Komponen Non Protoplasmik.docx

  • Uploaded by: khoiriyah
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Komponen Non Protoplasmik.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,170
  • Pages: 3
Komponen non – protoplasmik Komponen non-protoplasmik adalah komponen tidak hidup pada sel, terdiri dari dua jenis yaitu cair dan padat. Komponen cair seperti : a. Karbohidrat Dalam cairan sel bahan ini terkandung guna memenuhi kebutuhan tumbuh-tumbuhan. Beberapa macam macam di antaranya dapat dikemukakan sebagai berikut: 1. Disakarida, yang cepat larut dalam air, seperti misalnya gula tebu (sakarosa), gula bit (maltosa). 2. Monosarida, yang melarut dalam air, seperti misalnya gula anggur (glukosa), gula buahbuahan (fruktosa). 3. Sejenis karbohidrat lainnya adalah lendir, yang banyak diketemukan pada tumbuhtumbuhan golongan serofita (xerophyta). Pada jenis tumbuh-tumbuhan tertentu terdapat kadar gula yang sangat tinggi seperti misalnya pada tebu (Saccharum officinarum) makanan cadangannya ini mengandung sekitar 10% sampai 15% sakrosa. Yang banyak menghasilkan maltosa misalnya tumbuh-tumbuhan Beta saccharifera. b. Air Bagian paling besar dari cairan sel adalah air. Air dalam vakuola tersebut biasanya disebut air sel. Dalam air sel tersebut terlarut berbagai bahan, baik organik maupun anorganik. c. Asam-asam organik Asam-asam organik dalam vakuola menyebabkan PH cairan sel rendah, misalnya pada buah-buah yang masih mentah berasa asam. Susunan cairan sel tidak selalu konstan, tetapi selalu berubah-ubah, karena itu PH cairan sel berubah-ubah pula. d. Protein Protein adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan polimer darimonomer monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida.Tumbuhan menyerap unsur-unsur hara dalam tanah melalui akar dan disalurkan keseluruh bagian tanaman sampai ke daun sehingga tumbuhan membentuk protein dan melakukan perombakan (proses katabolisme). Nitrogen berperan dalam pembentukan sel , jaringan , dan organ tanaman. Ia berfungsi sebagai sebagai bahan sintetis klorofil , protein ,dan asam amino. Karena itu kehadirannya dibutuhkan dalam jumlah besar , terutama saat pertumbuhan vegetatif. Dalam unsur-unsur tersebut mengandung unsure Nitrogen yang merupakan unsure pembentuk pada protein. Unsur Nitrogen yang terdapat pada protein adalah 16% dari protein tersebut. Yang banyak tersimpan pada pucuk dan daun muda e. Minyak dan lemak Zat-zat minyak dan lemak terutama banyak terdapat pada biji tumbuh-tumbuhan golongan Spermatophyta dengan kadar minyaknya tidak terlalu tinggi. Seperti diketahui zatzat minyak dan lemak merupakan makanan cadangan yang nilai klorinnya demikian besar jika dibandingkan dengan karbohidrat dan protein. Pada beberapa jenis tumbuh-tumbuhan tertentu, seperti pada kelapa (Cocos nucifera) pada buahnya, ada kacang tanah (Arachis hayepogaea), dan tumbuh-tumbuhan sejenis lainnya, ternyata kadar minyak ini cukup tinggi. Sedang dalam sel-sel yang banyak mengandung air, zat-zat ini berwujud sebagai tetes-tetes minyak dalam vakuolanya, sehingga

disebut vakuola minyak atau vakuola lemak. Lemak dan minyak dalam tumbuh-tumbuhan merupakan senyawa antara gliserin dengan asam-asam organik (asam lemak), yang selanjutnya dikenal sebagai suatu ester. Biasanya berupa cairan yang disebut minyak yang ternyata lebih ringan dari air dengan berat jenis sekitar 0,875 sampai 0,970. Minyak tidak larut dalam air. Asam-asam lemak yang bersenyawa dengan gliserin adalah asam palmitat, asam stearat, asam laurat, asam oleat, dan asam noleat. f. Tanin (Zat penyamak) Pada tumbuh-tumbuhan tertentu terdapat tanin, yaitu sejenis zat cair yang merupakan campuran dari beberapa macam zat. Zat tersebut terutama misalnya asam gallus dan glukosit. Fungsi tanin yang utama mencegah terjadinya pembusukan pada jaringan, disamping berguna bagi pelindung protoplas dari gangguan luar misalnya gangguan binatang. Tanin biasanya terdapat: 1. Pada batang tumbuh-tumbuhan bagian dalam dengan memberikan warna yang agak gelap, terutama pada batang-batang yang tua, juga ada yang terdapat dalam daun, kulit batang dan akar. 2. Dalam sel-sel tersendiri atau dalam suatu alat khusus yang dalam hal ini disebut tannin sac atau kantung zat penyamak. Sel-sel yang mengandung tannin sering melakukan hubungan antara satu dengan yang lainnya yang merupakan suatu sistem, tempatnya dalam sel-sel tersendiri ini yaitu dalam protoplasma atau dapat juga melekat pada dinding sel. 3. Dalam protoplasma lazimnya terdapat dalam vakuola, bagaikan tetesan-tetesan kecil, vakuola ini lazimnya disebut vakuola tannin. g. Alkaloid Alkaloid adalah senyawa basa organic yang mengandung nitrogen. Alkaloid biasanya terdapat pada jenis-jenis tumbuh-tumbuhan tertentu. Manfaat dari alkaloid ini diantaranya dapat dipergunakan sebagai bahan obat-obatan. Bagi tumbuh-tumbuhan yang mengandung bahan itu sendiri fungsi dari bahan tersebut belum diketahui. Adapun tentang tempat pembentukan dan penimbunan bahan tersebut dalam tumbuh-tumbuhan dapat dikatakan tergantung pada jenis-jenis tumbuhannya, tetapi diantaranya ada yang menimbunnya pada daun-daunan, ada yang pada akar-akar, pada kulit batangnya atau adapula pada buahbuahnya. Macam-macam alkaloid yang terdapat pada tumbuh-tumbuhan tertentu dapat dikemukakan sebagai berikut; 1. Pada tanaman tembakau (Nicotiana tabacum) terdapat nikotin. 2. Pada pepaver (Pepaver somniferum) terdapat morfin. 3. Pada Atropa belladonna dan Datura sp terdapat atropin. 4. Pada kopi (Coffea sp) terdapat kafein. 5. Pada teh (Thea sinensis) terdapat tein. h. Antosianin Antosian (Anthocyan) adalah suatu glukosida, dapat memberikan warna, yang dapat larut dalam air sel dari vakuola. Dengan demikian maka dalam vakuola itu terdapat pula zatzat warna yang terlarut dalam cairan selnya. Pengaruhnya dapat memberikan bermacammacam warna, seperti warna merah pada bunga Canna, warna biru pada Clitoria ternatea (bunga telang), warna ungu pada daun Coleus. Apabila antosian ini mengalami kehilangan zat gula, maka yang tertinggal adalah aglukon atau susunan yang tidak mengandung gula, yaitu yang disebut aantosianidin. Jadi

antosianidin ini bebas larut dalam cairan sel tanpamelakukan senyawa dengan glukosa. Beberapa ketentuan tentang antosianidin dapat dikemukakan sebagai berikut: 1. Susunannya seperti flavon /flavonol 2. Dalam lingkungan asam warna zat adalah merah. 3. Dalam lingkungan basa warna zatnya biru. 4. Dalam lingkungan netral warna zat adalah ungu. i. Minyak eteris dan dammar Dalam sel-sel tumbuh-tumbuhan terdapat pula sejenis minyak yang mudah menguap, seperti halnya minyak eteris (aetheris). Akibat dan pengaruh dari terjadinya penguapan tersebut segera dapat kita rasakan, seperti misalnya: 1. Rasa pedas pada lombok (Capsicum annuum), pada jahe (Zingiber officinalle). 2. Rasa nyereng pada kulit buah jeruk (Citrus). 3. Tercium harum pada bunga melati, kenanga. 4. Tercium bau merangsang pada pinus. Kesemuanya dikarenakan terjadinya penguapan minyak yang terkandung dalam sel tumbuh-tumbuhan. Minyak yang mudah menguap (eteris) termasuk dalam suatu rangkaian isoprene seperti misalnya minyak sereh, minyak kayu putih, minyak pokok, minyak mawar dan lain-lain. Dalam sel tumbuh-tumbuhan minyak eteris, berupa tetes-tetes minyak yang membiaskan cahaya. Biasanya sel-selnya telah mati, dan dinding selnya ber-zat suberin (zat gabus). Hars atau damar dapat dikatakan memiliki susunan yang tidak berbeda dengan minyak eteris, akan tetapi lebih kompleks. Tentang fungsi hars dan minyak eteris, sementara ada yang menduga bahwa kemungkinannya sama dengan zat penyamak, yaitu sebagai pencegah terjadinya pembusukan, namun fungsi yang sebenarnya belum diketahui dengan pasti. Komponen padat yaitu : a. Amilum (pati), terdapat di dalam kloroplas atau leukoplas. Plastid pembentuk tepung disebut amiloplas, yang dibedakan menjadi : 1. Leukoamiloplas, putih menghasilkan tepung cadangan makanan, 2. Kloroamiloplas, hijau menghasilkan tepung asimilasi. b. Tanin, merupakan kelompok turunan fenol yang heterogen. Tanin dapat dijumpai sebagai butiran atau benda berwarna kuning, merah atau coklat pada daun, jaringan pembuluh, buah muda, kulit biji, serta dalam jaringan yang terserang penyakit. Tanin diduga berfungsi melindungi tumbuhan terhadap dehidrasi, pembusukan, dan gangguan dari hewan. Tanin dipakai secara komersial dlam industry penyamakan kulit mentah hewan. c. Kristal, bahan-bahan anorganik di dalam protoplas dapat berupa Kristal Ca-oksalat dan bend silica. Bahan-bahan tersebut merupakan hasik akhir atau rekresi dari suatu pertukaran zat yang terjadi di dalam sitoplasma. Kristal Ca-oksalat terdapat dalm bentuk, yaitu: Kristal pasir, Kristal tunggal besar, rafida, Kristal sferit, dan Kristal majemuk. Benda silica terbentuk dalam epidermis beberapa tumbuhan, seperti: Cyperaceae, Palmae, Rapataceae, dan sel-sel jari-jari empulur serta parenkim Lauraceae.

Related Documents

Komponen
June 2020 28
Komponen
June 2020 30
Komponen
May 2020 25
Komponen
May 2020 28

More Documents from ""