Kompetensi.docx

  • Uploaded by: Sariwulan Dari
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Kompetensi.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 4,806
  • Pages: 22
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Guru merupakan profesi penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia. Peran guru sangat penting dalam mengajar dan mendidik siswa, serta dalam memajukan dunia pendidikan.Mutu siswa dan pendidikan bergantung pada mutu guru. Karena itu, guru harus memiliki kompetensi yang sesuai standar nasional pendidikan, agar ia dapat menjalankan tugas dan perannya dengan baik dan berhasil. Pada masa anak balita (0-6 tahun) yang merupakan usia emas(the golden age) sangat memerlukan guru yang professional, pada masa ini merupakan suatu keharusan.Setiap pekerjaan memiliki kompetensi atau standar kemampuan yang harus dmiliki, termasuk guru TK/RA atau PAUD. Lalu bagaimana kompetensi yang seharusnya dimiliki seorang guru, terkhusus guru PAUD, mengingat pentingnya peran guru dalam suatu pendidikan. Menindaklanjuti pernyataan diatas, didalam makalah ini akan dibahas tentang bagaimana kompetensi guru secara umum dan secara khusus. B. Rumusan Masalah 1. Apa pengertian kompetensi ? 2. Apa saja kompetensi seorang guru ? 3. Bagaimana Kompetensi guru PAUD?

C. Tujuan Penulisan Makalah 1. Menjelaskan pengertian kompetensi 2. Menjelaskan kompetensi seorang guru 3. Menjelaskan apa saja kompetensi guru PAUD

1

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Kompetensi Kompetensi dalam bahasa Indonesia merupakan serapan dari bahasa Inggris, competence yang berarti kecakapan dan kemampuan. (Echols dan Shadily, 2002: 132). Kompetensi adalah kumpulan pengetahuan,perilaku, dan keterampilan yang harus dimiliki guru untuk mencapai tujuan pembelajaran dan pendidikan. Kompetensi diperoleh melalui pendidikan, pelatihan, dan belajar mandiri dengan memanfaatkan sumber belajar.1 Pemaknaan kompetensi dari sudut istilah mencakup beragam aspek, tidak saja terkait dengan fisik dan mental, tetapi juga aspek spiritual. Menurut Mulyasa (2007b), “Kompetensi guru merupakan perpaduan antara kemampuan personal, keilmuan, teknologi, sosial, dan spiritual yang secara kafah membantu kompetensi standar profesi guru, yang mencakup penguasaan materi, pemahaman terhadap peserta didik, pembelajaran yang mendidik, pengembangan pribadi dan profesionalitas”. Kompetensi terkait erat dengan standar.Seseorang disebut kompeten dalam bidangnya jika pengetahuan, keterampilan, dan sikapnya, serta hasil kerjanya sesuai standar (ukuran) yang ditetapkan atau diakui oleh lembaganya/pemerintah. Di sisi lain, kompetensi merupakan tugas khusus yang berarti hanya dilakukan oleh orangorang special/tertentu. Artinya, tidak bisa sembarang orang dapat melakukan tugas tersebut. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa kompetensi merupakan kemampuan seseorang yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan sikap, ayng dapat diwujudkan dalam hasil kerja nyata yang bermanfaat bagi diri dan lingkungannya. Ketiga aspek kemampuan ini saling terkait dan memengaruhi satu sama lain. Kondisi fisik dan mental serat spiritual seseorang besar pengaruhnya terhadap prokdutivitas kerja seseorang, maka tiga aspek ini harus dijaga pula sesuai standar yang disepakati.Sudjana (1989:18) membagi kompetensi guru dalam tiga

1

Dr. Jejen Musfah, M.A. Peningkatan Kompetensi Guru, Jakarta: Kencana, 2011, Hlm27

2

bagian yaitu “bidang kognitif, sikap, dan perilaku performance). Ketiga kompetensi ini tidak berdiri sendiri, tetapi saling berhubungan dan memengaruhi satu sama lain.”2 B. Kompetensi Seorang Guru Dalam perspektif kebijakan nasiaonal, pemerintah telah merumuskan empat jenis kompetensi guru, sebagaimana tercantum dalam penjelasan peraturan pemerintah No.19 Tahnu 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, yaitu: Kompetensi pedagodik, kepribadian, sosial, dan professional. Guru diharapkan dapat menjalankan tugasnya secara profesional dengan memiliki dan menguasai keempat kompentensi tersebut. Kompetensi yang harus dimiliki pendidik itu sungguh sangat ideal sebagai mana tergambar dalam peraturan pemerintah tersebut.Karena itu, guru harus selalu belajar dengan tekun di sela-sela menjalankan tugas-Nya.Menjadi guru profesional bukan pekerjaan yang mudah untuk tidak mengatakannya sulit, apalagi di tengah kondisi mutu guru yang sangat buruk dalam setiap aspeknya. 1. Kompetensi Pedagogik Tugas guru yang utama ialah mengajar dan mendidik murid dikelas dan diluar kelas. Guru selalu berhadapan dengan murid yang memerlukan pengetahuan,ketrampilan, dan sikap utama untuk meghadapi hidupnya di masa depan. Menurut Nasional Pendidikan 92006: 88), yang dimaksud dengan kompetensi pedagogic adalah: Kemampuan dalam pengelolaan peserta didik yang meliputi: (a) pemahaman wawasan atau landasan kependidikan; (b) pemahaman tentang peserta didik; (c) pengembangan kurikulum/silabus; (d) perancangan pembelajaran; (e) pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis; (f) evaluasi hasil belajar; dan (g) pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan, seorang guru memahami hakikat pendiidkan dan konsep yang terkait dengannya.Di antaranya yaitu fungsi dan peran lembaga pendidikan, konsep pendidikan seumur hidup dan berbagai implikasinya, peranan keluarga dan masyarakat

2

Dr. Jejen Musfah, M.A. Peningkatan Kompetensi Guru, Jakarta: Kencana, 2011, Hlm27-29

3

dalam pendidikan, pengaruh timbal balik antara sekolah, keluarga, dan 3

masyarakat, system pendidikan nasional, dan inivasi pendidikan. Pemahaman yang benar tentang konsep tentang konsep pendidikan

tersebut akan membuat guru sadar posisi strategisnya ditegah masyarakat dan perannya yang besar bagi upaya pencerdasan bagi upaya pencerdasan generasi bangsa. Karena itu, meraka juga sadar harus bagai mana bersikap disekolah daan masyarakat, dan bagaimana cara memenuhi kualifikasi statusnya, yaitu sebagai guru profesional. Joseph Fischer (t,th: 117) menulis, “pendidikan adalah penanam pengetahuan penanaman pengetahuan, keterampilan, nilai, dan prilaku melalui prosedur yang standar,” Pemahaman tentang peserta didik. “Guru haarus mengenal dan memahami tahap perkembangan yang telah dicapainya, kemampuannya, keunggulan dan kekurangannya, hambatan yang dihadapi serta faktor dominan yang memengaruhinya,” (Sukmadinata,2006: 197). Pada dasarnya anak-anak itu ingin tahu, dansebagian tugas guru ialah membantu perkembangan keingintahuan tersebut, dan membuat mereka lebih ingin tahu. Sebagai seorang guru, ia tidak hanya percaya bahwa semuaa siswa dapat belajar, tetapi harus benar-benar ingin setiap siswa merasakaan kebahgiaan sukses disekolah dan diluar sekolah. Tujuan seorang guru adalah agar setiap siswa meraskan kebebasan melalui kegiatan akademik dan kehangatan individu disekolah, karena itu, guru harus kreaatif menggunakan penilaian dalam pelajaran. Ada lima alasan prinsip mengapa penilaian merupakan bagian penting dari proses pengajaran. “Pertama, penilaian kelas menegaskan pada siswa tentang hasil yang kita inginkan ia menegaskan pentingnya meraih sasaran.Kedua, penilaian kelas menyediakaan dasar informasi untuk siswa, orang tua, guru, pimpinan, dan pembuat kebijakan.Ke tiga, penilaian kelas memptifasi siswa untuk mencoba atau tidak mencoba.Ke empat, penilaian kelas untuk menyaaring siswa didalam atau diluar program, member mereka akses atau pelayanan yang mereka butuhkan.Kelima, penilaian kelas menyediakan dasar evaluasi guru dan pimpinan.4

3 4

Dr. Jejen Musfah, M.A. Peningkatan Kompetensi Guru, Jakarta: Kencana, 2011, Hlm30 Yufiarti dan Titi Chandrawati, Profesionalitas Guru PAUD, Jakarta: Universitas Terbuka Hlm 42-45

4

Pendidikan harus memiliki kualifikasi dan kompetensi sebagai agen pembelajaran pembelajaran ialah “peran pendidik antara lain sebagai fasilitator, motivator, pemacu, dan pemberi inspirasi belaajar bagi peserta didik,” (BSNP, 2006: 87) Sebulan sekali guru perlu bertemu dan berdialog dengan satu atau dua orang pendidik yang sukses, agar guru mendapatkan energi atau motivasi baru untuk memompa semangat dan kreativitasnya. Dua bulan sekali, para guru juga perlu mendatangi tempat-tempat yang perpustakaan, hutan lindung, dan kebun binatang. Guru harus bisa menjadi motivator bagi para muridnya, hingga potensi mereka berkembang maksimal. MenurutBoteach (2006: 21), ‘salah Stu kunci memperoleh kehidupan yang baik adalah motivasi diri. Dalam hidup, selalu mencari orang dan tempat yang menginspirasi kamu, sehingga kamu termotivasi untuk meningkatkan potensi kamu secara penuh.” Menurut Sheikh (2003: 81), “Guru bukanlah seorang maanusia dalam pengertian status; guru adalah pembuat manusis. Ia membimbing takdir mereka dalam tujuan akhir mereka. “peran guru yang sangat besar dan penting itu menuntut tanggung jawab guru untuk menjadi pribadi yang memiliki pengetahuan yang luas, keterampilan yang beragam, dan moral yang tinggi. Kecuali itu, yang terpenting guru menyadari peran besarnya tersebut, sehingga dalam menjalankan tugasnya penuh tanggung jawab, kesungguhan, dan persiapan yang matang. Guru sekolah hendaknya mampu merealisasikaan terwujudnya tujuan umum sekolah. Berikut ini contoh-contoh beberapa tujuan sekolah menengah di U.S.A., yaitu: a. Membantu siswa berkembang secara intelektual, sosial, fisik, dan emosional. b. Meningkatkan kesan diri siswa (self-image). c. Menyediakan kesempatan untuk sukses. d. Melaksanaakan belajar aktif. e. Menguatkan eksplorasi. Dan Menyediakan keamanan. (Henson, 1995: 69)5

5

Dr. Jejen Musfah, M.A. Peningkatan Kompetensi Guru, Jakarta: Kencana, 2011, Hlm30

5

2. Kompetensi Kepribadian Kompetensi kepribadian, yaitu: “Kemampuan kepribadian yang: (a) berakhlak mulia; (b) mantap,stabil, dan dewasa; (c) arif dan bijaksana; (d) menjadi teladan; (e) mengevaluasi kinerja sendiri; (f) mengembangkan diri; dan (g) religious.” (BSNP,2006:88) Berakhlak mulia. “Pendidikan nasional yang bermutu diarahkan untuk pengembangan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.” (BSNP, 2006: 74). Arahan pendidikan nasional ini hanya mungkin terwijid jika guru memiliki akhlak mulia,sebab murid adalah cermin dari gurunya.Sulit mencetak siswa yang saleh jika gurunya tidak saleh. Selain guru, untuk melahirkan siswa yang saleh, perlu dukungan: pertama,komunitas sekolah yang saleh (pimpinan dan staf). Kedua, budaya sekolah yang saleh,seperti disiplin,demokratis,adil,jujur,syukur dan amanah. Esensi pembelajaran adalah perubahan perilaku. Guru akan mampu mengubah perilaku peserta didik jika dirinya telah menjadi manusia baik. “Pribadi guru harus baik karena init pendidikan adlah proses perubahan perilaku,sebagaimana makna pendidikan adalah proses pembebasan peserta didik dari ketidakmampuan, ketidakbenaran, ketidakjujuran, dan dari buruknya hati,akhlak, dan keimanan.”6 3. Kompetensi Sosial Seorang guru sama seperti manusia lainnya adalah makhluk sosial, yang dalam hidupnya berdampingan dengan manusia lainnya. Guru diharapkan

memberikan

contoh

baik

terhadap

lingkungannya,dengan

menjalankan hak dan kewajibannya sebagai bagian dari masyarakat sekitarnya. Guru harus berjiwa sosial tinggi,mudah bergaul, dan suka menolong, bukan sebaliknya, yaitu individu yang tertutup dan tidak memdulikan

orang-orang disekitarnya.

Kompetensi

sosial

merupakan

kemampuan pendidik sebagi bagian dari masyarakat untuk; 6

Dr. Jejen Musfah, M.A. Peningkatan Kompetensi Guru, Jakarta: Kencana, 2011, Hlm42-52

6

a. berkomunikasi lisan dan tulisan. b. menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional. c. bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orangtua/wali peserta didik d. bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar Menurut Sukmadinata (2006:193), “Di antara kemampuan sosial dan personal yang paling mendasar yang harus dikuasai guru adalah idealisme, yaitu cita-cita luhru yang ingin dicapai dengan pendidikan.” Cota-cita semacamini dapat diwujudkan guru melalui: Pertama, kesungguhannya mengajar dan mendidik para murid. Tidak peduli kondisi ekonomi, sosial, politik, dan medan yang dihadapinya. Ia selalu semangat memberikan pengajaran bagi muridnya. Beberapa kasus gur di peddalaman wilayah Sumatera, Kalimantan, Papua, dan Sulawesi, dapat dijadikan contoh. Guru harus berjalan jauh dan menempuh perjalanan melalui sungai,nyang kadang mebahayakan nyawanya. Bahkan mereka juga harus meyakinkan para orangtua untuk bersedia menyekolahkan anak-anak mereka. Kedua, pembelajaran masyarakat melalui interaksi atau komunikasi langsung dengan mereka di beberapa tempat seperti masjid, majlis taklim, musola, pesantren, bali desa dan posyandu. Dalam konteks ini,guru bukan hanya guru bagi muridnya,tetapi juga guru bagi masyarakat dilingkungannya. Mulyasa(2007b: 186-187) menyatakan”Banyak cara yang dapat dlakukan untuk mengembangkan kecerdasan sosial di lingkungan sekolah. Caraini antara lain diskusi, bermain peran, dan kunjungan langsung kemasyarakat dan lingkungan sosial yang beragam. Ketiga, guru menuangkan dan mengekspresikan pemikiran dan idenya melalui tulisan, baik dalam bentuk artikel,cerpen,novel.sajak, maupun artikel ilmiah. Ia dapat menerbitkannya di surat kabar, blog pribadi, majalah, jurnal, tabloid, atau pun buku Idealnya, sekolah memfasilitasi guru untuk aktif menulis dan menerbitkan tulisan guru (dan siswa) tersebut tentu setelah ada proses seleksi tulisan dan naskah. Mengapa peran sekolah diperlukan?Karena guru yang aktif menulis dirasakan masih sangat kurang, keterampilan dan

7

kepercayaan diri guru dalam menulis perlu ditumbuhkan mellui pelatihan dan dorongan kepala sekolah.7 2. Kompetensi Profesional Tugas guru ialah mengajarkan pengetahuan kepada murid. Guru tidak sekedar mengetahui materi yang akan diajarkannya, tetapi memahaminya seara luas dan mendalam. Oleh karna itu, murid harus selalu belajar untuk memperdalam pengetahuannya terkait mata pelajaran yang diampunya. Kompetensi profesional adalah penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam, yang menangkup penguasaan materi mata pelajaran di sekolah dan substansi keilmuan yang menaungi materinya, serta penguasaan terhadap struktur dan metodologi keilmuannya.8 Sub kompetensi professional meliputi: a. Penguasaan materi, struktur, konsep dan pola pikir keilmuan yang mendukung pelajaran yang di ampu. b. Menguasai

standar

kompetensi

dan

kompetensi

dasar

mata

pelajaran/yang diampu. c. Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif. d. Mengembangkan

keprofesionalan

secara

berkelanjutan

dengan

melakukukan tindakan reflektif. e. Memanfaatkan untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri. Dalam proses penyelenggaraan pendidikan, gedung sekolah, dana, program, dan kepemimpinan adalah vital. Demikian juga sumber daya manusia, dari kepala sekolah, guru, dan staf memegang peranan yang sangat penting. Sumidjo (2001: 272) menyatakan, “ Faktor yang paling esensial dalam proses pendidikan adalah manusia yang ditugasi dengan pekerjaan untuk menghasilkan perubahan yang telah direncanakan pada anak didik. Hal ini merupakan esensi dan hanya dapat dilakukan sekelompok manusia professional, yaitu manusia yang memiliki kompetensi mengajar9.”

7

Dr. Jejen Musfah, M.A. Peningkatan Kompetensi Guru, Jakarta: Kencana, 2011, Hlm 52 Yufiarti dan Titi handrawati.Profesionalitas Guru PAUD. Jakarta: Universitas Terbuka Hlm. 35 9 Dr. Jejen Musfah, M.A. Peningkatan Kompetensi Guru, Jakarta: Kencana, 2011, Hlm 58 8

8

C. Aspek-aspek kemampuan pedagogis

Dalam bukunya Sanjaya (2009) membagi beberapa aspek kemampuan pedagogik yang harus dimiliki oleh seorang guru PAUD:10 1. Menguasai dan memahami karakteristik peserta didik. Memahami karakrakteristik peserta didik merupakan hal yang paling urgen dilakukan oleh guru PAUD. Dengan memahami bahwa anak merupakan sebagai individu yang memiliki bergam karakteristik, dengan demikian pendekatan, metode dan media yang diterapkan oleh guru PAUD berdasarkan ragam karakteristik yang ada. Menurut hemat Rosyada (2007) untuk menciptakan pembelajaran yang berkualitas guru harus mempunuya perencanaan yang bijak, pembelajaran yang efekktif dengan penggunan strategi yang mampu membelajarkan siswa. Kemampuan guru PAUD memahami ragam karakteristif anak PAUD membantu guru PAUD dalam mengidentifikasi karakteristik belajar setiap peserta didik di kelasnya, Guru PAUD memastikan bahwa semua peserta didik mendapatkan kesempatan yang sama untu berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran, Guru PAUD dapat mengatur kelas untuk memberikan kesempatan belajar yang sama pada semua peserta didik dengan kelainan fisik dan kemampuan belajar yang berbeda, Guru PAUD mencoba mengetahui penyebab penyebab perilaku peserta didik untuk mencegah agar perilaku tersebut tidak merugikan peserta didik lainnya, Guru PAUD membantu mengembangkan potensi dan mengatasi kekurangan peserta didik, Guru PAUD memperhatikan peserta didik dengan kelemahan fisik tertentu agar dapat mengikuti aktivitas pembelajaran, sehingga peserta didik tersebut tidak termarjinalkan. 2. Menguasai teori belajar dan prinsip‐prinsip pembelajaran yang mendidik. Seorang guru PAUD yang profesional seyogianya dia mampu memahami dan menerepkan berbagai teori belajar dalam proses pembelajaran dengan anak usia dini PAUD. Kemampuan guru PAUD memahami teori belajar mengantarkan guru PAUD untuk dapat menetapkan berbagai pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang mendidik secara kreatif sesuai dengan standar kompetensi guru PAUD. Kemampuan guru PAUD PAUD dalam memahami teori belajar memungkin guru PAUD dapat: memastikan tingkat

10

Sanjaya, Strategi Pengembangan Berotientasi Pada Proses Pendiidkan, Jakarta: Media Group

9

pemahaman peserta didik terhadap materi pembelajaran tertentu dan menyesuaikan aktivitas pembelajaran berikutnya berdasarkan tingkat pemahaman tersebut, Guru PAUD dapat menjelaskan alasan pelaksanaan kegiatan/aktivitas yang dilakukannya, baik yang sesuai maupun yang berbeda dengan rencana, terkait keberhasilan pembelajaran, Guru PAUD menggunakan berbagai teknik untuk memotiviasi kemauan belajar peserta didik, Guru PAUD merencanakan kegiatan pembelajaran yang saling terkait satu sama lain, dengan memperhatikan tujuan pembelajaran maupun proses belajar peserta didik, Guru PAUD memperhatikan respon peserta didik yang belum/kurang memahami materi pembelajaran yang diajarkan dan menggunakannya untuk memperbaiki rancangan pembelajaran berikutnya. 3. Pengembangan kurikulum. Kemampuan guru PAUD dalam menyusun kurikulum, rencana kegiatan bulanan, rencana kegiatan mingguan (RKM) dan rencana kegiatan harian merupakan kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang guru PAUD. Menurut Rosyada (2007) mengemukakan untuk meningkaykan kualitas pembelajaaran yang baik guru harus mempersiapkan materi pembelajaran dengan baik dan merumuskan tujuan yang bisa diukur. Dengan demikan untuk mencipatakan pembelajaran yang berkualitas sseyogianya guru PAUD mampu merancang kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan siswa dan lembaga.11 Memaanfatkan kemampuan dalam mengembangkan kurikulum menggiring guru PAUD: dapat menyusun silabus yang sesuai dengan kurikulum, merancang rencana pembelajaran yang sesuai dengan silabus untuk membahas materi ajar tertentu agar peserta didik dapat mencapai kompetensi dasar yang ditetapkan, mengikuti urutan materi pembelajaran dengan memperhatikan tujuan pembelajaran, memilih materi pembelajaran yang: (1) sesuai dengan tujuan pembelajaran, (2) tepat dan mutakhir, (3) sesuai dengan usia dan tingkat kemampuan belajar peserta didik, (4) dapat dilaksanakan di kelas dan (5) sesuai dengan konteks kehidupan sehari‐hari peserta didik. 4. Kegiatan pembelajaran yang mendidik. Penguasaan teknologi dalam menciptakan pendidikan yang berkulitas seyogianya guru mampu menguasi teknologi. Guru PAUD dituntut mampu menyusun dan melaksanakan

11

Sanjaya, Strategi Pengembangan Berotientasi Pada Proses Pendiidkan, Jakarta: Media Group

10

rancangan pembelajaran yang mendidik secara lengkap dengan memanfaatkan teknologi. Lebih dari itu pula Guru PAUD mampu melaksanakan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik dengan memasukan berbagai teknologi sebagai sumber belajar anak. Guru yang baik adalah guru yang mampu menciptakan pembelajaran yang mencerdaskan (edukatif). Tujuan dari pembelajaran edukatif adalah untuk; membantu proses belajar peserta didik, bukan untuk menguji sehingga membuat peserta didik merasa tertekan, mengkomunikasikan informasi baru (misalnya materi tambahan) sesuai dengan usia dan tingkat kemampuan belajar peserta didik, menyikapi kesalahan yang dilakukan peserta didik sebagai tahapan proses pembelajaran, bukan semata‐mata kesalahan yang harus dikoreksi. Misalnya: dengan mengetahui terlebih dahulu peserta didik lain yang setuju/tidak setuju dengan jawaban tersebut, sebelum memberikan penjelasan tentang jawaban yamg benar, melakukan aktivitas pembelajaran secara bervariasi dengan waktu yang cukup untuk kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan usia dan tingkat kemampuan, memberikan banyak kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya, mempraktekkan dan berinteraksi dengan peserta didik lain, untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran.12 5. Pengembangan potensi peserta didik. Pengembangan potensi peserta didik (AUD) merupakan tujuan dari setiap proses pembelajaran. Guru PAUD yang ideal apabila dia mampu mengembangan beragam jenis potensi yang ada dalam diri peserta didiknya. Guru PAUD mampu menganalisis potensi pembelajaran setiap peserta didik (AUD) dan mengidentifikasi pengembangan potensi peserta didik melalui program embelajaran yang mendukung siswa mengaktualisasikan potensi akademik, kepribadian, dan kreativitasnya sampai ada bukti jelas bahwa peserta didik mengaktualisasikan potensi mereka. Sesuai dengan maksud di atas tugas dari guru PAUD adalah; menganalisis hasil belajar berdasarkan segala bentuk penilaian terhadap setiap peserta didik untuk mengetahui tingkat kemajuan masing‐masing, merancang dan melaksanakan aktivitas pembelajaran yang mendorong peserta didik untuk belajar sesuai dengan kecakapan dan pola belajar masing‐masing, merancang dan melaksanakan aktivitas pembelajaran untuk memunculkan 12

Sanjaya, Strategi Pengembangan Berotientasi Pada Proses Pendiidkan, Jakarta: Media Group

11

daya kreativitas dan kemampuan berfikir kritis peserta didik, secara aktif membantu peserta didik dalam proses pembelajaran dengan memberikan perhatian kepada setiap individu, dapat mengidentifikasi dengan benar tentang bakat, minat, potensi, dan kesulitan belajar masingmasing peserta didik, memberikan kesempatan belajar kepada peserta didik sesuai dengan cara belajarnya masing-masing, memusatkan perhatian pada interaksi dengan peserta didik dan mendorongnya untuk memahami dan menggunakan informasi yang disampaikan.

6. Komunikasi dengan peserta didik. Anak usia dini merupakan individu yang aktif dan haus dengan ilmu pengetahuan. Menurut Piaget (Morisson, 2013) anak usia dini merupakan individu yang memiliki ransa ingin tahu yang lebih tinggi. Jangan heran jika pada kegiatan pembelajaran berlangsung anak usia dini selalu bertanya tentang hal-hal di luar pikiran orang dewasa. Untuk menjawab pertanyaan anak-anak tersebut Guru PAUD mampu berkomunikasi secara efektif, empatik dan santun dengan peserta didik dan bersikap antusias dan positif. Guru PAUD mampu memberikan respon yang lengkap dan relevan kepada komentar atau pertanyaan peserta didik: Kemampuan lain yang dimiliki guru dalam berkomunikasi dengan peserta didik adalah Guru PAUD menanggapi pertanyaan peserta didik secara tepat, benar, dan mutakhir, sesuai tujuan pembelajaran dan isi kurikulum, tanpa mempermalukannya, Guru PAUD menyajikan kegiatan pembelajaran yang dapat menumbuhkan kerja sama yang baik antarpeserta didik, Guru PAUD mendengarkan dan memberikan perhatian terhadap semua jawaban peserta didik baik yang benar maupun yang dianggap salah untuk mengukur tingkat pemahaman peserta didik, Guru PAUD memberikan perhatian terhadap pertanyaan peserta didik dan meresponnya secara lengkap danrelevan untuk menghilangkan kebingungan pada peserta didik.

7. Penilaian dan Evaluasi. Guru merupakan sebagai evaluator of student learning Syah (2008). Fungsi ini menghendaki agar guru senantiasa mengkuti setiap perkembangan anak usia dini baik dengan kemajuan belajar maupun hambatan yang dialami. Guru PAUD dituntut mampu 12

menyelenggarakan penilaian proses dan hasil belajar secara berkesinambungan. Guru PAUD melakukan evaluasi atas efektivitas proses dan hasil belajar dan menggunakan informasi hasil penilaian dan evaluasi secara autentik. Dengan demikian kemampuan guru yang harus dipenuhi dalam aspek penilaian adalah; Guru PAUD menyusun alat penilaian yang sesuai dengan tujuan pembelajaran untuk mencapai kompetensi tertentu seperti yang tertulis dalam RKH, Guru PAUD melaksanakan penilaian dengan berbagai teknik dan jenis penilaian, selain penilaian formal yang dilaksanakan sekolah, dan mengumumkan hasil serta implikasinya kepada peserta didik, tentang tingkat pemahaman terhadap materi pembelajaran yang telah dan akan dipelajari, Guru PAUD memanfaatkan masukan dari peserta didik dan merefleksikannya untuk meningkatkan pembelajaran selanjutnya, dan dapat membuktikannya melalui catatan, jurnal pembelajaran, rancangan pembelajaran, materi tambahan, Guru PAUD memanfatkan hasil penilaian sebagai bahan penyusunan rancangan pembelajaran yang akan dilakukan selanjutnya.13

D.

Kualifikasi Guru Paud

1.

Kualifikasi Akademik Guru PAUD/TK/RA

Guru pada PAUD/TK/RA harus memiliki kualifikasi akademikpendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1)dalam bidang pendidikan anak usia dini atau psikologi yangdiperoleh dari program studi yang terakreditasi. 2.

Kualifikasi Akademik Guru Melalui Uji Kelayakan dan Kesetaraan

Kualifikasi akademik yang dipersyaratkan untuk dapat diangkatsebagai guru dalam bidangbidang khusus yang sangat diperlukantetapi belum dikembangkan di perguruan tinggi dapat diperolehmelalui uji kelayakan dan kesetaraan. Uji kelayakan dan kesetaraan bagi seseorang 14

yang memiliki keahlian tanpa ijazah dilakukan olehperguruan tinggi yang diberi wewenang

untuk melaksanakannya.

E. 13 14

Standar Kompetensi Guru PAUD

Syah,M..Psikologi Pendidikan.Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Yuliani Nurani Sujiono,Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini, Jakarta: PT INDEKS

13

Standar kompetensi guru ini dikembangkan secara utuh dari empat kompetensi utama, yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional. Keempat kompetensi tersebut terintegrasi dalam kinerja guru. Tabel Standar Kompetensi Guru PAUD/TK/RA

No.

KOMPETENSI INTI GURU

Kompetensi Pedagodik 1. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial,kultural, emosional, dan intelektual.

KOMPETENSI GURU TK/PAUD

a) Memahami karakteristik peserta didik usia TK/PAUD yang berkaitan denganaspek fisik, intelektual, sosial-emosional, moral, dan latar belakang sosial-budaya. b) Mengidentifikasi potensi peserta didik usia TK/PAUD dalam berbagai bidang pengembangan. c) Mengidentifikasi kemampuan awal peserta didik usia TK/PAUD dalam berbagai bidang pengembangan.

2.

3.

d) Mengidentifikasi kesulitan peserta didik usia TK/PAUD dalam berbagai bidang pengembangan. Menguasai teori belajar dan prinsip- a) Memahami berbagai teori belajar dan prinsip pembelajaran yang mendidik. prinsip-prinsip bermain sambil belajar yang mendidik yang terkait dengan berbagai bidang pengembangan di TK/PAUD. b) Menerapkan berbagai pendekatan, strategi, metode dan teknik bermain sambil belajar yang bersifat holistik, otentik dan bermakna, yang terkait dengan berbagai bidang pengembangan di TK/PAUD. Mengembangkan kurikulum yang a) Memahami prinsip-prinsip terkait dengan bidang pengembang- pengembangan kurikulum. an yang diampu. b) Menentukan tujuan kegiatan 14

pengembangan yang mendidik. c) Menentukan kegiatan bermain sambil belajar yang sesuai untuk mencapai tujuan pengembangan. d) Memilih materi kegiatan pengembangan yang mendidik yaitu kegiatan bermain sambil belajar sesuai dengan tujuan pengembangan. e) Menyusun perencanaan semester, mingguan dan harian dalam berbagai kegiatan pengembangan di TK/PAUD.

4.

f) Mengembangkan indikator dan instrumen penilaian. Menyelenggarakan kegiatan a) Memahami prinsip-prinsip perancangan pengembangan yang mendidik kegiatan pengembangan yang mendidik dan menyenangkan. b) Mengembangkan komponen-komponen rancangan kegiatan pengembangan yang mendidik dan menyenangkan. c) Menyusun rancangan kegiatan pengembangan yang mendidik yang lengkap, baik untuk kegiatan di dalam kelas, maupun di luar kelas. d) Menerapkan kegiatan bermain yang bersifat holistik, otentik, dan bermakna. e) Menciptakan suasana bermain menyenangkan, inklusif, dan demokratis

yang

f) Memanfaatkan media dan sumber belajar yang sesuai dengan pendekatan bermain sambil belajar. g) Menerapkan tahapan bermain anak dalam kegiatan pengembangan diTK/PAUD. h)

Mengambil

keputusan

transaksional 15

5.

6.

7.

8.

Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan penyelenggaraan kegiatan pengembangan yang mendidik. Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan pesertadidik.

dalam kegiatan pengembangan diTK/PAUD sesuai dengan situasi yang berkembang. a) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan kualitas kegiatan pengembangan yang mendidik. a) Menyediakan berbagai kegiatan bermain sambil belajar untuk mendorong peserta didik mengembangkan potensinya secara optimal termasuk kreativitasnya. a) Memahami berbagai strategi berkomunikasi yang efektif, empatik dan santun, baik secara lisan maupun tulisan.

b) Berkomunikasi secara efektif, empatik dan santun dengan peserta didik dengan bahasa yang khas dalam interaksi pembelajaran yang terbangun secara siklikal dari: (a) Penyiapan kondisi psikologis peserta didik. (b) Memberikan. pertanyaan atau tugas sebagai undangan kepada peserta didik untuk merespons. (c) Respons peserta didik. (d) Reaksi guru terhadap respons peserta didik dan seterusnya. Menyelenggarakan penilaian dan a) Memahami prinsip-prinsip penilaian evaluasi proses dan hasil belajar. danevaluasi proses dan hasil belajar sesuaidengan karakteristik lima mata pelajaranSD/MI. b) Menentukan aspek-aspek proses danhasil belajar yang penting untuk dinilaidan dievaluasi sesuai dengankarakteristik lima mata pelajaran SD/MI. c) Menentukan prosedur penilaian danevaluasi proses dan hasil belajar. d) Mengembangkan instrumen penilaiandan evaluasi proses dan hasil belajar. e)

Mengadministrasikan penilaian prosesdan 16

hasil belajar secaraberkesinambungan dengan mengunakanberbagai instrumen. f) Menganalisis hasil penilaian proses danhasil belajar untuk berbagai tujuan.

9.

g) Melakukan evaluasi proses dan hasilbelajar. Memanfaatkan hasil penilaian dan a) Menggunakan informasi hasil penilaian evaluasi untuk kepentingan dan evaluasi untuk menentukan ketuntasan pembelajaran. belajar. b) Menggunakan informasi hasil penilaian dan evaluasi untuk merancang program remedial dan pengayaan. c) Mengkomunikasikan hasil penilaian dan evaluasi kepada pemangku kepentingan.

10.

d) Memanfaatkan informasi hasil penilaian dan evaluasi pembelajaran untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Melakukan tindakan reflektif untuk a) Melakukan refleksi terhadap peningkatan kualitas pembelajaran. pembelajaran yang telah dilaksanakan. b) Memanfaatkan hasil refleksi untuk perbaikan dan pengembangan lima mata pelajaran SD/MI. c) Melakukan penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan kualitas pembelajaranlima mata pelajaran SD/MI.

Kompetensi Kepribadian 11. Bertindak sesuai dengan norma a) Menghargai peserta didik tanpa agama, hukum, sosial, dan membedakan keyakinan yang dianut, suku, kebudayaan nasional Indonesia. adat-istiadat, daerah asal, dan gender.

12.

b) Bersikap sesuai dengan norma agamayang dianut, hukum dan norma sosial yang berlaku dalam masyarakat, serta kebudayaan nasional Indonesia yang beragam. Menampilkan diri sebagai pribadi a) Berperilaku jujur, tegas, dan manusiawi. yang jujur, berakhlak mulia, dan 17

teladan bagi peserta didik dan b) Berperilaku yang masyarakat. ketakwaan, dan akhlak mulia.

13.

14.

15.

c) Berperilaku yang dapat diteladani oleh peserta didik dan anggota masyarakat disekitarnya. Menampilkan diri sebagai pribadi a) Menampilkan diri sebagai pribadi yang yang mantap, stabil, dewasa, arif dan mantap dan stabil. berwibawa. b) Menampilkan diri sebagai pribadi yang dewasa, arif, dan berwibawa. Menunjukkan etos kerja, tanggung a) Menunjukkan etos kerja dan tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga jawab yang tinggi. menjadi guru, dan rasa percaya diri. b) Bangga menjadi guru dan percaya pada diri sendiri. c) Menjunjung tinggi kode etik profesi a) guru. b) c)

Kompetensi Sosial 16. Bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskriminatif karenapertimbangan jenis kelamin, agama,ras, kondisi fisik, latar belakangkeluarga, dan status sosial ekonomi.

17.

mencerminkan

Bekerja mandiri secara profesional. Memahami kode etik profesi guru. Menerapkan kode etik profesi guru. Berperilaku sesuai dengan kode etik guru.

a) Bersikap inklusif dan objektif terhadap peserta didik, teman sejawat dan lingkungan sekitar dalam melaksanakan pembelajaran.

b) Tidak bersikap diskriminatif terhadap peserta didik, teman sejawat, orang tua peserta didik dan lingkungan sekolah karena perbedaan agama, suku, jenis kelamin, latar belakang keluarga, dan status sosial-ekonomi. Berkomunikasi secara efektif, a) Berkomunikasi dengan teman sejawat dan empatik, dan santun dengan sesama komunitas ilmiah lainnya secara santun, pendidik, tenaga kependidikan, empatik dan efektif. orang tua, dan masyarakat. b) Berkomunikasi dengan orang tua peserta didik dan masyarakat secara santun, empatik, dan efektif tentang program pembelajaran dan kemajuan peserta didik. c)

Mengikutsertakan orang tua peserta didik 18

18.

19.

dan masyarakat dalam program pembelajaran dan dalam mengatasi kesulitan belajar peserta didik. Beradaptasi di tempat bertugas a) Beradaptasi dengan lingkungan tempat diseluruh wilayah Republik bekerja dalam rangka meningkatkan efektivitas Indonesia yang memiliki keragaman sebagai pendidik, termasuk memahami bahasa sosial budaya. daerah setempat. b) Melaksanakan berbagai program dalam lingkungan kerja untuk mengembangkan dan meningkatkan kualitas pendidikan di daerah yang bersangkutan. Berkomunikasi dengan komunitas a) Berkomunikasi dengan teman sejawat, profesi sendiri dan profesi lain profesi ilmiah, dan komunitas ilmiah lainnya secara lisan dan tulisan atau bentuk melalui berbagai media dalam rangka lain. meningkatkan kualitas pendidikan. b) Mengkomunikasikan hasil-hasil inovasi pembelajarankepada komunitas profesi. c) sendiri secara lisan dan tulisan atau bentuk lain.

Kompetensi Profesional 20. Menguasai materi, struktur, konsep dan pola pikir keilmuan yangmendukung mata pelajaran yang diampu.

a) Menguasai konsep dasar matematika, sains, bahasa, pengetahuan sosial, agama, seni, pendidikan jasmani, kesehatan dan gizi sebagai sarana pengembangan untuk setiap bidang b) pengembangan anak TK/PAUD. c) Menguasai penggunaan berbagai alat permainan untuk mengembangkan aspek fisik, kognitif, sosial-emosional, nilai moral, sosial budaya, dan bahasa anak TK/PAUD.

21.

d) Menguasai berbagai permainan anak. Menguasai standar kompetensi dan a) Memahami kemampuan anak TK/PAUD kompetensi dasar mata dalam setiap bidang pengembangan. pelajaran/bidang pengembangan yang diampu. b) Memahami kemajuan anak dalam setiap bidang pengembangan di TK/PAUD. c) Memahami pengembangan.

tujuan

setiap

kegiatan

19

22.

23.

Mengembangkan materi a) Memilih materi bidang pengembangan pembelajaran yang diampu secara yang sesuai dengan tingkat perkembangan kreatif. peserta didik. b) Mengolah materi bidang pengembangan secara kreatif sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik. Mengembangkan a) Melakukan refleksi terhadap kinerja keprofesionalansecara berkelanjutan sendiri secara terus menerus. dengan melakukan tindakan reflektif. b) Memanfaatkan hasil refleksi dalam rangka peningkatan keprofesionalan. c) Melakukan penelitian tindakan kelas untuk peningkatan keprofesionalan.

24.

d) Mengikuti kemajuan zaman dengan belajar dari berbagai sumber. Memanfaatkan teknologi informasi a) Memanfaatkan teknologi informasi dan dan komunikasi untuk berkomuni- komunikasi dalam berkomunikasi. kasi dan mengembangkan diri. b) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk pengembangan diri.

20

BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Kompetensi merupakan suatu kecakapan yang harus dimiliki oleh setiap guru.Nasib penerus bangsa sangat dipengaruhi oleh seberapa mampu guru mendalami dan menerapkan standar-standar kompetensi yang seharusnya dimiliki oleh seorang guru, adapun standar kompetensi itu menangkup kompetensi

peadagogik,

kepribadian, social, dan profesionalisme guru. Semakin baik kualitas seorang pendidik maka akan menghasilkan peserta didik yang berkualitas pula, karena anak usia dini belajar dari apa yang dilihat dan apa yang didengarnya, sehingga guru sebagai pusat pembelajaran anak harus mampu menguasai kompetensi seara menyeluruh. Semoga dengan demikian tujuan pendidikan di Indonesia akan terwujud.

B. SARAN Penulis menyadari banyaknya kekurangan dalam penulisan karya ilmiah (makalah) ini, baik itu dari kesalahan tanda baca, bahasa dan sebagainya.Maka, atas dasar kekurangan itu diharapkan adanya kritik dan saran yang membangun.Agar ada perubahan yang lebih baik.

21

DAFTAR PUSTAKA

Dr. Jejen Musfah, M.A. 2011. Peningkatan Kompetensi Guru, Jakarta: Kencana, Sanjaya,(2009).Strategi Pengembangan Berorientasi Pada Proses Pendidikan.Jakarta:Media Group Yufiarti dan Titi handrawati (2009).Profesionalitas Guru PAUD. Jakarta:Universitas Terbuka Syah, M.. (2008).Psikologi Pendidikan.Bandung: PT Remaja Rosdakarya Yuliani Nurani Sujiono, (2009)Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini, Jakarta: PT INDEKS

22

More Documents from "Sariwulan Dari"