Kmptnsi Kepribadian.docx

  • Uploaded by: linawati
  • 0
  • 0
  • July 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Kmptnsi Kepribadian.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,666
  • Pages: 5
A. PENDAHULUAN Kompetensi kepribadian merupakan salah satu dari empat kompetensi guru profesional dan tidak terpisahkan dengan kompetensi lainnya, yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. Kompetensi ini merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati dan dikuasai oleh guru serta telah menjadi bagian dalam dirinya untuk menjalankan tugas keprofesionalannya. Kompetensi merupakan perpaduan antara pengetahuan, kemampuan, dan penerapan dalam melaksanakan tugas di lapangan kerja. Kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, berakhlak mulia, arif dan berwibawa serta menjadi teladan peserta didik [Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 pasal 10 ayat (1)]. Dalam Penjelasan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan disebutkan bahwa kompetensi kepribadian guru yaitu kemampuan kepribadian yang: 1) mantap; 2) stabil; 3) dewasa; 4) arif dan bijaksana; 5) berwibawa; 6) berakhlak mulia; 7) menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat; 8) mengevaluasi kinerja sendiri; dan 9) mengembangkan diri secara berkelanjutan. Sedangkan yang mengacu pada standar nasional pendidikan, kompetensi kepribadian guru meliputi: 1) Memiliki kepribadian yang mantap dan stabil yang indikatornya bertindak sesuai norma hukum, norma sosial, bangga sebagai pendidik, dan memiliki konsistensi dalam bertindak sesuai dengan norma; 2) Memiliki kepribadian yang dewasa, dengan ciri-ciri menampilkan kemandirian dalam bertindak sebagai pendidik yang memiliki etos kerja; 3) Memiliki kepribadian yang arif, yang ditunjukan dengan tindakan yang bermanfaat bagi peserta didik, sekolah dan masyarakat serta memajukan keterbukaan dalam berpikir dan bertindak; 4) Memiliki kepribadian yang berwibawa, yaitu perilaku yang berpengaruh positif kepada peserta didik dan memiliki perilaku yang disegani; dan 5) Memiliki akhlak mulia dan menjadi teladan, dengan menampilkan yang sesuai dengan norma religius (iman dan takwa, jujur, ikhlas, suka menolong), dan memiliki perilaku yang diteladani peserta didik. Indikator kompetensi kepribadaian antara lain adalah rendah hati, pemaaf, jujur, ceria energik, selalu ingin maju, cermat, istiqamah, ulet, disiplin, adil, kreatif, ikhlas, jujur, empati, berani, terbuka, gigih, pemurah, supel, sabar, humoris, penyayang, apresiatif, berwibawa, dan santun. Berkenan dengan uraian di atas, berikut ini akan dibahas mengenai kompetensi kepribadian guru profesional menyangkut semua aspek tersebut.

PENGERTIAN KOMPETENSI KEPRIBADIAN Arti kata “kompetensi” adalah kemampuan menguasai, dan kewenangan (kekuasaan), untuk menentukan/memutuskan sesuatu. Kompetensi dapat juga diartikan sebagai pengetahuan, keterampilam dan kemampuan yang dikuasai oleh seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya sehingga ia dapat melakukan perilaku-perilaku kognitif, afektif dan pskimotorik dengan sebaik-baiknya. Sedangkan arti kata “kepribadian” merupakan sifat hakiki manusia sebagai individu yang tercermin pada sikap seseorang atau suatu bangsa yang membedakannya dari orang atau bangsa lain; ciri-ciri watak menonjol yang ada pada banyak warga suatu kesatuan nasional; kepribadian nasional; hukum kumpulan (kelompok) manusia (KBI, 2003). Dari pengertian ini dapat diartikan, kompetensi kepribadian guru profesional adalah pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang telah dikuasai dan telah menjadi bagian dari dirinya, serta mampu melakukan perilaku-perilaku kognitif, afektif dan psikomotorik dengan sebaik-baiknya pada tugas profesinya. Kerena guru di hadapan peserta didik merupakan figur dan titik pusat dalam kegiatan pembelajaran, maka diharapkan memiliki kepribadian yang baik dalam menghadapi mereka, baik dalam hal kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor. Sikap seorang guru akan membawa pengaruh positif terhadap peserta didik secara khusus dan masyarakat pada umumnya. Sebab guru yang memiliki sikap kepribadian yang baik akan menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat. Jika guru bisa menjadi teladan maka nasihatnya, ucapannya, dan perintahnya ditaati, serta sikap dan perilakunya akan ditiru. Berkenaan dengan apa yang telah diuraikan di atas, maka berikut ini akan dipaparkan aspekaspek dan indikator kompetensi kepribadian guru profesional berdasarkan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 pasal 10 ayat (1) dan Penjelasan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. INDIKATOR KOMPETENSI PROFESIONAL Kompetensi kepribadian guru tercermin melalui indikator : 1. Rendah Hati. Rendah hati adalah sikap pribadi yang tidak angkuh atau tidak sombong. 2. Pemaaf. Pemaaf adalah sikap mengikhlaskan perbuatan orang lain terhadap dirinya tanpa rasa benci, tidak mengungkit lagi masalah itu dan tidak ada keinginan untuk membalasnya. 3. Disiplin. Disiplin adalah sikap kerelaan patuh dan taat terhadap ketentuan, peraturan, dan norma yang berlaku terhadap dirinya dengan penuh tanggung jawab. 4. Adil. Adil adalah sikap tidak berpihak kepada salah satu pihak dan sama dalam perlakuan atau keputusan dengan berpegang pada nilai, norma dan kebenaran.

5. Kreatif. Kreatif adalah kemampuan untuk memodifikasi, mengembangkan bahkan menemukan. 6. kIhlas. Ikhlas adalah sikap menerima keadaan dan tulus dalam bertindak. 7. Jujur. Jujur adalah sikap yang tidak pernah curang dan tidak berbohong. 8. Empati. Empati adalah mengetahui, merasakan dan memposisikan diri pada keadaan emosi orang lain yang menimbulkan keinginan untuk menolong orang lain tersebut. 9. Berani. Berani adalah sikap yang mantap dalam menghadapi keadaan berupa kesulitan, bahaya, ataupun sebagainya. 10. Terbuka. Terbuka adalah sikap mau mendengarkan dan menerima kritikan dan masukan dari orang lain. 11. Gigih. Gigih adalah sikap untuk teguh berpegang pada pikiran dan tetap pendirian dengan ulet berusaha. 12. Pemurah. Pemurah atau murah hati adalah sikap suka memberi atau tidak pelit dengan pemikiran, tenaga ataupun materi. 13. Supel. Supel adalah sikap mudah bergaul atau mudah beradaptasi. 14. Sabar. Sabar adalah sikap tahan (tidak mudah marah, pusuts asa dan patah hati) terhadap cobaan. 15. Humoris. Humoris adalah sikap suka melucu, membuat hangat, mencairkan suasana yang membuat orang disekitarnya nyaman kepadanya. 16. Penyayang. Penyayang adalah sikap kasih sayang dan belas kasihan. 17. Apresiatif. Apresiatif adalah kemampuan untuk mengamati, menikmati, menghayati, menilai serta memaknai sesuatu pemikiran, perbuatan atau karya orang lain tanpa menghilangkan rasa simpati. 18. Berwibawa. Berwibawa adalah sikap yang menunjukkan kepemimpinan dengan daya tarik. 19. Santun. Sikap yang halus (bahasa dan tingkah laku), berbudi dan baik.

ARTI PENTING KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU Penguasaan kompetensi kepribadian guru memiliki arti penting, baik bagi guru yang bersangkutan, sekolah dan terutama bagi siswa. Berikut ini disajikan beberapa arti penting penguasaan kompetensi kepribadian guru: 1. Ungkapan klasik mengatakan bahwa “segala sesuatunya bergantung pada pribadi masing-masing”. Dalam konteks tugas guru, kompetensi pedagogik, profesional dan sosial yang dimiliki seorang guru pada dasarnya akan bersumber dan bergantung pada pribadi guru itu sendiri. Dalam melaksanakan proses pembelajaran dan berinteraksi dengan siswa akan banyak ditentukan oleh karakteristik kepribadian guru yang bersangkutan. Memiliki kepribadian yang sehat dan utuh, dengan kerakteristik sebagaimana diisyaratkan dalam rumusan kompetensi kepribadian di atas dapat dipandang sebagai titik tolak bagi seseorang untuk menjadi guru yang sukses. 2. Guru adalah pendidik profesional yang bertugas untuk mengembangkan kepribadian siswa atau sekarang lebih dikenal dengan karakter siswa. Penguasaan kompetensi kepribadian yang memadai dari seorang guru akan sangat membantu upaya pengembangan karakter siswa. Dengan menampilkan sebagai sosok yang bisa di-gugu (dipercaya) dan ditiru, secara psikologis anak cenderung akan merasa yakin dengan apa yang sedang dibelajarkan gurunya. Misalkan, ketika guru hendak membelajarkan tentang kasih sayang kepada siswanya, tetapi di sisi lain secara disadari atau biasanya tanpa disadari, gurunya sendiri malah cenderung bersikap tidak senonoh, mudah marah dan sering bertindak kasar, maka yang akan melekat pada siswanya bukanlah sikap kasih sayang, melainkan sikap tidak senonoh itulah yang lebih berkesan dan tertanam dalam sistem pikiran dan keyakinan siswanya. 3. Di masyarakat, kepribadian guru masih dianggap hal sensitif dibandingkan dengan kompetensi pedagogik atau profesional. Apabila ada seorang guru melakukan tindakan tercela, atau pelanggaran norma-norma yang berlaku di masyarakat, pada umumnya masyarakat cenderung akan cepat mereaksi. Hal ini tentu dapat berakibat terhadap merosotnya wibawa guru yang bersangkutan dan kepercayaan masyarakat terhadap institusi sekolah, tempat dia bekerja. 4. Bukti-bukti ilmiah menunjukkan bahwa kompetensi kepribadian guru berpengaruh terhadap perkembangan belajar dan kepribadian siswa. Studi kuantitatif yang dilakukan Pangky Irawan (2010) membuktikan bahwa kompetensi kepribadian guru memiliki hubungan erat dan signifikan dengan motivasi berprestasi siswa. Sementara studi kualitatif yang dilakukan Sri Rahayu (2008) menunjukkan bahwa kompetensi kepribadian guru memiliki kontribusi terhadap kondisi moral siswa. Hasil studi lain membuktikan tampilan kepribadian guru akan lebih banyak mempengaruhi minat dan antusiasme anak dalam mengikuti kegiatan pembelajaran (Iis Holidah, 2010) Dari uraian singkat di atas, tampak terang bahwa begitu pentingnya penguasaan kompetensi kepribadian bagi seorang guru. Kendati demikian dalam tataran realita upaya pengembangan profesi guru yang berkaitan dengan penguatan kompetensi kepribadian tampaknya masih relatif terbatas dan cenderung lebih mengedepankan pengembangan kompetensi pedagogik

dan akademik (profesional). Lihat saja, dalam berbagai pelatihan guru, materi yang banyak dikupas cenderung lebih bersifat penguatan kompetensi pedagogik dan akademik. Begitu juga, kebijakan pemerintah dalam Uji Kompetensi Guru dan Penilaian Kinerja Guru yang lebih menekankan pada penguasaan kompetensi pedagogik dan akademik. Sedangkan untuk pengembangan dan penguatan kompetensi kepribadian seolah-olah dikembalikan lagi kepada pribadi masing-masing dan menjadi urusan pribadi masing-masing. Oleh karena itu, marilah kita sama-sama mengambil tanggung jawab ini dengan berusaha belajar memperbaiki diri-pribadi kita untuk senantiasa berusaha menguatkan kompetensi kepribadian kita. Meski dalam berbagai teori kepribadian disebutkan bahwa kepribadian orang dewasa cenderung bersifat permanen, tetapi saya ingin mengutip apa yang disampaikan oleh sahabat saya DR. Uhar Suharsaputra, M.Pd. dalam bukunya “Menjadi Guru Berkarakter”, disebutkan bahwa: “Jika yakin bisa berubah, maka berubahlah… Jika Anda ingin menjadi guru yang baik dan lebih baik, katakanlah terus pada diri sendiri bahwa saya adalah guru yang baik dan lebih baik, dan bayangkan bahwa Anda adalah guru yang baik dan lebih baik dengan kepribadian yang baik dan lebih baik.” Berkenaan dengan upaya peningkatan kepribadian, Essential Life Skill memberikan tips 10 cara untuk meningkatkan kepribadian, yang isinya dapat disarikan sebagai berikut: (1) Jadilah pendengar yang baik, jadikan teman bicara Anda merasa penting dan dihargai (2) Perbanyaklah membaca dan perluas interes Anda, (3) Jadilah ahli pembicara yang baik, (4) Milikilah gagasan yang berbeda dan unik sehingga dapat memperluas perspektif setiap orang tentang Anda, (5) Temui orang-orang baru, terutama yang berbeda dengan Anda, sehingga wawasan Anda menjadi semakin luas, (6) Jadilah diri Anda sendiri, dengan menunjukkan keotentikan dan keunikan yang Anda miliki, (7) Milikilah sikap dan pandangan positif, (8) Jadilah orang yang menyenangkan dan memiliki rasa humor, (9) Bersikap suportif kepada orang lain yang membutuhkan Anda, dan (10) Miliki integitas dan perlakukan setiap orang dengan penuh hormat H. PENUTUP Kompetensi kepribadian guru profesional merupakan salah satu dari empat dan tidak terpisahkan dengan kompetensi lainnya (pedagogik, sosial dan profesional). Ini merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru serta telah menjadi bagian dalam dirinya untuk menjalankan tugas keprofesionalannya, serta merupakan perpaduan antara pengetahuan, kemampuan, dan penerapan dalam melaksanakan tugas di lapangan kerja. Hal-hal ini menyangkut kemampuan kepribadian yang mantap, berakhlak mulia, arif dan bijaksana, berwibawa serta menjadi teladan peserta didik, mantap, stabil, dewasa, mengevaluasi kinerja sendiri, dan mengembangkan diri secara berkelanjutan.

Related Documents


More Documents from "linawati"