Kreasi Pangan.doc

  • Uploaded by: Andri Ferdiyanto
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Kreasi Pangan.doc as PDF for free.

More details

  • Words: 3,232
  • Pages: 18
PRODUK MAKANAN UNTUK MEMENUHI TUGAS KREASI PANGAN

1. ANDRI FERDIYANTO (181131073) 2. IMAM SUYUTI (181131050) 3. PUTRI INTAN SEKAR (181131059)

PROGRAM KHUSUS STUDI S1-GIZI

SEKOLAH TINGGGI ILMU KESEHATAN SURABAYA 2018-2019

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan pembangunan kesehatan dan gizi masyarakat adalah terwujudnya derajad kesehatan dan gizi masyarakat yang optimal. Sasaran yang akan dicapai dalam tujuan tersebut yaitu meningkatnya kemandirian masyarakat untuk memelihara dan memperbaiki keadaan dan kesehatannya, meningkatnya kemampuan masyarakat menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu efektif dan efesien, terciptanya lingkungan fisik dan social yang sehat, dan menurunnya prevalensi empat masalah gizi utama, khususnya pada kelompok ibu hamil, ibu menyusui, bayi dan anak balita. Namun seiring dengan perkembangan jaman dan kondisi masyarakat, tujuan pembangunan kesehatan dan gizi masyarakat mengalami berbagai macam tantangan dan hambatan. Salah satu tantangan dan hambatan itu adalah munculnya masalah gizi ganda. Di satu sisi kelompok masyarakat terjadi bencana kurang gizi, KEP, GAKY, KVA, dan Anemia, sementara di kelompok masyarakat yang lain terjadi kelebihan konsumsi energi sehingga terjadi masalah obesitas yang berdampak pada munculnya penyakit degeneratif seperti penyakit jantung koroner (PJK), kencing manis (Diabetes Mellitus), Hipertensi, Aterosklerosis dan stroke. Riskesdas 2018 menunjukkan prevalensi Penyakit Tidak Menular mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan Riskesdas 2013, antara lain kanker, stroke, penyakit ginjal kronis, diabetes melitus, dan hipertensi. Prevalensi kanker naik dari 1,4% (Riskesdas 2013) menjadi 1,8%; prevalensi stroke naik dari 7% menjadi 10,9%; dan penyakit ginjal kronik naik dari 2% menjadi 3,8%. Berdasarkan pemeriksaan gula darah, diabetes melitus naik dari 6,9% menjadi 8,5%; dan hasil pengukuran tekanan darah, hipertensi naik dari 25,8% menjadi 34,1%. Semakin meningkatnya prevalensi Penyakit Tidak Menular tersebut dapat disebabkan karena pola konsumsi yang tinggi gula, garam, dan lemak, bisa menyebabkan hipertensi dan diabetes. World Health Organization (WHO) menyarakan masyarakat mengurangi asupan gula hingga kurang dari 10% dari total asupan energi, baik bagi orang dewasa maupun anakanak. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia juga telah memberi anjuran konsumsi gula, garam, dan lemak yang ideal bagi individu per hari sebagai G4, G1, dan L5. Anjuran G4, G1, dan L5 adalah konsumsi dengan takaran gula sebanyak 4 sendok makan (50 gram), garam sebesar 1 sendok teh (5 gram), dan lemak sejumlah 5 sendok makan (67 gram) setiap harinya. Konsumsi gula, garam, dan lemak sejatinya harus dijaga karena jika berlebihan akan menimbulkan risiko berbagai penyakit tidak menular seperti, hipertensi, stroke, diabletes, dan serangan jantung.

Makanan yang gurih biasanya menggandung kalori yang tinggi, begitu halnya dengan makanan olahan seperti nugget tempe yang gurih dan enak. Salah satu makanan olahan yang gurih yang banyak diminati di Indonesia dengan bahan dasar tepung terigu, telur, tepung meizena, dan tepung panir. Nugget termasuk produk makanan olahan yang mengandung kalori yang cukup tinggi namun jika dikreasikan maka tidak menutup kemungkinan menjadi makanan enak dan gurih serta kaya akan manfaat dengan penggatian bahan yang menyumbangkan kalori dan lemak tinggi dengan bahan – bahan rendah lemak dan rendah kalori serta menambahkan bahan makanan yang kaya akan serat dan kandungan gizi lain seperti halnya kelapa parut. 1.2 Tujuan 1. Mengganti bahan dasar protein hewani pada makanan olahan tinggi lemak dan kolesterol seperti Nugget. 2. Meningkatkat kandungan serat pada makanan . 1.3 Manfaaat 1. Menambah keanekaragaman pangan 2. Meningkatkan pemanfaatan tempe dan bayam sebagai bahan makanan. 3. Mengurangi kalori dan meningkatkan serat pada makanan olahan nugget yang banyak diminati oleh masayarakat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tempe 2.1.1 Karakteristik Tempe Tempe adalah makanan yang dibuat dari fermentasi terhadap biji kedelai atau beberapa bahan lain yang menggunakan beberapa jenis kapang Rhizopus, seperti Rhizopus oligosporus, Rh. oryzae, Rh. stolonifer (kapang roti), atau Rh. arrhizus. Sediaan fermentasi ini secara umum dikenal sebagai "ragi tempe". Tidak seperti makanan kedelai tradisional lain yang biasanya berasal dari Cina atau Jepang, tempe berasal dari Indonesia. Tidak jelas kapan pembuatan tempe dimulai. Namun, makanan tradisonal ini sudah dikenal sejak berabad-abad lalu, terutama dalam tatanan budaya makan masyarakat Jawa, khususnya di Yogyakarta dan Surakarta. Dalam bab 3 dan bab 12 manuskrip Serat Centhini dengan seting Jawa abad ke-16 (Serat Centhini sendiri ditulis pada awal abad ke19) telah ditemukan kata "tempe", misalnya dengan penyebutan nama hidangan jae santen tempe (sejenis masakan tempe dengan santan) dan kadhele tempe srundengan. Hal ini dan catatan sejarah yang tersedia lainnya menunjukkan bahwa mungkin pada mulanya tempe diproduksi dari kedelai hitam, berasal dari masyarakat pedesaan tradisional Jawa—mungkin dikembangkan di daerah Mataram, Jawa Tengah, dan berkembang sebelum abad ke-16. Kata "tempe" diduga berasal dari bahasa Jawa Kuno. Pada zaman Jawa Kuno terdapat makanan berwarna putih terbuat dari tepung sagu yang disebut tumpi. Tempe segar yang juga berwarna putih terlihat memiliki kesamaan dengan makanan tumpi tersebut. Selain itu terdapat rujukan mengenai tempe dari tahun 1875 dalam sebuah kamus bahasa Jawa-Belanda. Sumber lain mengatakan bahwa pembuatan tempe diawali semasa era Tanam Paksa di Jawa. Pada saat itu, masyarakat Jawa terpaksa menggunakan hasil pekarangan, seperti singkong, ubi dan kedelai, sebagai sumber pangan. Selain itu, ada pula pendapat yang mengatakan bahwa tempe mungkin diperkenalkan oleh orang-orang Tionghoa yang memproduksi makanan sejenis, yaitu koji1 kedelai yang difermentasikan menggunakan kapang Aspergillus. Selanjutnya, teknik pembuatan tempe menyebar ke seluruh

Indonesia, sejalan dengan penyebaran masyarakat Jawa yang bermigrasi ke seluruh penjuru Tanah Air. Kapang yang tumbuh pada kedelai menghidrolisis senyawa-senyawa kompleks menjadi senyawa sederhana yang mudah dicerna oleh manusia. Tempe kaya akan serat pangan, kalsium, vitamin B, dan zat besi. Berbagai macam kandungan dalam tempe mempunyai nilai obat, seperti antibiotika untuk menyembuhkan infeksi dan antioksidan pencegah penyakit degeneratif. Secara umum, tempe berwarna putih karena pertumbuhan miselia kapang yang merekatkan biji-biji kedelai sehingga terbentuk tekstur yang memadat. Degradasi komponen-komponen kedelai pada fermentasi membuat tempe memiliki rasa dan aroma khas. Berbeda dengan tahu, tempe terasa agak masam. Tempe banyak dikonsumsi di Indonesia, tetapi sekarang telah mendunia. Kaum vegetarian di seluruh dunia banyak yang telah menggunakan tempe sebagai pengganti daging. Akibatnya, saat ini tempe tidak hanya diproduksi di Indonesia tetapi juga di banyak tempat di dunia. Berbagai penelitian di sejumlah negara, seperti Jerman, Jepang, dan Amerika Serikat. Indonesia juga sekarang berusaha mengembangkan galur (strain) unggul Rhizopus untuk menghasilkan tempe yang lebih cepat, berkualitas, atau memperbaiki kandungan gizi tempe. Beberapa pihak mengkhawatirkan kegiatan ini dapat mengancam keberadaan tempe sebagai bahan pangan milik umum karena galur-galur ragi tempe unggul dapat didaftarkan hak patennya sehingga penggunaannya dilindungi undang-undang (memerlukan lisensi dari pemegang hak paten). 2.1.2 Pembuatan Tempe Terdapat berbagai metode pembuatan tempe. Namun, teknik pembuatan tempe di Indonesia secara umum terdiri dari tahapan perebusan, pengupasan, perendaman dan pengasaman, pencucian, inokulasi dengan ragi, pembungkusan, dan fermentasi. Pada tahap awal pembuatan tempe, biji kedelai direbus. Tahap perebusan ini berfungsi sebagai proses hidrasi, yaitu agar biji kedelai menyerap air sebanyak

mungkin. Perebusan juga dimaksudkan untuk melunakkan biji kedelai supaya nantinya dapat menyerap asam pada tahap perendaman. Kulit biji kedelai dikupas pada tahap pengupasan agar miselium fungi dapat menembus biji kedelai selama proses fermentasi. Pengupasan dapat dilakukan dengan tangan, diinjak-injak dengan kaki, atau dengan alat pengupas kulit biji. Setelah dikupas, biji kedelai direndam. Tujuan tahap perendaman ialah untuk hidrasi biji kedelai dan membiarkan terjadinya fermentasi asam laktat secara alami agar diperoleh keasaman yang dibutuhkan untuk pertumbuhan fungi. Fermentasi asam laktat terjadi dicirikan oleh munculnya bau asam dan buih pada air rendaman akibat pertumbuhan bakteri Lactobacillus. Bila pertumbuhan bakteri asam laktat tidak optimum (misalnya di negara-negara subtropis, asam perlu ditambahkan pada air rendaman. Fermentasi asam laktat dan pengasaman ini ternyata juga bermanfaat meningkatkan nilai gizi dan menghilangkan bakteribakteri beracun. Proses pencucian akhir dilakukan untuk menghilangkan kotoran yang mungkin dibentuk oleh bakteri asam laktat dan agar biji kedelai tidak terlalu asam. Bakteri dan kotorannya dapat menghambat pertumbuhan fungi. Inokulasi dilakukan dengan penambahan inokulum, yaitu ragi tempe atau laru. Inokulum dapat berupa kapang yang tumbuh dan dikeringkan pada daun waru atau daun jati (disebut usar; digunakan secara tradisional), spora kapang tempe dalam medium tepung (terigu, beras, atau tapioka; banyak dijual di pasaran), ataupun kultur R. oligosporus murni (umum digunakan oleh pembuat tempe di luar Indonesia). Inokulasi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu penebaran inokulum pada permukaan kacang kedelai yang sudah dingin dan dikeringkan, lalu dicampur merata sebelum pembungkusan, atau inokulum dapat dicampurkan langsung pada saat perendaman, dibiarkan beberapa lama, lalu dikeringkan. Setelah diinokulasi, biji-biji kedelai dibungkus atau ditempatkan dalam wadah untuk fermentasi. Berbagai bahan pembungkus atau wadah dapat digunakan (misalnya daun pisang, daun waru, daun jati, plastik, gelas, kayu, dan

baja),

asalkan

memungkinkan

masuknya

udara

karena

kapang

tempe

membutuhkan oksigen untuk tumbuh. Bahan pembungkus dari daun atau plastik biasanya diberi lubang-lubang dengan cara ditusuk-tusuk. Biji-biji kedelai yang sudah dibungkus dibiarkan untuk mengalami proses fermentasi. Pada proses ini kapang tumbuh pada permukaan dan menembus bijibiji kedelai, menyatukannya menjadi tempe. Fermentasi dapat dilakukan pada suhu 20 °C–37 °C selama 18–36 jam. Waktu fermentasi yang lebih singkat biasanya untuk tempe yang menggunakan banyak inokulum dan suhu yang lebih tinggi, sementara proses tradisional menggunakan laru dari daun biasanya membutuhkan waktu fermentasi sampai 36 jam. 2.1.2

Kandungan Gizi Tempe 1. Asam lemak Selama proses fermentasi tempe, terdapat tendensi adanya peningkatan derajat ketidakjenuhan terhadap lemak. Dengan demikian, asam lemak tidak jenuh majemuk (polyunsaturated fatty acids, PUFA) meningkat jumlahnya. Dalam proses itu asam palmitat dan asam linoleat sedikit mengalami penurunan, sedangkan kenaikan terjadi pada asam oleat dan linolenat (asam linolenat tidak terdapat pada kedelai). Asam lemak tidak jenuh mempunyai efek penurunan terhadap kandungan kolesterol serum, sehingga dapat menetralkan efek negatif sterol di dalam tubuh.

2. Vitamin Dua kelompok vitamin terdapat pada tempe, yaitu larut air (vitamin B kompleks) dan larut lemak (vitamin A, D, E, dan K). Tempe merupakan sumber vitamin B yang sangat potensial. Jenis vitamin yang terkandung dalam tempe antara lain vitamin B1 (tiamin), B2 (riboflavin), asam pantotenat, asam nikotinat (niasin), vitamin B6 (piridoksin), dan B12 (sianokobalamin). Vitamin B12 umumnya terdapat pada produk-produk hewani dan tidak dijumpai pada makanan nabati (sayuran, buah-buahan, dan biji-bijian), namun

tempe mengandung vitamin B12 sehingga tempe menjadi satu-satunya sumber vitamin yang potensial dari bahan pangan nabati. Vitamin B12 mengalami kenaikan paling signifikan selama proses fermentasi kedelai menjadi tempe; aktifitas vitamin B12 meningkat sampai 33 kali selama fermentasi dari kedelai, riboflavin naik sekitar 8-47 kali, piridoksin 4-14 kali, niasin 2-5 kali, biotin 2-3 kali, asam folat 4-5 kali, dan asam pantotenat 2 kali lipat. Vitamin ini tidak diproduksi oleh kapang tempe, tetapi oleh bakteri kontaminan seperti Klebsiella pneumoniae dan Citrobacter freundii. Kadar vitamin B12 dalam tempe berkisar antara 1,5 sampai 6,3 mikrogram per 100 gram tempe kering. Jumlah ini telah dapat mencukupi kebutuhan vitamin B12 seseorang per hari. Dengan adanya vitamin B12 pada tempe, para vegetarian tidak perlu merasa khawatir akan kekurangan vitamin B12, sepanjang mereka melibatkan tempe dalam menu hariannya. 3. Mineral Tempe mengandung mineral makro dan mikro dalam jumlah yang cukup. Jumlah mineral besi, tembaga, dan zink berturut-turut adalah 9,39; 2,87; dan 8,05 mg setiap 100 g tempe. Kapang tempe dapat menghasilkan enzim fitase yang akan menguraikan asam fitat (yang mengikat beberapa mineral) menjadi fosfor dan inositol. Dengan terurainya asam fitat, mineral-mineral tertentu (seperti besi, kalsium, magnesium, dan zink) menjadi lebih tersedia untuk dimanfaatkan tubuh. 4. Antioksidan Di dalam tempe juga ditemukan suatu zat antioksidan dalam bentuk isoflavon. Seperti halnya vitamin C, E, dan karotenoid, isoflavon juga merupakan antioksidan yang sangat dibutuhkan tubuh untuk menghentikan reaksi pembentukan radikal bebas. Dalam kedelai terdapat tiga jenis isoflavon, yaitu daidzein, glisitein, dan genistein. Pada tempe, di samping ketiga jenis isoflavon tersebut juga terdapat antioksidan faktor II (6,7,4-trihidroksi isoflavon) yang mempunyai sifat

antioksidan paling kuat dibandingkan dengan isoflavon dalam kedelai. Antioksidan ini disintesis pada saat terjadinya proses fermentasi kedelai menjadi tempe oleh bakteri Micrococcus luteus dan Coreyne bacterium. Penuaan (aging) dapat dihambat bila dalam makanan yang dikonsumsi sehari-hari mengandung antioksidan yang cukup. Karena tempe merupakan sumber antioksidan yang baik, konsumsinya dalam jumlah cukup secara teratur dapat mencegah terjadinya proses penuaan dini. Tabel 2.1 tabel komposisi tempe per 100 gram

NO

JENIS ZAT GIZI

NILAI GIZI

1

Kalori

193 kkal

2

Protein

18,54 g

3

Lemak

10,8 g

Lemak Jenuh

2,22 g

Lemak Tak Jenuh Ganda

3,827 g

Lemak Tak Jenuh Tunggal

3g

Kolesterol

0g

4

Karbohidrat

9,39 g

5

Sodium

9 mg

6

Kalium

412 mg

2.1.4 Manfaat Tempe Tempe berpotensi untuk digunakan melawan radikal bebas, sehingga dapat menghambat proses penuaan dan mencegah terjadinya penyakit degeneratif (aterosklerosis, jantung koroner, diabetes melitus, kanker, dan lain-lain). Selain

itu tempe juga mengandung zat antibakteri penyebab diare, penurun kolesterol darah, pencegah penyakit jantung, hipertensi, dan lain-lain. Komposisi gizi tempe baik kadar protein, lemak, dan karbohidratnya tidak banyak berubah dibandingkan dengan kedelai. Namun, karena adanya enzim pencernaan yang dihasilkan oleh kapang tempe, maka protein, lemak, dan karbohidrat pada tempe menjadi lebih mudah dicerna di dalam tubuh dibandingkan yang terdapat dalam kedelai. Oleh karena itu, tempe sangat baik untuk diberikan kepada segala kelompok umur (dari bayi hingga lansia), sehingga bisa disebut sebagai makanan semua umur. Dibandingkan dengan kedelai, terjadi beberapa hal yang menguntungkan pada tempe. Secara kimiawi hal ini bisa dilihat dari meningkatnya kadar padatan terlarut, nitrogen terlarut, asam amino bebas, asam lemak bebas, nilai cerna, nilai efisiensi protein, serta skor proteinnya. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa zat gizi tempe lebih mudah dicerna, diserap, dan dimanfaatkan tubuh dibandingkan dengan yang ada dalam kedelai. Ini telah dibuktikan pada bayi dan anak balita penderita gizi buruk dan diare kronis. Dengan pemberian tempe, pertumbuhan berat badan penderita gizi buruk akan meningkat dan diare menjadi sembuh dalam waktu singkat. Pengolahan kedelai menjadi tempe akan menurunkan kadar raffinosa dan stakiosa, yaitu suatu senyawa penyebab timbulnya gejala flatulensi (kembung perut). Mutu gizi tempe yang tinggi memungkinkan penambahan tempe untuk meningkatkan mutu serealia dan umbi-umbian. Hidangan makanan sehari-hari yang terdiri dari nasi, jagung, atau tiwul akan meningkat mutu gizinya bila ditambah tempe. Sepotong tempe goreng (50 gram) sudah cukup untuk meningkatkan mutu gizi 200 g nasi. Bahan makanan campuran beras-tempe, jagung-tempe, gaplektempe, dalam perbandingan 7:3, sudah cukup baik untuk diberikan kepada anak balita.

2.2 Bayam 2.2.1 Karakteristik Bayam Bayam sebagai sayur hanya umum dikenal di Asia Timur dan Asia Tenggara, sehingga disebut dalam bahasa Inggris sebagai Chinese amaranth. Di Indonesia dan Malaysia, bayam sering disalahartikan menjadi "spinach" dalam bahasa Inggris (mungkin sebagai akibat penerjemahan yang dalam film kartun Popeye), padahal nama itu mengacu ke jenis sayuran daun lain - lihat Bayam (Spinacia). Di tingkat konsumen, dikenal dua macam bayam sayur: bayam petik dan bayam cabut. Bayam petik berdaun lebar dan tumbuh tegak besar (hingga dua meter) dan daun mudanya dimakan terutama sebagai lalapan (misalnya pada pecel, gado-gado), urap, serta digoreng setelah dibalur tepung. Daun bayam cabut berukuran lebih kecil dan ditanam untuk waktu singkat (paling lama 25 hari), lebih cocok untuk dibuat sup encer seperti sayur bayam dan sayur bobor. Bayam petik biasanya berasal dari jenis A. hybridus (bayam kakap) dan bayam cabut terutama diambil dari A. tricolor. Jenis-jenis lainnya yang juga dimanfaatkan adalah A. spinosus (bayam duri) dan A. blitum (bayam kotok). Kandungan besi pada bayam relatif lebih tinggi daripada sayuran daun lain (besi merupakan penyusun sitokrom, protein yang terlibat dalam fotosintesis) sehingga berguna bagi penderita anemia. Beberapa kultivar A. tricolor memiliki daun berwarna merah atau putih dan dipakai sebagai tanaman hias, meskipun dapat pula disayur. Jenis tanaman hias lainnya adalah A. caudatus karena tandan bunganya berwarna merah panjang menggantung seperti ekor. Di tempat asalnya, bayam dimanfaatkan bijinya (bayam biji) sebagai sumber karbohidrat. Biji ini sekarang juga populer sebagai makanan diet karena tidak menyebabkan kegemukan. Akar tunggang bayam juga dimanfaatkan sebagai obat. Kebanyakan digunakan oleh masyarakat sebagai salah satu alternatif memenuhi kebutuhan hidup. 2.2.2 Kandungan Gizi Bayam Tidak hanya nikmat untuk disantap, manfaat bayam bagi kesehatan juga banyak. Sayuran yang umum ditemukan sehari-hari ini memiliki kandungan gizi yang beragam, rendah kalori, dan kaya serat. Sayuran yang berasal dari Asia ini memiliki banyak nutrisi termasuk vitamin dan mineral yang baik untuk tubuh. Vitamin yang banyak terdapat pada bayam yaitu vitamin A, vitamin C, vitamin B kompleks, vitamin K, dan vitamin E. Sedangkan mineral-mineral utama yang dimiliki bayam adalah magnesium, zat besi, asam folat, kalsium, potasium, dan sodium. Bayam juga mengandung banyak serat dan

antioksidan. Selain itu, sayuran hijau yang satu ini mengandung sedikit kalori dan lemak.

Tabel 2.1 tabel komposisi bayam per 100 gram

NO

JENIS ZAT GIZI

NILAI GIZI

1

Kalori

36 kal

2

Protein

3,5 g

3

Lemak

0,5 g

4

Hidrat Arang

6,5 g

4

Vitamin B1

908 mg

5

Vitamin A

6.090 SI

6

Vitamin C

80 mg

7

Kalsium

267 mg

8

Fosfor

67 mg

9

Besi

3,9 mg

10

Air

86,9 g

2.2.3 Manfaat Bayam 1. Mengurangi radang Kandungan antioksidan yang tinggi pada bayam membantu melawan radikal bebas yang bisa menyebabkan peradangan. Pada penyakit seperti rheumatoid arthritis atau rematik, peradangan merupakan penyebab munculnya nyeri pada sendi. 2. Meningkatkan sistem kekebalan tubuh Bayam tinggi akan kandungan vitamin A, C, dan folat, serta magnesium. Yang dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh Anda. 3. Mencegah anemia Bayam merupakan salah satu sumber asupan zat besi yang baik. Namun, bayam juga mengandung oksalat yang dapat menghambat penyerapan zat besi ketika dikonsumsi. Untuk menyiasatinya, Anda dapat mengonsumsi vitamin C yang dapat membantu penyerapan zat besi. 4. Menjaga agar mata tetap sehat.

Kandungan karotenoid yang ditemukan pada bayam, seperti beta karoten, lutein, dan zeaxanthin, mampu melindungi Anda terhadap penyakit penglihatan terkait usia, misalnya rabun senja dan degenerasi makula. 5. Menurunkan risiko penyakit kardiovaskular Salah satu manfaat bayam adalah menurunkan risiko menderita penyakit kardiovaskular. Hal ini karena bayam kaya akan serat dan mineral yang dapat menurunkan tekanan darah dan mencegah pembentukan plak di pembuluh darah. 6. Mengurangi risiko terkena kanker Kandungan lutein, karotenoid, dan zeaxanthin yang tinggi pada bayam, mampu menghilangkan radikal bebas dari tubuh Anda. Sering mengonsumsi bayam, juga meminimalkan risiko munculya berbagai jenis kanker. 7. Menjaga kesehatan kulit Bayam kaya akan kandungan antioksidan, sehingga sangat baik untuk perlindungan kulit. 2.3 Nugget Nugget adalah makanan yang berasal dari olahan daging giling yang dikonsumsi lewat proses penggorengan. Ada banyak jenis nugget yang dijual di pasaran. Nugget yang sangat terkenal dan umumnya dikonsumsi adalah nugget ayam. Menurut sejarahnya nugget ayam diciptakan oleh Robert C Barker profesor ilmu pangan dari Cornell University pada tahun 1950. Mengkonsumsi nugget siap saji terlalu sering memang tidak disarankan karena biasanya hasil olahan pabrik umumnya ditambahkan pengawet sehingga kurang baik bagi kesehatan. Untuk mengatasinya kita dapat membuat nugget hasil olahan sendiri . Selain kualitas bahan bahan dan kebersihan terjamin tentu saja harganya lebih murah. Karena praktis dan rasamya enak, pembuatan nugget pun dikembangkan. Tidak hanya berbahan dasar daging, kini sangat mudah kita temukan nugget ikan dan lain sebagainya.

BAB III RESEP PRODUK 3.1 Resep dadar gulung isi kelapa Bahan : 1. 500 gr tempe, potong potong 2. 50 gr bayam 3. 200 gr terigu serba guna 4. 2 sdm maizena 5. 1 butir telur 6. Secukupnya kaldu jamur, garam dan lada 7. Secukupnya air, agar adonan tdk terlalu kental Bahan yg dihaluskan: 1. 6 butir bawang merah 2. 3 siung bawang putih 3. 100 gr bayam, ambil daunnya aja 4. 1 batang seledri 5. 1 sdt ketumbar halus Bahan Pencelup: 8. 5 sdm terigu serba guna 9. 350 ml air 10. Secukupnya tepung panir Cara Membuat: 1. Kukus tempe lalu haluskan. Tuangkan bahan yang sudah dihaluskan, aduk rata. Tambahkan terigu, maizena, telur, kaldu jamur, garam dan lada, aduk rata. Tuangkan air sedikit demi sedikit, hingga semua bahan tercampur rata. Tes rasa. 2. Masukkan adonan ke dalam loyang yang sudah diolesi minyak. Saya pakai kukusan tupperware yg dialasi daun pisang. Kukus selama 30 menit dengan api sedang. 3. Fresh from kukusan. Dinginkan sebelum dipotong potong. 4. Potong potong nugget sesuai selera. 5. Siapkan bahan pencelup. Campur terigu dengan air, aduk rata. Celupkan nugget ke larutan terigu, lalu baluri dg tepung panir. Simpan sebentar di freezer agar panirnya set. 6. Nugget tempe bayam siap digoreng kapan saja ingin disantap.

BAB IV HASIL 1. Isi dadar gulung

2. Adonan dadar gulung

3. Pembuatan dadar gulung

4. Dadar gulung isi kelapa

Related Documents


More Documents from "imus"

Kreasi Pangan.doc
November 2019 22
Biography Rara Lida.docx
April 2020 31
Cv Ok
May 2020 40
1.docx
December 2019 55
Hijaiyah.docx
November 2019 49