Komunitas Remaja.docx

  • Uploaded by: trias nur setiadi
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Komunitas Remaja.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,590
  • Pages: 11
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa. Perkembangan seseorang dalam masa kanak-kanak dan

remaja

akan

membentuk perkembangan diri orang tersebut dimasa dewasa. Karena itulah bila masa kanak-kanak dan remaja rusak karena narkoba, alkohol maupun rokok serta pergaulan bebas, maka suram atau hancurlah masa depannya. Pada masa remaja justru keinginan untuk mencoba-coba, mengikuti trend dan gaya hidup, serta bersenang-senang sangat tinggi. Data yang dihimpun oleh BNN (Badan

Narkotika Nasional) pada tahun 2016,

menggambarkan pola peningkatan penyalahgunaan zat termasuk alkohol yang significan, tahun 2016 terjadi 8.118 kasus penyalahgunaan narkotika, 21.318 kasus penyalahgunaan psikotropika dan 4.639 kasus penyalahguaan zat adiktif, dari tahun sebelumnya tahun 2015 terjadi 8.171 kasus penyalahgunaan narkotika, 6.733 kasus penyalahgunaan psikotropika, dan 1.348 kasus penyalahgunaan zat adiktif. Penyalahgunaan alkohol dikelompokkan berdasarkan pendidikan formal pada tahun 2006, SLTP dan SLTA menempati urutan pertama dengan 73.253 kasus, SD dengan 8.449 kasus, dan PT dengan 3.987 kasus. Remaja dalam bertindak akan selalu dipengaruhi oleh konsep diri dan pengalaman dalam hidupnya. Sehingga penting bagi perawat untuk dapat menggali dan mencari informasi mengenai konsep diri serta pengalaman seorang remaja untuk dapat menentukan diagnose keperawatan yang tepat hingga merencanakan suatu intervensi pada remaja yang bermasalah.

1.2 Rumusan Masalah 1. Apa pengertian dari remaja? 2. Apa saja tugas perkembangan pada remaja? 3. Apa saja tumbuh kembang yang dialami pada remaja? 4. Apa saja penyimpangan yang terjadi pada remaja? 5. Bagaimanakah menangani penyimpangan pada remaja? 6. Bagaimanakah diagnosa dan intervensi keperawatan pada remaja?

1.3 Tujuan Tujuan Umum Mahasiswa mampu menyusun asuhan keperawatan pada komunitas kelompok remaja dengan baik dan benar. Tujuan Khusus 1. Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian dari remaja 2. Mahasiswa mampu menyebutkan tugas perkembangan pada remaja 3. Mahasiswa mampu menyebutkan tumbuh kembang yang dialami pada remaja 4. Mahasiswa mampu menyebutkan berbagai penyimpangan pada remaja 5. Mahasiswa mampu menyebutkan cara menangani penyimpangan pada remaja 6. Mahasiswa mampu menyusun diagnosa keperawatan komunitas pada remaja 7. Mahasiswa mampu menyusun intervensi keperawatan komunitas pada remaja

1.4 Manfaat Mahasiswa mampu memahami tentang konsep keperawatan pada komunitas kelompok remaja serta mampu menerapkan asuhan keperawatan pada pada komunitas kelompok remaja dengan pendekatan Student Center Learning.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Remaja Masa remaja merupakan masa dimana seorang individu mengalami peralihan dari satu tahap ke tahap berikutnya dan mengalami perubahan baik emosi, tubuh, minat, pola perilaku, dan juga penuh dengan masalah-masalah (Hurlock, 1998). Oleh karenanya, remaja sangat rentan sekali mengalami masalah psikososial, yakni masalah psikis atau kejiwaan yang timbul sebagai akibat terjadinya perubahan sosial. Masa remaja merupakan sebuah periode dalam kehidupan manusia yang batasannya usia maupun peranannya seringkali tidak terlalu jelas. Pubertas yang dahulu dianggap sebagai tanda awal keremajaan ternyata tidak lagi valid sebagai patokan atau batasan untuk pengkategorian remaja sebab usia pubertas yang dahulu terjadi pada akhir usia belasan (15-18) kini terjadi pada awal belasan bahkan sebelum usia 11 tahun. Seorang anak berusia 10 tahun mungkin saja sudah (atau sedang) mengalami pubertas namun tidak berarti ia sudah bisa dikatakan sebagai remaja dan sudah siap menghadapi dunia orang dewasa. Ia belum siap menghadapi dunia nyata orang dewasa, meski di saat yang sama ia juga bukan anak-anak lagi. Berbeda dengan balita yang perkembangannya dengan jelas dapat

diukur,

remaja hampir tidak

memiliki pola perkembangan yang pasti. Dalam perkembangannya seringkali mereka menjadi bingung karena kadang-kadang diperlakukan sebagai anak-anak tetapi di lain waktu mereka dituntut untuk bersikap mandiri dan dewasa.

2.2 Tugas Perkembangan Pada Remaja Semua tugas-tugas perkembangan masa remaja terfokus pada bagaimana melalui sikap dan pola perilaku kanak-kanak dan mempersipakan sikap dan perilaku orang dewasa. Rincian tugas-tugas pada masa remaja ini adalah sebagai berikut : 1. Mencapai relasi yang lebih matang dengan teman seusia dari kedua jenis kelamin 2. Mencapai peran sosial feminin atau maskulin 3. Menerima fisik dan menggunakan tubuhnya secara efektif 4. Meminta, menerima dan mencapai perilaku bertanggung jawab secara sosial

5. Mencapai kemandirian secara emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya 6. Mempersiapkan untuk karir ekonomi 7. Memperiapkan untuk menikah dan berkeluarga 8. Memperoleh suatu set nilai dan sistem etis untuk mengarahkan perilaku

2.3 Tumbuh Kembang pada Remaja 1. Perubahan Fisik Masa Remaja a. Tinggi badan Rata-rata anak perempuan mencapai tinggi dewasanya pada usia 17/18 tahun dan bagi anak laki-laki satu tahun lebih dari usia tersebut. b. Berat badan Perubahan berat tubuh seiring dengan waktu sama dengan perubahan tinggi badan, hanya saja sekarang lebih menyebar ke seluruh tubuh. c. Proporsi tubuh Berbagai bagian tubuh secara bertahap mencapai proporsinya. Misal : badan lebih lebar dan lebih kuat. d. Organ seksual Pada laki-laki dan perempuan organ seksual mencapai ukuran dewasa pada periode remaja akhir, namun fungsinya belum matang sampai dengan beberapa tahun kemudian e. Karakteristik sex sekunder Karakteristik sek sekunder utama mengalami perkembangan pada level dewasa pada periode remaja akhir.

2. Perkembangan a. Perkembangan Kognitif Remaja 1) Abstrak (teoritis). Menghubungkan ide, pemikiran atau konsep pengertian guna menganalisa dan memecahkan masalah. Contoh pemecahan masalah abstrak ; aljabar. 2) Idealistik. Berfikir secara ideal mengenai diri sendiri, orang lain maupun masalah social kemasyarakatan yang ditemui dalam hidupnya.

3) Logika. Berfikir seperti seorang ilmuwan, membuat suatu perencanaan untukmemecahkan suatu masalah. Kemudian mereka menguji cara pemcahan secara runtut, tratur dan sistematis. b. Perkembangan Psikososial Remaja 1) Menyesuaikan diri dengan perubahan fisiologis – psikologis 2) Belajar bersosialisasi sebagai seorang laki-laki maupun wanita 3) Memperoleh kebebasan secara emosional dari orang tua dan orang dewasa lain 4) Remaja bertugas untuk menjadi warga negara yang bertanggung jawab. 5) Memperoleh kemandirian dan kepastian secara ekonomis c. Perkembangan Identitas Diri 1) Konsep diri 2) Evaluasi diri 3) Harga diri 4) Efikasi diri 5) Kepercayaan diri 6) Tanggung jawab 7) Komitmen 8) Ketekunan 9) Kemandirian

2. Emosionalitas Masa Remaja Selain terjadi perubahan fisik yang sangat mencolok, juga terjadi perubahan dalam emosionalitas remaja yang cukup mengemuka, sehingga ada beberapa hal yang dapat disimpulkan dari perubahan pada aspek emosionalitas ini. Masa ini disebut sebagai masa “storm and stres” dimana terjadi peningkatan ketegangan emosional yang dihasilkan dari perubahan fisik dan hormonal. Pada masa ini emosi seringkali sangat intens, tidak terkontrol dan nampak irrasional, secara umum terdapat peningkatan perilaku emosional pada setiap usia yang dilalui. Misalnya, pada usia 14 tahun, remaja menjadi mudah marah, mudah gembira, dan meledak secara emosional, sedangkan pada usia 16 tahun terjadi kebalikannya mereka

mengatakan tidak terlalu merasa khawatir. Hal yang paling membuat remaja marah adalah apabila mereka diperlakukan seperti anak-anak atau pada saat merasa diperlakukan tidak adil. Ekspresi kemarahannya mungkin berupa mendongkol, menolak untuk bicara, atau mengkritik secara keras. Hal yang juga cukup mengemuka yaitu pada masa ini remaja lebih iri hati terhadap mereka yang memiliki materi lebih.

3. Perubahan Sosial pada remaja Salah satu tugas perkembangan yang paling sulit pada masa penyesuaian sosial. Penyesuaian ini harus dilakukan

remaja adalah

terhadap jenis kelamin yang

berlainan dalam suatu relasi yang sebelumnya tidak pernah ada dan terhadap orang dewasa diluar keluarga dan lingkungan sekolah. Pada masa ini remaja paling banyak menghabiskan waktu mereka di luar rumah bersama dengan teman sebaya mereka, sehingga bisa dipahami apabila teman sebaya sangat berpengaruh terhadap sikap, cara bicara, minat, penampilan, dan perilaku remaja. Perubahan dalam perilaku sosial terlihat dengan adanya perubahan dalam sikap dan perilaku dalam relasi heteroseksual, mereka yang tadinya tidak menyukai keterlibatan lawan jenis menjadi menyukai pertemanan dengan lawan jenis. Secara umum dapat dikatakan bahwa minat terhadap lawan jenis meningkat. Selain itu, perubahan sosial yang terjadi dengan adanya nilai-nilai baru dalam memilih teman, dimana sekarang remaja lebih memilih yang memiliki minat dan nilai-nilai yang sama, bisa memahami dan membuat merasa aman, dapat dipercaya dan bisa diskusi mengenai hal-hal yang tidak bisa dibicarakan dengan guru atau orang tua. Pada masa ini pun remaja memiliki keinginan untuk tampil sebagai seorang yang populer dan disukai oleh lingkungannya.

2.4 Penyimpangan pada Remaja 1. Remaja dan Rokok Di masa modern ini, merokok merupakan suatu pemandangan yang sangat tidak asing. Kebiasaan merokok dianggap dapat memberikan kenikmatan bagi si perokok,

namun dilain pihak dapat menimbulkan dampak buruk bagi si perokok sendiri maupun orang-orang disekitarnya. Berbagai kandungan zat yang terdapat di dalam rokok memberikan dampak negatif bagi tubuh penghisapnya. Beberapa motivasi yang melatarbelakangi seseorang merokok adalah untuk mendapat pengakuan (anticipatory beliefs), untuk menghilangkan kekecewaan (reliefing beliefs), dan menganggap perbuatannya tersebut tidak melanggar norma (permissive beliefs/ fasilitative) (Joewana, 2004). Hal ini sejalan dengan kegiatan merokok yang dilakukan oleh remaja yang biasanya dilakukan didepan orang lain, terutama dilakukan di depan kelompoknya karena mereka sangat tertarik kepada kelompok sebayanya atau dengan kata lain terikat dengan kelompoknya. Penyebab remaja merokok, antara lain : a. Pengaruh orang tua Salah satu temuan tentang remaja perokok adalah bahwa anak-anak muda yang berasal dari rumah tangga yang tidak bahagia, dimana orang tua tidak begitu memperhatikan anak-anaknya dan memberikan hukuman fisik yang keras lebih mudah untuk menjadi perokok dibanding anak-anak muda yang berasal dari lingkungan rumah tangga yang bahagia (Baer & Corado dalam Atkinson, Pengantar psikologi, 1999:294). b. Pengaruh teman Berbagai fakta mengungkapkan bahwa semakin banyak remaja merokok maka semakin besar kemungkinan teman-temannya adalah perokok juga dan demikian sebaliknya. Dari fakta tersebut ada dua kemungkinan yang terjadi, pertama remaja tadi terpengaruh oleh teman-temannya atau bahkan teman-teman remaja tersebut dipengaruhi oleh diri remaja tersebut yang akhirnya mereka semua menjadi perokok. Diantara remaja perokok terdapat 87% mempunyai sekurang-kurangnya satu atau lebih sahabat yang perokok begitu pula dengan remaja non perokok (Al Bachri, 1991). c. Faktor Kepribadian Orang mencoba untuk merokok karena alasan ingin tahu atau ingin melepaskan diri dari rasa sakit fisik atau jiwa, membebaskan diri dari kebosanan. Namun satu sifat kepribadian yang bersifat prediktif pada pengguna obat-obatan (termasuk

rokok) ialah konformitas sosial. Orang yang memiliki skor tinggi pada berbagai tes konformitas sosial lebih mudah menjadi pengguna dibandingkan dengan mereka yang memiliki skor yang rendah (Atkinson,1999). d. Pengaruh Iklan Melihat iklan di media massa dan elektronik yang menampilkan gambaran bahwa perokok adalah lambang kejantanan atau glamour, membuat remaja seringkali terpicu untuk mengikuti perilaku seperti yang ada dalam iklan tersebut. (Mari Juniarti, Buletin RSKO, tahun IX,1991). 2. Remaja dan Peyalahgunaan Minuman Keras dan Narkoba Berdasarkan data Badan Narkotika Nasional (BNN), jumlah kasus penyalahgunaan narkoba di Indonesia dari tahun 1998-2003 adalah 20.301 orang, di mana 70% diantaranya berusia antara 15 -19 tahun. a. Narkoba Narkoba (singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Bahan Aditif berbahaya lainnya) adalah bahan/zat yang jika dimasukan dalam tubuh manusia, baik secara oral/diminum, dihirup, maupun disuntikan, dapat mengubah pikiran, suasana hati atau perasaan, dan perilaku seseorang. Narkoba dapat menimbulkan ketergantungan (adiksi) fisik dan psikologis. Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa

nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan

(Undang-Undang No. 22 tahun 1997). Yang termasuk jenis narkotika adalah : a. Tanaman papaver, opium mentah, opium masak (candu, jicing, jicingko), opium obat, morfina, kokaina, ekgonina, tanaman ganja, dan damar ganja. b. Garam-garam dan turunan-turunan dari morfina dan kokaina, serta campurancampuran dan sediaan-sediaan yang mengandung bahan tersebut di atas. Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan pada aktivitas mental dan perilaku (Undang-

Undang No. 5/1997). Zat yang termasuk psikotropika antara lain Sedatin (Pil BK), Rohypnol, Magadon, Valium, Mandarax, Amfetamine, Fensiklidin, Metakualon, Metifenidat, Fenobarbital, Flunitrazepam, Ekstasi, Shabu-shabu, LSD (Lycergic Alis Diethylamide), dsb. Bahan Adiktif berbahaya lainnya adalah bahan-bahan alamiah, semi sintetis maupun sintetis yang dapat dipakai sebagai pengganti morfina atau kokaina yang dapat mengganggu sistim syaraf pusat, seperti: Alkohol. Kebanyakan zat dalam narkoba sebenarnya digunakan untuk pengobatan dan penelitian. Tetapi karena berbagai alasan, mulai dari keinginan untuk dicoba-coba, ikut trend/gaya, lambing status social, ingin melupakan persoalan maka narkoba kemudian

disalahgunakan.

Penggunaan

terus

menerus

dan

berlanjut

akan

menyebabkan ketergantungan atau dependensi yang disebut juga dengan kecanduan Masalah menjadi lebih gawat lagi bila karena penggunaan narkoba, para remaja tertular dan menularkan HIV/AIDS di kalangan remaja. Hal ini telah terbukti dari pemakaian narkoba melalui jarum suntik secara bergantian. Bangsa ini akan kehilangan remaja yang sangat banyak akibat penyalahgunaan narkoba dan merebaknya HIV/AIDS. Kehilangan remaja sama dengan kehilangan sumber daya manusia bagi bangsa. b. Alkohol Alkohol adalah zat penekan susuan syaraf pusat meskipun dalam jumlah kecil mungkin mempunyai efek stimulasi ringan. Minuman beralkohol mempunyai kadar yang berbeda-beda, misalnya bir dan soda alkohol ( 1-7% alkohol), anggur (1015% alkohol) dan minuman keras yang biasa disebut dengan spirit (35 – 55% alkohol). Konsentrasi alkohol dalam darah dicapai dalam 30 – 90 menitsetelah diminum. Pengaruh alkohol terhadap tubuh (fisik dan mental) bervariasi, tergantung pada beberapa faktor yaitu : a. Jenis dan jumlah alkohol yang dikonsumsi b. Usia, berat badan, dan jenis kelamin

c. Makanan yang ada di dalam lambung d. Pengalaman seseorang minum-minuman beralkohol e. Situasi dimana orang minum-minuman beralkohol 3. Remaja dan Penyimpangan Seksual Kita telah ketahui bahwa kebebasan bergaul remaja sangatlah diperlukan agar mereka tidak "kuper" dan "jomblo" yang biasanya jadi anak mama. "Banyak teman maka banyak pengetahuan". Namun tidak semua teman kita sejalan dengan apa yang kita inginkan. Mungkin mereka suka hura-hura, suka dengan yang berbau pornografi, dan tentu saja ada yang bersikap terpuji. Benar agar kita tidak terjerumus ke pergaulan bebas yang menyesatkan. Masa remaja merupakan suatu masa yang menjadi bagian dari kehidupan manusia yang di dalamnya penuh dengan dinamika. Dinamika kehidupan remaja ini akan sangat berpengaruh terhadap pembentukan diri remaja itu sendiri. Masa remaja dapat dicirikan dengan banyaknya rasa ingin tahu pada diri seseorang dalam berbagai hal, tidak terkecuali bidang seks. Seiring dengan bertambahnya usia seseorang, organ reproduksi pun mengalami

perkembangan dan pada akhirnya akan mengalami

kematangan. Kematangan organ reproduksi dan perkembangan psikologis remaja yang mulai menyukai lawan jenisnya serta arus media informasi baik elektronik maupun non elektronik akan sangat berpengaruh terhadap perilaku seksual individu remaja tersebut. Salah satu masalah yang sering timbul pada remaja terkait dengan masa awal kematangan organ reproduksi pada remaja adalah masalah kehamilan yang terjadi pada remaja diluar pernikahan. Apalagi apabila Kehamilan tersebut terjadi pada usia sekolah. Siswi yang mengalami kehamilan biasanya mendapatkan respon dari dua pihak. Pertama yaitu dari pihak sekolah, biasanya jika terjadi kehamilan pada siswi, maka yang sampai saat ini terjadi adalah sekolah meresponya dengan sangat buruk dan berujung dengan dikeluarkannya siswi tersebut dari sekolah. Kedua yaitu dari lingkungan di mana siswi tersebut tinggal, lingkungan akan cenderung mencemooh dan mengucilkan siswi tersebut. Hal tersebut terjadi jika karena masih kuatnya nilai norma kehidupan masyarakat kita. Kehamilan remaja adalah isu yang saat ini mendapat perhatian pemerintah. Karena masalah kehamilan remaja tidak hanya membebani remaja sebagai individu dan

bayi mereka namun juga mempengaruhi secara luas pada seluruh strata di masyarakat dan juga membebani sumber-sumber kesejahteraan. Namun, alasan-alasannya tidak sepenuhnya dimengerti. Beberapa sebab kehamilan termasuk rendahnya pengetahuan tentang keluarga berencana, perbedaan budaya yang menempatkan harga diri remaja di lingkungannya, perasaan remaja akan ketidakamanan atau impulsifisitas, ketergantungan kebutuhan, dan keinginan yang sangat untuk mendapatkan kebebasan. Selain masalah kehamilan pada remaja masalah yang juga sangat menggelisahkan berbagai kalangan dan juga banyak terjadi pada masa remaja adalah banyaknya remaja yang mengidap HIV/AIDS. 2.5 Remaja dan Perilaku Hidup Sehat Remaja yang bersikap hidup sehat adalah remaja yang mengerti tujuan hidup, memahami faktor penghambat maupun pendukung perkembangan kematangannya, bergaul dengan bijaksana, dan terus menerus memperbaiki diri. Dengan demikian remaja dapat diharapkan menjaga remaja yang handal dan sehat. Remaja harus mengetahui dirinya memiliki kekhawatiran dan harapan, dengan kata lain remaja harus mengerti dirinya sendiri. Faktor yang berkembang pada setiap remaja antara lain fisik, intelektual, emosional, spiritual. Kecepatan perkembangan tersebut adalah fisik 3, intelektual 20%, emosional 30%, dan spiritual 15%. Faktor fisik berkembang secara tepat sedangkan faktor lainnya berkembang tidaksama besar. Perkembangan yang tidak seimbang inilah yang menimbulkan kejanggalan dan berpengaruh terhadap perilaku remaja. Bagaimana seseorang remaja melihat dirinya sendiri, orang lain serta hubungannya dengan orang lain termasuk orang tua dan pembina. Kadang-kadang ia ingin dianggap sebagai anak-anak, orang dewasa, orang lain dianggap sebagai orang tua, teman. Hubungan dirinya dengan orang lain dianggap bersifat: 1. Otoriter demokratis 2. Tertutup terbuka 3. Formal informal

Related Documents

Komunitas Diare.docx
April 2020 29
Komunitas Remaja.docx
May 2020 17
Komunitas Lansia.docx
May 2020 24
Askeb Komunitas
October 2019 57
Komunitas Tugas.docx
November 2019 36

More Documents from "Yuni Tina"