan dan kita tingkatkan, jika tidak baik dan kurang/tidak bermanfaat, maka segera kita hentikan dan tinggalkan. Dengan mengambil hikmah dari hasil evaluasi tersebut, maka pada hari ini kita buat perencanaan atau planning untuk menentukan visi dan misi hidup kita untuk hidup kita dalam menempuh hari esok dengan satu harapan agar hari esok lebih baik dari pada hari ini dan hari kemaren.
Hadirin. Mari kita uraian sedikit ketiga dimensi waktu tersebut. Pertama, waktu kemaren, hari kemaren atau masa lalu, adalah suatu masa yang telah berlalu dan tak seorangpun mampu balik ke belakang mengulangi masa lalunya, meski hanya sekejap. Masa lalu katanya kenangan, karena ia memang patut dikenang, namun tentu tidak hanya sekedar dikenang, tetapi hendaknya juga kita jadikan pelajaran dan pengalaman yang berharga, serta kita jadikan cerminan serta acuan untuk melangkah dan memperbaiki diri di masa-masa yang akan datang. Jika di masa yang lalu kita pernah gagal, kita pernah jatuh, maka kegagalan dan kejatuhan kita di masa yang lalu itu hendaknya kita jadikan pelajaran atau pengalaman yang berharga bahkan kita jadikan cambuk pemacu keberhasilan kita di masa yang akan datang. Kegagalan adalah soal biasa, karena tak seorangpun yang tak pernah gagal. Kalau seseorang berani bencoba, ia harus berani gagal, sebab seseorang yang tak berani mencoba berarti ia telah gagal sebelum gagal. Yang perlu diingat dan diperhatikan adalah jangan sampai kita gagal dua kali pada persoalan yang sama, atau jangan sampai kita terperosok dua kali ke dalam lobang sama. Kedua, waktu sekarang, hari ini atau masa sekarang, adalah kesempatan terbaik yang mesti kita pergunakan dengan 122
Ketiga, waktu akan datang, hari ekok atau masa yang akan datang, adalah dimensi waktu yang akan kita tempuh yang keberhasilannya ditentukan oleh sikap, prilaku dan tindakan kita di masa sekarang, termasuk upaya-upaya kita untuk mempersiapkannya. Karena masa yang akan datang adalah masa yang belum tentu bisa kita nikmati, disebabkan keterbatan umur yang kita miliki, maka seyogyanya masa sekaranglah yang perlu kita manfaatkan sebaik-baik, dalam arti yang positif, bukan menghabiskan waktu untuk bersenang-senang, berfoya-foya dan sebagainya. Ingatlah pesan Rasulullah SAW. :
©b½¯−_£©b\Àn °r−_£\°r°´c›[ ©¬œƒ−_£©›[zŸ¼ ©°¤~−_£©co‡¼ ¦z¤Ÿ−_£¦\´›¼ ©¯z·−_£©^\_ƒ¼ “Perhatikanlah lima perkara sebelum datangnya lima perkara. Yaitu : masa hidupmu sebelum datang ajalmu; masa sehatmu sebelum datangnya penyakit; masa lapangmu sebelum datang kesibukanmu; masa mudamu sebelum datang masa tua; masa kayamu sebelum datangnya kefakiran”(HR. Ahmad dan Baihaqi) 123
Jika kita mampu merenungkan dan melaksanakan apa yang dipesankan oleh Rasulullah SAW. ini, maka insyaAllah hidup kita akan aman dan tenteram, baik di masa kini maupun di masa yang akan datang, terlebih-lebih di masa keabadiaan nanti, di akhirat kelak.
°Äjz«[²\‘Ä„«[µ¯ã\^w½—Ç °Änz«[µ°nz«[ã[°^ d¯v£\¯ ³z”´c«¼ ã[[½¤b[½´¯[µ¿x«[\¸¿Ô¿ ²½¬°˜b\°^zÀrã[²[ ã[[½¤b[¼ vœ« Á´˜ ³¼ °Ä•˜«[²Óz¤«[ÅŸ°¨«¼Á«ã[¦y\^ °Ä¨o«[z§x«[¼a\Ãß[µ¯¹ÄŸ\°^°§\Ã[¼ ™Ä°«[½·¹³[¹b¼Øb°¨´¯¼Á´¯−_¤b¼ ¾v«[½«¼ °¨«¼Á«ã[z œc~[¼ °Ä¬˜«[ µÄ°¬°«[zÎ\«¼ °¨Ãv«[½«¼ {½Ÿ\ÀŸ ¶¼z œc~\Ÿ a\°¬°«[¼ µÀ_Î\c«[º\k³\ü µÃz œc°«[ 124
15
Assalaamu’alaikum Wr. Wb.
¾vc¸´«\´§\¯¼ [x¸«\³[v·Âx«[ãv°o«[ µ¯¼ ¹«−Œ¯ØŸã[v¸Ãµ¯ ã[\³[v·²[ß½« ¶vn¼ã[×[¹«[ß²[v¸ƒ[ ¹«¾u\·ØŸ¹¬¬ŒÃ ¹«½~y¼ ¶v_—[v°o¯²[v¸ƒ[¼ ¹«©Ãzƒ× °Ãz¨«[Á_´«[[x·Å¬—¦y\^¼°¬~¼−‡°¸¬«[ v°o¯\³×½¯¼\³vÀ~ °À•˜«[ª½~y«[¼ \¸Ã[ÔÄŸv˜^\¯[ µÄ˜°j[¹^\o‡[¼¹«[Ŭ—¼ ã[½¤c^Á\Ã[¼ °¨À‡¼[ ²½°¬°«[ ²½o¬ b°¨¬˜«¹c—\¼ Ma’asyiral Muslimin Sidang Jum’at Rahimakumullah. 125
B
ersyukurlah kita pada siang ini kembali dipertemukan Allah dalam suasana ibadah Jum’at di masjid yang mulia dan terhormat ini. Selanjutnya, marilah kita saling berwasiat untuk meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah, karena iman dan taqwa inilah merupakan pondasi utama yang menyangga segala macam aktivitas kehidupan kita sehari-hari, sehingga tetap berada di jalur yang lurus, yang diridhai oleh Allah SWT.
yang cantik atau tampan berubah menjadi wajah yang tidak sedap dipandang. Sebaliknya, walaupun penampilan fisiknya sederhana atau biasa-biasa saja, namun karena perangainya baik, maka ia tampak bersahaja, raut mukanya cerah dan enak dipandang mata. Kenapa bisa begitu? karena kata Rasulullah :
Muslimin Rahimakumullah.
“Perangai yang baik itu berkah, sedang perangai yang buruk itu nista”.
Setiap kali kita mendengar pribadi seorang Nabi, Rasul, Para Ulama atau orang yang bijaksana lainnya, sudah pasti yang terbayang dalam benak kita adalah pribadi-pribadi yang ramah, baik dari sikapnya, tutur katanya, raut mukanya maupun sikap kearifannya. Setiap orang kepingin kenal dan bersahabat dengannya. Berbeda dengan apabila kita mendengar kata perampok, penodong, teroris, gerombolan dan para penjahat lainnya, maka yang terbayang dalam pikiran kita adalah wajah yang bengis dengan sorot mata yang tajam dan dingin, bibir tanpa senyum, atau kalaupun tersenyum maka senyumannya adalah senyuman yang sinis, perkataannya kasar, ketus, kotor dan penuh kesombongan, serta prilaku yang menyakitkan. Bagi orang baikbaik, tak kebayang sedikitpun ingin kenal dan bersahabat dengannya, karena hanya akan membuat sengsara.
Muslimin Rahimakumullah. Secantik atau setampan apapun wajah seseorang, jika perangainya buruk, pasti akan hilanglah keindahan fisiknya. Bahkan bisa jadi yang tampak adalah justeru kebalikannya, wajahnya 126
⇑Α⊗ Ελνπ⇔↓⁄υℜ™σπ⎜Ελνπ⇔↓σΤ≡ Al-kisah, ada seorang pedagang kecil yang mempunyai sebuah kios mini. Kiosnya menjual pakaian dan peralatan sekolah yang sederhana. Letak kios tersebut agak masuk ke dalam pasar, namun anehnya hampir tiada sesaatpun kios tersebut sepi dari pembeli, selalu saja pembelinya penuh berjubel. Omzet penjualannya pun melampaui omzet kios yang lebih bagus dan lebih lengkap, dan tentu saja rezekinya pun jauh lebih melimpah. Apa rahasianya, sehingga pedagang kecil ini begitu sukses dan diminati pembeli?. Oh, ternyata pedagang kecil ini sangat terkenal dengan kejujuran dan keramahannya. Tidak pernah ada pembeli yang merasa tertipu sedikitpun dan tak pernah ada pembeli yang merasa tersinggung oleh sikap dan tutur katanya. Bahkan pesona dari keramahan serta transaksi jual beli yang begitu mudah ini, membuat para pembeli merasakan mendapatkan sesuatu yang lebih baik dari barang yang dibelinya, yaitu kepuasan bertemu dengan orang yang mulia akhlaknya yang selalu memperlakukan setiap pembelinya dengan sangat baik dan mengiringinya dengan doa. Kaum Muslimin Rahimakumullah. 127
Ada sebuah penelitian tentang kalori yang dipakai untuk sebuah kemarahan. Ternyata energi untuk marah dalam segala bentuknya, sangat menguras tenaga luar dan dalam. Belum lagi kinerja organ tubuh kita menjadi semakin terpacu dalam kondisi yang tak normal. Akibatnya sudah bisa ditebak, orang-orang yang ketus, pemarah mempunyai kecenderungan terserang berbagai penyakit (selain penyakit busuk hati sebagai biangnya), dan hidup yang tak sehat merupakan bagian dari penderitaan tersendiri. Apa artinya bergelimang makanan, harta, kedudukan, bila lahir batin kita tidak sehat. Disamping itu, orang yang mudah marah (pemarah) dapat merusak iman. Sabda Rasulullah SAW.
οΤ∈⇔↓ΡΧΞ⇔↓Πℜη⎜°π∧◊°π⎜⎨↓ΠΤη⎜ ∆Ζ®⇔↓ “Marah itu dapat merusak iman, seperti pahitnya jadam merusak manisnya madu”(HR.Baihaqi).
Hadirin. Kalau kita membaca riwayat Nabi Muhammad SAW. ternyata sepanjang hidup beliau, hanya dua kali menderita sakit, padahal beban masalah dan persoalan yang dipikul oleh beliau amatlah berat. Apa gerangan rahasianya? Ternyata rahasianya adalah selain keyakinan yang kokoh dan mendalam kepada Allah SWT. juga melakukan ibadah secara istiqamah, menjaga kebeningan hati serta menebarkan kasih sayang kepada orang lain, yang terwujud dalam bentuk suka membahagiakan orang lain, bernuka jernih, murah senyum, suka bertegur sapa dan sebagainya. Jika sifat kasih sayang yang dicontohkan Rasulullah SAW. ini dapat kita terapkan dalam aktivitas kehidupan kita, maka akan 128
akan tampak indah dan keindahannya tentu disukai oleh semua orang. Orang yang ramah, murah senyum dan ringan tangan dalam membantu orang lain, maka kebaikan akan terpancar dari dirinya, siapapun akan suka berdekatan dan berakrab-akrab dengannya. Orang akan merasakan manfaat darinya, sehingga semua orang menyukainya Biasanya bila seseorang sudah disukai orang lain, maka akan timbul komitmen untuk membela, melindungi bahkan rela berkorban demi orang yang ia sukai. Mungkin inilah yang disiratkan oleh baginda Rasulullah SAW. dalam sebuah hadits beliau :
κΦϖν∏ τ⋅ℑℵ⎛∏τ⇔∉ℜυ⎜™ ®Ρπ⊂⎡∏ τ⇔Ππ⎜◊↓®Ρℜσ⇑ τπ≡ℵοΞϖ⇔™ ã↓ “Barangsiapa yang kepingin mempunyai umur panjang dan mendapat rezeki yang mudah, maka hendaklah bertaqwa kepada Allah dan hendaklah ia senantiasa mengadakan sialturrahmi”.
Muslimin Rahimakumullah. Bersikap ramah ternyata tidak memerlukan banyak energi. Modal untuk sebuah keramahan ternyata ringan dan enteng, misalnya kita cukup hanya melemparkan sebuah senyuman, dan orang lain akan simpatik dengan keramahan yang kita tampilkan. Sekali lagi hanya dengan sebuah senyuman, tidak lebih. Bukankah sedekah yang paling ringan adalah dengan tersenyum, karena ia hanya membutuhkan waktu beberapa detik, namun dampaknya 129
sangat besar. Orang yang tadinya uring-uringan karena ditimpa masalah yang mendadak, bisa berubah menjadi riang gembira lantaran senyuman kita. Ya, tentu saja senyuman yang ramah serta tulus. Bukan senyuman sinis, atau senyuman mengejek. Sifat keramahan juga dapat kita tunjukkan lewat ucapan salam. Ketika beremu dengan sesama muslim, ucapkanlah salam, walaupun singkat, “assalaamu’alaikum”. Itu akan lebih baik ketimbang kita berlalu begitu saja ketika berpapasan dengan teman atau sahabat kita.
Ma’asyiral Muslimin Sidang Jum’at yang Berbahagia. Berbuat ramah tamah, walaupun kelihatan ringan, namun ternyata ia membutuhkan waktu untuk membiasakannya. Kendati demikian, sepanjang kita ada keinginan untuk berbuat ramah kepada semua orang dan kita selalu berusaha untuk mencobanya dan terus mencobanya, maka kebiasaan baik ini akan selalu terulang yang pada gilirannya nanti menjadilah ia suatu kebiasaan yang baik dan bahkan ia merupakan suatu kebutuhan bagi hidup kita, sehingga tercetuslah suatu prinsip yang terhunjam dalam hati sanubari kita, “Jika hari ini aku tidak berbuat baik (ramah) kepada orang lain, maka apalah artinya hidupku hari ini”. Berbeda dengan sikap sombong, ketus dan sinis. Energi yang kita keluarkan tidak akan sebanding dengan apa yang akan kita dapatkan dari orang lain. Kebencian orang lain pada kita akan membuat diri kita tersiksa dan menderita, sehingga lambat laun senergi kitapun terkuras hanya untuk memikirkan ketidaksukaan orang kepada kita. Oleh karenanya, marilah kita semua bersikap ramah kepada orang lain, dan janganlah bersikap yang sebaliknya, karena ramah tamah adalah suatu keindahan yang 130
mempesona dan dapat memberikan kedamaian kepada diri .kita sendiri, juga kepada orang lain. Semoga Allah membimbing kita semua ke jalan yang diridhai-Nya. Amin Allahumma amin .
θϖ÷Ρ⇔↓◊°χϖς⇔↓σ⇑ã°±↵υ⊂♣ θϖ≡Ρ⇔↓σπ≡Ρ⇔↓ã↓θΤ± °⇑ζℜζϖ⋅⎨♠°πϖ∂♦×⎨™↓υ®⇔°©ϖ∏◊υ∈πΤ⎜⎨ θϖφ∈⇔↓◊∞Ρϕ⇔↓⎛∏θλ⇔™⎡⇔ã↓∨ℵ°± θϖλΛ⇔↓Ρ∧Θ⇔↓™ ∝°⎜⎢↓σ⇑ τϖ∏°π±θ∧°⎜↓™⎡ρ∈η⇓™ θϖν∈⇔↓∉ϖπΤ⇔↓υ〈τ⇓↓ τ×™ζ×θλρ⇑™⎡ρ⇑οΧϕ×™ θλ⎜Π⇔↓υ⇔™ ⎝Π⇔↓υ⇔™ θλ⇔™⎡⇔ã↓Ρη®Φℜ↓™ ®™Ρη®Φℜ°∏ ∝°πνΤπ⇔↓™ σϖπνΤπ⇔↓Ρ←°Τ⇔™ σϖΧ←°Φ⇔↓≥°ϑ⇓°⎜™ σ⎜Ρη®ΦΤπ⇔↓ℑυ∏°ϖ∏
131
Ma’asyiral Muslimin Sidang Jum’at Rahimakumullah.
16
lhamdulillah, pada siang ini kembali kita diperkenankan oleh Allah SWT. untuk bisa berkumpul di tempat yang mulia dan terhormat ini, dalam rangka kita bersama-sama menunaikan titah perintah Allah, melaksanakan serangkaian ibadah Jum’at, dengan satu harapan, kiranya ibadah yang kita laksanakan ini, merupakan ibadah yang diterima oleh Allah SWT. sebagai salah satu perwujudan pengabdian kita kepada-Nya.
A
Assalaamu’alaikum Wr. Wb.
¾vc¸´«\´§\¯¼ [x¸«\³[v·Âx«[ãv°o«[ µ¯¼ ¹«−Œ¯ØŸã[v¸Ãµ¯ ã[\³[v·²[ß½« ã[×[¹«[ß²[v¸ƒ[ ¹«¾u\·ØŸ¹¬¬ŒÃ ¶v_—[v°o¯²[v¸ƒ[¼ ¹«©Ãzƒ×¶vn¼ Ŭ—¦y\^¼°¬~¼−‡°¸¬«[ ¹«½~y¼ \³vÀ~ °À•˜«[ª½~y¼ °Ãz¨«[Á_´«[[x· ¹^\o‡[¼¹«[Ŭ—¼v°o¯\³×½¯¼\³ ²½°¬°«[\¸Ã[ÔÄŸ v˜^\¯[ µÄ˜°j[ ¹c—\¼ ã[½¤c^Á\Ã[¼ °¨À‡¼[ ²½o¬ b°¨¬˜« 132
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah. Menjelang kelahiran Rasulullah Muhammad SAW. yang dikenal dengan tahun gajah, karena ketika itu bertepatan dengan datangnya segerombolan tentara bergajah, yang dipimpin oleh Abrahah, dengan maksud ingin menghancurkan Ka’bah. Maka sebelum peristiwa ini terjadi, datanglah Abdul Muthallib menghadap Abrahah, dengan maksud ingin mengambil kembali sejumlah unta miliknya, yang telah dirampas oleh tentara bergajah, sehingga terjadilah dialog antara keduanya. “Apa maksud anda datang ke mari ya Tuan Abdul Muthallib?”, tanya Abrahah. “Saya datang ke mari hanya untuk mengambil unta saya yang telah dirampas oleh pasukan tuan”, jawab Abdul Muthallib tegas. “Lalu bagaimana dengan rumah ini (ka’bah)?. Bukankah anda yang bertugas memelihara rumah tersebut?. Apakah anda tidak berusaha mempertahankan rumah tersebut, manakala nanti pasukanku menghancurkannya?”, tanya Abrahah pula. Dengan tenang Abdul Muthallib menjawab, “Soal rumah ini, sama sekali aku tidak mengkhawatirkannya. Aku hanya bertugas memelihara, bukan melindungi. Sebab yang melindungi hanyalah Allah SWT. sebab Dialah pemilik tunggal rumah tersebut. Saya yakin Dia 133
pasti mampu melindungi kepunyaan-Nya sendiri”. Apa kata Abrahah selanjutnya. Dengan nada sombong dan angkuh dia berkata, “Allah sendiripun tidak akan mampu menggagalkan keinginanku untuk menghancurkan rumah ini!”. “Itu terserah tuan. Silakan kalau memang tuan mampu”, kata Abdul Muthallib pula. Setelah percakapan itu selesai, Abdul Muthallib pun pulang dengan membawa kembali sejumlah unta miliknya. Sesampai di Mekkah, Abdul Muthallib segera memberi kabar kepada segenap penduduk, tentang pembicaraannya dengan Abrahah, dan ia menyarankan agar semua penduduk segera meninggalkan kota Mekkah dan bersembunyi ke lereng-lereng gunung, ke puncak-puncak bukit atau kedalam goa, agar terhindar dari amukan tentara bergajah. Setelah itu, dengan diiringi oleh beberapa pemuka Quraisy, iapun segera mendekat ke pintu ka’bah, seraya berdoa :
°¸´¯™´¯\Ÿ]y\à ¦[½~°¸«½jy[×]y\à °¸˜´¯[¦[y\—µ¯dÀ_«[¼v—²[ ¦\°n ã[Ôà ¦[z£[½^zsò[ “Ya Tuhanku, tidak ada yang aku harapkan selain Engkau. Ya Tuhanku, tahanlah mereka dengan benteng Engkau. Sesungguhnya siapa yang memusuhi rumah ini, berarti memusuhi Engkau. Mereka pasti tidak akan mampu menaklukkan kekuatan-Mu, ya Allah”. Apa yang terjadi kaum Muslimin sekalian. Ternyata 134
doa Abdul Muthallib dan beberapa pemuka Quraisy ini mendapat sambutan oleh Allah SWT. sehingga maksud Abrahah dengan segenap tentara bergajahnya untuk menghancurkan ka’bah, hancur berantakan dan gagal total, bahkan seluruh pasukan menjadi binasa dengan keadaan yang sangat mengerikan, hancur berkepingkeping bak daun kering terinjak kaki.
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah. Begitulah Allah menimpakan balasan yang setimpal terhadap manusia yang sombong dan angkuh, yang telah menganggap dirinya serba berkuasa, sampai-sampai berani menantang Tuhan. Akibatnya sungguh fatal, karena Allah menyatakan :
°¸^x˜ÀŸ ¼z_¨c~[¼ [½ ¨´c~[µÃx«[\¯[¼ ã[²¼uµ¯ °¸«²¼zkÃ×¼ \°À«[\^[x— [zÀˆ³×¼\À«¼ “Dan bagi orang-orang yang enggan serta menyombongkan diri, maka Allah akan menyiksa mereka dengan siksaan yang amat pedih. Dan mereka tidak akan mendapat perlindungan, kecuali dari Allah sendiri” (QS. An-Nisa ayat 173).
Kaum Muslimin Sidang Jum’at Rahimakumullah. dengar
Dalam kehidupan sehari-hari kita tentu sering menkata sombong, angkuh, takabbur dan sebagainya. 135
Dan tidak sedikit diantara kita yang terbawa oleh sifat tersebut. Orang yang sombong biasanya merasa dirinya lebih dari orang lain. Kalau kaya, maka ia merasa dirinyalah yang paling kaya. Kalau pandai, maka ia merasa dirinyalah yang paling pandai. Kalau berani, maka ia merasa dirinyalah yang paling pemberani. Pendeknya, orang yang sombong selalu menempatkan dirinya lebih dari orang lain, atau kedudukannya di atas setingkat dari orang lain. Orang lain dipandangnya rendah, tak berarti apa-apa. Ia merasa dirinyalah yang paling benar, kelompoknyalah yang paling baik, partainyalah yang paling memenuhi aspirasi masyarakat, sehingga sulit diajak kompromi, diajak berembuk untuk memikirkan kepentingan-kepentingan ummat, dan kepentingan-kepentingan bangsa dan negara. Lebih celaka lagi, jika kesombongannya ini sampai-sampai menentang kebenaran yang datang dari Allah SWT. maka tepatlah kiranya apa yang disinyalir oleh Al-Qur’an pada surah Al-Isra’ ayat 89 :
−c¯−§µ¯²[z¤«[[x·ÅŸ}\´¬«\´Ÿz‡v¤«¼ [y½ §×[ }\´«[z„§[Å^\Ÿ “Sesungguhnya Kami telah berulang-ulang membuat perumpamaan bagi manusia di dalam Al-Qur’an ini, tetapi kebanyakan manusia itu bersikap sombong kecuali kepada kekufuran”.
Muslimin Rahimakumullah. Persoalan
kesombongan memang bukan 136
persoalan
baru, tetapi ia merupakan persoalan turun temurun yang sudah ada sejak pertama kali manusia diciptakan, yakni tatkala diciptakannya manusia pertama Adam a.s. Konon, Adam diciptakan oleh Allah dari sekeping tanah. Dengan kata lain, bahan baku penciptaan Adam adalah tanah. Sedangkan bahan baku bagi penciptaan Iblis adalah api. Kendati berbeda asal-muasalnya, namun keduanya samasama makhluk Allah yang pada dasarnya adalah sama. Namun persoalannya akan menjadi lain, manakala Iblis diperintahkan oleh Allah agar sujud bersimpuh di hadapan Adam. Ia sungguh merasa tersinggung sekali, seolah-olah harga dirinya dilecehkan begitu saja oleh Allah, lantaran perintah tersebut. Sebab menurut Iblis, penciptaan dirinya dari api, itu lebih baik daripada penciptaan Adam dari tanah. Ia benar-benar tersinggung atas perlakukan seperti ini, dan demi mempertahankan harga dirinya, demi keutuhan rasa gengsinya dan kehormatan dirinya, ia berani menentang perintah Allah, kendatipun ia harus mendapat kutukan dari Allah dan mempertaruhkan nasibnya dan nasib anak cucunya untuk mendekam selama-lamanya di kawah neraka.
Hadirin. Berbicara tentang harga diri, mungkin akan timbul pertanyaan di benak kita. Siapakah yang paling berkompeten menentukan harga diri seseorang. Setiap individukah? atau bagaimana? Jika setiap individu, maka penolakan Iblis untuk tidak mau bersujud kepada Adam dapat dibenarkan. Karena disamping ia tercipta dari api yang menurutnya lebih mulia daripada tanah,ia juga lebih dulu diciptakan Allah sebelum Adam. Bahkan menurut riwayat Iblis ini dulunya adalah makhluk Allah yang sangat taat 137
mengabdi kepada Allah, sehingga ketika itu kedudukannya disetarakan dengan para Malaikat. Tetapi ternyata tidak hadirin sekalian. Justeru ternyata yang lebih berkompeten menentukan harga diri seseorang adalah Yang Maha Sempurna, Dialah Allah SWT. Sehingga dalam kasus seperti ini, Iblis dianggap oleh Allah SWT. sebagai orang yang sombong, orang yang takabbur. Hal ini dengan jelas diceritakan oleh Allah dalam firman-Nya, diantaranya dinyatakan :
×[¼vkŸ ¯u×[¼vk~[»¨Ï¬°¬«\´¬£w[¼ µÃz ¨«[µ¯²\§¼ z_¨c~[¼Å^[ À¬^[ “Dan ingatlah ketika Kami berfirman kepada para Malaikat, sujudlah kamu kepada Adam, maka sujudlah mereka, kecuali Iblis. Ia enggan dan takabbur, sehingga ia termasuk golongan orang-orang yang ingkar” (QS. Al-Baqarah ayat 34).
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah. Sikap Iblis yang sombong dan enggan memenuhi perintah Allah untuk sujud kepada Adam ini, ternyata menjadi penyakit turun-temurun, dan penyakit ini dijadikan sarana yang ampuh oleh Iblis untuk menjerumuskan manusia ke lembah yang paling nista. Memang, sifat sombong dapat menutup hati seseorang dari pelita kebenaran. Orang yang dihinggapi penyakit sombong tidak akan bisa menerima nasehat dan petunjuk dari siapapun, 138
Dia biasanya mudah tersinggung dan mudah tinggi hati serta memiliki sikap pendendam terutama kepada orang yang dianggapnya penghalang atau musuh.
Hadirin. Banyak memang hal-hal yang melatar belakangi seseorang sehingga ia bersikap sombong. Diantaranya adalah karena posisi atau kedudukan dimana ia mempunyai posisi atau kedudukan strategis atau lebih tinggi dari orang lain, misalnya posisinya jadi pemimpin, pejabat, kepala, majikan dan sebagainya. Atau mungkin juga karena ia terpandang dalam masyarakat, karena ia kaya atau memiliki harta yang banyak, atau karena ia merasa ditokohkan / sesepuh dalam masyarakat, dan sebagainya. Seseorang akan cenderung sombong, karena ia kurang menyadari bahwa sesuatu yang ia sombongkan itu, tidak selamanya bisa bertahan. Misalnya, seseorang sombong lantaran ia jadi pemimpin, jadi ketua, jadi kepala, jadi pejabat, jadi tokoh, dan semacamnya, padahal tentu tidak selamanya jabatan itu melekat pada dirinya. Suatu saat ia akan kembali menjadi masyarakat biasa, mungkin karena masa jabatannya sudah habis, mungkin ia dipecat oleh pejabat di atasnya, mungkin juga ia terpaksa lengser karena tidak disukai oleh masyarakat. Demikian juga seseorang yang sombong lantaran harta kekayaan, tentu juga tidak salaamnya ia bergelimang harta dan kekayaan. Kalau Allah menghendaki, dalam waktu sebentar saja, yang kaya dapat berubah menjadi miskin. Sehubungan dengan ini, ada baiknya kita angkat satu cerita yang terjadi di negeri Mesir, dimana hiduplah seorang bangsangat tinggi yang mempunyai harta melimpah, sehingga oleh 139
masyarakat Mesir diberi gelar Pasya.
anakku kelak”.
Seorang Pasya ini mempunyai seorang tukang masak (koki) yang amat setia. Ia tinggal di rumahnya, di bagian belakang bersama isteri dan seorang anaknya. Anaknya ini ia beri nama Abduh.
Tukang masak ini menuruti saja kehendak majikan-nya. Iapun mengajarkan kepada anaknya cara-cara memasak, dan anaknya ia suruh berhenti sekolah. Namun apa yang terjadi, rupanya anaknya ini tidak mau berhenti sekolah. Walaupun di hadapan ayahnya dan majikan ayahnya, ia seolah berhenti sekolah, namun di belakang, secara sembunyi-sembunyi ia tetap sekolah, kendati tidak masuk kelas (Sekolah Terbuka sekarang). Akhirnya, berkat keuletan dan kecangkalannya bersekolah, akhirnya ia berhasil lulus dengan nilai raport yang sangat memuaskan. Dan oleh Pemerintah Mesir ia diberi beasiswa untuk meneruskan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi lagi.
Adapun si Pasya ini, ia juga mempunyai anak yang sebaya umurnya dengan Abduh, dan diberi nama Luthfi. Oleh Pasya, Luthfi anaknya ini, dimasukkan ke Sekolah Dasar (Ibtidaiyah) yang tidak begitu jauh dari rumahnya. Pergi dan pulang, Luthfi diantar jemput dengan mobil yang mewah. Pakaian dan peralatan sekolahnya serba lengkap dan mahal-mahal. Berbeda dengan Abduh, walaupun oleh ayahnya (si tukang masak) ia juga disekolahkan pada sekolah yang sama, namun pergi dan pulang sekolah hanya dengan berjalan kaki. Pakaian dan peralatan sekolahnyapun serba tidak lengkap dan murah-murah. Namun kedua anak ini mempunyai sifat yang berbeda. Abduh anak si tukang masak ini rajin belajar dan mengulangi pelajarannya di rumah. Sedangkan Luthfi, anak Pasya ini, kerjanya selalu bermalas-malas, karena terbiasa dilayani dan dimanjakan. Akibatnya, Abduh tumbuh dan berkembang menjadi anak yang pandai, sedangkan Luthfi sebaliknya.
Berita ini rupanya sampai ke telinga si Pasya, sehingga bangkit lagi kemarahannya. Dia membentak-bentak si tukang masak : “Sudah kukatakan, anakmu tidak boleh bersekolah, anakmu harus menjadi tukang masak anakku kelak. Sekali lagi kuperingatkan, anakmu tidak boleh meneruskan sekolah. Kalau tidak, anakmu akan kuusir dari rumah ini”.
Hadirin.
Melihat perbedaan yang mencolok terhadap kedua anak ini. Apalagi kepandaian Abduh melebihi kepandaian Luthfi, Pasya sering marah-marah.
Abduh tetap bersikeras untuk meneruskan sekolah. Dengan menumpang tinggal bersama bibinya dan dengan bekal biaya dari beasiswa yang ia terima, dia melanjutkan sekolah.
Pada suatu hari, dengan nada sombong ia berkata kepada tukang masaknya : “Kalau anakmu kau sekolahkan juga, siapa nanti yang akan menjadi tukang masak anakku si Luthfi nanti. Kau sudah kuberi pekerjaan menjadi tukang masakku, maka anakmu harus kau persiapkan pula menjadi tukang masak 140
Hari-hari terus berlalu, berganti bulan, berganti tahun, akhirnya ia dapat menyelesaikan sekolahnya, dan dengan beasiswa pula ia terpilih meneruskan ke perguruan tinggi, dan setelah selesai mengikuti program pendidikan di perguruan tinggi dengan memperoleh gelar sarjana, dan oleh pemerintah Mesir ia dikirim 141
ke luar negeri untuk memperdalam ilmunya dan berhasil menyandang gelar Doktor.
µÃz_¨c°«[`oÃ×¹³[
Sepulangnya dari luar negeri, ia ditugaskan memegang jabatan penting di sebuah kota di Mesir, sehingga terbukalah lapangan penghidupannya dan dia sekarang hidup berkecukupan.
“Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong” (QS. An-Nahl ayat 23).
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah. Datanglah masa pembaharuan di Mesir. Gelar Pasya dihapuskan, dan pemiliknya hanya dibolehkan memiliki harta kekayaan yang terbatas. Mantan Pasya inipun terpaksa menjual sejumlah harta kekayaannya. Tanpa sepengetahuannya ternyata diantara pembeli yang membeli sebagian harta kekayaannya itu adalah Abduh, anak si tukang masak tersebut. Beberapa tahun berselang, mantan Pasya itu meninggal dunia. Harta kekayaannya diwariskan kepada anaknya, Luthfi, yang kemudian menghabiskannya untuk berpoya-poya. Luthfi akhirnya menjadi miskin dan melarat, sehingga jangankan dapat menggaji seorang tukang masak di rumahnya, memikirkan apa yang dimasak saja untuk keperluan hidupnya, ia harus berpikir tujuh keliling. Demikianlah nasib orang yang sombong, akan memperoleh balasan yang setimpal.
Ma’asyiral Muslimin yang dirahmati Allah SWT. Oleh karenanya dalam kesempatan ini, kami mengajak kepada jamaah sekalian, apapun alasannya, sebagai hamba Allah yang baik, maka hendaklah kita selalu berusaha untuk menjauhkan diri dari sikap sombong dan takabbur. Karena Allah SWT. sama sekali tidak menyukai orang-orang yang sombong : 142
Semoga Allah SWT. selalu melindungi kita dari sifatsifat yang tercela dan membukakan hati kita untuk berbuat yang disenangi-Nya. Amin ya Rabbal ‘Alamin.
°Àjz«[²\Àg«[µ¯ã\^w½—Ç °Ànz«[µ°nz«[ã[°^ −À «[`o‡\^©^y−˜Ÿ¡À§zb°«[ −À¬ŒbÅŸ°·vÀ§−˜kð«[ −À^\^[[zÀ°¸À¬—−~y[¼ −Àk~µ¯ºy\ko^°¸À¯zb Jª½§È¯¡ˆ˜§°·−˜kŸ °À•˜«[²Óz¤«[ÅŸ °¨«¼Å«ã[¦y\^ a\Ã×[µ¯¹ÀŸ\°^°§\Ã[¼Å´˜ ³¼ ¹b¼Øb°¨´¯¼Å´¯−_¤b¼ °À¨o«[z§x«[¼ 143
°À¬˜«[™À°«[½·¹³[ J°Ànz«[y½ œ«[½·¹³[ ¶¼z œc~\Ÿ
17
Assalaamu’alaikum Wr. Wb.
µÀ¤c°¬«»_£\˜«[¼ µÀ°«\˜«[]yãv°o«[ ¹«©Ãzƒ×¶vn¼ ã[×[¹«[ß²[v¸ƒ[ ¹«½~y¼¶v_—[v°o¯²[v¸ƒ[¼ [x·Å¬—°¬~¼−‡°¸¬«[ ¶v˜^Å_³× v°o¯ °À•˜«[ª½~z«[¼ °Ãz¨«[Á_´«[ µÃv«[¯½ÃÅ«[¹˜_bµ¯¼ ¹^\o‡[¼¹«[Ŭ—¼ °¨À‡¼[ ã[u\_—ÔÄŸ v˜^\¯[ ²½¤c°«[{\Ÿv¤Ÿ ã[½¤c^¾\Ã[¼ 144
145
Ma’asyiral Muslimin Sidang Jum’at Rahimakumullah.
A
lhamdulillah, kita panjatkan Puji dan Syukur ke khadirat Allah SWT. yang mana atas berkat rahmat dan karunia-Nya jualah, sehingga dapatlah kita pada siang ini kembali bisa berkumpul di tempat yang suci dan mulia ini, guna bersama-sama melaksanakan shalat Jum’at secara berjamaah.
Muslimin Rahimakumullah.
Hal yang seperti ini banyak kita jumpai dalam masyarakat, yakni orang-orang yang kurang mawas diri yang akibatnya mereka gagal dalam perjuangan hidupnya. Kenapa yang sedemikian masih banyak terjadi? Hal ini dikarenakan beberapa hal : Pertama, masih banyak orang yang menganggap dirinya selalu benar sehingga enggan bermawas diri.
Kaum Muslimin Sidang Jum’at Rahimakumullah.
Dalam kesempatan khutbah kali ini, kami ingin mencoba mengangkat satu topik tentang Mawas Diri atau Introspeksi. Kenapa topik ini kami angkat, karena mawas diri merupakan suatu kewajiban bagi ummat manusia, khususnya bagi orang yang beriman kepada Allah SWT. Sebab tanpa mawas diri, seseorang akan sulit menemukan kekurangan yang ada pada dirinya, sulit memperbaiki kelemahan yang ada pada dirinya.
Kaum Muslimin yang berbahagia. Dalam kenyataan hidup sehari-hari, nampaknya masih banyak diantara kita yang merasa enggan untuk bermawas diri. Sering kita dapati, orang-orang yang tidak mau bermawas diri dalam perjuangan hidupnya, sehingga dalam setiap menghadapi persoalan yang ada, mereka sering menemukan jalan buntu. Demikian pula dalam mengatasi persoalan yang terjadi pada perusahaan atau organisasi yang dipimpinnya, sering mendapati jalan yang rumit. 146
Seseorang yang menganggap dirinya selalu benar, dengan sendirinya akan menganggap orang lain selalu salah. Maka bila terjadi suatu persoalan, baik dalam lingkungan keluarganya, perusahaannya atau organisasi yang dipimpinnya, tentu anggota keluarganya, staf atau karyawan yang dipimpinnya, anggota organisasinya, akan menjadi tumpukan pelampiasan kemarahannya. Dengan kata lain mereka sering disalahkan kendati tanpa dasar, sebab atau alasan yang rasional. Bahkan lebih fatal lagi, kalau dalam lingkungan keluarga, mereka yang disalahkan ini sering dikucilkan dalam lingkungan keluarga, mereka dicemooh dan diusir. Kalau dalam lingkungan perusahaan, mereka diberhentikan begitu saja dari pekerjaannya. Atau kalau dalam lingkungan organisasi, mereka tidak diperdulikan lagi, mereka tidak dilibatkan lagi dalam berbagai kegiatan, sehingga mereka merasa terasing, yang pada akhirnya dengan sendirinya mereka keluar dari organisasi tersebut. Ingatlah bahwa, sikap yang seperti di atas tidak akan menguntungkan, malah justeru akan merugikan diri kita sendiri, karena hal yang sedemikian dapat mengurangi wibawa seseorang, 147
terlebih-lebih seorang pemimpin. Di-samping itu juga dapat mengurangi simpati para staf, karyawan atau anggota. Menghilangkan semangat kerja mereka, yang pada gilirannya, mereka tidak betah lagi bekerja di perusahaan kita, atau tidak punya minat lagi mengikuti organisasi yang kita pimpin.
Hadirin sekalian. Jelaslah sudah, bahwa sikap merasa enggan untuk bermawas diri, tidak akan memecahkan persoalan, bahkan justeru akan menambah persoalan. Tidak akan menambah kemajuan, tapi justeru akan menambah memunduran. Akal sehat tentu menolak mentah-mentah terhadap sikap yang enggan bermawas diri ini. Kenapa demikian?, karena sudah menjadi sifatnya, bahwa manusia itu mempunyai kelebihan, disamping juga mempunyai kekurangan. Dalam perjalanan hidupnya, manusia kadang-kadang bisa benar, namun terkadang pula bisa salah. Oleh sebab itu, sikap yang paling baik dan dapat diterima oleh akal pikiran, adalah sikap yang mengakui adanya kelebihan dan adanya kekurangan. Adanya kebenaran dan adanya kesalahan, baik bagi dirinya sendiri maupun bagi orang lain. Sehingga dengan demikian, bila terjadi suatu persoalan, seseorang tidak akan langsung menyalahkan orang lain, tetapi terlebih dahulu ia akan mengintrospeksi dirinya sendiri. Jika ternyata di dalam dirinya ditemukan kekeliruan atau kesalahan, maka dari sanalah suatu persoalan dapat diperbaiki atau dibangun kembali, tanpa harus menyalahkan orang lain. Firman Allah SWT
z•´c«¼ ã[[½¤b[[½´¯[µÃx«[\¸ÃÓ\à 148
ã[²[ ã[[½¤b[¼ vœ«d¯v£\¯ ³ ²½¬°˜b\°^zÄ_r “Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah, dan hendaklah setiap diri memperlihatkan apa yang telah diperbuatnya (ber mawas diri) untuk hari esok, dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan” (QS. Al-Hasyr ayat 18).
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah. Sebab ke dua yang menjadikan kurangnya seseorang bermawas diri adalah karena khawatir akan hilang wibawanya, hilang harga dirinya, hilang kehormatannya, jika kekurangan atau kelemahan yang ada pada dirinya terbongkar dan diketahui oleh orang lain. Sehingga bagaimanapun juga ia akan tetap menjaga kerahasiaan kekurangan atau kelemahan dirinya. Sedapat-dapatnya ia akan berusaha untuk menutupi segala kekurangan atau kelemahan yang ada pada dirinya, kendatipun ia harus mengkambinghitamkan orang lain. Ingatlah, kekurangan atau kelemahan meskipun ditutuptutupi, dan bagaimana juapun pandainya menutupi kekurangan atau kelemahan, toh pada akhirnya akan ketahuan juga. Bukankah ada pribahasa, sepandai-pandainya menyimpan bangkai,lama-lama baunya akan keciuman juga. Oleh karena itu, kita tidak perlu segan-segan mengakui kelemahan dan kekurangan kita. Mungkin ini akan lebih baik, daripada kelemahan dan 149
kekurangan kita ini nanti diungkap atau dibeberkan oleh orang lain. Jika kelemahan dan kekuranagan kite sampai dibeberkan orang lain, di samping kita akan malu, wibawa kita akan berkurang, rasa simpati orang lain terhadap kita juga akan luntur.
Muslimin Rahimakumullah. Marilah dengan jiwa besar kita berupaya untuk selalu ber mawas diri, mengoreksi segala kelemahan dan kekurangan yang ada pada diri kita masing-masing. Akuilah salah, kalau memang kita terlanjur berbuat salah, tanpa harus mempertimbangkan pangkat, martabat dan kedudukan kita. Jika kita selalu ber mawas diri, dan dengan hati terbuka meminta orang lain agar ikut membantu mengoreksi kekeliruan kita. Tindakan ini tentu akan menambah pengaruh dan wibawa kita di mata masyarakat, di samping juga segala macam persoalan yang mungkin akan terjadi akan dapat teratasi segera.
Jelaslah sudah, bahwa kalau kita ingin maju, ingin cepat mengatasi segala persoalan, ingin bertambah kewibawaan kita, kuncinya, mawas diri, sekali lagi, mawas diri. Orang yang suka bermawas diri, biasanya juga ia akan selalu lapang dada dalam menghadapi segala persoalan yang ada. Hatinya selalu terbuka untuk menerima kritik dan saran orang lain. Ingatlah anjuran Allah SWT. :
[½o b °¨«−Ä£[w[[½´¯[µÃx«[\¸Ã[Ôà °¨«ã[p à [½oŸ\Ÿ ¬k°«[ÅŸ “Hai orang-orang yang beriman, bila dikatakan kepadamu berlapang-lapanglah kamu di dalam majelis, maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberikan kelapangan untukmu”(QS. Mujadillah ayat 11).
Hadirin para jamaah sekalian. Rasulullah SAW. adalah contoh terbaik yang patut kita teladani, dalam hal ber mawas diri ini. Dalam banyak hal, terlebih-lebih persoalan yang menyangkut ummat, beliau tidak segansegan minta pendapat atau masukan dari para sahabatnya. Tindakan ini sama sekali tidak menurunkan martabat dan wibawa kerasulan beliau. Malah beliau semakin dicintai, semakin dihormati dan semakin disegani oleh para sahabatnya. Tidak hanya sebatas itu, bahkan orang-orang non Muslim pun memuji pribadi dan akhlak beliau ini. 150
Ma’asyiral Muslimin Sidang Jum’at Rahimakumullah. Sebab ke tiga yang menjadikan seseorang enggan bermawas diri, disamping dirinya selalu merasa benar dan khawatir kehilangan wibawa, ialah karena yang bersangkutan belum pernah merasakan betapa manfaat bermawas diri itu. Jika seseorang tahu dan dapat merasakan betapa besar manfaat bermawas diri, baik bagi dirinya sendiri, bagi keluarganya, bagi organisasi atau perusahaan yang dipimpinnya, tentu 151
ia tidak segan-segan untuk selalu ber-mawas diri. Adapun manfaat bermawas diri itu, antara lain sebagai berikut : 1. Secara dini dapat diketahui dan disadari akan kelemahan dirinya, sehingga dapat diperbaiki pada masa-masa yang akan datang; 2. Tidak akan mudah menyalahkan orang lain, karena setiap kesalahan yang terjadi, ia akan selalu mencermini dirinya terlebih dahulu; 3. Akan memperbesar wibawanya dan mempertinggi simpati orang lain terhadapnya. Terlebih-lebih kalau ia sebagai pemimpin. Sebab tidak semua pemimpin sanggup bersikap mawas diri; 4. Memberikan semangat kerja orang-orang yang dipimpinnya, oleh karena mereka merasa dihargai hasil kerjanya dan diperhatikan buah pikirannya; 5. Segala macam persoalan dan kendala, dengan segera dapat diatasi, karena di dalam mawas diri terdapat sikap keterbukaan/apa adanya; 6. Memperingan beban yang dipikulnya sebagai pemimpin, memperlancar aktivitas, mempercepat kemajuan dan mempermudah dalam menggapai kesuksesan.
Kaum Muslimin yang berbahagia. Seseorang yang suka bermawas diri pada umumnya mempunyai sikap yang ramah dan lemah lembut. Dari sikap ini akan menumbuhkan rasa cinta dan kasih sayang dari orang-orang yang berada di sekitarnya. Sehingga keberadaannya di dalam masyarakat, di tengah-tengah ummat, laksana sebutir mutiara 152
yang selalu memancarkan keindahan, kesejukan dan kedamaian, yang tak satupun masyarakat menjauhinya, bahkan sebaliknya, mereka semakin cinta, mereka semakin mendekatinya, dan ingin selalu bersamanya, baik di dalam suka maupun di dalam duka. Ingatlah peringatan Allah SWT. :
d´§½«¼ °¸«d´« ã[µ¯»°ny\°_Ÿ ©«½nµ¯ [½Œ ³× `¬¤«[”Ĭ›\”Ÿ “Maka disebabkan rahmat Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, juga tidak bermawas diri, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu” (QS. Ali Imran ayat 159).
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah. Dari uraian khutbah ini dapatlah kita simpulkan : 1. Mawas diri merupakan suatu kewajiban dan keharusan bagi setiap manusia, terutama bagi setiap Muslim; 2. Dengan bermawas diri, segala kendala yang ada akan mudah diatasi dan segala aktivitas hidup dan kehidupan akan mudah memperoleh kesuksesan. 3. Mawas diri merupakan pondasi bagi sikap keramahtamahan Semoga Allah SWT. senantiasa memberikan kekuatan kepada kita semua, sehingga kita mampu bermawas diri. Amin ya Rabbal ‘alamin. 153
°Àjz«[²\Àg«[µ¯ã\^w½—Ç °Ànz«[µ°nz«[ã[°^ µÃx«[×[ zrÅ «²\³×[²[ zˆ˜«[¼ ¥o«\^½‡[½b¼ a\o«\ˆ«[[½¬°—¼ [½´¯[ ÅŸ °¨«¼Å«ã[¦y\^ Jz_ˆ«\^½‡[½b¼ ¹ÀŸ\°^°§\Ã[¼Å´˜ ³¼ °À•˜«[²Óz¤«[ Å´¯−_¤b¼ °À¨o«[z§x«[¼a\Ã×[µ¯ °À¬˜«[™À°«[½·¹³[ ¹b¼Øb°¨´¯¼ J°Ànz«[y½ œ«[½·¹³[¶¼z œc~\Ÿ
Al-Qur’an dan Terjemahnya, Departemen Agama RI Jakarta, 1989; Abdullah Gymnastiar, KH. Pilar-pilar Akhlak Mulia, MQS Pustaka Grafika Bandung, 2002; ----------------- Indahnya Ramah, MQS Pustaka Grafika Bandung, 2002; Abdul Malik Al-Qasim, Bagaimana Menjaga Hati, Darul Haq Jakarta, 2002; A. Musta’in Syafi’ie, Drs. MA. KH. Mutiara Hikmah Al-Qur’an (Tafsir Al-Qur’an Aktual), Al-Mawardi Prima Jakarta, 2001; Akhyar Rosyadi, Warisan Tokoh-tokoh Muslim, CV. Bintang Pelajar Surabaya, 1994; Abdul Aziz Al-Badri, Peran Ulama dan Penguasa, CV. Pustaka Mantiq Solo, 1987; Ahmad Azhar Basyir, MA. Keluarga Sakinah Keluarga Surgawi, Titian Ilahi Press Yogyakarta, 1994; Abdul Aziz Al-Badri, Hidup Sejahtera dalam Naungan Islam, Gema Insani Press Jakarta, 1990;
154
155
Abu Fajar Alqalami, Merengkuh Ampunan Allah, Dua Putra Press Surabaya, 2001;
Abu H.F. Ramadlan, BA Tarjamah Duratun Nasihin, Mahkota Surabaya, 1987;
Anwar Harjono, Dr. Da’wah dan Masalah Sosial Kemasyarakatan, Media Da’wah Jakarta, 1987;
Aspihan Djarman, Drs.H. Panggilan Allah Kepada Orang-orang yang Beriman, jilid 1 dan 2, Kalam Mulia Jakarta, 1992;
Abdullah bin Jarullah, Ed. Fenomena Syukur (Berdzikir dan Berpikir), Risalah Gusti Surabaya, 1994;
Departemen Agama RI, Islam dan Lingkungan Hidup, Dirjen Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Jakarta, 2000;
Abujamin Roham, Drs.H. Shadaqah Penangkal Bala, Media Da’wah Jakarta, 1996;
D. Rohanady, Akhlak Sosial Muslim, Pustaka Zaman Jakarta, 2000;
Abdurrahman bin Nashir As-Sa’dy, Menggapai Kehidupan Bahagia, Darul Haq Jakarta, 1999;
Djamaluddin Ahmad Al-Buny, Uswatun Hasanah, Mitra Pustaka Yogyakarta, 1998;
Arman Arroisi, Refleksi Ajaran Tuhan, PT. Remaja Rosdakarya Bandung, 1995;
Fadhl Ilahi, Dr. Kunci-kunci Rizki Menurut Al-Qur’an dan AsSunnah, Darul Haq Jakarta, 1998;
Abdurrahman Arroisi, KH. Keberadaan Manusia di Muka Bumi, Remaja Rosdakarya Bandung, 1997;
Ghalib Ahmad Mashri, Jalan Menuju Kebahagiaan, Lentera Jakarta, 2001;
Ali Al-Khuli, Muhammad, Islam Kaffah, Mitra Pustaka Yogyakarta, 1997;
H.S Prodjokusumo dkk. Air, Kebersihan dan Kesehatan Lingkungan Menurut Ajaran Islam, MUI Jakarta, 1993;
Abdurrahman ‘Azam, Keagungan Nabi Muhammad SAW. Pedoman Ilmu Jaya Jakarta, 1997;
Husin Nafarin, H.MA. Bunga Rampai dari Timur Tengah, jilid 1 dan 2, Bina Ilmu Surabaya, 1989;
Achmad Sayuti, Drs. Khotbah Cendekiawan, Pustaka Amani Jakarta, 1996;
Hasan Al-Bana, Menuju Masyarakat Qur’ani, Pustaka Progressif Surabaya, 1993;
Ali Anwar Yusuf, Drs. M.Si. Wawasan Islam, Pustaka Setia Bandung, 2002;
Hasan Basri, Drs. Merawat Cinta Kasih, Pustaka Pelajar Yogyakarta, 1999;
156
157
Harun Yahya, Bagaimana Seorang Muslim Berfikir, Robbani Press Jakarta, 2001;
Muhammad Ibrahim An-Nashr, Dr. Dkk. Berjuang di Jalan Allah, Gema Insani Press Jakarta, 1991;
HAMKA, Prof.Dr. Tasauf Modern, Yayasan Nurul Islam Jakarta, 1980;
Muna Haddad Yakan, Hati-hati Terhadap Media yang Merusak Anak, Gema Insani Press Jakarta, 1991;
---------------- Lembaga Budi, Yayasan Nurul Islam jakarta, 1980;
Muhammad Qutb, Salah Paham Terhadap Islam, Pustaka Salman ITB Bandung, 1982;
Hamd Hasan Raqith, Merengkuh Cahaya Ilahi, Diva Press Yogyakarta, 2002; Husein Shahab, Dialog-dialog Sufi, PT. Remaja Rosdakarya Bandung, 2000; Hamzah Muhammad Saleh Ajjaaj, 55 Wasiat Rasulullah SAW. Mutiara Ilmu Surabaya, 1993; Ibnu Qayyim Al-Jauziah, Merentas Jalan Istiqamah, Risalah Gusti Surabaya, 1994; Imam Al-Ghazali, Tafakur Dibalik Penciptaan Makhluk, Risalah Gusti Surabaya, 1997; ------------------ Dibalik Ketajaman Mata Hati, Pustaka Amani Jakarta, 1997; Ja’far S. Idris, Islam dan Perubahan Sosial, Mizan Bandung, 1989; M. Mutawalli Asy Sya’rawi, Prof.Dr. Rezeki, Gema Insani Press Jakarta, 1993;
------------------- Konsepsi Ibadah, Gema Insani Press Jakarta, 1992; Maimunah Hasan, Al-Qur’an dan Pengobatan Jiwa, Bintang Cemerlang Yogyakarta, 2001; ------------------- Menggapai Ridla Allah, Pustaka Nabawi Yogyakarya, 2001; Mohammad Fauzil Adhim, Disebabkan oleh Cinta Kupercayakan Rumahku Padamu, Mitra Pustaka Yogyakarta, 2000; Muhammad Al-Munajid, 40 Cara Mencapai Keluarga Bahagia, Gema Insani Press Jakarta, 1998; M. Baharun, Sorotan Cahaya Ilahi, Pustaka Progressif Surabaya, 1995; Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin, Aqidah Ahlussunnah wal Jama’ah, Atase Agama Kedutaan Besar Saudi Arabia Jakarta, 2002;
159 158
Muhammad Al-Bahy, Dr. Masa Depan Islam, Yayasan AlMukmin Jakarta, 1999;
Salman bin Fahd Al-Audah, Agar Bahtera Tak Tenggelam, Risalah Gusti Surabaya, 1995;
Mawardi Labay El-Sulthani, KH. Halal Bihalal dan Silaturrahmi, PT. Al-Mawardi Prima Jakarta, 2000;
Saifuddin Aman, H. MBA. Membangun Masyarakat Madani, AlMawardi Prima Jakarta, 2000;
M.S. Khalil, Kunci Mencari Ayat Al-Qur’an, Bina Ilmu Surabaya, 1984;
Syamsul Rijal Hamid, Petuah-petuah Rasulullah Seputar Etika, Penebar Salam Jakarta, 1999;
Muhammad bin Abdul Aziz Al-Khudhairi, Sabar, Darul Haq Jakarta, 2001;
Thoha Muhammad, Mencari Ketentraman Bathin, Pustaka Hikmah Perdana Jakarta, 2000;
Mustafa Al-Qudhat, Dr. Merajut Nilai-nilai Ukhuwah, Mitra Pustaka Yogyakarta, 2002;
Thaha Abdullah Al-Afifi, Tobat Sebagaimana Wasiat Rasulullah SAW. Risalah Gusti Surabaya, 1992;
Muhammad Thalib, Drs. 25 Ciri Keluarga Sakinah Penuh Berkah dan Langkah Mewujudkannya, Irsyad Baitus Salam Bandung, 2001;
Tutty Alawiyah AS, Dra.H. Membangun Kesadaran Beragama, Yayasan Alawiyah Jakarta, 1999;
-------------------- Konsep Islami Pembinaan Keluarga Sakinah Penuh Berkah, Irsyad Baitus Salam Bandung, 1999; Nashr Sulaiman Al-Umar, Hakekat Kebahagiaan, Media Da’wah Jakarta, 1995; Nurcholish Majid, Dr. Dkk. Serial Khutbah Beragama di Abad Dua Satu, Zikrul Hakim Jakarta, 2000; Syamsul Rijal Hamid, Ridho Allah Tergantung Ridha Orangtua, Cahaya Salam Jakarta, 2001 Shafwat ‘Abdul Fattah Mahmud, Jujur, Bintang Cemerlang Yogyakarta, 2001; 160
Usep Romli HM. Percikan Hikmah Berdialog Dengan Hati Nurani, Remaja Rosdakarya Bandung, 1999; Uwes Al-Qorni, 60 Bahaya Lisan, Remaja Rosdakarya Bandung, 1999; ---------------------- 60 Penyakit Hati, Remaja Rosdakarya Bandung, 2000; Yahya bin Hamzah, Imam, Kiat Mengendalikan Nafsu, Remaja Rosdakarya Bandung, 2001; Yusuf Qardhawi, Dr. Kenapa Kita Islam, Gema Insani Press Jakarta, 1997; 161
PROFIL PENYUSUN HAL. 12 15 17, 53 33, 44, 62, 88, 97, 116, 125, 145 50 57 68 118 124 125, 132
TERTULIS
SEHARUSNYA
....◊υρ⇑♦×™ ....∝υ∏ ....Ρπ⇑.... ....⇐υℜ....
....◊υρ⇑Α×™ ....∝υ⋅ ....Ρπ⇑.... ....⇐υℜ....
....↓υλ×.... ≥Ρ….... σϖπ≡↓ℵ↓.... ο⇑⎨↓.... ....↓υϕΦ⇔↓™.... ....⇐υℜℵ™....
....↓υ⇓υλ×.... ≥Ρ….... σϖπ≡↓ℵ⇔↓.... ο⇑⎨↓.... ....↓υϕ×↓™.... ....⇐υℜΡ⇔↓™....
162
Drs.H.Birhasani lahir di Banjarmasin tanggal 23 Juli 1963. Pendidikan terakhir Fakultas Da’wah IAIN Antasari Banjarmasin thn.1988. Kini sedang menempuh program Magister (S2) ilmu konumikasi pada Universitas Dr.Soetomo (UNITOMO) Surabaya. Organisasi yang pernah dan sedang diikutinya antara lain PII, IPNU, PMII MUI, LPTQ dan BAZ. Disamping aktivis organisasi, ia juga seorang penulis/ kolumnis B.Post, disamping sebagai seniman Muslim dalam bidang teater dan sastra. Setidaknya ada 4 buku yang telah ditulisnya bersama-sama rekan seprofesi di Kabupoaten Tabalong. Tugas for-malnya kini adalah sebagai Kabag. Sosial PEMKAB Tabalong dan sebagai dosen pada UNISKA kelas Tanjung. Aserani Kurdi, S.Pd lahir di Barabai-HST. tgl. 03 Februari 1963. Pendidikan terakhir FKIP Unlam Banjarmasin thn. 1993. Organiasi yang pernah dan sedang diikutinya, antara lain PII, IRM, HMI, HIMMAH, BKPRMI, MUI, LPTQ dan Muhammadiyah. Disamping aktivis organisasi, ia juga seorang penulis aktif. Ia sering mengikuti 163
berbagai lomba karya tulis, baik tingkat lokal maupun nasional. Beberapa karya tulisnya telah diterbitkan. Di bidang seni, ia terma-suk penggemar seni terutama di bidang musik dan sastra. Semasakuliahnya ia pernah tergabung dalam Forum Diskusi Sastra “POE-TICA” Banjarmasin yang diketuai oleh (alm) Ajamuddin Tifani, juga sering terlibat dalam berbagai pementasan seni kampus. Tugasnya kini adalah sebagai Guru pada SMK Negeri 1 Tanjung.
164