Kompleksometri.docx

  • Uploaded by: regit
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Kompleksometri.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,802
  • Pages: 12
KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Puja dan puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt. karena dengan hanya limpahan rahmat dan hidayah-Nyalah penulis dapat menyelesaikan laporan ini yaitu “Kompleksometri“. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad saw. yang telah membawakan ajaran Islam yang dengannya dapat menghantarkan kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat. Semoga dengan disusunnya laporan ini, penulis dapat membagi ilmu dan manfaat serta menambah wawasan bagi para pembaca. Walaupun laporan ini masih banyak memiliki kekurangan maupun kesalahan baik dari segi penulisan kalimat dan rangkaian kata dan dengan rendah hati agar kiranya rekan-rekan sekalian dapat untuk memberikan saran dan kritikan yang membangun. Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Gorontalo, November 2017

Penulis,

12

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ............................................................................................... i DAFTAR ISI ............................................................................................................. ii DAFTAR TABEL ..................................................................................................... iii BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1 1.2 Tujuan Praktikum ........................................................................................... 1 1.3 Manfaat praktikum ........................................................................................... 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................. 2 2.1 Teori ............................................................................................................... 2 2.2 Uraian Bahan .................................................................................................... 5 BAB III METODE KERJA ..................................................................................... 3.1 Alat ................................................................................................................. 3.2 Bahan .............................................................................................................. 3.3 Prosedur kerja .................................................................................................

6 6 6 6

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................. 8 4.1 Hasil ............................................................................................................... 8 4.2 Pembahasan .................................................................................................... 8 BAB V PENUTUP .................................................................................................. 11 5.1 Kesimpulan .................................................................................................. 11 5.2 Saran ............................................................................................................. 11 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN I LAMPIRAN II LAMPIRAN III

12

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perlakuan suatu sampel dalam ilmu kimia sangatlah beragam. Namun, keberagaman itu tidak dikarenakan seenaknya mencampur zat-zat bahan kimia. Akan tetapi, timbul sebagai akibat dari pemberian zat yang akan diuji. Tiap zat dalam suatu senyawa pasti memiliki sifat tertentu apabila dicampurkan dengan senyawa lain, dan juga apabila dilarutkan dalam suatu pelarut, misalnya air, eter, gliserol, dan lain-lain. Pengidentifikasian suatu zat harus melalui suatu prosedur kerja sebab adanya hasil reaksi (yang mungkin berbahaya) yang timbul saat dua senyawa atau lebih direaksikan., misalnya dengan senyawa logam. Salah satu cara untuk melakukan identifikasinya, khusus pada zat yang mengandung senyawa logam, digunakan suatu teknik titrasi yang disebut titrasi kompleksometri atau reaksi pembentukan kompleks. Salah satu dari reaksi-reaksi matematis yang tidak disertai perubahan valensi adalah reaksi pembentukan kompleks. Penetapan kualitatif yang berdasarkan reaksi kompleks disebut kompleksometri. Kompleksometri disebut juga dengan kelatometri. Kompleksometri merupakan jenis titrasi dimana titran dan titrat saling mengompleks, membentuk hasil berupa kompleks. Reaksi-reaksi pembentukan kompleks atau yang menyangkut kompleks banyak sekali dan penerapannya juga banyak, tidak hanya dalam titrasi. Karena itu perlu pengertian yang cukup luas tentang kompleks, sekalipun disini pertama-tama akan diterapkan pada titrasi. 1.2 Tujuan Praktikum Adapun tujuan dalam praktikum kali ini ialah untuk mengidentifikasi zat dalam suatu sampel serta menetapkan kadarnya menggunakan prinsip reaksi pembentukan kompleks. 1.3 Manfaat Praktikum Dengan melakukan praktikum ini, praktikan dapat mengetahui cara penetapan kadar suatu sampel dengan menggunakan reaksi pembentukan kompleks.

12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar Teori Titrasi

kompleksometri

atau

kelatometri

yaitu

titrasi

berdasarkan

pembentukan persenyawaan kompleks (ion kompleks atau garam yang sukar mengion).Kompleksometri merupakan jenis titrasi dimana titran dan titrat saling mengkompleks, me mbentuk hasil berupa kompleks.Reaksi–reaksi pembentukan kompleks atau yang menyangkut kompleks banyak sekali dan penerapannya juga banyak, tidak hanya dalam titrasi. Karena itu perlu pengertian yang cukup luas tentang kompleks, sekalipun disini pertama-tama akan diterapkan pada titrasi. Titrasi kompleksometri juga dikenal sebagai reaksi yang meliputi reaksi pembentukan ion-ion kompleks ataupun pembentukan molekul netral yang terdisosiasi dalam larutan.Persyaratan mendasar terbentuknya kompleks demikian adalah tingkat kelarutan tinggi. Selain titrasi komplek biasa seperti di atas, dikenal pula kompleksometri yang dikenal sebagai titrasi kelatometri, seperti yang menyangkut penggunaan EDTA. Gugus yang terikat pada ion pusat, disebut ligan, dan dalam larutan air, reaksi dapat dinyatakan oleh persamaan : M(H2O)n + L = M(H2O) (n-1) L + H2O. Asam etilen diamin tetra asetat atau yang lebih dikenal dengan EDTA, merupakan salah satu jenis asam amina polikarboksilat. EDTA

sebenarnya

adalah

ligan

seksidentat

yang

dapat

berkoordinasi dengan suatu ion logam lewat kedua nitrogen dan keempat gugus karboksilnya atau disebut ligan multidentat yang mengandung lebih dari dua atom koordinasi permolekul, misalnya asam 1,2 diamin etana tetra asetat (asam etilena diamina tetra setat, EDTA) yang mempunyai dua atom nitrogen – penyumbang dan empat atom oksigen penyumbang dalam molekul. (Rosmana, 2013) 2.2 Reaksi Pembentukan Kompleks Dalam pelaksaan analisis anorganik kualitatif banyak digunakan reaksi-reaksi yang menghasilkan pembentukkan kompleks. Suatu ion

(atau molekul)

kompleks terdiri dari satu atom ( ion) pusat dan sejumlah ligan yang terikat erat

12

dengan atom (ion) pusat itu. Jumlah relatif komponen-komponen ini dalam kompleks yang stabil nampak mengikuti stoikiometri yang sangat tertentu, meskipun ini tak dapat ditafsirkan didalam lingkup konsep valensi yang klasik. Atom pusat ini ditandai oleh bilangan koordinasi, suatu angka bulat, yang menunjukkan jumlah ligan (monodentat) yang dapat membentuk kompleks yang stabil dengan suatu atom pusat. Pada kebanyakan kasus, bilangan koordinasi adalah 6 (seperti dalam kasus Fe2+, Fe3+, Zn2+, Cr3+, Co3+, Ni2+, Cd2+), kadangkadang 4 (Cu2+, Cu+, Pt2+), tetapi bilangan-bilangan 2 (Ag+) dan 8 (beberapa ion dari golongan platinum) juga terdapat. Titrasi kompleksometri yaitu titrasi berdasarkan pembentukan persenyawaan kompleks (ion kompleks atau garam yang sukar mengion), kompleksometri merupakan jenis titrasi dimana titrat dan titran saling mengompleks, membentuk hasil berupa kompleks. Reaksi-reaksi pembentukan kompleks atau yang menyangkut kompleks banyak sekali dan penerapannya juga banyak, tidak hanya dalam titrasi. Karena itu perlu pengertian yang cukup luas tentang kompleks, sekalipun disini pertama-tama akan diterapkan pada titrasi. Contoh reaksi titrasi kompleksometri: Ag+ + 2CN-

Ag (CN)2

Hg+ + 2Cl-

HgCl2

Titrasi kompleksometri juga dikenal sebagai reaksi yang meliputi reaksi pembentukkan ion-ion kompleks ataupun pembentukan molekul netral yang terdisosiasi dalam larutan. Persyaratan mendasar terbentuknya kompleks demikian adalah tingkat kelarutan tinggi. Selain titrasi komples biasa seperti diatas, dikenal pula kompleksometri yang dikenal sebagai titrasi kelatometri, seperti yang menyangkut penggunaan EDTA. Gugus yang terikat pada ion pusat, disebut ligan dan dalam larutan air, reaksi dapat dinyatakan oleh persamaan: (Ita, 2012). M(H2O)n + L <==> M (H2O)(n-1) L + H2O

12

2.3 Macam-macam Titrasi Macam-macam titrasi yang sering digunakan dalam kompleksometri,antara lain : 2.3.1 Titrasi Langsung Titrasi langsung yaitu titrasi yang biasa digunakan untuk ion-ion yang tidak mengendap pada pHtitrasi, reaksi pembentukan kompleksnya berjalan cepat.Contoh penentuannya ialah untuk ion-ion Mg, Ca, dan Fe. 2.3.2 Titrasi Kembali Titrasi kembali yaitu titrasi yang digunakan untuk ion-ion logam yang mengendap pada pH titrasi,reaksi pembentukan kompleksnya berjalan lambat. Contoh penentuannyaialah untuk penentuan ion Ni.3. 2.3.3 Titrasi Penggantian Titrasi penggantian atau titrasi substitusi adalah titrasi yang ini digunakan untuk ion-ion logam yang tidak bereaksi sempurna dengan indikator logam yang membentuk kompleks EDTA yang lebih stabil daripada kompleks ion-ion logam lainnya, contoh penentuannya ialah untuk ion-ion Ca dan Mg.4.( Anonim, 2011) 2.4 Uraian Bahan 2.4.1 Aquadest Nama resmi

: AQUA DESTILATA

Nama lain

: air suling

BM / RM

: 18,02 / H2O

Pemerian

: cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak mempunyai rasa.

Penyimpanan

: dalam wadah tertutup baik

Kegunaan

: sebagai pelarut

2.4.2 EBT Nama resmi

: Hitam mordat II

Sinonim

: Hitam eriokromat

RM/BM

: C20H12N3O4S / 461,38

12

Pemerian

: Serbuk, hitam kecoklatan

Kelarutan

: Larut dalam air panas, dalam etanol 95 % P dan dalam metanol P

Khasiat

: Zat tambahan

Kegunaan

: Sebagai indikator

Penyimpanan

: Dalam wadah tertutup baik

2.4.3 Amonium hidroksida Nama resmi

: Amonia

Sinonim

: Amonium hidroksida

RM/BM

: NH4OH / 35,05

Pemerian

: Cairan jernih, tidak berwarna, bau khas, menusuk kuat.

Kelarutan

: Mudah larut dalam air

Khasiat

: Zat tambahan

Kegunaan

: Sebagai larutan dapar pH 10

Penyimpanan

: Dalam wadah tertutup rapat, ditempat sejuk.

2.4.4 NaOH Nama Resmi

: HYDROXIDIUM

Nama Lain

: Natrium Hidroksida

RM /BM

: NaOH / 40,00 gram/mol

Pemerian

: Butiran massa hablur, atau keeping keras,rapuh dan menunjukkan susunan hablur, mudah meleleh, basah, sangat

alkalis

korosif,

segera

menyerap

karbondioksida. Penyimpanan

: Dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan

: Sebagai pereaksi

Kelarutan

: Sangat mudah larut dalam air, dalam etanol (95%) P (Arha,2012)

12

BAB III METODE PRAKTIKUM 3.1 Alat Pada praktikum kimia analitik tentang kompleksometri alat yang digunakan adalah erlenmeyer, labu ukur, gelas ukur, statif dan klem, buret serta pipet tetes. 3.2 Bahan Adapun bahan yang digunakan pada saat praktikum Kompleksometri adalah Dinatrium EDTA (Etilen Diamin Tetra Asetat) 0,05 M, Asam klorida encer, Idikator EBT (Erikcrom Black T), Dapar Amonia pH 10, MgSO4 (Magnesium Sulfat), dan NaOH 1 N. 3.3 Prosedur Kerja 3.3.1 Penetapan Kadar MgSO4 (Magnesium Sulfat). Adapun pada penetapan kadar MgSO4 (Magnesium Sulfat) langkah awal yang dilakukan adalah menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Kemudian menimbang secara seksama kurang lebih 250 mg sampel lalu dilarutkan dalam air 100 ml. Selanjutnya tambahkan sedikit HCl (Asam Klorida) hingga larutan tersebut jernih. Setelah jernih maka diatur pHnya hingga menjadi pH 7 dengan menambahkan NaOH 1 N menggunakan kertas indikator PH. Tambahkan 5 ml Dapar ammonia dan 0,15 ml indikator EBT(Erikcrom Black T) dan dititrasi dengan Diantrium EDTA 0,05 M sampai warna biru. Catat volume Dinatrium EDTA yang digunakan, ulangi percobaan atau perlakuan tersebut sebanyak 2 kali. Langkah terakhir hitung kadar MgSO4 tersebut.

12

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Berdasarkan pengamatan terhadap praktikum kompleksometri , hasil yang dapat diperoleh ialah sebagai berikut. Tabel 1 Pembuatan Larutan MgSO4 No

Bahan

Massa/ml

Volume

1.

MgSO4

0,25 gr

100 ml

Tabel 2 Penetapan Kadar MgSO4 No V V Bahan Indikator . titrat titran

Konsentrasi

Hasil Perubahan warna

1.

MgSO4

100

4,35

ml

ml

EBT

10,44 %

berubah menjadi warna biru tua.

4.2. Pembahasan Berdasarkan hasil praktikum kompleksometri untuk menentukan kadar MgSO4, bahan yang digunakan ialah Dinatrium EDTA 0,05 M, kalsium karbonat, asam klorida encer, indikator EBT, dapar amonia pH 10, MgSO4, amonium klorida, dan amonia. Percobaan ini dengan melakukan standarisasi Na2EDTA 0,05 M dengan MgSO4. Pada hasil pengamatan sebelum melakukan titrasi, maka harus dilakukan pembuatan MgSO4 dengan menggunakan MgSO4 sebanyak 0,25 gr, lalu tambahkan akuades 100 ml. Setelah pembuatan MgSO4 selesai, larutan MgSO4 ditambahkan sedikit HCl dan atur hingga pH 7 dengan penambahan NaOH 1 N. Alasan mengapa harus diatur pH 7 karena kestabilan dari senyawa kompleks yang terbentuk tergantung

12

dari sifat kation dan pH larutan, oleh karena itu titrasi dilakukan pada pH tertentu. Namun dalam percobaan ini kita gagal karena tidak terjadi perubahan warna yang diinginkan, adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kesalahan pada saat praktikum yaitu: Alat yang digunakan tidak steril, bahan yang digunakan sudah terkontaminasi dengan zat lain karena tidak menggunakan bahan yang baru, kurangnya ketelitian seorang praktikan pada saat melakukan percobaan baik pada saat penimbangan maupun pada saat melakukan titrasi, dan kurang teliti pada saat membaca volume titrasi.

12

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Dari hasil percobaan yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa penetapan kadar MgSO4 tidak terjadi perubahan apa-apa karena ada kesalahan dalam praktikum. 5.2 Saran Pada saat praktikum, diharapkan para praktikan supaya teliti, karena dalam pencampuran larutan apabila terdapat kesalahan maka akan mempengaruhi pada hasil akhir percobaan yang dilakukan.

12

DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2011. Laporan Kimia Analitik Dasar/Laporan Titrasi Kompleksometri. Di akses pada himka1polban.wordpress.com Tanggal 9 November 2015 Arha. 2012. Contoh Laporan Kompleksometri. Di akses pada arhatyaraahra.blog spot.co.id Tanggal 9 November 2015 Rosmana. 2011. Laporan Penetapan Kompleksometri. Di akses pada semangatru smana.blogspot.co.id Tanggal 9 November 2015

12

More Documents from "regit"