Analisis korelasi sederhana (Bivariate Correlation) adalah salah satu teknik statistik yang digunakan untuk mengetahui keeratan korelasi (hubungan) dan arah hubungan yang terjadi antara dua variabel. Apabila dua variabel tersebut mempunyai hubungan maka perubahan-perubahan yang terjadi pada salah satu variabel akan diikuti dengan perubahan pada variabel lainnya. Bentuk hubungan korelasi linier sederhana yang terjadi antara dua variabel (dimisalkan variabel X dan Y) dapat berupa korelasi positif, korelasi negatif, atau tidak ada korelasi linier. 1. Korelasi linier positif Korelasi ini terjadi apabila arah perubahan variabel X sejalan dengan arah perubahan variabel Y.
2. Korelasi linier negatif Korelasi ini terjadi apabila arah perubahan variabel X berbeda dengan arah perubahan variabel Y.
3. Tidak ada korelasi linier Korelasi ini terjadi apabila kedua variabel (X dan Y) tidak menunjukkan adanya hubungan linier (tetapi bisa saja mempunyai hubungan yang tidak linier).
Untuk mengukur seberapa erat hubungan linier kedua variabel tersebut, dapat digunakan koefisien korelasi dari kedua variabel. Jika koefisien korelasi bertanda positif (+) maka dapat disimpulkan hubungan kedua variabel positif dan begitu juga halnya bila koefisien korelasi bertanda negatif (-). Nilai koefisien korelasi linier (r) berkisar pada interval (-1 ο£ r ο£ 1). Interpretasi nilai koefisien korelasi linier dapat diklasifikasikan sebagai berikut. Tabel 1. Koefisien Korelasi dan Interpretasinya Nilai Korelasi (r)
Interpretasinya
0,00 - 0,09
Hubungan korelasinya dapat diabaikan
0,10 - 0,29
Hubungan korelasi rendah
0,30 - 0,49
Hubungan korelasi moderat
0,50 - 0,69
Hubungan korelasi sedang
0,70 -0,89
Hubungan korelasi kuat
0,90-1,00
Hubungan korelasi sangat kuat
Berdasarkan skala pengukuran pada data pengamatan, metode penghitungan koefisien korelasi linier dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu : 1. Korelasi Pearson digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel yang memiliki data berskala interval/rasio.
2. Korelasi Rank Spearman digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel yang memiliki data berskala ordinal.
3. Koefisien Kontingensi digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel yang memiliki data berskala nominal.
πͺπ = β
ππ ππ +π
π π , di mana π = βπ=π βπ=π π
Dengan : πΆππ adalah nilai hasil observasi baris ke-i kolom ke-j πππ adalah nilai harapan baris ke-i kolom ke-j
π
(πΆππ βπππ ) πππ
Analisis korelasi linier berganda (Multiple Correlation) adalah salah satu teknik statistik yang digunakan untuk mengetahui arah dan kuat hubungan antara dua variabel independen (dimisalkan x1 dan x2) atau lebih secara bersama-sama dengan satu variabel dependen (dimisalkan variabel y). Berikut alur hubungan antar masing-masing variabel.
Dari alur di atas, terlihat bahwa korelasi berganda R, bukan merupakan penjumlahan dari korelasi linier sederhana yang ada pada setiap variabel. Rumus korelasi linier berganda adalah sebagai berikut.
Dengan : ππ¦π₯1 π₯2 : Korelasi antara variabel x1 dengan x2 secara bersama-sama dengan variabel y ππ¦π₯1
: Korelasi antara variabel x1 dan variabel y
ππ¦π₯2
: Korelasi antara variabel x2 dan variabel y
ππ₯1 π₯2
: Korelasi antara variabel x1 dan variabel x2
Interpretasi nilai koefisien korelasi linier berganda dapat diklasifikasikan sebagai berikut. Tabel 1. Koefisien Korelasi Berganda dan Interpretasinya Nilai Korelasi (r)
Interpretasinya
0,00 - 0,09
Hubungan korelasinya dapat diabaikan
0,10 - 0,29
Hubungan korelasi rendah
0,30 - 0,49
Hubungan korelasi moderat
0,50 - 0,69
Hubungan korelasi sedang
0,70 -0,89
Hubungan korelasi kuat
0,90-1,00
Hubungan korelasi sangat kuat
Tabel di atas merupakan hasil penghitungan nilai koefisien korelasi linier sederhana antara jumlah turis di Kalimantan Timur dan tingkat hunian hotel di Kalimantan Timur menggunakan SPSS. Terlihat bahwa nilai koefisien korelasi linier sederhana antara jumlah turis di Kalimantan Timur dan tingkat hunian hotel di Kalimantan Timur adalah 0,738. Nilai tersebut dapat bermakna bahwa hubungan (korelasi) antara jumlah turis di Kalimantan Timur dan tingkat hunian hotel di Kalimantan Timur kuat dan positif. Artinya, kenaikan pada jumlah turis di Kalimantan Timur pada umumnya dapat menaikkan tingkat hunian hotel di Kalimantan Timur.
Tabel di atas merupakan hasil penghitungan nilai koefisien korelasi linier sederhana antara jumlah objek wisata di Kalimantan Timur dan tingkat hunian hotel di Kalimantan Timur menggunakan SPSS. Terlihat bahwa nilai koefisien korelasi linier sederhana antara jumlah objek wisata di Kalimantan Timur dan tingkat hunian hotel di Kalimantan Timur adalah 0,775. Nilai tersebut dapat bermakna bahwa hubungan (korelasi) antara jumlah objek wisata di
Kalimantan Timur dan tingkat hunian hotel di Kalimantan Timur kuat dan positif. Artinya, kenaikan pada jumlah objek wisata di Kalimantan Timur pada umumnya dapat menaikkan tingkat hunian hotel di Kalimantan Timur.
Tabel di atas merupakan hasil penghitungan nilai koefisien korelasi linier sederhana antara jumlah objek wisata di Kalimantan Timur dan jumlah turis di Kalimantan Timur menggunakan SPSS. Terlihat bahwa nilai koefisien korelasi linier sederhana antara jumlah objek wisata di Kalimantan Timur dan jumlah turis di Kalimantan Timur adalah 0,775. Nilai tersebut dapat bermakna bahwa hubungan (korelasi) antara jumlah objek wisata di Kalimantan Timur dan jumlah turis di Kalimantan Timur kuat dan positif. Artinya, kenaikan pada jumlah objek wisata di Kalimantan Timur pada umumnya dapat menaikkan jumlah turis di Kalimantan Timur.
Tabel di atas merupakan hasil penghitungan nilai koefisien korelasi linier berganda antara dua variabel independen (jumlah turis di Kalimanta Timur dan jumlah objek wisata di Kalimantan Timur) dengan satu variabel dependen (tingkat hunian hotel di Kalimantan Timur) menggunakan SPSS. Terlihat bahwa nilai koefisien korelasi linier berganda tersebut adalah 0,766. Nilai tersebut dapat bermakna bahwa hubungan (korelasi) antara dua variabel
independen (jumlah turis di Kalimanta Timur dan jumlah objek wisata di Kalimantan Timur) dengan satu variabel dependen (tingkat hunian hotel di Kalimantan Timur) kuat dan positif. Artinya, kenaikan pada jumlah objek wisata di Kalimantan Timur dan juga kenaikan pada jumlah turis di Kalimantan Timur pada umumnya dapat menaikkan tingkat hunian hotel di Kalimantan Timur.