MAKALAH KONSEP KELUARGA
OLEH Kelompok 1 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Marisa ainun sani Maya novika wulandari Meila wati Melisa dewi utami Mia anjalia putri Miftahul jannah Mita pusparini Mulisah
1.
Musmuliadin
2.
Nadia nur setiahati
3. 4. 5. 6. 7. 8.
Nafiatul amrah Nasrul fuad Ni ketut ika mustika s Ni luh pebri p. Ni luh santini Nia usniah
YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN JENJANG S1 TAHUN 2018/2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyusun makalah “Konsep Keluarga” ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Makalah ini dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan dari teman-teman untuk membantu menyelesaikan makalah ini.Oleh karena itu kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua teman-teman yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini.Oleh karena itu, kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat membangun kami. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita sekalian.
Mataram 23 Maret 2019
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar................................................................................................................. 2 Daftar Isi………………..………………………………………………………...……... 3 Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang………………………………………………………………….. 4 1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………...…......... 4 1.3 Tujuan…………………………………………………………….............. 4 1.4 Manfaat Penulisan………………………………………………...…………........... 5 1.5 Sistematika Penulisa
…………………………………………………. 5
1.6 Metode Penulisan……………………………….……………………………......... 5 Bab II Pembahasan 2.1 Definisa keluarga..………….....……….……..……………….....………......……. 6 2.2 Macam-macam bentuk/ tipe keluarga………....………..…….…..…… 6 2.3 Stuktur keluarga…………………………..…………………………….. 8 2.4 Fungsi keluarga…………………………………………..……………… 10 2.5 Tugas perkembangan keluarga……………………………………….... 11 2.6 Implikasi keperawatan keluarga……………………………………….. 13 Bab III Penutup 3.1 Kesimpulan………………………………………..………………...…… 15 3.2 Saran…………………………………………………..……...………..… 15 Daftar Pustaka
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Keluarga adalah unit terkecil dari suatu masyarakat yang terdiri atas kepalakeluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan. Bentuk keluarga merupakan pola manusia yang disadari oleh anggota keluarga untuk dimasukkan ke dalam anggota keluarga (Potter dan Perry, 2005).Sekilas keluarga memiliki hal-hal yang umum, tetapi setiap bentuk keluarga memiliki kekuatan dan permasalahan yang unik. Keluarga banyak menghadapi tantangan seperti pengaruh kesehatan dan penyakit, perubahan struktur keluarga dan lain lain. Dalam teori sistem keluarga di pandang sebagai suatu sistem terbuka dengan batas-batasnya. Sebuah sitem didefinisikan sebagai suatu unit kesatuan yang diarahkan pada tujuan, dibentuk dari bagian-bagian yang berinteraksi dan bergantungan satu dengan yang lainnya dan yang dapat bertahan dalam jangka waktu tertentu. Teori sistem merupakan suatu cara untuk menjelaskan sebuah unit keluarga sebagai sebuah unit yang berkaitan dan berinteraksi dengan sistem yang lain (Harmoko, 2012).
1.2 RUMUSAN MASALAH 1. Apa definisi keluarga ? 2. Bagaimana macam-macam/ type keluarga? 3. Bagaimana struktur dan fungsi keluarga 4. Bagaimana tugas perkembangan keluarga? 5. Apa implikasi keperawatan keluarga?
1.3 TUJUAN 1.3.1
TUJUAN UMUM Setelah proses pembelajaran diharapkan mahasiswa dapat memahami dan mengetahui tentang konsep keluarga
1.3.2
TUJUAN KHUSUS 1. Untuk mengetahui definisi keluarga 2. Untuk mengetahui macam-macam/ type keluarga 3. Untuk mengetahui struktur dan fungsi keluarga 4. Untuk mengetahui tugas perkembangan keluarga
5. Untuk mengetahui implikasi keperawatan keluarga
1.4 Manfaat Penulisan 1.4.1
Menambah pengetahuan dan informasi mengenai konsep keluarga
1.4.2
Merangsang minat pembaca untuk lebih mengetahuikonsep keluarga
1.4.3
Mengetahui bagaimanakonsep keluarga
1.5 SISTEMATIKA PENULISAN 1.5.1
Bab I. Pendahuluan, berisi pendahuluan yang menjelaskan latar belakang masalah,rumusan masalah, maksud dan tujuan, sistematika penulisan, metode penulisan.
1.5.2
Bab II. Tinjauan Teori, berisi pembahasan yang menjelaskan tentang definisi keluarga, macam-macam keluarga, struktur dan fungsi keluarga, tugas perkembangan keluarga dan implikasi keperawatan keluarga.
1.5.3
Bab III. Penutup, berisi kesimpulan, dan saran.
1.6 METODE PENULISAN Metode yang digunakan dalam penyusunan makalah ini yaitu dengan studi keputusan.Studi kepustakaan adalah suatu metode pengumpulan data dengan cara mencari, mengumpulkan, dan mempelajari materi-materi dari buku maupaun dari media informasi lainnya dalam hal ini yang berkaitan dengan Ilmu Keperawatan Medikal Bedah.
BAB II PEMBAHASAN 2.1 DEFINISI KELUARGA Keluarga merupakan sekumpulan orang yang di hubungkan oleh perkawinan, adopsi dan kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional dan social dari individu-individu yang ada di dalamnya terlihat dari pola interaksi yang saling ketergantungan untuk mencapai tujuan bersama (friedman, 1998). Keluarga sebagai perkumpulan dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan di dalam peranannya masing- masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan. (Effendy, 1998). Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga karena adanya
hubungan darah, perkawinan atau adopsi. Mereka saling
berinteraksi satu dengan lainnya, mempunyai peran masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya (Bailon dan Maglaya, 1978) , dikutip dari Setyowati, 2008). Pengertian keluarga akan berbeda satu dengan yang lainnya, bergantung pada orientasi dan cara pandang yang digunakan sesorang dalam mendefinisikannya. Ada beberapa pengertian penting tentang keluarga, antara lain : a. Menurut Bussard dan Ball (1966) Keluarga merupakan lingkungan sosial yang sangat dekat hubungannya dengan seseorang.Di kelurga itu, sesorang dibesarkan, bertempat tinggal, berintraksi satu dengan yang lain, dibentuknya nilai-nilai, pola pemikiran, dan kebiasaannya, dan berfungsi sebagai saksi segenap budaya luar, dan mediasi hubungan anak dengan lingkungannya. b. Menurur WHO (1969) Keluaraga adalah anggota rumah tangga yang saling berhubungan melalui pertalian darah, adopsi, atau perkawinan. c. Menurut Duval (1972) Keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi, kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial dari tiap anggota keluarga. d. Menurut Helvie (1981)
Keluarga adalah sekelompok manusia yang tinggal dalam satu rumah tangga dalam kedekatan yang konsisten dan hubungan yang erat. e. Menurut Depkes RI (1988) Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat dibawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan. f. Menurut Bailon dan Maglaya (1989) Keluarga adalah dua atau lebih individu yang tergabung karena hubungan darah, perkawinan dan adopsi, dalam satu rumah tangga berintraksi satu dengan lainnya dalam peran dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya. g. Menurut UU No. 10 tahun 1992 Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari suami, istri, atau suami istri dan anaknya atau ayah dan anaknya atau ibu dan anaknya. h. Menurut Sayekti (1884) Keluarga adalah suatu ikatan atau persekutuan hidup atas dasar perkawinan antara orang dewasa yang berlainan jenis yang hidup bersama atau seorang laki-laki atau seorang perempuan yang sudah sendirian dengan atau tanpa anak, baik anaknya sendiri ataupun adopsi, dan tinggal dalam sebuah rumah tangga. i. Menurut Logan’s (1979) Keluarga adalah sebuah sistem sosial dan kumpulan dari beberapa komponen yang saling berinteraksi satu denga yang lainnya. j. Menurut Gillis (1983) Keluaraga adalah sebagaimana sebuah kesatuan yang kompleks dengan atribut yang dimiliki tetapi terdiri dari beberapa komponen yang masingmasing mempunyai sebagaimana individu. k. Menurut Raisner (1980) Keluarga adalah sebuah kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih yang masing-masing mempunyai hubungan kekerabatan yang terdiri dari bapak, ibu, adik, kakak, dan kakek nenek. l. Menurut Johnson’s (1992) Keluarga adalah adalah kumpulan dua orang atau lebih yang mempunyai hubungan darah yang sama atau tidak, yang terlibat dalam kehidupan yang terus menerus, yang tinggal dalam satu atap, mempunyai ikatan emosional dan mempunyai kewajiban anatara satu orang dengan lainnya. m. Menurut Spradley dan Allender (1996)
Keluaraga adalah satu atau lebih individu yang tinggal bersama, sehingga mempunyai ikatan emosional dan mengembangkan dalam ikatan sosial, peran dan tugas. n. Menurut Wall (1986) Keluarga adalah dua orang atau lebih yang disatukan oleh ikatan kebersamaan dan ikatan emosional serta mengidentifikasikan diri mereka sebagai bagian dari keluarga. o. Menurut Friedman (1998) Keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh perkawinan, adopsi dan kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial dari individu-individu yang ada didalamnya terlihat dari pola intraksi yang saling ketergantungan untuk mencapai tujuan bersama. p. Menurut Effendy (1998) Keluarga adalah perkumpulan dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena hubungan darah, perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam satu rumah tangga, beraintraksi satu sama lain dan didalam perannya masing-masing dan menciptakan serta memepertahankan suatu kebudayaan. Dari pengertian keluaraga diatas kelompok dapat menyimpulkan bahwa keluaraga adalah sekelompok orang yang dihubungkan oleh perkawinan, adopsi dan kelahiran yang tergabung karena hubungan darah dan tinggal bersama dalam satu atap yang terdiri dari suami, istri dan anak dan mempunyai peran masingmasing serta memiliki ikatan emosional.
2.1 MACAM-MACAM BENTUK/TIPE KELUARGA Keluarga yang memerlukan pelayanan kesehatan berasal dari berbagai macam pola kehidupan.Agar dapat mengupayakan peran serta keluarga dalam meningkatkan derajat kesehatan maka perawat perlu mengetahui berbagai tipe keluarga. 1. Menurut Friedman (1998) a. Tipe keluarga tradisional 1) Keluarga inti, yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari suami, istri, dan anak (kandung atau angkat)
2) Keluarga besar, yaitu keluarga inti ditambah dengan keluarga lain yang mempunyai hubungan darah, misalnya : kakek, nenek, keponakan, paman, bibi. 3) Keluarga “Dyad”, yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari suami dan istri tanpa anak. 4) “Single Parent”, yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari satu orang tua (ayah/ibu) dengan anak (kandung/angkat). Kondisi ini dapat disebabkan oleh perceraian atau kematian. 5) “Single Adult”, yaitu suatu rumah tangga yang hanya terdiri seorang dewasa (misalnya seorang yang telah dewasa kemudian tinggal kost untuk bekerja atau kuliah). b. Tipe keluarga non tradisional 1) The unmarriedteenege mather Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu) dengan anak dari hubungan tanpa nikah. 2) The stepparent family Keluarga dengan orang tua tiri 3) Commune family Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada hubungan saudara hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan fasilitas yang sama, pengalaman yang sama : sosialisasi anak dengan melalui aktivitas kelompok atau membesarkan anaak bersama. 4) The non marital heterosexual cohibitang family Keluarga yang hidup bersama dan berganti-ganti pasangan tanpa melalui pernikahan. 5) Gay and lesbian family Seseorang
yang mempunyai persamaan sex hidup bersama
sebagaimana suami-istri (marital partners). 6) Cohibitng couple Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan karena beberapa alasan tertentu. 7) Group-marrige family Beberapa orang
dewasa menggunakan alat-alat rumah tangga
bersama yang saling merasa sudah menikah, berbagi sesuatu termasuk sexual dan membesarkan anaknya. 8) Group network family
Keluarga inti yang dibatasi set aturan atau nilai-nilai, hidup bersama atau berdekatan satu sama lainnya dan saling menggunakan barangbarang rumah tangga bersama, pelayanan, dan tanggung jawab membesarkan anaknya. 9) Foster family Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga atau saudara didalam waktu sementara, pada saat orang tua anak tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali keluarga yang aslinya. 10) Homeless family Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang permanen karena krisis personal yang dihubungkan dengan keadaan ekonomi dan atau problem kesehatan mental. 11) Gang Sebuah bentuk keluarga yang destruktif dari orang-orang muda yang mencari ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian tetapi
berkembang
dalam
kekerasan
dan
kriminal
dalam
kehidupannya. 2. Menurut Anderson Carter 1) Keluarga inti (nuclear family), keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak 2) Keluarga besar (extended family), keluarga inti ditambah dengan sanak saudara, nenek, kakek, keponakan, sepupu, paman, bibi, dan sebagainya. 3) Keluarga berantai (serial family), keluarga yang terdiri atas wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan keluarga inti. 4) Keluarga duda atau janda (single family), keluarga ini terjadi karena adanya perceraian atau kematian. 5) Keluarga berkomposisi, keluarga yang perkawinanya berpoligami dan hidup secara bersama-sama. 6) Keluarga kabitas, dua orang menjadi satu tanpa pernikahan tetapi membentuk satu keluarga. 3. Menurut Setiadi a. Secara tradisional
1) Keluarga inti (nuclear family ) adalah keluarga yang hanya terdiri dari ayah, ibu dn anak yang diperoleh dari keturunannya atau adopsi atau keduanya. 2) Keluarga besar (extended family), adalah keluarga inti ditambah anggota keluarga lain yang masih mempunyai hubungan darah (kakek, nenek, paman, bibi) b. Secara Modern 1) Tradisional nuclear. Keluarga inti (ayah, inu, anak) tinggal dalam satu rumah ditetapkan oleh sanksi-sanksi legal dalam suatu ikatan perkawinan, satu atau keduanya dapat bekerja di luar rumah. 2) Reconstituted Nuclear. Pembentukan baru dai keluarga inti melalui perkawinan kembali suami atau istri, tinggal dalam pembentukan satu rumah dengan anak-anaknya, baik itu bawaan dari perkawinan yang lama maupun hasil dari perkawinan baru, satu atau kkeduanya dapat bekerja di luar rumah. 3) Niddle Age/Aging Couple. Suami sebagai pencari uang, istri dirumah atau kedua-duanya bekerja di runmah, anak-anak sudah meninggalkan rumah karena sekolah/perkawinan/karir. 4) Dyadic Nuclear. Suami istri sudah berumur dan tidak mempunyai anak yang keduanya atau salah satunya bekerja di luar rumah. 5) Single Parent. Satu orang tua sebagai akibat perceraian atau kematian pasangannya dan anak-anaknya data tinggal di rumah atau diluar rumah. 6) Dual Carrier. Suami atau istri atau keduanya orang karir dan tanpa anak. 7) Commuter Married. Suami atau istri atau keduanya orang karir dan tinggal terpisah pada jarak tertentu. Keduanya saling mencari pada waktu tertentu. 8) Single Adult. Wanita atau pria dewaa yang tinggal sendiri dengan tidak adanya keinginan untuk kawin 9) Three Generation. Yaitu tiga generasi atau lebih yang tinggal dalam satu rumah. 10) Institusional. Yaitu anak-anak atau orang-orang dewasa tinggal dalam suatu panti.
11) Comunall. Yaitu satu rumah terdiri dari dua atau lebih pasangan yang monogamy dengan anak-anaknya dan bersama-sama dalam penyediaan fasilitas. 12) Group Marriage. Yaitu satu perumahan terdiri dari orang tua dan keturunanya di dalam satu kesatuan keluarga dan tiap individu adalah kawin dengan yang lain dan semua adalah orang tua dari anak. 13) Unmarried
Parent
and
Child.
Yaitu
ibu
dan
anak
dimanaperkawinan tidak dikehendaki, anaknya diadopsi. 14) Cohibing Couple. Dua orang atau satu pasangan yang hidup bersama tanpa ikatan perkawinan. 15) Gay and Lesbian Family. Keluarga atau pasangan yang dibentuk oleh pasangan yang berjenis kelamin sama.
2.3 STRUKTUR DAN FUNGSI KELUARGA Struktur dan fungsi keluarga merupakan hubungan yang dekat dan adanya interaksi yang terus menerus antar satu dengan yang lainnya/ struktur didasari oleh organisasi keanggotaan dan pola hubungan yang terus menerus.Hubungan dapat banyak dan komplek seperti seorang wanita bisa sebagai istri, sebagai ibu, sebagai menantu dan lain-lain yang semua itu mempunyai kebutuhan, peran dan harapan yang berbeda.Struktur keluarga adapat diperluas dan dipersempit tergantung dari kemampuan keluarga tersebut untuk merespon stressor yang ada dalam keluarga. Struktur didalam keluarga yang sangat kaku dan fleksibel akan dapat meneruskan fungsi didalam keluarga (Friedman, Bowden, & Jones (2003). Menurut Friedman, Bowden, & Jones (2003) fungsi dalam keluarga merupakan apa yang dikerjakan dalam keluarga, sedangkan struktur keluarga meliputi proses yang digunakan dalam keluarga untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Proses ini meliputi komunikasi antar anggota keluarga, tujuan, pemecahan konflik, pemeliharaan, dan penggunaan sumber internal dan eksternal. Tujuan reproduksi, seksual, ekonomi dan pendidikan da;am keluarga memerlukan dukungan secara psikologi antar anggota keluarga, apabila dukungan tersebut tidak didapatkan maka akan menimbulkan konsekuensi emosional seperti marah, depresi, dan prilaku yang menyimpang. Tujuan yang ada didalam keluarga akan lebih mudah dicapai apabila terjadi komunikasi yang jelas
dan
secara
langsung.
Komunikasi
menyelesaikan konflik dan pemecahan masalah. A. Struktur Keluarga
tersebut
akan
mempermudah
Struktur keluarga menggambarkan bagaimana keluarga melaksanakan fungsi keluarga di masyarakat ada beberapa struktur keluarga yang ada di Indonesia yang terdiri dari : a. Patrilineal Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur ayah. b. Matrilineal Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur ibu. c. Matrilokal Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah ibu` d. Patrilokal Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah ayah. e. Keluarga kawin Adalah hubungan suami istri sebagai dasar pembinaan keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri. Ciri-ciri struktur keluarga 1) Terorganisasi : saling berhubungan, saling bergantungan antara anggota keluarga. 2) Adanya keterbatasan : setiap anggota memiliki kebebasan, tetapi mereka juga memiliki keterbatasan dalam menjalankan fungsi dan tugas masingmasing. 3) Ada perbedaan dan kekhususan : setiap anggota keluarga memiliki peran dan fungi masing-masing. Salah satu pendekatan dalam asuhan keperawatan keluarga adalah pendekatan structural fungsional. Struktur keluarga menyatakan bagaimana keluarga disusun atau bagaimana unit-unit ditata dan saling terkait satu sama lain. Beberapa ahli meletakkan struktur pada bentuk atau tipe keluarga, namun ada juga yang meamndang struktur keluarga yang menggambarkan subsistem-subsistemnya sebagai dimensi structural. Struktur keluarga didasari oleh organisasi meliputi keanggotaan dan pola hubungan yang terus menerus. Friedman, Bowden, & Jones (2003) membagi struktur keluarga menjadi empat elemen, yaitu pola komunikasi, peran keluarga, nilai dan norma keluarga, dan kekuatan keluarga.
1.
Pola komunikasi keluarga Komunikasi dalam keluarga ada yang berfungsi dan ada yang tidak, hal ini bisa disebabkan oleh bebrapa factor yang ada dalam komponen komunikasi seperti sender, chanel-media, massage, environment dan receiver.Komunikasi dalam keluarga dapat berupa komunikasi secara emosional, komunikasi verbal dan non verbal, komunikasi sirkular (Wright&Leahey, 2000). Komunikasi emosional memungkinkan setiap individu dalam keluarga dapat mengekspresikan perasaan seperti bahagia, sedih, atau marah diantar para anggota keluarga.Pada komunikasi verbal individu dalam keluarga dapat mengungkapkan sesuatu yang diinginkan melalui kata-kata yang dapat diiringi dengan adanya komunikasi non verbal yang dapat berupa gerakan tubuh dalam penekanan sesuatu hal yang diucapkannya dalam keluarga.Komunikasi sirkular mencakup sesuatu yang melingkar dua arah dalam keluarga. Misalnya apabila istri marah pada suami, maka suami akan melakukan klasifikasi kepada istri tentang sesuatu yang membuat istri marah kepada suami (Wright & Leahey, 2000).
2.
Pola peran keluarga Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai dengan posisi sosial yang diberikan sehingga pada struktur peran bisa bersifat formal atau informal.Posisi atau status dalam keluarga adalah posisi individu dalam keluarga yang dapat dipandang oleh masyarakat sebagai istri, suami, atau anak. Peran formal didalam keluarga merupakan kesepakatan bersama yang dibentuk dalam suatu norma keluarga. Peran didalam keluarga menunjukkan pola tingah laku dari semua anggota didalam keluarga (Wright, 1984). Aldous (1978) dalam (Wright & Leahey, 2000) peran dalam keluarga merupakan pola tingkah laku yag konsisten terhadap suatu situasi didalam keluarga yang terjadi akibat interaksi diantara aggota keluarga, seperti menyapu membersihkan halaman
rumah.
Peran
didalam
keluarga
sekarang
ini
terjadi
perubahan.Peran didalam keluarga dapat juga terjadi peran ganda sehingga anggota keluarga dapat menyesuaikan peran tersebut.Peran didalam keluarga dapat fleksibel sehingga anggota keluarga dapat beradaptasi terhadap perubahan yang terjadi. 3.
Pola normal dan nilai keluarga
Nilai merupakan persepsi seseorang tentang sesuatu hal apakah baik atau bermanfaat bagi dirinya.Norma adalah peran-peran yang dilakukan manusia, berasal dari nilai budaya terkait.Norma mengarah sesuai dengan nilai yang dianut oleh masyarakat, dimana norma-norma dipelajari sejak dari kecil (DeLaune, 2002).Persepsi seorang tentang nilai dipengaruhi nilai. Nilai mengarahkan respon seseorang terhadap nilai orang lain. Nilai merefleksikan identitas seseorang sebagai bentuk dasar evalusi diri. Nilai memberikan dasar untuk posisi seseorang pada berbagai issue personal, professional, sosial, politik. Nilai yang merupakan perilku motivasi diekspresikan melalui perasaan, tindakaan dan pengetahuan.Nilai memberikan makna kehidupan dan meningkatkan harga diri (DeLaune, 2002). Nilai merupakan suatu system, sikap dan kepercayaan yang secara sadar atau tidak, mempersatukan anggota keluarga dalam satu budaya. Nilai keluarga juga merupakan suatu pedoman perilaku dan pedoma bagi perkembangan norma dan peraturan. Norma adalah pola perilaku yang baik, menurut masyarakat berdasarkan system nilai dalam keluarga. 4.
Pola kekuatan keluarga Friedman, Bowden, & Jones (2003) kekuatan keluarga merupakan kemampuan (potensial atau actual) dari individu untuk mengendalikan atau mempengaruhi untuk merubah perilaku orang lain kea rah positif. Tipe struktur kekuatan kekuatan dalam keluarga antara lain: legitimate power/ authority (hak untuk mengontrol) seperti orang tua terhadap anak, referent power (seseorang yang ditiru), resource or expert power (pendapat, ahli dan lain-lain), reward power (pengaruh kekuatan karena adanya harapan yang akan diterima), coercive power pengaruh yang dipaksakan sesuai keinginan), affective power (pengaruh yang diberikan melalui manipulasi dengan cinta kasih misalnya hubungan sexual). Hasil dari keturunan tersebut yang akan mendasari suatu proses dalam pengendalian kepitusan dalam keluarga seperti konsesus, tawar menawar atau akomodasi, kompromi atau de facto dan paksaan.
B. Fungsi Keluarga Fungsi keluarga yang berhubungan dengan struktur Friedman, Bowden, & jones (2003) fungsi keluarga yang berhubungan dengan struktur keluarga adalah sebagai berikut: 1. Struktur egalisasi: masing-masing keluarga mempunyai hak yang sama dalam menyampaikan pendapat (demokrasi)
2. Struktur yang hangat, menerima dan toleransi. 3. Struktur yang terbuka, dan anggota yang terbuka: mendorong kejujuran dan kebenaran (honesty dan authenticity) 4. Struktur yang kaku: suka melawan dan tergantung pada peraturan. 5. Struktur yang bebas: tidak adanya peraturan yang memaksakan (permissiveness) 6. Struktur yang kasar: abuse (menyiksa, kejam, dan kasar) 7. Suasana emosi yang dingin (isolasi, sukar berteman) 8. Disorganisasi keluarga (disfungsi individu, stress emosional). Fungsi keluarga Fungsi keluarga menurut Friedman (1998) : a. Fungsi Afektif Fungsi afektif berhubugngan erat dengan fungsi internal keluarga, yang merupakan basis kekuatan keluarga. Fungsi afektif
berguna
untuk pemenuhan kebutuhan psikososial. Keberhasilan melaksanakan fungsi afektif
tampak pada kebahagiaan dan kegembiraan dari
seluruh anggota keluarga. Keluarga yang berhasil melaksanakan fungsi afektif, seluruh anggota keluarga dapat mengembangkan konsep diri positif. Menurut ( Murwani, 2007 ) komponen yang perlu dipenuhi oleh keluarga dalam melaksanakan fungsi afektif adalah : 1) Saling mengasuh; cinta kasih, kehangatan, saling menerima, saling mendukung antar anggota keluarga, mendapatkan kasih sayang
dan
dukungan
dari
anggota
yang
lain.
Maka,
kemampuannya untuk memberikan kasih sayang akan meningkat, yang pada akhirnya tercipta hubungan yang hangat dan saling mendukung. Hubungan intim didalam keluarga merupakan modal dasar dalam memberi hubungan dengan orang lain diluar keluarga/masyarakat. 2) Saling menghargai. Bila anggota keluarga saling menghargai dan mengakui keberadaan dan hak setiap anggota keluarga serta selalu mempertahankan iklim yang positif, maka fungsi afektif akan tercapai. 3) Ikatan dan identifikasi ikatan keluarga dimulai sejak pasangan sepakat memulai hidup baru. Ikatan antar anggota keluarga dikembangkan melalui proses identifikasi dan penyesuaian pada berbagai aspek kehidupan anggota keluarga. Orang tua harus mengembangkan proses identifikasi yang positif sehingga anak
anak dapat meniru tingkah laku yang positif dari kedua orang tuanya. Fungsi afektif merupakan “sumber energi” yang menentukan kebahagiaan keluarga. Keretakan keluarga, kenakalan anak atau masalah keluarga, timbul karena fungsi afektif didalam keluarga tidak dapat terpenuhi. b. Fungsi Sosialisasi Sosialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan yang dilalui individu, yang menghasilkan interaksi sosial. Sosialisasi dimulai sejak manusia lahir.Keluarga merupakan tempat individu untuk belajar bersosialisasi.Keberhasilan perembangan individu dan keluarga dicapai melalui interaksi atau hubungan antar anggota keluarga yang diwujudkan dalam sosialisasi.Anggota keluarga belajar disiplin, belajar norma-norma, budaya, dan perilaku melalui hubungan dan interaksi keluarga. c. Fungsi Reproduksi Keluarga
berfungsi
untuk
meneruskan
keturunan
dan
menambah sumber daya manusia.Maka dengan ikatan suatu perkawinan yang sah, selain untuk memenuhi kebutuhan biologis pada pasangan tujuan untuk membentuk keluarga adalah untuk meneruskan keturunan. d. Fungsi Ekonomi Fungsi ekonomi merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan seluruh anggoat keluarga seperti memenuhi kebutuhan akan makanan, pakaian, dan tempat tinggal. Banyak pasangan sekarang kita lihat dengan penghasilan tidak seimbang antara suami dan istri hal ini menjadikan permasalahan yang berujung pada perceraian. e. Fungsi Perawatan atau Pemeliharan Kesehatan Keluarga juga berperan atau berfungsi untuk melaksanakan praktek asuhan kesehatan, yaitu untuk mencegah terjadinya gangguan kesehatan dan atau merawat anggota keluarga yang sakit.Kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan kesehatan mempengaruhi status kesehatan
keluarga.Kesanggupan
keluarga
melaksanakan
pemeliharaan kesehatan dapat dilihat dari tugas kesehatan keluarga yang
dilaksanakan.Keluarga
yang
dapat
melaksanakan
kesehatan berarti sanggup menyelesaikan masalah kesehatan.
tugas
Fungsi keluarga menurut Allender & Spardley (2001): 1. Affection a. Menciptakan suasana persaudaraan/menjaga perasaan b. Mengembangkan kehidupan sexual dan kebutuhan sexual c. Menambah anggota baru 2. Security and acceptance a. Mempertahankan kebutuhan fisik b. Menerima individu sebagai anggota 3. Identity and satisfaction a. Mempertahankan motivasi b. Mengembangkan peran dan self image c. Mengidentifikasi tingkat sosial dan kepuasan aktivitas 4. Affiliation and companionship a. Mengembangkan pola komunikas b. Mempertahankan hubungan dan harmonis 5. Socialization a. Mengenal kultur (nilai dan perilaku) b. Aturan/pedoman hubungan internal dan eksternal c. Melepas anggota 6. Controls a. Mempertahankan control sosial b. Adanya pembagian kerja c. Penempatan dan menggunakan sumber daya yang ada
2.4 TUGAS PERKEMBANGAN KELUARGA Perkembangan keluarga adalah peroses perubahan yang terjadi pada sistem keluarga .perkembangan keluarga meliputi perubahan pola interaksi dan hubungan antara anggotanya di sepanjang waktu. Siklus perkembangan keluarga merupakan komponen kunci dalam setiap kerangka kerja yang memandang keluarga sebagai suatu sistem, perkembangan ini terbagi mejadi beberapa tahap atau kurun waktu tertentu , pada setiap tahapannya keluarga memliki tugas perkembangan yang harus di penuhi agar tahapan tersebut dapat di lalui dengan sukses. Kerangka perkembangan keluarga menurut Evelyn duvall memberikan pedoman untuk memeriksa serta menganalisa perubahan
dan perkembangan
tugas-tugas dasar yang ada dalam keluarga selama siklus kehidupan mereka
.tingkat perkembangan keluarga ditandai oleh usia anak tertua .keluarga dengan anak pertama berbeda dengan keluarga dengan remaja . meskipun setiap keluarga melalui tahapan perkembangan secara unik,namun secara umum seluruh keluarga mengikuti pola yang sama . A. Tahap dan fungsi perawat keluarga Berikut tahap-tahap perkembangan tersebut disertai dengan fugsi atu tugas perawat pada setiap tahap perkembangan. 1. Tahap I ( pasangan baru atau keluarga baru beginning family) Keluarga baru di mulai pada saat masing-masing individu , yaitu suami, dan istri membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah dan meninggalkan keluarga masing-masing , secara psikologi keluarga tersebut sudah memliki keluarga baru. Suami dan istri yang nmembentuk keluarga yang baru tersebut perlu mempersiapkan kehidupan yang baru karna keduanya ,membutuhkan penyesuaian peran dan fungsi sehari-hari. Masing- masing pasangan menghadapi perpisahan dengan keluarga orang tuanya dan memulai membina hubungan baru
dengan keluarga dan
kelompok social pasangan masing –masing . masing-masing belajar hidup bersama serta beradaptasi dengan kebiasaan sendiri dan pasangannya. Misalnya kebiasaan makan, tidur, bangun pagi, bekerja, dan sebagaiya .hal lain yang perlu diputuskn adalah kapan waktu yang tepat untuk mempunyai anak dan berapa jumlah anka yag di harapkan . Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini antara lalin : a. Membina hubungan intim dan kepuasan bersama b. Menetapkan tujuan bersama c. membina hubungan dengan keluarga lain ,teman dan kelompok social d.
merencanakan anak ( KB)
e. Menyesuaikan diri dengan kehamilan dan mempersiapkan diri untuk menjadi orang tua Sedangkan menurut carter dan mc.goldrik,1998,duval dan miller ,1985 tugas perkembangan keluarga meliputi: a. Membangun perkawinan yang saling memuaskan b. Menghubungkan jaringan persaudaraan secara humoris c. Keluarga berencana ( kepuasan tentang kedudukan sebagai orang tua) Fungsi perawat pada keluarga ini adalah selain melakukan kegiatan asuhan keperawatan , perawat juga melakukan konsultasi . misalnya konsuktasi tentang KB, perawatan parenteral dan komunikasi. Kurangnya
informasi tentang berbagai hal tersebut dapat menimbulkan masalah seksual , emosional , rasa takut atau cemas , rasa bersalah , dan kehhamilan yang tidak direncanakan 2. Tahap II keluarga dengan kelahiran anak pertama ( child bearing family) Keluarga yang menantikan kelahiran di mulai dari kehamilan sampai kelahiran anak pertama dan berlanjut sampai anak pertama berusia 30 bulan (2,5 tahun). Kehamilan dan kelahiran bayi perlu di persiapkan oleh pasangn suami-istri melalui beberapa tugas perkembangan yang penting.kelahiran bayi pertama memberi perubanhan yang besar dalam keluarga, sehingga psangan harus beradaptasi dengan perannya untuk memenuhi kebutuhan bayi .masalahnya yang sering terjadi dengan kelahiran bayi adalah pasangan merasa di abaikan karena focus perhatian kedua pasangan tertuju pada bayi . suami merasa belum siap menjdi ayah atau sebalinya istri belum siap menjadi ibu. Tugas perkembangan pada masa ini antara lain: a. Persiapan menjadi orang tua b. Membagi peran dan tanggung jawab c. Menata ruang untuk anak atau mengembangkan suasana rumah yang menyenangkan d. Mempersiapkan biaya dan dana child bearing e. Memfasilitasi role learning anggota keluarga f.
Bertanggung jawab memenuhi kebutuhan bayi sampai balita
g. Mengadakan kebiasaan keagamaan secara rutin Sedangkan menurut carten mc. Goldrik 1988, duval dan miller 1985 tugas perkembangan keluarga meliputi : a. Membentuk keluarga muda sebagai sebuah unit yang mantap ( mengintegrasi bayi kedalam keluarga ) b. Rekonsiliasi tugas-tugas perkembangan yang bertentangan dan kebutuhan anggota keluarga. c. Mempertahanankan hubungan perkawinan yang memuaskan d.
Memperluas persahabatan keluarga besar dengan menambahkan peran-peran orang tua, kakek , dan nenek Fungsi perawat di tahap ini adalah melakukan perawatan dan
konsultasi terutama begaimana merawat bayi,mengenali gangguan kesehatan bayi,secara dini dan cara mengatasinya , imunisasi , tumbuh
kembang anak, interaksi keluarga , keluarga berencana , serta pemenuhan kebutuhan anak terutama pada ibu yang bekerja. 3. Tahap III keluarga dengan anak pra sekolah ( family with preschool) Tahap ini dimulai saat kelahiran anak usia 2,5 tahun dari berakhiir saat ank berusia 5 tahun . pada tahap ini orang tua beradaptasi untuk memeuhi kebutuhan –kebutuhan dan minat dari anak pra sekolah dalam meningkatkan pertumbuhannya.kehidupan keluarga pada tahap ini sangat sibuk dan anak sangat bergantung pada orang tua . kedua orang tua harus mengatur waktunya sedemikian rupa, sehingga kebutuhan anak, suami, istri dan pekerja(purna waktu /paruh waktu)dapat terpenuhi. Orang tua menjadi arsitek dalam merancang dan mengarahkan perkembangan keluarga agar kehidupan perkawinan tetap utuh dan langgeng dengan cara menguatkan kerja sama antar suami dan istri.orang tua mempunyai peran untuk menstimulasi perkembanggna individual anak , khususnya kemandirian anak agar tugas perkembangan anak pada fase ini tercapai. Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini antara lain sebagai berikut: a. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti :kebutuhan tempat tinggal , privasi , dan rasan aman b. Membantu anak untuk bersosialisasi c. Beradaptasi dengan anak yang baru lahir , sementara kebutuhan anak yang lain juga harus terpenuhi d. Memepertahankan hubungan yang sehat , baik di dalam maupun di luar keluarga( keluarga lain dan lingkungan sekitar) e. Pembagian waktu untuk individu, pasangan ,dan anak( tahap paling repot) f. Pembagian tanggung jawab anggota keluarga g. Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh dan kemmbang anak Sedangkan menurut ccalter dan mc. Goldrik(1988)serta duvual dan miller( 1985)tugas perkembangna keluarga meliputi hal-hal berikut: a. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti: rumah , ruang bermain ,privasi dan keamanan b. Mensosialisasikan anak c. Mengintegrasikan anak yang baru sementara tetap memenuhi kebutuhan anak-anak yang lain
d.
Memepertahankan hubungan yang sehat dalam keluarga (hubungan perkawinan dan hubungan orang tua dan anak) serta di luar keluarga (keluarg besar dan komunitas ) Fungsi perawat pada tahap Ini adalah melakukan perawatan dan
penyuluhan kepada orang tua tentang penyakit serta kecelakaan yang biasanya terjadi pada anak-anak sibling rivaly tumbuh kembang anak , keluarga berencana peningkatan kesehatan , dan menosialisasikan anak. 4. Tahap IV keluarga dengan anak usia sekolah( famileas with children ) Tahap ini dimulai pada saat anak yang tertua masuk sekolah pada usia 6 tahun dan berakhir pada usia 12 tahunpada fase ini umunya keluarga mencapai jumlah anggota keluarga maksimal, sehingaa keluarga sangat sibuk , selain aktivitas di sekolah, masing-masing anak memiliki aktifitas dan minat sendiri. Demikian pula orangtua yang mempunyai aktifitas yang berbeda dengan anak , untuk itu keluarga perlu bekerja sama untuk mencapai tugas perkembangan . pada tahapini keluarga( orang tua)perlu belajar berpisah dengan anak, memberi kesempatan pada anak untuk bersosialisasi , bak aktifitas di sekolah maupun di luar sekolah . Tugas perkembangan keluarga pada taha ini adalah sebagai berikut: a. Memberi perhatian tentang kegiatan social anak, pendidikan dan semangat belajar b. Tetap mempertahankan hubungan yang harmonis dalam perkawinan c. Mendorong anak untuk mencapai perkembangan daya intelektual d. Menyediakan aktifitas untuik anak e. Menyesuaikan pada aktifitas komunitas dengan mengikut sertakan anak Sedangkan menurut carter dan mc goldrik(1988) serta duvual dan miller (1985) tugas perkembangan keluarga meliputi: a. Mensosialisasikan
anak-anak,
termasuk
meningkatkan
prestasi
sekolah dan mengembangkan hubungan dengan teman sebaya yang sehat b. Memepertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan c. Memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga Fungsi perawat pada tahap ini adalah melakukan perawatan dan konsultasi.Baik dalam keluarga maupun di sekolah. Misalnya pada anak
yang mengalami gangguan kesehatan.perawat bekerja sama dengan guru sekolah dan orang tua anak 5. Tahap V keluarga dengan anak remaja (families with teenager) Tahap ini dimulai pada anak pertama berusia 13 tahun dan berakhir pada usia 19-20 tahun, pada saat anak meninggalkan rumah orang tuuanya tujuannya keluarga adalah melepas anak remaja dan memberi tanggung jawab serta kebebasan yang lebih besar untuk mempersiapkan diri menjadi lebih dewasa. Tahap ini merupakan tahapan yang paling sulit, karena orang tua melepas otoritas dan membimbing anak untuk bertanggung jawab . aku harus mempunyai otoritas sendiriyang berkaitan dengan peran dan fungsinya, erring kali muncul skonflik antara orrang tua dan remaja karena anak menginginkan kebebasan untuk melakukan aktifitasnya , sementara orang tua perlu menciptakan komunikasi yang terbuka, kecurigaan,permusuhan sehingga hubungan orang tua dan remaja tetap harmonis . Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini antara lain: a. Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab mengingat remaja yang sudah bertambah dan meningkat otonominya b. Mempertahankan hubungan intim dengan keluarga c. Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orang tua , hindari perdebatan , kecurigaan ,dan permusuhan d. Perubahan system peran dan peraturan untuk tumbuh kembang keluarga. Sedangkan mejurut carter dan Mc. Goldrik (1988) serta duval dan miler (1985) tugas perkembngan keluarga pada tahap ini meliputi: a. Menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab ketika remaja menjadi dewasa dan semakin mandiri b. Memfokuskan kembali hubungan perkawinan c. Berkomunikasi secara terbuka antara orang tua dan anak-anak Fungsi perawat pada tahap ini adalah mengarahkan keluarga pada peningkatan dan pencegahan penyakit.penyuluhan tentang penyakit kardiovakular pada usia lanjut, penyuluhan tentang obat-obatan terlarang , minuman keras,seks,pencegaha kecelakaan pada remaja , serta membantu
terciptanya komunikasi yang lebih efektif antara orang tua dengan anak remajanya. 6. Tahap VI keluarga dengan anak dewasa atau pelepasan (lounching center families) Tahap
ini
dimulai
pada
saat
anak
terakhir
meninggalkan
rumah.Lamanya tahap ini bergantung pada jumlah anak dalam keluarga atau jika anak yang belum berkeluarga dan tetap tinggal bersama orang tua.Tujuan utama pada tahap ini adalah mengorganisasi kembali keluarga untuk
tetap
berperan
dalam
melepas
anaknya
untuk
hidup
sendiri.Keluarga mempersiapkan anaknya yang tertua untuk membentuk keluarga sendiri dan tetap membantu anak membentuk keluarga sendiri dan tetap membantu anak terakhir untuk lebih mandiri.Saat semua anak meninggalkan rumah, pasangan perlu menata ulang dan membina hubungan suami istri seperti pada fase awal. Orang tua akan merasa kehilangan peran dalam merawat anak dan merasa kosong karena anakanaknya sudah tidak tinggal serumah lagi. Guna mengatasi keadaan ini orang tua pernah sebagai pasangan, dan tetap memelihara hubungan dengan anak. Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini diantaranya adalah sebagai berikut. a. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar b. Mempertahankan keintiman pasangan c. Membantu orang tua suami atau istri yang sedang sakit dam memasuki masa tua d. Mempersiapkan anak untuk hidup mandiri dan menerima kepergian anaknya e. Menata kembali fasilitas dan sumber yang ada pada keluarga f. Berperan sebagai suami istri, kakek, dan nenek g. Menciptakan lingkungan rumah yang dapat menjadi contoh bagi anak-anaknya Sedangkan menurut carter dan Mc.Goldrik (1988) serta Duval dan Miller (1985) tugas perkembangan keluarga pada tahap ini meliputi halhal berikut. a. Memperluas siklus keluarga dengan memasukkan anggota keluarga baru yang didapatkan melalui perkawinan anak-anak
b. Melanjutkan untuk memperbaharui dan menyesuaikan kembali hubungan perkawinan c. Membantu orang tua usia lanjut dan sakit-sakitan dari pihak suami maupun istri Fungsi perawat pada tahap ini adalah sebagai pemberi konsultasi penyakit-penyakit yang dapat timbul. Misalnya penyakit kronis atau factor-faktor predisposisi seperti kolestrol tinggi, obesitas, hipertensi, menoupause, serta peningkatan kesehatan dan pola hidup sehat yang juga perlu diperhatikan 7. Tahap VII keluarga usia pertengahan ( middle age families) Tahapan ini dimulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan rumah dan berakhir saat pensiun atau salah satu pasangan meninggalkan .beberapa pasangan pada fase ini akan dirasakan suit Karenna masalah usia lanjut, perpisahan dengan anak , dan perasaan gagal sebagai orang tua . Pada tahap ini semua anak meninggalkan rumah , maka pasangan berfokus untuk mempertahankan kesehatan dengan berbagai aktivitas . pola hidup sehat, diet seimbang , olahraga rutin , menikmati hidup dan mengisi waktu dengan cara mengadakan pertemuan keluarga anaknya dengan cara mengadakan pertemuan keluarga antargenerasi atau anak cucu, sehingga pasangan dapat merasakan kebahagiaan sebagai kakek nenek . Hubungan antar pasangan perlu semakin dieratkan dengan memerhatikan
ketergantungan
dan
kemandiriaan
masing-masing
pasangan . Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini antara lain: a. Memepertahankan kesehatan b. Mempunyai lebih banyak waktu dan kebebasan dalam arti mengolah minat social dan waktu santai c. Memulihkan hubungan antara generasi muda dengna generasi tua d. Keagraban dengan pasangan e. Memelihara hubungan/kontak dengan anak dan keluarga f. Persiapan masa tua atau pensiun dengan meningkatkan keagraban pasangan. Sedangkan menurut carter dan Mc. Goldrik(1988) serta duval dan miller (1985) tugas perkembangan keluarga meliputi:
a. Menyediakan lingkungan yang meningkatkan kesehatan b. Mempertahankan hubungan-hubungan yang memuaskan dan penuh arti dengan para orang tua lansia dan anak-anak c. Memperkokoh hubungan perkawinan Fungsi perawat pada tahap ini adalah melaksanakan perawatan dan konsultasi yang terkait dengan upaya peningkatan kesehatan , seperti: kebutuhan istirahat yang cukup , aktivitas yang ringan sesuai dengan kemapuan , nutrisi yang baik , berat badan yang sesuai , dan sebagainya 8. Tahap VIII keluarga usia lanjut Tahap terakhir perkembangan keluarga dimulai pada saat salah satu pasangan penisun , berlanjut salah atu pasangan meninggal . proses usia lanjut dan pensiunan merupakan realitas yang tidak dapat dihindari karena berbagai proses stressor dan kehilangan
berbagai hubungan social ,
kehilangan pekerjaan , serta perasaan menurunnya prosuktivitas dan fungsi kesehatan mempertahankan penataan kehidupan yang memuaskan merupakan tugas utama keluarga pada tahap ini usia lanjut umunya lebih dapat beradaptasi tinggal di rumah sendiri dari pada tinggal bersama anaknya. Hasil riset day and day (1993), wanita yang tinggal dengan pasanganpasangan memperlihatkan adaptasi yang lebih positif dalam memasuki masa tuannya dibandingkan wanita yang tinggal dengan teman-teman sebayanya. Tugas perkembangan keluarga pada tahap I ni antara lain sebagainya berikut. a. Mempertahankan suasana rumah yang menyenagkan b. Adaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan teman,kekuatan fisik, dan pendapatan c. Mempertahankan keagraban suami istri dan saling merawat d. Mempertahankan hubungan dengan anak dan social masyarakat e. Melakukan file review f. Menerima kematian pasangan , kawan , dan mempersiapkan kematian Sedangkan menurut carter dan Mc goldrik(1988) serta duval dan miller (1985) tugas perkembangan keluarga meliputi: a. Mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan b. Menyesuaikan terhadap pendapatan yang menurun
c. Mempertahankan hubungan perkawinan d. Menyesuaikan diri terhadap kehilangan pasangan e. Mempertahankan ikatan keluarga antargenerasi f. Meneruskan untuk memahami eksistensi mereka (penelaahan dan integrasi hidup) Fungsi perawatan pada fase ini adalah melakukan perawatan pada orang tua, terutama terhadap penyakit –penyakit kronis dari fase akut sampai rehabilitasi . mempertahankan peningkatan kesehatan seperti: nutrisi, aktifitas , istirahat , pemeriksaan mata, gigi, dan pencegahan kecelakan di rumah dengan kedelapan fase perkembangan tersebut E. duval mengindidentifikasi . delapan tugas dasar yang mengarah pada keberhasilan hidup berkeluarga di dalam masyarakat . tugas- tugas tersebut meningkatkan penyesuaian keluarga dan adaptasi anggotanya secara individual . tugas-tugas tersebut ,keluarga secara kolektif atau anggotanya secara individual akan mengalami ketidak bahagiaan, celaan masyarakat , serta kesuitan dalam memperoleh keharmonisan dan aktualisasi diri. Kerangka kerja menurut duvall ini merupakan pedoman yang banyak digunakan perawat dalam mengkaji , menganalisis dan merencanakan proses keperawatan keluarga Tugas Seluruh Anggota Keluarga Tugas keluarga meliputi tanggung jawab untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan biologis, kultural dan pribadi, serta aspirasi para anggota pada setiap tingkat perkembangan keluarga, delapan tugas dasar tersebut meliputi: a) Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya b) Pemeliharaan sumber sumber alam yang ada dalam keluarga c) Pembagian tugas masing-masing anggota sesuai dengan kedudukanya masing masing d) Solusi antara anggota keluarga e) Pengaturan jumlah anggota keluarga f) Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga g) Membangkitkan dorongan dan semngat para anggotanya.
Tugas Keluarga dalam Bidang Kesehatan Ada 5 pokok tugas keluarga yang dijabarkan oleh Friedman (1998) yang sampai saat ini masih dipakai dalam asuhan keperawatan
keluarga.Tugas kesehatan keluarga menurut Friedman (1998) dalam Efendi dan Makhfudi (2009) tersebut adalah: 1. Mengenal Masalah Kesehatan Keluarga. Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh diabaikan karena tanpa kesehatan segala sesuatu tidak akan berarti dank arena kesehatnlah kadang seluruh kekuatan sumber daya dan dana akan habis. Orang tua perlu mengenal keadaan kesehatan dan perubahan-perubahan yang dialami anggota keluarga.Perubahan sekecil apapun yang dialami keluarga secara tidak langsung menjadi perhatian keluarga dan orang tua. Apabila menyadari adanya perubahan keluarga, perlu dicatat kapan terjadinya, perubahan apa yang terjadi, dan berapa besar perubahannya. Sejauh man keluarga mengetahui dan dan mengenal fakta-fakta dari masalah kesehatan yang meliputi pengertian, tanda dan gejala, factor penyebab dan yang memengaruhinya serta persepsi keluarga terhadap masalah. 2. Membuat keputusan tindakan yang tepat. Sebelum keluarga dapat membuat keputusan yang tepat mengenai masalah kesehatan yang dialaminya, perawat harus dapat mengkaji keadaan keluarga tersebut agar dapat memfasilitasi keluarga dalam membuat keputusan. Berikut ini adalah hal-hal yang perlu dikaji oleh perawat: a. Sejauh mana kemampuan keluarga mengerti mengenai sifat dan luasnya masalah. b. Apakah keluarga merasakan adanya masalah kesehatan. c. Apakah keluarga merasa menyerah terhadap masalah yang dialaminya. d. Apakah keluarga merasa takut akan akibat penyakit. e. Apakah keluarga mempunyai sifat negative terhadap masalah kesehatan. f. Apakah keluarga kurang percaya terhadap petugas kesehatan. g. Apakah keluarga mendapat informasi yang salah terhadap tindakan dalam mengatasi masalah. 3. Member perawatan pada anggota keluarga yang sakit. Ketika memberikan perawatan kepada anggota keluarganya yang sakit, keluarga harus mengetahui hal-hal sebagai berikut: a. Keadaan penyakitnya (sifat, penyebaran, komplikasi, prognosis dan perawatannya).
b. Sifat dan perkembangan perawat yang dibutuhkan. c. Keberadaan fasilitas yang dibutuhkan untuk perawatan, d. Sumber-sumber yang ada dalam keluarga (anggota keluarga yang bertanggung jawab atau financial, fasilitas fisik, psikososial). e. Sikap keluarga terhadap yang sakit. 4. Mempertahankan atau mengusahakan suasana rumah yang sehat. Ketika memodifikasi lingkungan atau menciptakan suasana rumah yang sehat, keluarga harus mengetahui hal-hal sebagai berikut: a. Sumber-sumber yang dimiliki oleh keluarga. b. Keuntungan atau manfaat pemeliharaan lingkungan. c. Pentingnya hygiene sanitasi d. Upaya pencegahan penyakit. e. Sikap atau pandangan keluarga terhadap hygiene sanitasi. f. Kekompakan antar anggota keluarga. 5. Menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada di masyarakat. Ketika merujuk anggita keluarga ke fasilitas kesehatan, keluarga harus mengetahui hal-hal berikut ini: a. Keberadaan fasilitas keluarga. b. Keuntungan-keuntungan, yang diperoleh dari fasilitas kesehatan. c. Tingkat kepercayaan keluarga terhadap petugas dan fasilitas kesehatan. d. Pengalaman yang kurang baik terhadap petugas kesehatan. e. Fasilitas kesehatan yang ada terjangkau oleh keluarga. Perlu digaris bawahi bahwa 5 tugas keluarga dalam bidang kesehatan diatas, mesti selalu dijalankan. Tentu apabila salah satu ata beberapa
diantara
tugas
tersebut
tidak
dijalankan
justru
akan
menimbulkan masalah kesehatan dalam keluarga.
2.5 IMPLIKASI KEPERAWATAN KELUARGA Dalam melaksanakan asuhan keperawatan keluarga terdapat beberapa peran yang dapat dilakukan oleh perawat, yaitu 1. Pengenalan kesehatan. Perawat dapat membantu keluarga menganalisis masalah yang dialami secara objektif serta membuat keluarga sadar akan masalah tersebut. Sehingga keluarga akan mampu dalam mengidentifikasi masalah kesehatan yang dihadapi.
2. Memberi layanan askep kepada keluarga yang sakit. Banyak sekali pertemuan pertama kali terjadi jika ada keluarga yang sakit baik itu pertemuan secara langsung atau bertemu di pusat pelayanan kesehatan.Perawat memberi asuhan keperawatan kepada individu atau keluarga dengan kasus tertentu, misalnya pasien tuberkulosis, diabetes, dan ibu hamil, yang di jumpai di klinik yang kadang-kadang ditindaklanjuti keperawatannya di rumah (lingkungan keluarga). 3. Menjadi kordinator layanan kesehatan dan perawatan kesehatan. Perawat dapat berperan sebagai kordinator pelayanan kesehatan Keluarga baik secara berkelompok maupun individu 4. Fasilitator. Perawat bekerja sebagai fasilitator agar pelayanan kesehatan mudah di jangkau bagi keluarga yang mengalami masalah kesehatan dan membantu mencari jalan keluar mengenai masalah tersebut 5. Perawat sebagai pendidik atau penyuluh dan konsultan Perawat dapat berperan sebagai pendidik atau penyuluh kesehatan kepada keluarga yang sakit dan berperan sebagai konsultan dalam memberikan petunjuk tentang asuhan dasar keluarga (Dion dan Yasinta, 2013). Dari beberapa peran diatas, jika perawat keluarga dapat melakukan semua hal tersebut dengan baik maka manfaat yang akan dirasakan oleh keluarga dan perawat itu sendiri akan sangat besar. Menurut Ferry Effendi dan Makhfudli (2009), manfaat peran perawat kesehatan di rumah baik untuk keluarga maupun perawan, adalah: 1. Manfaat untuk keluarga a. Biaya kesehatan akan lebih terkendali atau sesuai dengan kemampuan keluarga. Karna selalu melibatkan keluarga dalam segala keputusan b. Mempererat hubungan ikatan keluarga karna dapat berdekatan dengan keluarganya yang sakit c. Klien dapat merasa sangat nyaman karna berada di rumahnya sendiri 2. Manfaat untuk perawat a. Selalu merasakan parian tempat kerja yang berbeda, sehingga tidak akan merasa jenuh b. Dapat mengenali lingkungan dan klien dengan baik sehingga pendidikan kesehatan yang di diberikan sesuai dengan situasi dan kondisi rumah klien
Adapun hal- hal yang harus di perhatikan oleh seorang perawat kelurga untuk mengoptimalkan kinerja asuhan keperawatan keluarga adalah: 1. Perawatan kesehatan yang bersifat preventif, kuratif maupun edukatif, di rumah dan sistem pelayanan kesehatan diarahkan untuk membantu seluruh keluarga dalam meningkatkan cara-cara hidup sehat. 2. Pencakupan pelayanan kesehatan yang sangat luas, karena itu semua anggota keluarga dicakupi dan semua sumber yang ada dapat dikerahkan untuk kepentingan kesehatan keluarga dan masyarakat. 3. Pelayan kesehatan, pencatatan dan pelaporan, kunjungan ke puskesmas serta pendekatan secara epidemiologi harus dilakukan ke semua keluarga agar pelayanan dabat dioptimalkan. 4. Asuhan keperawatan keluarga dioptimalkan dan ditekankan pada waktuwaktu rawan dalam kehidupan keluarga dan pada keadaan-keadaan resiko tinggi. 5. Perlu ada kesinambungan dari pelayanan kesehatan serta pengawasan secara teratur agar keluarga dapat mendapatkan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dengan tepat dan cepat, sehingga program- program yang direncanakan oleh perawat keluarga dapat berjalan dengan baik.
Ada beberapa implikasi dalam pemberian pelayanan kesehatan yang dipusatkan pada keluarga, diantaranya : a. Pelayanan kesehatan dan keperawatan diarahkan untuk membantu seluruh keluarga dalam meningkatkan cara-cara hidup sehat sehingga meningkatkan produktivitas dan derajat kesehatan keluarga. b. Cakupan pelayanan kesehatan dan keperawatan lebih luas, karena banyak anggota keluarga yang dapat dicakup dan sumber-sumber keluarga yang dapat diarahkan untuk meningkatkan kesehatan keluarga. c. Pelayanan kesehatan dan keperawatan dipusatkan kepada keluarga sebagai satu kesatuan yang utuh. d. Pelayanan kesehatan dan keperawatan keluarga ditekankan pada waktu-waktu rawan didalam kehidupan dan keluarga-keluarga dengan resiko tinggi. e. Agar dapat mencapai tujuaan dan sasaran dalam pelayanan kesehatan keluarga diperlukan kontinuitas pelayanan pada keluarga-keluarga rawan terhadap masalah kesehatan dan keperawatan. f. Perlu mempersiapkan tenaga-tenaga perawat kesehatan keluarga yang mempunyai kemampuan dalam memberikan pelayanan.
g. Perlu pengembangan dan peningkatan sumber-sumber yang ada dalam masyarakat untuk kepentingan asuhan pelayanan keperawatan kesehatan keluarga.
BAB III PENUTUP 3.1 KESIMPULAN Keluarga adalah seperangkat bagian yang saling tergantung satu sama lain serta memiliki perasaan beridentitas dan berbeda dari anggota dan tugas utama keluarga adalah memelihara kebutuhan psikososial anggota-anggotanya dan kesejahteraan hidupnya secara umum. Keluarga yang memerlukan pelayanan kesehatan berasal dari berbagai macam pola kehidupan.Terdapat dua tipe keluarga yaitu keluarga tradisional dan non tradisional.Fungsi afektif berhubugngan erat dengan fungsi internal keluarga, yang merupakan basis kekuatan keluarga. Keluarga memili beberapa fungsi diantaranya : Fungsi Sosialisasi, yaitu proses perkembangan dan perubahan yang dilalui individu, yang menghasilkan interaksi sosial. Fungsi Reproduksi, keluarga berfungsi untuk meneruskan keturunan dan menambah sumber daya manusia. Fungsi Ekonomi, merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan seluruh anggoat keluarga seperti memenuhi kebutuhan akan makanan, pakaian, dan tempat tinggal dan yang terakhir Fungsi Perawatan atau Pemeliharan Kesehatan .
3.2 SARAN 1. Bagi penyusun, agar lebih giat lagi dalam mencari referensi-referensi dari sumber rujukan, karena dengan semakin banyak sumber yang di dapat semakin baik makalah yang dapat disusun. 2. Bagi Institusi, agar dapat menyediakan sumber-sumber bacaan baru, sehingga dapat mendukung proses belajar mengajar. 3. Bagi pembaca, agar dapat memberikan masukan yang bersifat membangun demi kesempurnaan penyusunan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA Harmoko. 2012. Asuhan Keperawatan Keluarga . Yogyakarta: Pustaka Pelajar Effendy.N .1998.Dasar- dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat, Edisi 2. Jakarta; EGC Friedman, M. M. 1998. Keperawatan Keluarga Teori dan Praktek.(Family nursing teori and practice). Edisi 3. Alih bahasa Ina debora R. L. Jakarta: EGC Dion & Yasinta. 2013. Asuhan Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Nuha Medika Arista, Eka. 2011. Ilmu Kesehatan Masyarakat Holistik Untuk Kebidanan. Yogyakarta: Nuha Medika Dion & Yasinta.2013. Asuhan Keperawatan Keluarga Konsep dan Praktik. Yogyakarta: Nuha Medika Padila. 2012. Buku Ajar Keperawatan Keluarga Dilengkapi Aplikasi Kasus Askep Keluarga Terapi Herbal dan Terapi Modalitas. Yogyakarta: Nuha Medika Susanto, Tantut. 2012. Buku Ajar Keperawatan: Aplikasi Teori Pada Praktik Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta: TIM Fredman, alih bahasa, Achir Yani. 2010. Buku Ajar Keperawatan Keluarga : Riset, Teori & Praktik. Jakarta: EGC