KEPERAWATAN MATERNITAS KELUARGA BERENCANA (KB)
Oleh : KELOMPOK II/ TINGKAT 2.5/ SEMESTER IV
1. 2. 3. 4. 5.
Ni Komang Ratna Juniastari AA Kompyang Wulantari Sudani Ni Putu Dian Purnami Artha Ni Ketut Sri Lestari Ni Kadek Leny Cahyani Putri
(P07120017 162) (P07120017 183) (P07120017 190) (P07120017 194) (P07120017 173)
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR PRODI DIII JURUSAN KEPERAWATAN 2019
i
KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat dan karunia-Nyalah makalah ini dapat diwujudkan seperti sekarang ini. Makalah
yang disajikan ini merupakan hasil kerja kelompok berdasarkan dari
berbagai sumber-sumber yang ada. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada Ibu Dewa Ayu Ketut Surinati eselaku dosen pengampu mata kuliah Keperawatn Maternitas karena telah membimbing kami dalam penyusunan makalah ini. Sehingga makalah dengan judul Keluarga Berencana (KB) selesai dengan tepat waktu. Makalah ini masih jauh dari sempurna, demi menghasilkan makalah yang lebih baik, maka dari itu kami megharapkan kritik dan saran dari para pembaca. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, dalam mempelajari mata kuliah Keperawatan Maternitas pada materi Keluarga Berencana (KB).
Denpasar, 04 Februari 2019
Penyusun,
i
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR………………………………………… ....................... i DAFTAR ISI……………………………..... ..................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang .............................................................................................. .1 1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………....1 1.3 Tujuan ........................................................................................................... .2 1.4 Manfaat…………………………………………………………………… . .2
BAB II PEMBAHASAN 2.1 Sejarah dan Pengertian KB……………..……………………………………..3 2.2 Tujuan Program KB………...…..……………………………………………..3 2.3 Jenis-Jenis alat kontrasepsi …………………………..……………………….4 2.4 Sasaran Progran KB ………………………………………………………......15 2.5 Ruang Lingkup KB……………………………………….…………………..15 2.6 Strategi Progran KB .…………………………………………………………16 2.7 Dampak Program KB……………………..…………………………………..16 2.8 Kegagalan Program KB adalah Pelenggaran Negara………………………....17
BAB III PENUTUP 3.1 Simpulan...........................................................................................................18 3.2 Saran.................................................................................................................18 DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………..19
ii
BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Program KB di Indonesia dimulai sekitar 1957. Pada tahun tersebut didirikan perkumpulan Keluarga Berencana (PKB) . Pada saat itu program KB masuk ke Indonesia melalui jalur urusan kesehatan (bukan urusan kependudukan). Belum ada political will dari pemerintah saat itu. Program KB masih dianggap belum terlalu penting. Kegiatan penyuluhan dan pelayanan masih terbatas dilakukan karena masih ada pelarangan tentang penyebaran metode dan alat kontrasepsi. Begitu memasuki orde baru, program KB mulai menjadi perhatian pemerintah. Saat itu PKBI sebagai organisasi yang mengelola dan concern terhadap program KB mulai diakui sebagai badan hukum oleh department kehakiman.
Pemerintahan
orde
baru
yang
menitikberatkan
pada
pembangunan ekonomi, mulai menyadari bahwa program KB sangat berkaitan erat dengan pembangunan ekonomi. Kemudian pada tahun 1970 resmilah program KB menjadi program pemerintah dengan ditandai pencanangan hari keluarga nasional pada tanggal 29 juni 1970. Pada tanggal tersebt pemerintah mulai memperkuat dan memperluas program KB ke seluruh Indonesia.
1.2
Rumusan Masalah 1. Bagaimana sejarah dan pengertian KB? 2. Apa saja tujuan program KB? 3. Apa saja yang termasuk jenis-jenis alat kontrasepsi? 4. Apa saja sasaran dan ruang lingkup KB? 5. Bagaimana strategi program KB?
1
6. Bagaimana dampak program KB? 7. Apa yang dimaksud dengan kegagalan program KB adalah pelanggaran negara? 8. Apa saja program KB indonesia paling berhasil?
1.3
Tujuan Tujuan dari penulisan makalah ini dibagi menjadi 2 tujuan, yaitu : a. Tujuan Umum : Untuk mengetahui dan memahami program keluarga berencana. b. Tujuan Khusus : 1. Mengetahui dan memahami sejarah dan pengertian KB. 2. Mengetahui dan memahami tujuan program KB. 3. Mengetahui dan memahami jenis-jenis alat kontasepsi. 4. Mengetahui dan memahami sasaran dan ruang lingkup KB. 5. Mengetahui dan memahami strategi program KB. 6. Mengetahui dan memahami dampak program KB. 7. Mengetahui dan memahami kegagalan program KB adalah pelanggaran negara. 8. Mengetahui dan memahami program KB indonesia paling berhasil
1.4
Manfaat a. Bagi penulis Menambah wawasan
ilmu pengetahuan dan ilmu pendidikan
di
bidang kesehatan mengenai Keluarga Berencana (KB).. b. Bagi pembaca Memberikan wawasan tentang pentingnya program KB kepada masyarakat serta
menambah wawasan pengetahuan khususnya di
bidang keperawatan.
2
BAB II PEMBAHASAN 2.1
Sejarah dan Pengertian KB Sebelum abad XX, di negara barat sudah ada usaha pencegahan kelangsungan hidup anak karena berbagai alasan. Caranya adalah dengan memunuh bayi yang sudah lahir, melakukan abortus dan mencegk /mengatur kehamilan. KB di Indonesia dimulai ada awal abad XX. Di Inggris, Maria Stopes, upaya yang di tempuh untuk perbaikan ekonomi keluarga buruh dengan mengatur kelahiran. Menggunakan cara-cara sederhana (kondom, pantang berkala). Amerika Serikat, Margareth Sanger, memperoleh pengalaman dari Saddie Sachs, yang berusaha menggugurkan kandungan yang tidak diinginkan. Ia menulis buku “Family Limittation” (pembatasan keluarga). Hal tersebut merupakan tonggak permulaan sejarah berdirinya KB. Upaya meningkatkan kepedulian masyarakat dalam mewujudkan keluarga kecil yang bahagia sejahtera ( Undang-undang No.10/1992 ). Keluarga berencana (family planning, planned parenthood): suatu usaha untuk memjarangkan atau merencanakan jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai kontrasepsi. WHO (expert kommitte, 1970), tindakan yang membantu individu / pasutri untuk mendapatkan objektif-objektif tertentu, menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang diinginkan, mengatur interval diantara kehamilan dan menentukan jumlah anak dalam keluarga.
2.2
Tujuan Program KB a) Tujuan umum adalah membentuk keluarga kecil sesuai dengan kekuatan sosial ekonomi suatu keluarga dengan cara pengaturan kelahiran anak, agare
3
diperoleh suatu program bahagia dan sejahtera yang dapat memenuhu kebutuhan hidupnya. b) Tujuan lain meliputi pengaturan kelahiran, pendewasaan usia perkawinan, peningkatan ketahanan dan kesejahteraan keluarga. c) Kesimpulan dari tujuan program KB adalah memperbaiki kesehatan dan kesejahteraan ibu, anak, keluarga, dan bangsa ; memenuhi permintaan mesyarakat akan pelayanan KB dan KR yang berkualitas, teramasuk upayaupaya menurunkan angka kematian ibu, bayi, dan anak serta penanggulangan masalah kesehatan reproduksi. Tujuan KB berdasar RENSTRA 2005-2009 meliputi: 1) Keluarga dengan anak ideal 2) Keluarga sehat 3) Keluarga berpendidikan 4) Keluarga sejahtera 5) Keluarga berketahanan 6) Keluarga yang terpenuhi kesehatan reproduksinya 7) Penduduk tumbuh seimbang (PTS)
2.3
Jenis-jenis Alat Kontrasepsi Alat kontrasepsi ini tersedia dalam berbagai bentuk yaitu: a) Pil KB Jenis alat kontrasepsi pertama adalah pil KB. Pil KB bersifat temporer dan di bagi ke dalam 2 golongan, yaitu jenis yang mengandung hormone progesteron dan kombinasi progesteron - esterogen. Kontrasepsi Pil adalah metode kontrasepsi hormonal yang digunakan wanita, berbentuk tablet. Pada dasarnya kontrasepsi pil terbagi menjadi tiga bagian, yaitu pil kombinasi, pil
4
yang mengandung progesteron dan pil yang mengandung estrogen Kontrasepsi Pil adalah salah satu kontrasepsi yang paling banyak digunakan, kontrasepsi pil mengandung hormon ekstrogen dan progesterone serta dapat menghambat ovulasi. Kontrasepsi pil ini harus diminum setiap hari secara teratur. Uji klinis terhadap pil memperlihatkan angka kegagalan pada tahun pertama 2,7 5 di Indonesia. ( Pendit, 2006, hlm. 22 ) 1. Jenis – jenis pil kombinasi ada 3 macam yaitu : Monofasik : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormone estrogen/progesterone dalam dosis yang sama, dengan 7 tablet tanpa hormon. Bifasik : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormone estrogen/progesterone dengan dua dosis yang berbeda, dengan 7 tablet tanpa hormon. Trifasi : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormone estrogen/progesterone dengan tiga dosis yang berbeda, dengan 7 tablet tanpa hormon ( Saifuddin. 2003. hlm. MK – 27 ). 2. Efektivitas pada pemakaian yang seksama, pil kombinasi 99 % efektif mencegah kehamilan.
Namun,
pada
pemakaian
yang
kurang
seksama,
efektivitasnya masih mencapai 93 %. ( Everett. 2007. hlm. 119 ) 3. Keuntungan Keuntungan menggunakan kontrasepsi pil adalah dapat diandalkan jika pemakaiannya teratur, meredakan dismenorea, mengurangi resiko anemia, mengurangi resiko penyakit payudara, dan melindungi terhadap kanker endometrium dan ovarium. 4. Kerugian Kerugian menggunakan kontrasepsi pil adalah harus diminum secara teratur, cermat, dan konsisten, tidak ada perlindungan terhadap penyakit menular, peningkatan resiko hipertensi dan tidak cocok 5
digunakan ibu yang merokok pada usia 35 atahun. ( Everett, 2007. hlm 119 ). 5. Indikasi Indikasi penggunaan kontrasepsi pil adalah usia reproduksi, telah memiliki anak, Ibu yang menyusui tapi tidak memberikan asi esklusif, ibu yang siklus haid tidak teratur, riwayat kehamilan ektopik. ( Sifuddin. 2003. hlm MK-29 ). 6. Kontra indikasi Kontra indikasi pengguna kontrasepsi pil adalah ibu yang sedang hamil, perdarahan yang tidak terdeteksi, diabetes berat dengan komplikasi, depresi berat dan obesitas. ( Everett, 2007. hlm. 120 ). 7. Mekanisme Kerja mekanisme kerja pil adalah dengan cara menekan gonadotropin releasing hormon.Pengaruhnya pada hifofisis
terutama adalah
penurunan sekresi luitenezing hormon (LH), dan sedikit folikel stimulating hormon. Dengan tidak adanya puncak LH, maka ovulasi tidak terjadi. Disamping itu, ovarium menjadi tidak aktif, dan pemasakan folikel terhenti.Lendir sevik juga mengalami perubahan, menjadi lebih kental, gambaran daun pakis menghilang, sehingga penetrasi sperma menurun (Siswosudarmo,et al, 2001.hlm.15). 8. Efek Samping Efek samping kontrasepis pil Kombinasi adalah pertambahan berat badan, perdarahan diluar siklus haid, mual, pusing dan amenorea. ( Hanifa. 1999. Hlm 919 ). 9. Cara pemakaian Pil pertama dari bungkus pertama diminum pada hari kelima siklus haid, dapat juga dimulai pada suatu hari yang diinginkan, misalnya hari minggu, agar mudah diingat lalu diminum terus – menerus pada pil yang berjumlah 28 tablet. (Hanifa. 1999.hlm 919 ). 6
b) Suntik KB Suntik KB dibagi menjadi 2 tipe, yang ada menunda kehamilan selama 1 bulan ada pula untuk 3 bulan. Jenis kontrasepsi ini hampir mirip dengan pil KB, namun jika pil KB harus rutin dikonsumsi setiap hari, sedangkan suntik setiap satu bulan atau 3 bulan sekali. Kontrasepsi Suntik adalah alat kontrasepsi yang mengandung hormon progesterone dan ekstrogen, kontrasepsi ada ada 2 macam yaitu suntil yang sebulan sekali ( syclopen ) dan suntik 3 bulan sekali ( depo propera ), akan tetapi ibu lebih suka menggunakan suntik yang sebulan karena suntik sebulan dapat menyebabkan perdarahan bulanan teratur dan jarang menyebabkan spoting. (Pendit. 2006, hlm 30 ). 1. Efektifitas Efektivitas kontrasepsi suntik adalah antara 99 % dan 100 % dalam mencegah kehamilan. Dan tinggat kegagalannya sangat kecil. Keefektifannya 0,1 – 0,4 kehamilan per 100 perempuan selama tahun pertama pemakaian. 2. Kerugian Kerugian kontrasepsi suntik adalah perdarahan tidak teratur, perdarahan bercak, mual, sakit kepala, nyeri payudara ringan, efektivitasnya berkurang bila digunakan bersamaan dengan obat epilepsi dan kemungkinan terjadi tumor hati. 3. Keuntungan Keuntungan kontrasepsi suntik adalah kontrasepsi sederhana setiap 8 sampai 12 mingggu, tingkat keefektivitasannya tinggi, tidak menggagu pengeluaran pengeluaran asi. ( Manuaba. 1998. hlm 445 ). 4. Indikasi
7
Indikasi kontrasepsi suntik adalah usia reproduksi, telah mempunyai anak, ibu yang menyusui, ibu post partum, perokok, , nyeri haid yang hebat dan ibu yang sering lupa menggunakan kontrasepsi pil. Saifuddi. 2003. 5. Kontra indikasi Kontra indikasi kontrasepsi adalah ibu yang dicuriagai hamil, perdarahan yang belum jelas penyebabnya, menderita kanker payudara dan ibu yang menderita diabetes militus disertai komplikasi. 6. Efek samping Efek samping kontrasepsi suntik adalah sakit kepala, kembung, depresi, berat badan meningkat, perubahan mood, perdarahan tidak teratur dan amenore. 7. Mekanisme Kerja Mekanisme kerja kontrasepsi suntik adalah menghalangi pengeluaran FSH dan LH sehingga tidak terjadi pelepasan ovum, mengentalkan lendir serviks sehingga sulit ditembus spermatozoa, perubahan peristaltik tuba fallopi sehingga konsepsi dihambat, mengubah suasana endometrium sehingga tidak sempurna untuk implantasi hasil konsepsi 8. Jenis – jenis suntik Jenis kontrasepsi suntik ada 3 macam yaitu depopropera yang berisi progesteron asetat dan diberikan dalam suntikan 150 mg setiap 12 minggu. Noristerat berisi noresteron dan diberikan dalam suntikan 200 mg setiap 8 minggu. syclopem diberikan melaui suntikan setiap 4 minggu. 9. Cara pemakaian Cara pemakaian kontrasepsi suntik adalah melaui suntikan, dapat dilakukan segera setelah post partum, setelah post abortus :
8
Depopropera harus diberikan dalam 5 hari pertma haid, tidak dibutuhkan kontrasepsi tambahan dan selajutnya diberikan setiap 12 minggu. Noristerat harus diberikan pada masa mestruasi, tidak dibutuhkan kontrasepsi tambahan setelah itu diberikan setiap 8 minggu. Cyclopem diberikan melaui suntikan setiap 4 minggu.
c) Implant/Norplant/Susuk Kontrasepsi jenis ini merupakan penanaman sebuah benda kecil seukuran batang korek api yang dimasukkan ke bagian bawah kulit, umumnya pada lengan bagian atas. Implant termasuk dalam katagori KB temporer, dalam jangka waktu pencegahan kehamilan selama 3 tahun. Implant adalah alat kontrasepsi yang dimasukkan kedalam bawah kulit, yang memiliki keefektivitas yang cukup tinggi, dan merupakan kontrasepsi jangka panjang 5 tahun serta efek perdarahan lebih ringan tidak menaikan tekanan darah. Sangat efektif bagi ibu yang tidak boleh menggunakan obat yang mengandung estrogen. a.
Mekanisme kerja Mekanisme kerja implant adalah dapat menekan ovulasi, membuat getah serviks menjadi kental, membuat endometrium tidak siap menerima kehamilan. Dengan
konsep
kerjanya
adalah
progesteron
dapat
mengahalangi pengeluaran LH sehingga tidak terjadi ovulasi dan menyebabkan situasi endometrium tidak siap menjadi tempat nidasi. b.
Jenis – jenis Jenis – jenis kontrasepsi susuk adalah : Norplan dari 6 batang silastik lembut berongga dengan panjang 3,4 cm, dengan diameter 2,4 mm, yang di isi dengan 36 mg levonolgestrel dengan lama kerjanya 5 tahun. Implanon terdiri dari satu batabg putih lentur dengan panjang kira – kira 40 mm, dan diameter 2 mm, yang di isi dengan 68 mg 3-keto-desogestrel 9
dan lama kerjanya 3 tahun. Jedena dan indoplan Terdiri dari 2 batang yang di isi dengan 75 mg levonolgester dengan lama kerjanya 3 tahun. c. Keuntungan Keuntungan kontrasepsi implant adalah dipasang selama 5 tahun, control medis ringan, dapat dilayani di daerah pedesaan, penyulit tidak terlalu tingggi, biaya ringan.. ( Manuaba 1999. hlm 446 ). d.
Kerugian Kerugian kontrasepsi implant adalah terjadi perdarahan bercak, meningkatnya jumlah darah haid, berat badan bertambah, menimbulkan acne, dan membutuhkan tenaga yang ahli untuk memasang dan membukanya.
e.
Indikasi Indikasi kontrasepsi implant adalah wanita usia subur, wanita yang ingin kontrasepsi jangka panjang, ibu yang menyusui, pasca keguguran
f. Kontra indikasi Kontra indikasi kontrasepsi implant adalah ibu yang hamil, perdarahan yang tidak diketahui penyebabnya, adanya penyakit hati yang berat, obesitas dan depresi. g. Efek samping Efek samping kontrasepsi implant adalah nyeri , gatal atau infeksi pada tempat pemasangan, sakit kepala, mual, perubahan moot, perubahan berat badan, jerawat, nyeri tekan pada payudara, rambut rontok. h. Waktu pemasangan Waktu pemasangan yang baik dalam pemasangan implan adalah : Setiap saat selama siklus haid hari ke – 2 sampai hari ke- 7 tidak diperlukan metode kontrasepsi tambahan. Insersi dapat dilakukan setiap saat, asal saja diyakini tidak terjadi kehamilan, bila insersi setelah hari ke – 7 siklus haid, klien jangan melakukan hubungan seksual atau menggunakan kontrasepsi lainnya untuk 7 hari saja. Bila menyusui antara 6 minggu sampai 6 bulan 10
pasca persalinan insersi dapat dilakukan setiap saat, bila menysui penuh, klien tidak perlu memakai metode kontrasepsi lain. Waktu yang paling untuk pemasangan implant adalah sewaktu haid berlangsung atau masa pra ovulasi dari siklus haid, sehingga adanya kehamilan dapat disingkirkan.
d) IUD/Spiral IUD (Intra Uterine Device) atau yang sering dikenal dengan kontrasepsi spiral ini, merupakan salah satu alat kontrasepsi yang cukup diminati oleh banyak pasangan di Indonesia. Selain karena jangka waktu pencegahan kehamilan yang cukup lama, tidak memerlukan perawatan rumit, juga tingkat kegagalan rendah. Mekanisme kerja IUD adalah mencegah terjadinya pembuahan dengan penghambatan bersatunya ovum dengan sperma, mengurangi jumlah sperma yang mencapai tuba fallopi dan menonaktifkan sperma. Mekanisme kerja IUD adalah menghambat bersatunya sperma dan ovum, mengurangi jumlah sperma yang mencapai tuba fallopi, menonaktifkan sperma, menebalkan lendir serviks sehingga menghalangi pergerakan sperma.
Mekanisme kerja IUD adalah dapat menimbulkan reaksi radang pada endometrium dengan mengeluarkan leokosit yang dapat menghancurkan blastokistaatau sperma. IUD yang mengandung tembaga juga dapat menghambat khasiat anhidrase karbon dan fosfase alkali, memblok bersatunya sperma dan ovum, mengurangi jumlah sperma yang mencapai tuba fallopi dan menonaktifkan sperma
IUD dapat menimbulkan infeksi benda asing sehingga akan terjadi migrasi leokosit, makrofag dan menimbulkan perubahan susunan cairan endometrium yang
akan
menimbulkan
gangguan
11
terhadap
spermatozoa
sehingga
gerakannya menjadi lambat dan akan mati dengan sendirinya. ( Manuaba. 2008. hlm 233 ) IUD bentuk insert, contohnya lippes loop, menimbulkan reaksi benda asing dengan terjadinya migrasi leokosit, limfosit dan makrofag. Pemadatan lapisan endometrium menyebabkan gangguan nidasi hasil konsepsi sehingga kehamilan tidak terjadi.
Kerugian Menurut Maryani 2005 kerugian pemakaian kontrasepsi IUD adalah : Menstruasi yang lebih banyak dan lebih lama. Infeksi dapat terjadi saat pemasangan yang tidak steril. Ekspulsi ( IUD yang keluar atau terlepas dari rongga rahim ). Sedangkan menurut Rubrik 2004 kerugian pemakaian kontrasepsi IUD adalah : Haid menjadi lebih lama dan banyak. Perdarahan spoting ( bercak – bercak ). Kadang – kadang nyeri haid yang hebat, perlu tenaga terlatih untuk memasangn dan membuka IUD.
Kontra Indikasi Menurut Saifuddin. 2003. M K – 73 dan Burns. 2000 hlm. 311 yang merupakan kontra indikasi pemakaian kontrasepsi IUD adalah : Wanita yang sedang hamil. Wanita yang sedang menderita infeksi alat genitalia. Perdarahan vagina yang tidak diketahui. Wanita yang tidak dapat menggunakan kontrasepsi IUD. Wanita yang menderita PMS. Wanita yang pernah menderita infeksi rahim. Wanita yang pernah mengalami pedarahan yang hebat.
Komplikasi Komplikasi yang ditimbulkan karena pemasangan kontrasepsi IUD menurut Manuaba 2008. hlm. 247 yaitu : 1.
Perforasi, sering terjadi saat pemasangan dengan disertai ras sakit sehingga perlu dibuka segera dan dilakukan observasi terhadap infeksi 12
atau perdarahan infeksi dapat menimbulkan kehamilan ektopik karena pernah memakai IUD 2.
Abortus infeksi. Pemasangan IUD tanpa diketahui telah terjadi kehamilan dapat menimbulkan perdarahn yang banyak karena terjadi peningkatan aliran darah menuju uterus dan mudah terjadi infeksi sampai abortus serta sepsis.
e) Vasektomi Tindakan KB yang dilakukan untuk menghentikan aliran sperma dengan cara menutup saluran vas deferens pada pria. Hal ini memerlukan tindakan medis atau operasi dan bersifat permanen. Bagi pasangan yang tidak ingin memiliki keturunan lagi biasanya akan menggunakan cara ini sebagai salah satu option mencegah kehamilan. Vasektomi adalah pilihan kontrasepsi permanent yang popular untuk banyak pasangan. Vasektomi adalah pemotongan vas deferen, yang merupakan saluran yang mengangkut sperma dari epididimis di dalam testis ke vesikula seminalis. 1. Efektivitas Vasektomi adalah bentuk kontrasepsi yang sangat efektif. Angka kegagalan langsungnya adalah 1 dalam 1000, angka kegagalan lanjutnya adalah antara 1 dalm 3000. 2. Keuntungan Keuntungan adalah metode permanent, efektivitas permanen, menghilangkan kecemasan akan terjadinya kehamilan yang tidak direncanakan, prosedur aman dan sederhana 3. Kontra indikasi Kontra indikasi adalah ketidak mampuan fisik yang serius, masalah urologi, tidak didukung oleh pasangan. 4. Efek samping Efek samping adalah infeksi, hematoma, granulose sperma. 13
f) Tubektomi Tindakan KB permanent atau sterilisasi pada perempuan, yang dilakukan dengan cara memotong atau menutup tuba falopi sehingga sel telur tidak masuk ke dalam rahim, sekaligus menghalangi sperma untuk masuk ke dalam tuba falopi. Tubektomi adalah satu – satunya kontrasepsi yang permanent. metode ini melibatkan pembedahan abdominal dan perawatan di rumah sakit yang melibatkan waktu yang cukup lama. 1. Efektivitas Tubektomi ini mempunyai efektivitas nya 99,4 % - 99,8 % per 100 wanita pertahun. Dengan angka kegagalan 1 – 5 per 100 kasus 2. Keuntungan Keuntungan tobektomi adalah efektivitas tinggi, permanen, dapat segera efektif setelah pemasangan. 3. Kerugian Kerugian tobektomi adalah melibatkan prosedur pembedahan dan anastesi, tidak mudah kembali kesuburan. 4. Indikasi Indikasi tubektomi adalah wanita usia subur, sudah mempunyai anak, wanita yang tidak menginginkan anak lagi. 5. Kontra indikasi Kontra indikasi adalah ketidak setujuan terhadap operasi dari salah satu pasangan, penyakit psikiatik, keadaan sakit yang dapat meningkatkan resiko saat operasi. 6. Efek samping Efek samping tubektomi dalah jika ada kegagalan metode maka ada resiko tinggi kehamilan ektopik, meras berduka dan kehilangan. ( Everett. 2007. hlm. 252 ).
14
2.4
Sasaran Program KB Sasaran program KB tertuang dalam RPJMN 2004-2009 yang meliputi: a. Menurunnya rata-rata laju pertumbuhan penduduk menjadi sekitar 1,14 persen pertahun. b. Menurunnya angka kelahiran total (TFR) menjadi sekitar 2,2 per perempuan. c. Menurunnya PUS yang tidak ingin punya anak lagi dan ingin menjarangkan kelahiran berikutnya, tetapi tidak memakai alat/cara kontrasepsi (unmetneed) menjadi 6 persen. d. Meningkatnya peserta KB laki-laki menjadi 4,5 persen. e. Meningkatnya penggunaan metode kontrasepsi rasional, efektif, dan efisien. f. Meningkatnya rata-rata usia perkawinan pertama perempuan menjadi 21 tahun. g. Meningkatnya partisipasi keluarga dalam pembinaan tumbuh kembang anak. h. Meningkatnya jumlah keluarga prasejahtera dan keluarga sejahtera – 1 yang aktif dalam usaha ekonomi produktif. i. Meningkatnya
jumlah
institusi
masyarakat
dalam
penyelenggaraan pelayanan program KB nasional.
2.5
Ruang Lingkup KB Lingkup KB antara lain, Keluarga Berencana, Kesehatan reproduksi remaja, ketahanan dan pemberdayaan keluarga, penguatan pelembagaan keluarga kecil berkualitas, Keserasian kebijakan kependudukan, Pengelolaan
15
SDM apartur, Penyelenggaraan pimpinan kenegaraan dan kepemerintahan, Peningkatan pengawasan dan akuntabilitas aparatur Negara.
2.6
Strategi Program KB Strategi program KB terbagi dalam dua hal yaitu: a. Strategi dasar 1. Meneguhkan kembali program di daerah 2. Menjamin kesinambungan program b. Strategi operasional 1. Peningkatan kapasitas sistem pelayanan Program KB Nasional 2. Peningkatan Kualitas dan Prioritas Program 3. Penggalangan dan pemantapan komitmen 4. Dukungan regulasi dan kebijakan 5. Pemantauan, evaluasi, dan akuntabilitas pelayanan
2.7
Dampak Program KB Program keluarga berencana memberikan dampak, yaitu a.
Penurun angka kematian ibu dan anak
b.
Penanggulangan masalah kesehatan reproduksi
c.
Peningkatan kesejahteraan keluarga
d.
Peningkatan derajat kesehatan
e.
Peningkatan mutu dan layanan KB-KR
f.
Peningkatan sistem pengelolaan dan kapasitas SDM
g.
Pelaksanaan
tugas
pimpinan
dan
fungsi
menajemen
penyelenggaraan kenegaraan dn pemerintahan berjalan lancar.
16
dalam
2.8
Kegagalan Program KB adalah Pelanggaran Negara Bahwa selama 10 tahun terakhir Negara mengalami kegagalan dalam mempromosikan dan memsuksekan keluarga berencana, adalah realitas yang tidak dapat dipunkiri. Kegagalan tersebut, bukanlah disebabkan oleh berhentinya keterlibatan TNI dalam progam KB. Namun lebih disebabkan oleh adanya pelanggaran yang dilakukan oleh Negara, terutma pemerintah. Pasal 12 Konvensi Penghapusan segala bentuk diskriminasi terhadap perempuan, yang telah diratifikasi oleh Indonesia melalui UU NO 7 Thn 1988, menyatakan bahwa Negara wajib menghapus diskriminasi terhadap perempuan di bidang pemeliharaan kesehatan. Pelayanan kesehatan termasuk pelayanan yang layak berkaitan dengan kehamilan, sebelum dan sesudah persalianan, serta pelayanan. Cuma-Cuma termasuk untuk KB serta pemberian makanan yang bergizi. Namun sejak reformasi, dimana pemerintah memiliki ikatan utang dengan IMF (Internasional Monetary Fund) dan diharuskan melaksanakan program structural adjustment, yang salah satunya diharuskan menghapuskan program layanan kesehatan dan KB cuma-cuma. Sejak itulah layanan KB bagi masyarakat terutama bagi kelompok miskin diabaikan.
17
BAB III PENUTUP 3.1 Simpulan Sebelum abad XX, di negara barat sudah ada usaha pencegahan kelangsungan hidup anak karena berbagai alasan. Caranya adalah dengan memunuh bayi yang sudah lahir, melakukan abortus dan mencegk /mengatur kehamilan. KB di Indonesia dimulai ada awal abad XX. Di Inggris, Maria Stopes, upaya yang di tempuh untuk perbaikan ekonomi keluarga buruh dengan mengatur kelahiran. Tujuan umum adalah membentuk keluarga kecil sesuai dengan kekuatan sosial ekonomi suatu keluarga dengan cara pengaturan kelahiran anak, agare diperoleh suatu program bahagia dan sejahtera yang dapat memenuhu kebutuhan hidupnya. Tujuan lain meliputi pengaturan kelahiran, pendewasaan usia perkawinan, peningkatan ketahanan dan kesejahteraan keluarga. Jenis-jenis KB Alat kontrasepsi ini tersedia dalam berbagai bentuk yaitu: Pil KB, Suntik KB, Implant/Norplant/Susuk, IUD/Spiral, Vasektomi, Tubektomi Lingkup KB antara lain, Keluarga Berencana, Kesehatan reproduksi remaja, ketahanan dan pemberdayaan keluarga, penguatan pelembagaan keluarga kecil berkualitas, Keserasian kebijakan kependudukan, Pengelolaan SDM apartur, Penyelenggaraan pimpinan kenegaraan dan kepemerintahan, Peningkatan pengawasan dan akuntabilitas aparatur Negara.
3.2 Saran Sebagai tenaga kesehatan kita harus mampu mensosialisasikan kepada masyarakat umum mengenai wawasan tentang pentingnya program KB.
18
DAFTAR PUSTAKA Anggraini Yetti dan Martini, 2012, Pelayanan Keluarga Berencana, Yogyakarta: Rohima Press. Bobak, Lowdermilk, Jensen.2005, Buku Ajar Keperawatan, Maternitas Edisi 4, Jakarta: EGC. Farer H, 2001, Perawatan Maternitas, Jakarta: EGC. Handayani Dona, 2018, Mengenal Jenis-Jenis KB, Jakarta: Popmama Pregnancy. Obtetri Fisiologi, Bagian Obstetri dan Ginekologi, Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran, Bandung 1983.
19