Kolesterol-1.docx

  • Uploaded by: Putri
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Kolesterol-1.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,795
  • Pages: 14
Latar belakang Lipid adalah senyawa yang mengandung karbon dan hidrogen yang umumnya hidrofobik: tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik. Pengukuran lipid serum yang paling relevan adalah kolesterol total, trigliserida, dan fraksional kolesterol menjadi fraksi HDL dengan kalkulasi fraksi LDL kolesterol. Kolesterol adalah suatu zat lemak yang beredar di dalam darah, diproduksi oleh hati dan sangat diperlukan oleh tubuh, tetapi kolesterol berlebih akan menimbulkan masalah terutama pada pembuluh darah jantung dan otak. Darah mengandung 80 % kolesterol yang di produksi oleh tubuh sendiri dan 20% berasal dari makanan. Kolesterol yang diproduksi terdiri atas 2 jenis yaitu kolesterol HDL dan kolesterol LDL (Low Density Lipoprotein). Bila kolesterol LDL (High Density Lipoprotein) jumlahnya berlebih,di dalam darah akan diendapkan pada dinding pembuluh darah dan membentuk bekuan yang dapat menyumbat pembulun darah, sedangkan kolesterol HDL, mempunyai fungsi membersihkan pembuluh darah dari kolesterol LDL yang berlebihan. Selain itu ada Trigliserida yang terbentuk sebagai hasil dari metabolisme makanan yang berbentuk lemak dan juga berbentuk karbohidrat dan protein yang berlebihan, yang tidak seluruhnya dibutuhkan sebagai sumber energi. (Siswono, 2006)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Dasar Teori Lipid adalah senyawa yang mengandung karbon dan hidrogen yang umumnya hidrofobik: tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik. Golongan-golongan yang secara biologis penting adalah lemak netral, lipid terkonjugasi, dan sterol. Lemak netral terdiri dari asam lemak (terutama oleat, linoleat, stearat, arakidonat, dan palmitat) dalam bentuk trigliserida (yaitu, tiga molekul asam lemak teresterifikasi menjadi satu molekul gliserol). Jaringan adipose memiliki simpanan trigliserida yang berfungsi sebagai gudang lemak yang segera dapat digunakan. Lipid terkonjugasi terbentuk dari pengikatan gugus fosfat atau gula ke molekul lemak. Fosfolipid dan glikolipid ini merupakan konstituen integral struktur dinding sel. Sterol juga berfungsi sebagai building blocks structural di sel dan membrane serta sebagai konstituen hormone dan metabolit lain. Kolesterol adalah sterol yang sangat penting secara biologis. Karena tidak larut dalam air, lipid memerlukan mekanisme pengangkutan khusus agar bersirkulasi dalam darah. Asam lemak bebas hanya terdapat dalam jumlah kecil didalam darah dan umumnya berikatan secara longgar dengan albumin. Komponen-komponen lipid utama yang dijumpai dalam plasma adalah trigliserida, kolesterol, dan fosfolipid. Ketiganya terdapat dan diangkut dalam darah sebagai lipoprotein, suatu kompleks makromolekul yang sangat besar dari lipid dan protein khusus (apolipoporotein) yang membantu pengemasan, kelarutan, dan metabolism lemak. Pengukuran lipid serum yang paling relevan adalah kolesterol total, trigliserida, dan fraksional kolesterol menjadi fraksi HDL dengan kalkulasi fraksi LDL kolesterol. Selain itu, laboratorium klinik sekarang memiliki kemampuan untuk mengukur apolipoprotein AI (apoAI) dan apolipopreotein B (apoB) dalam sampel serum. Asam lemak bebas (FFA), yang juga disebut asam lemak nonesterifikasi (NEFA) dan fosfolipid biasanya tidak diukur dalam serum kecuali pada kasus-kasus penyakit metabolic tertentu. Pengukuran kolesterol total dahulu dilakukan dengan metode kimiawi kolorimetrik yang memperlihatkan adanya interferensi dari zat-zat lain. Saat ini sebagian besar metode kimiawi kolorimetrik yang memperlihatkan adanya interferensi dari zat-zat lain. Saat ini sebagian besar metode kolesterol menggunakan enzim kolesterol oksidase dan bersifat jauh lebih spesifik.

Masalah teknis utama dalam memastikan standardisasi antara berbagai pengukuran kolesterol adalah ketidaklarutan relative kolesterol, yang membatasi ketersediaan zat ini untuk reagenreagen enzimatik selama periode analisis. Saat ini terdapat penekanan untuk menciptakan standar kolesterol nasional yang disepakati oleh semua laboratorium. Trigliserida diukur melalui pengeluaran asam-asam lemak secara hidrolitis diikuti oleh kuantifikasi gliserol yang dibebaskan. Karena trigliserida dapat mengandung berbagai asam lemak dalam campuran yang sulit diperkirakan (mungkin bergantng pada makanan), penentuan trigliserida harus distandardisasi terhadap terhadap suatu bahan tertentu yang mungkin berbeda komposisi rata-ratanya dari sampel yang sedang dianalisis. Karena itu, perbandingan didasarkan pada kandungan gliserol. Fraksional kolesterol semula didasrkan pada pemisahan secara ultrasentrifugasi berbagai lipoprotein sesuai densitas masing-masing. Lemak murni memiliki densitas yang lebih rendah daripada air; densitas lemak lebih rendah daripada protein; dan densitas trigliserida lebih rendah daripada fosfolipid dan kolesterol. Lipoprotein yang densitasnya paling rendah adalah lipoprotein dengan kandungan trigliserida yang tertinggi. Kilomikron adalah lipoprotein sengan kandungan trigliserida yang sangat tinggi dan berat jenis lebih rendah daripada plasma. Kilomikron akan mengapung di bagian paling atas pada plasma di bawah kondisi yang memungkinkan pemisahan lemak dari air (missal, pendinginan semalam). Golongan lipoprotein paling padat berikutnya adalah VLDL, diikuti oleh LDL dan HDL. Penampakan serum setelah pendinginan selama 12 sampai 16 jam memberikan informasi cepat dan bermanfaat mengenai kandungan kilomikron dan VLDL serum dengan trigliserida berlebihan. Hal ini ini terlihat di gambar dibawah. Serum hiperlipemik yang baru dipisahkan tampak seperti susu atau opalesen. Pada serum yang didinginkan, kilomikron yang berlebihan akan mengapung di bagian atas, dan tampak seperti suatu lapisan krim. Kekeruhan merata pada serum yang didinginkan mengisyaratkan peningkatan kandungan VLDL. Dapat dijumpai beberapa pola yang berbeda; kekeruhan uniform berarti peningkatan VLDL tanpa kilomikron yang signifikan; “krim” diatas suatu specimen yang keruh berarti peningkatan kilomikron dan VLDL; dan “krim” di atas specimen yang jernih berarti kilomikronemia tanpa kelebihan VLDL. Karena ultrasentrifugasi bukan merupakan cara praktis untuk pemakaian laboratorium klinik, diciptakan teknik-teknik alternative untuk memeriksa fraksionasi kolesterol. Salah satu dari

teknik tersebut adalah elektroforesis, yang melakukan pemisahan sebagai berikut: kilomikron di tempat, LDL sebagai beta, VLDL sebagai prabeta, dan HDL sebagai alfa. (Sacher, dan Richard, 2004) Pemeriksaan kolesterol, ada 4 jenis kolesterol yang sering diperiksa, yakni kolesterol total, kolesterol HDL, kolesterol LDL, dan trigliserida. Tes kolesterol darah tidak dilakukan untuk mendiagnosis atau memantau penyakit. Kadar kolesterol tinggi biasanya bukan pertanda bahwa seseorang memiliki penyakit tertentu, tetapi mengindikasikan bahwa sesorang berisiko lebih tinggi untuk mendapatkan penyakit-penyakit kardiovaskuler. Tingkat kolesterol yang tinggi berkaitan dengan risiko aterosklerosis, yang berisiko menyebabkan penyempitan atau penyumbatan arteri di seluruh tubuh, sehingga memicu penyakit jantung, stroke dan penyakit arteri perifer. Tes kolesterol adalah bagian dari upaya untuk mencegah masalah-masalah tersebut, karena dengan mengetahui kadar kolesterol dalam tubuh kita, memberikan sebuah new pressure untuk memperbaiki life style dan modifikasi lainnya. Kolesterol diperoleh dari makanan dan disintesis di dalam sebagian besar sel tubub. Kolesterol adalah komponen membran sel dan precursor hormon steroid serta garam-garam empedu yang digunakan untuk menyerap lemak. Konsentrasi kolesterol dalam darah yang tinggi, terutama koleterol dalam partikel lipoprotein yang disebut lipoprotein densitas rendah (low density lipoprotein, LDL), berperan menyebabkan terbentuknya plak aterosklerotik. Plak-plak ini (endapan lemak pada dinding arteri) dikaitkan dengan serangan jantung dan stroke. Kadar lemak jenuh yang tinggi dalam makanan cenderung meningkatkan kadar kolesterol LDL dalam darah dan berperan menyebabkan terbentuknya aterosklerosis. (Marks, 2000) kolesterol Identifikasi kolesterol dapat dilakukan menurut cara Salkowski dan cara Liebermann-Burchard. Pada cara Salkowski, larutan kolesterol dalam kloroform digojok dengan asam sulfat bervolume sama. Setelah lapisan kloroform yang berwarna kemerah-merahan memisah, lapisan asam sulfat menunjukkan fluoresensi hijau. Pada cara Liebermann-Burchard, sedikit kolesterol dalam 2 mL kloroform ditambah 10 tetes anhidrida asam asetat dan 2 tetes asam sulfat pekat. Warna merah mawar yang terbentuk segera berubah menjadi biru dan kemudian hijau. Intensitas warna yang terbentuk bergantung pada

jumlah kolesterol yang diperiksa. Berdasarkan fakta ini, cara Liebermann-Burchard dapat dipakai untuk penentuan kadar kolesterol secara kuantitatif. Sifat-sifat kimia kolesterol berkaitan dengan gugus hidroksil yang terikat pada atom C 3 (atom karbon sekunder) dan ikatan rangkap antara atom C 5 dan C 6. Oksidasi kolesterol dalam kondisi yang pantas akan membentuk kolestenon. Reaksi dengan asam-asam lemak akan membentuk ester. Ester-ester semacam ini, banyak terdapat dalam darah dan jaringan. Hidrogenasi dapat menghilangkan ikatan rangkap antara atom C 5 – C 6 sehingga membentuk dihidrokolesterol. Selain itu, ikatan rangkap dapat menangkap halogen, misalnya iodium, sehingga membentuk diiodokolesterol. Selain bersifat amfipatik, larutan kolesterol dapat diendapkan dengan larutan digitonin. Beberapa peneliti melaporkan bahwa akumulasi kolesterol dalam pembuluh darah akan bereaksi dengan lemak dan protein membentuk zat baru bermolekul besar. Zat baru ini sukar keluar dari pembuluh darah dan melekat pada dinding kapiler darah. Akibatnya, pembuluh darah tidak elastic lagi. Keadaan ini disebut aterosklerosis. (Sumardjo, 2008) Makanan yang kita makan setiap harinya dapat memengaruhi profil lipid darah. Profil lipid yang baik ditunjukkan dengan kadar trigliserida yang rendah, serta HDL yang tinggi. Meningkatnya kadar kolesterol darah akan memperburuk profil lipid darah seseorang dan dapat meningkatkan faktor risiko munculnya penyakit jantung. Individu yang banyak mengonsumsi gandum utuh, buah, sayur, kacang-kacangan, dan biji-bijian seperti yang dilakukan oleh vegetarian akan memiliki kemungkinan profil lipid darah yang lebih baik. Asam lemak jenuh dalam diet seorang vegetarian juga cenderung lebih rendah. Sangatlah penting untuk membatasi asupan lemak jenuh. Sebab semkin banyak mengonsumsi lemak jenuh, maka kadar kolesterol dalam darah praktis akan meningkat. Buah dan sayuran (terutama sayuran berdaun hijau) menyimpan banyak vitamin dan mineral seperti asam folat, magnesium, dan cooper. Asam folat mampu menurunkan kadar homosistein dalam darah. Homosistein adalah sejenis asam amino yang diproduksi tubuh. Menjaga kadar homosistein dalam darah tetap rendah adalah hal yang penting karena kadar homosistein yang tinggi dapat meningkatkan risiko sesorang menderita penyakit jantung. Sementara, mineral seperti cooper/tembaga dan magnesium yang banyak terdapat dalam bahan makanan nabati dapat

mencegah penyakit kardiovaskuler. Kedua mineral tersebut banyak terutama pada makanan nabati yang utuh dan tidak diproses (misalnya roti gandum utuh atau whole-grain bread). (Muhammad dan Prima, 2010)

B.

Pemeriksaan Kadar Kolesterol dalam Darah Pemeriksaan kadar kolesterol dalam darah mutlak dilakukan, terutama bagi penggemar

makanan siap saji, memiliki berat badan berlebih, dan merupakan seorang perokok. Dalam pemeriksaan kolesterol, ada 4 jenis kolesterol yang sering diperiksa, yakni kolesterol total, kolesterol HDL, kolesterol LDL, dan trigliserida. a)

Kolesterol total dan HDL HDL merupakan jenis kolesterol yang berfungsi membawa seluruh kolesterol ke ‘pabrik’

pengolahan yakni hati. HDL juga berfungsi membawa kolesterol yang telah diolah untuk didistribusikan ke otak, jantung, dan seluruh organ tubuh yang lain. Oleh karena itu, HDL dikatakan sebagai ‘kolesterol baik’. Jika mengonsumsi daging kambing atau telur (mengandung kolesterol tinggi) maka setelah makanan itu tiba di usus dan diserao oleh pembuluh darah, HDL akan bertugas mengikat zat-zat makanan tersebut ke hati untuk diolah. Jika kadar HDL rendah maka akan banyak kolesterol yang menempel pada pembuluh darah. Kejadian ini adalah cikal bakal terjadinya tekanan darah tinggi karena banyak penyumbatan pada pembuluh darah. b)

Kolesterol LDL LDL merupakan kolesterol yang dapat menyebabkan terjadinya penimbunan plak di

dalam saluran pembuluh darah. LDL mempunyai tugas yang berlawanan dengan HDL. Jika kadar LDL meninggi maka diperkirakan banyak kolesterol yang berasal dari makanan yang tidak terangkut ke hati. Hal ini disebabkan ulah LDL yang menahan kolesterol.

c)

Kolesterol trigliserida Ini adalah kolesterol yang mengikat trigliserida. Kadarnya yang tinggi menunjukkan

banyak kolesterol jenis trigliserida didalam darah. Ketiga kolesterol ini sering dinyatakan sebagai Kolesterol Total. Jika mempunyai penyakit hipertensi dan kencing manis, aabila disetai dengan kenaikan salah satu atau keseluruhan

kolesterol maka akan beresiko untuk terjadinya penyumbatan di dalam pembuluh darah. Penyakit yang akan timbul jika terjadi sumbatan akibat kenaikan kolesterol adalah stroke. (Bastiansyah, 2008)

PROSEDUR KERJA A. PRA ANALITIK 1. ALAT  APD ( Alat Pelindung Diri )  Rak tabung  Tabung serologi  Tabung reaksi  Mikropipet 10 µl ,1000 µl  Yellow tip  Blue tip  Pipet ukur 5 ml  Pipet tetes  Lampu spirtus  Fotometer Sinnowa 300 M  Tissue 2. REAGEN Semua reagen dikeluarkan dari kulkas dan dibiarkan hingga menyesuaikan dengan suhu kamar dahulu sebelum digunakan. A. Reagen Cholestrol a) Good’s buffer b) Phenol c) Aminotipyrine d) Cholesterol esterase e) Cholesterol Oksidase f)

Peroksidase

g) Standart cholesterol B. Reagen HDL & LDL a) Asam phosphatongisti b) MgCl c) Heparin d) Na Citrat e) Standart HDL & LDL C. Reagen Trigliserida a) Good’s buffer b) 4-Chlorphenol c) ATP d) Mg2+ e) Glycerokinase f)

Peroksidase

g) Lipoprotein Lipase h) 4-Aminoantipyrin i)

Glyserin 3 Phosphatoxidase

j)

Standart Trigeliserida

3. SAMPEL Plasma atau Serum

4. PROBANDUS Berbagai persiapan penderita yang perlu diberitahukan secara baik dan mendetail pada penderita antara lain : a.

Persiapan pasien (untuk pemeriksaan tertentu pasien harus puasa selama 8-12 jam sebelum diambil darah)

b.

Pengambilan spesimen sebaiknya pagi hari antara pukul 07.00 – 09.00

c.

Menghindari obat-obatan sebelum spesimen di ambil

d.

Menghindari aktifitasfisik/olahraga sebelum spesimen di ambil

e.

Dicatat identitas pasien dengan benar



Nama

:X



Umur



Jenis kelamin

: Y thn :Z

B. ANALITIK PEMERIKSAAN CHOLESTEROL 1. METODE

: GOD-PAP

2. TUJUAN

:

 Untuk mendiaknosa penyakit faal jantung dan hepar 3. PRINSIP Cholesterol + H2O CHE Cholesterol falty acid Cholesterol + O2 CHO Cholesterol -3- ONC + H2O 4. PROSEDUR KERJA a) Persiapan Sampel 1.

Setelah dilakukan sampling vena sebanyak 5 ml, maka darah yang diperoleh dimasukkan kedalam tabung centrifuge didiamkan sampai membeku selama 30 menit

2. Dicentrifuge dengan kecepatan 3000 rpm Selma 15 menit 3. Kemudian setelah dicentrifuge akan terbentuk 2 lapisan : Lapisan atas

: Serum

Lapisan bawah : Sel Darah Merah b. Pemeriksaan Cholesterol 1. Disiapkan 3 tabung serologi 2. Dipipet masing-masing ke dalam tabung. Blanko

Standar

Sampel

Serum

-

-

10 µl

Standar

-

10 µl

-

Aquadest

10 µl

-

-

Reagen Cholesterol

1000 µl

1000

1000

3. Dihomogenkan, kemudian diinkubasi selama 10 menit pada suhu 37 o C 4. Dibaca hasilnya pada alat fotometer Cara penggunaan alat :  Tekan tombol ON  Tunggu sampai muncul menu utama, pilih Escape  Pilih pemeriksaan yang dikehendaki  Siapkan blanko, standar serta sampel test pemeriksaan (blanko

dan standar sudah disesuaikan

dengan alat)  Setelah pemeriksaan tekan tombol exit  Tekan tombol rinse  Siapkan aquadest pada jarum probe, tekan probe  Setelah selesai proses rinse tekan tombol OFF

PEMERIKSAAN HDL 1. METODE

: CHOD - PAP

2. TUJUAN

: Untuk mendiaknosa penyakit faal hati dan jantung

3. PRINSIP

: Chylomicron LDL dan VIDL yang di endapakan dengan menambah

phosphatogitis dan 10 magnesium centrifugasi hanya mendapatkan HDL dalam supernatanya kandungan kolesterol ditemukan enzimatik

4. PROSEDUR KERJA a) Persiapan Sampel 1.

Setelah dilakukan sampling vena sebanyak 5 ml, maka darah yang diperoleh dimasukkan kedalam tabung centrifuge didiamkan sampai membeku selama 30 menit

2. Dicentrifuge dengan kecepatan 3000 rpm Selma 15 menit 3. Kemudian setelah dicentrifuge akan terbentuk 2 lapisan : Lapisan atas

: Serum

Lapisan bawah : Sel Darah Merah

b. Pembuatan Presipitat 1. Siapkan 2 tabung centrifuge

Reagent Pristipitat

Standart

Test

500 ul

50 ul

200 ul

-

-

200 ul

2. Inkubasi pada suhu 370 < selama 150 menit 3. Centrifuge pada kecepatan 2000 rpm selam 20 menit 4. Pipet standart & test sesuai dengan kebutuhan untuk pemeriksaan selanjutnya c.

Pemeriksaan

1. Siapkan 3 tabung serologi dan kerjakan Blanko

Sampel

Test

Reagent

1000 ul

1000 ul

1000 ul

Aquadest

100 ul

-

-

Prestipitat Standart

-

1000 ul

-

Prestipitat Test

-

-

100 ul

2. Inkubasi pada suhu kamar selama 10 menit 3. Periksa di fotometer

PEMERIKSAAN LDL 1. METODE

: CHOD - PAP

2. TUJUAN

: Untuk mendiaknosa penyakit faal hati dan jantung

3. PRINSIP

: Chylomicron LDL dan VIDL yang di endapakan dengan menambah

phosphatogitis dan 10 magnesium centrifugasi hanya mendapatkan HDL dalam supernatanya kandungan kolesterol ditemukan enzimatik 4. PROSEDUR KERJA a) Persiapan Sampel 1.

Setelah dilakukan sampling vena sebanyak 5 ml, maka darah yang diperoleh dimasukkan kedalam tabung centrifuge didiamkan sampai membeku selama 30 menit

2. Dicentrifuge dengan kecepatan 3000 rpm Selma 15 menit 3. Kemudian setelah dicentrifuge akan terbentuk 2 lapisan :

Lapisan atas

: Serum

Lapisan bawah : Sel Darah Merah b. Pembuatan Presipitat

1. Siapkan 2 tabung centrifuge

Reagent Pristipitat

Standart

Test

500 ul

50 ul

200 ul

-

-

200 ul

2. Inkubasi pada suhu 370 < selama 150 menit 3. Centrifuge pada kecepatan 2000 rpm selam 20 menit 4. Pipet standart & test sesuai dengan kebutuhan untuk pemeriksaan selanjutnya

c.

Pemeriksaan

1. Siapkan 3 tabung serologi dan kerjakan Blanko

Sampel

Test

Reagent

1000 ul

1000 ul

1000 ul

Aquadest

100 ul

-

-

Prestipitat Standart

-

1000 ul

-

Prestipitat Test

-

-

100 ul

2. Inkubasi pada suhu kamar selama 10 menit 3. Periksa di fotometer

PEMERIKSAAN TRIGLISERIDA 5. METODE

: GPO

6. TUJUAN

: Untuk mendiaknosa penyakit faal hati dan jantung

7. PRINSIP

: Glyserin + ATP GIC Glyserin -3- Phospat – ADP

Glyserin -3- Phosphat + O2 GPO dinidroxyaceton phosphate + H2O2 2H2O2 + Aminoantupu + 4 Chlorephenol POD Chironimih

8. PROSEDUR KERJA a) Persiapan Sampel 4.

Setelah dilakukan sampling vena sebanyak 5 ml, maka darah yang diperoleh dimasukkan kedalam tabung centrifuge didiamkan sampai membeku selama 30 menit

5. Dicentrifuge dengan kecepatan 3000 rpm Selma 15 menit 6. Kemudian setelah dicentrifuge akan terbentuk 2 lapisan : Lapisan atas

: Serum

Lapisan bawah : Sel Darah Merah

b. Pemeriksaan 1. Siapkan 3 tabung serologi dan kerjakan Blanko

Sampel

Test

Reagent

1000 ul

1000 ul

1000 ul

Aquadest

100 ul

-

-

Prestipitat Standart

-

1000 ul

-

Prestipitat Test

-

-

100 ul

2. Inkubasi pada suhu kamar selama 10 menit 3. Periksa di fotometer

A. POST ANALITIK 1. HARGA NORMAL A. PEMERIKSAAN CHOLESTEROL : ≤ 200 mg / dl

1) Dibolehkan 2) Batas resiko tinggi

: 200 – 240 mg / dl

3) Beresiko tinggi

: ≥ 240 mg / dl

B. PEMERIKSAAN HDL ≥ 35 mg / dl C. PEMERIKSAAN LDL 1) Normal

: ≤ 130 mg / dl

2) Batas Normal

: 130 – 160 mg / dl

3) Beresiko Tinggi : ≥ 160 mg / dl D. PEMERIKSAAN TRIGLISERIDA 1) Normal

: ≤ 200 mg / dl

2) Batas Normal

: 200 – 400 mg / dl

3) Beresiko Tinggi

: ≥ 400 mg / dl

More Documents from "Putri"

Appendix (1).pdf
May 2020 51
Pjr.docx
December 2019 64
Jr.docx
May 2020 54
Proposal Asma.docx
December 2019 58
Kirim 2.docx
June 2020 53