BAB II PEMBAHASAN 2.1 Konsep Evolusi Molekuler Evolusi molekuler adalah suatu pendekatan pengkajian evolusi yang berpijak pada genetika populasi dan biologi molekuler dengan lingkup atau area pengkajian pada perubahan materi genetik (urutan DNA atau RNA) dan produknya (protein) serta sejarah evolusi organisme yang didukung oleh data-data molekuler (Karmana, 2009). Selain itu evolusi molekuler adalah suatu pendekatan pengkajian masalah evolusi yang berpijak pada populasi genetika dan biologi molekuler dengan area atau lingkup pengkajian pada perubahan materi genetik (urutan DNA atau RNA) dan produknya (protein atau molekul RNA) serta rata-rata dan pola perubahannya serta mengkaji pula sejarah evolusi organisme dan makromolekul yang didukung data-data molekuler (filogeni molekuler). Menurut Widodo, dkk (2003) Evolusi molekuler meliputi dua area pembahasan, yaitu 1) evolusi makromolekuler 2) Rekontruksi sejarah evolusi gen dan organisme . a. Evolusi makromolekuler Evolusi makromolekuler menunjukan pembentukan gen dan pola perubahan yang tampak pada materi genetik (misalnya urutan DNA) dan produknya (misal protein) selama waktu evolusi dan terhadap mekanisme yang bertanggung jawab untuk sejumlah perubahan tersebut. Area pembahasan evolusi makromolekuler menjelaskan tentang pembentukan, penyebab dan efek dari perubahan evolusi molekul. b. Rekontruksi sejarah evolusi gen dan organisme Area kedua dikenal sebagai “molekuler phylogeny” menjelaskan sejarah evolusi organisme dan makromolekul seperti adanya keterlibatan data-data molekuler. Rekontruksi sejarah evolusi gen dan organisme menggunakan molekul hanya sebagai alat untuk merekontruksi sejarah biologi organisme dan konstituen genetikanya. Studi tentang evolusi molekuler berakar pada dua disiplin ilmu yang berbeda yaitu “genetika populasi” dan “biologi molekuler”. Genetika populasi melengkapi tentang dasar teori untuk proses-proses evolusi, sementara biologi molekuler melengkapi tentang data empiris. Jadi untuk memahami evolusi molekuler tersebut sangat diperlukan pengetahuan dasar keduanya yaitu genetika populasi dan biologi molekuler praktis (Widodo, dkk. 2003). Konsep evolusi dahulu yang dikembangkan oleh Darwin hanya mengandalkan bidang ilmu genetika yang disebut Mendelisme. Saat ini telaah mengenai struktur DNA serta tinjauan dan pengungkapan fakta adanya mekanisme perubahan pada tingkat molekul DNA
(penyandi program kehidupan), membawa pada pemahaman yang lebih baik pada proses perubahan organisasi individu yang memungkinkan adanya keragaman organisasi tubuh makhluk hidup. Pada kajian bidang molekuler muncul banyak konsep tentang adanya gen yang tidak berubah selama proses evolusi. Gen-gen tersebut memiliki tingkat homologi (kesamaan) struktur antar spesies dalam sekala yang luas, dan ekspresi fungsional protein yang dihasilkannnya tidak berbeda satu dengan lainnya. Gen-gen ini disebut gen-gen yang mengalami konservasi. Perubahan evolusi berbasis urutan nukleotida merupakan salah satu bagian evolusi molekuler yang terkait dengan peristiwa mutasi, insersi, delesi dan inversi yang akan dapat menyebabkan perubahan-perubahan pada tingkat gen (nukleotida), dimana perubahan ini merupakan suatu agen terjadinya evolusi pada tingkat molekuler (microevolution) (Widodo, dkk. 2003). 2.2 Prinsip-Prinsip Evolusi Molekuler Terdapat 3 prinsip dasar evolusi molekuler yaitu sebagai berikut. 1. Mutasi Dalam artian tersebut mutasi bersifat permanen dan dapat menyebabkan perubahan material genetik pada bagian DNA dan RNA pada sebuah sel. Mutasi dapat disebabkan oleh kesalahan penggadaan pada material genetik, pada saat pembelahan sel dan dapat disebabkan juga oleh efek radiasi, bahan kimia, virus atau dapat juga secara bebas selama meiosis dan Hypermutation. Mutasi alami tidak mempengaruhi perubahan kelangsungan hidup pada sebuah organisme pada habitatnya dan terakumulasi dari waktu ke waktu. 2. Penyebab perubahan pada frekuensi alel Ada beberapa proses yang dapat menyebabkan perubahan pada frekuensi alel, yaitu sebagai berikut. a. Penyimpangan genetik, merupakan akumulasi perubahn secara acak pada kelompok gen. b. Aliran genetik, merupakan sesuatu yang membuat populasi lebih dekat secara genetik pada saat membangun kelompok gen yang besar. c. Seleksi alam, pada kenyataannya seleksi alami terbentuk oleh angka kematian dan angka kelahiran yang berbeda. 3. Mempelajari filogeni pada tingkat molekuler Sistematika molekuler merupakan bidang penting dari sistematik dan genetika molekuler, yaitu suatu proses menggunakan data molekuler dari organisme biologis seperti DNA, RNA atau keduanya untuk menyelesaikan masalah dalam sistematik.
Rujukan : Karmana, I.W. 2009. Kajian Evolusi Berbasis Urutan Nukleotida. GaneÇ Swara. 3 (3) : 75 – 81. Widodo, dkk. 2003. Evolusi (Program Semi Que-IV) Direktorat Pendidikan Tinggi. Proyek Peningkatan Manajemen Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.Jakarta