BAB I PENDAHULUAN
2.3. Latar Belakang Peningkatan kualitas pembelajaran merupakan salah satu hal yang paling mendasar untuk meningkatkan kualitas pendidikan secara keseluruhan. Namun kurangnya kreatifitas
guru
sebagai
pengajar dalam menyajikan
media
pembelajaran yang lebih menyenangkan dan dekat dengan dunia siswa menyebabkan materi pelajaran yang disampaikan oleh guru tidak berjalan secara optimal. Akibatnya siswa merasa bosan, pelajaran tidak menarik, bahkan penuh misteri, sehingga berujung pada hasil belajar yang kurang memuaskan. Sebagaimana yang dikemukakan Arsyad (2006:15) ada dua unsur yang amat penting dalam proses pembelajaran di kelas yaitu model atau strategi dan media pembelajaran. Kedua aspek ini saling berkaitan. Pemilihan salah satu metode mengajar tertentu akan mempengaruhi jenis media pembelajaran yang sesuai, meskipun masih ada berbagai aspek lain yang harus diperhatikan dalam memilih media pembelajaran. Pemakaian
media
pembelajaran
dalam
proses
belajar
mengajar
dapat
membangkitkan minat dan keinginan yang baru, motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa sehingga akan membantu keefektifan proses pembelajaran dalam penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat itu. Selain membangkitkan motivasi dan minat siswa, media pembelajaran juga dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan memadatkan informasi. Dengan melalui media grafis, audio, visual, dan audio visual yang sesuai dengan pokok bahasan yang sedang disampaikan. Maka, suasana dikelas menjadi menarik dan menyenangkan. Sehingga ide yang disampaikan guru lebih mudah untuk ditangkap oleh para siswa dan berakibat pada hasil pembelajaran yang maksimal.
Berdasarkan
uraian
latar
belakang
di
atas,
maka
penulis
mengambil
judul “Peranan Media Audio dalam Kegiatan Belajar Mengajar Tingkat SD.”
2.3. Rumusan Masalah 1.
Bagaimana peran Media Audio dalam kegiatan belajar-mengajar tingkat SD?
2.
Bagaimana cara penggunaan Media Audio yang digunakan untuk kegiatan belajar mengajar tingkat SD?
3.
Apa fungsi dan manfaat Media Audio dalam kegiatan belajar - mengajar tingkat SD?
2.3. Tujuan Penulisan 1.
Untuk mengetahui peranan Media Audio dalam kegiatan belajar mengajar tingkat SD.
2.
Untuk mengetahui cara penggunaan Media Audio dalam kegiatan belajar mengajar tingkat SD.
3.
Untuk mengetahui adanya interaksi pengaruh penggunaan Media Audio sebagai motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar khususnya pada mata pelajaran Matematika.
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Sejarah Perkembangan Media Kaset dan Audio CD Kaset pertamakali diperkenalkan oleh Philip pada tahun 1963 di Eropa dan tahun 1964 di Amerika Serikat dengan nama Compact Cassette. Kemudian kaset semakin populer di industri musik selama tahun 1970-an dan perlahan-lahan menggeser piringan hitam. Produksi besar kaset diawali pada tahun 1964 di Hanover, Jerman. Pada awalnya kualitas suara pada kaset ini tidak terlalu bagus untuk musik, bahkan beberapa model awal tidak memiliki rancangan mesin yang baik. Pada tahun 1971 The Advant Corporation memperkenalkan model terbarunya yakni model 201 yang menggabungkan Dolby tipe B pengurang gangguan (noise) dengan pita kromium dioksida oleh karena itulah kaset sudah dapat mulai digunakan dalam industri musik secara serius dan mulailah era kaset berkecepatan tinggi. Selama tahun 1980-an popularitas kaset tumbuh semakin pesat karena hadirnya rekorder poket portabel pemutarnya seperti Sony’s Walkman. Seperti radio yang menyediakan musik pada 1960-an, pemutar CD portable pada 1990-an dan MP3 player pada 2000-an. Kaset memegang peran besar pada dunia musik pada tahun 1980-an dan tahun 1990-an, bahkan di era sekarang (setelah 2000-an) kaset masih menjadi salah satu alternative media musik. Lepas dari segi tekniknya, keberadaan kaset juga berdampak pada segi sosial. Keawetan kaset dan kemudahannya untuk dikopi berperan di balik perkembangan musik punk dan rock. Kaset seakan-akan menjadi pijakan bagi generasi muda di kebudayaan barat. Untuk alasan yang sama kaset juga berkembang di negara-negara berkembang. Pada tahun 1970-an, kaset dianggap membawa dampak buruk sekuralisme di kalangan masyarakat religius india. Teknologi kaset menciptakan pasaran yang membludak bagi musik pop yang ada di india, sehingga menimbulkan kritik dari kaum konservatif dan di
waktu yang sama menciptakan pasar besar yang melegitimasi perusahaanperusahaan rekaman dan pembajakan kaset. Penurunan pasaran kaset menurun tajam di banyak negara-negara barat setelah masa puncak kejayaannya di akhir-akhir tahun 1980-an. Di awal tahun 1990-an popularitas kaset menurun seiring muncul dan berkembangnnya Compact Disk (CD). Di tahun 2000-an penjualan kaset menurun drastis dibandingkan tahun 1890-an. Penjualan kaset di Amerika Serikat jauh turun drastis pada tahun 2006. Semenjak itulah kaset sudah tidak menjadi isu yang menarik bagi industri musik dan major label. Meskipun begitu di tahun 2008 kaset kosong masih diproduksi dan dijual di toko-toko. Baik perekam maupun pemutarnya meskupun semakin hari semakin jarang. Perlu diingat bahwa kaset telah mampu diaplikasikan secara spesifik, seperti audio car di tahun 1990-an. Kaset lebih tahan terhadap debu, panas, dan goncangan jika dibandingkan pesaing digital utamanya (CD). Saat perekaman suara digital semakin populer, perekam kaset (mukrokaset) cenderung lebih murah. Meskipun kaset dan alat-alat lainnya yang berhubungan telah menjadi sesuatu yang dianggap marjinal di industri musik merekam pada pita analog terkadang masih menjadi suatu pilihan. Sebelum 1970-an, dunia musik tanah air menggunakan piringan hitam sebagai sarana untuk engekspresikan musik. Lokanata di Surakarta dan Irama di Menteng Jakarta merupakan dua perusahaan rekaman pertama di Indonesia. Lokanata, yang merupakan milik pemerintah berdiri pada tahun 1957. Bertugas untuk memproduksi dan menduplikasi piringan hitam. Namun di tahun 1970-an akhirnya
produksipun
bergeser
dari
piringan
hitam
ke
kaset.
Remaco, yang pada masa itu merupakan salah satu perusahan rekaman terbesar di Indonesia, mengalami kerugian pada masa awal munculnya kaset di tahun 1970an. Lagu-lagu dalam piringan hitamnya dibajak ke dalam kaset. Meskipun pada akhirnya Remaco pun memproduksi kaset karena kaset merupakan teknologi yang lebih murah dan praktis dibandingkan dengan piringan hitamyang mahal dan rumit. Meskipun awalnya perusahaan-perusahaan rekaman mengeluh atas munculnya
kaset yang membajak piringan hitam, akhirnya merekapun sekaligus perusahaan yang baru muncul berpaling dan menikmati teknologi baru yang bernama kaset tersebut. Kaset meledak di mana-mana. Para musisi di era kaset bermunculan dan perlahan menggeser musisi-musisi era piringan hitam. Seperti Koes Plus, Broery Marantika, dan Emilia contessa. Namun, seiring berkembangnya teknologi dan inovasi-inovasi baru di bidang musik di pertengahan 1990-an, kaset mengalami akhir-akhir masa kejayaannya. Masuknya Compact Disk (CD) ke Indonesia menyediakan alternative baru dan canggih bagi penikmat musik. Kualitas suaranya yang lebih jernih dan pemilihan pemutaran lagu yang lebih mudah dan mudah menjadi beberapa kelebihan CD dibandingkan kaset. Meskipun demikian kaset tetap dinikmati karena harganya yang lebih murah dibandingakan CD. Di tahun 2000-an, kaset pun mulai tergencet dengan perkembangan CD. Perusahaanperusahaan rekaman di tanah air telah menjadikan CD sebagai sarana rekaman musik. Pada perkembangan di Indonesia, kaset tidak hanya digunakan dalam industri musik. Kaset biasanya juga digunakan untuk dakwah-dakwah agama berupa ceramah oleh seorang rohaniawan.
2.2. Jenis-jenis Media Audio Salah satu kelemahan Media audio adalah hanya mengandalkan suara, dalam penyampaian pesan atau informasi. Dengan kelemahan tersebut, maka dalam membuat sebuah media audio harus lah semenarik mungkin. Lalu bagaimana membuat sebuah media audio menjadi menarik? Media audio mempunyai tiga elemen yang dapat diolah dan diexplorasi untuk membuat suatu media audio menarik, yaitu unsur kata, unsur musik, unsur efek suara, adapun unsur-unsur yang dapat mendukung supaya media audio menjadi media audio yang menarik adalah: • Unsur Kata Merupakan kata-kata yang diucapkan oleh pemain pengucap suara secara teratur danbermakna. Beberapa hal yang dapat dieksplorasi untuk memperindah sebuah
media audio, penghayatan dalam pengucapan, intonasi, artikulasi, pilihan kata (diksi), dll. Meskipun demikian tidak semua kata atau suara pemain termasuk dalamunsur kata, misalnya suara keramaian orang di pasar, sorak sorai penonton suatuperlombaan. Kedua contoh tersebut masuk ke dalam unsur efek suara.
• Unsur Musik Dapat diartikan secara umun, merupakan perpaduan bunyi yang mempunyai arti dan nilai artistik yang tinggi. Musik dapat membuat sebuah media audio lebih menarik. Dalam media audio, musik dapat dimanfaatkan untuk beberapa hal, diantaranya: Menciptakan suasana, misalnya suasana sedih, gembira, lucu, tegang, dll. 1. Identitas sebuah program audio 2. Jembatan dua buah adegan yang berbeda 3. Melatarbelakangi sebuah adegan 4. Memberi tekanan dalam setiap intonasi suara, misalnya terkejut, marah, dll. 5. Menguatkan latar (setting), misalnya adegan dalam istana kerajaan Mataram, digunakan musik gending jawa.
• Unsur Efek Suara Merupakan suara-suara yang dapat memberikan gambaran suasana atau latar, baik
waktu,
tempat,
maupun
suatu
kegiatan
atau
peristiwa.
Contoh: 1. Gambaran waktu, suara-suara yang digunakan untuk menggambarkan waktu kejadian sebuah adegan, misalnya kicau burung, kokok ayam jantan untuk menggambarkan waktu pagi. Suara jangkrik, burung hantu, lolongan anjing untuk menggambarkan waktu malam, dll. 2. Gambaran tempat, suara-suara yang digunakan untuk menggambarkan tempat kejadian, misalnya Suasana kantor dapat digambarkan dengan
suara dering telepon, suara mesin ketik/komputer, suara printer yang sedang jalan, dll. Suasana terminal, dapat digambarkan dengan suara deru mobil, suara klakson, suara-suara asongan menawarkan dagangan, suarasuara kondektur mencari penumpang, dll. 3. Gambaran kegiatan, suara-suara untuk memperkuat adanya kegiatan atau peristiwa dalam sebuah adegan. Misalnya, suara buku dibuka-buka, untuk menggambarkan orang sedang belajar. Suara gelas pecah, suara mobil tabrakan,
suara
orang
menggergaji,
langkah
kaki,
suara
pintu
dibuka/ditutup, dll.
Jenis-jenis media audio :
1. Piringan Hitam (PH) Alat penyimpanan file audio (modern) yang pertama ditemukan adalah piringan hitam. Benda tersebut memiliki pita bergetar yang berfungsi untuk menghasilkan suara atau bunyi dari sebuah disk. Serta alat untuk memutar piringan hitam adalah Granophone.
2. Kaset Kaset adalah ala penyimpan audio yang yang berbentuk pita kaset. Setiap pita kaset mampu menyimpan file audio yang berdurasi sekitar 1 ½ jam setiap sisinya. Kualitas suaranya cukup baik. Penurunan kualitas suara dapat terjadi jika pita suara rusak, jamuran, kotor dan lain-lain. Alat untuk memutar kaset biasa berupa radio tape, tape disk atau bisa juga diputar dengan menggunakan walkman.
3. CD dan DVD CD atau Compact Disc dan juga DVD atau Digital Compact Disc adalah sebuah media penyimpanan. Selain ramping, keduanya memiliki kemampuan menyimpan file yang lebih banyak jika dibandingkan dengan kaset. Kualitas suara yang dihasilkan juga lebih bagus. Kualitas suara juga
akan menurun atau bahkan menghilang jika permukaan disc tergores, kotor, berjamur, atau mengalami kerusakan lainnya. Alat yang diperlukan untuk memutar CD atau DVD adalah CD player dan atau DVD player.
4. MP3 MP3 merupakan salah satu bentuk (format) penyimpanan file audio digital yang paling popular. Disamping ukuran filenya yang lebih kecil, MP3 juga memberikan kualitas suara yang lebih bagus jika dibandingkan dengan CD audio. Alat untuk memutar MP3 adalah MP3 player. Selain itu MP3 juga juga bisa diputar dengan iPod. iPod adalah salah satu merek dari serangkaian alat pemutar media digital yang dirancang, dikembangkan dan dipasarkan
oleh
Apple
Computer.
5. Audio Digital (WAV) WAV atau Waveform audio format, merupakan salah satu penyimpanan file audio yang dirancang dan dikembangkan oleh microsoft dan IBM. Perangkat yang digunakan untuk memutar WAV salah satunya adalah iPod. Microsoft juga mengeluarkan produk yang sejenis yang bisa digunakan untuk memutar WAV maupun MP3, dengan merk Zune.
2.3. Aplikasi Media Kaset dan CD Audio dalam Pembelajaran
Dalam langkah selanjutnya bagaimana kita dapat memanfaatkan dan mengaplikasikan media kaset dan CD audio dalam proses pembelajaran sehingga dapat berjalan lancar dan bersifat interktif agar tercipta suasana pembelajaran
berjalan
dengan
lancar
Media kaset dan CD audio dikatakan interaktif karena selama memanfaatkan program ini, para peserta didik belajar secara : 1.
Klasikal
di
bawah
bimbingan
guru
di
kelas
2. Kelompok atau individual dituntut untuk berinteraksi dengan program
Bentuk interaksi peserta didik itu dapat berupa pemberian respon secara verbal terhadap soal-soal latihan yang diberikan program (yang diperdengarkan), melakukan kegaiatan fisik seperti; menuliskan respon, menggerakkan
anggota
melakukan/mendemonstrasikan langsung
badan
(fisik),
tugas-tugas
tertentu
maupun yang
oleh
dituntun program.
Dari beberapa respon yang diberikan oleh peserta didik terhadap program yang
di
perdengarkan
tersebut
diharapkan
siswa:
1. tertarik dan termotivasi untuk belajar karena mereka didorong untuk aktif memberikan respon baik terhadap pertanyaan maupun tugas yang disampaikan
oleh
program,
2. merasa tidak bosan belajar karena materi pelajaran yang disajikan dinilai
menarik
dan
adanya
musik,
3. lebih mantap pemahamannya karena materi pelajaran yang disajikan melalui media audio instruksional interaktif sangat menarik, dan 4. meningkatnya prestasi belajar para peserta didik setelah secara teratur memanfaatkan
media
audio
instruksional
interaktif
adapun manfaat lain dari media kaset dan CD audio yang dapat diaplikasikan dalam proses pembelajaran di kelas yaitu Instruktur (pendidik) memutarkan kaset audio yang berisi materi pendek menarik dan secara linguistis terkontrol, berdurasi 40 s.d 130 deetik. Dengan menggunakan headset, peserta didik berkonsentrasi mendengarkan materi tersebut. Ulangi beberapa kali sampai kita yakin bahwa peserta didik telah dapat menangkap isi yang terkandung dalam materi tersebut. Untuk keperluan ulang-mengulang ini kita dapat memanfaatkan counter (rewind) yang biasanya terdapat pada master tape recorder. Untuk laboraturium yang dilengkapi dengan repeater language learning machine, ulang mengulang ini dapat pula dilakukan dengan merekam suara dari master tape recorder ke repeater teresebut tanpa menggunakan pita kaset. Hasil rekaman dapat didengarkan berulangkali sesuai keperluan secara otomatis tanpa Berikutnya,
melibatkan pancing
konsentrasi
proses peserta
didik
rewinding. untuk
mencoba
menceritakan kembali isi materi yang diperdengarkan secara lisan maupun tulisan
dalam
bahasa
sasaran
maupun
bahasa
pertama.
Langkah selanjutnya dapat dilakukan beberapa variasi kegiatan, misalnya menjawab pertanyaan tentang isi materi secara lisan, bersama-sama maupun individual, mentranskrip atau menulis ulang ringkasan materi, berdiskusi tentang bagian-bagian yang sulit ditangkap, atau mengisi materi utama
D.
pada
Kelebihan
lembar
dan
kerja
Kekurangan
yang
Media
telah
Kaset
dan
tersedia.
CD
Audio
Walaupun dikenal sebagai media sederhana, keberadaan media audio kaset sebagai media personal dinilai cukup efektif dan banyak disukai. Fleksibilitas media audio kaset dalam penggunaanya merupakan daya tarik tersendiri. Media ini dapat diputar ulang, dipercepat, dihidupkan atau dimatikan sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Sejumlah karakteristik lain dari media kaset yang menunjukan keunggulan dan keterbatasan media
ini
akan
dipaparkan
satu
persatu.
Keunggulan: Di antara media-media yang digunakan dalam pendidikan jarak jauh,
media
audio
kaset
Pengembangan
tergolong
sebagai
program
media relatif
yang
murah. mudah.
Dapat digunakan kapan saja tanpa terikat pada jadwal tertentu seperti
halnya
radio.
Peserta didik dapat menggunakannya sesuai dengan kecepatan dan
kemampuan belajar mereka masing-masing. Durasi/lamanya program lebih fleksibel karena tidak terikat pada acuan durasi tertentu, tidak seperti program radio yang terikat pada durasi penyiaran tertentu. Durasi program audio kaset dapat pendek atau panjang sesuai dengan materi yang disampaikan. Penyajian media audio kaset ini dapat dilakukan dalam beberapa cara,
yaitu
hanya
mendengar
dan
praktik.
Menyediakan berbagai sumber belajar yang hanya dapat dimengerti
melalui suara, kemudian menganalisis apa yang mereka dengar. Membantu peserta didik melatih suatu ketrampilan. Penjelasan dalam
bentuk suara yang terekam dalam kaset audio akan lebih mudah memandu peserta didik dalam melakukan suatu kegiatan yang memerlukan ketrampilan
tertentu.
Membuat penyajian bahan ajar lebih manusiawi dan bersifat personal,
sehingga dapat memotivasi dan menguatkan peserta didik. Kehadiran suara manusia apakah itu tutor atau pengajar yang seolah-olah berbicara langsung kepada peserta didik memberikan perasaan lebih dekat dan tidak sendiri. Peran ini sangat penting untuk dihadirkan dalam proses pengajaran dan pembelajaran dalam Sistem Pendidikan Jarak Jauh (SPJJ) mengingat kehadiran secara fisik dari ada pengajar sangat minimal atau bahkan tidak ada. Menyajikan materi ajar yang tidak mudah dituangkan dalam bentuk
bahan cetak. Dalam kegiatan pengajaran dan pembelajaran terdapat kemungkinan ditemukan materi-materi yang sulit untuk dituangkan melalui media cetak. Keberadaan media audio kaset dapat menjembatani situasi
Mempengaruhi
yang perasaan
demikian. dan
sikap
peserta
didik.
Mampu menampilkan para ahli yang tidak mempunyai waktu
menuangkan pengetahuan/keahlian mereka ke dalam bentuk cetak. Memberi kesempatan peserta didik untuk mendengar suara dari para
ahli, pengajar atau siapa pun yang memperkuat materi ajar yang mereka pelajari. Memberi kesempatan pada peserta didik yang tidak dapat membaca dan
karena alasan lain yang membuat mereka tidak dapat membaca.
Keterbatasan: Memerlukan alat putar/player. Mengingat salah satu alasan yang
mendasari penggunaan SPJJ adalah pemerataan pendidikan pada daerahdaerah pelosok, maka ada kemungkinan peserta didik tidak memilik alat putar/audio-cassette
player.
Memerlukan
listrik.
Sulit menentukan lokasi pesan jika peserta didik kurang berkonsentrasi
mendengarkan. Tidak ada gambar, grafik, diagram sebagai bahan klarifikasi.
Momunikasi
satu
arah.
Hanya mengandalkan indra pendengaran, sehinngga kurang optimal