KONSEP MODAL SOSIAL DALAM KAJIAN LINGKUNGAN Dalam sosiologi, “Modal sosial” adalah manfaat kolektif atau manfaat ekonomi yang diharapkan berasal dari perlakuan istimewa dan kerjasama di antara individu dan kelompok. Meskipun ilmu-ilmu sosial memberikan penekanan yang berbeda pada “modal sosial”, mereka cenderung untuk berbagi gagasan inti "bahwa jaringan sosial memiliki nilai". Seperti halnya modal fisik , modal budaya , dan modal manusia, “Modal Sosial” juga dapat meningkatkan produktivitas (baik individual maupun kolektif), begitu juga “Kontak sosial” juga dapat mempengaruhi produktivitas individu dan kelompok
Upaya-upaya awal untuk memaknai “modal sosial” berfokus pada sejauh mana modal sosial sebagai sumberdaya harus digunakan untuk kepentingan umum atau untuk kepentingan individu. Modal sosial dapat memfasilitasi kerjasama dan hubungan yang saling mendukung dalam masyarakat, sehingga dapat menjadi sarana yang berharga untuk memerangi banyak gangguan sosial yang melekat dalam masyarakat modern, misalnya kejahatan. Teori Modal Sosial menjadi semakin penting melalui integrasi teori sosiologi klasik dengan deskripsi bentuk-bentuk modal yang intangible. Dengan cara ini definisi klasik “modal” telah dapat diatasi sehingga memungkinkan para peneliti untuk mengatasi masalah dengan cara baru (Ferragina , 2010) . Dengan menggunakan konsep modal sosial, para peneliti telah mengusulkan sebuah sintesis antara nilai-nilai yang terkandung dalam pendekatan komunitarian dan individualisme yang dianut oleh “Teori pilihan rasional”. Modal sosial hanya dapat dihasilkan secara kolektif berkat kehadiran komunitas dan jaringan sosial , tetapi individu dan kelompok dapat menggunakannya pada waktu yang sama . Individu dapat mengeksploitasi modal sosial dari jaringan-kerjanya untuk mencapai tujuan pribadi dan kelompok, dan dapat menggunakannya untuk memperkuat seperangkat norma atau perilaku tertentu. Dalam hal ini , modal sosial yang dihasilkan secara kolektif tetapi juga dapat digunakan secara individual , menjembatani pendekatan dichotomi ' komunitarianisme ' vs ' individualisme ' ( Ferragina , 2010). Istilah "modal" digunakan secara analogi dengan bentuk-bentuk modal ekonomi, modal sosial dipandang mempunyai manfaat-manfaat yang serupa (meskipun kurang terukur). Namun demikian , analogi dengan makna “modal” dapat menyesatkan, karena tidak seperti bentuk-bentuk modal-tradisional, “modalsosial” tidak habis kalau ia dimanfaatkan; akan tetapi sebenarnya modal-sosial dapat habis kalau tidak dimanfaatkan. Dalam hal ini, sebenarnya sama dengan konsep ekonomi modern tentang “modal manusia”. Modal sosial juga dibedakan dari teori ekonomi tentang “Kapitalisme Sosial”. Kapitalisme Sosial sebagai teori menantang gagasan bahwa Sosialisme dan Kapitalisme adalah saling mutual-eksklusif. Kapitalisme sosial berpendapat bahwa dukungan jaringan sosial yang kuat bagi masyarakat miskin dapat meningkatkan output modal. Dengan mengurangi kemiskinan, partisipasi pasar modal dapat ditingkatkan. Beberapa definisi “Modal Sosial”: 1. Modal social adalah sumberdaya yang berasal dari struktur sosial tertentu dan kemudian digunakan untuk mengejar kepentingan “actor”, ia diciptakan dari perubahan dalam hubungan di antara aktor-aktor (Baker, 1990).
2. Modal sosial (social capital) adalah kemampuan masyarakat untuk bekerja bersama, demi mencapai tujuan-tujuan bersama, di dalam berbagai kelompok dan organisasi (Coleman, 1999). 3. Modal sosial adalah kemampuan masyarakat untuk melakukan asosiasi 7 (berhubungan) satu sama lain dan selanjutnya menjadi kekuatan yang sangat penting bukan hanya bagi kehidupan ekonomi akan tetapi juga setiap aspek eksistensi sosial yang lain (Burt, 1992). 4. Modal sosial adalah serangkaian nilai-nilai atau norma-norma informal yang dimiliki bersama diantara para anggota suatu kelompok yang memungkinkan terjalinnya kerjasama diantara mereka (Fukuyama, 1995). 5. Modal sosial adalah suatu rangkian proses hubungan antar manusia yang ditopang oleh jaringan, norma-norma, dan kepercayaan sosial yang memungkinkan efisien dan efektifnya koordinasi dan kerjasama untuk keuntungan dan kebajikan bersama (Cox, 1995). 6. Modal social adalah total jumlah sumberdaya aktual dan potensial yang tertanam di dalam, tersedia melalui, dan berasal dari jaringan hubungan yang dimiliki oleh individu atau unit-unit sosial. Modal sosial terdiri dari jaringan dan aset yang dapat dimobilisasi melalui jaringan (Nahapiet dan Ghoshal, 1998). 7. Modal sosial sebagai hubungan-hubungan yang tercipta dan norma-norma yang membentuk kualitas dan kuantitas hubungan sosial dalam masyarakat dalam spektrum yang luas, yaitu sebagai perekat sosial (social glue) yang menjaga kesatuan anggota kelompok secara bersamasama (Partha dan Ismail, 1999). 8. Modal sosial sebagai serangkaian nilai-nilai atau norma-norma yang diwujudkan dalam perilaku yang dapat mendorong kemampuan dan kapabilitas untuk bekerjasama dan berkoordinasi untuk menghasilkan kontribusi besar terhadap keberlanjutan produktivitas (Solow, 1999). 9. Modal social adalah proses dimana aktor sosial menciptakan dan memobilisasi koneksi jaringannya di dalam dan di antara organisasi-organisasi untuk mendapatkan akses kepada sumberdaya aktor sosial lainnya (Knoke, 1999). 10. Modal sosial adalah sebagai setiap hubungan yang terjadi dan diikat oleh suatu kepercayaan (trust), kesaling pengertian (mutual understanding), dan nilai-nilai bersama (shared value) yang mengikat anggota kelompok untuk membuat kemungkinan aksi bersama dapat dilakukan secara efisien dan efektif (Cohen dan Prusak, 2001). 11. Modal sosial adalah segala sesuatu hal yang berkaitan dengan kerja sama dalam masyarakat atau bangsa untuk mencapai kapasitas hidup yang lebih baik, ditopang oleh nilai-nilai dan norma yang menjadi unsurunsur utamanya sepetri trust (rasa saling mempercayai), keimbal-balikan, aturan-aturan kolektif dalam suatu masyarakat atau bangsa dan sejenisnya (Hasbullah, 2006). Referensi Baker, W. 1990. ‘Market Networks and Corporate Behaviour.’ American Journal of Sociology 96: 589 – 625.
Burt. R.S. 1992. Excerpt from The Sosial Structure of Competition, in Structure Holes: The Social Structure of Competition. Cambridge, MA and London: Harvard University. In Elinor Ostrom and T.K. Ahn. 2003. Foundation of Social Capital. Massachusetts: Edward Elgar Publishing Limited. Cohen, S. dan L. Prusak. 2001. In Good Company: How Social Capital Makes Organization Work. London: Harvard Business Pres. Cox, E. 1995. A Truly Civil Society. Sydney:ABC Boook. Ferragina, E. 2010. Social Capital and Equality: Tocqueville's Legacy. Rethinking social capital in relation with income inequalities. The Tocqueville Review. Vol. XXXI n1 (pp. 73-98) http://www.emanueleferragina.com/attachments/002_Ferragina%20Tocqueville%20review.pdf Fukuyama, F . 1995. Social Capital and The Global Economy. Foreign Affairs, 74(5), 89-103. Hasbullah, J., 2006. Sosial Kapital: Menuju Keunggulan Budaya Manusia Indonesia. Jakarta: MR-United Press. Knoke, D. 1999. ‘Organizational networks and corporate social capital.’ Pp. 17 – 42 in Corporate Social Capital and Liability, edited by S. M. Gabbay. Boston: Kluwer. Muller. 1992. Adam Smith and His Time and Ours, Fukyama. 2002. Trust Kebijakan Sosial dan Penciptaan Kemakmuran Terjemahan Ruslani. Yogjakarta: CV. Qalam. . Nahapiet, Janine, and Sumantra Ghoshal. 1998. “Social capital, intellectual capital, and the organizational advantage.” Academy of Management Review 23: 242. Partha D. dan S. Ismail. 1999. Social Capital A Multifaceted Perspective. Washington DC: The World Bank. Putnam, R.D. 1993. The Prosperous Community: Social Capital and Public Life. American Prospect, 13, Spring, 35- 42. In Elinor Ostrom and T.K. Ahn. 2003. Foundation of Social Capital. Massachusetts: Edward Elgar Publishing Limited. Solow, R. M. 1999. Notes Social Capital and Economic Performance. In Partha D., Ismail S., 1999. Social Capital A Multifaceted Perspective. Washington DC: The World Bank.