DES20101 Komentar by 4m3one in Uncategorized I. PENDAHULUAN 1. Pengertian Pertumbuhan Tanaman Pertumbuhan tanaman adalah pertambahan berat kering yang bersifat irreversible (tidak dapat kembali ke keadaan semula)pada suatu tanaman yang dapat diukur seperti tinggi (cm), berat (gr) dan volume( cm3). Pertumbuhan tanaman setidaknya menyangkut beberapa fase/ proses yaitu, fase pembentukan sel, fase perpanjangan dan pembesaran sel, dan fase diferensiasi sel. Semua fase tersebut tentu dipengaruhi oleh faktor-faktor pertumbuhan, antara lain: (1) Ketersediaan unsur hara; (2) ketersediaan air; (3) cahaya matahari; (4) suhu udara; dan (5) hormon pertumbuhan. Macam-macam pertumbuhan pada tanaman, yaitu: 1. Pertumbuhan primer adalah pertumbuhan yang memanjang baik yang terjadi pada ujung akar maupun ujung batang. Pertumbuhan primer pada ujung akar dan ujung batang dapat dibedakan menjadi 3 daerah yaitu: Daerah pembelahan sel, terdapat di bagian ujung akar. Sel-sel di daerah ini aktif membelah (bersifat meristematik) Daerah perpanjangan sel, terletak di belakang daerah pembelahan. Sel-sel di daerah ini memiliki kemampuan untuk membesar dan memanjang. Daerah diferensiasi sel, merupakan daerah yang sel-selnya berdiferensiasi menjadi sel-sel yang mempunyai fungsi dan struktur khusus. 2. Pertumbuhan sekunder adalah pertumbuhan yang dapat menambah diameter batang. Pertumbuhan sekunder merupakan aktivitas sel-sel meristem sekunder yaitu kambium dan kambium gabus. Pertumbuhan ini dijumpai pada tumbuhan dikotil. 2. Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Tanaman Pertumbuhan sangat dipengaruhi oleh faktor dalam dan faktor luar tumbuhan. Faktor dalam adalah semua faktor yang terdapat dalam tubuh tumbuhan antara lain faktor genetik yang terdapat di dalam gen dan hormon. Gen berfungsi mengatur sintesis enzim untuk mengendalikan proses kimia dalam sel. Hal ini yang menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan. Sedangkan, hormon merupakan senyawa organik tumbuhan yang mampu menimbulkan respon fisiologi pada tumbuhan (Http://rachmatullah83.wordpress.com, 2010). Faktor luar tumbuhan yang sangat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan, yaitu faktor lingkungan berupa cahaya, suhu, oksigen dan kelembapan. II. MENGATUR PERTUMBUHAN TANAMAN 1. Pengertian Mengatur Pertumbuhan Tanaman Mengatur (Control) pertumbuhan tanaman ialah suatu bentuk tindakan terhadap tanaman, untuk mengatur segala bentuk pertumbuhannya sesuai dengan yang dikehendaki. Perlakuan untuk mengatur pertumbuhan tanaman dapat diatur pertumbuhannya sesuai dengan keinginan kita pengaturan perkembanagan pertumbuhan ini dapat dilakukan secara fisisk, kimia, biologi dan penggunaan zat pengatur tumbuh serta pengontrolan lingkungan. 2. Tujuan Mengatur Pertumbuhan Tanaman
Adapun tujuan utama pengaturan pertumbuhan tanaman hortikultura adalah sebagai berikut : 1. Mengoptimalkan pertumbuhan tanaman 2. Meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil tanaman. 3. Memudahkan pemeliharaan dan/atau pemanenan hasil tanaman. 4. Meningkatkan nilai estetika atau keindahan tajuk tanaman. 5. Menciptakan kondisi lingkungan mikro sekitar tanaman yang lebih nyaman bagi manusia. 6. Memepercepat pertumbuhan generatif 3. Cara Mengatur Pertumbuhan Tanaman 3.1 Pengontrolan secara Fisik (Physical Control) Tujuan pengaturan secara fisik adalah : 1. Merubah ukuran, bentuk, arah pertumbuhan, 2. Untuk kesehatan tanaman dengan jalan membuang bagian tanaman yang sakit. 3. Pemangkasan dilakukan untuk mendapatkan kualitas buah, bunga. Pemangkasan adalah hortikultura praktek melibatkan penghapusan selektif dari bagian-bagian dari tanaman , seperti cabang , tunas , atau akar. Alasan untuk memangkas tanaman meliputi penghapusan kayu mati, membentuk (dengan mengendalikan atau mengarahkan pertumbuhan), meningkatkan atau mempertahankan kesehatan, mengurangi risiko dari cabang jatuh, mempersiapkan pembibitan spesimen untuk tanam , dan kedua panen dan meningkatkan hasil atau mutu bunga dan buah-buahan . Praktek ini melibatkan pemindahan target sakit , rusak, mati, nonproduktif, secara struktural tidak sehat, atau yang tidak diinginkan jaringan dari tanaman dan tanaman lansekap. Praktek-praktek pemangkasan khusus dapat diterapkan untuk tanaman tertentu, seperti mawar , pohon buah-buahan , dan anggur. Teknik pemangkasan yang berbeda dapat digunakan pada tanaman herba daripada yang digunakan pada tanaman berkayu abadi. Hedges , dengan desain, biasanya (tapi tidak eksklusif) dikelola oleh hedge pemangkasan , bukan oleh pemangkasan (Http://pikapikachan.blogspot.com, 2010). Pemangkasan tanaman memiliki banyak manfaat diantaranya: – Merangsang Pembungaan dan pembuahan – Mencegah berkembang-pesatnya hama dan penyakit tanaman – Memperindah tanaman pada seni bonsai – Memperkokoh batang Yang perlu diperhatikan dalam pemangkasan tanaman yang baik yaitu: – Lakukan pada tunas-tunas air atau tunas lemah. – Tanda tunas air atau tunas lemah yaitu pertumbuhannya cepat seperti etiolasi sehingga lemah dan biasanya tumbuh di batang-batang utama. – Pangkas tunas-tunas yang tumbuh di batang utama atau cabang utama. – Perhatikan keseimbangan tajuk tanaman. – Pangkas cabang-cabang yang menghalangi sinar matahari masuk hingga ke batang utama. – Pemangkasan pada saat tanaman sedang aktif yaitu ketika tidak ada tunas-tunas dan daun muda yang sedang tumbuh. a. Pemangkasan cabang – Pada cabang yang tidak produktif. Pemangkasan dapat dilakukan terhadap cabang dan akar yaitu : membuang / memotong cabang. – cabang tanaman sedemikian rupa dengan maksud memperbanyak cabang, menghasilkan tanaman yang rendah (mempermudah panen), mempermudah tanaman yang telah tua dan mempercepat
serta mengatur pembungaan. Saat pemangkasan proses fotosintesis akan berkurang, namun akan kembali normal setelah beberapa saat sampai daun terbentuk. Jadi selama itu yang memelihara pertumbuhan menggunakan karbohidrat yang tersimpan dalam akar dan daun – daun yang ada, pergantian bagian yang dipangkas (hilang) tidaklah 100 persen akan kembali, oleh karena itu tanaman akan tumbuh kerdil atau pendek (rendah). Selain itu pemangkasan pucuk meningkatkan ”Juvenility” , dimana akan terjadi perubahan dari produksi fitohormon atau C/N ratio. Alat yang digunakan terlihat sebagai berikut: b. Pemangkasan akar Pemangkasan akar dapat memperlambat pertumbuhan vegetatif, merangsang pembungaan, kemungkinan berhubungan dengan fitohormon atau karbohidrat. Pemangkasan dilakukan pada saat tanaman berada di pembibitan. Caranya bisa dengan pencangkulan ataupun pisau dimasukan dalam tanah atau pot. Jika pot telah penuh dengan akar, akar dipotong sebelum dipindahkan ke pot yang lebih besar atau kelapangan. Jika tidak dipotong, akar saling bergumpal satu dengan lainnya, akibatnya pengangkutan makan dan air akan terganggu tanaman akan tumbuh merana. c. Pemangkasan Bentuk Pemangkasan bentuk bertujuan untuk mendapatkan bentuk tanaman seperti yang diinginkan (tajuk rendah dan melebar). Pemangkasan ini dilakukan sejak tanaman sudah tumbuh subur dengan cabang yang banyak. Pemangkasan bentuk contohnya pada tanaman jeruk, dilakukan sebagai berikut : 1. Pada tahun pertama jarak tajuk pertama dengan permukaan tanah 50-80 cm. Tiap pohon disarankan memiliki 3-4 cabang utama yang baik. 2. Pada tahun kedua, dari cabang utama dipelihara 3-4 cabang. Pada saat pembentukan cabang utama hendaknya tidak dipelihara tanaman yang bercabang dua (cagak) atau cabang yang sama tinggi, agar batang tidak terbelah bila kena angin atau bila berbuah lebat. 3. Pada tahun ketiga, dari cabang kedua dipelihara 4-6 cabang ynag baik. Sebelum tahun keempat bunga yang tumbuh sebaiknya dipetik atau dibuang. 4. Pada tahun keempat, dari cabang ketiga seluruh cabang yang sehat dipelihara sedang yang tidak baik dibuang. Pada saat ini tanaman sudah mulai berbuah, setiap ranting yang berbuah sebaiknya dilindungi daun paling sedikit lima helai. d. Pemangkasan Pemeliharaan Pemangkasan ini disebut juga pemangkasan biasa, dilakukan setiap tahun baik terhadap tanaman yang belum menghasilkan maupun yang sudah menghasilkan. Pemangkasan dilaksanakan pada setiap permulaan musim hujan, bekas pemangkasan dilumuri dengan parafin agar tidak terkena infeksi bakteri. Bagian-bagian tanaman yang harus dipangkas adalah : 1. Tunas yang tumbuh searah batang pokok. 2. Ranting yang tumbuh ke dalam. 3. Ranting yang bertumpang tindih. 4. Ranting yang mulai mengering dan sudah mati. 5. Ranting yang sudah tumbuh pada batang bawah. 6. Cabang yang tumbuh dekat dengan tanah. 7. Cabang yang menunduk ke bawah. Apabila tanaman telah mencapai tinggi 3 meter – 5 meter, ujung tanaman selalu dipangkas supaya tingginya tetap.
Demikian juga kalau tajuk sudah saling bertemu, ujung cabang juga perlu dipangkas pada batas yang kulitnya berwarna hijau keabu-abuan agar tumbuh ranting yang sehat. e. Pemangkasan Pengaturan Produksi Apabila tanaman terlalu cepat tumbuh, tetapi kurang/tidak berbunga dapat diperbaiki dengan cara memangkas akar. Pemangkasan ini harus dilakukan dengan hati-hati dan dibatasi hanya akar-akar yang kecil saja, pemangkasan akar yang besar dan dalam jumlah banyak akan mengakibatkan tanaman kurang baik tumbuhnya atau bahkan mengakibatkan kematian. Tanaman yang sangat rindang tumbuhnya biasanya produksinya kurang untuk itu selain pemangkasan akar perlu dilakukan pemangkasan terhadap batang, cabang dan daun. 3.2 Pengontrolan secara Kimia (Chemical Control) Pada pengontrolan secara kimia ini biasa digunakan pupuk dan Zat Pengatur Tumbuh/fitohormon, tujuannya untuk mengurangi tenaga kerja (karena dapat menggantikan) untuk menghasilkan tanaman tanaman yang kerdil. Syaratnya harus masuk kedalam tanaman melalui akar, daun dan batang. Aplikasi tergantung pada spesies, bagian tanaman, sifat kimia, suhu, kelarutan, serta kelembaban. Secara umum lewat akar lebih mudah daripada lewat daun (http://www.nitrogenbalance.net, diakses 29 Oktober 2010). Fitohormon adalah auksin, giberillin, sitokinin, ABA, etilen dimana kesemuannya ini merupakan senyawa organik selain hara dihasilkan oleh tanaman dalam konsentrasi rendah, mengatur proses fisiologis tanaman, berpindah (bergerak) dalam tanaman dari tempat diproduksi ke tempat lain untuk bereaksi. Fitohormon, ada yang berasal dari tanaman dan ada yang dibuat secara sintetik; disebut zat pengatur tumbuh. Fungsinya ada yang merubah sistem fitohormon, sebagai agen pengubah pertumbuhan dan berinteraksi diantara fitohormon serta merubah proses fisiologis tanaman. Sebagai contoh penggunaan etilen dapat merangsang pemasakan buah, pemberian cycloheximide merangsang absisi pada buah jeruk sedangkan penggunaan auksin dapat merangsang kerja etilen dan merangsang pembungan pada nanas, namun pada tanaman lain dapat merangsang pematangan buah(Http://bangkittani.com, diakses 29 Oktober 2010). Sejauh ini dikenal sejumlah golongan zat yang dianggap sebagai fitohormon, lebih spesifiknya, hormon dibagi menjadi dua kelompok hormon yaitu: a. Hormon pemicu pertumbuhan (auksin, Giberelin dan sitokinin) b. Hormon penghambat pertumbuhan (asam absisat, gas etilen, hormon kalin dan asam traumalin a. Auksin Istilah auksin pertama kali digunakan oleh Frits Went yang menemukan bahwa suatu senyawa menyebabkan pembengkokan koleoptil ke arah cahaya. Pembengkokan koleoptil yang terjadi akibat terpacunya pemanjangan sel pada sisi yang ditempeli potongan agar yang mengandung auksin. Auksin yang ditemukan Went kini diketahui sebagai asam indol asetat (IAA). Selain IAA, tumbuhan mengandung tiga senyawa lain yang dianggap sebagai hormon auksin, yaitu 4-kloro indolasetat (4 kloro IAA) yang ditemukan pada biji muda jenis kacang-kacangan, asam fenil asetat (PAA) yang ditemui pada banyak jenis tumbuhan, dan asam indolbutirat (IBA) yang ditemukan pada daun jagung dan berbagai jenis tumbuhan dikotil. Fungsi hormon Auksin : – Merangsang pemanjangn sel pada daerah titik tumbuh – Merangsang pembentukkan akar – Merangsang pembentukkan buah tanpa biji (partenokarpi)
– Merangsang diferensiasi jaringan pembuluh – Merangsang absisi ( pengguguran pada daun) – Berperan dalam dominansi apical b. Giberelin Giberelin pertama kali ditemukan di Jepang pada 1930 dari kajian terhadap tanaman padi yang sakit. Padi yang terserang jamur Gibberella fujikuroi tersebut tumbuh terlalu tinggi. Para ilmuwan Jepang mengisolasi zat dari biakan jamur tersebut. Zat ini dinamakan giberelin. Bentuk-bentuk giberelin diantaranya adalah GA3, GA1, GA4, GA5, GA19, GA20, GA37, dan GA38. Giberelin diproduksi oleh jamur dan tumbuhan tinggi. Giberelin disintesis di hampir semua bagian tanaman, seperti biji, daun muda, dan akar. Fungsi Giberelin: – Merangsang pemanjangan batang dan pembelahan sel – Merangsang perkecambahan biji – Memecah dormansi biji – Merangsang pembungaan dan pembuahan c. Sitokinin Kinetin merupakan sitokinin sintetik yang pertama ditemukan oleh Carlos Miller pada ikan kering. Setelah itu ditemukan senyawa sitokinin yang lain dalam endosperma cair jagung, yaitu zeatin. Sitokinin sintetik lainnya adalah BAP (6-benzilaminopurin) dan 2-ip Fungsi Sitokinin – Bersama auksin, dan giberelin merangsang pembelahan dan pemanjangan sel – Menghambat dominansi apikal oleh auksin – Merangsang pertumbuhan kuncup lateral – Merangsang pemanjangan titik tumbuh – Mematahkan dormansi biji serta merangsang pertumbuhan embrio – Merangsang pembentukan akar cabang – Menghambat pertumbuhan akar adventive – Menghambat proses penuaan (senescence) daun, bunga dan buah dengan cara mengontrol proses kemunduran yang menyebabkan kematian sel-sel daun d. Asam absisat (ABA) Asam absisat (ABA) merupakan penghambat (inhibitor) dalam kegiatan tumbuhan. Hormon ini dibentuk pada daundaun dewasa. Asam absisat mempunyai peran fisiologis diantaranya adalah: 1) Mempercepat absisi bagian tumbuhan yang menua, seperti daun, buah dan dormansi tunas. 2) Menginduksi pengangkutan fotosintesis ke biji yang sedang berkembang dan mendorong sintesis protein simpanan. 3) Mengatur penutupan dan pembukaan stomata terutama pada saat cekaman air. 4) Mengurangi kecepatan pembelahan dan pemanjangan di daerah titik tumbuh 5) Membantu menutup stomata daun untuk mengurangi penguapan 6) Memicu berbagai jenis sel tumbuhan untuk menghasilkan gas etilen 7) Memacu dormansi biji agar tidak berkecambah e. Gas etilen Buah-buahan terutama yang sudah tua melepaskan gas yang disebut etilen. Etilen disintesis oleh tumbuhan dan menyebabkan proses pemasakan yang lebih cepat. Selain etilen yang dihasilkan oleh tumbuhan, terdapat etilen sintetik, yaitu etepon (asam 2-kloroetifosfonat). Etilen sintetik ini sering di gunakan para pedagang untuk mempercepat pemasakan buah.
Selain memacu pematangan, etilen juga memacu perkecambahan biji, menebalkan batang, mendorong gugurnya daun, dan menghambat pemanjangan batang kecambah. Selain itu, etilen menunda pembungaan, menurunkan dominansi apikal dan inisiasi akar, dan menghambat pemanjangan batang kecambah. Fungsi hormon gas etilen 1) Mempercepat pematangan buah 2) Menghambat pemanjangan akar, batang dan pembungaan 3) Menyebabkan pertumbuhan batang menjadi kokoh dann tebal 4) Merangsang proses absisi 5) Interaksi antara etilen dengan auksin memacu proses pembungaan 6) Interaksi antara etilen dengan giberelin mengontrol rasio bunga jantan dengan bunga betina pada tumbuhan monoceus f. Hormon Luka /Asam traumalin Hormon yang merangsang sel-sel daerah luka menjadi bersifat meristematik sehingga mampu mengadakan penutupan bagian yang luka. Vitamin B12 (riboflavin), piridoksin (vit. B6), asam ascorbat (vit. C), thiamin (vitamin B1), asam nikotinat merupakan jenis vitamin yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan pertumbuhan dan perkembangan. Vitamin berperan sebagai kofaktor g. Hormon Kalin Dihasilkan pada jaringan meristem. Memacu pertumbuhan organ tubuh tumbuhan. Jenisnya adalah: a. Fitokalin : memacu pertumbuhan daun b. Kaulokalin: memacu pertumbuhan batang c. Rhizokalin: memacu pertumbuhan akar d. Anthokalin: memacu pertumbuhan bunga dan buah e. Florigen hormon tumbuhan yang khusus merangsang pembentukan bunga Fitohormon secara sintetik disebut zat pengatur tumbuh. Dibawah ini diberikan beberapa contoh zat pengatur tumbuh seperti: zat penghambat pertumbuhan (growth reterdant) yang cara penggunaannya harus dilarutkan dalam air lalu disemprotkan melalui daun atau disiramkan ke akar melalui tanah. Contoh growth reterdant a. Butanedioic acid. Mono (2.2 dimethyl hydrazide) atau nama dagangnya Alar atau B-nine, zat ini dapat menghambat perpanjangan ruas-ruas daun, dapat resisten terhadap panas, kekeringan dan frost, warna daun berubah menjadi hijau tua, batang kuat, cepat dan banyak bunga. b. A-Rest, diberikan melalui tanah, sangat baik digunakan pada tanaman lili, kastuba, dan Chysanthemum. c. Cycocel dan Maleic hydrazide, biasa digunakan pada tanaman hias. 3.3 Pengontrolan secara Biologi (Biological Control) Contoh yang umum adalah menyambung tanaman, selain tujuan pembiakan digunakan juga sebagai kontrol pertumbuhan. Tujuan penyambungan adalah untuk modifikasi sifat pertumbuhan (growth habit), tahan terhadap penyakit tanaman, tahan terhadap kondisi tanah dan memperbaiki kualitas buah. Selain menyambung dilakukan pula ”Ringing” dimana dapat membuat tanaman menjadi kerdil, menghasilkan bunga dan buah lebih awal. 3.4 Pengontrolan secara Genetik (Genetic Control) Yaitu dengan mutasi oleh penggunaan sinar radiasi. Mutasi adalah perubahan genetik baik gen tunggal, sejumlah gen ataupun susunan kromosom, dapat terjadi pada setiap bagian tanaman
terutama bagian yang aktif melakukan pembelahan sel. Secara luas mutasi dihasilkan oleh segala macam tipe perubahan genetik yang mengakibatkan perubahan fenotipe yang diturunkan, termasuk keragaman kromosom maupun mutasi gen. Mutasi juga dapat disebut sebagai perubahan materi genetik pada tingkat genom, kromosom dan DNA atau gen sehingga menyebabkan terjadinya 10 keragaman genetik. Mutasi dapat terjadi secara tiba-tiba dan acak, dan merupakan dasar sebagai sumber keragaman bagi tanaman dan bersifat terwariskan (heritance). Mutasi dapat terjadi secara spontan di alam (spontaneous mutation) dan dapat terjadi melalui induksi (induced mutation). Mutasi induksi dapat dilakukan pada tanaman dengan perlakuan bahan mutagen tertentu terhadap organ reproduksi tanaman seperti biji, stek batang, serbuk sari, akar rizome, kalus dan sebagainya. Mutagen yang sering digunakan dalam pemuliaan tanaman yaitu mutagen kimia dan mutagen fisik. Frekuensi dan spektrum mutasi tergantung dari jenis mutagen dan dosis yang digunakan. Mutagen fisik yang telah luas penggunaannya adalah sinar-X dan sinar gamma, keduanya mempunyai penetrasi yang baik, bersifat sebagai radiasi pengion (ionizing radiation). Sedangkan mutagen kimia pada umumnya berasal dari senyawa alkyl seperti ethyl methane sulphonat (EMS), diethyl sulphate (dES), metthyl metane sulphonat (MMS), hydroxylamine, nitrous acids dan sebagainya. Mutasi induksi menggunakan radiasi sinar-X dan sinar gamma paling banyak penggunaannya sebagi metode untuk mengembangkan varietas mutan. Hal ini terlihat dari 2250 varietas mutan yang dilepas di seluruh dunia dalam kurun waktu 70 tahun terakhir, 89 % dari 1585 varietas yang dilepas sejak tahun 1985 adalah dikembangkan dari induksi mutasi secara langsung, 64 % diantaranya adalah dikembangkan dengan menggunakan sinar gamma, sedangkan penggunaan sinar X hanya 22 %. Secara relatif, proses mutasi dapat menimbulkan perubahan pada sifat-sifat genetis tanaman baik kearah positif maupun negatif, dan kemungkinan mutasi yang terjadi dapat juga kembali normal (recovery). Mutasi yang terjadi ke arah sifat positif dan terwariskan ke generasi berikutnya merupakan mutasi yang dikehendaki oleh pemulia tanaman pada umumnya. Mutasi induksi dapat memperluas variabilitas genetik tanaman. Teknik mutasi induksi pada tanaman yang diperbanyak secara vegetatif lebih efektif karena dapat mengubah satu atau beberapa karakter tanpa mengubah karakteristik kultivar asalnya. Efek Iradiasi Sinar Gamma dapat menyebabkan perubahan genetik di dalam sel somatik (mutasi somatik), dapat diturunkan dan dapat menyebabkan terjadinya perubahan fenotip Perubahan tersebut dapat terjadi secara lokal pada tingkat sel atau kelompok sel sehingga individu dapat menjadi kimera. Iradiasi dapat menginduksi perubahan struktur kromosom yaitu terjadi pematahan kromosom. Iradiasi sinar gamma sering digunakan dalam usaha pemuliaan tanaman karena dapat meningkatkan variabilitas, sehingga dapat menghasilkan mutan baru. Untuk tujuan tertentu, misalnya menciptakan variabilitas baru, dapat digunakan mutagen fisik seperti iradiasi sinar gamma dan sinar UV, serta perlakuan mutagen kimia seperti Ethyl Methane Sulphonate (EMS) dan nitroso guanidine. Mutagen tersebut dapat digunakan bersama-sama dalam kultur in vitro untuk meningkatkan frekuensi munculnya tanaman mutan. Cara pemuliaan dengan bantuan mutasi ini kebanyakan dilakukan terhadap tanaman hortikultura, seperti tanaman sayuran dan tanaman hias (ornamental). Batan telah menghasilkan beberapa kultivar unggul padi yang dirakit melalui mutas. 3.5 Pengontrolan Lingkungan (Environmental Control) Lingkungan tanaman meliputi iklim, tanah, hubungan antara tanaman dengan hewan atau tanaman lain. Iklim sangat berperan baik langsung maupun tidak langsung. Hujan, radiasi matahari (panas,
sinar), suhu, angin, kelembaban, air dan awan kesemuanya saling mempengaruhi terhadap proses fisiologis seperti fotosintesis dan respirasi, transpirasi serta absorbsi. Tanaman hortikultura dipengaruhi oleh iklim mikro yaitu ± 2 m diatas permukaan tanah. Pengaruh lain dari bangunan-bangunan, vegetasi, karakteristik tanah akan merubah kondisi setempat sehingga iklim mikro sangat penting bagi tanaman hortikultura. Faktor-faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan, antara lain: cahaya, nutrisi dan air, oksigen, suhu dan kelembapan. 1. Cahaya Cahaya bermanfaat bagi tumbuhan terutama sebagai energi yang nantinya digunakan untuk proses fotosintesis. Cahaya juga berperan dalam proses pembentukan klorofil. Akan tetapi cahaya dapat bersifat sebagai penghambat (inhibitor) pada proses pertumbuhan, hal ini terjadi karena cahaya dapat memacu difusi auksin ke bagian yang tidak terkena cahaya. Sehingga, proses perkecambahan yang diletakkan di tempat yang gelap akan menyebabkan terjadinya etiolasi. Kualitas, intensitas, dan lamanya radiasi yang mengenai tumbuhan mempunyai pengaruh yang besar terhadap berbagai proses fisiologi tumbuhan. Cahaya mempengaruhi pembentukan klorofil, fotosintesis, fototropisme, dan fotoperiodisme. Efek cahaya meningkatkan kerja enzim untuk memproduksi zat metabolik untuk pembentukan klorofil. Sedangkan, pada proses fotosintesis, intensitas cahaya mempengaruhi laju fotosintesis saat berlangsung reaksi terang. Jadi cahaya secara tidak langsung mengendalikan pertumbuhan dan perkembangan tanaman, karena hasil fotosintesis berupa karbohidrat digunakan untuk pembentukan organ-organ tumbuhan. 2. Nutrisi dan Air Pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan membutuhkan nutrisi. Nutrisi ini harus tersedia dalam jumlah cukup dan seimbang, antara satu dengan yang lain. Nutrisi diambil tumbuhan dari dalam tanah dan udara. Berdasarkan jumlah kebutuhan tumbuhan, unsur-unsur dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu unsur makro dan unsur mikro. Unsur yang dibutuhkan tumbuhan dalam jumlah besar disebut unsur makro. Contohnya: C, H, O, N, P, K, S, dan asam nukleat. Sedangkan, unsur mikro adalah unsur-unsur yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit. Contohnya: Cl, Mn, Fe, Cu, Zn, B, dan Mo. Pertumbuhan tanaman akan terganggu jika salah satu unsur yang dibutuhkan tidak terpenuhi. Misalnya, kurangnya unsur nitrogen dan fosfor pada tanaman menyebabkan tanaman menjadi kerdil. Kekurangan magnesium dan kalsium menyebabkan tanaman mengalami klorosis (daun berwarna pucat). Pemenuhan kebutuhan unsur tumbuhan diperoleh melalui penyerapan oleh akar dari tanah bersamaan dengan penyerapan air. Air dibutuhkan tanaman untuk fotosintesis, tekanan turgor sel, mempertahankan suhu tubuh tumbuhan, transportasi, dan medium reaksi enzimatis. Penemuan zat-zat yang dibutuhkan oleh tumbuhan untuk pertumbuhan dan perkembangan menyebabkan manusia mengembangkan suatu cara penanaman tumbuhan dengan memberikan nutrisi yang tepat bagi tumbuhan. Contoh aplikasinya adalah kultur jaringan dan hidroponik. Kultur jaringan membudidayakan suatu jaringan tanaman menjadi tanaman kecil yang mempunyai sifat seperti induknya. Media tanam kultur jaringan berupa larutan atau padatan yang kaya nutrisi untuk tumbuh tanaman. Kultur jaringan ini dapat menghasilkan tanaman baru dalam jumlah banyak dalam waktu yang relatif singkat. Sedangkan, hidroponik adalah metode penanaman dengan menggunakan air kaya nutrisi sebagai media tanam. 3. Oksigen Oksigen mempengaruhi pertumbuhan tumbuhan. Dalam respirasi pada tumbuhan, terjadi penggunaan oksigen untuk menghasilkan energi. Energi ini digunakan, antara lain untuk pemecahan
kulit biji dalam perkecambahan, dan aktivitas tumbuhan. 4. Suhu Pertumbuhan dipengaruhi oleh kerja enzim dalam tumbuhan. Sedangkan, kerja enzim dipengaruhi oleh suhu. Dengan demikian, pertumbuhan tumbuhan sangat dipengaruhi oleh suhu. Setiap spesies atau varietas mempunyai suhu minimum, rentang suhu optimum, dan suhu maksimum. Di bawah suhu minimum ini tumbuhan tidak dapat tumbuh, pada rentang suhu optimum, laju tumbuhnya paling tinggi, dan di atas suhu maksimum, tumbuhan tidak tumbuh atau bahkan mati. 5. Kelembapan Laju transpirasi dipengaruhi oleh kelembapan udara. Jika kelembapan udara rendah, transpirasi akan meningkat. Hal ini memacu akar untuk menyerap lebih banyak air dan mineral dari dalam tanah. Meningkatnya penyerapan nutrien oleh akar akan meningkatkan pertumbuhan tanaman. KESIMPULAN Tabel.1 Metode pengontrolan pertumbuhan tanaman. No. Metode Hasil yang di peroleh 1 Fisik – Pemangkasan – Bantuan Alat – Pembesaran buah. – Menambah nilai estetika dan ekonomis. – Peremajaan tanaman. – Memudahkan pengontrolan dari perkembangan hama dan penyakit. – Memperlambat pembungaan. – Pengkerdilan tanaman. – Dapat menentukan arah pertumbuhan batang/cabang tanaman. 2 Kimia – ZPT – Bahan kimia lain – Hormon dapat mempercepat pertumbuhan sel. – Zat penghambat dapat menghambat pertumbuhan organ vegetatif tanaman dan memperbesar ukuran buah. – Kolkisin dapat menghilangkan pembentukan biji pada buah. 3 Biologi – Grafting dan budding – Memvariasikan warna bunga. – Mempercepat masa berbuah. – Mengkerdilkan tanaman. – Menciptakan tanaman dengan sistem perakaran kuat dan buah yang baik. – Mengekalkan sifat klon. 4 Lingkungan – Memperlambat pertumbuhan tanaman. – Mengkerdilkan tanaman. – Mempermudah pengontrolan. – Membuat bentuk buah menjadi berbeda dari seharusnya.
5 Genetika – Hibridisasi – Mutasi – Rekayasa genetika – Memperoleh varietas baru yang lebih unggul. – Menghasilkan warna bunga yang lebih indah. – Meningkatkan nilai estetika dan ekonomis. – Menciptakan variasi warna bunga. – Menciptakan varigata dan chimera. – Menciptakan rasa buah yang lebih enak dengan penyisipan gen. – Menbuang sifat jelek suatu spesies tanaman dan menggantikannya dengan sifat baik dari tanaman lain. – Meningkatkan kandungan protein pada tanaman pangan seperti beras. DAFTAR PUSTAKA Http://mybioma.wordpress.com, diakses 29 Oktober 2010. http://www.nitrogenbalance.net, diakses 29 Oktober 2010. Http://pikapikachan.blogspot.com, diakses 29 Oktober 2010. Http://bangkittani.com, diakses 29 Oktober 2010. Http://rachmatullah83.wordpress.com, diakses 29 Oktober 2010. DAFTAR ISI I. PENDAHULUAN 1 1. Pengertian Pertumbuhan Tanaman 1 2. Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Tanaman 2 II. MENGATUR PERTUMBUHAN TANAMAN 3 1. Pengertian Mengatur Pertumbuhan Tanaman 3 2. Tujuan Mengatur Pertumbuhan Tanaman 3 3. Cara Mengatur Pertumbuhan Tanaman …….. 4 3.1 Pengontrolan secara Fisik (Physical Control) 8 3.2 Pengontrolan secara Kimia (Chemical Control) 8 3.3 Pengontrolan secar Biologi( Biological Control ) 14 3.4 Pengontrolan secara Genetik (Genetic Control) 14 3.5 Pengontrolan Lingkungan (Environmental Control) 17 III. KESIMPULAN 18 DAFTAR PUSTAKA KONTROL PERTUMBUHAN TANAMAN MAKALAH OLEH:
FIRLANA 080301068 ILMU TANAH TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010
Kontrol pertumbuhan tanaman
Pertumbuhan tanaman adalah suatu proses yang kompleks, merupakan sutu proses vital yang menyebabkan suatu perubahan yang tetap pada setiap tanaman atau bagiannya dipandang dari sudut ukuran, bentuk, berat, dan volumenya. Pertumbuhan tanaman setidaknya menyangkut beberapa fase/ proses yaitu, fase pembentukan sel, fase perpanjangan dan pembesaran sel, dan fase diferensiasi sel. Semua fase tersebut tentu dipengaruhi oleh faktor-faktor pertumbuhan, antara lain: (1) Ketersediaan unsur hara; (2) ketersediaan air; (3) cahaya matahari; (4) suhu udara; dan (5) hormon pertumbuhan. Pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan sangat dipengaruhi oleh faktor dalam dan faktor luar tumbuhan. Faktor dalam adalah semua faktor yang terdapat dalam tubuh tumbuhan antara lain
faktor genetik yang terdapat di dalam gen dan hormon. Gen berfungsi mengatur sintesis enzim untuk mengendalikan proses kimia dalam sel. Hal ini yang menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan. Sedangkan, hormon merupakan senyawa organik tumbuhan yang mampu menimbulkan respon fisiologi pada tumbuhan. Faktor luar tumbuhan yang sangat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan, yaitu faktor lingkungan berupa cahaya, suhu, oksigen dan kelembapan.
KONTROL PERTUMBUHAN TANAMAN (Control Plant Growth) Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran seperti panjang, lebar, volume dan massa, bersifat kuantitatif serta irreversibel (tidak dapat kembali ke keadaan semula). Macam-macam pertumbuhan pada tumbuhan, yaitu: 1. Pertumbuhan primer adalah pertumbuhan yang memanjang baik yang terjadi pada ujung akar maupun ujung batang. Pertumbuhan primer pada ujung akar dan ujung batang dapat dibedakan menjadi 3 daerah yaitu: Daerah pembelahan sel, terdapat di bagian ujung akar. Sel-sel di daerah ini (bersifat meristematik)
aktif membelah
Daerah perpanjangan sel, terletak di belakang daerah pembelahan. Sel-sel di daerah ini memiliki kemampuan untuk membesar dan memanjang. Daerah diferensiasi sel, merupakan daerah yang sel-selnya berdiferensiasi menjadi sel-sel yang mempunyai fungsi dan struktur khusus. 2. Pertumbuhan sekunder adalah pertumbuhan yang dapat menambah diameter batang. Pertumbuhan sekunder merupakan aktivitas sel-sel meristem sekunder yaitu kambium dan kambium gabus. Pertumbuhan ini dijumpai pada tumbuhan dikotil. Metode/Cara Mengontrol Pertumbuhan Tanaman Ada beberapa metode untuk mengontrol pertumbuhan tanaman yaitu : Pengontrolan secara Fisik (Physical Control) Misalnya dengan pemangkasan, pengkerdilan, pemakaian alat bantu seperti kawat. Pengontrolan secara Kimia (Chemical Control) Misalnya dengan menggunakan pupuk, ZPT, zat penghambat tumbuh. Pengontrolan secara Biologi (Biological Control)
Misalnya dengan melukukan perbanyakan tanaman secara vegetatif seperti okulasi. Pengontrolan secara Genetik (Genetic Control) Misalnya dengan hibridisasi dan mutasi. Pengontrolan Lingkungan (Environmental Control) Misalnya menanam tanaman di pot, menanam tanaman di rumah kaca, mengurangi unsur hara. Tujuan Mengatur Pertumbuhan Tanaman Adapun tujuan mengatur pertumbuhan tanaman adalah : 1.
Meningkatkan mutu dan ukuran hasil tanamannya.
Misalnya dengan penjarangan buah ataupun dengan pemangkasan. Pemangkasan untuk memperbaiki mutu kualitas maupun kuantitas, maka perlu dilakukan pemangkasan secara selektif (bukan pemangkasan berat, kerena pemangkasan berat akan merangsang pertumbuhan vegetatif ) terhadap cabang-cabang lemah dan tidak produktif. Pemangkasan ini akan membantu akumulasi karbohidrat tanaman untuk pembentukan bunga dan pertumbuhan buah. Contohnya pada tanaman melon. 2.
Untuk meningkatkan jumlah hasil tanaman.
Misalnya memotong bagian titik tumbuh (apikal) karena terdapat banyak auksin. 3.
Memudahkan pemeliharaan.
Misalnya penyiangan dapat dilakukan dengan mudah. 4.
Memudahkan pemanenan
Untuk mempermudah pemanenan buah, maka ukuran tanaman hendaknya tidak terlalu tinggi agar mudah terjangkau. Dengan demikian, perlu dilakukan pembuangan secara selektif terhadap bagianbagian vegetatif tertentu pada tanaman untuk mempertahankan ukuran optimalnya. Karena itu perlu dilakukan pemangkasan, mengingat tanaman tahunan (seperti pohon buah-buahan dan tanaman hias pohon) tumbuh secara terus-menerus. 5.
Meningkatkan nilai estetika tanaman
Untuk meningkatkan suatu nilai estetika tanaman dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti pemangkasan dan pemakaian alat bantu seperti kawat. Hal ini dapat dicontohkan pada bonsai. Yang disebut bonsai adalah tanaman yang dihambat pertumbuhannya sehingga tetap kerdil di usia dewasa. Selama pertumbuhannya, tanaman bonsai sengaja dipangkas atau dibentuk khusus, dan umumnya selalu ditempatkan dalam sebuah wadah, sejak masih berusia muda. Namun untuk mendapatkan nilai estetikanya yang lebih, tanaman bonsai diberi kawat untuk menghasilkan bentuk yang mempunyai nilai estetika yang tinggi.
Selain pada bonsai, topiary juga meningkatkan nilai estetika tanaman. Topiary merupakan seni memperindah tanaman (dengan sengaja dipangkas atau dibentuk) yang diadaptasi dari tanaman hias pada taman gaya geometris Eropa di jaman Renaissance. Contoh taman geometris yang sampai sekarang masih dilestarikan bahkan dijadikan obyek wisata adalah taman Istana Versailles di Perancis yang diwujudkan oleh Raja Louis XIV. 6.
Meningkatkan kenyamanan manusia
Dilakukan pemangkasan untuk mengendalikan ukuran tanaman yang merupakan sangat perlu untuk dilakukan seperti tanaman pohon buah-buhan yang tumbuh secara terus-menerus sehingga dapat mengganggu kenyamanan manusia. 7.
Mendapatkan tanaman yang kerdil
Untuk mendapatkan tanaman yang kerdil berarti di sini ada yang di hambat dalam pertumbuhannya sehingga pertumbuhannya menjadi kerdil atau pendek. Hal ini dapat dilakukan dengan pemangkasan, penanaman di dalam wadah atau pot dan mengurangi unsur hara yang diberikan sehingga pertumbuhannya menjadi terhambat. Umumnya ini dilakukan pada tanaman bonsai. Dapat juga pada tanaman buah-buahan yang diletakkan di dalam pot atau tong besar, sehingga pertumbuhannya dikendalikan dengan memperpendek daerah perakarannya. 8.
Mendapatkan bentuk tanaman yang diinginkan
Untuk mendapatkan bentuk yang diinginkan dapat dilakukan dengan pemangkasan, menggunakan kawat/lilitan, rekayasa genetik (hibridisasi). Contohnya pada bonsai dengan melakukan pemangkasan dan pelilitan kawat sedangkan rekayasa genetik yaitu hibridisasi dengan merubah susunan genetik, perubahan yang terjadi bersifat permanen. Contohnya yaitu varietas unggul. 9.
Mendapatkan buah lebih lebat
Untuk mendapatkan buah yang lebih lebat dapat dilakukan secara kimia, dengan menggunakan pupuk atau ZPT. Seperti tanaman anggur dengan pemberian ZPT giberelin untuk melebatkan buahnya. 10. Mengatur/Mengendalikan bentuk kanopi tanaman Misalnya dengan pemangkasan. 11. Untuk peremajaan tanaman Misalnya pemangkasan. Pemangkasan untuk peremajaan tanaman sangat perlu dilakukan terhadap pohon buah-buahan tahunan untuk merangsang pertumbuhan reproduktif secara maksimum. Sebagai contoh, pada tanaman anggur. Tanaman ini menghasilkan buah pada musim kini dari tunastunas bunga yang diinisiasi pada musim sebelumnya. Produksi buah tertinggi dicapai pada tunas keempat hingga kedelapan, dan kualitas hasil ditentukan oleh vigor tanaman dalam kaitannya dengan jumlah tunas yang tersisa. Oleh karena itu, pemangkasan peremajaan ini merupakan tindakan yang sangat penting dalam mengendalikan kuantitas dan kualitas produksi tanaman anggur.
12. Untuk meningkatkan keragaan tanaman Misalnya dengan pemangkasan. Pemangkasan ini biasanya dilakukan terhadap tanaman yang akan dipindahkan dari suatu lokasi ke lokasi lain atau terhadap bibit akan dipindah dari pembibitan ke kebun, yakni dengan memangkas sebagian akar dan/atau daun-daunnya. Pemangkasan akar dapat merangsang inisiasi akar-akar baru, sedangkan pemangkasan daun dapat mengurangi luas bidang transpirasi sehingga diperoleh keseimbangan antara laju transpirasi melalui daun dengan laju penyerapan air melalui akar. Pemangkasan akar dan pucuk yang tepat dapat sangat membantu mengurangi shock pindah tanam dan mempercepat mapannya tanaman. 13. Untuk mendapatkan tanaman yang sifatnya baik/unggul Dapat dilakukan dengan cara okulasi/penempelan mata tunas ke batang bawah. Hasilnya yaitu hasil buah lebih besar, rasa lebih manis, tahan hama. Atau dengan cara hibridisasi yaitu merubah susunan genetik yang merupakan perubahan yang terjadi bersifat permanen. 14. Untuk mendapatkan buah non biji Dapat dilakukan dengan mutasi yaitu dengan menggunakan sinar radiasi atau bahan kimia seperti kolkisin. Contohnya pada tanaman semangka. Zat ini dihasilkan dari umbi Colchicine autumnale, sejenis tanaman hias yang banyak terdapat di daerah tropis. Colchicine bekerja dengan cara menghambat
terbentuknya dinding sel yang biasanya terbentuk setelah proses pembelahan.
15. Untuk menghambat pertumbuhan tanaman Contoh growth reterdant Butanedioic acid. Mono (2.2 dimethyl hydrazide) atau nama dagangnya Alar atau B-nine, zat ini dapat menghambat perpanjangan ruas-ruas daun, dapat resisten terhadap panas, kekeringan dan frost, warna daun berubah menjadi hijau tua, batang kuat, cepat dan banyak bunga. A-Rest, diberikan melalui tanah, sangat baik digunakan pada tanaman lili, kastuba, dan Chysanthemum. Cycocel dan Maleic hydrazide, biasa digunakan pada tanaman hias. 16. Untuk memacu pertumbuhan tanaman Memacu pertumbuhan organ tubuh tumbuhan. Jenisnya adalah: a.
Fitokalin : memacu pertumbuhan daun
b.
Kaulokalin: memacu pertumbuhan batang
c.
Rhizokalin: memacu pertumbuhan akar
d.
Anthokalin: memacu pertumbuhan bunga dan buah
e.
Florigen hormon tumbuhan yang khusus merangsang pembentukan bunga.
KESIMPULAN Tujuan Mengontrol Pertumbuhan Tanaman Untuk mendapatkan tanaman yang sifatnya unggul
Untuk mendapatkan buah tanpa biji
Metode/Cara
Genetic Control yaitu hibridisasi dan mutasi. Biologycal Control yaitu dengan okulasi atau budding Genetic Control yaitu mutasi. Dengan penggunaan kolkisin pada tanaman semangka.
Untuk meningkatkan kenyamanan manusia
Physical Control yaitu pemangkasan
Untuk mempercepat pertumbuhan
Chemical Control yaitu penggunaan ZPT
Untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas buah
Physical Control yaitu pemangkasan
Untuk mendapatkan bentuk yang diinginkan
Chemical Control yaitu pemberian pupuk, ZPT Physical Control yaitu penggunaan alat bantu, pemangkasan Genetic Control yaitu mutasi, hibridisasi Biologycal Control yaitu okulasi, budding Environmental Control yaitu dengan penggunaan pot/wadah serta mengurangi unsur hara seperti pada bonsái. Chemical Control yaitu penggunaan ZPT
Untuk membatasi daerah pertumbuhannya
Environmental Control yaitu dengan penggunaan pot/wadah.
Untuk peremajaan tanaman
Physical Control yaitu pemangkasan
Untuk meningkatkan keragaan tanaman
Physical Control yaitu pemangkasan
Metode/Cara Kontrol Pertumbuhan Tanaman Genetic Control : hibridisasi, mutasi
Hasil
Hibridisasi Merubah susunan genetik, perubahan yang terjadi bersifat permanen. Contoh varietas unggul. Mutasi Hasilnya akan merubah susunan gen. Perubahan yang terjadi bersifat permanen. Misal radiasi dan penggunaan bahan kimia seperti kolkisin pada tanaman semangka.
Biological control yaitu okulasi dan budding
Menghasilkan perubahan yang sifatnya permanen. Caranya yaitu okulasi. Hasilnya buah lebih besar, rasa lebih manis, tahan hama.
Chemical Control yaitu penggunaan ZPT
Misalnya penggunaan ZPT, akan menghasilkan perubahan yang bersifat sementara. Hasil memperpendek ruas batang, mempercepat perkecambahan, merangsang pembentukan akar
Physical Control yaitu pemangkasan, penggunaan alat bantu
Pemangkasan Akan mengasilkan perubahan yang permanen. Hasilnya buah lebih banyak, bunga lebih besar, kualitas buah lebih bagus. Memangkas dan pemberian alat bantu seperti kawat. Akan mengasilkan perubahan yang permanen. Contohnya pada bonsai dan topiary
Environmental Control
Akan menghasilkan perubahan yang bersifat sementara. Caranya mengurangi unsur hara dan pemakaian pot. Contohnya tanaman bonsai.
Kontrol Pertumbuhan Tanaman
PENDAHULUAN
Latar Belakang PERTUMBUHAN adalah proses pertambahan ukuran sel atau organisme. Pertumbuhan ini bersifat kuantitatif/ terukur.
Tanaman dapat diatur pertumbuhannya sesuai dengan keinginan kita pengaturan perkembanagan pertumbuhan ini dapat dilakukan secara fisisk, kimia, biologi dan penggunaan zat pengatur tumbuh.Pengaturan dapat dilakukan dengan tiga cara yakni pengaturan secara fisik, pengaturan sacara kimia, dan pengaturan secara hayati (biologi). Pengaturan secara fisik dapat dilakukan dengan pemangkasan sedangkan secara kimia dapat dapat dilakukan dengan hormon. Hormon tanaman atau fitohormon adalah senyawa-senyawa organik tanaman yang dalam konsentrasi rendah mempengaruhi proses-proses fisiologis. Proses-proses fisiologis terutama mengenai proses pertumbuhan, diferensiasi dan perkembangan tanaman. Proses-proses lain seperti pengenalan tanaman, pembukaan stomata, translokasi dan serapan hara dipengaruhi oleh hormon tanaman.
KONTROL PERTUMBUHAN TANAMAN
Pengaturan Secara Fisik
Tujuan pengaturan secara fisik adalah :
1.
Merubah ukuran, bentuk, arah pertumbuhan,
2.
Untuk kesehatan tanaman dengan jalan membuang bagian tanaman yang sakit.
3.
Pemangkasan dilakukan untuk mendapatkan kualitas buah, bunga.
Pemangkasan dilakukan bagi cabang – cabang yang tidak produktif. Pemangkasan dapat dilakukan terhadap cabang dan akar yaitu : membuang / memotong cabang – cabang tanaman sedemikian rupa dengan maksud memperbanyak cabang, menghasilkan tanaman yang rendah (mempermudah panen), mempermudah tanaman yang telah tua dan mempercepat serta mengatur pembungaan.
Saat pemangkasan proses fotosintesis akan berkurang, namun akan kembali normal setelah beberapa saat sampai daun terbentuk. Jadi selama itu yang memelihara pertumbuhan menggunakan karbohidrat yang tersimpan dalam akar dan daun – daun yang ada, pergantian bagian yang dipangkas (hilang) tidaklah 100 persen akan kembali, oleh karena itu tanaman akan tumbuh kerdil atau pendek (rendah). Pemangkasan akar dapat memperlambat pertumbuhan vegetatif, merangsang pembungaan, kemungkinan berhubungan dengan fitohormon atau karbohidrat. Pemangkasan dilakukan pada saat tanaman berada di pembibitan. Caranya bisa dengan pencangkulan ataupun pisau dimasukan dalam tanah atau pot. Jika pot telah penuh dengan akar, akar dipotong sebelum dipindahkan ke pot yang lebih besar atau kelapangan. Jika tidak dipotong, akar saling bergumpal satu dengan lainnya, akibatnya pengangkutan makan dan air akan terganggu tanaman akan tumbuh merana. Metoda Tiga langkah dalam Pemangkasan Cabang Pohon Berukuran Besar
Gunakan metoda tiga langkah untuk membuang cabang berukuran lebih besar dari ¾ inci atau 2 sentimeter. Jika sudut cabang sempit, kemungkinan besar kita perlu memotong seluruh cabang dari arah luar ke atas.
Potongan Kedua
Potongan Ketiga
Potongan Pertama
Jenis-jenis Pangkasan
Penjarangan
Sangat baik dilakukan untuk menjaga kesehatan pohon. Buang seluruh cabang dengan cara membuat potongan di daerah di mana cabang akan tumbuh dari bakal cabang, baik di cabang pohon maupun batang pohon. Penjarangan cabang biasanya dilakukan untuk membuka ruang atau menaikkan tinggi kanopi pohon dari tanah dan juga biasanya dilakukan untuk membuang beberapa cabang pohon agar ruang pandang cukup terbuka.
Pruned small tree
Catatan: Jangan membuang lebih dari 25% kanopi pohon dalam satu musim tumbuh atau dalam rentang waktu lebih dari 5 tahun. Jika dilakukan, kegiatan ini akan menstimulasi pertumbungan anak cabang untuk tumbuh dengan cepat dan akan menyebabkan pohon menjadi tidak sehat, terlalu rimbun, dan kurang aman bagi manusia. Pemotongan Anak Cabang Pemotongan Selektif Selective heading cuts Pemotongan selektif biasanya dilakukan untuk membuat cabang menjadi lebih pendek serta untuk mengubah arah pertumbuhan cabang pohon. Potonglah cabang pohon di atas anak cabang ke arah tumbuh yang sesuai dengan harapan anda. Atau, potonglah cabang ke arah cabang di dekatnya, yaitu cabang yang diameternya paling sedikit setengah dari cabang yang akan Anda pangkas. Pemotongan non-selektif Pemotongan non-selektif akan membuang cabang yang meninggalkan ujung cabang terbuka yang sulit pulih atau menjadi tempat masuknya penyakit. Pola pemotongan seperti ini akan berakibat buruk bagi pohon dan biasanya mendorong pertumbungan banyak anak cabang baru secara cepat. Pemotongan ujung cabang nonselektif akan mendorong pertumbungan anak cabang yang banyak.
non selective heading cuts
Tipe Pemangkasan
1. Penipisan mahkota adalah penghilangan secara selektif percabangan untuk meningkatkan penetrasi cahaya dan pergerakan udara pada mahkota pohon. Tujuannya adalah untuk mempertahankan atau mengembangkan bentuk dan struktur pohon.
Dahan yang akan dibuang berwarna biru. Potongan pangkas harus dibuat pada garis merah. Jangan lebih dari 1/4 dahan hidup dibuang pada satu waktu pemangkasan Untuk menghindari stress dan mencegah produksi tunas epikormik yang berlebihan, jangan memangkas lebih dari 1/4 mahkota pada satu waktu. Jika dibutuhkan untuk memangkas lebih banyak, sebaiknya dilakukan enam bulan lagi.
2. Menaikkan mahkota
Warna biru untuk cabang yang akan dibuang. Potongan dilakukan pada garis merah. Rasio mahkota hidup dari tinggi pohon total setidaknya 2/3 nya Menaikkan mahkota adalah menghilangkan cabang bawah mahkota pohon agar tercipta ruang bagi pejalan kaki, mobil, bangunan, dataran atau untuk membentuk batang yang bersih untuk produksi kayu. Setelah pemangkasan, rasio dari mahkota terhadap tinggi pohon total harus lah sekitar 2/3 (contoh pohon setingi 12 meter seharusnya mempunyai cabang terbawah pada ketinggian 8 meter).
1.
Pengurangan mahkota
Warna biru untuk dahan yang akan dibuang. potongan dilakukan pada garis merah. untuk mencegah cabang mati, potongan harus dibuat di ranting lateral yang ukurannnya setidaknya 1/3 dari cabang utama yang menempelnya. Pengurangan mahkota adalah yang paling sering dilakukan ketika pohon menjadi terlalu besar daripada ruang yang tersedia. Metoda ini kadang disebut drop crotch pruning. Dipilih daripada cara
topping (potong/bantai) karena menghasilkan penampakan yang lebih natural, memperjarang jadwal pemangkasan kemudian dan mengurangi stress Metode terakhir ini kadang menghasilkan luka pangkas yang besar pada batang utama yang bisa mengakibatkan busuk. Metoda ini jangan dilakukan pada pohon dengan bentuk tumbuh pyramidal. Solusi jangka panjang yang lebih baik adalah menebang pohon dan menggantinya dengan pohon yang tidak akan tumbuh melebihi ruang yang tersedia. Pengaturan Secara Kimia Hormon Gibberelin (GA) berfungsi membuat tanaman berbunga sebelum waktunya, membuat ukuran buah besar tanpa biji, membuat tanaman jadi raksasa, mempercepat tumbuhnya biji dan tunas, dan merangsang aktivitas kambium. Fitohormon, ada yang berasal dari tanaman dan ada yang dibuat secara sintetik ; disebut zat pengatur tumbuh. Fungsinya ada yang merubah sistem fitohormon, sebagai agen pengubah pertumbuhan dan berinteraksi diantara fitohormon serta merubah proses fisiologis tanaman. Sebagai contoh penggunaan etilen dapat merangsang pemasakan buah, pemberian cycloheximide merangsang absisi pada buah jeruk sedangkan penggunaan auksin dapat merangsang kerja etilen dan merangsang pembungan pada nanas, namun pada tanaman lain dapat merangsang pematangan buah. Fitohormon adalah auksin, giberillin, sitokinin, ABA, etilen dimana kesemuannya ini merupakan senyawa organik selain hara dihasilkan oleh tanaman dalam konsentrasi rendah, mengatur proses fisiologis tanaman, berpindah (bergerak) dalam tanaman dari tempat diproduksi ke tempat lain untuk bereaksi. 1. Auksin
2. Sitokinin
3. Giberelin
4. Two Four D (bikin tanaman jadi Variegata, mutasi genetik) :Hormon ini khusus untuk membuat tanaman menjadi vareigata dan mutasi genetik lainnnya.
Fitohormon secara sintetik disebut zat pengatur tumbuh. Dibawah ini diberikan beberapa contoh zat pengatur tumbuh seperti : zat penghambat pertumbuhan (growth reterdant) yang cara penggunaannya harus dilarutkan dalam air lalu disemprotkan melalui daun atau disiramkan ke akar melalui tanah. Contoh : growth reterdant
a. Butanedioic acid. Mono (2.2 dimethyl hydrazide) atau nama dagagngnya Alar atau B-nine, zat ini dapat menghambatperpanjangan ruas – ruas daun, dapat ressisten terhadap panas, kekeringan dan frost, warna daun berubah menjadi hijau tua, batang kuat, cepat dan banyak bunga. b. A-Rest, diberikan melalui tanah, sangat baik digunakan pada tanaman lili, kastuba, dan Chysanthemum. c.
Cycocel dan Maleic hydrazide, biasa digunakan pada tanaman hias.
Konsep zat pengatur tumbuh diawali dengan konsep hormon tanaman. Hormon tanaman adalah senyawa-senyawa organik tanaman yang dalam konsentrasi yang rendah mempengaruhi prosesproses fisiologis. Proses-proses fisiologis ini terutama tentang proses pertumbuhan, differensiasi dan perkembangan tanaman. Proses-proses lain seperti pengenalan tanaman, pembukaan stomata, translokasi dan serapan hara dipengaruhi oleh hormon tanaman. Hormon tanaman kadang-kadang juga disebut fitohormon, tetapi istilah ini lebih jarang digunakan. Istilah hormon ini berasal dari bahasa Gerika yang berarti pembawa pesan kimiawi (Chemical messenger) yang mula-mula dipergunakan pada fisiologi hewan. Dengan berkembangnya pengetahuan biokimia dan dengan majunya industri kimia maka ditemukan banyak senyawa senyawa yang mempunyai pengaruh fisiologis yang serupa dengan hormon tanaman. Senyawasenyawa sintetik ini pada umumnya dikenal dengan nama zat pengatur tumbuh tanaman (ZPT = Plant Growth Regulator). Diantara semua hormon diatas, hormon yang paling berperan dalam pertumbuhan tanaman adalah auksin. Auksin adalah senyawa asam indol asetat (IAA) yang dihasilkan di ujung meristem apikal (ujung akar dan batang). Senyawa ini terdapat cukup banyak di ujung koleoptil tanaman ke arah cahaya. IAA dapat memacu pemanjangan akar pada konsentrasi yang sangat rendah. IAA berperan dalam aspek pertumbuhan dan perkembangan tanaman yaitu pembesaran sel yaitu koleoptil atau batang penghambatan mata tunas samping, pada konsentrasi tinggi menghambat pertumbuhan mata tunas untuk menjadi tunas absisi (pengguguran) daun aktivitas dari kambium dirangsang oleh IAA pertumbuhan akar pada konsentrasi tinggi dapat menghambat perbesaran sel-sel akar. Ada hubungan yang berbanding terbalik antara aktivitas oksidasi IAA dengan kandungan IAA dalam tanaman. Dalam hal ini apabila kandungan IAA tinggi, maka aktivitas IAA oksidasi menjadi rendah, begitu pula sebaliknya. Di dalam daerah meristematic yang kadar auxinnya tinggi, ternyata aktivitas IAA oksidasinya rendah. Sedangkan di daerah perakaran yang kandungan auxinnya rendah, ternyata aktivitas IAA oksidasinya tinggi.Proses lain yang menyebabkan inaktifnya IAA ialah karena adanya degradasi oleh photo oksidasi atau aktivitas suatu enzyme Pengaturan Secara Hayati (Biologi)
Contoh yang umum adalah menyambung tanaman, selain tujuan pembiakan digunakan juga sebagai kontrol pertumbuhan. Tujuan penyambungan adalah untuk modifikasi sifat pertumbuhan (growth habit), tahan terhadap penyakit tanaman, tahan terhadap kondisi tanah dan memperbaiki kualitas buah.
Selain menyambung dilakukan pula ”Ringing” dimana dapat membuat tanaman menjadi kerdil, menghasilkan bunga dan buah lebih awal.
Teknik kultur jaringan telah dimanfaatkan secara luas pada tanaman hortikultura, seperti perbanyakan klonal yang dikombinasikan dengan teknik bebas virus pada kentang, pisang, anggur, apel, pear dan berbagai jenis tanaman hias, serta penyelamatan embrio untuk mendapatkan tanaman hibrida dari hasil persilangan interspecies. Teknologi rekayasa genetika juga telah diaplikasikan pada tanaman hortiklutura. Sebagai contoh yang cukup terkenal adalah Tomat FlavrSavr. Tomat merupakan salah satu produk hortikultura utama. Seperti produk hortikultura pada umumnya, tomat memiliki shelf-life yang pendek. Shelf-life yang pendek ini disebabkan dengan aktifnya beberapa gen seperti pectinase saat tomat mengalami kematangan. Dengan kondisi seperti ini, tomat sulit sekali untuk dipasarkan ke tempat yang jauh terlebih untuk ekspor. Biaya pengemasan sangat mahal seperti menyediakan box yang dilengkapi pendingin. Untuk mengatasi hal ini para peneliti di Amerika mencoba merekayasa kerja gen polygalacturonase (PG) yang berasosiasi dengan shelf-life tomat yaitu dengan menginsert antisense dari gen PG. Dengan demikian shelf-life tomat menjadi lebih lama. Tomat ini dinamakan dengan FlavrSavr.
Pemanfaatan rekayasa genetika pada tanaman hias berpotensi untuk menambahkan sifat-sifat baru yang unik. Contoh tanaman yang telah direkayasa antara lain krisan dan mawar dengan tingkat ketahanan dan vase life yang lebih tinggi.
KESIMPULAN
1.
Tanaman dapat diatur pertumbuhannya sesuai dengan keinginan kita
2. Pengaturan perkembanagan pertumbuhan ini dapat dilakukan secara fisik, kimia, biologi dan penggunaan zat pengatur tumbuh. 3.
Pengaturan secara fisik dapat dilakukan dengan pemangkasan
4.
Pengaturan secara kimia dapat dapat dilakukan dengan hormon.
5. Hormon tanaman atau fitohormon adalah senyawa-senyawa organik tanaman yang dalam konsentrasi rendah mempengaruhi proses-proses fisiologis.
enis-jenis Hormon pada Tumbuhan 1. Auksin Istilah auksin digunakan pertama kali oleh Frits Went. Ia menemukan suatu senyawa yang menyebabkan pembengkokan koleoptil ke arah cahaya. Auksin yang ditemukan olehnya kini diketahui sebagai asam indol asetat (IAA). Auksin dapat ditemukan pada ujung akar, koleoptil, dan jaringan yang bersifat meristematis. Fungsi hormon auksin – berperan dalam pembelahan dan pembentangan sel – merangsang terbentuknya buah dan bunga – membentuk akar adventif Kinerja auksin dapat terhambat oleh cahaya yang berlebihan. Bagaian tanaman yang terlalu banyak terkena cahaya akan terjadi perubahan-perubahan berikut ini. a) Mempercepat pembelahan dan pembentangan sel pada koleoptil ataupun sel batang. b) Auksin akan terkumpul pada bagian batang yang tidak terkena cahaya. c) Pertumbuhan sel yang lebih banyak pada bagian tanaman yang kurang cahaya menyebabkan tanaman tumbuh ke arah cahaya. 2. Giberelin Giberelin dapat ditemukan pada bagian bunga dan batang. Hormon ini dihasilkan oleh tumbuhan tinggi dan jamur. Fungsi hormon giberelin – memacu aktivitas kambium – menyebabkan tanaman tumbuh tinggi – membantu perkecambahan biji – menghasilkan buah tak berbiji – menyebabkan tanaman lebih cepat berbunga – menghilangkan sifat kerdil secara genetik pada tumbuhan – memacu perpanjangan secara abnormal batang utuh 3. Gas Etilen Gas etilen dibuat oleh tumbuhan dan dapat mempercepat proses pemasakan buah. Gas etilen dilepaskan oleh buah-buahan, terutama yang sudah tua. Gas etilen selain dihasilkan secara alami,
juga ada etilen sintetik (buatan), yaitu etepon. Entilen buatan ini yang sering digunakan oleh para pedagang untuk mempercepat proses pematangan buah. Selain mempercepat pematangan buah, gas etilen juga berfungsi untuk menghambat pemanjangan batang kecambah, mendorong gugurnya daun, menebalkan batang, dan memacu perkecambahan biji. Di samping itu, gas etilen juga berfungsi untuk menurunkan menghambat pemanjangan batang kecambah, menurunkan dominansi apikal dan inisiasi akar, dan menunda pembungaan. 4. Asam Absisat Asam absisat merupakan hormon tumbuhan yang berfungsi sebagai penghambat. Pembentukan hormon ini terjadi pada daun-daun dewasa. Fungsi asam absisat – membantu pengguguran bunga – mengatur pembukaan dan penutupan stomata – menurunkan kecepatan pembelahan – mempercepat absisi (pengguguran) pada bagian tumbuhan yang menua – menyebabkan dormansi – mengurangi pemanjangan sel 5. Sitokinin Sitokinin merupakan hormon tumbuhan yang terbentuk pada sistem perakaran. Fungsi hormon sitokinin – merangsang pertumbuhan tanaman ke samping dan ke pucuk tanaman – mempercepat pelebaran daun – merangsang pembentukan pucuk – merangsang pertumbuah akar sehingga akar lebih cepat memanjang – menunda penuaan daun – mempercepat pelebaran daun – memacu pertumbuhan sel dalam jaringan meristematik – membantu perkecambahan biji 6. Asam Traumalin Asam traumalin berfungsi untuk memperbaiki jaringan tumbuhan yang mengalami kerusakan. Jika terluka, tumbuhan akan merangsang sel-sel pada bagian yang terdapat luka menjadi bersifat meristem sehingga dapat membelah lagi untuk menutup luka tersebut. 7. Kalin Kalin berfungsi untuk memacu pertumbuhan organ-organ pada tumbuhan. Kalin yang memacu pertumbuhan akar disebut rhizokalin, sedangkan yang memacu pertumbuhan batang disebut kaulokalin. Selain itu, ada juga anthokalin yang memacu pertumbuhan bunga dan fitokalin yang memacu pertumbuhan daun. Demikian materi biologi tentang jenis-jenis hormon pada tumbuhan beserta fungsinya. referensi: 1. Biologi. Oleh: Langkah Sembiring & Sudjino
2. BIOLOGI. Oleh: Faidah Rachmawati, dkk. 3. BIOLOGI. Oleh: Idun Kistinnah & Endang Sri Lestari
Hormon tumbuhan, atau fitohormon, adalah sekumpulan senyawa organik bukan hara (nutrien), baik yang terbentuk secara alami maupun dibuat oleh manusia, yang dalam kadar sangat kecil mampu mendorong, menghambat, atau mengubah pertumbuhan, perkembangan, dan pergerakan (taksis) tumbuhan[1]. "Kadar kecil" yang dimaksud berada pada kisaran satu milimol per liter sampai satu mikromol per liter. Penggunaan istilah "hormon" sendiri menggunakan analogi fungsi hormon pada hewan. Namun, hormon tumbuhan tidak dihasilkan dari suatu jaringan khusus berupa kelenjar buntu (endokrin) sebagaimana hewan, tetapi dihasilkan dari jaringan non-spesifik (biasanya meristematik) yang menghasilkan zat ini apabila mendapat rangsang. Penyebaran hormon tumbuhan tidak harus melalui sistem pembuluh karena hormon tumbuhan dapat ditranslokasi melalui sitoplasma atau ruang antarsel. Hormon tumbuhan dihasilkan sendiri oleh individu yang bersangkutan ("endogen"). Pemberian hormon dari luar sistem individu dapat pula dilakukan ("eksogen"). Pemberian secara eksogen dapat juga melibatkan bahan kimia non-alami (sintetik, tidak dibuat dari ekstraksi tumbuhan) yang menimbulkan rangsang yang serupa dengan fitohormon alami. Oleh karena itu, untuk mengakomodasi perbedaan dari hormon hewan, dipakai pula istilah zat pengatur tumbuh tumbuhan (bahasa Inggris: plant growth regulator/substances) bagi hormon tumbuhan.
Daftar isi 1Kelompok hormon 1.1Auksin 1.2Sitokinin 1.3Giberelin atau asam giberelat 1.4Etilena
1.5Asam absisat 1.6Inhibitor sintetik 2Manfaat 3Lihat pula 4Referensi Kelompok hormon[sunting | sunting sumber] Terdapat ratusan hormon tumbuhan atau zat pengatur tumbuh (ZPT) yang dikenal orang, baik yang dihasilkan secara alami oleh tumbuhan sendiri (endogen) maupun yang dihasilkan oleh organisme non-tumbuhan atau yang sintetis buatan manusia (eksogen). Pengelompokan dilakukan untuk memudahkan identifikasi, dan didasarkan terutama berdasarkan efek fisiologis yang serupa, bukan berdasarkan kemiripan struktur kimia semata. Mengikuti kesepakatan banyak ahli, terdapat lima kelompok utama hormon tumbuhan, yaitu auksin (AUX), sitokinin (CK), giberelin (atau asam giberelat, GA), etilena (etena, ETH), dan asam absisat (abscisic acid, ABA). Tiga kelompok yang pertama cenderung bersifat positif bagi pertumbuhan pada konsentrasi fisiologis, etilena dapat mendukung maupun menghambat pertumbuhan, dan asam absisat terutama merupakan penghambat (inhibitor) pertumbuhan. Selain kelima kelompok itu, dikenal pula kelompok-kelompok lain yang berfungsi serupa hormon tumbuhan namun diketahui bekerja untuk beberapa kelompok tumbuhan saja atau merupakan hormon eksogen, yaitu brasinosteroid, asam jasmonat, asam salisilat, poliamina, dan karrikin. Beberapa senyawa sintetik berperan sebagai inhibitor (penghambat perkembangan). Ada sembilan auksin, 14 sitokinin, 52 giberelin, tiga asam absisat, dan satu etilena yang dihasilkan secara alami dan telah diekstraksi orang[1]. ZPT sintetik ada yang memiliki fungsi sama dengan ZPT alami, meskipun memiliki struktur kimia yang berbeda. Dalam praktiknya, seringkali ZPT sintetik (buatan manusia) lebih efektif atau lebih murah bila diaplikasikan untuk kepentingan usaha tani daripada ekstraksi ZPT alami. Auksin[sunting | sunting sumber] Artikel utama untuk bagian ini adalah: Auksin Auksin dicirikan sebagai substansi yang merangsang pembelokan ke arah cahaya (fotonasti) pada bioassay terhadap koleoptil haver (Avena sativa) pada suatu kisaran konsentrasi. Kebanyakan auksin alami memiliki gugus indol. Auksin sintetik memiliki struktur yang berbeda-beda. Beberapa auksin alami adalah asam indolasetat (IAA) dan asam indolbutirat (IBA). Auksin sintetik (dibuat oleh manusia) banyak macamnya, yang umum dikenal adalah asam naftalenasetat (NAA), asam betanaftoksiasetat (BNOA), asam 2,4-diklorofenoksiasetat (2,4-D), dan asam 4-klorofenoksiasetat (4CPA). 2,4-D juga dikenal sebagai herbisida pada konsentrasi yang jauh lebih tinggi. Fungsi auksin ialah merangsang perpanjangan sel, merangsang aktivitas kambium, merangsang pembekokan batang, merangsang pantenokarpi, dan merangsang dominasi apikal[butuh rujukan]. Sitokinin[sunting | sunting sumber]
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Sitokinin Golongan sitokinin (bahasa Inggris: cytokinin), sesuai namanya, merangsang atau terlibat dalam pembelahan sel (cytokinin berarti "terkait pembelahan sel"). Senyawa dari golongan ini yang pertama ditemukan adalah kinetin. Kinetin diekstrak pertama kali dari cairan sperma ikan hering, namun kemudian diketahui ditemukan pada tumbuhan dan manusia. Selanjutnya, orang menemukan pula zeatin, yang diekstrak dari bulir jagung yang belum masak. Zeatin juga diketahui merupakan komponen aktif utama pada air kelapa, yang dikenal memiliki kemampuan mendorong pembelahan sel[2]. Sitokinin alami lain misalnya adalah 2iP. Sitokinin alami merupakan turunan dari purin. Sitokinin sintetik kebanyakan dibuat dari turunan purin pula, seperti N6-benziladenin (N6-BA) dan 6-benzilamino-9-(2-tetrahidropiranil-9H-purin) (PBA). Giberelin atau asam giberelat[sunting | sunting sumber] Artikel utama untuk bagian ini adalah: Giberelin Golongan ini merupakan golongan yang secara struktur paling bermiripan, dan diberi nama dengan nomor urut penemuan atau pembuatannya. Senyawa pertama yang ditemukan memiliki efek fisiologi adalah GA3 (asam giberelat 3). GA3 merupakan substansi yang diketahui menyebabkan pertumbuhan membesar pada padi yang terserang fungi Gibberella fujikuroi. Etilena[sunting | sunting sumber] Artikel utama untuk bagian ini adalah: Etilena Etilena atau etena merupakan satu-satunya zat pengatur tumbuh yang berwujud gas pada suhu dan tekanan ruangan (ambien). Selain itu, etilena tidak memiliki variasi bentuk yang lain. Peran senyawa ini sebagai perangsang pemasakan buah telah diketahui sejak lama meskipun orang hanya tahu dari praktik tanpa mengetahui penyebabnya. Pemeraman merupakan tindakan menaikkan konsentrasi etilena di sekitar jaringan buah untuk mempercepat pemasakan buah. Pengarbitan adalah tindakan pembentukan asetilena (etuna atau gas karbid); yang di udara sebagian akan tereduksi oleh gas hidrogen menjadi etilena. Berbagai substansi dibuat orang sebagai senyawa pembentuk etilena, seperti ethephon (asam 2kloroetil-fosfonat, diperdagangkan dengan nama Ethrel) dan beta-hidroksil-etilhidrazina (BOH). Senyawa BOH dapat pula memicu pembentukan bunga pada nanas. Kalium nitrat diketahui juga merangsang pemasakan buah, namun belum diketahui secara pasti hubungannya dengan perangsangan pembentukan etilena secara endogen. Asam absisat[sunting | sunting sumber] Artikel utama untuk bagian ini adalah: Asam absisat Asam absisat atau ABA merupakan kelompok fitohormon yang terkait dengan dormansi dan perontokan daun (senescense). ABA selanjutnya dapat diproses menjadi bentuk turunan tidak aktif
yang disebut sebagai ABA metabolit. ABA sering dikelompokkan sebagai hormon inhibitor karena perannya yang kerap terkait dengan penundaan proses. Inhibitor sintetik[sunting | sunting sumber] Artikel utama untuk bagian ini adalah: Inhibitor Berbagai senyawa sintetik dibuat dan diperdagangkan untuk menghambat atau menunda proses metabolisme, seperti MH, (2-kloroetil)trimetilamonium klorida (CCC, merek dagang Cycocel dan Chlormequat), SADH, ancymidol, asam triiodobenzoat (TIBA), dan morphactin. Manfaat[sunting | sunting sumber] Pemahaman terhadap fitohormon atau hormon pada tumbuhan ini pada masa kini telah membantu peningkatan hasil pertanian dengan ditemukannya berbagai macam zat sintetik yang memiliki pengaruh yang sama dengan fitohormon alami. Aplikasi zat pengatur tumbuh dalam pertanian modern mencakup pengamanan hasil (seperti penggunaan Cycocel untuk meningkatkan ketahanan tanaman terhadap lingkungan yang kurang mendukung), memperbesar ukuran dan meningkatkan kualitas produk (misalnya dalam teknologi semangka tanpa biji), atau menyeragamkan waktu berbunga (misalnya dalam aplikasi etilena untuk penyeragaman pembungaan tanaman buah musiman), untuk menyebut beberapa contohnya.