BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori Kolesterol adalah lemak berwarna kekuningan berbentuk seperti lilin yang diproduksi oleh tubuh manusia, terutama di dalam lever (hati). Kolesterol terbentuk secara alamiah. Dari segi ilmu kimia, kolesterol merupakan senyawa lemak kompleks yang dihasilkan oleh tubuh dengan bermacam-macam fungsi, antara lain untuk membuat hormon seks, hormon korteks adrenal, vitamin D, dan untuk membuat garam empedu yang membantu usus untuk menyerap lemak. Jadi, bila takarannya pas atau normal, kolesterol adalah lemak yang berperan penting dalam tubuh. Namun, jika terlalu banyak, kolesterol dalam aliran darah justru berbahaya bagi tubuh (Nilawati, 2008). Seperti telah dijelaskan sebelumnya, kelebihan kolesterol akan menyebabkan zat tersebut bereaksi dengan zat-zat lain dalam tubuh dan akan mengendap dalam pembuluh darah arteri. Hal yang akan terjadi selanjutnya adalah penyempitan dan pengerasan pembuluh darah (lazim dikenal sebagai atherosklerosis) hingga penyumbatan dan pemblokiran aliran darah (atherosklerosis). Akibatnya, jumlah suplai darah ke jantung berkurang, terjadi sakit atau nyeri dada yang disebut angina, bahkan dapat menjurus ke serangan jantung (Nilawati, 2008). Kolesterol berasal dari organ binatang terutama bagian otak, kuning telur, dan jeroan. Demikian juga produksi yang berasal darinya, seperti susu asli, keju, mentega, dan lain-lain. Sementara bahan makana yang bersumber dari tumbuh-tumbuhan tidak mengandung kolesterol. Dengan demikian, cara yang efektif untuk mengurangi kadar kolesteol dalam tubuh dapat dilakukan dengan mengkonsumsi sayuran dan buah (Nilawati, 2008). Fungsi Lemak dan Akibat Kelebihan Kolesterol di Dalam Darah Lemak juga dibutuhkan tubuh terutama dalam proses produksi berbagai macam hormon, sebagai pembungkus jaringan saraf (mielin), melapisi membran sel, prekursor prostaglandin dan merupakan pelarut vitamin (A, D, E, dan K). Pada anak-anak, lemak, kolesterol dan derivatnya sangat dibutuhkan bagi perkembangan sel-sel otaknya dan hal ini yang akan menentukan tingkat kecerdasannya kelak di kemudian hari (Dalimartha, 2008).
Seperti dikemukakan sebelumnya, kolesterol hanya didapat dari makanan yang berasal dari hewan dan trigliserida berasal dari karbohidrat. Namun, hati pun bisa membentuk kolesterol dan trigliserida dari makanan yang mengandung karbohidrat serta lemak jenuh seperti daging, margarin, mentega, keju, minyak sawit, dan minyak kelapa (Dalimartha, 2008). Saat ini kelebihan kolesterol menjadi momok yang sangat ditakuti orang karena sebagai salah satu faktor penyempitan pembuluh darah yang dinamakan aterosklerosis, yaitu suatu proses pengapuran dan pengerasan dinding pembuluh darah, terutama di jantung, otak, ginjal, dan mata. Pada otak, aterosklerosis menyebabkan stroke, sedangkan pada jantung menyebabkan penyakit jantung koroner (PJK) (Dalimartha, 2008). Kolesterol adalah suatu molekul lemak di dalam sel dibagi menjadi LDL, HDL, total kolesterol dan trigliserida. Kolesterol sebenarnya merupakan salah satu komponen lemak. Seperti kita ketahui, lemak merupakan salah satu zat gizi yang sangat diperlukan oleh tubuh kita disamping zat gizi lain seperti karbohidrat, protein, vitamin dan mineral. Lemak merupakan salah satu sumber energi yang memberikan kalori paling tinggi. Disamping sebagai salah satu sumber energi, sebenarnya lemak atau khususnya kolesterol memang merupakan zat yang sangat dibutuhkan oleh tubuh kita terutama untuk membentuk dinding sel-sel dalam tubuh. Kolesterol juga merupakan bahan dasar pembentukan hormon-hormon steroid. Kolesterol yang kita butuhkan tersebut, secara normal diproduksi sendiri oleh tubuh dalam jumlah yang tepat. Tetapi ia bisa meningkat jumlahnya karena asupan makanan yang berasal dari lemak hewani, telur dan yang disebut sebagai makanan sampah (junkfood). Kolesterol dalam tubuh yang berlebihan akan tertimbun di dalam dinding pembuluh darah dan menimbulkan suatu kondisi yang disebut aterosklerosis yaitu penyempitan atau pengerasan pembuluh darah. Kondisi ini merupakan cikal bakal terjadinya penyakit jantung dan stroke (Indica, 2010). Dari hati, kolesterol diangkut oleh lipoprotein yang bernama LDL (Low Density Lipoprotein) untuk dibawa ke sel-sel tubuh yang memerlukan, termasuk ke sel otot jantung, otak dan lain-lain agar dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Kelebihan kolesterol akan diangkut kembali oleh lipoprotein yang disebut HDL (High Density Lipoprotein) untuk dibawa kembali ke hati yang selanjutnya akan diuraikan lalu dibuang ke dalam kandung empedu sebagai asam (cairan) empedu. LDL mengandung lebih banyak lemak daripada
HDL sehingga ia akan mengambang di dalam darah. Protein utama yang membentuk LDL adalah Apo-B (apolipoprotein-B). LDL dianggap sebagai lemak yang "jahat" karena dapat menyebabkan penempelan kolesterol di dinding pembuluh darah. Sebaliknya, HDL disebut sebagai lemak yang "baik" karena dalam operasinya ia membersihkan kelebihan kolesterol dari dinding pembuluh darah dengan mengangkutnya kembali ke hati. Protein utama yang membentuk HDL adalah Apo-A (apolipoprotein). HDL ini mempunyai kandungan lemak lebih sedikit dan mempunyai kepadatan tinggi sehingga lebih berat (Parker, 2010). Sifat
Kolesterol memiliki kelarutan yang sangat rendah dalam air, dan karena tidak
dapat melakukan
perjalanan
itu
secara bebas dalam darah . Sebaliknya ia
diangkut dalam aliran darah oleh lipoprotein - berbasis protein "koper" lemak dengan kolesterol luar bantalan larut air dan lemak lainnya di dalam. Lipoprotein mengidentifikasi sepanjang yang protein mereka membawa pada permukaan mereka, dan liproteiner kolesterol berbagai transportasi dari tujuan yang berbeda untuk target yang berbeda (Skiver, 2008). Para lipoprotein terbesar adalah yang membawa lemak dari mukosa dalam usus ke hati, dan disebut kilomikron . Kilomikron transportasi terutama trigliserida dan kolesterol, baik ketika kolesterol diekstraksi dari makanan dan ketika diekskresikan dalam empedu . Dari hati kemudian dilepaskan LDL partikel, yang membawa trigliserida dan kolesterol ke sel-sel tubuh. HDL kontras membawa kolesterol dari jaringan tubuh ke hati, di tempat yang dapat dikeluarkan. Baik LDL dan HDL dapat dibagi lagi menjadi bentuk yang lebih kecil dan ukuran (Skiver, 2008).
Beberapa Fraksi Lemak Darah Lemak di dalam darah terdiri dari kolesterol, trigliserida, fosfolipid, dan asam lemak bebas. Tiga fraksi (unsur) lemak yang pertama berikatan dengan protein khusus yang bernama apoprotein menjadi kompleks lipid-protein atau lipoprotein. Ikatan itulah yang menyebabkan lemak bisa larut, menyatu dan mengalir di peredaran darah. Unsur lemak yang terakhir, yaitu asam lemak bebas berikatan dengan albumin (Dalimartha, 2008). Lipoprotein terbagi menjadi 5 fraksi sesuai dengan berat jenisnya yang dibedakan dengan cara ultrasentrifugasi. Kelima fraksi tersebut adalah kilomikron, very low density lioprotein (VLDL), intermediate density lipoprotein (IDL), low density lipoprotein (LDL), dan high density lipoprotein (HDL). Lipoprotein juga bisa dibedakan dengan cara elektroforesis menjadi beta lipoprotein (LDL), pre-beta lipoprotein (VLDL), broad beta (beta VLDL), dan alpha lipoprotein (HDL) (Dalimartha, 2008). • Kilomikron Merupakan lipoprotein dengan berat molekul terbesar dan mengandung Apo-B48. Kandungannya sebagian besar trigliserida (8095%) untuk dibawa ke jaringan lemak dan otot rangka. Kilomikron juga mengandung kolesterol (2-7%) untuk dibawa ke hati. Setelah 8-10 jam sejak makan terakhir, kilomikron tidak ditemukan lagi di dalam plasma. Adanya kilomokron sewaktu puasa dianggap abnormal (Dalimartha, 2008). • Lipoprotein Densitas Sangat Rendah (VLDL) Dibentuk dari asam lemak bebas di hati dengan kandungan ApoB100. VLDL mengandung 55-80% trigliserida dan 5-15% kolesterol (Dalimartha, 2008). • Lipoprotein Densitas Sedang (IDL) Juga mengandung trigliserida (20-50%) dan kolesterol (20-40%). IDL merupakan zat antara yang terjadi sewaktu VLDL dikatabolisme menjadi LDL. IDL disebut juga VLDL sisa (Dalimartha, 2008). • Lipoprotein Densitas Rendah (LDL) Merupakan lipoprotein pengangkut kolesterol terbesar (40-50%) untuk disebarkan ke seluruh endotel jaringan perifer dan pembuluh nadi. LDL merupakan metabolit VLDL yang disebut juga kolesterol jahat karena efeknya yang aterogenik, yaitu mudah melekat pada dinding sebelah dalam pembuluh darah dan menyebabkan penumpukan lemak yang dapat menyempitkan pembuluh darah. Proses tersebut dinamakan aterosklerosis.
Tingginya kolesterol-LDL (kol-LDL) bisa terjadi akibat kurangnya pembentukan reseptor LDL seperti pada kelainan genetik (hiperkolesterolemia familial), atau jenuhnya reseptor LDL yang ada sehubungan konsumsi makanan yang terlalu banyak mengandung kolesterol tinggi dan lemak jenuh, tingginya kadar VLDL, serta kecepatan produksi, dan eliminasi LDL. Jaringan yang banyak mengandung adalah hati dan kelenjar adrenal. Peningkatan kadar kol-LDL di dalam darah akan menyebabkan metabolisme LDL terganggu (Dalimartha, 2008). • Lipoprotein Densitas Tinggi (HDL) Merupakan lipoprotein yang mengandung Apo AI dan Apo AII dengan kandungan trigliserida (5-10%) dan kolesterol (15-25%). HDL mempunyai efek antiaterogenik kuat sehingga disebut juga kolesterol baik. Fungsi utama HDL yaitu mengangkut kolesterol bebas yang terdapat dalam endotel jaringan perifer termasuk pembuluh darah, ke reseptor HDL di hati untuk dijadikan empedu dan dikeluarkan ke usus kecil untuk mencerna lemak dan dibuang berupa tinja. Dengan demikian, penimbunan kolesterol di perifer berkurang. Kadar HDL diharapkan tinggi di dalam darah. Namun, kadarnya rendah pada orang gemuk, perokok, penderita diabetes mellitus yang tidak terkontrol, dan pemakai pil KB (Dalimartha, 2008). Fungsi Kolesterol Kolesterol adalah komponen penting dari semua membran biologis, termasuk membran sel yang memisahkan sel ke bagian luar dan berbagai membran di dalam sel. Tekstur membrane, viskositasnya ditentukan oleh jumlah kolesterol, yang membuat membrane menjadi stabil pada kisaran temperature yang besar (Skiver, 2008). Kolesterol adalah bahan awal utama untuk sintesis vitamin D, hormon steroid seperti kortisol dan aldosteron dari kelenjar adrenal dan hormon seperti progesteron , estrogen dan testosteron (Skiver, 2008). Sumber Kolesterol Jumlah terbesar kolesterol dalam tubuh manusia disintesis dari asetil koenzim Adi banyak jenis sel dan jaringan . Sekitar 20-25% dari produksi harian, biasanya sekitar 1 gram per hari, terjadi di dalam hati. organ lain yang mensintesis kolesterol adalah usus , kelenjar adrenal dan alat kelamin . Seorang pria yang memiliki berat 70 kilogram, yang umumnya sekitar 25 gram kolesterol dalam tubuh, dan mungkin setiap hari di 200-250
miligram melalui diet. Sekitar 1,2-1,3 miligram untuk memasuki usus, di mana sekitar setengah diserap ke dalam darah. Anda melakukannya dengan baik bahkan jika Anda tidak menerima kolesterol melalui diet, ketika sel-sel kekebalan tubuh sendiri dapat menghasilkan semua kolesterol yang mereka butuhkan (Macnair, 2007). Ekskresi Kolesterol Kolesterol dikeluarkan dari hati ke dalam empedu.
Beberapa empedu
meninggalkan tubuh dengan kotoran, tetapi beberapa dikembalikan lagi melalui usus . Jika kolesterol menumpuk dalam konsentrasi tinggi, seperti kandung empedu , itu mengkristal. kolesterol mengkristal, dan merupakan salah satu unsur utama dari jenis batu empedu yang paling umum (Macnair, 2007). Penyebab Tingginya Kolesterol Konsumsi makanan yang tinggi lemak dan sumber kolesterol (seperti makanan berminyak, bersantan, makanan fast food), alkohol dan gula yang berlebihan (Indica, 2010). Diet Untuk Kolesterol Kadar kolesterol tinggi seringkali dapat dicegah melalui pola makan sehat dan olahraga ringan. Beberapa makanan memiliki kecenderungan untuk meningkatkan kadar kolesterol darah sedangkan yang lain mungkin bahkan lebih rendah kadar LDL. Sebagai contoh, diketahui bahwa beta-glukan dari gandum dan sterol membantu mengurangi kadar kolesterol (Skiver, 2008). Lemak trans dari margarin menurunkan HDL dan meningkatkan LDL. Peningkatan besar dalam penyakit kardiovaskular pada paruh kedua tahun 1900 bertepatan dengan peningkatan asupan margarin dengan isi lemak trans buatan. Lemak tak jenuh ganda (misalnya dari minyak goreng dan margarin) mengurangi kolesterol darah. Mekanisme di balik ini adalah bahwa asam lemak Omega6 dari minyak margarin atau memasak memasuki membran sel dan menggantikan stabil, lemak jenuh. Hal ini mengubah stabilitas dan fungsionalitas dari membran sel. Untuk memperbaiki hal ini, adalah karena kolesterol dari darah ke dalam membran sel, untuk menstabilkan mereka. Lemak jenuh meningkatkan LDL (Skiver, 2008).
Penanganan hiperkolesterol 1. Makanlah makanan tinggi serat, gunakan minyak mufa (monounsaturated fatty acid) dan pufa (poly-unsaturated fatty acid), suplementasi minyak ikan, vitamin antioksidan dan pertahankan berat badan ideal. 2. Apabila pengatur gaya hidup tidak mampu menurunkan kadar kolesterol dalam darah, maka pasien harus mengkonsumsi obat. Obat yang dapat digunakan yaitu : o Golongan asam fibrat à Gemfibrozil, Fenofibrate dan Ciprofibrate. Fibrate menurunkan produksi LDl dan meningkatkan kadar HDL. LDL ditumpuk di arteri sehingga meningkatkan resiko penyakit jantung, sedangkan HDL memproteksi arteri atas penumpukkan itu. o Golongan resin à Kolestiramin (Chlolestyramine) Obat antihiperlidemik ini bekerja dengan cara mengikat asam empedu di usus dan meningkatkan pembuangan LDL dari aliran darah. o Golongan
Penghambat
HMGCoa
reduktase à Pravastatin,
Simvastatin, Rosavastatin, Fluvastatin, Atorvastatin. Menghambat pembentukan kolesterol dengan cara menghambat kerja enzim yang ada di jaringan hati yang memproduksi mevalonate, suatu molekul kecil yang digunakan untuk mensintesa kolesterol dan derivat mevalonate. Selain itu meningkatkan pembuangan LDL dari aliran darah. o Golongan Asam nikotinat à niasin Dengan dosis besar asam nikotinat diindikasikan untuk meningkatkan HDL atau kolesterol baik dalam darah o Golongan Ezetimibe Menurunkan total kolesterol dan LDL juga meningkatkan HDL dengan cara mengurangi penyerapan kolesterol di usus. (Klinik, 2010).
Obat-Obat yang Menurunkan Kadar Kolesterol Darah Obat yang tersedia di pasaran mengurangi konsentrasi lipid plasma umumnya menurunkan kadar kolesterol atau trigliserid, tetapi tidak menurunkan keduanya sekaligus; obat ini memengaruhi kadar kolesterol LDL atau VLDL dalam sirkulasi. Niasin (asam nikotinat) merupakan pengecualian dan obat ini dapat menurunkan kadar LDL dan sekaligus VLDL. Obat antihiperlipidemia dapat direkomendasikan untuk pengobatan
pasien dengan kadar kolesterol LDL di atas 160 mg/dl (ekuivalen dengan 240 mg/dl total kolesterol). Tujuan penggunaan obat hipolipidemik adalah untuk menurunkan kolesterol LDL di bawah 130 mg/dl (Staf Pengajar, 2008). Sebelum memulai pengobatan hiperlipidemia, satu hal yang harus ditentukan ialah bahwa peningkatan lipid plasma secara langsung disebabkan oleh masalah dalam metabolisme dan bukan akibat patologi lain, seperti diabetes melitus, hipotiroidisme, atau alkoholisme. Namun, harus dimulai dengan dosis efektif minimum untuk membatasi efek samping (Staf Pengajar, 2008). Disamping diet, obat-obat hipolipidemik perlu diberikan pada 2 keadaan berikut: 1. Pada hiperkolesterolemia familial dan hiperproteinemia tipe III. 2. Pada semua jenis hiperlipidemia bila pengobatan dengan diet tidak memberikan hasil (Staf Pengajar, 2008). Pengobatan tunggal selalu lebih baik, namun bila perlu penggunaan 2 macam obat dapat dipertimbangkan bila dengan monoterapi tidak memberikan manfaat. Karena pengobatan hiperlipidemia merupakan pengobatan jangka panjang, diagnosis harus ditegakkan seteliti mungkin dengan mempertimbangkan rasio manfaat-risiko pengobatan (Staf Pengajar, 2008). Obat penurun lipid plasma utama yang tersedia dewasa ini adalah kolestiramin, lovastatin, kolestipol, niacin, dan probucol (Staf Pengajar, 2008).
(https://www.academia.edu/4897393/LAPORAN_PRAKTIKUM_ KIMIA_KLINIK_PENENTUAN_KADAR_KOLESTEROL_ME TODE_CHOD-PAP_)