Kmb Nena Sri Wulan Pjk.docx

  • Uploaded by: Toni Frasetio
  • 0
  • 0
  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Kmb Nena Sri Wulan Pjk.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,009
  • Pages: 21
A

STIKes FALETEHAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PENYAKIT JANTUNG KORONER

MAKALAH

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah disusun oleh : NENA SRI WULAN (1018032062) SUACIATI (1018032083) PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN FALETEHAN SERANG BANTEN Maret 2019

KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb Alhamdulillahirobil’alamiin, puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan segala Rahmat dan karuni-Nya serta kesehatan, kekuatan dan kesabaran sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah mengenai “Asuhan Keperawatan Pada Penyakit Jantung Koroner”.Makalah ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Medical Bedah. Dengan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada ibu Ns.Dewi Rahmawati, M.Kep selaku dosen pembimbing dalam penyusunan makalah ini. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu penulis membuka saran demi kemajuan penulisan selanjutnya.Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Wasaalamu’alaikum Wr. Wb.

Serang,

Maret 2019

Penulis

i

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... i DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1 1.2 Rumusan masalah .................................................................................... 1 1.3 Tujuan Penulisan ...................................................................................... 2

BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Konsep Penyakit Jantung Koroner ........................................................... 3 2.1.1 Pengertian Penyakit Jantung Koroner ............................................ 3 2.1.2 Etiologi Penyakit Jantung Koroner ................................................ 3 2.1.3 Patofisiologi Penyakit Jantung Koroner ........................................ 4 2.1.4 Manifestasi Klinis Penyakit Jantung Koroner ............................... 5 2.1.5 Klasifikasi Penyakit Jantung Koroner ........................................... 6 2.1.6 Komplikasi Penyakit Jantung Koroner .......................................... 7

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN PENYAKIT JANTUNG KORONER 3.1 Pengkajian ................................................................................................ 8 3.2 Analisa Data ............................................................................................. 13 3.3 Diagnosa .................................................................................................. 13 3.4 Intervensi .................................................................................................. 14 3.5 Implementasi ............................................................................................ 15 3.6 Evaluasi .................................................................................................... 15

ii

BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan .............................................................................................. 16 4.2 Saran ........................................................................................................ 16

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 17

iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penyakit Jantung Koroner (PJK) atau penyakit kardiovaskular saat ini merupakan salah satu penyebab utama dan pertama kematian di negara maju dan berkembang, termasuk Indonesia. Pada tahun 2010, secara global penyakit ini akan menjadi penyebab kematian pertama di negara berkembang, menggantikan kematian akibat infeksi. Diperkirakan bahwa diseluruh dunia, PJK pada tahun 2020 menjadi pembunuh pertama tersering yakni sebesar 36% dari seluruh kematian, angka ini dua kali lebih tinggi dari angka kematian akibat kanker. Di Indonesia dilaporkan PJK (yang dikelompokkan menjadi penyakit sistem sirkulasi) merupakan penyebab utama dan pertama dari seluruh kematian, yakni sebesar 26,4%, angka ini empat kali lebih tinggi dari angka kematian yang disebabkan oleh kanker (6%). Dengan kata lain, lebih kurang satu diantara empat orang yang meninggal di Indonesia adalah akibat PJK. Berbagai faktor risiko mempunyai peran penting timbulnya PJK mulai dari aspek metabolik, hemostasis, imunologi, infeksi, dan banyak faktor lain yang saling terkait (Anonimª, 2006).

1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan dari latar belakang masalah diatas, rumusan masalah dalam penulisan ini adalah bagaimanakah gambaran Asuhan Keperawatan Pada Penyakit Jantung Koroner?

1

1.3 Tujuan penulisan 1.3.1 Tujuan Umum Tujuan

umum

pada

penulisan

makalah

ini

adalah

untuk

mengetahuigambaran Asuhan Keperawatan Pada Penyakit Jantung Koroner

1.3.2 Tujuan Khusus Tujuan khusus pada makalah ini adalah sebagai berikut : 1. Dapat melaksanakan pengkajian kepada pasien penyakit jantung koroner 2. Dapat merumuskan diagnosa keperawatan kepada pasien penyakit jantung koroner 3. Dapat membuat rencana tindakan keperawatan kepada pasien penyakit jantung koroner 4. Dapat melaksanakan tindakan

keperawatan kepada pasien penyakit

jantung koroner 5.

Dapat melakukan evaluasi asuhan keperawatan kepada pasien penyakit jantung koroner

2

BAB II TINJAUAN TEORITIS

2.1 KONSEP PENYAKIT JANTUNG KORONER 2.1.1 Pengertian Penyakit Jantung Koroner American heart association (AHA), mendefinisikan penyakit jantung koroner adalah istilah umum untuk penumpukan plak di arteri jantung yang dapat menyebabkan serangan jantung.penumpukan plak pada arteri koroner ini disebut dengan aterosklerosis. (AHA, 2012 hal:14). Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan keadaan dimana terjadi penimbunan plak pembuluh darah koroner. Hal ini menyebabkan arteri koroner menyempit atau tersumbat.arteri koroner merupakan arteri yang menyuplai darah otot jantung dengan membawa oksigen yang banyak.terdapat beberapa factor memicu penyakit ini, yaitu: gaya hidup, factor genetik, usia dan penyakit pentyerta yang lain. (Norhasimah,2010: hal 48)

2.1.2 Etiologi Penyakit Jantung Koroner Etiologi penyakit jantung koroner adalah adanya penyempitan, penyumbatan, atau kelainan pembuluh arteri koroner.Penyempitan atau penyumbatan pembuluh darah tersebut dapat menghentikan aliran darah ke otot jantung yang sering ditandai dengan nyeri.Dalam kondisi yang parah, kemampuan jantung memompa darah dapat hilang.Hal ini dapat merusak sistem pengontrol irama jantung dan berakhir dan berakhir dengan kematian. (Hermawatirisa,2014:hal2) Penyempitan dan penyumbatan arteri koroner disebabkan zat lemak kolesterol dan trigliserida yang semakin lama semakin banyak dan menumpuk di bawah lapisan terdalam endothelium dari dinding pembuluh arteri.Hal ini dapat menyebabkan aliran darah ke otot jantung menjadi berkurang ataupun berhenti, sehingga mengganggu 3

kerja jantung sebagai pemompa darah.Efek dominan dari jantung koroner adalah kehilangan oksigen dan nutrient ke jantung karena aliran darah ke jantung berkurang. Pembentukan plak lemak dalam arteri memengaruhi pembentukan bekuan aliran darah yang akan mendorong terjadinya serangan jantung. Proses pembentukan plak yang 2 menyebabkan pergeseran arteri tersebut dinamakan arteriosklerosis. (Hermawatirisa, 2014:hal 2) Awalnya penyakit jantung di monopoli oleh orang tua. Namun, saat ini ada kecenderungan penyakit ini juga diderita oleh pasien di bawah usia 40 tahun. Hal ini biasa terjadi karena adanya pergeseran gaya hidup, kondisi lingkungan dan profesi masyarakat yang memunculkan “tren penyakit”baru yang bersifat degnaratif. Sejumlah prilaku dan gaya hidup yang ditemui pada masyarakat perkotaan antara lain mengonsumsi makanan siap saji yang mengandung kadar lemak jenuh tinggi, kebiasaan merokok, minuman beralkohol, kerja berlebihan, kurang berolahraga, dan stress. (Hermawatirisa, 2014:hal 2) 2.1.3 Patofisiologi Penyakit Jantung Koroner Aterosklerosis atau pengerasan arteri adalah kondisi pada arteri besar dan kecil yang ditandai penimbunan endapan lemak, trombosit, neutrofil, monosit dan makrofag di seluruh kedalaman tunika intima (lapisan sel endotel), dan akhirnya ke tunika media (lapisan otot polos).Arteri yang paling sering terkena adalah arteri koroner, aorta dan arteri-arteri sereberal. (Ariesty, 2011:hal 6). Langkah pertama dalam pembentukan aterosklerosis dimulai dengan disfungsi lapisan endotel lumen arteri, kondisi ini dapat terjadi setelah cedera pada sel endotel atau dari stimulus lain, cedera pada sel endotel meningkatkan permeabelitas terhadap berbagai komponen plasma, termasuk asam lemak dan triglesirida, sehingga zat ini dapat masuk kedalam arteri, oksidasi asam lemak menghasilkan oksigen radikal bebas yang selanjutnya dapat merusak pembuluh darah. (Ariesty, 2011:hal 6). Cedera pada sel endotel dapat mencetuskan reaksi inflamasi dan imun, termasuk menarik sel darah putih, terutama neutrofil dan monosit, serta trombosit ke area cedera, sel darah putih melepaskan sitokin proinflamatori poten yang kemudian memperburuk situasi, menarik lebih banyak sel darah putih dan trombosit ke area lesi, menstimulasi proses pembekuan, mengaktifitas sel T dan B, dan melepaskan senyawa kimia yang berperan sebagai chemoattractant (penarik kimia) yang mengaktifkan siklus inflamasi, 3 pembekuan dan fibrosis. Pada saat ditarik ke area

4

cedera, sal darah putih akan menempel disana oleh aktivasi faktor adhesif endotelial yang bekerja seperti velcro sehingga endotel lengket terutama terhadap sel darah putih, pada saat menempel di lapisan endotelial, monosit dan neutrofil mulai berimigrasi di antara sel-sel endotel keruang interstisial. Di ruang interstisial, monosit yang matang menjadi makrofag dan bersama neutrofil tetap melepaskan sitokin, yang meneruskan siklus inflamasi.Sitokin proinflamatori juga merangsan ploriferasi sel otot polos yang mengakibatkan sel otot polos tumbuh di tunika intima. (Ariesty, 2011:hal 6). Selain itu kolesterol dan lemak plasma mendapat akses ke tunika intima karena permeabilitas lapisan endotel meningkat, pada tahap indikasi dini kerusakan teradapat lapisan lemak diarteri.Apabila cedera dan inflamasi terus berlanjut, agregasi trombosit meningkat dan mulai terbentuk bekuan darah (tombus), sebagian dinding pembuluh diganti dengan jaringan parut sehingga mengubah struktur dinding pembuluh darah, hasil akhir adalah penimbunan kolesterol dan lemak, pembentukan deposit jaringan parut, pembentukan bekuan yang berasal dari trombosit dan proliferasi sel otot polos sehingga pembuluh mengalami kekakuan dan menyempit.Apabila kekakuan ini dialami oleh arteri-arteri koroner akibat aterosklerosis dan tidak dapat berdilatasi sebagai respon terhadap peningkatan kebutuhan oksigen, dan kemudian terjadi iskemia (kekurangan suplai darah) miokardium dan sel-sel miokardium sehingga menggunakan glikolisis anerob untuk memenuhi kebutuhan energinya. Proses pembentukan energi ini sangat tidak efisien dan menyebabkan terbentuknya asam laktat sehinga menurunkan pH miokardium dan menyebabkan nyeri yang berkaitan dengan angina pectoris. Ketika kekurangan oksigen pada jantung dan sel-sel otot jantung berkepanjangan dan iskemia miokard yang tidak tertasi maka terjadilah kematian otot jantung yang di kenal sebagai miokard infark. Patofisiologi Penyakit Jantung Koroner zat masuk arteri Arteri Proinflamatori Permeabelitas Reaksi inflamasi Cedera sel endotel Sel darah putih menempel di arteri imigrasi keruang interstisial pembuluh kaku & sempit Aliran darah Pembentukan Trombus monosit 4 makrofag Lapisan lemak sel otot polos tumbuh Nyeri Asam laktat terbentuk MCI Kematian. (Ariesty, 2011:hal 6).

2.1.4 Manifestasi Klinis Penyakit Jantung Koroner Menurut, Hermawatirisa 2014 : hal 3,Gejala penyakit jantung koroner 1. Timbulnya rasa nyeri di dada (Angina Pectoris) 2. Sesak nafas (Dispnea) 3. Keanehan pada iram denyut jantung

5

4. Pusing 5. Rasa lelah berkepanjangan 6. Sakit perut, mual dan muntah Penyakit jantung koroner dapat memberikan manifestasi klinis yang berbedabeda.Untuk menentukan manifestasi klinisnya perlu melakukan pemeriksaan yang seksama.Dengan memperhatikan klinis penderita, riwayat perjalanan penyakit, pemeriksaan fisik, elektrokardiografi saat istirahat, foto dada, pemeriksaan enzim jantung dapat membedakan subset klinis PJK. 2.1.5 Klasifikasi Penyakit Jantung Koroner Menurut,( Putra S, dkk, 2013: hal 4) Klasifikasi PJK : 1.Angina Pektoris Stabil/Stable Angina Pectoris Penyakit Iskemik disebabkan ketidakseimbangan antara kebutuhan dan suplai oksigen miokard.Di tandai oleh rasa nyeri yang terjadi jika kebutuhan oksigen miokardium melebihi suplainya.Iskemia Miokard dapat bersifat asimtomatis (Iskemia Sunyi/Silent Ischemia), terutama pada pasien diabetes.8 Penyakit ini sindrom klinis episodik karena Iskemia Mi okard transien.Laki-laki merupakan 70% dari pasien dengan Angina Pektoris dan bahkan sebagian besar menyerang pada laki-laki ±50 tahun dan wanita 60 tahun. 2. Angina Pektoris Tidak Stabil/Unstable Angina Pectoris Sindroma klinis nyeri dada yang sebagian besar disebabkan oleh disrupsi plak ateroskelrotik dan diikuti kaskade proses patologis yang menurunkan aliran darah koroner, ditandai dengan peningkatan frekuensi, intensitas atau lama nyeri, Angina timbul pada saat melakukan aktivitas ringan atau istirahat, tanpa terbukti adanya nekrosis Miokard. 6 a. Terjadi saat istirahat (dengan tenaga minimal) biasanya berlangsung> 10 menit. b. Sudah parah dan onset baru (dalam 4-6 minggu sebelumnya), dan c. Terjadi dengan pola crescendo (jelas lebih berat, berkepanjangan, atau sering dari sebelumnya). 3. Angina Varian Prinzmetal Arteri koroner bisa menjadi kejang, yang mengganggu aliran darah ke otot jantung (Iskemia). Ini terjadi pada orang tanpa penyakit arteri koroner yang signifikan, Namun dua pertiga dari orang dengan Angina Varian mempunyai penyakit

6

parah dalam paling sedikit satu pembuluh, dan kekejangan terjadi pada tempat penyumbatan. Tipe Angina ini tidak umum dan hampir selalu terjadi bila seorang beristirahat - sewaktu tidur. Anda mempunyai risiko meningkat untuk kejang koroner jika anda mempunyai : penyakit arteri koroner yang mendasari, merokok, atau menggunakan obat perangsang atau obat terlarang (seperti kokain). Jika kejang arteri menjadi parah dan terjadi untuk jangka waktu panjang, serangan jantung bisa terjadi. 4.

Infark Miokard Akut/Acute Myocardial Infarction

Nekrosis Miokard Akut akibat gangguan aliran darah arteri koronaria yang bermakna, sebagai akibat oklusi arteri koronaria karena trombus atau spasme hebat yang berlangsung lama. Infark Miokard terbagi menjadi 2, yaitu : a. Non ST Elevasi Miokardial Infark (NSTEMI) b. ST Elevasi Miokardial Infark (STEMI)

2.1.6 Komplikasi Penyakit Jantung Koroner Menurut, (Karikaturijo, 2010: hal 11 ) Komplikasi PJK Adapun komplikasi PJK adalah: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

Disfungsi ventricular Aritmia pasca STEMI Gangguan hemodinamik Ekstrasistol ventrikel Sindroma Koroner Akut Elevasi ST Tanpa Elevasi ST Infark miokard Angina tak stabil. Takikardi dan fibrilasi atrium dan ventrikel Syok kardiogenik Gagal jantung kongestif Perikarditis Kematian mendadak (Karikaturijo, 2010: hal 11 ).

7

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER

3.1 Pengkajian I.Identitas Diri Klien Nama

: Tn.X

Tanggal masuk RS

: 09 Januari 2019

Tempat/tgl lahir

: Medan/12 Januari 1940

Umur

: 68 tahun

Jenis Kelamin

: Laki – laki

Alamat

: Jl.sei blutu no 21

Status perkawinan

: Kawin

Agama

: Islam

Pendidikan

: SMA

Pekerjaan

: Wiraswasta

II. Status Kesehatan Saat Ini 1.

Keluhan utama : pasien mengatakan dada nya sesak dan pusing,cemas,

2.

Faktor pencetus : aktifitas dan stress

3.

Upaya yang dilakukan mengatasinya Sendiri : memberi pijatan dan meminum air hangat Orang lain:membawa klien ke RS.A untuk berobat

4.

Diagnosa medis : PJK

8

III. Riwayat penyakit dahulu Sekitar 5 tahun yang lalu klien menderita hipertensi, sejak itu klien control ke RS tapi tidak rutin.

IV. Riwayat penyakit keluarga Pada keluarga tidak ada yang menderita penyakit hipertensi, atau jantung.

V. Pola-pola fungsi kesehatan 1. Pola persepsi dan tata laksana hidup sehat Kebiasaan merokok sejak muda 2. Pola nutrisi dan metabolisme Sebelum masuk RS klien makan 3 x sehari dengan porsi cukup, saat Masuk RS pemenuhan nutrisi Diit jantung III dengan 1700 kal, minum 750 cc/24 jam, kesulitan menelan tidak ada, keadaan yang mengganggu nutrisi tidak ada, status gizi yang berhubungan dengan keadaan tubuh: postur tubuh gemuk, keadaan rambut bersih. BB Kg, TB cm. 3. Pola eliminasi BAB BAK Frekuensi : 1 x/2 hari Frekuensi : 5 - 6x/hari Warna dan bau : dbn Warna dan bau : dbn Konsistensi : dbn Keluhan : tidak ada

9

Keluhan : tidak ada

4. Pola tidur dan istirahat Tidur Istirahat Frekuensi : 2 x/hari Frekuensi : 4 – 6 x/hari Jam tidur siang : 4 – 5 jam/hari Keluhan : tidak ada Jam tidur malam : 6 – 7 jam/hari Keluhan : tidak ada

5. Pola aktivitas Klien hanya istirahat di rumah saja, tidak ada kegiatan sehari – hari karena merasa sesak bila melakukan aktivitas yang agak berat dan klien merasa sudah pensiun.

VI. Pola sensori dan kognitif Sensori : Daya penciuman, daya rasa, daya raba, daya pendengaran baik. Kognitif : Proses berfikir, isi pikiran, daya ingat baik.

VII. Pola penanggulangan stress Penyebab stress, mekanisme terhadap stress, adaptasi terhadap stress, Pertahanan diri sementara biasanya klien meminta bantuan pada anak atau cucunya.

10

VIII. Pemeriksaan fisik A. Status kesehatan umum : Keadaan penyakit sedang, kesadaran komposmentis, suara bicara jelas, tekanan darah 150/90 mmHg, suhu tubuh 37◦C, pernapasan 20 X/menit, nadi 100X/menit B. Head to toe : 1. Kepala Normo cephalic, simetris, nyeri kepala tidak ada. 2. Muka Simetris, otot muka dan rahang kekuatan normal,sianosis tidak ada 3. Mata Alis mata, kelopak mata normal, konjuktiva anemis (-), pupil isokor sclera tidak ikterus (-), reflek cahaya positif. Tajam penglihatan menurun. 4. Telinga normal 5. Hidung normal 6. Mulut dan faring normal 7. Leher Simetris, kaku kuduk tidak adak, pembesaran vena jugularis 5 + 2 8. Thoraks Paru Gerakan simitris, retraksi supra sternal (-), retraksi intercoste (-), perkusi resonan, rhonchi +/-, wheezing -/-, vocal fremitus kuat dan simitris.

11

9. Jantung Batas jantung kiri ics 2 sternal kiri dan ics 4 sternal kiri, batas kanan ics 2 sternal kanan dan ics 5 axilla anterior kanan.perkusi dullness. Bunyi s1 dan s2 tunggal, gallop (-), mumur (-).capillary refill 2 – 3 detik 10. Abdomen Bising usus +, tidak ada benjolan, nyeri tekan pada kuadran kanan bawah, pembesaran hepar 2 jari lunak. 11. Inguinal-Genitalia-Anus Nadi femoralis teraba, tidak ada hernia, pembengkakan pembulu limfe tidak ada., tidak ada hemoroid. 12. Ekstrimitas normal

12

3.2 Analisa Data No Data 1 Ds: “klien mengatakan nyeri” “klien mengatakan keringat dingin” Do: -pasien tampak meringis dan memegang dada. - skala nyeri 6 -td:150mmhg

2

Etiologi Iskemia ↓ Jaringan jantung atau sumbatan pada arteri koronaria. ↓

Gangguan rasa nyaman nyeri

Ds: “klien mengatakan sesak” “klien mengatakan gelisah” Do: RR : 28X/m -berbaring ditempat tidur”

Symptom nyeri akut

PJK ↓

Pola nafas tidak efektif

Jaringan jantung atau sumbatan pada arteri koronaria. ↓ Hipoksia ↓

Ganguan pemenuhan oksigen

3.3 Diagnosa Keperawatan 1. Nyeri akut berhubungan dengan iskemia ditandai dengan pasien tampak meringis dan memegang dada, skala nyeri 6 2. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hipoksia ditandai dengan sesak nafas

13

3.4 Intervensi No 1

Diagnosa dx.1

Noc Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan klien di harapkan mampu menunjukan adanya penurunan rasa nyeri dada. Kriteria Hasil: rasa nyeri berkurang skala nyeri 0-1

Nic Managemen nyeri

Aktivitas Observasi : Identifikasi lokasi, karakteristik nyeri Identifikasi skala nyeri

Terapeutik : Fasilitasi istirahat tidur Edukasi : Ajarkan terapi komplementer Ajarkan relaksasi, Distraksi

Kolaborasi : Pemberian analgetik

2

dx.2

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan klien di harapkan Pola nafas efekritf

Managemen jalan nafas

Kriteria hasil: keluhan sesak nafas ,batuk,gelisah hilang.

14

Observasi : Monitor pola nafas Monitor bunyi nafas Monitor sputum Terapeutik : Posisikan semi fowler berikan minum hangat pertahankan kepatenan jalan nafas Edukasi : Ajarkan teknik batuk efektif Kolaborasi : Kolaborasi pemberian bronkodilator jika perlu

3.5 Implementasi dan evaluasi No 1

Diagnose Nyeri akut berhubungan dengan iskemia ditandai dengan pasien tampak meringis dan memegang dada, skala nyeri 6

Implementasi Mengidentifikasi lokasi, karakteristik nyeri R/ : klien mengatakan nyeri di dada -

Evaluasi S : klien mengatakan nyeri berkurang

O: skala nyeri 3 -

Mengidentifikasi skala nyeri R/: skala nyeri 6

A : masalah belum teratasi

P : intervensi management nyeri dilanjutkan -

Mengajarkan relaksasi R/ : Klien tampak tenang

-

Memberikan analgetik R/: Klien mengatakan nyeri berkurang 2

Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hipoksia ditandai dengan sesak nafas

-

Memonitor pola nafas R/ : Tampak sesak

S : klien mengatakan sesak berkurang

-

Memonitor skala nafas R/ : 28x/menit

O: pola nafas 18x/menit

-

Memonitor bunyi nafas R/ : vesikuler

A : masalah belum teratasi

-

Mempoosisikan semi fowler R/ : klien tampak tenang

15

P : intervensi management jalan nafas dilanjutkan

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan Penyakit jantung koroner/ penyakit arteri koroner (penyakit jantung artherostrofik) merupakan suatu manifestasi khusus dan arterosclerosis pada arteri koroner.Unsur lemak yang disebut palque dapat terbentuk didalam arteri, menutup dan membuat aliran darah dan oksigen yang dibawanya menjadi kurang untuk disuplai ke otot jantung.Plaque terbentuk pada percabangan arteri yang ke arah aterion kiri, arteri koronaria kanan. Aliran darah ke distal dapat mengalami obstruksi secara permanen maupun sementara yang di sebabkan oleh akumulasi plaque atau penggumpalan.Sirkulasi kolateral berkembang di sekitar obstruksi arteromasus yang menghambat pertukaran gas dan nutrisi ke miokardium.Kegagalan sirkulasi kolateral untuk menyediakan supply oksigen yang adekuat ke sel yang berakibat terjadinya penyakit arteri koronaria, gangguan aliran darah karena obstruksi tidak permanen (angina pektoris dan angina preinfark) dan obstruksi permanen (miocard infarct) Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan Dep.kes, 1993.

4.2 Saran Sebagai seorang tenaga kesehatan professional kita harus memberikan pelayanan asuhan keperawatan secara komprehensif terhadap pasien dengan penyakit jantung koroner dengan cara mengetahui konsep penyakit jantung koroner, melakukan pengkaian, menganalisa data, menentukan diagnose, menentukan intervensi, melakukan implementasi dan evaluasi.

16

DAFTAR PUSTAKA

Judith.M.Wilkison dan Nancy.R.2013.Buku Saku Diagnosis Keperawatan Ed 9.Jakarta: EGC Muttaqin, A. (2009). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Kardiovaskuler dan Hematologi. Jakarta: Salemba Medika Wajan ,J.(2010).Buku Keperawatan Kardiovaskuler.Malang: Salemba Medika

17

Related Documents

Kmb Nena Sri Wulan Pjk.docx
October 2019 17
Wulan
June 2020 12
Wulan
May 2020 8
Zucco Nena
December 2019 14
Kmb
November 2019 48
Nena Ime
November 2019 16

More Documents from ""