Kisi-kisi Ya.docx

  • Uploaded by: PETRUS GERODA BEDA AMA
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Kisi-kisi Ya.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 4,601
  • Pages: 11
Hubungan Antropologi dan Sosiologi Hubungan antara Antropologi dan sosiologi pada satu sisi, memperlihatkan bahwasebagian para ahli tidak lagi membedakan kedua ilmu tersebut secara ketat. Artinya beberapa fokus kajiannya dianggap sama bahkan beberapa paradigma yang digunakanuntuk melihat suatu fenomena sosial pun dianggap tidak memiliki perbedaan. Keduailmu itu bisa saling menukar atau saling melengkapi baik menyangkut paradigmaataup un metode yang digunakan dalam mengungkap suatu fenomena sosial. Di pihak ini, perbedaan antropologi dan sosiologi hanya terjadi pada sejarah berdirinya masing-masing ilmu tersebut. Namun dalam perkembangan selanjutnya, kedua ilmu itu dapatsaling melengkapi bahkan melebur diri menjadi satu ilmu. Pada universitas tertentu,antropologi dan sosiologi merupakan program studi yang dikembangkan secara bersa ma-sama di bawah departemen antropologi-sosiologi atau sosiologi-antropologi.Benarkah antropologi dan sosiologi sudah tidak dapat dibedakan lagi?Ada pihak lain yang masih tetap mempertahankan adanya perbedaan antara antropologidan sosiologi. Secara historis, kemunculan kedua ilmu tersebut adalah berbeda baik darisegi paradigma yang digunakan, metode yang digunakan atau pun sasaran masyarakatyang menjadi obyek penelitiannya. Di mana antropologi menekankan kajiannya padamasyarakat tradisional di luar masyarakat Barat, sedangkan sosiologi lebih menekankan pada masyarakat perkotaan yang pada saat itu ada pada masyarakat Barat sendiri.Dalam perkembangannya, menurut pihak ini, masih dapat dilihat adanya perbedaan diantara kedua ilmu tersebut. Walaupun menurut penulis, perbedaan ini lebih didasarioleh selera dalam menggunakan paradigma dan metode yang digunakan. Sedangkansasaran penelitiannya, sering kali tidak dapat lagi dibedakan karena keduanya samasama memperhatikan fenomena sosial di pedesaan (masyarakat tradisional) ataupun di perkotaan (masyarakat industri).

2. Hubungan Antropologi dan Ilmu Politik Perkembangan ilmu terus berlanjut, begitu pula dengan ilmu politik, yang mulai banyak menaruh perhatian terhadap berbagai fenomena budaya masyarakat yang terkaitl a n g s u n g a t a u t i d a k l a n g s u n g . K e a n g g o t a a n p a r t a i p o l i t i k d i I n d o n e s i a s a n g a t dipengaruhi oleh kondisi budaya masyarakatnya.Budaya masyarakat di Indonesia yangcenderung patrimonial sangat berpengaruh pada sistem budaya politiknya. Untuk itu,untuk lebih dapat memahami perilaku politik masyarakat di Indonesia, Anda perlu belajar tentang kebudayaan masyarakat di Indonesia, yang terdiri dari bermacammacamsuku bangsa dan masingmasing suku bangsa tersebut memiliki kebudayaannya yangkhas. Untuk keperluan tersebut, antropologi

mempunyai peran dalam kaitannya dengankajian ilmu politik, karena mampu mengungkap kebudayaan suatu masyarakat yangakan menjadi tempat bagi perilaku politik. 3. Hubungan Antropologi dan Ilmu Ekonomi I l m u E k o n o m i ya n g m e n g k a j i f e n o m e n a e k o n o m i m o d e r n l e b i h d i d a s a r i o l e h pemik iran-pemikiran Barat atau Ero-Eropa. Persoalannya adalah bilamana pemikiran- pemikiran ekonomi diterapkan pada setiap masyarakat terutama masyarakat yang masihsederhana atau negara terutama negaranegara berkembang tidak selamanya akan sesuaik a r e n a d i l a t a r b e l a k a n g i o l e h f a k t o r c a r a p a n d a n g ya n g b e r b e d a p a d a k e h i d u p a n ekonominya. Perhitungan ekonomi modern tidak selamanya dapat diterapkan padasistem ekonomi\masyarakat non Barat. Keragaman budaya pada setiap masyarakat ataus u k u b a n g s a m e m p e r l i h a t k a n p u l a a d a n ya k e r a g a m a n d a l a m s t r a t e g i k e h i d u p a n ekonominya. Keragaman pada sistem ekonomi dapat dilihat pada sistem produksiapakah bercocok tanam sebagai petani, nelayan, peternakan, dan sebagainya. Begitu pula keragaman ini dapat dilihat pada sistem tukar menukar atau sistem jual beli barang.Pada ko ndisi seperti di atas, antropologi sangat diharapkan perannya untuk dapatmenjembatani pemikiran ekonomi modern dan pemikiran ekonomi lokal. Pembangunanekonomi masyarakat di negara-negara berkembang tidak akan berjalan dengan baik bilamana tanpa diikuti oleh pertimbangan aspek budaya lokal terutama yang terkaitdengan pola pikir kehidupan ekonominya. Terdapat perbedaan pandangan, anggapan, pengetahuan, persepsi pada masyarakat industri dengan masyarakat nonindustri seperti pertanian. Oleh karena itu perlu kehati-hatian para perencana pembangunan yang mencoba mengadopsi pemikiran atau teknologi yangd a t a n g d a r i m a s ya r a k a t i n d u s t r i ( n e g a r a - n e g a r a B a r a t ) b a g i k e p e n t i n g a n u n t u k meningkatkan kesejahteraan masyarakat nonindustri.

4. Hubungan Antropologi dan Ilmu Administrasi Pentingnya antropologi bagi Ilmu Administrasi adalah terkait dengan kebutuhan IlmuAdministrasi untuk memecahkan persoalanpersoalan administrasi pemerintahan.Kondisi sistem administrasi pemerintahan yang diangg ap masih kurang baik olehsebagian pihak, seperti masalah pemilikan tanah, membutuhkan pemecahan bukan sajadari pihak pegawai atau para admonistartur tetapi juga karena aspek yang bersumber pada latar belakang sosial budaya masyarakat yang belum menganggap penting masalahadministrasi. 5. Hubungan Antropologi dan Arkeologi serta Ilmu Sejarah

Pada dasarnya arkeologi bertujuan menyingkap sejarah kebudayaan manusia dari mulaikebudayaan kuno pada jaman purba seperti kebudayaan Mesopotamia dan kebudayaanMesir Kuno. Di Indonesia, Arkeologi memfokuskan perhatiannya kepada kebudayaandi Indonesia pada masa Hindu yang hidup sekitar abad ke 4 hingga abad ke 16. Hasil penelitian arkeologi terhadap bahan bekas reruntuhan atau alat-alat peninggalankerajaan Hindu di Indonesia adalah sebuah deskripsi sejarah manusia yang kemudiandapat digunakan oleh antropologi sebagai bahan untuk merekonstruksi sejarah asal-mula makhluk manusia. Dilihat dari batasan kajiannya, antropologi terlihat lebih luask a r e n a t i d a k h a n ya m e m f o k u s k a n p a d a b e n d a b e n d a p e n i n g g a l a n ( a r t i f a k ) s a j a , melainkan juga pada sistem ide (gagasan dan sistem tingkah laku).Kesulitan di dalam merekonstruksi kembali kehidupan dan persebaran kebudayaan,antropologi dan ilmu sejarah saling bertukar metode dan teori untuk lebih dapatmemahami masyarakat pada umumnya. Begitu pula penggambaran tentang hasil penelitian keduanya bisa saling melengkapi sesuai bagi tujuan tertentu. Hubungan psikologi dan antropologi; hal ini nampak karena dalam psikologi itu pada hakekatnya mempelajari perilaku manusia dan proses-proses mentalnya. Dengan demikian dalam psikologi membahas faktor-faktor penyebab perilaku manusia secara internal (seperti motivasi, minat, sikap, konsep diri, dan lain-lain). Sedangkan dalam antropologi khususnya antropologi budaya itu lebih bersifat faktor eksternal (lingkungan fisik, lingkungan keluarga, lingkungan sosial dalam arti luas). Kedua unsur itu saling berinteraksi satu sama lain yang menghasilkan suatu kebudayaan melalui proses belajar. Dengan demikian kedua-duanya memerlukan interaksi yang intens untuk memahami pola-pola budaya masyarakat tentu secara bijak. Tidak mungkin kita bisa memahami mengapa fenomena Oedipus Complex itu tidak universal seperti yang diteorikan Freud? Di sinilah B. Malinowski meneliti pemahaman psikologi yang disertai kajian budaya yang mendalam telah membantah teori psikoanalistis murni (Koentjaraningrat, 1987: 170-171). Selain itu juga ia telah berhasil mengembangkan teori fungsionalisme yang bersifat sintesis psikologi-kultural, yang isinya bahwa segala aktivitas kebudayaan itu sebenarnya bermaksud memuaskan suatu rangkaian dari sejumlah kebutuhan naluri manusia yang berhubungan dengan seluruh kehidupannya. Hubungan ilmu ekonomi dengan antropologi. Sebagaimana kita ketahui penduduk desa jauh lebih banyak dari pada penduduk kota, terutama di luar daerah kebudayaan Eropa dan Amerika, kekuatan, proses dan hukum-hukum ekonomi yang berlaku dalam aktivitas kehidupan ekonominya sangat dipengaruhi sistem kemasyarakatan, cara berfikir, pandangan dan sikap hidup warga mayarakat pedesaan itu. Mayarakat yang demikian itu, bagi seorang ahli ekonomi tidak akan bisa mempergunakan dengan sempurna konsep-konsep serta teori-teorinya tentang kekuatan, proses, dan hukum-hukum ekonomi tadi (yang sebenarnya dikembangkan dalam masyarakat Eropa-Amerika serta dalam rangka ekonomi internasional), jika tanpa suatu pengetahuan tentang sistem sosialnya, cara berfikir, pandangan dan sikap hidup dari warga masyarakat pedesaan tadi. Dengan demikian seorang ahli ekonomi yang membangun ekonomi di negara-negara serupa itu tentu akan memerlukan bahan komparatif mengenai, misal; sikap terhadap kerja, sikap terhadap kekayaan, sistem gotong royong, dan

sebagainya yang menyangkut bahan komparatif tentang berbagai unsur dari sistem masyarakat dari negara-negara tadi. Untuk pengumpulan keterangan komparatif itu ilmu antropologi memiliki manfaat yang tinggi bagi seorang ekonom. Hubungan antara ilmu politik dan antropologi. Hal ini dapat dilihat bahwa ilmu politik telah memperluas kajiannya pada hubungan antara kekuatan-kekuatan serta proses-proses politik dalam segala macam negara dengan berbagai macam sistem pemerintahan, sampai masalah-masalah yang menyangkut latar belakang sosial budaya dari kekuatan-kekuatan politik itu. Hal ini sangat penting jika seorang ahli ilmu politik harus meneliti maupun menganalisis kekuatan-kekuatan politik di negara-negara yang sedang berkembang. Dalam hal ini dapat diambil contoh; apabila di suatu negara berkembang seperti Indonesia, terdapat suatu partai politik berdasarkan ideologi Islam misalnya, maka cara-cara partai itu berhubungan, bersaing atau bekerja sama dengan partai-partai lain atau kekuatan-kekuatan politik lainnya di Indonesia, tidak hanya akan ditentukan oleh norma-norma dan metode perjuangan kepartaian yang lazim. Ditambah dengan prinsip-prinsip dan ideologi agama Islam, melainkan juga oleh latar belakang, sistem norma, dan adat istiadat tradisional dari suku bangsa dari para pemimpin atau anggota partai, yang seringkali menyimpang dari ketentuan-ketentuan norma kepartaian dan ideologi Islam. Agar bisa memahami latar belakang dan adat istiadat tradisional dari suku bangsa itulah, maka metode analisis antropologi menjadi penting bagi seorang ahli ilmu politik untuk mendapat pengertian tentang tingkah laku dari partai politik yang ditelitinya. fisik mempelajari manusia sebagai organisme biologis yang melacak perkembangan manusia menurut evolusinya, dan menyelidiki variasi biologisnya dalam berbagai jenis ( specis ). Keistimewaan apapun yang dianggap melekat ada pada dirinya yang dimiliki manusia, mereka digolongkan dalam “binatang menyusui”khususnya primat. Dengan demikian para antropolog umumnya mempunyai anggapan bahwanenek moyang manusia itu pada dasarnya adalah sama dengan primat lainnya, khususnya keradan monyet. Melalui aktivitas analisisnya yang mendalam terhadap fosil-fosil dan pengamatannya pada primat-primat yang hidup, para ahli antrolpologi fisik berusaha melacak 2nenek moyang jenis manusia untuk mengetahui bagaimana, kapan, dan mengapa kita menjadimahkluk seperti sekarang ini (Haviland, 1999: 13).Sedangkan antropologi budaya memfokuskan perhatiannya pada kebudayaan manusiaataupun cara hidupnya dalam masyarakat. Menurut Haviland (1999: 12) cabang antropologi budaya ini dibagi-bagi lagi menjadi tiga bagian, yakni; arkeologi, antropologi linguistik, danetnologi. Untuk memahami pekerjaan para ahli antropologi budaya, kita harus tahu tentang;(1) hakikat kebudayaan yang menyangkut tentang konsep kebudayaan dan karakteristik-karakteristiknya, (2) bahasa dan komunikasi, menyangkut; hakikat bahasa, bahasa dalamkerangka kebudayaan, serta (3) kebudayaan dan kepribadian. Dalam ’antropologi budaya’mengkaji tentang praktik-praktik sosial, bentuk-bentuk ekspresif, dan penggunaan bahasa, dimana makna diciptakan dan diuji sebelum digunakan masyarakat. antropolgi budaya lebih menekankan pada empat aspek yang tersusun,yakni: Pertama , pertimbangan politik, di mana para antropolog budaya sering terjebak olehkepentingan-kepentingan politik dan membiarkan dalam penulisannya masih terpaku lehmetode-metode lama yang sudah terbukti kurang layak untuk menyusun sebuah karya ilmiah,sperti yangdkeluhkan Said dalam Orientalism (1978). Kedua,

menyangkut hubungankebudayaan dengan kekuasaan. Di mana jika pada awalnya bertumpu pada asumsiasumsikepatuhan dan penguasaan masing-masing anggota masyarakat terhadap kebudayaannya,sedangkan pada masa kini dengan munculnya karya Bourdieu (1977) dan Foucault (1977;1978) kian menekankan penggunaan taktis diskursus budaya yang melayani kalangan tertntudi masyarakat. Ketiga , menyangkut bahasa dalam antropologi budaya, di mana terjadi pergeseran makna kebudayaan dari homogenitas ke heterogenitas yang menekankan peran bahasa sebagai si stem formal abstraksi-abstraksi kategori budaya. Keempat , preferensi dan pemikiran ndividual di mana terjadi hubungan antara jatidiri dan emosi, sebab antarakepribadian dan kebudayaan memiliki keterkaitan yang erat. Contoh kebudayaan Rambu Solo, Sulawesi Selatan : Tana Toraja yang terletak di Sulawesi Selatan sangat populer di kalangan turis karena tradisi pemakaman Rambu Solo. Saat ini masyarakat Toraja banyak yang sudah memeluk agama Protestan maupun Katolik, tapi tradisi leluhur masih sangat dijunjung tinggi. Setiap tahunnya, tradisi Rambu Solo berpuncak pada bulan Juli dan Agustus. Rambu Solo sendiri merupakan upacara pemakaman arwah anggota keluarga yang telah meninggal

Potong Jari, Papua : Kesedihan atas kehilangan seseorang yang dicintai dapat diungkapkan oleh banyak cara. Suku Dani yang tinggal di dataran tinggi Yahukimo, Papua memiliki tradisi potong jari apabila kehilangan anggota keluarganya Tedhak Siten, Jawa Tengah : Tradisi yang disebut Tedhak Siten biasa disebut sebagai upacara turun tanah dalam budaya Jawa. Sang anak harus berjalan di atas jadah 7 warna, bagian rangkaian acara yang bertujuan agar si kecil dapat tumbuh menjadi anak yang mandiri. Tradisi Tedhak Siten dijalankan saat si kecil menginjak hitungan ketujuh bulan dari hari kelahiran berdasarkan hitungan pasaran Jawa. Tradisi ini dilakukan sebagai penghormatan sang anak kepada bumi

Tradisi Adu Domba, Jawa Barat : Garut yang terkenal dengan dodolnya ini, memiliki tradisi unik adu domba. Seni adu domba Garut merupakan atraksi wisata yang bisa disaksikan pada bulan Juni, Agustus, dan Desember Contoh budaya bahasa: Bahasa Sunda lemes, yaitu bahasa Sunda halus, Bahasa Sunda lemes, yaitu bahasa Sunda halus, ahasa Sunda kasar, yaitu bahasa Sunda yang paling kasa Kesenian Khas Jawa Barat 1. Wayang Golek, Jaipong, Degung Pencak Silat Sisingaan, kuda lumping 2. Suku betawi dijkarta, suku dani dipapua, suku dayak di kalimantan, suku batak sumtra, suku minang sulawasi

Contoh Perubahan Budaya 1. Difusi Menyebarnya unsur budaya dari suatu kelompok ke kelompok lain.Kebudayaan kelompok masyarakat di suatu wilayah bisa menyebar ke masyarakat wilayah lain. Pada dasarnya, difusi merupakan bentuk kontak antarkebudayaan. Contoh: Di era globalisasi ini, kemajuan teknologi sudah tidak dapat dihindari. Semua orang membutuhkan kecanggihan sebuah alat teknologi untuk menunjang dan memepermudah hidupnya. Salah satu contoh konkretnya adalah kecanggihan alat telekomunikasi seperti Handphone. Handphone merupakan sebuah alat teknologi yang membantu memperlancar kita dalam melakukan komunikasi. Dan alat ini jelas merupakan hasil temuan budaya barat yang akhirnya dapat masuk dan diterima ke seluruh kebudayaan yang ada

2.

3.

didunia. Kini handphone bukanlah alat kebudayaan barat saja, melainkan seluruh dunia. Ini merupakan tanda keberhasilan budaya barat yang berupa teknologi yang mampu menembus pasar dunia. Analisis; Proses Difusi dapat terjadi karena adanya ketertarikan dan rasa sama-sama cocok dengan budaya tersebut. Sehingga tidak ada masalah yang berarti jika pihak kedua mnyadur budaya pihak pertama. Selain sam-sama untung, kebudayaan ini bukanlah kebudayaan yang sifatnya mendalampada individu. Karena lebih menjorok pada kemajuan IPTEK yang sudah semestinya sling bahu membahu untuk semakin mengembangkannya. Asimilasi Masuknya suatu budaya ke budaya lain yang nantinya akan menghasilkan budaya baru yang tidak lepas dari dua budaya sebelumnya.Asimilasi adalah proses sosial yang terjadi ketika kebudayaan yang berbeda berinteraksi dan mengubahkan sifat-sifat dan unsur-unsur budayanya untuk membuat satu kebudayaan campuran. Asimilasi terjadi dimana-mana dan telah menjadi bagian dari sejarah kita. Contoh; Imigran meksiko yang pergi ke USA untuk mencari kerja. Di awal kedatangan mereka ke USA, mereka selalu ditolak dan dianggap mengganggu keberadaannya disana. Beberapa penyebab penolakan terhadap mereka adalah masalah bahasa dan mereka dianggap sebagai masyarakat kumuh oleh penduduk asli di USA. Tapi akhirnya mereka sekarang menjadi salah satu etnis yang unggul di USA. Karena ternyata etos kerja sangat tinggi. Selain itu terjadi pula pergolakkan di warga Amerika. Orang-orang kulit hitam yang selalu dianggap remeh dibandingkan dengan orang-orang kulit putih, nyatanya beberapa tahun silam terpilih juga seorang kulit hitam menjadi seorang presiden. Ia adalah Barack Obama. Nyatanya Obama mampu menjadi pemimpin Negara adidaya tersebut dan di cintai oleh semua warga Amerika. Kini terhapuslah sudah kesenjangan social yang terjadi pada orang-orang kulit putih dan kulit hitam. Analisis; Asimilasi ini tumbuh seiring dengan semakin suburnya sikap toleransi antara sesama manusia. Baik masalah gender maupun ras yang selama ini menjadi dinding pembatas manusia untuk bersatu, kini mulai runtuh dengan semakin berkembangnya isu emansipasi dan keadilan. Sikap saling mengerti inilah yang sebenarnya mampu mencegah adanya perpecahan. Meskipun budaya baru lahir, namun tak ada satupun yang mersa dirugikan karena hal ini terjadi seiring dengan kebutuhan manusia. Akulturasi Akuturasi merupakan perpaduan antara kebudayaan yang berbeda yang berlangsung dengan damai dan serasi. Dimana perpaduan antara dua kebudayaan itu tidak menghilangkan unsur-unsur asli dari kedua kebudayaan tersebut. Contoh; Sebelum agama islam datang ke Jawa, orang-orang Jawa adalah penganut agama Hindu yang kuat. Ini merupakan suatu tantangan untuk para ulama yang hendak menyebarkan agama islam di daerah jawa. Akhirnya muncullah walisanga yaitu orang-orang yang menyebarkan agama islam di tanah jawa. Hal pertama yang mereka lakukan untuk memperkenalkan islam kepada masyarakat yaitu dengan menampilakan kesenian-kesenian yang notabennya adalah ajaran Hindu yang disadur menjadi kesenian yang bernuansa islam. Melaui kesenian inilah mula-mula para walisanga memberikan pencitraan agama islam kepada masyarakat. Mereka mengenalkan ajaran-ajaran yang terkandung dalam Al Qur’an dan hadis mula-mula dengan cara yang mirip dengan agama masyarakat pada umumnya sebelum menganut islam. Alhasil hinggga kini terciptalah islam kejawen. Yaitu para umat islam yang ritualnya hampir mirip dengan agama hindu karena hasil asimilasi kebudayaan pada masa lampau. Dan hal tersebut masih berjalan hingga kini. Yaitu dua kebudayaan yang saling beriringan, meskipun esensinya telah islam, caranya masih banyak yang layaknya agama hindu yang notabennya adalah agama nenek moyang di jawa. Contoh konkretnya yang pertama adalah pertunjukkan wayang. Tadinya, dalam sebuah cerita yang menceritakan tentang srikandi, bahwasannya dia adalah laki-laki yang suka berdandan layaknya seorang wanita. Namun karena agam islam tidak menghalalkan cara itu, Sunan Kalijaga sengaja merubah tokoh srikandi tersebut menjadi seorag wanita asli yang gagah berani. Selain itu, budaya mitoni, 100 hari, dan 1000 hari juga asalnya merupakan kebudayaan hindu yang disadur menjadi kebudyaan islam yang menjadi kegiatan tahlilan. Analisis; Akulturasi wajar terjadi sebagai penyesuaian terhadap hal baru yang akan muncul ditengah budaya yang telah mengakar sejak lama. Hal ini dimaksudkan bukan untuk meniru atau mencampur adukkan budaya,

melainkan salah satu cara agar budaya baru ini dapat diterima dengan baik oleh mayarakat penganut budaya yang lama. Dan hal tersebut juga bermaksud menghindarkan tindakan anarkis karena kaget terhadap budaya baru yang dihadapi. Karena semua butuh proses, butuh pengenalan dan pemahaman lebih jauh sebelum menentukan pilihan Contoh Persebaran Budaya Internalisasi Proses belajar kebudayaan sejak lahir sampai mati. Internalisasi berkaitan dengan pengembangan perasaan, hasrat, dan emosi dalam rangka pembentukan kepribadian Contoh; Sejak kecil seorang anak yang dididik sopan santun, saat dewasa nanti hingga matipun ia akan terbiasa bersopan santun. Sopan santun berarti dia mengetahui batasan-batasan etika dan sikap mengahargai orang lain. Wujud dari internalisasi ini juga merupakan sebuah pengajaran yang dilakukan selama dia hidup. Begitu pula yang terjadi pada seorang anak yang sejak kecil hidupnya hanya di manja. Setelah dewasa pasti sikapnya juga akan selalu ketergantungan. Dia lebih konsumtif dan terbiasa hidup serba dicukupi. Jika hal ini telah terinternalisasi dala dirinya, tidak menutup kemungkinan sikapnya itu menjadi watak yang tidak bisa hilang hingga ia mati. Analisis; Proses internalisasi wajar terjadi karena proses ini sama halnya penanaman sejak dini. Jadi suatu hal yang dibisakan sejak awal hingga akhir akan menjadi pembentukan sendiri dala alam bawah sadar manusia. Sehingga sadar atau tidak internalisasi yang dialami oleh sitiap manusia akan melahirkan sebuah watak yang sulit dihilangkan, bahkan sampai ia mati. Enkulturas Proses Enkulturasi adalah proses belajar kebudayaan yang berkaitan dengan system norma yang belaku.Bali adalah sebuah daerah yang syarat akan kekayaan budaya yang dimiliki. Karena itu pula banyak sekali budaya bali yang berkembang menjadi norma bahkan menjadi sebuah keharusan untuk dilaksanakan oleh para penduduk Bali bahkan wisatawan yang berkunjung ke Bali. Salah satu kebudayaan Bali yang kental untuk dilaksanakan adalah; yang pertama, wanita yang sedang haid tidak boleh memasuki bahkan mendekati tempat-tempat yang dianggap sakral / keramat, karena dianggap tidak menghormati dewa-dewa yang berda ditempat itu dan diancam akan dikejar oluh hantu Bali, yaitu Leak. Yang kedua, dilarang mendekati benda-benda yang dianggap keramat yang ditandai dengan pemakaian sarung kotak-kotak hitam putih maupun merah putih pada benda itu oleh siapapun juga karena mereka meyakini benda tersebut berpenghuni, dan penghuni banda tersebut bisa merasa terganggu dengan kita. Yang ketiga dilarang menendang atau tak sengaja menginjak sesajen-sesajen yang sering mereka letakkan ditanah merka menganggap ini bentuk sebuah penghinaan terhadap sesembahan untuk para dewa mereka, dan mereka juga takut hal itu dapat menybabkan dewa marah. Entah dengan alasan apapun juga, kita dilarang keras melanggarnya. Bahkan, strategi penyebaran budaya di Bali sangat baik, karena mereka memanfaatkan kuantitas wisatawan yang tinggi dalam memperkenalkan budaya mereka. Bahkan mereka tak segan-segan mengancam para wiastawan dengan berbagai kepercayaan mereka jika tidak menaati norma / batasan- batasan yang mereka miliki. Dari sini dapat kita simpulkan bahwa yang terjadi di Bali tersebut merupakan salah satu bentuk dari enkulturasi. Karena disini ada suatu motif persebaran budaya dengan memperkenalkan serta mengajak untuk mematuhi norma-norma yang berkembang di daerah mereka. Bahkan dengan ancaaman yang mereka umumkan tersebut juga menjadi sebuah bukti bahwasannya mereka akan menghardik dan mengucilkan siapapun pelanggarnya, meskipun hanya seorang wisatawan. Analisis; Sikap enkulturasi ini sebagai buah dari sikap penghormatan. Karena seperti kata pepatah bahwasannya dimana kaki berpijak maka kita harus menaati aturan di tempat dimana kita memijakkan kaki. Selain menghindari pemasalahan, hal ini juga penting untuk keselamatan diri kita. Meskipun tidak semau harus kita laksanaka, paling tidak kita menghargai kebudayaan orang lain. Asalkan itu tidak melanggar kebudayaan kita yang paling mendasar yaitu keyakinan, maka tidak akan menjadi suatu problema. Sosialisasi Sosialisasi adalah proses belajar kebudayaan yang terjadi kerena kebersinggungan dengan orang lain. Contoh;

Rita adalah anak yang pemalas dan cenderung manja. Namun setelah dia menjadi mahasiswa, dia harus mulai belajar berubah. Teman sekamar kos Rta adalah anak yang rajin. Rita sering merasa malu dan tidak enak kepada teman sekamarnya jika ia selalu bermalas-malasan. Akhirnya kini Rita mulai terbawa dengan sifat rajin temannya. Ia mulai nyaman dengan kebiasaan rajinnya yang baru karena lebih menguntungkan. Rita dapat berubah sedemikian rupa karena proses sosialisasi yang baik dengan teman sekamarnya itu. Analisis Sosialisasi juga merupakan proses pembiasaan. Maka dari itu prlu kita sadari bahwasannya memilih dengan siapa kita akan bergaul/ bersosialisasi akan sangat berpengaruh terhadap diri kita. Seperti kata pepatah, jika kita berteman dengan penjual minyak wangi kita akan ikut menjadi wangi. Namun jika kita bergaul dengan pandai besi, maka kita juga akan berbau gosong seperti besi yang dibakar.

konsep kebudayaan yang bersifatmaterialistis, yangmendefenisikan kebudayaan sebagai sistemhasil adaptasi di lingkungan alam atau sistem untukmempertahankan kehidupan masyarakat; dan, (2) konsep kebudayaan bersifat idealistis, yang memandang semuafenomena eksternal sebagai manifestasi suatu sistem internal proses bela#ar kebudayaan sendiri yaitu meliputi proses internalisasi yaitu proses yang berlangsung sepan#ang hidup indi+idu yang dimulai ketika indi+idu dilahirkan sampai akhir h a y a t n y a d a n s e p a n # a n g h a y a t n y a s e o r a n g i n d i + i d u t e r u s b e l a # a r u n t u k m e n g o l a h s e g a l a perasaan hasrat na su dan emosi yang kemudian membentuk kepribadiannya! edangkan proses so sialisasi yaitu proses seorang indi+idu dari masa anak-anak hingga masa tuanya bela#ar polapola tindakan dalam interaksi dengan segala macam indi+idu di sekililingnyayang menduduki beraneka macam peranan sosial yang mungkin ada dalam kehidupan sehari-hari upaya mempertahankan kebudayaan: a. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam memajukan budaya lokal b. Lebih mendorong kita untuk memaksimalkan potensi budaya lokal beserta pemberdayaan danpelestariannya c. Berusaha menghidupkan kembali semangat toleransi, kekeluargaan, keramahtamahan dan solidaritasyang tinggi. d. Selalu mempertahankan budaya Indonesia agar tidak punah e. Mengusahakan agar semua orang mampu mengelola keanekaragaman budaya lokal Menumbuhkan kesadaran tentang pentingnya budaya sebagai jati diri bangsa 2. Ikut melestarikan budaya dengan cara berpartisipasi dalam pelaksanaannya 3. Mempelajarinya 4. Mensosialisasikan kepada orang lain sehingga mereka tertarik untuk ikut menjaga atau melestarikannya Penyebab lunturnya kebudayaan di indonesia: Kurangnya kesadaran masyarakat

Kesadaran masyarakat untuk menjaga budaya lokal sekarang ini masih terbilang minim. Masyarakat lebih memilih budaya asing yang lebih praktis dan sesuai dengan perkembangan zaman. Hal ini bukan berarti budaya lokal tidak sesuai dengan perkembangan zaman, tetapi banyak budaya asing yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa. Budaya lokal juga dapat di sesuaikan dengan perkembangan zaman, asalkan masih tidak meningalkan ciri khas dari budaya tersebut. • Minimnya komunikasi budaya

Kemampuan untuk berkomunikasi sangat penting agar tidak terjadi salah pahaman tentang budaya yang dianut. Minimnya komunikasi budaya ini sering menimbulkan perselisihan antarsuku yang akan berdampak turunnya ketahanan budaya bangsa.

• Kurangnya pembelajaran budaya Pembelajaran tentang budaya, harus ditanamkan sejak dini. Namun sekarang ini banyak yang sudah tidak menganggap penting mempelajari budaya lokal. Padahal melalui pembelajaran budaya, kita dapat mengetahui pentingnya budaya lokal dalam membangun budaya bangsa serta bagaiman cara mengadaptasi budaya lokal di tengan perkembangan zaman. Menurut A.L. Krober, Ras dibagi menjadi 4 golongan, yaitu:

1. Ras Mongoloid (Berkulit Kuning) Adalah ras manusia yang sebagian besar menetap di Asia Utara, Asia Timur, Asia Tenggara, Madagaskar di lepas pantai timur Afrika, Beberapa bagian India Timur Laut, Eropa Utara, Amerika Utara, Amerika Selatan dan Oseania. Anggota ras Mongoloid biasa disebut “berkulit kuning”, namun ini tidak selalu benar. Misalkan orang Indian di Amerika dianggap berkulit merah dan orang Asia Tenggara seringkali berkulit coklat muda sampai coklat gelap. Ciri-ciri: – Rambut berwarna hitam, lurus – Bercak mongol pada saat lahir – Lipatan pada mata yang seringkali disebut mata sipit. Selain itu anggota ras manusia ini seringkali juga lebih kecil dan pendek daripada ras Kaukasoid. Contohnya penduduk asli wilayah Eropa, sebagian Afrika, dan Asia. Ras mongoloid meliputi: Asiatic Mongoloid (Asia Utara, Asia Tengah, dan Asia Timur); Malayan Mongoloid Asia Tenggara, Indonesia, Malaysia, Filipina, dan penduduk asli Taiwan); American Mongoloid (penduduk asli Amerika)

2. Ras Negroid (Berkulit Hitam) Adalah ras manusia yang terutama mendiami benua Afrika di wilayah selatan gurun sahara. Keturunan mereka banyak mendiami Amerika Utara, Amerika Selatan dan juga Eropa serta Timur Tengah. Ciri-ciri: – Berkulit hitam – Berambut keriting – Bibir tebal Anggota ras negroid biasa disebut “berkulit hitam”, akan tetapi anggota ras Khoisan dan ras Australoid, meski berkulit hitam dan berambut keriting tidaklah termasuk ras manusia ini. Contohnya yaitu penduduk asli wilayah Afrika dan sebagian Asia. Ras negroid meliputi: African Negroid (Benua Afrika) Negrito (Afrika Tengah, Semenanjung Malaya yang dikenal orang Semang, Filipina); Melanesian (Papua dan Melanesia)

3. Ras Kaukasoid (Kulit Putih) Adalah ras manusia yang sebagian besar menetap di Eropa, Afrika Utara, Timur Tengah, Pakistan, dan India

Utara. Keturunan mereka juga menetap di Australia, Amerika Utara, sebagian dari Amerika Selatan, Afrika Selatan dan Selandia Baru. Anggota ras Kaukasoid biasa disebut “berkulit putih”, namun ini tidak selalu benar. Oleh beberapa pakar misalkan orang Ethiopia dan orang Somalia dianggap termasuk ras Kaukasoid, meski mereka berambut keriting dan berkulit hitam, mirip dengan anggota ras Negroid. Namun mereka tengkoraknya lebih mirip tengkorak anggota ras Kaukasoid. Ciri-ciri: – Berkulit putih kemerahan – Rambut bergelombag Contohnya yaitu penduduk asli wilayah Eropa, sebagian Afrika, dan Asia. Ras Kaukasoid meliput Nordic (Eropa Utara, sekitar Laut Baltik); Alpine (Eropa Tengah dan Eropa Timur); Mediteranian (sekitar Laut Tengah, Afrika Utara, Armenia, Arab, dan Iran); Indic (Pakistan, India, Bangladesh, dan Sri Lanka)

4. Ras-ras khusus Adalah ras manusia yang tidak dapat diklasifikasikan dalam keempat ras pokok, antara lain: Bushman (Penduduk di daerah Gurun Kalahari, Afrika Selatan); Veddoid (Penduduk di daerah pedalaman Sri Lanka ); Polynesian (Kepulauan Mikronesia dan Polynesia); serta Ainu (Penduduk di daerah Pulau Karafuto dan Hokkaido, Jepang).

Contoh wujud kebudayaan individu 1Wujud kebudayaan sebagai sistem ide Contoh: Aturan atau norma sopan santun dalam bertutur kata kepada orang yang lebih tua, aturan bertamu di rumah orang lain. Contoh wujud konkretnya terdapat di dalam undang-undang atau aturan tertulis. Contoh wujud kebudayaan universal 2. Wujud kebudayaan sebagai sistem aktivitas Contoh: upacara adat, Budaya upacara perkawinan, proses pemilihan pemimpin, atau kampanye partai yang dikategorikan sebagai wujud kebudayaan yang berupa aktivitas individu.Ngaben adalah upacara pembakaran

jenazah atau kremasiumat Hindu di Bali, Indonesia, Ritual Tiwah yaitu prosesi menghantarkan roh leluhur sanak saudara yang telah meninggal dunia ke alam baka dengan cara menyucikan dan memindahkan sisa jasad dari liang kubur menuju sebuah tempat yang bernama sandung, Dugderan-Semarang adalah sebuah upacara yang menandai bahwa bulan puasa telah datan 3. Wujud kebudayaan sebagai sistem artefak Contoh: Wayang golek dari Jawa, kain ulos dari Batak, songket dari Padang, ataupun sebuah mahar berupa barang yang harus diberikan dalam upacara adat perkawinan

contohnya bisa disebut Pakaian Daerah, Benda Penunjang Upacara Adat, dan benda sejarah lainya Pakaian Daerah Ulee Balang (pakaian adat daerah Aceh), Ulos (Sumatera Utara) , Bundo Kanduang (Sumatera Barat) dll.Benda penunjang upacara adat misalkan Ogoh-Ogoh, Gamelan

Related Documents


More Documents from ""

Kisi-kisi Ya.docx
November 2019 16
Gasmin.pdf
April 2020 24
Dossier 7.docx
December 2019 23
Audio_speaker_driver.pdf
April 2020 19
Program_kerja_igd.docx
December 2019 9