MAKALAH PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU AUD “Kompetensi Keterampilan Guru Dalam Proses Belajar Mengajar Dan Perangkat Keprofesian Guru”
Dosen Pengampu : Kanada Komariyah, M.Pd
Disusun Oleh: Kelompok 3 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Nur Rohmah Rahma Safitri Ratu Intan N Reva Lestari Rudi Iswanto Salsabilla Rahmita S
1711070162 1711070170 1711070176 1711070182 1711070187 1711070188
Semester 4/ Kelas E
JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI (PIAUD) FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG TAHUN 2018/2019
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim Segala puji hanya bagi Allah SWT Tuhan Semesta Alam. Sholawat beriring salam tetap tercurahkan dan dilimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, serta keluarga, sahabat, dan pengikutnya. Dengan mengucap syukur kehadirat Allah SWT. atas segala limpahan rahmat, taufiq, hidayah dan inayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Dengan hadirnya makalah ini diharapkan dapat memberikan sedikit informasi bagi para pembaca. Penyusun menyadari bahwa apa yang disajikan dalam makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu dengan segala kerendahan hati penyusun berharap kepada semua pihak atas segala saran dan kritiknya demi kesempurnaan makalah ini. Akhirnya, atas segala keterbatasan yang di miliki apabila terdapat kekurangan dan kesalahan mohon maaf. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan menjadi bekal pengetahuan bagi pembaca di kemudian hari. Amiin yaa Robbal `alamin.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................................... i DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1 A. Latar Belakang .......................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 1 C. Tujuan Pembahasan .................................................................................. 2 BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................... 3 A. Kompetensi Keterampilan Guru Dalam Proses Belajar Mengajar ........... 3 B. Perangkat Keprofesian Guru ..................................................................... 12 BAB III PENUTUP ............................................................................................. 16 A. Kesimpulan ............................................................................................... 16 B. Saran .......................................................................................................... 17 DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 18
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Guru merupakan suatu tenaga profesional yang berada dalam lingkungan kependidikan. Hal ini menuntut guru untuk memiliki suatu kompetensi yang harus dikuasai oleh guru dan harus memiliki kode etik profesi keguruan. Disamping itu guru juga harus menguasai suatu keterampilan dalam proses belajar mengajar, karena seorang guru yang profesional setidaknya harus memiliki dua model dasar dalam mengelola kegiatan interaksi belajar mengajar, yaitu kemampuan mendesain program dan keterampilan mengkomunikasikan program itu kepada anak didik. Pada saat ini sebagian guru masih menggunakan cara – cara yang konvensional dalam pembelajaran. Hal ini dianggap masih mudah dilaksanakan dan peserta didik pun lebih paham dengan cara – cara konvensional guru dalam menyampaikan materi pembelajaran. Namun, dalam pembelajaran pun seorang guru harus mampu membangkitkan partisipasi peserta didik dalam belajar, sehingga pembelajaran berlangsung secara baik dan menyenangkan. Seorang guru yang profesional harus mampu membawa peserta didiknya dengan berbagai keterampilan yang dimilikinya dan seorang guru yang profesional juga harus menguasai keterampilan dasar dalam mengajar. Berdasarkan latar belakang diatas, penulis bermaksud untuk membahas lebih dalam tentang kompetensi keterampilan guru dalam proses belajar mengajar dan perangkat keprofesian guru. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan beberapa masalah dibawah ini : 1. Bagaimana kompetensi keterampilan guru dalam proses belajar mengajar ? 2. Bagaimana perangkat keprofesian guru ?
C. Tujuan 1. Untuk mengetahui kompetensi keterampilan guru dalam proses belajar mengajar. 2. Untuk mengetahui perangkat keprofesian guru.
BAB II PEMBAHASAN
A. Kompetensi Keterampilan Guru Dalam Proses Belajar Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pendidik adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran, agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Guru pada proses pembelajaran berperan sebagai motivator dan fasilitator, oleh karenanya seorang guru memerlukan beberapa keterampilan dalam melaksanakan tugasnya. Udin Syaefudin (2010:55) menyebutkan bahwa keterampilan guru dalam proses pembelajaran meliputi : 1. Keterampilan membuka pembelajaran dan menutup pembelajaran a. Keterampilan membuka pembelajaran Keterampilan membuka pembelajaran adalah upayah guru dalam proses pembelajaran untuk menciptakan prakondisi bagi siswa agar mental maupun perhatian terpusat pada apa yang akan dipelajari. 1 Kegiatan membuka pembelajaran tidak hanya dilakukan guru pada awal waktu pembelajaran, tetapi juga pada awal setiap penggal kegiatan inti pelajaran yang diberikan selama waktu pelajaran itu. Cara yang dapat dilakukan oleh guru dalam membuka pembelajaran antara lain adalah : 1) Mengemukakan tujuan yang akan dicapai 2) Menarik perhatian siswa 3) Memberi acuan 4) Mambuat kaitan antara materi pelajaran yang telah dikuasai siswa dan bahan yang akan dipelajari.
1
Ramayulis, Profesi dan Etika Keguruan, Jakarta : Kalam Mulia, 2013, hlm 285
Tujuan keterampilan membuka pembelajaran adalah untuk : 1) Membantu siswa mempersiapkan diri agar sejak awal sudah dapat membayangkan pembelajaran yang akan dipelajarinya. 2) Menimbulkan minat dan perhatian siswa pada apa yang akan dipelajari dalam kegiatan belajar mengajar. 3) Membantu siswa agar mengetahui batas – batas tugas yang akan dikerjakan. 4) Membantu siswa agar mengetahui hubungan antara pengalaman – pengalaman yang telah dikuasainya dengan hal – hal yang akan dipelajari atau yang belum dikenalnya.
b. Keterampilan menutup pembelajaran Menutup pelajaran (closure) adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mengakhiri proses KBM. Tujuan keterampilan menutup pelajaran adalah untuk :2 1) Mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pembelajaran. 2) Mengetahui
tingkat
keberhasilan
guru
dalam
memberikan
pembelajaran pada siswa. 3) Membantu siswa agar mengetahui hubungan antara pengalaman – pengalaman yang telah dikuasainya dengan hal – hal yang baru saja dipelajarinya.
c. Prinsip keterampilan membuka dan menutup pelajaran Pelaksanaan keterampilan membuka dan menutup pembelajaran dapat dilakukan dengan berprinsip pada : 1) Bermakna Usaha untuk menarik perhatian siswa atau memotivasi siswa harus sesuai dengan isi dan tujuan pembelajaran. Oleh karena itu cerita singkat atau lawakan yang tidak ada hubungannya dengan pelajaran hendaknya dihindarkan. 2
Ramayulis, Dasar – Dasar Kependidikan, Padang : The Zaki Press, 2009, hlm175
2) Berurutan dan berkesinambungan Kegiatan ini dilaksanakan oleh guru dalam memperkenalkan atau merangkum kembali mata pelajaran sebagai bagian dari kesatuan yang utuh.
2. Keterampilan menjelaskan Keterampilan menjelaskan adalah penyampaian informasi yang terencana dengan baik dan disajikan dengan urutan yang cocok atau sesuai. Pemberian penjelasan merupakan salah satu aspek yang amat penting dari kegiatan guru dalam berinteraksi dengan siswa didalam kelas. Prinsip – prinsip yang perlu diperhatikan dalam keterampilan menjelaskan adalah : 1) Penjelasan dapat diberikan pada awal, tangah, maupun di akhir pertemuan. 2) Penjelasan harus relefan dengan tujuan pembelajaran. 3) Guru dapat memberikan penjelasan apabila ada pertanyaan dari siswa atau yang direncanakan oleh guru sebelumnya. 4) Materi penjelasan harus bermakna bagi siswa. 5) Penjelasan harus sesuai dengan kemampuan dan ciri – ciri serta karakteristik siswa.
Adapun tujuan dari keterampilan menjelaskan adalah untuk : 1) Membimbing siswa untuk dapat memahami hukum, dalil, fakta, definisi, dan prinsip serta objektif dan bernalar. 2) Melibatkan siswa dalam berfikir dengan memecahkan masalah – masalah atau pertanyaan. 3) Mendapat balikan dari siswa mengenai tingkat pemahamannya dan untuk mengatasi kesalahpahaman mereka. 4) Membimbing siswa untuk menghayati, mendapat proses penalaran, dan menggunakan bukti – bukti dalam memecahkan masalah.
3. Keterampilan bertanya Bertanya dalam proses pembelajaran memainkan peranan penting, sebab pertanyaan yang tersusun secara baik dengan teknik pelontaran yang tepat
akan memberikan dampak positip bagi siswa, oleh karena itu keterampilan dan kelancaran bertanya dari calon guru maupun guru perlu dilatih dan ditingkatkan, baik isi pertanyaannya maupun teknik bertanya. Keterampilan bertanya merupakan keterampilan yang tidak dipisahkan dalam kegiatan belajar mengajar, karena metode apapun, tujuan pengajaran apapun yang ingin dicapai dan bagaimana keadaan siswa yang dihadapi, maka bertanya kepada siswa merupakan hal yang tidak dapat ditinggalkan. Tujuan pertanyaan yang diajukan kepada siswa yaitu:3 1) Meningkatkan partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran. 2) Membangkitikan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap pokok bahasa yang akan dibahas. 3) Mengembangkan pola dan cara belajar aktif siswa, sebab berfikir itu sendiri sesungguhnya adalah bertanya. 4) Menuntun proses berpikir siswa, sebab pertanyaan yang baik akan membantu siswa agar dapat menentukan jawaban yang benar. 5) Memusatkan perhatian siswa terhadap masalah yang sedang dibahas.
Adapun prinsip - prinsip keterampilan bertanya yaitu : 1) Kehangatan dan Antusias Peningkatan partisipasi siswa dalam proses pembelajaran, guru perlu menunjukkan sikap baik pada waktu mengajukan pertanyaan maupun ketika menerima jawaban dari siswa. Sikap dan gaya guru termasuk suara, ekspresi wajah, gerakan, dan posisi badan menampakkan ada tidaknya kehangatan dan keantusiasan. 2) Kebiasaan yang Perlu Dihindari a. Jangan mengulang-ulang pertanyaan jika siswa tidak mampu menjawabnya. b. Jangan mengulang-ulang jawaban siswa. c. Jangan menjawab sendiri pertanyaan yang diajukan sebelum siswa memperoleh kesempatan untuk menjawabnya.
3
Syamsul Hadi, Micro Teaching and Team Teaching, Lumajang : Cendekia, 2014, hlm 85
d. Usahakan agar siswa tidak menjawab pertanyaan secara serempak (koor), hal ini dikarenakan guru tidak mengetahui dengan pasti siapa yang menjawab pertanyaan benar dsn yang salah e. Menentukan siswa yang harus menjawab sebelum mengajukan pertanyaan. Oleh karena itu pertanyaan hendaknya ditujukan lebih dahulu kepada seluruh siswa baru kemudian guru menunjuk salah seorang siswa untuk menjawabnya. f. Pertanyaan ganda, guru terkadang mengajukan pertanyaan yang sifatnya ganda, menghendaki beberapa jawaban atau kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa.
4. Keterampilan memberi penguatan Keterampilan memberi penguatan adalah respon positif dari guru kepada anak didik yang telah melakukan sesuatu perbuatan baik. Pemberian penguatan ini dilakukan oleh guru dengan tujuan agar anak lebih giat berpartisipasi dalam interaksi pembelajaran. Pemberian penguatan dalam proses belajar mengajar mempunyai beberapa tujuan diantaranya yaitu : 1) Meningkatkan perhatian siswa terhadap pelajaran. 2) Merangsang dan meningkatkan motivasi belajar siswa. 3) Meningkatkan kegiatan belajar dan membina tingkah laku siswa yang produktif. 4) Menumbuhkan rasa kepercayaan diri siswa itu sendiri. 5) Meningkatkan cara belajar siswa aktif dan mendorong siswa untuk belajar secara mandiri.
Beberapa hal yang harus diperhatikan guru dalam pemberian penguatan antara lain: 1) Kehangatan dan Keantusiasan Guru
dalam
memberikan
penguatan
kepada
siswa
hendaknya
menunjukkan sifat yang baik, menarik dan juga sungguh – sungguh sehingga siswa merasa senang dengan sikap guru diwaktu memberi
penguatan dan guru menunjukkan ekspresi wajah yang menarik, sinar mata yang sejuk, suara yang jelas dan enak didengar. 2) Bermakna Pemberian penguatan hendaknya disesuaikan dengan tingkat pencapaian keberhasilan siswa dan mempunyai arti bagi siswa yang melakukan perbuatan itu sehingga penguatan dapat diterima siswa. 3) Hindari penggunaan penguatan negatif Walaupun teguran dan hukuman masih bisa digunakan, respon negatif yang diberikan guru berupa komentar, bercanda dan nada menghina, ejekan yang kasar,
perlu dihindari, karena akan mematahkan atau
mengurangi semangat siswa untuk mengembangkan dirinya.
5. Keterampilan mengadakan variasi Variasi(stimulus) merupakan suatu kegiatan guru dalam konteks interaksi pembelajaran yang bertujuan untuk mengatasi kebosanan siswa, sehingga dalam proses interaksi
pembelajaran, siswa senantiasa menunjukkan
ketekunan, antusiasme, serta partisipasi secara penuh. 4 Keterampilan variasi yang tepat dalam proses pembelajaran akan dapat memberikan manfaat bagi siswa antara lain : 1) Menimbulkan dan meningkatkan perhatian siswa dalam proses interaksi pembelajaran. 2) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan bakat ingin tahu dan menyelidiki tentang hal-hal baru. 3) Menghindari kebosanan siswa dalam belajar. 4) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperoleh cara menerima pelajaran yang disenanginya.
6. Keterampilan menggunakan media pembelajaran Media pembelajaran adalah sarana pembelajaran yang digunakan sebagai perantara dalam proses pembelajaran untuk mempertinggi efektivitas dan
4
Ramayulis, Profesi dan etika keguruan, Jakarta : Kalam Mulia, 2013, hlm 282
efisiensi dalam mencapai tujuan
pembelajaran. Tujuan keterampilan
menggunakan media pembelajaran adalah : 1) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera. 2) Menimbulkan kegairahan belajar. 3) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi langsung dengan lingkungan dan kenyataan. 4) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar secara mandiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya. Selain tujuan adapun prinsip – prinsip keterampilan menggunakan media pembelajaran yaitu : 1) Tepat guna, artinya media pembelajaran yang digunakan sesuai dengan kompetensi dasar. 2) Berdaya guna, artinya media pembelajaran yang digunakan mampu meningkatkan motivasi siswa. 3) Bervariasi,
artinya
media pembelajaran
yang digunakan mampu
mendorong sikap aktif siswa dalam belajar.
Komponen keterampilan menggunakan media pembelajaran terdiri dari : 1) Media audio Media yang digunakan sebagai alat bantu pembelajaran yang mempunyai sifat dapat didengarkan olah siswa. Contohnya : radio, tape recorder. 2) Media visual Media yang digunakan sebagai alat bantu dalam pembelajaran yang mempunyai sifat dapat dilihat oleh siswa. Contohnya : peta, gambar pemandangan. 3) Media audio-visual Media yang digunakan sebagai alat bantu dalam
pembelajaran yang
mempunyai sifat dapat dilihat dan didengar oleh siswa. Contohnya : televisi, film.
7. Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil Diskusi kelompok kecil adalah suatu proses percakapan yang teratur dan melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yang bebas dan terbuka, dengan tujuan berbagai informasi atau pengalaman, mengambil keputusan, memecahkan suatu masalah. Keterampilan membimbing diskusi memiliki kelebihan dan keterbatasan antara lain : 1) Kelebihannya a. Anggota kelompok sering diberi masukan dan motivasi dari anggota lain, yang berusaha agar sumbangan pikiran bermanfaat untuk keberprestasian kelompok. b. Kelompok dapat mengpresentasikan keputusan yang lebih baik. c. Anggota kelompok memiliki ikatan yang kuat terhadap keputusan yang diambil dengan melalui keterlibatannya dalam diskusi. d. Partisipasi dalam diskusi akan meningkatkan pengertian antara individu dalam satu kelompok dan dalam kelompok yang lain. 2) Keterbatasannya a. Diskusi akan memakan waktu b. Pemborosan waktu c. Diskusi dapat menekan pendirian
8. Keterampilan mengelola kelas Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya apabila terjadi gangguan dalam proses pembelajaran. Tujuan dari keterampilan mengelola kelas adalah : 1) Mendorong siswa mengembangkan tingkah lakunya sesuai dengan tujuan pembelajaran. 2) Membantu siswa menghentikan tingkah lakunya yang menyimpang dari tujuan pembelajaran. 3) Mengendalikan
siswa
dan
sarana
pembelajaran
dalam
suasana
pembelajaran yang menyenangkan untuk mencapai tujuan pembelajaran. 4) Membina hubungan interpersonal yang baik antara guru dan siswa dan siswa dengan siswa, sehingga proses pembelajaran menjadi efektif.
Adapun prinsip – prinsip keterampilan mengelola kelas yaitu : 1) Memodifikasi tingkah laku guru. Guru hendaknya menganalisis tingkah laku siswa yang mengalami masalah dan memodifkasi tingkah laku tersebut dengan mengaplikasikan pemberian pengutan secara sistematis. 2) Guru dapat menggunakan pendekatan pemecahan masalah kelompok dengan cara: memperlancar tugas-tugas, memelihara kegiatan kelompok, memelihara semangat siswa, dan menangani konflik yang timbul. 3) Menemukan dan memecahkan tingkah laku yang menimbulkan masalah. Guru dapat menggunakan seperangkat cara untuk mengendalikan tingkah laku keliru yang muncul dan mengetahui sebab-sebab dasar yang mengakibatkan ketidakpatuhan tingkah laku tesebut serta berusaha untuk menemukan pemecahannya.
9. Keterampilan mengajar perorangan dan kelompok kecil Keterampilan mengajar adalah kecakapan atau kemampuan guru dalam menyajikan materi pembelajaran. Dengan demikian seorang guru harus mempunyai persiapan mengajar antara lain guru harus menguasai bahan pengajaran, mampu memilih metode yang tepat dan penguasaan kelas yang baik. Secara fisik bentuk pengajaran ini ialah berjumlah terbatas, yaitu berkisar 3 – 8 orang untuk kelompok kecil dan 1 orang untuk kelompok perorangan. Dalam keterampilan mengajar perorangan dan kelompok kecil memiliki tujuan yaitu : 1) Tujuan keterampilan mengajar perorangan a. Memberikan rasa tanggung jawab yang lebih besar kepada siswa. b. Mengembangkan daya kreatif dan sifat kepemimpinan kepada siswa. c. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar lebih aktif. d. Membentuk hubungan yang lebih akrab antara guru dan siswa maupun antara siswa dengan siswa, 2) Tujuan keterampilan mengajar kelompok kecil a. Meningkatkan kualitas pembelajaran melalui dinamika kelompok.
b. Memberikan kesempatan memecahkan masalah untuk berlatih memecahkan masalah dan cara hidup secara rasional dan demokratis. c. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan sikap sosial dan semangat gotong royong.
B. Perangkat Keprofesian Guru Perangkat keprofesian guru yaitu meliputi kode etik profesi keguruan dan organisasi asosiasi keprofesian. 1. Kode etik profesi keguruan Kode Etik Keprofesian merupakan suatu sistem peraturan atau perangkat prinsip-prinsip keprilakukan yang telah diterima oleh kelompok orang-orang yang tergabung dalam himpunan organisasi keprofesian tertentu. Adapun maksud dan tujuan pokok diadakannya kode etik ialah untuk menjamin agar tugas pekerjaan keprofesian itu terwujud sebagaimana mestinya dan kepentingan semua pihak terlindungi sebagaimana layaknya.5 Pihak penerima layanan keprofesian diharapkan dapat terjamin haknya untuk memperoleh jasa pelayanan yang berkualitas sesuai dengan kewajibannya untuk memberi imbalannya, baik yang bersifat finansial, maupun secara sosial, moral, kultural dan lainnya. Adanya sumpah profesi dan kode etik guru menurut Achmad Sanusi, sebagai rambu-rambu, rem, dan pedoman dalam tindakan guru khususnya saat kegiatan mengajar. Alasannya, guru harus bertanggung jawab dengan profesi maupun hasil dari pengajaran yang ia berikan kepada siswa. Jangan sampai terjadi malapraktik pendidikan. Ada beberapa kode etika guru di indonesia antara lain yaitu : 1) Guru berbakti membimbing peserta didik untuk membentuk manusia Indonesia seutuhnya berjiwa Pancasila. 2) Guru memiliki dan melaksanakan kejujuran professional. 3) Guru berusaha memperoleh informasi tentang peserta didik sebagai bahan melakukan bimbingan dan pembinaan.
5
Syaefudin, Pengembangan Profesi Guru, Bandung : Alfabeta, 2012
4) Guru menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya yang menunjang berhasilnya proses belajar mengajar. 5) Guru memelihara hubungan baik dengan orang tua murid dan masyarakat sekitarnya untuk membina peran serta dan tanggung jawab bersama terhadap pendidikan. 6) Guru secara pribadi dan secara bersama-sama mengembangkan dan meningkatkan mutu da martabat profesinya. 7) Guru memelihara
hubungan
profesi
semangat
kekeluargaan dan
kesetiakawanan nasional. 8) Guru secara bersama-sama memelihara dan meningkatkan mutu organisasi PGRI sebagai sarana perjuangan dan pengabdian. 9) Guru
melaksanaakn
segala
kebijakan
pemerintah
dalam
bidang
pendidikan.
Selain itu terdapat pula alasan pentingnya kode etik bagi guru yaitu : 1) Untuk melindungi pekerjaan sesuai dengan ketentuan dan kebijakan yang telah ditetapkan berdasarkan perundangan-undangan yang berlaku. 2) Untuk mengontrol terjadinya ketidakpuasan dan persengketaan dari para pelaksana, sehingga dapat menjaga dan meningatkan stabilitas internal dan eksternal pekerjaan. 3) Melindungi para praktisi di masyarakat, terutama dalam hal adanya kasuskasus penyimpangan tindakan. melindungi anggota masyarakat dari praktek-praktek yang menyimpang dari ketentuan yang berlaku.
Tujuan perumusan kode etik dalam suatu profesi adalah untuk kepentingan anggota dan kepentingan organisasi profesi itu sendiri. Adapun tujuan dari kode etik yaitu : 1) Untuk menjunjung tinggi martabat profesinya. 2) Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggotanya. 3) Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesinya. 4) Untuk meningkatkan mutu profesi. 5) Untuk menuningkatkan mutu organisasi profesi
2. Organisasi asosiasi keprofesian Sebagai suatu organisasi, organisasi asosiasi keguruan menyerupai suatu sistem yang senantiasa mempertahankan keadaan yang harmonis. Ia akan menolak keluar komponen sistem yang tidak mengikuti arus atau meluruskannya. Organisasi asosiasi keprofesian cenderung menggunakan pendekatan persaingan yang berlandaskan keunggulan komperatif kemampuan dan kualitas keprofesionalnya. Secara umum, fungsi dan peranan organisasi asosiasi keprofesian selain melindungi kepentingan para anggota dan kemandirian dan kewibawaan kelembagaannya secara keseluruhan (dengan membina dan menegakkan kode etik), juga berupaya meningkatkan dan mengembangkan karier, kemampuan, kewenangan profesional, martabat dan kesejahteraan para anggotanya. Bentuk organisasi para pengemban tugas keprofesian ternyata cukup bervariasi dipandang dari segi derajat keeratan dan keterikatan dengan antar anggotanya. Dalam bidang pendidikan, dapat ditemukan berbagai bentuk keorganisasian, antara lain : 1) Persatuan 2) Federasi 3) Aliansi 4) Asosiasi
Ditinjau dari segi kategorisasi keanggotaannya ternyata menunjukkan corak keorganisasian yang bervariasi, seperti: 1) Jenjang pendidikan di mana mereka bertugas (dasar, menengah, dan perguruan
tinggi)
2) Status penyelenggara kelembagaan pendidikan (negeri, swasta) 3) Bidang studi atau keahlian (guru bahasa inggris, matematika, ipa, dsb) 4) Latar belakang etnis (cina, melayu, tamil, dsb).
Struktur dan kedudukan dipandang dari segi jangkauan wilayah kerjanya juga ternyata beragam dan bersifat: 1) Lokal (kedaerahan, kewilayahan) 2) Nasional (negara) 3) Internasional
Organisasi keprofesian umumnya memiliki suatu program oprasional tertentu yang disusun dan dipertanggung jwabkan atas pelaksanaannya kepada anggotanya melalui forum resmi seperti yang diatur dalam AD / ART / Konvensi organisasi yang bersangkutan untuk mewujudkan misi, fungsi dan peranannya. Bagi organisasi profesi kependidikan ,berperan dalam : 1) Turut serta dalam proses pembuatan undang undang kependidikan ,seperti pembuatan undnag undang dengan peraturan pelaksanaannya. 2) Turut serta dalam pengembangan kurikulum dan sistem pendidikan. 3) Turut serta dalam penentuan standar pendidikan dan latihan prajabatan dan dalam jabatan profesi keguruan.
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan Keterampilan dasar mengajar merupakan suatu keterampilan yang harus dikuasai oleh semua guru, baik guru PAUD, SD, SMP, SMA, maupun dosen. Jadi guru haruslah menguasai semua keterampilan dasar mengajar, bukan hanya keterampilan membuka dan menutup pembelajaran. Karena semua keterampilan itu saling berhubungan. Jika seorang guru hanya terampil dalam satu atau dua saja keterampilan dasar mengajar maka hasil dari kegiatan belajar mengajar tidak akan maksimal. Selain itu terampil dalam mengajar akan berdampak pada semuanya bukan hanya siswa saja tetapi juga akan berdampak baik kepada guru itu sendiri. Macam – macam keterampilan dasar mengajar ada 9 yaitu : 1) Keterampilan membuka dan menutup pembelajaran 2) Keterampilan menjelaskan 3) Keterampilan bertanya 4) Keterampilan memberi penguatan 5) Keterampilan mengadakan variasi 6) Keterampilan menggunakan media pembelajaran 7) Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil 8) Keterampilan mengelola kelas 9) Keterampilan Keterampilan mengajar perorangan dan kelompok kecil
Kode Etik Keprofesian merupakan suatu sistem peraturan atau perangkat prinsip-prinsip keprilakukan yang telah diterima oleh kelompok orang-orang yang tergabung dalam himpunan organisasi keprofesian tertentu. Adapun maksud dan tujuan pokok diadakannya kode etik ialah untuk menjamin agar tugas pekerjaan keprofesian itu terwujud sebagaimana mestinya dan kepentingan semua pihak terlindungi sebagaimana layaknya.
Organisasi profesi guru membentuk kode etik untuk menjaga dan meningkatkan kehormatan dan martabat guru dalam melaksanakan tugas profesi. Kelahiran suatu organisasi asosiasi keprofesian tidak terlepas dari perkembangan jenis bidang pekerjaan yang bersangkutan, karena organisasi termaksud pada dasarnya dan lazimnya dapat terbentuk atas prakarsa dari para pengemban bidang pekerjaan tadi. Motif dasar kelahirannya bervariasi, ada yang bersifat sosial, politik, ekonomi, kultural dan pandangan atau falsafah tentang sistem nilai. Akan tetapi, pada umumnya berlatar belakang solidaritas di antara pengemban bidang pekerjaan yang bersangkutan atas dasar dorongan dari dalam diri mereka sendiri ( secara intrinsik ) dan atau karena tuntutan dari lingkungan ( secara ekstrinsik ).
B. Saran Bagi seorang pengajar diharapkan dapat memahami secara sempurna tugas dan tanggungjawabnya, sehingga diharapkan mampu mengambil pelajaran dari makalah ini. Disamping itu siharapkan bagi pembaca dapat menambah informasi dari berbagai referensi belum tercantum dalam makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Ramayulis. 2013. Profesi dan Etika Keguruan. Jakarta : Kalam Mulia. Hlm 285 Syamsul Hadi. 2014. Micro Teaching and Team Teaching. Lumajang : Cendekia. Hlm 85 Ramayulis. 2009. Hlm175
Dasar – Dasar Kependidikan.
Padang : The Zaki Press.
Syaefudin. 2012. Pengembangan Profesi Guru. Bandung : Alfabeta Amalia Hardina. 2017. Kompetensi guru dan keterampilan guru dalam pembelajaran. Tersedia pada https://www.pdfcoke.com/document/358857020/KOMPETENSI-GURU-DANKETERAMPILAN-GURU-DALAM-PEMBELAJARAN-docx [diakses tanggal 8 Maret 2019] Ratnowal. 2011. Keterampilan guru dalam proses belajar mengajar. Tersedia pada https://www.pdfcoke.com/doc/58607024/keterampilan-Guru-Dalam-ProsesBelajar-Mengajar [diakses tanggal 8 Maret 2019] Mabruroh Mimbaatun. 2016. Makalah tentang keterampilan dasar guru dalam proses pembelajaran. Tersedia pada https://mimbaatunmabruroh.wordpress.com/2016/06/10/makalah-tentangketerampilan-dasar-guru-dalam-proses-pembelajaran/ [diakses tanggal 8 Maret 2019] Wibowo Amrie. 2016. Perangkat keprofesian guru. Tersedia pada https://id.pdfcoke.com/document/334912853/Perangkat-Keprofesian-Guru [diakses tanggal 8 Maret 2019] Saputri Mutia. 2015. Makalah perangkat keprofesian guru. Tersedia pada https://mutiasaputrii19.blogspot.com/2015/10/makalah-perangkat-keprofesianguru_14.html?m=1 [diakses tanggal 8 Maret]