KARAKTERISTIK PREVELENSI KARIES GIGI PADA PASIEN YANG BERKUNJUNG DI BALAI PENGOBATAN GIGI PUSKESMAS I WANGON TAHUN 2018
Karya Tulis Ilmiah Diajukan Kepada Jurusan Keperawatan Gigi Politeknik Kesehatan Semarang Untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan Program Studi Diploma III Keperawatan Gigi
Oleh SARDI RPL 5118085
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA JURUSAN KEPERAWATAN GIGI POLITEKNIK KESEHATAN SEMARANG 2018
KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan karunia dan rahmat-Nya, sehingga peneliti mampu menyusun Karya Tulis Ilmiah dengan judul Gerakan Karakteristik Pasien dengan Prevalensi Karies Gigi pada Pasien yang Berkunjung di Layanan Gigi Puskesmas I Wangon Tahun 2018. Pada Kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih banyak kepada : 1.
Tri Wiyatini, SKM, M.Kes(Epid)., Ketua Kesehatan Gigi Politeknik Kesehatan Semarang yang telah memberikan kesempatan dalam penyusunan Karya Tulis ini.
2.
Sulur Joyo Sukendro, S.SiT, M.Kes, selaku pembimbing I yang dengan sabar dan penuh perhatian dalam membimbing penulis dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
3.
Sadimin, S.Si.T, M.Kes selaku kepala Prodi D-III Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes Semarang.
4.
Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu. Penulis menyadari bahwa penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari
kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan bagi para pembaca yang budiman. Semarang, 17 Oktober 2019
Penulis
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penyakit gigi dan mulut menjadi salah satu permasalahan Kesehatan yang paling sering diderita masyarakat Indonesia. Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, prevalensi karies gigi penduduk Indonesia 72,6%, sedangkan penduduk yang bermasalah gigi dan mulut yang menerima pengobatan serta perawatan 31,1%, dan indeks DMF-T (delay, missing, filled-teerh) 4,5 dengan DMF-T pada anak usia 12 tahun 1,38. Menurut data RISKESDAS (2013), prevalensi nasional masalah gigi dan mulut diantaranya ada sebanyak 14 provinsi yang mempunyai prevalensi maslah gigi dan mulut diatas angka nasional yaitu DKI Jakarta 29,1%, Jawa Barat 28%, Yogyakarta 32,1%, Jawa Timur 27,2%, Kalimantan Selatan 36,1%, Sulawesi Utara 31,6%, Sulawesi Tengah 35,6%, Sulawesi selatan 36,2%, Sulawesi Tenggara 28,6%, Gorontalo 30,1%, Sulawesi Barat 32,2%, Maluku 27,2%, Maluku Utara 26,9%. Penyakit gigi dan mulut terbanyak yang diderita masyarakat Indonesia adalah karies gigi dan penyakit periodontal. Salah satu penyebab timbulnya masalah karies gigi pada masyarakat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satunya faktor yang berpengaruh adalah karakteristik masyarakat. Karakteristik ini mengacu pada karakter dan gaya hidup seseorang (Nanada, 2013), sedangkan menurut Caragih (2013) karakteristik merupakan ciri atau karakteristik yang secra ilmiah melekat pada diri seseorang yang meliputi umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, ras, agama/kepercayaan dan sebagainya. Penelitian ini mengambil karakteristik umur, jenis kelamin dan
tingka pendidikan untuk mengetahui prevalensi kariesnya pada pasien yang berkunjung di layanan gigi Puskesmas I Wangon. Prevalensi karies gigi di Puskesmas I Wangon pada tahun 2016 yaitu 74, 7% dan di tahun 2017 menjadi 76% jadi mengalami kenaikan 1,3%.
Tabel 1.1 Prevalensi Karies Gigi di Puskesmas I Wangon Berdasarkan Jenis Kelamin pada Tahun 2017 No.
Bulan
Prevalensi Karies Berdasarkan
Jumlah
Jenis Kelamin
Keseluruhan
Laki - Laki
Perempuan
1
Januari
62
175
237
2
Februari
127
182
309
3
Maret
82
124
206
4
April
88
135
223
5
Mei
104
150
254
6
Juni
86
91
177
7
Juli
75
159
234
8
Agustus
93
107
200
9
September
62
175
237
10
Oktober
62
167
229
11
November
67
168
235
12
Desember
27
147
174
Jumlah
935
1780
2715
Berdasarkan data tahun 2017 prevalensi karies gigi di Puskesmas I Wangon dengan Karakteristik pasien berjenis kelamin perempuan menunjukan angka yang lebih banyak dibanding dengan jenis kelamin laki-laki. Peningkatan prevalensi karies gigi di Puskesmas I Wangon mendorong peneliti ingin mengetahui permaslahannya dari penyakit karies gigi ditinjau dari karakteristik yang memliki nilai prevalensi karies gigi yang tertinggi. Status kesehatan gigi dan mulutnya diukur dengan menggunakan indicator dan standar penilaian yang sesuai dengan WHO. Indictor status kesetan gigi untuk menilai karies gigi menggunakan indeks DMF-T dan def-t. Menurut Priyono (2000) DMF-T dan def-t merupakan keadaan gigi geligi seseorang yang pernah mengalami kerusakan, hilang, perbaikan yang disebabkan oleh karies gigi. Indikator DMF-T digunakan untuk gigi tetap sedang untuk gigi decidui digunakan indeks def-t singkata dari decayed exfoliated filling teeth. Tujuan dari indeks karies gigi adalah untuk melihat satatus karies gigi, perencanaan upaya promotif dan preventif, merencanakan kebutuhanperawatan, membandingkan status pengalaman karies gigi masyarakat dari satu daerah ke daerah lain atau membandingkan sebelum dan sesudah pelaksanaan program serta untuk memantau perkembangna status pengalaman karies individu. Indeks karies gigi ini digunakan untuk dapat mengetahui gambaran karakteristik pasien dengan prevalensi karies gigi pada pasien yang berkunjung pada layan gigi Puskesmas I Wangon Tahun 2018.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat disusun rumusan masalah sebagai berikut : “Bagaimana gambaran karakteristik pasien dengan prevalensi karies gigi pada pasien yang berkunjung di layanan gigi Puskesmas I Wangon Tahun 2018?”
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran karakteristik pasien dengan prevalensi karies gigi pada pasien yang berkunjung di layanan gigi Puskesmas I 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui gambaran karakteristik pasien berdasarkan umur dengan prevalensi karies gigi pada pasien yang berkunjung di layanan gigi Puskesmas I Wangon b. Mengetahui gambaran karakteristik pasien berdasarakan jenis kelamin dengan prevalensi karies gigi pada pasin yang berkunjung di layanan gigi Puskesmas I Wangon. c. Mengetahui gambaran karakteristik pasien berdasarkan tingkat pendidikan denga prevalensi karies gigi pada pasien yang berkunjung di layanan gigi Puskesmas I Wangon.
D. Manfaat Penelitian 1.
Manfaat Teoritis Hasil Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukkan dan manfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya dibidang kesehatan gigi dan mulut mengenai karakteristik pasien denga prevalensi karies gigi.
2.
Manfaat Praktis a. Bagi Penulis Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan tentang karakteristik pasien denga prevalensi karies gigi. b. Bagi Akademik Hasil penelitian ini dapat menambah perbendaharaan perpustakaan dan kajian tentang kesehatan gigi dan mulut. c. Bagi Masyarakat Memberikan informasi kepada masyarakat dalam upaya meningkatkan kesadaran untuk memelihara kesehatan gigi dan mulut.
E. Penjelasan Keaslian Penelitian Penelitian ini merupakan lanjutan dari penelitian sebelumnya yang telah diteliti oleh peneliti lain yaitu tentang “Gambaran Karakteristik Pasien dengan Prevalensi Karies Gigi di Puskesmas Ungaran Tahun 2018 oleh Agus Yelli K, dimana variabelnya sama yaitu karakteristik pasien ditinjau dari umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan dengan prevalensi karies gigi yang hasilnya: 1. Karakteristik pasien dengan umur 22-49 tahun adalah yang terbanyak prevalensi karies gigi disbanding dengan yang umur >50 tahun(terendah).
2. Karakteristik pasien dengan jenis kelamin wanitaadalahyang terbanyak prevalensi karies giginya daripada laki-laki. 3. Prevalensi karies gigi dengan karakteristik pasien dengan tingkat pendidikan SD adalahyang terbanyak dan yang terendah prevalensi karies giginya yang berpendidikan Diploma. Disini peneliti ingin menggunakan karakteristik pasien yang sama yaitu umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan dengan prevalensi karies gigi pada pasien yang berkunjung di layanan gigi Puskesmas I Wangon tahun 2018.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka 1. Tinjuan Umum tentang Karies Gigi a. Pengertian tentang Karies Gigi Karies gigi adalah suatu peyakit jaringan keras gigi (email, dentin, dan sementum) yang bersifat kronik progresif dan disebabkan oleh aktifitas jasad renik dalam karbohidarta yang dapat diragikan. Penyakit karies gigi ditandai dengan adanya dimeniralisasi jaringan keras gigi yang kemudian diikuti oleh kerusakan bahan organicnya (Kidd dan Bechal dalam Yoanda, 2014). Hal ini akan menyebabkan terjadinya invasi bakteri dan kerusakan pada jaringan pulpa serta penyebaran infeksi bakteri ke jaringan periapical dan menimbulkan rasa nyeri (Kidd, 2005 dan Yoanda, 2014). b. Faktor yang Mempengaruhi Karies Gigi Karies gigi timbul karena interaksi empat factor yaitu host yang meliputi gigi dan saliva, mikro organisme, substrat, serta waktu atau lamanya proses interaksi anatar factor tersebut (Pintauli dan Hamada, 2008 dalam Kawung, dkk 2014). Saliva berperan penting dalam proses karies. Fungsi saliva yang adekuat penting dalam pertahanan melawan serangan karies (putri, dkk, 2010). Subtract adalah berbagai macam komponen biotik dan abiotic yang berperan sebagai tempat untuk mencari pakan, tempat berlindung serta sebagai tempat hidup bagi organisme tertentu.
Dimana subtract seperti biofilm-biofilm (biofilm adala kumplan sel mikro organisme, khususnya bakteri yang melekat disuatu permukaan dan diselimuti oleh perekat karbohidrat yang dikeluarkan oleh bakteri) menempel da nada berbagai sisa makanan yang kita cerna. Semakin lama substract itu ada dirongga Mulut maka akan menyebabkan
timbulnya
agen
atau
mikro
organisme
dan
berkembang biak secara berlebih (mikro organisme tertentu ada yang dibutuhkan di dalam rongga Mulut kita tapi dalam batas yang normal) sehingga menyebabkan fermentasi glukosa yang terdapat dalam
karbohidrat
yang
akhirnya
menyebabkan
terjadinya
demineralisasi pada gigi (Utami, 2013). c. Kalsifikasi Karies Gigi Berdasarkan stadium karies (dalamnya karies gigi) : 1. Karies awal : pada tahap ini, baru terjadi demineralisasi sehingga belum ditemukan lubang karies. Pada tahap ini, bila keadaan mendukung karies dapat terhenti dan masih memungkinkan terjadinya remineralisasi. 2. Karies mengenai email adalah karies yang hanya mengenai jaringan email gigi 3. Karies mengenai dentin adala bila kerusakan tealah mencapai dentin namun belum melebihi setengah ketebalan dentin / belum mendekati pulpa.
4. Karies mengenai pulpa adalah disini kerusakan mendekati atap pulpa namun atap pulpa belum terbuka. 5. Karies mengenai pulpa yang terkomplikasi yaitu bila atap pulpa telah terbuka oleh karies. d. Pencegahan Karies Gigi Pencegahan karies gigi dapat dilakukan/dikendalikan dengan berbagai cara (halosehat.com), antara lain: 1) Menyikat Gigi. Tujuan menyikat gigi adalah untuk memelihara kebersihan dan kesehatan gigi dan jaringan sekitarnya karena dengan menyikat gigi dapat menimbulkan rasa segar dalam mulut serta mencegah terjadinya karies gigi dan penyakit periodontal. Menyikat gigi juga dapat mencegah tertimbulnya sisa-sisa makanan pada sela-sela gii dan permukaan gigi. Menyikat gigijuga dapat berfungsi untuk memijat gigi guna meningkatkan daya tahan jaringan gusi. Menyikat gigi dapat dilakukan minimal 2x sehari sesudah makan dan sebelum tidur. Pencegahan karies gigi juga dapat dilakukan dengan menggunakan Dental Flossing. 2) Pemberian Fluoride. 3) Perbanyak makanan yang mengandung serat seperti buah dan sayuran hindari jenis makanan yang manis dan melekat. 4) Menu sesuai dengan 4 sehat 5 sempurna. 5) Control secara teratur ke dokter gigi.
Kontrol kesehatan gigi sebaiknya dilakukan secara teratur minimal 2 kali setahun. 2.
Tinjauan Umum tentang Prevalensi a. Arti Prevalensi Prevalensi adalah proporsi dari suatu populasi yang memiliki karakteristik tertentu dalam jangka waktu tertentu, dalam dunia kedokteran karakteristik yang dimaksud meliputi penyakit atau factor resiko (Kamus Aladokter). Dengan kata lain Prevalensi adlah suatu konsep statistic yang mengacu pada jumlah kasus penyakit yang hadir dlam populasi tertentu pada waktu tertentu sedangkan insiden mengacu padajumlah kasus baru yang berkembang dalam periode waktu tertentu (Kamus Aladokter). Prevalensi pada umumnya ditentukan dengan cara : 1. Secara acak memilih simple (kelompok kecil) dari seluruh populasi dengan tujuan sample yang dipilih dapat mewakili populasi. 2. Untuk smple representative yang sederhana, prevalensi adalah jumlah orang dalam smple dengan karakteristik tertentu dibagi dengan jumlah total orang yang ada dalam sample. 3. Ketika sample (bukan seluruh populasi) yang digunakan untuk menghasilkan perkiraan prevalensi, bobot statistic dapat diterapkan untuk menyesuaikan karakteristik sample dengan populasi target.
b. Prevalensi Karies Gigi Prevalensi karies gigi adalah angka yang mencerminkan jumlah penderita karies gigi dalam periode tertentu disuatu obyek penelitian( Indrawati, 2013 dan Sibarani, 2014). Prevalensi
karies
seseorang
dapat
diketahui
dengan
menggunakan indeks karies gigi. Indeks karies gigi adalah angka yang menunjukan jumlah karies gigi seseorang atau sekelompok orang (Indrawati, 2013 dan Sabarani, 2014). Indeks karies gigi yang dipergunakan DMF-T dan def-t. DMF-T pertama kali diperkenalkan pada tahun 1983 oleh Klein, Palmer, dan Knutson. 1) Indeks DMF-T adalah untuk gigi permanen. Decay : jumlah gigi karies yang masihdapat ditambal atau yang tidak ditambal. Missing : jumlah gigi indikasi untuk dicabut atau gigi yang telah hilang karena karies. Filling : jumlah gigi yang telah ditambal dan masih baik. 2) Indeks def-t untuk gigi sulung Indeks ini sama dengan DMF-T hanya saja indeks def-t digunakan untuk gigi sulung, disini maksudnya eksfoliasi = jumlah gigi sulung yang hilang karena karies atau harus dicabut karena karies. Namun oleh beberapa penelitian eksfoliasi tidak digunakan def-t karena karies itu benar-benar hilang karena karies atau bukan. Pada gigi sulung sering kali gigi hilang karena factor
resorbsi fisiologis atau trauma. Rumus def-t sama dengan yang digunakan DMF-T. 3. Tinjauan Umum tentang Karakteristik Pasien Karakteristik adlah mengacu kepada karakter dan gaya hidup seseorang serta nilai-nilai yang berkembang secara teratur sehingga tingkah laku menjadi lebih konsisten dan mudah diperhatikan (Nanda, 2013). Menurut Caragih (2013) karakteristik merupakan ciri atau karakteristik yang secara ilmiah melekat pada diri seseorang yang meliputi usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan. a. Usia Usia adalah waktu atau bertambahnya hari sejak lahir sampai akhir hidup, usia sangat mempengaruhi seseorang semakin bertambahusia maka akan semakin banyak pengetahuan yang didapat (priyono, 2014). Kategori usia menurut Depkes RI (2009) : masa remaja akhir 1725 tahun, masa dewasa awal 26-35 tahun, masa dewasa kahir 36-45 tahun, masa lansia awal 46-55 tahun. Pertambahan usia seseorang juga berpengaruh terhadap faktor resiko terjadinya karies. Usia anak mempengatuhi factor resiko terjadinya karies jika jumlah kariesnya lebih besar pengaruhnya maka akan semakin kuat disbanding yang kurang kuat pengaruhnya. b. Jenis Kelamin Pengertian jenis kelamin ataukalau dalam bahasa inggrisnya adalah seks, adalah merupakan suatu akibat dari dimorfisme seksual
(perbedaan sistematik tampakan luar antar individu yang mempunyai perbedaan jenis kelamin dalam spesies sama). Jenis kelamin perempuan berpotensi terhadap karies gigi disbanding pria. Hal itu disebabkan erupsi gigi anak perempuan lebih cepat disbanding anak laki-laki sehingga gigi anak perempuan berada lebih lama dalam mulut. Akibatnya gigi anak perempuan akan lama berhubungan dengan faktor resiko terjadinya karies. Demikian pula wanita dewasa lebih menyukai makanan sampingan (camilan) selain itu juga faktor lainnya (misal : Emesis gravidarum, Hiperemesis gravidarum) c. Tingkat Pendidikan Pendidikan
adalah
suatu
usaha
untuk
mengembangkan
kepribadian dan kemampuan didalamdan diluar sekolah dan berlangsung
seumur
hidup.
Pendidikan
merupakan
proses
pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau sekelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan, proses, cara, perbuatan mendidik (Notoatmodjo, 2010). Menurut UU RI No. 20 Tahun 2010, tingkat pendidikan dibagi menjadi : 1) Formal a) Pendidikan Dasar Pendidikan dasar berbentuk Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah atau bentuk lain yang sederajat Sekolah
Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs) atau yang sederajat. b) Pendidikan Menengah terdiri atas pendidikan menengah umum dan pendidikan menengah jurusan, seperti : SMA, MA, SMK, MAK atau yang sederajat. c) Pendidikan Tinggi Pendidikan tinggi dapat berbentuk akademi, politeknik, sekolah tinggi, institute, dan universitas. 2) Jalur Non Formal Pendidikan non-formal ialah pendidikan ayng disusun dan dilaksnakan diluar dari pada system pendidikan formal. Pendidikan ini boleh diperoleh melalui program seperti latihan, kursus, seminar, bengkel, forum dan persidangan. 3) Jalur Informal Pendidikan informal ialah proses pendidikan pembelajaran sampingan yang berlangsung secara spontan dan tanpa struktur. Tingkat pengetahuan yang baik tentang pemeliharaan kesehatan gigi terhadap kejadian karies dapat memahami obyek atau materi dan menyimpulkan obyek yang sudah dipelajari. Hal ini sesuai dengan pendapat (Notoatmodjo, 2007) menyatakan bahwa memahami diartikan sebagai kemampuan menjelaskan materimateri yang telah dipelajari sebelumnya. Pengetahuan tentang memelihara kesehatan gigi terhadap kejadian karies dapat ditingkatkan kembali melalui penyegaran informasi dalam bentuk
pelatihan. Menurut (Andrew, Sikula, 2011) dalam Notoatmodjo, pelatihan adalah suatu bagian proses belajar untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dalam system pendidikan yang berlaku dalam waktu yang relatif singkat dan dengan metode yang mengutamakan teori dan praktek, sehingga pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut mengarah perilaku seseorang untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut.
B. Kerangka Konsep Variabel Pengaruh Karakteristik pasien yang berkunjung di layanan gigi Puskesmas I Wangon 1. Usia a) 0-4 tahun b) 5-7 tahun c) 8-14 tahun d) 15-44 tahun e) >45 tahun 2. Jenis Kelamin a) Laki-laki b) Perempuan 3. Tingkat Pendidikan a) TK b) SD c) SMP d) SMA e) Perguruan Tinggi
Variabel Terkpengaruh Prevalensi Karies Gigi
Variabel Terkendali 1.
Karie mengenai email
2.
Karie mengenai Dentin
3.
Karie mengenaiPulpa
Variabel Tak Terkendali
OHI-S
Keterangan : : Diteliti : Tidak diteliti
C. Pertanyaan Penelitian Berdasarkan kerangka konsep diatas, maka dapat diambil pertenyaan bagaimana gambaran karakteristik pasien dengan prevalensi karies gigi pada pasien dilayanan gigi Puskesmas I Wangon.
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adlah deskriptif kuantitatif penelitian yang digunakan untuk menggambarkan atau menganilsa suatu data hasil penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini metode observasional merupakan penelitian yang datanya dihimpun dengan cara peneliti melakukan observasi atau pengamatan. Pada penelitian observasional diguakan pendekatan cross sectional dimana cara pengambilan data variabel pengaruh dan variabel terpengaruhnya
dilakukan
sekali
waktu
pada
saat
yang
bersamaan
(Suparyanto,2010). B. Subyek Penelitian 1. Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penelitian untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiono, 2011). Dengan jumlah populasi dalam penelitian ini adalah pasien dengan karies gigi yang berkunjung di layanan gigi Puskesmas I Wangon pada bulan Oktober tahun 2018 berjumah 264 pasien. 2. Sampel Sampel adlah objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Arikunto, 2006). Sampel yang digunakan dalam penelitian adalah pasien dengan karies gigi yang berkunjung di layanan gigi Puskesmas I Wangon
pada bulan oktober tahun 2018 berjumlah 264 pasien, menggunakan metode Sampling Purposive. C. Indentifikasi Variabel 1. Variabel Pengaruh Merupakan variabel yang diindentifikasikan memberikan dampak kepada variabel lain. Dalam penelitian ini variabel yang ingin diteliti adalah karakteristik pasien yang berkunjung dilayanan gigi Puskesmas I Wangon ini meliputi :
1) Usia a) 0-4 tahun b) 5-7 tahun c) 8-14 tahun d) 15-44 tahun e) > 44 tahun 2) Jenis Kelamin a) Laki – laki b) Perempuan 3) Tingkat Pendidikan a) TK b) SD c) SMP d) SMA e) PERGURUAN TINGGI 2. Variabel Terpengaruh
Merupakan variabel yang diidentifikasi menerima dampak dari variabel lain. Dalam penelitian ini variabel terpengaruhnya adalah prevalensi karies gigi. 3. Variabel Terkendali Merupakan vriabel yang terpengaruh yang tidak diteliti tetapi dapat dikendalikan. Dalam penelitian ini variabel terkendalinya adalah : a) Keries mengenail email b) Keries mengenail dentin c) Keries mengenail pulpa 4. Variabel Tak Terkendali Merupakan variabel yang tidak dapat dikendalikan oleh pasien atau tidak diteliti. Dalam penelitian ini variabel tak terkendalinya adalah OHIS (Oral Hygiene Simplified).
D. Definisi Operasional Variabel 1. Variabel Pengaruh Karakteristik adalah ciri khas yang dimiliki individu. a) Usia Kelompok usia yang akan dipergunakan sebagai karakteristik pasien terhadap prevalensi karies gigi ada beberapa kelompok : 1) 0-4 tahun 2) 5-7 tahun 3) 8-14 tahun 4) 15-44 tahun 5) >45 tahun
b) Jenis Kelamin Jenis kelamin dari karakteristik pasien terhadap prevalensi karies gigi adalah laki-laki dan perempuan. c) Tingkat Pendidikan Tingkat pendidikan yang memeiliki pengaruh terhadap prevalensi karies gigi antara lain diambil dari tingkat pendidikan TK, SD, SMP, timgkat pendidikan menengah SMA, tingkat pendidikan tinggi akademi atau universitas. 2. Variabel Terpengaruh Prevalensi karies gigi adalah angka yang memperlihatkan jumlah penderita atau penyakit karies gigi. Maka untuk mengetahui prevalensi karies gigi. Maka untuk mengetahui prevalensi karies gigi yang digunakan hanya Decay-nya saja. 3. Variabel Terkendali Merupakan variabel yang terpengaruh yang tidak diteliti tetapi dapat dikendalikan. Dalam penelitian ini variabel terkendalinya adalah: a) Karies mengenai email adalah karies yang hanya mengenai jaringan email saja. b) Karies mengenai dentin adalah bila kerusakan telah mencapai dentin namun belum melebihi setengah ketebalan dentin / belum mendekati pulpa. c) Karies mengenai pulpa adalah disini kerusakan telah mendekati atap pulpa namun atap pulpa belum terbuka.
4. Variabel Tak Terkendali Untuk mengetahui prevalensi karies gigi yang dipergunakan adalah angka yang memperlihatkan jumlah penderita atau penyakit karies gigi. Jadi tidak menggunakan nilai debris index atau calculus index (OHI-S) karena tidak menilai tingkat kebersihan gigi dan mulut seseorang. E. Instrument / Alat Ukur Penelitian Tabel Instrumen / Alat Ukur Penelitian Karakteristik Pasien dengan Prevalensi Karies Gigi pada Pasien yang Berkunjung di Layanan Gigi Puskesmas I Wangon.
No.
1.
Variabel
Alat Pendukung
Instrumen
Penelitian
Penelitian
Metode
Variabel
Penelitian
-
ATK
pengaruh
Observasi
-
Papan alas tulis
-
Kartu
karakteristik pasien
yang
berkunjung layanan Puskesmas
Cek List
status
penderita
di gigi I
Wangon 2.
Variabel
Metode
terpengaruh
Pemeriksaan
prevalensi karies gigi
-
APD
(maker, Cek List
handschoen) -
Alat DIagnostik : Kaca mulut, sonde, excavator, pincet
-
Nier-bekken tempat alat
-
Kapas
-
Alcohol
F. Prosedur Pelaksanaan Penelitian 1) Tahap Persiapan a) Melakukan perijinan kepada kepala UPTD Puskesmas I Wangon dan Dokter ggigi sebagai Koordinator layanan gigi. b) Memperisapkan ruangan dan peralatan untuk pemeriksaan gigi. c) Mempersiapkan ATK(buku catatan, bolpoint, dll) 2) Tahap Pelaksanaan a) Pengambilan personal folder pasien di layanan loket. b) Menyusun personal folder berdasarkan nomor urut responden. c) Mencuci tangan dan penggunaan alat APD yaitu masker dan handschoen. d) Menyiapkan alat pemeriksaan di meja dental unit. e) Responden dipanggil sesuai dengan nomor urut dan kemudian dipersilkan duduk serta berkumur terlebih dahulu. f) Melakukan pemeriksaan terhadap responden yang mempunyai kasus karies gigi. g) Hasil pemeriksaan dari responden kemudian dicatat pada lembar kartu status.
3) Tahap Pengelolaan Data a) Pemeriksaan kelengkapan data yang telah terkumpul. b) Pengolahan hasil data yang telah terkumpulkan dari responden. c) Penyajian data dalam bentuk tabulasi agar lebih mudah untuk dipresentasikan dari data yang telah di peroleh. G. Cara Analisis Data Setelah data terkumpul selanjutnya peneliti melakukan pengolahan data dengan langkah-langkah : 1.
Editing, adalah memeriksa lembar pemeriksaan apakah ada kesalahan dalam penelitian atau tidak.
2.
Coding, adalah data yang terkumpul diubah bentuknya ke bentuk yang sederhana.
3.
Entry data, adalah memasukan data dalam suatu media yang lebih mudah yaitu diolah dengan computer.
4.
Tabulating, adalah pemidahan data ke dalam table. Data yang diperoleh digunakan dengan menggunakan analisa deskriptif dari hasil wawancara dan pemeriksaan yang telah dilakukan. Kemudian membuat prosentase yang menggambarkan secara ilmiah dalam bentuk table distribusi frekuensi untuk mendeskripsikan masingmasing variabel.
H. Jadwal Pelaksanaan Penelitian Jadwal pelaksanaan penelitian tentang “Gambaran Karakteristik Pasien dengan Prevalensi Karies Gigi pada Pasien yang Berkunjung di Layanan Puskesmas I Wangon tahun 2018.
Lampiran 2
LEMBAR PEMERIKSAAN KARIES GIGI
Nama
:
Umur
:
Jenis Kelamin
:
Pendidikan
:
Alamat
:
STATUS KARIES GIGI
55 54 53
52
51
61
62
63
64
65
18 17 16 15 14 13
12
11
21
22
23
24
25
26
27
28
48 47 46 45 44 43
42
41
31
32
33
34
35
36
37
38
85 84 83
82
81
71
72
73
74
75