RIZKI MAULANA TSANI G1A014014
1|SEMANGAT OSCE PHALANGES
KUMPULAN BORANG OSCE SEMESTER 4 ANGKATAN 2014 1. Paru No 1 2 3 4 5 6 7 8
9
10
11
12
Aspek Yang Dinilai Memperkenalkan diri dan menyapa pasien Memberi penjelasan prosedur pemeriksaan yang akan dilakukan dan meminta persetujuan pasien Meminta pasien untuk membuka pakaian seperlunya dan berbaring terlentang Menjaga Privasi pasien Melakukan cuci tangan 6 step WHO Pemeriksa berdiri di sebelah kanan pasien Memperhatikan dan menghitung frekuensi serta irama pernafasan Melakukan inspeksi dari sisi anterior, untuk melihat: a. bentuk toraks b. mata anemis c. napas cuping hidung d. sianosis hidung/bibir e. pembesaran KGB leher: colli, submandibula, supraclavicula f. deviasi trakea g. clubbing finger h. pelebaran pembuluh vena cava di dada (vena cava syndrome) i. tumor j. retraksi supraclavicula dan intercostal k. Perubahan pola nafas Melakukan palpasi, untuk mengamati: a. tumor, benjolan b. rasa nyeri di tempat tertentu c. limfonodi d. fraktur iga e. gerakan, excursion dinding dada f. deviasi trakea g. pembesaran limfonodi supraclavicula, para tracheal, dan aksilaris h. Emfisema subkutis Membandingkan fremitus paru kanan dan kiri dengan meletakkan kedua telapak tangan pada punggung penderita dan meminta penderita untuk mengucapkan kata atau kalimat yang menimbulkan penjalaran getaran suara pada dinding toraks, seperti “sembilan puluh sembilan” (atas, tengah, bawah) Melakukan perkusi pada isthmus Kronig, untuk mengetahui apex pulmonum. Perkusi dilakukan pada supraclavicula, dimulai dari sisi lateral (pundak) ke medial sampai terdengar suara sonor (diberi tanda), kemudian dari medial (leher) ke lateral sampai terdengar suara sonor (diberi tanda). Isthmus Kronig adalah area yang berada di antara ke-2 tanda tersebut. Melakukan perkusi secara sistematis dari atas ke bawah, membandingkan kiri
2|SEMANGAT OSCE PHALANGES
0
Nilai 1
2
13 14 15 16
17 18
19
20
21
22 23 24
25 26
dan kanan Melakukan perkusi untuk menentukan batas paru – jantung Melakukan perkusi untuk menentukan batas paru – hepar Melakukan perkusi untuk menentukan peranjakan paru Melakukan auskultasi secara sistematis dari atas ke bawah, depan dan belakang, membandingkan kanan dan kiri. Auskultasi dilakukan masingmasing pada satu siklus pernafasan (inspirasi-ekspirasi). Meminta pasien untuk duduk Melakukan inspeksi dari sisi posterior, untuk melihat: a. bentuk toraks b. tumor Melakukan palpasi, untuk menilai: a. tumor, benjolan b. rasa nyeri di tempat tertentu c. fraktur iga d. gerakan, excursion dinding dada e. Emfisema subkutis Membandingkan fremitus paru kanan dan kiri dengan meletakkan kedua telapak tangan pada punggung penderita dan meminta penderita untuk mengucapkan kata atau kalimat yang menimbulkan penjalaran getaran suara pada dinding toraks, seperti “sembilan puluh sembilan” (atas, tengah, bawah) Melakukan perkusi secara sistematis dari atas ke bawah, membandingkan kiri dan kanan. Perkusi dilakukan di paravertebra, pada sela iga yang tertutup os scapula. Melakukan perkusi untuk menentukan batas paru – hepar Melakukan perkusi untuk menentukan batas paru – ginjal Melakukan auskultasi secara sistematis dari atas ke bawah, depan dan belakang, membandingkan kanan dan kiri. Auskultasi dilakukan masingmasing pada satu siklus pernafasan (inspirasi-ekspirasi). Membereskan alat dan mencuci tangan Mencatat hasil pemeriksaan dan menyampaikan hasil pemeriksaan kepada pasien Jumlah
3|SEMANGAT OSCE PHALANGES
2. Jantung No
Aspek yang dinilai 0
1. 2. 3.
4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26.
Menjelaskan maksud dan tujuan pemeriksaan jantung Mempersiapkan ruangan yang tenang dan nyaman untuk pasien Mempersiapkan pasien (memintanya berbaring dengan sedikit elevasi tubuh bagian atas serta membuka pakaian sehingga seluruh area dada terbuka) Berdiri di sebelah kanan pasien Melakukan inspeksi untuk deteksi kelainan pada dinding dada Menentukan posisi pulsasi ictus cordis Melakukan palpasi ictus cordis dengan telapak tangan Menilai ictus cordis (diameter, amplitudo, durasi) dengan ujung jari Melakukan perkusi dengan teknik yang benar dan dapat menghasilkan perubahan suara dari sonor ke redup jantung Menentukan batas kiri jantung dengan melakukan perkusi dari sisi lateral kiri ke medial Menentukan batas kanan jantung dengan melakukan perkusi dari sisi kanan ke kiri Menentukan batas atas jantung dengan melakukan perkusi dari atas (fossa supraklavikula) ke bawah Menentukan bentuk dan ukuran jantung sesuai pemeriksaan batas jantung Pasien diminta untuk rileks (agar dapat bernapas biasa) pSetiap melakukan auskultasi pada masing-masing area, pasien diminta membuang nafas kemudian berhenti sebentar, kemudian bernapas biasa Melakukan auskultasi pada ICS II garis parasternalis sinistra (diafragma) Melakukan auskultasi pada ICS II garis parasternalis dekstra (diafragma) Melakukan auskultasi pada ICS III-IV garis parasternalis sinistra (diafragma) Melakukan auskultasi pada apeks jantung (diafragma dan bell) Bila perlu, pasien diminta miring kiri (LLD) untuk auskultasi apeks jantung (bell) Mengidentifikasi suara dasar jantung terlebih dahulu Mengidentifikasi fase, irama dan frekuensi suara jantung Mengidentifikasi adanya suara jantung tambahan Tentukan jenis suara tambahan apakah bising sistolik atau diastolik Tentukan daerah penjalaran bising dan tentukan titik maksimumnya 2Pencatatan dan pemberian informasi hasil pemeriksaan kepada pasien Total skor
4|SEMANGAT OSCE PHALANGES
Nilai 1
2
3. Vaskuler PENILAIAN TES (BRODIE) TRENDELENBURG NO 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20.
ASPEK YANG DINILAI
0
NILAI 1
Mahasiswa mengucapkan salam dan mempersilakan pasien duduk Mahasiswa memperkenalkan diri Mahasiswa melakukan anamnesis Mahasiswa menjelaskan tujuandanprosedurpemeriksaanpadapasien Mahasiswa mempersilahkanpasienuntukbertanya Memintapersetujuanpasien Melakukanpersiapanalatdenganbenar Melakukanpersiapanpasien (memintapasienmelepascelanaluardanmempersilakanpasienuntukberbaring di tempattidur) Mahasiswa mencuci tangan secara WHO Mengangkat tungkai yang diperiksa 45-90° Mengurut vena dariarahtungkaibawahkearahpaha MemasangikatanTorniquetdenganbenar Meminta pasien berdiri tegak Mengamati pengisian vena perifer tungkai Setelah pasien berdiri selama 20 detik, lepaskan ikatan tourniquet Mengamati kembali pengisian vena perifer tungkai Mahasiswa melakukan interpretasi hasil Membereskan peralatan Cuci tangan Menyampaikan hasil pemeriksaan pada pasien SKOR TOTAL PENILAIAN TES Ankle–Brachial Index
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Aspek yang dinilai Menerangkan pada pasien tujuan dan prosedur Melakukan persiapan alat dan pasien dengan benar dan mencuci tangan Memasang ikatan sfigmomanometer di lengan atas dengan benar Memberikan gel di sekitararteribrakialis Memompa sfigmomanometer hingga20 mmHg diatas tekanan sistolik/ setelah suara hilang denganbenar Menurunkan tekanan sfigmomanometer secara perlahan Menentukan tekanan darah sistolik arteri brakialis Melakukan pengukuran ini dua kali dan menentukan reratanya Melepaskan ikatan sfigmomanometer Melakukan pemeriksaan ini pada sisi kontra lateral Memasang ikatan sfigmomanometer di pergelangan kaki dengan benar
5|SEMANGAT OSCE PHALANGES
Nilai 0 1 2
2
12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Memberikan berikan gel di sekitar arteri dorsalis pedis dan tibialis posterior Memompa sfigmomanometer hingga 20 mmHg diatas tekanan sistolik / setelah suara hilang dengan benar Menurunkantekanan sfigmomanometer secara perlahan Menentukan tekanan darah sistolik arteri dorsalis pedis Melakukan pengukuran ini dua kali dan menentukan reratanya Melakukan pengukuran ini pada arteri dorsalis pedis sebanyak 2 kali dan tentukan reratanya Melepaskan ikatan sfigmomanometer Melakukan pemeriksaan ini pada sisi kontra lateral Membereskan peralatan dan mencuci tangan Menginterpretasikan hasil tes ABI Skor Total PENILAIAN TES RUMPLE LEEDE
NO 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.
12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20.
ASPEK YANG DINILAI Mahasiswa mengucapkan salam dan mempersilakan pasien duduk Mahasiswa memperkenalkan diri Mahasiswa melakukan anamnesis Mahasiswa menjelaskan tujuan dan prosedur pemeriksaan pada pasien Mahasiswa mempersilahkan pasien untuk bertanya Meminta persetujuan pasien Melakukan persiapan pasien (meminta pasien menggulung lengan baju yang akan diperiksa) dan alat dengan benar Mahasiswa mencuci tangan secara WHO Memasangikatansfigmomanometer3 jari diatas fossa cubiti Mengukurtekanandarahpasien Menilaitekananbendunganuntukpx rumple leeddengancara 𝑆𝐼𝑆𝑇𝑂𝐿𝐸 + 𝐷𝐼𝐴𝑆𝑇𝑂𝐿𝐸 tekanan bendungan = 2 Memompasfigmomanometerhinggatekananpertengahanantarasistolikdandiastolik Mempertahankantekanantersebutselama 5 menit Melepaskanikatansfigmomanometer Memastikan warna kulit pada bekas ikatan sfigmomanometer sama dengan warna kulit tangan lainnya Menggambar area yang akandiamati di volar lenganbawahukuran 2,5cm x 2,5 cm Mahasiswa melakukan interpretasihasil Membereskanperalatan Cucitangan Menyampaikanhasilpemeriksaanpadapasien SKOR TOTAL
6|SEMANGAT OSCE PHALANGES
NILAI 0 1 2
4. EKG N O 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
KETERANGAN Persiapan alat Cek kaliberasi Persiapan penderita Oleskan jelly pada tempat pemasangan elektrda Pasang elektrode pada kulit extremitas Pasang elektrode precordial* Lakukan perekaman di semua lead Menulis identitas penderita, waktu perekaman pada elektrokardiogram Memberikan tanda pemisah pada tiap lead Lepaskan eletroda, rapikan peralatan. Menentukan Ritme Menentukan Rate Menentukan gelombang P Menentukan QRS Aksis Menentukan gelombang QRS Menentukan QT interval Apakah ada atau tidak gelombang U Menentukan ST segmen Menentukan gelombang T Menentukan Kesimpulan hasil bacaan EKG TOTAL
7|SEMANGAT OSCE PHALANGES
SCORE 0 1 2
5. Abdomen NO 1 2 3 4 5
6 7 8 9
10 11
13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
ASPEK YANG DINILAI Menyapa pasien, memperkenalkan diri dan menanyakan identitas pasien. Menjelaskan prosedur dan tujuan pemeriksaan. Meminta persetujuan pasien. Menjaga privasi pasien dan mencucuci tangan sesuai posedur. Berdiri disebelah kanan pasien. *critical point Meminta penderita untuk membuka bajunya seperlunya agar daerah pemeriksaan terbuka (dari bawah payudara sampai pelvis). Meminta penderita untuk memberikan respons terhadap pemeriksaan (rasa sakit). Pemeriksaan Ascites Inspeksi : perut cembung, mengkilat Palpasi : test undulasi Meminta pasien / asiten meletakkan tangan di umbilikus / midline. Letakkan kedua tangan di sisi kanan dan kiri pasien. Lakukan pukulan dengan jari tangan di sisi kiri, rasakan hentaman cairan di sisi kanan. Perkusi: test pekak beralih Perkusi dari umbilical ke bawah/lateral, perhatikan perubahan suara yang terjadi, beri tanda pada batas perubahan timpani-redup. Meminta pasien untuk miring ke arah kiri, lakukan perkusi dari batas tadi ke atas/medial. Perhatikan perubahan suara yang terjadi. Pemeriksaan Appendicitis Pemeriksaan Mc Burney’s sign Memperkirakan letak titik Mc Burney (Mc Burney’s point). Tekan Titik McBurney dengan jari telunjuk. Interpretasi Pemeriksaan Rebound tenderness Menekan abdomen kanan bawah sedalam mungkin, lalu melepaskannya secara tiba-tiba. Interpretasi Pemeriksaan Rovsing’s sign Menekan abdomen di kwadran kiri bawah. Interpretasi Pemeriksaan Psoas sign Hiperekstensi hip pasien secara pasif atau meminta pasien melakukan flexi hip. Interpretasi Pemeriksaan Obturator sign Meminta pasien tidur terlentang dengan flexi hip kanan 90 derajat,
8|SEMANGAT OSCE PHALANGES
0
SKOR 1 2
23 24 25 26 27
28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
Memegang sendi ankle kanan pasien dengan tangan kanan dan melakukan endorotasi. Interpretasi Pemeriksaan Cough test (Dunphy’s sign) Meminta pasien untuk batuk Interpretasi Pemeriksaan rektal (sebutkan saja) dengan interpretasinya Pemeriksaan Hernia Pemeriksaan Finger test Masukkan jari ke 2 atau ke 5 lewat skrotum melalui anulus eksternus ke kanal inguinal. Meminta pasien untuk batuk Interpretasi Pemeriksaan Zieman’s test Meminta pasien berbaring, bila ada benjolan masukkan dulu (biasanya oleh penderita) Letakkan tangan kanan di regio inguinal kanan Interpretasi Pemeriksaan Thumb test Letakkan ibu jari di anulus internus Meminta pasien untuk mengejan Interpretasi Resume hasil dan dokumentasi Ucapkan terima kasih dan salam pada pasien
9|SEMANGAT OSCE PHALANGES
6. RT No 1 2 3 4 5
6 7 8 9 10
11
12 13 14 15 16
17 18 19 20 21 22
Aspek Yang Dinilai Menyapa pasien dengan ramah, memperkenalkan diri dan menanyakan identitas pasien. Menjelaskan dan meminta persetujuan kepada pasien tentang tindakan yang akan dilakukan. Mintalah pasien mengosongkan kandung kemih. Menjaga privasi pasien (menutup jendela/pintu). Membantu dan mempersilahkan pasien untuk menempatkan diri dengan posisi yang benar (left lateral prone position/litothomy position/knee-chest position/standing elbowknee position) Meminta pasien untuk menurunkan pakaian dalam (celana), hingga regio analis terlihat jelas. Mencuci tangan sesuai prosedur dan menggunakan sarung tangan steril. Menggunakan pelumas secukupnya pada tangan kanan. Inspeksi regio analis, perineum dan perianal : skin tag/hemoroid/ulkus/ fisura/cairan dari anus/kutil/ prolaps recti? Meminta pasien tenang, meletakkan ujung jari telunjuk kanan pada anal orificium dan menekan dengan lembut sampai sfingter relaksasi. Kemudian memfleksikan ujung jari dan memasukkan jari perlahan-lahan sampai sebagian besar jari berada di dalam canalis analis. Palpasi daerah canalis analis, menilai adanya kelainan Pada laki-laki : gunakan prostat di sebelah ventral sebagai titik acuan. Pada wanita : gunakan serviks uteri di sebelah ventral sebagai titik acuan. Menilai tonus sfingter ani (kekuatannya). Menilai struktur dalam rektum: Mukosa rektum (licin atau tidak) Jika teraba massa, deskripsikan: lokasi (arah jam), massa di intra atau ekstra lumen, diameter, konsistensi, permukaan (kasar atau halus), nyeri tekan. Menilai ampula rekti kolaps atau tidak. Pemeriksaan khusus Prostat : Menilai ketiga lobus prostate, sulcus mediana, permukaan prostate (halus atau bernodul), konsistensi (elastis, keras, lembut, fluktuan), bentuk (bulat, datar), nyeri tekan/tidak, polus superior teraba/tidak, ukuran (normal, hyperplasia, atropi). Uterus dan adneksa : Memeriksa dan nilai kavum Douglas pada forniks posterior vagina Mengeluarkan jari telunjuk dari rectum, memperhatikan apakah pada sarung tangan terdapat bekas feses, darah, dan lendir. Membersihkan pasien dengan larutan antiseptik di sekitar regio analis. Cuci tangan yang masih memakai sarung tangan dengan air mengalir Melepas sarung tangan dan meletakkan pada wadah yang disediakan Mencuci tangan sesuai prosedur. Memberitahu pasien bahwa pemeriksaan sudah selesai dan mempersilahkan pasien untuk 10 | S E M A N G A T O S C E P H A L A N G E S
0 1 2
3
duduk di tempat yang sudah disediakan. TOTAL
7. Obgyn NO
ASPEK YANG DINILAI
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Membaca catatan medik pasien Memperkirakan usia kehamilan pasien berdasarkan hari pertama haidh terakhir (HPHT) Mencuci tangan dan siapkan alat-alat Memberi salam dan memanggil pasien dengan namanya Menjelaskan tujuan dan prosedur pemeriksaan Memberi kesempatan bertanya kepada pasien Menganjurkan pasien untuk berkemih sebelum melakukan tindakan Memperhatikan privasi pasien Menganjurkan pasien untuk melepaskan pakaian luar dan dalam Pasien diminta untuk berbaring ditempat tidur dengan satu bantal dibagian kepala. Bagian tubuh pasien yang tidak diperiksa ditutupi dengan alat tenun.
11. 12.
Melakukan pemeriksaan 4 T ( Tinggi badan, Timbang Berat badan, Suhu, Tekanan darah ) Inspeksi kontur abdomen dan jarang fundus uteri dari prosesus xifoideus PEMERIKSAAN LEOPOLD Perasat Leopold I Posisi pemeriksa menghadap ke kepala pasien Meletakkan ujung-ujung jari kedua tangan di bagian fundus uteri klien. Melakukan palpasi dengan menggunakan ujung jari untuk menentukan bagian janin yang berada di fundus uteri Interpretasi hasil pemeriksaan. Letak kepala : teraba bagian lunak Letak sungsang: teraba bagian bulat keras melenting Letak lintang : kosong Gemeli : teraba 2 bagian besar atau lebih Hidramnion : sulit mengidentifikasi bagian janin Melakukan Pengukuran Tinggi Fundus Uteri (TFU)
13. 14. 15. 16. 17.
18. 19. 20. 21. 22.
23. 24.
Meletakkan ujung microtoise tape di batas atas simphisis pubis. Mengukur sepanjang garis tengah fundus uteri hingga batas atas mengikuti kurva fundus (atau tanpa mengikuti fundus bagian atas). Menentukan TFU Membandingkan hasil taksiran usia kehamilan berdasakan TFU dengan usia kehamilan berdasarkan HPHT Intepretasi : IUGR : TFU lebih kecil di bandingkan usia kehamilan Gemelli/ Hidramnion : TFU lebih besar di bandingkan usia kehamilan Perasat Leopold II Posisi pemeriksa menghadap ke kepala klien Meletakkan kedua belah telapak tangan di kedua sisi abdomen klien. 11 | S E M A N G A T O S C E P H A L A N G E S
NILAI 0 1 2
25. 26. 27.
28. 29. 30. 31. 32. 33.
34. 35. 36. 37.
38. 39. 40. 41.
42.
43. 44. 45. 46. 47. 48. 50.
Mempertahankan letak uterus dengan menggunakan tangan yang satu pada salah satu sisi abdomen ibu Menggunakan tangan yang lain untuk melakukan palpasi uterus pada sisi yang lain Interpretasikan hasil pemeriksaan Letak lintang ; teraba bagian bulat di bagian kanan/kiri Letak kepala/sungsang : teraba tahanan dibagian kanan/kiri Perasat Leopold III Posisi pemeriksa menghadap ke kepala klien. Dengan menggunakan ibu jari dan empat jari lainnya pada satu tangan, bagian terbawah abdomen maternal dicengkeram sedikit di atas symphisis pubis Menganjurkan pasien untuk menarik nafas dalam dan menghembuskannya. Lakukan penekanan jari tangan ke bawah secara perlahan dan dalam ke arah panggul saat klien menghembuskan nafas. Menentukan apakah bagian terbawah janin telah masuk panggul. Interpretasikan hasil pemeriksaan Letak kepala : Kepala masih dapat di goyang atau tidak Letak bokong : teraba bagian lunak di atas simpisis Letak lintang : kosong Gemelli : teraba 2 bagian besar ata lebih Hidramnion : sulit mengidentifikasi bagian terbawah ( balotemen) PerasatLeopold IV (dilakukan jika bagian terbawah janin telah masuk panggul) Posisi pemeriksa menghadap ke kaki klien Meletakkan kedua telapak tangan di sisi kanan kiri abdomen Menggerakkan jari tangan secara perlahan kearah pelvis sambil palpasi menyusuri bagian bawah janin. Menentukan seberapa jauh bagian bawah janin telah masuk ke dalam rongga panggul dengan melihat sudut yang dibentuk oleh kedua tangan saat menyusuri bagian bawah janin (konvergen, sejajar atau divergen ).(tidak dilakukan untuk letak sungsang atau lintang) Interpretasikan hasil pemeriksaan Pemeriksaan Auskultasi Denyut Jantung Janin (DJJ) Stetoskop Laennec diletakkan di punggung janin. Melakukkan penekanan stetoskop Laennec secara lege artis Menghitung DJJ pada tiap 5 detik pertama, ketiga dan kelima. Apabila hasilnya regular, hasil pengukuran pada tiap 5 detik dijumlahkan dikalikan empat. Jika hasil irregular lakukan penghitungan DJJ selama satu menit Interpretasikan hasil pemeriksaan Gemelli : Identifikasi 2 denyut jantung janin PEMERIKSAAN KAPASITAS PANGGUL Mencuci tangan dan memakai handscoon Memposisikan pasien dengan posisi litotomi Melakukan toilet vulva Inspeksi area genital dari pubes hingga perineum Palpasi area genital Melakukan tindakan inspekulo untuk mengamati organ genitalia dalam Mengganti handscoon 12 | S E M A N G A T O S C E P H A L A N G E S
51. 52. 53. 54. 55. 56. 57. 58. 59. 60. 61.
Memberi jelly pada handscoon sebagai pelumas Melakukkan vaginal touché dengan memasukkan jari telunjuk dan jari tengah Menentukan diameter konjugata diagonalis dari promontorium os sacrum. Menentukan diameter konjugata obstetrika Menilai linea terminalis/inominata Menilai kelengkungan sacrum Menilai penonjolan spina ischiadica Menilai mobilitas/kelenturan os coxigis Menyimpulkan hasil pemeriksaan Membersihkan alat dan mencuci tangan Mencacat hasil pemeriksaan pasien pada rekam medic TOTAL SKOR
13 | S E M A N G A T O S C E P H A L A N G E S
8. Mammae No.
Aspek Keterampilan yang Dinilai
Skor 0
1
2 3 4 5 6 7 8
9 10 11 12 13 14 15 16
17 18 19 20 21
Persiapan Meminta persetujuan penderita dan menjelaskan tujuan pemeriksaan Anamnesis Melakukan anamnesis khusus payudara, meliputi : - Menanyakan keluhan yang berhubungan dengan mammae dan aksila - Menanyakan riwayat reproduksi - Menanyakan riwayat penyakit sebelumnya - Menanyakan riwayat penyakit keluarga - Menanyakan keluhan yang berhubungan dengan metastasis Pemeriksaan Fisik Payudara Asepsis (cuci tangan dengan sabun/handsrub) dan keringkan tangan dengan handuk Meminta penderita membuka pakaian sebatas pinggang a. Inspeksi melakukan dan melaporkan hasil pemeriksaan inspeksi pada posisi pasien: - Duduk, kedua lengan di samping badan - Duduk, kedua lengan di atas kepala - Duduk, kedua tangan di pinggang dan atau - Duduk/berdiri dengan membungkukkan badan ke depan, jika mammae besar/bentuk pendular yang meliputi: - Simetri - Adanya nodul - Adanya perubahan warna kulit - Adanya luka/borok - Adanya bengkak pada kulit - Adanya kulit yang tertarik - Adakah nipple discharge - Melakukan dan melaporkan hasil pemeriksaan inspeksi pada maneuver pektoralis. b. Palpasi Melakukan dan melaporkan hasil pemeriksaan palpasi dengan benar pada pasien dalam posisi berbaring dan duduk, meliputi: (palpasi pada kedua mammae kanan kiri) - Ada tidaknya nodul/ lesi - Letak/ lokasi - Jumlah - Sensitivitas nyeri - Konsistensi
14 | S E M A N G A T O S C E P H A L A N G E S
1
2
22 23 24 25
26 27
28
29
30
31
32 33 34
-
Fiksasi dengan jaringan sekitar Perubahan warna kulit Perubahan suhu Mencari asal discharge dengan menekan aerola mammae dan sebelah radial sekitar papila Pemeriksaan fisik aksila a. Inspeksi - Meminta penderita duduk, kedua lengan rileks di samping badan - Inspeksi daerah aksila: adakah benjolan, infeksi, ulkus, perubahan warna b. Palpasi - Pemeriksaan aksila kiri: Meminta penderita merilekskan lengan kiri, tangan kiri pemeriksa menopang lengan kiri penderita, melakukan palpasi dengan tangan kanan - Pemeriksaan aksila kanan: Meminta penderita merilekskan lengan kanan, tangan kanan pemeriksa menopang lengan kanan penderita, melakukan palpasi dengan tangan kiri - Melakukan palpasi nnll aksila sentralis, nnll aksila lateral, nnll pectoral, nnll subskapular; meliputi: pembesaran nnll, jumlah, konsistensi,bentuk, nyeri tekan - Melakukan palpasi nnll supraklavikula dan infraklavikula; meliputi: pembesaran nnll, jumlah, konsistensi,bentuk, nyeri tekan; bandingkan kanan dan kiri (posisi pemeriksa berdiri di belakang penderita) Pemeriksaan selesai, penderita dipersilahkan mengenakan pakaian kembali dan duduk di kursi Asepsis (cuci tangan dengan sabun/handsrub) dan keringkan tangan dengan handuk Memberitahukan hasil pemeriksaan dan diagnosis kepada penguji (TNM) JUMLAH SKOR
15 | S E M A N G A T O S C E P H A L A N G E S
9. Neonatus NO
ASPEK YANG DINILAI
1.
Menjelaskan tujuan dan prosedur kepada orang tua
2.
Membaringkan neonatus pada meja pemeriksaan dan menjaga kehangatan.
3.
Mencuci tangan sesuai dengan prosedur WHO
4.
Pemeriksaan kondisi umum dan kesadaran neonatus
5.
Pemeriksaan Tanda Vital Tekanan darah Suhu Denyut nadi: frekuensi, regularitas, kuat dan lemahnya
6. 7.
8.
Pernafasan: spontan/ tidak, frekuensi nafas, pola pernafasan (regularitas), lemah/kuat, stridor, menangis/ tidak Pemeriksaan Status Gizi Menimbang berat badan dan mengukur panjang badan neonatus Pemeriksaan Kulit Identifikasi: kelainan warna kulit, lanugo, dan jejas. Apabila tampak ikterik, deskripsikan luas area yang terlibat dan klasifikasikan berdasarkan kriteria Kramer. Pemeriksaan Kepala Inspeksi kepala: caput succedaneum, hematoma, anenchepali Mengukur lingkar kepala dan menyimpulkan hasil pengukuran (mikrosefal, mesosefal, atau makrosefal). Mengecek penutupan ubun-ubun: menutup atau belum, cembung/ cekung
9.
10. 11.
12. 13. 14.
Pemeriksaan Mata Identifikasi: conjungtiva anemis, sklera ikterik, mata cekung, air mata, discharge, edema, abnormalitas palpebrae. Pemeriksaan Hidung Identifikasi: nafas cuping hidung, discharge Pemeriksaan Mulut Identifikasi: bibir sianosis, basah/kering, dan mukosa bucal menggunakan tongue spatel Pemeriksaan Telinga Identifikasi: low set ear, discharge, tulang rawan sempurna Pemeriksaan Leher Identifikasi: pembesaran limfa nodi Pemeriksaan Thoraks Pemeriksaan Pulmo 1. Inspeksi: pengembangan dinding dada, retraksi, maturitas payudara 2. Perkusi: sonor/redup/pekak pada semua lapang paru 3. Palpasi: vremitus 4. Auskultasi: air entry, suara dasar paru, suara tambahan paru
16 | S E M A N G A T O S C E P H A L A N G E S
NILAI 0 1 2
15.
16.
17.
18.
19.
20.
(wheezing, ronchy), dan grunting Pemeriksaan Jantung 1. Inspeksi: letak ictus cordis 2. Perkusi: deskripsikan batas jantung 3. Palpasi: deskripsikan ictus cordis (kuat angkat/ tidak) 4. Auskulasi: S1>S2, tidak terdengar S3 dan murmur Pemeriksaan limfa nodi Pemeriksaan Abdomen 1. Inspeksi: pengembangan dinding abdomen selama pernafasan, umbilicus (deskripsikan apakah ada tanda-tanda infeksi atau tidak) 2. Auskultasi: bising usus (meningkat/normal/menurun) 3. Perkusi: timpani/redup/pekak pada semua region abdomen 4. Palpasi: batas hepar, supel/ tidak Pemeriksaan Ekstremitas Identifikasi: perabaan akral (dingin/hangat), sianosis, dan capillary reffil Melakukan pemeriksaan maturitas neonatus untuk kategori neuromuscular meliputi: postur, square window, arm recoil, sudut popliteal, scarf sign dan heel to ear maneuver Melakukan pemeriksaan permukaan plantar Pemeriksaan Genitalia Identifikasi: jenis kelamin, kelengkapan organ kelamin sekunder, desensus testis Pemeriksaan Anus Identifikasi: memasukkan termometer pada anus untuk memeriksa adanya atresia ani atau tidak Pemeriksaan Refleks Primitif Identifikasi: reflek moro, reflek menghisap, reflek palmar, dan reflek plantar Mencuci tangan dan menyimpulkan hasil hasil pemeriksaan TOTAL
No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Aspek Yang Dinilai Menyapa ibu pasien dengan ramah. Melakukan inform consent : menjelaskan pada ibu atau keluarga tentang tujuan dan prosedur tindakan yang akan dilakukan. Menyiapkan alat yang akan digunakan . Mencuci tangan standar WHO. Menjaga suhu bayi dan lingkungan dalam keadaan hangat. Meletakan bayi pada tempat tidur dan atur posisi bayi dalam keadaan telentang Melakukan pemeriksaan umum : keadaan umum, tanda vital, pengukuran antropometrik. Deskripsikan hasilnya. Melakukan pemeriksaan kulit, laporkan hasil pemeriksaan yang abnormal. Melakukan pemeriksaan kepala dan muka, laporkan hasil pemeriksaan yang
17 | S E M A N G A T O S C E P H A L A N G E S
0
Nilai 1 2
abnormal. 10. 11.
Melakukan pemeriksaan mata, laporkan hasil pemeriksaan yang abnormal. Melakukan pemeriksaan hidung, laporkan hasil pemeriksaan yang abnormal.
12.
Melakukan pemeriksaan mulut, laporkan hasil pemeriksaan yang abnormal.
13.
Melakukan pemeriksaan telinga, laporkan hasil pemeriksaan yang abnormal.
14.
Melakukan pemeriksaan leher, laporkan hasil pemeriksaan yang abnormal.
15.
Melakukan pemeriksaan thorak (inspeksi, perkusi, palpasi, auskultasi) paru dan jantung, laporkan hasil pemeriksaan yang abnormal.
16.
Melakukan pemeriksaan abdomen (inspeksi, auskultasi, perkusi, palpasi) laporkan hasil pemeriksaan yang abnormal.
17. 18.
Melakukan pemeriksaan ekstremitas, laporkan hasil pemeriksaan yang abnormal. Melakukan pemeriksaan genitalia, laporkan hasil pemeriksaan yang abnormal.
19.
Melakukan pemeriksaan anus, laporkan hasil pemeriksaan yang abnormal.
20. 21.
Melakukan pemeriksaan punggung, laporkan hasil pemeriksaan yang abnormal. Merapihkan bayi dan memberikan pada keluarganya kembali.
22.
Membereskan alat dan bahan yang telah digunakan.
23. 24.
Mencuci tangan standar WHO. Mendokumentasikan hasil pemeriksaan secara keseluruhan. TOTAL
18 | S E M A N G A T O S C E P H A L A N G E S
10. Anak No 1. 2. 3. 4. 5
Aspek Yang Dinilai Menyapa pasien dan orangtua pasien dengan ramah, memperkenalkan diri dan menanyakan identitas pasien / orang tua pasien. Menjelaskan tujuan dan prosedur pemeriksaan Mempersilahkan pasien berbaring pada meja pemeriksaan (pada anak yang lebih besar). Jika tidak memungkinkan, anak diperiksa dalam pangkuan/gendongan ibunya. Mencuci tangan (sesuai WHO, 2005) Melakukan pemeriksaan umum pasien : Keadaan umum ( aktif/pasif, postur tubuh), kesadaran, kesan sakit, kesan status gizi
6
Pemeriksaan tanda vital : tekanan darah, nadi, respiratory rate, suhu
7
Pemeriksaan antropometrik : BB, TB
8
Pemeriksaan kulit : warna kulit (anemis/ sianosis/ ikterik/ kemerahan) Melakukan pemeriksaan kepala : mesochepal/mikrocephal/makrocephal, ubun–ubun cembung/cekung/normal, benjolan/tumor, fontanella mayor minor Melakukan pemeriksaan kelenjar getah bening kepala : kelenjar submaksila, belakang telinga, bawah lidah, sub oksipital. Apabila teraba, bagaimana ukuran dan mobil/ dapat digerakkan atau tidak Melakukan pemeriksaan muka : Inspeksi : apakah simetris, hipertelorisme, mongoloid, facies cholerica. Palpasi : adakah nyeri pada sinus. Melakukan pemeriksaan mata : conjungtiva anemis/tidak, sklera ikterik/tidak, mata cekung atau tidak, air mata ada/tidak, discharge, edem, palpebra normal/tidak Melakukan pemeriksaan hidung : nafas cuping hidung, discharge, epistaksis, deviasi septum, Melakukan pemeriksaan mulut : sianosis, basah/kering, mukosa bucal, maloklusi gigi, supernumery gigi, microglosia/macroglosia, lidah kering, lidah tremor, palatum Pemeriksaan tenggorok : pasien disuruh membuka mulut dan mengatakan ‘aa’, selanjutnya periksa adakah faring hiperemis/tidak, tonsil membesar/tidak (menggunakan spatel tongue dan pen light), adakah debris dan eksudat pada kripte tonsil. Periksa uvula. Melakukan pemeriksaan telinga : low set ear, discharge Melakukan pemeriksaan leher : simetris/ tidak, adanya pembesaran kelenjar getah bening leher; JVP meningkat/tidak Melakukan pemeriksaan thorak (inspeksi, perkusi, palpasi, auskultasi) Pemeriksaan paru : 1. inspeksi : bentuk dada (normal/funnel chest/pigeon chest/ barrel chest), pengembangan dada, ,
9
10
11
12
13 14 15
16 17 18
19 | S E M A N G A T O S C E P H A L A N G E S
0 1
19
20 21
22
23
24
25 26
27 28
takipneu/tidak, nafas kussmaul/tdk, nafas cheyne stoke, bentuk prekordium adakah retraksi /tidak, menggembung/tidak. Adakah retraksi interkostalis. 2. palpasi : fremitus raba dinilai dengan membandingkan getaran dada kanan kiri ketika anak bicara/menangis. Periksa apakah fremitus tertinggal 3. perkusi : Perkusi batas paru hati pada SIC VI anterior dextra. Pada hepatomegali seperti pada kasus anemia hemolitik dapat naik ke SIC di atasnya. 4. auskultasi : suara dasar, suara tambahan ronkhi basah kasar/ ronkhi basah halus/wheezing (auskultasi dilakukan dari depan dan belakang) pemeriksaan jantung 1. inspeksi : iktus kordis tampak atau tidak 2. palpasi : posisi ictus cordis (normal ictus cordis teraba di SIC 4/5), kuat angkat/tidak, melebar/tdk. 3. perkusi dari axilaris anterior ke arah medial, periksa batas batas jantung anak. Batas jantung pada sternal kanan ICS 2, sternal kiri ICS 2, sternal kiri ICS 3-4, sternal kiri mid klavikula ICS 5. Pada kelainan jantung bawaan batas jantung tersebut berubah. 4. auskultasi : S I-II normal/melemah/meningkat, ada gallop/tidak Melakukan pemeriksaan kelenjar getah bening axila. Teraba /tidak. Jika teraba, bagaimana ukurannya, mobil / dapat digerakkan / tidak. Melakukan pemeriksaan abdomen: 1. inspeksi : amati bentuk abdomen, apakah datar/cembung/cekung, venektasi, spider navy, gambaran peristaltic terlihat/tdk, adakah pernafasan abdominal 2. Auskultasi : suara peristaltic/bising usus meningkat/tidak 3. Perkusi : tympani, hipertimpani, hipotimmpani 4. Palpasi :apakah ada massa abdominal/ tdk, nyeri tekan/tdk, perabaan hepar dan lien Pemeriksaan hepar : Palpasi hepar dapat dilakukan secara monomanual maupun bimanual. Besar hati diukur dengan menentukan titik persilangan dari linea midclavicularis kanan dan arcus costa dihubungkan dengan umbilicus. Selanjutnya procecus xifoideus dihubungkan dengan umbilikus. Normal : 1/3-1/3 sampai usia 5 sampai 6 tahun. pembesaran hepar patologis pada anak, dapat diraba jika lebih dari 2 cm dibawah garis tepi costa terakhir, tepinya tegas/ rata, dan lunak/lembut. Pemeriksaan limfa dengan palpasi untuk mengukur besar limpa (schuffner) dengan cara menarik garis singgung dari pertengahan arcus costa kiri (a), selanjutnya dari umbilikus tarik garis tegak lurus terhadap (a) dan bagilah dalam 4 bagian. Selanjutnya garis dari umbilius tadi diteruskan sampai pada SIAS kanan, dan bagi menjadi 4 bagian juga, sehingga didapatkan S1 sd S8. Palpasi ginjal dilakukan dengan cara jari jari tangan kiri pemeriksa diletakkan di bagian belakang sedemikian hingga jari telunjuk di angulus costovertebtalis, kemudian tangan kanan menekan abdomen dari atas. Rasakan ginjal yang teraba oleh jari jari tangan kiri. Melakukan pemeriksaan kelenjar getah bening inguinal, ada/ tidak, ukuran dan konsistensinya. Melakukan pemeriksaan genitalia : jenis kelamin wanita atau pria Inspeksi : tanda-tanda pubertas prekok, ambiguous genitalia, vaginal discharge, vaginal bleeding, abrasi dan tanda tanda trauma pada genitalia eksterna, konfigurasi hymen Palpasi testis dan skrotum, teraba/tidak, nyeri/tidak, Melakukan pemeriksaan ekstremitas: akral dingin/hangat, capillary reffil, sianosis Melakukan pemeriksaan anus : anus ada/tidak, dalam batas normal
20 | S E M A N G A T O S C E P H A L A N G E S
29
Cuci tangan dan dokumentasikan hasil pemeriksaan TOTAL
11. RJP, Otak N O 1
2
3
5 6
7
8 10
11
12
1. 2. 3. 4.
ASPEK KETRAMPILAN Menilai kesadaran, pola nafas, dan nadi secara bersamaan dengan cara memanggil nama atau panggilan (“Pak!, bu!, mas!, mbak! dll”), pukul dengan keras dan atau rangsang nyeri, raba nadi arteri karotis, lihat pergerakan dinding dada secara bersamaan. Dilakukan <10 detik. Jika tidak merespon, tidak bernafas/tidak adekuat dan atau nadi tidak teraba segera panggil bantuan (paramedis, orang disekitar kejadian untuk mencari bantuan yang lebih ahli). Bila tidak teraba pulsasi memposisikan diri berlutut sejajar di samping kanan atau kiri pasien. Persiapkan posisi pasien tidur terlentang, horizontal pada permukaan yang keras. Bila teraba pulsasi tetapi pernapasan tidak normal berikan bantuan pernapasan 1 napas setiap 5-6 detik atau 12 napas/menit dengan sebelumnya membuka airway dan membersihkan jalan napas. Cek pulsasi setiap 2 menit. Jika tidak ada pulsasi lakukan RJP. Menentukan titik tumpu yaitu 2 jari di atas processus xyphoideus Meletakkan pangkal telapak tangan dominan di titik tumpu dengan telapak tangan yang lain di atasnya/saling mengunci dan elevasi jari-jari tangan. Posisi lengan dan tungkai atas tegak lurus terhadap lantai. Melakukan kompresi dada dengan kecepatan 100-120x/menit dengan kedalaman 2 inci (5 cm) dan memberikan kesempatan recoil antar kompresi (30x). Berhitung dengan suara keras di setiap kompresi Buka dan bersihkan jalan napas lalu melakukan 2x ventilasi tekanan positif dengan bag valve mask. Kompresi dilanjutkan kembali dengan perbandingan kompresi-ventilasi 30:2 (1 siklus) dengan durasi 1 detik tiap ventilasi hingga dinding dada anterior terangkat. Setiap 5 siklus atau 2 menit evaluasi pulsasi arteri carotis dan pernapasan Pertolongan dapat dihentikan jika: - ROSC - pupil midriasis maksimal, reflek pupil (-), nadi (-), napas (-), - penolong yang lebih ahli datang - penolong kelelahan Jika ROSC posisikan pada posisi recovery SKOR TOTAL Nomor station Judulstasion Waktu yang dibutuhkan Tujuan station
SKOR 0 1 2
……
Resusitasi Jantung Paru 12 menit Menilai kemampuann melakukan prosedur resusitasi
21 | S E M A N G A T O S C E P H A L A N G E S
jantung paru 5.
Kompetensi (tebalkanbeberapaatausemuakompe tensi yang dinilai)
6.
Kategori (tebalkankategori yang dinilai)
8.
Instruksiuntukkandidat Bagian ini mencantumkan skenario klinik station serta tugas yang harus dilakukan kandidat secara jelas. Skenario klinik menggambarkan kasus yang dihadapi dengan mencantumkan umur pasien, lokasi kejadian, permasalahan yang dihadapi serta tugas yang harus dilakukan secara jelas. Jika ada tugas yang tidak perlu dilakukan maka harus dicantumkan juga Instruksi untuk penguji
9.
Bagian ini mencantumkan kembali skenario klinik serta tugas yang harus dilakukan kandidat. Selanjutnya tugas untuk penguji dituliskan dengan jelas, termasuk hal-hal yang harus maupun tidak boleh dilakukan penguji. Selain itu terdapat pedoman penilaian untuk
1. Kemampuan anamnesis 2. Kemampuanpemeriksaanfisik 3. Melakukantes/prosedurklinikatauinterpret asi data untukmenunjang diagnosis banding atau diagnosis 4. Penegakan diagnosis/diagnosis banding 5. Tatalaksana a. Farmakoterapi b. Non farmaklterapi 6. Komunikasidanedukasipasien 7. Perilakuprofessional 1. Cardiovascular System 2. Respiratory system 3. Neuro-behaviour 4. Gastrointestinal system 5. Reproductive system 6. Musculosceletal system 7. Endocrine & Metabolic 8. Hematology/Oncology 9. Gnitourinary system 10. Head & Neck 11. Special Sensory 12. Phsyciatry Skenarioklinik: Seoranglaki-laki usia 50 tahun pingsan secara mendadak di Puskesmas saat akan diperiksa dokter. Tugas: 1. Lakukan penatalaksanaan (dengan seting 1 penolong)!
pada
pasien
Skenarioklinik: Seoranglaki-laki usia 50 tahun pingsan secara mendadak di Puskesmas saat akan diperiksa dokter. Tugas: 1. Lakukan penatalaksanaan pada pasien (dengan setting 1 penolong)! Instruksi : Penguji mengamati dan menilai penampilan
22 | S E M A N G A T O S C E P H A L A N G E S
10
11
station tersebut sehingga membantu peserta berdasarkan lembar penilaian penguji memahami tujuan station Penguji tidak diperbolehkan melakukan interupsi serta memiliki penilaian yang sama. ataupun bertanya kepada peserta selain yang Jika ada pertanyaan yang perlu ditentukan diujikan maka dicantumkan beserta Penguji mengingatkan peserta jika waktu yang jawaban dan modalitas nilainya. tersisa 3 menit Informasi tambahan terkait hasil pemeriksaan fisik pasien Penguji menyiapkan peralatan untuk peserta ujian dicantumkan beserta kapan berikutnya. informasi tersebut diberikan kepada kandidat. Instruksiuntukpasiensimulasi Tidak menggunakan pasien standar Bagian ini mencantumkan instruksi untuk pasien standar termasuk bagaimana dia berperan sesuai skenario klinik yang diharapkan pembuat soal. Hal-hal yang perlu dicantumkan diantaranya: 1. Identitas pasien sesuai kasus (jika tidak spesifik, lebih baik dibuat sesuai dengan identitas pasien) 2. Riwayat penyakit sekarang (keluhan utama, perjalanan penyakit, hal yang menambah atau mengurangi keluhan, riwayat pengobatan) 3. Riwayat penyakit dahulu 4. Riwayat penyakit keluarga (jika berhubungan dengan kasus) 5. Riwayat kebiasaan sosial (jika berhubungan dengan kasus) 6. Harapan terhadap penyakit (jika berhubungan dengan kasus) 7. Peran yang harus dilakukan, termasuk bagaimana posisi saat masuk/duduk, raut muka/ekspresi serta peran yang harus dilakukan dengan cukup lengkap sehingga tidak membingungkan kandidat Peralatan yang dibutuhkan 1. AmbuBag Cantumkan semua peralatan yang 2. Kasur UGD (alas Keras) dibutuhkan termasuk bagaimana 3. Kertas EKG (asistol, PEA, VT, AF) tata ruang yang sesuai dengan 4. Cairan Infus (RL, NaCl) station dengan mencantumkan 5. Spuit 3cc jumlah peralatan yang dibutuhkan 6. Adrenaline ampul
23 | S E M A N G A T O S C E P H A L A N G E S
untuk semua kandidat 9. 10 . 11 . 13 .
Tata Letak Station Kebutuhan Laboran Kebutuhan Manekin Penulis
N O 1 2
3
5 6 7
8 10
11
12
7. Infus Set Model 1/2/3 (setting UGD) Ada 1 orang, Tugas: merapikan dan memersiapkan alat setelah digunakan Ada, Manekin Nama: dr. Shila, dr. Zaenuri, dr. Sendy Institusi : FK UNSOED
ASPEK KETRAMPILAN Menilai kesadaran, pola nafas, dan nadi secara bersamaan dengan memanggil nama atau panggilan (“Pak!, bu!, mas!, mbak! dll”) dan pukul dengan keras atau dan rangsang nyeri. Dilakukan <10 detik. Jika tidak merespon, tidak bernafas/tidak adekuat segera panggil bantuan (paramedic, orang disekitar kejadian untuk mencari bantuan yang lebih ahli). Bila tidak teraba pulsasi memposisikan diri berlutut sejajar di samping kanan atau kiri pasien. Persiapkan posisi pasien tidur terlentang, horizontal pada permukaan yang keras. Bila teraba pulsasi tetapi pernapasan tidak normal berikan bantuan pernapasan 1 napas setiap 5-6 detik atau 12 napas/menit dengan sebelumnya membuka airway dan membersihkan jalan napas. Cek pulsasi setiap 2 menit. Jika tidak ada pulsasi lakukan RJP. Menentukan titik tumpu yaitu 2 jari di atas processus xyphoideus Meletakkan pangkal telapak tangan dominan di titik tumpu dengan telapak tangan yang lain di atasnya/saling mengunci dan elevasi jari-jari tangan. Melakukan kompresi dada dengan kecepatan 100-120x/menit dengan kedalaman 2 inci (5 cm) dan memberikan kesempatan recoil antar kompresi. Berhitung dengan suara keras di setiap kompresi Buka dan bersihkan jalan napas lalu melakukan 2x ventilasi tekanan positif dengan bag valve mask setiap 30x kompresi (perbandingan kompresi-ventilasi 30:2) dengan durasi 1 detik tiap ventilasi hingga dinding dada anterior. Setiap 5 siklus atau 2 menit evaluasi pulsasi arteri carotis dan pernapasan Pertolongan dapat dihentikan jika: - ROSC - pupil midriasis maksimal, reflek pupil (-), nadi (-), napas (-), - penolong yang lebih ahli datang - penolong kelelahan Jika ROSC posisikan pada posisi recovery SKOR TOTAL
24 | S E M A N G A T O S C E P H A L A N G E S
Bobot 3
SKOR 0 1 2
1 4
1 2 4
4
2 6
……… …….
12. Pemilihan Cairan, Pemasangan Infus&Injeksi No. 1 2 3 4 5 6
No
PENILAIAN KEBUTUHAN CAIRAN DAN PEMILIHAN CAIRAN Aspek yang dinilai Nilai 0 1 2 Menghitung kebutuhan cairan tubuh anak/dewasa normal Menjelaskan faktor yang mempengaruhi kebutuhan cairan menjelaskan jenis-jenis cairan intravena Memilih jenis cairan intravena yang tepat Menjelaskan indikasi pemilihan jenis cairan Menghitung kebutuhan cairan dengan tepat PENILAIAN PEMASANGAN INFUS Aspek yang dinilai 0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
19 20
Cek program terapi cairan/review keputusan pemberian terapi cairan Berikan salam, panggil klien dengan sopan Menanyakan keluhan utama/memeriksa adanya tanda kegawatan Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan Memberikan kesempatan klien untuk bertanya sebelum kegiatan ilakukan Cuci tangan dan memakai handscoen Siapkan alat-alat Posisikan pasien semi fowler atau supine jika tidak memungkinkan Bebaskan lengan pasien dari baju/kemeja Letakkan pengalas dibawah lengan pasien Letakkan tournikuet/manset 5-15 cm diatas tempat tusukan Periksa label pasien sesuai dengan kebutuhan caira yang akan diberikan Hubungkan cairan infus dengan infus set, isi chamber kira-kira setengah kemudian digantungkan Alirkan cairan infus melalui selang infus pastikan tidak ada gelembung udara di dalamnya Kencangkan klem sampai infus tidak menetes dan pertahankan kesterilan Kencangkan tournikuet/manset (tekanan dibawah tekanan sistolik) Anjurkan psien untuk mengepal dan membuka beberapa kali, palpasi dan pastikan tekanan yang akan ditusuk Bersihkan kulit dengan cermat menggunakan kapas alkohol, lalu diulangi dengan menggunakan kapas betain. Arah melingkar dari dalam keluar lokasi tusukan ** Gunakan ibu jari untuk menekan jaringan dan vena 5 cm dibawah tusukan Pegang jarum pada posisi 30 derajat pada vena yang akan ditusuk, setelah pasti masuk lalu tusuk perlahan dengan pasti 25 | S E M A N G A T O S C E P H A L A N G E S
Nilai 1 2
3
3
21
Rendahkan posisi jarum sejajar dengan kulit dan tarik jarum sedikit teruskan plastik iv cateter kedalam vena Tekan dengan jari ujung plastik iv cateter Tarik jarum infus keluar ** Sambungkan plastik iv cateter dengan ujung selang infus Lepaskan manset Buka klem infus sampai cairan mengalir lancar Oleskan dengan salep betadin diatas penusukan, kemudian tutup dengan kassa steril Fiksasi posisi plastik iv cateter dengan plester Atur tetesan infus sesuai dengan ketentuan, pasang stiker yang sudah diberi tanggal Evaluasi hasil kegiatan Bereskan alat-alat Cuci tangan Dokumentasi Total score
22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
No.
PENILAIAN INJEKSI INTRAVENA MELALUI INFUS Aspek yang dinilai 0
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15.
Cek program terapi /review pemberian obat secara intravena Berikan salam, panggil klien dengan sopan Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan Memberikan kesempatan klien untuk bertanya sebelum kegiatan dilakukan Cuci tangan dan memakai handscoen Siapkan alat-alat (termasuk obat yang akan disuntikkan) Menentukan tempat penyuntikan yaitu port infus intravena Membersihkan port penyuntikan dengan kapas alkohol Menyuntikkan obat melalui tengah port infus intravena Menghambat aliran intravena dengan menekuk selang infus tepat diatas port suntikan Aspirasi, setelah melihat darah kemudian suntikkan obat secara perlahan Menarik spuit dan atur kembali kecepatan infus Bereskan alat dan bahan Mencuci tangan Dokumentasi
26 | S E M A N G A T O S C E P H A L A N G E S
Nilai 1 2
3