Kompilasi Perasaan

  • July 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Kompilasi Perasaan as PDF for free.

More details

  • Words: 548
  • Pages: 2
KOMPILASI PERASAAN Perasaan yang dirasakan saat perkuliahan dan juga pemikiran tentang apa yang terjadi pada pembukaan perkuliahan tanggal 20 oktober 2009. Pada hari itu, Pak Marsigit, selaku dosen pengampu mata kuliah Psikologi Pembelajaran Matematika terlambat datang. Sebelum itu, Beliau sudah memberi kabar kepada ketua kelas untuk terlambat datang. Saya sebenarnya datang terlambat waktu itu, namun ternyata Dosen Pengampu belum datang jadi saya merasa lega. Waktu jam masih kosong, saya masih berjalan-jalan kesana-kemari membahas banyak hal. Mulai dari mata kuliah, tugas-tugas, gosip terhangat, dan lain-lainnya. Ketika asyik mengobrol, tiba-tiba Bapak Dosen datang dan langsung duduk dekat dengan pintu. Waktu itu, saya duduk di belakang karena saya datang terlambat. Kemudian kursi disusun sedemikian sehingga mendekati Pak Marsigit, akan tetapi masih ada beberapa kursi depan yang kosong. Teman-teman saya yang tadinya sebenarnya duduk di depan justru malah jauh dengan Pak Marsigit karena memang Pak Marsigit mengambil tempat dekat dengan pintu, yaitu pojok kiri belakang. Bapak Marsigit merasa kecewa karena maksudnya memberi kabar kepada ketua kelas bahwa dia akan terlambat adalah agar LCD dan peralatan untuk menonton film seperti biasanya sudah tersiapkan. Namun ternyata semua masih belum ada, sehingga Beliau lebih memilih untuk membuat setengah lingkaran di dekatnya. Beliau kemudia mengatakan bahwa para mahasiswa yang duduk di bawah maupun sebelah jauh tiang tengah harus membuat barisan sendiri. Kemudian kelompok yang dekat dengan Beliau diminta untuk membuat kelompok beranggotakan empat orang. Setelah itu masih juga kelebihan dan diminta lagi untuk membuat kelompok beranggotakan tiga orang dan kelompok besar tadi di bagi menjadi kelompok beranggotakan sekitar lima orang. Selain itu ada juga teman saya yang sendirian. Pada waktu itu saya bingung, bahkan terakhir saat saya sudah membentuk kelompok empat orang masih harus membuat kelompk sendiri. Kemudian baru saya sadar bahwa sebenarnya saya dan kedau teman saya yang menjadi satu kelompok itu tiadak mengeluarkan stofmap yang kami bawa. Pak Marsigit kemudian meminta kami, untuk berdiskusi tentang tema yang bebas. Pertama-tama kami bingung, namun kemudian kami membahas tentang apa yang kami alami sendiri, yaitu “kegilaan” akan drama Korea. Perasaan yang saya alami tentu saja bingung karena terus saja berpindah-pindah. Kemudian ada sedikit rasa deg-degan karena merasa semua sudah pas ternyata belum juga. Selain itu, ada perasaan yang kurang adil karena saya tahu bahwa teman saya yang kebetulan

duduk jauh dari Pak Marsigit adalah orang-orang yang datang lebih pagi dari saya, namun justru mendapat perlakuan yang kurang menyenangkan. Pemikiran saya tentang pembukaan kuliah pada tanggal 20 Oktober 20009 tersebut sangat membuat saya terkejut dan terbuka untuk lebih aware lagi akan mata kuliah yang akan dilaksanakan. Cara yang digunakan dalam pembelajaran sungguh baru bagi saya, jadi sempat bingung untuk mengikutinya. Namun bagaimana Bapak Marsigit memperlakukan temanteman saya yang notabenenya datang lebih awal dari saya membuat saya kurang comfortable. Meskipun mungkin ada maksud lain dalamp perlakuan tersebut, namun saya tetap tidak mengerti dan merasa kurang berkenan dengan hal tersebut. Semestinya harus bertanya dulu sebelum menyimpulkan sesuatu karena menurut saya manusia memiliki keterbatasan untuk melihat suatu kejadian. Seperti apa yang dikatakan Bapak Marsigit dalam kuliah sebelumnya, pada saat membahas hermenitika psikologi, taraf paling tinggi yang tak terbatas waktu dan dimensi adalah Tuhan. Hal itulah mengapa Tuhan merupakan sebab prima. Selain itu, saya harus lebih siap lagi dan harus mampu untuk mengikuti alur dengan luwes. Saya harus mulai untuk bergerak sendiri dan punya pemikiran maju untuk menghadapi waktu-waktu yang masa datang.

Related Documents

Kompilasi Perasaan
July 2020 20
Perasaan
June 2020 26
Kompilasi
December 2019 24
Kup Kompilasi
May 2020 18
Pedang Tanpa Perasaan
November 2019 17