Kimia Analisis Kuantitatif Titrasi Pengendapan Isran Asnawi S.Si, M.T. Teknik Kimia Mineral Politeknik ATI Makassar 2018
Ruang Lingkup • • • •
Iodometri dan iodimetri Titrasi Pengendapan (argentometri) Titrasi Kompleksometri Jenis-jenis indikator
Titrasi Pengendapan / Argentometri
Source : Khopkar, 1990
❖Berdasar pada pembentukan endapan yang terjadi antara titran dan titer ❖Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna endapan
Source : slideshare; theme gallery
❖ Paling sering dilakukan untuk Positively chargedprimar y menetapan kadar adsorptionlayeroncolloi dal particle Halogen : ▪ Klorida Ag H Ag ▪ Bromida Ag Electricdoublel ayer ▪ Iodida Cl Ag Cl Ag Cl Ag Ag Ag ▪ Sianida Cl
Titrasi Pengendapan
NO
NO 3
H +
3
+
-
Ag
3
O
+
+
+
3
3
Cl -
Ag A g -
+ +
Cl
H+
NO 3
-
A g
+
A g +
A g
+
C l
-
A g
+
C l
-
A g
+
Ag Ag
3
-
+
NO -
A g
3
+
NO-
N O
3
Counter-ionlayerof solutionwithexcessa nions NO
NO 3
Homogeneoussol ution (chargedba lanced)
H
+
C l
-
+
A g+
Cl-
Cl Cl-
+
-
NO
+
-
Ag
NO
-
+
-
3
+
-
+
3
N O
3
3
+
-
Colloidal Solid N O
3
N O
NO-
+N
NO
-
-
-
3
Ag +
-
www.themegallery.com
Metode Argentometri berdasarkan indikator yang digunakan
Dasar Teori Kurva Titrasi • Dalam menguji suatu reaksi, untuk menentukan bisa atau tidaknya reaksi tersebut digunakan untuk titrasi, kita perlu membuat suatu kurva titrasi. • Kurva titrasi dapat dibuat dengan mem-plot-kan antara pX terhadap jumlah volume titran (ml). • Kurva tersebut berguna dalam menentukan kelayakan suatu titrasi dan dalam memilih indikator yang sesuai. • Dalam hal ini, kurva titrasi pengendapan (argentometri), maka kurva titrasi dibuat dengan memplotkan pCl terhadap jumlah ml titran yaitu AgNo3
Kurva 50 mlTitrasi larutan NaCl 0,10 M dititrasi dengan larutan AgNO 0,10 M. Hitung konsentrasi ion klorida
Contoh soal pembuatan kurva titrasi
3
selama titrasi dan buat kurva pCl vs ml AgNO3. Ksp AgCl = 1 x 10-10. Untuk pembuatan kurva pCl terhadap ml AgNO3, maka dihitung nilai pCl masing-masing. Terhadap penambahan jumlah ml titran AgNO3, yang meliputi : a)Awal titrasi b)Setelah penambahan 10 ml AgNO3 c)Setelah penambahan 49,9 ml AgNO3 d)Titik ekivalen e)Setelah penambahan 60 ml AgNO3
Kurva 50 ml larutan NaCl 0,10 M dititrasi dengan larutan AgNO3 0,10 M. Hitung konsentrasi Titrasi ion klorida selama titrasi dan buat kurva pCl vs ml AgNO3. Ksp AgCl = 1 x 10-10. a) Awal sebelum titrasi :
[Cl-] = 0,10 M, maka pCl = 1,00 b) Setelah penambahan 10 ml AgNO3 : Ag+ + Cl- → AgCl awal 1,00 5,00 (p) perubaha mmol mmol n -1,0 -1,0 kesetimbangan mmol mmol [Cl-] = 4,00 mmol / 60,0 ml =4,0 mmol 0,067 M pCl = 1,17
c) Setelah penambahan 49,9 ml AgNO3 : Ag+
+
Cl- →
AgCl (p)
awal 4,99 mmol 5,00 mmol perubahan -4,99 mmol -4,99 mmol kesetimbangan 0,01 mmol [Cl-] = 0,01 mmol / 99,9 ml = 1,0 x 10-4 M pCl = 4,00 + + Cl- : d) Pada titikAg ekivalen (TE)
→
AgCl (p)
awal 5,00 mmol 5,00 mmol perubahan -5,00 mmol -5,00 mmol kesetimbangan [Ag+] = [Cl-] [Ag+][Cl-] = Ksp = 1,0 x 10-10 [Cl-] = 1,0 x 10maka pCl = 5,00
e) Setelah penambahan 60,0 ml AgNO3
awal perubahan kesetimbangan
+ A → Cl g(p) 6,00 mmol 5,00 mmol -5,00 mmol -5,00 mmol 1,00 mmol -
AgCl
[Ag+] = 1,00 mmol / 110 ml = 9,1 x 10-3 M pAg = 2,04 maka pCl = 10,00 – 2,04 = 7,96 Ag+ + X- → AgX Secara umum untuk halida (p) Tetapan kesetimbangan : K := 1 / [Ag+][X-] = 1 / Ksp Makin kecil Ksp makin besar K suatu titrasi. Company name
Titrasi 50 ml NaCl 0,10 M dengan AgNO3 0,10 M
AgNO3
[Cl-]
% Cl terendapkan
pCl
0,0 10,0 20,0 30,0 40,0 49,0 49,9 50,0 50,1 51,0 60,0
0,10 0,067 0,043 0,025 0,011 0,0010 1,0 x 10-4 1,0 x 10-5 1,0 x 10-6 1,0 x 10-7 1,0 x 10-8
0,0 20,0 40,0 60,0 80,0 98,0 99,8 100 100 100 100
1,00 1,17 1,37 1,60 1,96 3,00 4,00 5,00 6,00 7,00 7,96
Kurva Titrasi
Company
Dasar Teori Kelarutan dan hasil kali kelarutan • Kelarutan adalah jumlah maksimum zat terlarut dalam pelarut pada kesetimbangan (s). • Hasil kali kelarutan adalah hasil kali konsentrasi ion-ion dari larutan jenuh garam yang sukar larut dalam air, setelah masing-masing konsentrasi dipangkatkan dengan koefisien menurut persamaan ionisasinya. • Tetapan hasil kali kelarutan (Ksp) adalah tetapan yang menyatakan hasil kali ion-ion (hasil kali kelarutan) dalam keadaan setimbang.
Nilai Ksp Kecil = sukar larut = mudah mengendap Nilai Ksp besar = mudah larut = sulit mengendap
Hubungan Ksp dgn Pembentukan Endapan Reaksi argentometri: NaCl(aq) + AgNO3(aq) → AgCl(s) + NaNO3 AgCl(s) → Ag+(aq) + Cl-(aq) Ksp s s S = solubility/kelarutan endapan dlm pelarut murni Ksp = Konstanta Solubility Product/ hasil kali kelarutan
•
[Ag+][Cl-] < Ksp AgCl [Ag+][Cl-] = Ksp AgCl [Ag+][Cl-] > Ksp AgCl
belum ↓ (belum jenuh) mulai ↓ (tepat jenuh) sudah ↓ (lewat jenuh)
Contoh soal :
Larutan NaCl 0,1 M sebanyak 50 mL dititrasi dengan AgNO3 0,1 M. Pada saat penambahan titran sebanyak 50 mL, larutan yang dititrasi mencapai titik ekivalen. Tentukan nilai kelarutan Ag+ dan Cl-, bila diketahui Ksp AgCl = 1 x 10-10
Jawab : Karena telah diketahui bahwa kondisi titrasi mencapai titik ekivalen, maka larutan tepat bereaksi dan tepat jenuh,sehingga mulai terbentuk endapan. Maka : Nilai [Ag+][Cl-] = Ksp AgCl [Ag+][Cl-] = 1,0 x 10-10 [s] [s] = 1,0 x 10-10 [s]2 = 1,0 x 10-10
[s]
= 1,0 x 10-5
Maksudnya apa ?
Soal • Dalam 1000 ml air dapat larut 1,4 x 10-12 mol Ag2CrO4. Hitunglah hasil kali kelarutan Ag2CrO4 tersebut !
Soal Garam dengan kelarutan paling besar adalah ... AgCl Ksp = 1,0 x 10-10 Ag2C2O4 Ksp = 1,1 x 10-11 Ag2CrO4 Ksp = 3,2 x 10-12 AgI Ksp = 1,0 x 10-16 Ag2S Ksp = 1,6 x 10-9
Metode Argentometri berdasarkan indikator yang digunakan
Metode Mohr • Titrasi klorida dengan ion perak menggunakan indikator ion kromat • Pada titik akhir terbentuk endapan perak kromat berwarna kemerah-merahan • Metode Mohr juga digunakan untuk penentuan ion bromida dengan perak, dan ion sianida dalam larutan sedikit alkalin.
Metode Volhard • Didasari oleh pengendapan dari perak tiosianat dalam larutan asam nitrit, dengan ion besi (III) dipergunakan untuk mendeteksi kelebihan ion tiosianat. • Metode volhard juga digunakan untuk penentuan ion bromida dan iodida
Metode Fajans • Prinsip : pengendapan garam perak menggunakan indikator adsorpsi, dimana komponen organik berwarna pada permukaan sebuah endapan dapat menyebabkan pergeseran elektronik dalam molekul yang mengubah warnanya. • Contoh : Fluoresein (HFI) yang merupakan asam organik lemah.
Kondisi
Mohr
Volhar d
Fajans
6-10
0,2-0,9 N HNO3
7-10
langsung
Tidak langsung
langsung
Indikator
K2CrO4
Fe3+
Fluorscein
Perubahan pada saat end-point
End. Putih
End. Putih
End. Putih
End. Merah bata
Larutan. Merah Intensif
Suspensi Merah
pH Cara titrasi
Sumber : Day & Underwood
Sumber : Day & Underwood
Terima Kasih
Referensi • Underwood, AL., & Day, RA., 2002, Analisis Kimia Kuantitatif (terjemahan), Erlangga : Jakarta • Sunarya, Y., 2011, Kimia Dasar 2, Yrama Widya : Bandung • Materi Kimia Analisis, ITS, Unkown