MAKALAH REMEDIAL PEMBELAJARAN BIOLOGI
Kelompok 6 Sherly Aprilla Andi Ririn Puspitasari Mutmainnah Megawati Ayu Rahyuni Nirmawati
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2019
KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjat kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan bimbingannya makalah yang berjudul “Remedial Pembelajaran Biologi” ini dapat diselesaikan. Makalah ini selain bertujuan untuk melaksanakan tugas yang diberikan dosen, bertujuan juga untuk memperkaya pengetahuan
kita tentang remedial
pembelajaran biologi. Dalam makalah ini penulis mencoba menjelaskan langkah-langkah yang harus dilihat dan dipahami dalam remedial pembelajaran biologi. Penulis berupaya agar isi dalam makalah ini dapat memenuhi harapan pada pembaca dan dapat menambah pengetahuan. Namun sebagai manusia biasa, penulis menydari bahwa dalam pembuatan makalah ini tidak luput dari kekurangan dan kelemahan. Untuk itu kritik dan saran yang membangun kami harapkan agar penulisan makalah berikutnya menjadi lebih baik. Akhir kata tidak lupa penlis mengucapkan terima kasih kepada pihakpihak yang telah membantu memberikan informasi dan inspirasi serta kepada siapa saja yang berkenan memberi perhatian khusus pada makalah ini , semoga apa yang ditulis berguna bagi kita semua.
Makassar,
Januari 2019
Penyusun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pembelajaran adalah proses interaksi antara pendidik dan peserta didik. Pendidik dalam hal ini guru, berposisi sebagai pengarah dan sumber pemberi pengetahuan yang akan disimak oleh peserta didik. Dalam suatu kelas, terdiri atas beberapa individu peserta didik. Setiap individu memiliki karakter dan sifat masing-masing yang tentunya berbeda satu sama lainnya. Perbedaan ini akan berdampak pada proses pembelajaran, dimana seorang guru tidak bisa mengajar dengan model satu tipe saja. Karena, dengan adanya perbedaan tadi akan menghasilkan ketidakmerataan kemampuan siswa dalam memahami pelajaran yang telah diberikan. Salah satu perbedaan nyata yang pasti dimiliki oleh setiap individu adalah perbedaan tingkatan zona proximal development (zpd), yaitu tingkatan kemampuan setiap individu dalam menyerap pengetahuan. Dengan adanya perbedaan ini, seyogyanya pendidik yang professional harus mampu memetakan setiap tingkatan kemampuan peserta didiknya agar dapat membimbing mereka tanpa adanya kesenjangan. Di zaman era modernisasi seperti sekarang ini dalam dunia pendidikan membutuhkan seorang pendidik yang berkualitas yang tidak hanya memiliki kemampuan dalam mengajar namun mereka juga mampu memberikan motivasi jika anak didik mengalami down misalnya nilainya jeblok. Sebagai seorang calon pendidik yang bijak seyogyanya kita harus mengenal karakteristik anak didik kita. Karakteristik anak didik sangatlah beraneka ragam dan memiliki potensi yang berbeda-beda maka seharusnya sebagai calon pendidik, kita mampu mengarahkan dan memberikan motivasi kepada anak didik kita agar dapat menemukan skill mereka. Jangan sampai kita sebagai calon pendidik, kita acuh tak acuh terhadap kemampuan dan potensi mereka. Pemikiran ini tentunya sangatlah keliru karena ini akan menyebabkan anak didik kita menjadi malas dan tidak bersemangat apalagi
jika nilai-nilai dalam sekolah mereka jeblok. Olehnya itu, melalui makalah ini akan penulis paparkan mengenai pembelajaran remedial. B. Rumusan masalah 1. Apa tujuan dan fungsi pembelajaran remedial? 2. Bagaimana prinsip pembelajaran remedial? 3. Bagaimana metode dalam pembelajaran remedial? 4. Bagaimana prosedur dalam pelaksanaan pmbelajaran remedial? C. Tujuan 1. Dapat mengetahui tujuan dan fungsi pembelajaran remedial 2. Dapat mengetahui prinsip pembelajaran remedial 3. Dapat mengetahui metode dalam pembelajaran remedial 4. Dapat mengetahui prosedur dalam pelaksanaan pembelajaran remedial
BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Remedial Dalam webster’s new twentieth century dictionary, kita menemukan keterangan sebagai berikut: remedi berasal dari bahasa latin, yang berarti menyembuhkan kembali;dari re- ‘kembali’ dari mederi ‘menyembuhkan’. a. Setiap
obat
atau
pengobatan/perawatan
yang
menyembuhkan,
menghilangkan atau membebaskan penyakit atau gangguan jasmaniah, mengurangi kesakitan atau perasaan sakit, atau upaya memulihkan kesehatan. b. Sesuatu yang memperbaiki, menetralkan, atau memberhentikan suatu kejahatan
atau
kesalahan;
pertolongan,
pembebasan;
menebus,
memperbaiki. Sementara itu, remediasi dalam pendidikan berarti tindakan atau proses penyembuhan/peremedian
atau
penanggulangan
ketidakmampuan
atau
masalah-masalah pembelajaran” (1983:1528). Dalam sumber lain kita membaca penjelasan:“remediasi adalah tindakan melakukan diagnosis dan perawatan” (mc ginnis & smith, 1982:355)Dalan random house webster’s college dictionary (1991), remedial diartikan sebagai intended to improve poor skill in specified field. Remedial adalah kegiatan yang dilaksanakan untuk memperbaiki keterampilan yang kurang baik dalam suatu bidang tertentu. Kalau kita kaitkan dengan kegiatan pembelajaran, kegiatan remedial dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk memperbaiki kegiatan pembelajaran yang kurang berhasil. Kekurang
berhasilan
pembelajaran
ini
biasanya
ditunjukan
oleh
ketidakberhasilan siswa dalam menguasai materi yang dibahas dalam kegiatan pembelajaran. Dari pengertian tersebut diketahui bahwa suatu kegiatan pembelajaran dianggap sebagai kegiatan remedial apabila kegiatan pembelajaran tersebut ditujukan untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami
materi pelajaran atau dalam menguasai kompetensi yang telah diterapkan. Kegiatan remedial adalah kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam menguasai materi pelajaran. B. Tujuan dan fungsi pembelajaran remedial Tujuan guru melaksanakan kegiatan remedial adalah membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami materi pelajaran agar mencapai hasil belajar yang lebih baik. Secara umum, tujuan kegiatan remedial adalah sama dengan pembelajaran biasa,
yaitu membantu
siswa mencapai
kompetensi atau tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan berdasarkan kurikulum yang berlaku. Secara khusus, kegiatan remedial bertujuan untuk membantu siswa yang belum menguasai materi pelajaran melalui kegiatan pembelajaran tambahan. Sebagai salah satu upaya membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar, kegiatan remedial memiliki beberapa fungsi yang penting bagi keseluruhan proses pembelajaran. Secara umum tujuan pengajaran remedial tidak berbeda dengan pengajaran pada umumnya, yaitu agar siswa dapat mencapai prestasi belajar optimal sesuai dengan tik yang telah dirumuskan. Bahkan harus pula dapat memenuhi kriteria penguasaan materi belajar atau daya serap. Adanya pengajaran remedial diharapkan siswa agar dpat mencapai tik selalui proses penyembuhan atau perbaikan baik dari segi kepribadian maupun segi proses belajar mengajar. Secara terinci tujuan pengajaran ialah: 1. Agar siswa memahami dan mengenali dirinya khususnya yang menyangkut
prestasi
belajar,
misal:
segi
kemampuannya
segi
kelemahannya dan jenis serta sifat kesulitannya. 2. Dapat mengubah dan memperbaiki strategi belajar siswa sesuai dengan kesulitan yang dialami. 3. Dapat memilih materi dan fasilitas belajar secara tepat.
4. Dapat mengatasi hambatan atau gangguan belajar yang menjadi penyebab dan latar belakang. 5. Mampu membangkitkan dan mengembangkan sikap-sikap serta kebiasaan baru yang merangsang tercapainya hasil belajar. 6. Dapat menyelesaikan dan melakukan tugas belajar yang diberikan dengan benar dan baik. Dengan demikian pengajaran remedial memiliki fungsi yang amat penting dalam kesulitan proses pengajaran yaitu: 1. Fungsi korektif artinya dapat membetulkan dan memperbaiki kegiatan belajar mengajar, contoh : akibat sebagian siswa belum mencapai titik yang ditetapkan perlu perbaikan dalamperumusan tujuan, penggunaan strategi atau metode mengajar, strtaegi atau metode belajar, materi dan alat pelajaran yang dipilih, evaluasi dan juga kondisi siswa. Dengan kata lain dengan perbaikan terhadap aspek atau faktor tersebut akan berpengaruh meningkatkan prestasi belajar siswa. 2. Fungsi pemahaman. Adanya pemahaman terhadap siswa, diharapkan semua personel yang terlihat pada proses pengajaran menyadari interaksi antar mereka dalam mencapai tujuan pengajaran yang ditetapkan. Jadi guru, siswa dan pihak yang terlibat harus memahami kegiatan proses pengajaran yang berlangsung. 3. Fungsi penyesuaian, artinya dalam pengajaran remedial agar siswa mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan, dengan tuntutan proses belajar. Oleh sebab itu siswa harus diberikan kesempatan belajar sesuai dengan kesempatan belajar sesuai dengan kemampuan pribadi agar memiliki peluang memperoleh prestasi belajar yang lebih baik. Dengan tuntutan belajar yang sesuai dengan sifat, jenis dan latar belakang kesulitannya diharapkan mendorong atau memotivasi belajar yang lebih baik. 4. Fungsi pengayaan, artinya pengajaan remedial akan memperkaya proses pengajaran. Dengan kata lain pembahasan materi yang mungkin tidak
disampaikan pada pengajaran regular terpaksa harus diberikan untuk memperjelas pengajaran, metode dan teknik pengelolaan lebih khusus, lebih terperinci. Dengan demikian dapat diharapkan prestasi belajar lebih dalam, lebih luas lebih banyak dan lebih kaya. 5. Fungsi akselerasi (pencepatan), artinya dengan pengajaran remedial diharapkan dapat mempercepat proses belajar siswa baik dalam arti waktu serta materi. Contoh: siswa yang tergolong lambat belajar, maka dengan dibantu pengajaran remedial dipercepat proses belajarnya. 6. Fungsi teriperitik, artinya pengajaran remedial secara langsung atau tidak langsung dapat menyembuhkan dan memperbaiki kondisi pribadi siswa yang mungkin cenderung adanya penyimpangan. Penyembuhan terhadap kondisi kepribadian membantu siswa alam pencapaian prestasi belajar secara optimal. C. Prinsip pembelajaran remedial Pembelajaran remedial merupakan pemberian perlakuan khusus terhadap peserta didik yang mengalami hambatan dalam kegiatan belajarnya. Hambatan yang terjadi dapat berupa kurangnya pengetahuan dan keterampilan prasyarat atau lambat dalam mecapai kompetensi. Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran remedial sesuai dengan sifatnya sebagai pelayanan khusus antara lain: 1.
Adaptif Setiap peserta didik memiliki keunikan sendiri-sendiri. Oleh karena itu program pembelajaran remedial hendaknya memungkinkan peserta didik untuk belajar sesuai dengan kecepatan, kesempatan, dan gaya belajar masing-masing.
Dengan
kata
lain,
pembelajaran
remedial
harus
mengakomodasi perbedaan individual peserta didik. 2. Interaktif Pembelajaran remedial hendaknya memungkinkan peserta didik untuk secara intensif berinteraksi dengan pendidik dan sumber belajar yang tersedia. Hal ini didasarkan atas pertimbangan bahwa kegiatan belajar
peserta didik yang bersifat perbaikan perlu selalu mendapatkan monitoring dan pengawasan agar diketahui kemajuan belajarnya. Jika dijumpai adanya peserta didik yang mengalami kesulitan segera diberikan bantuan. 3. Fleksibilitas dalam metode pembelajaran dan penilaian Sejalan dengan sifat keunikan dan kesulitan belajar peserta didik yang berbeda-beda, maka dalam pembelajaran remedial perlu digunakan berbagai metode mengajar dan metode penilaian yang sesuai dengan karakteristik peserta didik. 4. Pemberian umpan balik sesegera mungkin Umpan balik berupa informasi yang diberikan kepada peserta didik mengenai kemajuan belajarnya perlu diberikan sesegera mungkin. Umpan balik dapat bersifat korektif maupun konfirmatif. Dengan sesegera mungkin memberikan umpan balik dapat dihindari kekeliruan belajar yang berlarut-larut yang dialami peserta didik. 5. Kesinambungan dan ketersediaan dalam pemberian pelayanan Program pembelajaran reguler dengan pembelajaran remedial merupakan satu kesatuan, dengan demikian program pembelajaran reguler dengan remedial harus berkesinambungan dan programnya selalu tersedia agar setiap saat peserta didik dapat mengaksesnya sesuai dengan kesempatan masing-masing. D. Metode dalam pembelajaran remedial Pada umumnya, terdapat 2 jenis program perbaikan belajar mengajar, yaitu :
Program
pengayaan.
Program
pengayaan
dilakukan
dengan
memberikan kegiatan tambahan yang biasanya tidak tersedia dalam program biasa. Program pengayaan dapat berbentuk memberikan tugas tambahan.
Program penyembuhan atau pengajaran remedial yang disediakan bagi murid yang mengalami kesulitan belajar. Pada umumnya program penyembuhan atau remedial tidak jauh berbeda dari metode yang berlaku dalam kegiatan belajar mengajar biasa. Cuma tekanan dan
pelaksanaanya yang berbeda sesuai dengan masalah atau kesulitan yang ingin disembuhkan. Metode yang digunakan dalam pengajaran remedial mempunyai ciri – ciri yaitu :
Memanfaatkan latihan khusus.
Menekankan pada pemanfaatan segi-segi kemampuan yang kuat.
Menekankan pada penggunaan multi-sensor.
Memanfaatkan permainan sebagai alat belajar.
Metode yang digunakan dalam pengajaran remedial yaitu metode yang dilaksanakan dalam keseluruhan kegiatan bimbingan belajar mulai dari tingkat identifikasi kasus sampai dengan tindak lanjut. Metode yang dapat digunakan , yaitu : 1. Tanya jawab Metode ini digunakan dalam rangka pengenalan kasus untuk mengetahui jenis dan sifat kesulitan siswa. Tanya jawab dapat dilakukan secara individual maupun secara kelompok. Dalam rangka perbaikan serangkaian tanya jawab dapat membantu siswa dalam memahami dirinya, mengetahui kelebihan/kekurangannya, dan memperbaiki cara belajarnya. Kebaikan metode ini dalam rangka pengajaran perbaikan yaitu : memungkinkan terbinanya hubungan baik antara guru dan siswa meningkatkan motivasi belajar siswa menumbuhkan rasa percaya diri siswa 2. Diskusi Metode ini digunakan dengan memanfaatkan interaksi antar-individu dalam kelompok untuk memperbaiki kesulitan belajar yang dialami oleh sekelompok siswa. Kebaikan metode ini dalam rangka pengajaran perbaikan yaitu 1. Setiapa individu dalam kelompok dapat mengenal diri dan kesulitannya dan menemukan jalan pemecahannya.
2. Interaksi dalam kelompok menumbuhkan sikap percaya mempercayai. 3. Mengembangkan kerja sama antar pribadi. 4. Menumbuhkan kepercayaan diri. 5. Menumbuhkan rasa bertanggung jawab. 6. Tugas Metode ini dapat digunakan dalam rangka mengenal kasus dan pemberian bantuan kepada siswa yang mengalami kesulitan belajar. Dengan metode ini, siswa diharapkan dapat lebih memahami dirinya, dapat memperdalam materi yang telah dipelajari, dan dapat memperbaiki cara-cara belajar yang pernah dialami. 3. Kerja kelompok Metode ini hampir bersamaan dengan pemberian tugas dan diskusi. Yang terpenting adalah interaksi di antara anggota kelompok dengan harapan terjadi perbaikan pada diri siswa yang mengalami kesulitan belajar karena : a. Adanya pengaruh anggota kelompok yang cakap dan berpengalaman. b. Kehidupan kelompok dapat meningkatkan minat belajar. Kehidupan kelompok memupuk tanggung jawab, saling memahami diri. 4. Tutor Tutor adalah siswa sebaya yang ditugaskan untuk membantu temannya yang mengalami kesulitan belajar, karena hubungan antara teman umumnya lebih dekat dibandingkan hubungan guru dengan siswa. Pemilihan tutor ini berdasarkan prestasi, hubungan sosial yang baik, dan cukup disenangi oleh teman-temannya. Tutor berperan sebagai pemimpin dalam kegiatan kelompok sebagai pengganti guru. Kebaikan metode ini dalam rangka pengajaran perbaikan yaitu : a. Adanya hubungan yang lebih dekat dan akrab.
b. Tutor sendiri kegiatannya merupakan pengayaan dan menambah motivasi belajar. c. Dapat meningkatkan rasa tanggung jawab dan kepercayaan diri. 5. Pengajaran individual Pengajaran individual adalah interaksi antara guru dengan siswa secara individual dalam proses belajar mengajar. Pendekatan dengan metode ini bersifat teraputik, artinya mempunyai sifat penyembuhan dengan cara memperbaiki cara-cara belajar siswa. Hasil yang diharapkan dalam metode ini di samping adanya perubahan prestasi belajar juga perubahan dalam pemahaman diri siswa. E. Prosedur dalam pelaksanaan pembelajaran remedial Remedial teaching yang merupakan salah satu bentuk bimbingan belajar dapat dilaksanakan melalui prosedur sebagai berikut : 1. Meneliti kasus dengan permasalahannya sebagai titik tolak kegiatankegiatan berikutnya. Tujuan penelitian kembali kasus ini adalah agar memperoleh gambaran yang jelas mengenai kasus tersebut, serta cara dan kemungkinan pemecahannya. Berdasarkan penelitian kasus, akan dapat ditentukan siswasiswa yang perlu mendapatkan remedial teaching. Kemudian ditentukan besarnya kelemahan yang dialami dan dalam bidang studi apa saja mengalami kelemahan. Selanjutnya meneliti dalam domain apa mengalami kesulitan apakah kognitifnya ataukah aplikasinya. 2. Menentukan tindakan yang harus dilakukan. Dalam langkah ini, dilakukan usaha-usaha untuk menentukan karakteristik kasus yang ditangani tersebut. Apakah kasus tersebut termasuk klasifikasi berat, cukup, atau ringan.
Setelah karakteristik ditentukan, maka tindakan pemecahannya harus dipikirkan, yaitu sebagai berikut : 1. Kalau kasusnya ringan, tindakan yang ditentukan adalah memberikan remedial teaching kepada siswa tersebut. 2. Kalau kasusnya tergolong cukup dan berat, maka sebelum diberikan remedial teaching, harus diberikan layanan konseling terlebih dahulu untuk mengatasi hambatan-hambatan emosional yang mempengaruhi cara belajarnya. Berdasarkan karakteristik kasus tersebut, maka pada tahap kedua ini adalah membuat keputusan tentang cara mana yang harus dipilih. Untuk itu, beberapa pertimbangan yang dapat dipakai dalam mengambil keputusan, yaitu :
Faktor efektivitas, yaitu ketepatan tercapainya tujuan remedial teaching.
Faktor efisiensi, yaitu sedikitnya tenaga, biaya, dan waktu yang dipergunakan, namun hasilnya dapat seoptimal mungkin.
Faktor kesusilaan dengan jenis masalah, sifat individu, fasilitas, dan kesempatan yang tersedia.
Berdasarkan atas pertimbangan-pertimbangan tersebut, dan dengan memperhatikan masalah etika dan moral, maka langkah ke-2 dilakukan. 3. Pemberian layanan khusus yaitu bimbingan dan konseling. Tujuan dari layanan khusus bimbingan konseling ini adalah mengusahakan agar siswa yang terbatas dari hambatan mental emosional (ketegangan batin), sehingga kemudian siap menghadapi kegiatan belajar secara wajar. Bentuk konseling di sini bisa berupa psikoterapi yang dilakukan oleh psikolog / psikiater. Tetapi ada kalanya kasus ini dapat dilakukan oleh guru sendiri bila masalah yang dihadapi adalah sebagai berikut :
1. Kasus yang mempunyai latar belakang kurang motivasi dan minat belajar. Dalam hal ini cara yang ditempuh adalah :
Memberikan dorongan agar lebih berhasil dalam belajar pada waktu berikut-berikutnya.
Menciptakan suasana kompetitif yang sehat.
Menghindarkan anak dari pertanyaan-pertanyaan yang negative yang dapat melemahkan semangat belajar.
2. Kasus yang mempunyai latar belakang sikap negatif terhadap guru. Langkah yang dapat dilakukan adalah :
Menciptakan hubungan yang hangat antara guru dengan murid dan murid dengan murid.
Menciptakan iklim sosial yang sehat dalam kelas.
Memberikan pengalaman yang menyenangkan.
3. Kasus yang mempunyai latar belakang kebiasaan belajar yang salah. Cara yang dapat dilakukan adalah : Menunjukkan akibat dari kebiasaan belajar yang salah. Memberikan kesempatan berlatih dengan pola-pola belajar yang baru. 4. Kasus yang mempunyai latar belakang ketidakcocokan antara keadaan pribadi dengan lingkungannya dan programnya. Untuk ini dapat diberikan saran :
Memberikan bimbingan informasi dalam memilih program dan cara belajar.
Pengenalan dengan memberikan wawasan tentang program yang ditempuh.
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan 1. Kegiatan remedial adalah kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam menguasai materi pelajaran. 2. Pendekatan dalam pengajaran remedial ada 3 jenis yaitu pendekatan yang bersifat kuratif, pendekatan yang bersifat preventif, pendekatan yang bersifat pengembangan. 3. Metode yang digunakan dalam pengajaran remedial diantaranya yaitu tanya jawab, diskusi, tugas, kerja kelompok, tutor dan pengajaran individual B. Saran Makalah ini, baik dari segi isi maupun bentuknya masih memiliki banyak kekurangan. Olehnya itu, saran dan kritik yang membangun sangat penulis butuhkan demi kesempurnaan tulisan-tulisan selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA John. W. Santrock. Psikologi Pendidikan edisi kedua.2008.jakarta:kencana. M. sobri, Sutikno. Belajar dan pemebelajaran.2009.Bandung: Prospect. Pupuh fathurrahman dan M. Sobry Sutikno. Belajar mengajar (strategi mewujudkan pembelajaran bermakna melalui penanaman konsep umum dan konsep islami).2007. Bandung: Refika Aditama. Siregar, eveline dan hartin. Teori Belajar dan Pemebeljaran.2010. Bogor: ghalia indonesia Muhibbin, syah. Psikologi pendidikan dengan pendekatan baru. 2010.bandung: Rosda karya. Wina, Sanjaya. Kurikulum dan pembelajaran. 2011. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.