KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dalam mengangkat derajat bangsa. Guru merupakan salah satu komponen utama untuk mewujudkan hal itu, sangat penting dalam membentuk intelegensi dan akhlak seorang anak. Namun pada kenyataannya hal ini masih jauh dari yang diharapkan karena masih belum terwujud sepenuhnya dalam usaha mereka untuk mengajar sekaligus mendidik. Mengajar merupakan kegiatan yang sangat kompleks. Dalam mengajar terdapat interaksi yang halus dan bervariasi antara guru, siswa, bahan pelajaran, kelas, dan lingkungan, yang merupakan aspek penting dalam menentukan keberhasilan belajar seorang siswa. Meskipun pelaksanaan pengajaran itu rumit namun setiap guru memiliki cara-cara tertentu untuk memaksimalkan proses belajar mengajar sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Guru merupakan suatu tenaga professional yang berada dalam lingkungan kependidikan. Hal ini menuntut guru untuk memiliki suatu kompetensi yang harus dikuasai oleh guru. Disamping itu juga guru juga harus menguasai suatu keterampilan dasar dalam mengajar, karena seorang guru yang professional setidaknya harus memiliki dua modal dasar dalam mengelola kegiatan interaksi belajar mengajar, yaitu kemampuan mendesain program dan keterampilan mengkomunikasikan program itu kepada anak didik. Dua modal dasar inilah yang dikenal dengan “Keterampilan Dasar Mengajar”. Keterampilan dasar mengajar merupakan komponen dasar yang harus dimiliki oleh seorang guru, apapun tingkat satuan pendidikan dan bidang studi yang diajarkan, disamping menguasai bahan ajar yang akan diberikan kepada peserta didik. Dengan keterampian dasar mengajar ini dapat menunjang keberhasilan guru dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas. Meskipun pada saat ini sebagian guru masih menggunakan cara-cara yang konvesional dalam pembelajaran. Hal ini dianggap masih mudah dilaksanakan dan peserta didik pun lebih paham dengan cara-cara konvesional guru dalam menyampaikan materi ajar. Namun dalam pembelajaran pun seorang guru harus mampu membangkitkan partisipasi peserta didik dalam belajar, sehingga pembelajaran berlangsung secara baik dan menyenangkan. Banyak keterampilan dasar mengajar yang harus dikuasai oleh seorang guru dan guru juga harus mampu mengkomninasikannya dengan baik. Namun dalam pelaksanaannya keterampilan dasar mengajar ini masih dianggap rumit oleh sebagian guru, karena guru harus memahaminya dengan baik agar dalam pembelajaran dapat terjadi interaksi balajar yang baik. Setidaknya ada delapan keterampilan dasar mengajar yang harus dimiliki oleh guru agar dalam pembelajaran dapat terjadi interaksi timbale balik antara peserta didik dan guru serta sesama peserta didik. Tidak terkecuali dalam pembelajaran matematika. Sekarang, matematika tidak boleh lagi disebut-sebut atau digambarkan sebagai pelajaran yang sulit, melainkan sebagai alat bantu bagi siapa saja yang ingin mempelajari ilmu pengetahuan lainnya. Selain itu, dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan telah ditekankan pula bahwa orientasi pembelajaran di sekolah
haruslah berpusat kepada siswa, tidak lagi berpusat kepada guru. Maksudnya, bukan berarti guru tidak perlu lagi mengajar, melainkan guru bertanggung jawab memfasilitasi siswa dalam memahami pelajaran. Oleh karena itu, seorang guru tetap harus memiliki keterampilan dasar dalam mengajar. Selain itu, masih banyak juga guru yang kewalahan menghadapi tingkah laku siswa yang tidak betah di dalam kelas saat jam pelajaran matematika berlangsung dan jikapun mereka ada dalam kelas mereka hanya menganggu proses belajar mengajar. Keterampilan guru dalam mengatasi hal seperti ini adalah salah satu hal penting yang perlu diperhatikan. Seperti yang kita ketahui, guru sebagai komponen utama dalam pembelajaran harus dapat mengerahkan siswa untuk belajar secara efektif sekaligus mampu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan. Dengan demikian, tentunya siswa termotivasi dalam belajar dan dapat meningkatkan hasil belajarnya. Sebagaimana yang telah dibahas sebelumnya. Adapun keterampilan Dasar mengajar dapat dibagi atas delapan keterampilan yaitu:
1.
Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran
Dalam Usman (1979 : 91) yang dimaksud dengan keterampilan membuka dan menutup pelajaran (Set induction) adalah usaha sadar atau kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar untuk menciptakan prokondisi bagi murid agar mental maupun perhatian terpusat pada apa yang akan dipelajarinya sehingga usaha tersebut dapat membawa efek positif dalam kegiatan belajar mengajar. Kegiatan membuka pelajaran tidak hanya dilakukan oleh guru pada awal jam pelajaran, tapi dapat dilakukan pada setiap penggal kegiatan inti pelajaran yang diberikan selama jam pelajaran itu. Tujuan pokok siasat membuka pelajaran (Set induction) adalah: 1. Menyiapkan mental anak didik agar siap memasuki materi yang akan dibicarakan. 2. Menimbulkan minat serta pemusatan perhatian anak didik terhadap materi yang akan dibicarakan Contoh: Guru : Nah, anak-anak! Pada pertemuan kali ini kita akan mempelajari suatu pokok pembahasan baru tentang “Bangun datar”. Tetapi sebelum kita pelajari lebih lanjut topic tersebut, cobalah perhatikan dahulu ke depan. Gambar apakah yang Bapak pegang ini? Ya, kamu Beni dan seterusnya. Untuk menyiapkan mental dan minat anak didik pada pelajaran, dapat dilakukan melalui upayaupaya sebagai berikut: 1. Menghubungkan materi yang telah dipelajari dengan materi yang telah disajikan.
2. Menyampaikan tujuan yang akan dicapai dan garis besar materi yang akan dipelajari. 3. Menyampaikan langkah-langkah kegiatan pembelajaran dan tugas-tugas yang harus diselesaikan untuk mencapai tujuan pembelajaran. 4. Mengajukan pertanyaan, baik untuk mengetahui pemahaman anak didik terhadap pelajaran yang telah lalu maupun untuk menjajaki kemampuan awal berkaitan dengan bahan yang akan dipelajari. Kegiatan menutup pembelajaran (closure) adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mengakhiri pelajaran atau kegiatan belajar mengajar. Dengan menutup pembelajaran tersebut dapat memberi deskripsi pelajaran yang baru dipelajari oleh peserta didik, disamping itu untuk mengetahui tingkat pencapaian peserta didik dan tingkat keberhasilan guru dalam proses belajar mengajar. Bentuk usaha guru dalam mengakhiri kegiatan belajar mengajar adalah sebagai berikut: 1. Merangkum atau membuat garis-garis besar persoalan yang baru dibahas atau dipelajari sehingga siswa memperoleh gambaran jelas tentang esensi pokok pelajaran yang baru dipelajari 2. Mengonsolidasikan perhatian siswa terhadap hal-hal yang pokok dalam pembelajaran 3. Mengorganisasikan semua kegiatan atau pelajaran yang telah dipelajari 4. Memberikan tindak lanjut (follow up) berupa ajakan atau saran agar materi yang baru dipelajari jangan dilupakan serta agar dipelajari kembali di rumah. Komponen keterampilan membuka dan menutup pelajaran 1. a. Membuka pelajarn Komponen keterampilan membuka pelajaran meliputi: 1)
Menarik perhatian siswa, antara lain dengan:
a)
Gaya mengajar guru
b)
Penggunaan alat bantu pelajaran
c)
Pola interaksi yang bervariasi
2)
Menimbulkan motivasi, antara lain dengan:
a)
Kehangatan dan keantusiasan
b)
Menimbulkan rasa ingin tahu
c)
Mengemukan ide yang bertentangan
d)
Memperhatikan minat siswa
3)
Memberi acuan melalui berbagai cara seperti:
a)
Mengemukan tujuan dan batas-batas tugas
b)
Menyarankan langkah-langkah yang akan dilakukan
c)
Mengingatkan masalah pokok yang akan dibahas
d)
Mengajukan pertanyaan-pertanyaan
4) Membuat kaitan atau hubungan antara materi-materi yang akan dipelajari dengan pengalaman dan pengetahuan yang telah dikuasai siswa 1. b. Menutup Pelajaran 1) Meninjaua kembali penguasaan inti pelajaran dengan merangkum inti pelajaran dan membuat ringkasan 2)
Mengevaluasi antara lain dengan:
a)
Mendemostrasikan keterampilan
b)
Mengaplikasikan ide baru pada situasi lain
c)
Mengeksplorasikan pendapat peserta didik
d)
Memberikan soal-soal tertulis
2.
Keterampilan Bertanya
Dalam pembelajaran tidak asing lagi dengan yang namanya bertanya. Hal ini sangat diperlukan dan seorang guru harus mamiliki keteranpilan bertanya sebab pertanyaan yang tersusun dengan baik dan teknik pelontaran yang tepat pula akan memberikan dampak positif terhadap siswa, yaitu: 1. Meningkatkan partisipasi peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar 2. Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap suatu masalah yang sedang dibicarakan
3. Mengembangkan pola dan cara berpikir aktif dari peserta didik 4. Menuntun proses berpikir siswa 5. Memusatkan perhatian siswa Dasar-dasar pertanyaan yang baik: 1. Jelas dan mudah dimengerti Pertanyaan perlu disusun secara jelas dan singkat, serta harus memperhitungkan kemampuan berfikir dan perbendaharaan kata ya ng dikuasai anak didik, serta hindari pertanyaan yang terlalu panjang dan berbelit-belit. 1. Berikan informasi yang cukup untuk menjawab pertanyaan Dalam mengajukan pertanyaan mungkin guru perlu memberikan acuan berupa penjelasan singkat berisi informasi yang sesuai dengan jawabanyang diharapkan. 1. Difokuskan pada suatu masalah tertentu Pertanyaan dapat digunakan untuk memusatkan perhatian anak didik, disamping pemusatan perhatian dapat juga dilakukan dengan mengetuk meja, mengetuk papan tulis dan tepuk tangan. 1. Berikan waktu yang cukup untuk berpikir sebelum menjawab pertanyaan 2. Berikan respon yang ramah dan menyenangkan 3. Tuntulah peserta didik sehingga mereka mampu menemukan jawaban sendiri dengan benar Dalam menjawab pertanyaan, mungkin anak didik tidak dapat memberika jawan yang tepat, dala hal ini hendaknya guru memberikan tuntunan menuju suatu jawaban yang tepat. Hal ini dapat dilakukan seperti dengan mengulangi pertanyaan dengan cara lain dan nahsanya lebih sederhana serta susunan kata yang lebih mudah dipahami anak didik. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam keterampilan bertanya: 1. Kehangatan dan keantusiasan Dalam proses belajar, guru harus menunjukan sikap yang baik pada waktu mengajukan pertanyaan maupun menerima jawaban peserta didik. Sikap ini dapat ditunjukan dengan suara, ekspresi wajah, gerakan, dan posisi badan menampakan ada tidaknya kehangatan dan keantusiasan. 1. Kebiasaan yang perlu dihindari
1)
Mengulang pertanyaan yang peserta didik tidak mampu menjawabnya
2)
Mengulang jawaban siswa
3)
Menjawab sendiri pertanyaan yang diberikan
4)
Usahakan pertanyaan yang diberikan tidak dijawab serempak oleh peserta didik
5)
Menentukan siapa siswa yang harus menjawab pertanyaan
6)
Pertanyaan ganda
3.
Keterampilan Menjelaskan
Menjelaskan adalah mendeskripsikan secara lisan tentang sesuatu benda, keadaan, fakta dan data sesuai dengan waktu dan hukum-hukum yang berlaku. Menjelaskan merupakan suatu aspek penting yang harus dimiliki guru, mengingat sebagian besar pembelajaran menuntut guru untuk memberikan penjelasan. Penguasaan keterampilan menjelaskan yang didemonstrasikan guru akan memungkinkan siswa memiliki pemahaman yang mantap tentang masalah yang dijelaskan, serta meningkatnya keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Penggunaan penjelasan dalam pembelajaran memilki beberapa komponen yang harus diperhatikan. 1. Komponen-komponen keterampilan menjelaskan 1)
Merencanakan
Perencanaan yang diberikan oleh guru perlu direncanakan dengan baik, terutama yang berkenaan dengan isi pesan dan penerimaan pesan. Yang berkaitan dengan isi pesan (materi) meliputi penganalisaan masalah secara keseluruhan. Mengenai dengan penerimaan pesan (peserta didik) hendaknya perhatikan hal-hal atau perbedaan pada setiap anak yang akan menerima pesan seperti usia, jenis kelamin, kemampuan, latar belakang sosial-ekonomi, bakat, dan minat. 2)
Penyajian suatu penjelasan
Agar penjelasan yang diberikan dapat dipahami, dalam penyajianya perlu diperhatikan hal-hal berikut : a)
Bahasa yang diucapkan harus jelas dan enak didengar.
b)
Gunakan intonasi sesuai dengan materi yang dijelasan.
c) Gunakan bahasa indonesia yang baik dan benar, serta hindari kata-kata yang tidak perlu, seperti “eu”,”mm”,”ya ya ya dan lain-lain. d)
Bila ada istilah khusus atau baru berilah anak didik defenisi yang tepat.
e) Perhatikan apakah semua anak didik dapat menerima, memahami penjelasan serta penjelasan tersebut dapat membangkitkan motifasi belajr mereka. Ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam memberikan suatu penjelasan, seperti : 1. Penjelasan dapat diberikan selama pembelajaran, baik di awal, di tengah maupun di akhir pembelajaran. 2. Penjelasan harus menarik perhatian anak didik sesuai dengan materi standar dan kompetensi dasar. 3. Penjelasan dapat diberikan untuk menjawab pertanyaan anak didik. 4. Materi yang dijelaskan harus sesuai dengan KD(kompetensi dasar) dan bermakna bagi anak didik. 5. Penjelasan yang diberikan harus sesuai dengan latar belakang dan tingkat kemampuan anak didik.
4.
Keterampilan Memberi Penguatan
Penguatan (reinforcement) adalah segala bentuk respons, apakah bersifat verbal ataupun non verbal, yang merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku peserta didik, yang bertujuan untuk memberikan informasi atau umpan balik (feedback) bagi peserta didik atas perbuatannya sebagai suatu tindak dorongan ataupun koreksi. 1. a. Tujuan Pemberian Penguatan Penguatan mempunyai pengaruh positif yang berupa sikap positif terhadap proses belajar peserta didik dan bertujuan sebagai berikut: 1)
Meningkatkan perhatian siswa dalam belajar
2)
Merangsang dan meningkatkan motivasi belajar
3)
Meningkatkan kegiatan belajar dan membina tingkah laku peserta didik yang produktif. 1. b. Jenis-jenis penguatan
1)
Penguatan verbal
Biasanya diutarakan dengan menggunakan kata-kata pujian, pengahargaan, persetujuan, dan sebagainya, misalnya: bagus; bagus sekali; betul; pintar; ya, seratus buat kamu. 2)
Penguatan non verbal
a) Penguatan gerak isyarat : anggukan, gelengan, senyuman, kerut kening, acungan jempol, dsb. b)
Penguatan pendekatan: guru berdiri disamping siswa
c)
Penguatan dengan sentuhan (contact) : berjabat tangan, menepuk-nepuk pundak siswa
d)
Penguatan dengan kegiatan menyenangkan
e) Penguatan berupa symbol-simbol: seperti kartu bergambar, lencana, ataupun komentar tertulis f)
Tidak langsung menyalahkan siswa 1. c. Prinsip penggunaan penguatan
1)
Kehangatan dan keantusiasan
Sikap dan gaya guru, termasuk suara, mimik, dan gerak badan, akan menunjukan adanya kehangatan dan keantusiasan dalam memberikan penguatan. 2)
Kebermaknaan
Penguatan hendaknya diberikan sesuai dengan tingkah laku dan penampilan peserta didik sehingga ia mengerti dan yakin bahwa patut diberi penguatan. 3)
Menghindari penggunaan respon yang negative
Komentar, bercanda, menghina, ejekan yang kasar perlu dihindari karena akan mematahkan semangat peserta didik untuk mengembangkan dirinya.
5.
Keterampilan Mengadakan Variasi
Variasi stimulus adalah suatu kegiatan guru dalam konteks proses interaksi belajar mengajar yang ditujukan untuk mengatasi kebosanan murid sehingga dalam situasi belajar mengajar murid senantiasa menunjukan ketekunan, antusiasme, serta penuh partisipasi. 1. a. Tujuan dan manfaat 1) Untuk menimbulkan dan meningkatkan perhatian siswa kepada aspek-aspek belajar mengajar yang relavan 2) Untuk memberikan kesempatan bagi berkembangnya bakat ingin mengetahui dan menyelidiki pada siswa tentang hal-hal yang baru
3) Untuk memupuk tingkah laku yang positif terhadap guru dan sekolah dengan berbagai cara mengajar yang lebih hidup dan lingkungan belajar yang lebih baik 4) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk memperoleh cara menerima pelajaran yang disenanginya Variasi dalam kegiatan belajar-mengajar dapat dokelompokan menjadi 3 bagian, yaitu: a. Variasi dalam gaya mengajar 1)
Pengunaan variasi suara.
Variasi suara adalah perubahan nada suara dari keras menjadi lemah, dari tinggi menjadi lemah, atau pada suatu saat memberikan tekanan pada kata-kata tertentu. 2)
Pemusatan perhatian.
Memusatkan perhatian pada hal-hal yang dianggap penting dapat dilakukan guru dengan perkataan seperti: ”perhatikan baik-baik” dan lain-lain. 3)
Kesenyapan.
Adanya kesenyapan tiba-tiba yang disengaja guru ketika menerangkan sesuatu merupakan suatu alat yang baik untuk menarik perhatian. 4)
Mengadakan kontak pandang.
Apabila guru berbicara dengan siswa sebaiknya pandangan menjelajahi seluruh kelas dan melihat ke mata siswa untuk menunjukkan interaksi dengan mereka. 5)
Gerakan badan dan mimic.
Variasi dalam ekspresi wajah guru, gerakan kepala, gerakan badan adalah aspek yang amat penting dalam berkomunikasi. Hal ini tidak saja menarik perhatian siswa tetapi lebih dari itu, yaitu untuk menyampaikan arti dari pesan lisan yang dimaksudkan. 1. Pergantian posisi guru dalam kelas. Pergantian posisi guru dalam kelas dapat digunakan untuk mempertahankan perhatian siswa. Pergantian posisi disini dimaksudkan ke arah depan atau belakang, ke kiri atau ke kanan. 1. b. Variasi dalam penggunaan media dan bahan pengajaran Media dan alat pengajaran dapat digolongkan menjadi 3, yaitu: 1)
Alat/bahan yang dapat dilihat.
Contohnya: grafik, gambar di papan tulis, peta, poster, dan sebagainya. 2)
Alat/bahan yang dapat didengar.
Contohnya: rekaman suara, suara musik, dan sebagainya. 3)
Alat/bahan yang dapat diraba atau dimanipulasi.
Contohnya: patung, alat mainan, sempoa, dan sebagainya. 1. c. Variasi pola interaksi dan kegiatan siswa Pola interaksi dapat berbentuk klasikal, kelompok dan perorangan sesuai dengan keperluan, sedangkan variasi kegiatan dapat berupa mendengarkan informasi, menelaah materi, diskusi, latihab atau demonstrasi. Dalam mengadakan variasi, guru perlu mengingat prinsip-prinsip penggunaannya yang meliputi : 1. Kesesuaian 2. Kewajaran 3. Kelancaran dan kesinambungan 4. Serta perencanaan bagi alat/bahan yang memerlukan penataan khsusus.
6.
Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil
Diskusi kelompok kecil suatu proses yang teratur yang melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yang informal dengan berbagai pengalaman atau informasi, pengambilan kesimpulan, atau pemecahan masalah. Peserta didik berdiskusi dalam kelompok-kelompok kecil dibawah pengawasan guru atau temannya untuk berbagai informasi, pemecahan masalah, atau pengambilan keputusan. Ciri-ciri diskusi kelompok kecil: 1. Melibatkan 3-9 orang peserta. 2. Berlangsung dalam interaksi tatap muka yang informal. 3. Mempunyai tujuan yang dicapai dengan kerja sama antar anggota lainnya. 4. Berlangsung menurut proses yang sistematis. Komponen keterampilan yang perlu dimiliki oleh pimpinan diskusi kelompok kecil adalah sebagai berikut:
1. a. Memusatkan perhatian 1)
Merumuskan tujuan diskusi secara jelas.
2)
Merumuskan kembali masalah.
3)
Menandai hal-hal yang tidak relevan, jika terjadi penyimpangan.
4)
Merangkum hasil pembicaraan pada saat-saat tertentu. 1. b. Memperjelas masalah atau urunan pendapat
1)
Menguraikan kembali atau merangkum urunan pendapat peserta.
2)
Mengajukan pertanyaan pada anggota kelompok tentang pendapat orang lain.
3)
Menguraikan gagasan anggota kelompok dengan tambahan informasi. 1. c. Menganalisis pandangan siswa
1)
Meneliti apakah alasan yang dikemukakan punya dasar yang kuat.
2)
Memperjelas hal-hal yang disepakati dan yang tidak disepakati. 1. d. Meningkatkan urunan siswa
1)
Mengajukan pertanyaan kunci yang menantang mereka untuk berfikir.
2)
Memberi contoh pada saat yang tepat.
3) Menghangatkan suasana dengan mengajukan pertanyaan yang mengandung perbedaan pendapat. 4)
Memberi waktu untuk berfikir.
5)
Mendengarkan dengan penuh perhatian. 1. e. Menyebarkan kesempatan berpartisipasi
1)
Memancing pendapat peserta yang enggan berpartisipasi.
2)
Memberikan kesempatan pertama kepada siswa yang enggan berpartisipasi.
3)
Mencegah secara kebijaksanaan peserta yang suka memonopoli pembicaraan.
4)
Mendorong mahasiswa untuk mengomentari pendapat temannya.
5)
Meminta pendapat siswa jika terjadi jalan buntu. 1. f. Menutup diskusi dengan cara:
1)
Merangkum hasil diskusi.
2)
Memberikan gambaran tindak lanjut.
3)
Mengajak para siswa menilai proses diskusi yang telah berlangsung.
Diskusi kelompok kecil memungkinkan siswa: 1. Berbagi informasi dan pengalaman dalam memecahkan masalah. 2. Menimgkatkan pemahaman terhadap masalah penting. 3. Meningkatkan keterlibatan dalan perencanaan dan pengambilan keputusan. 4. Mengembangkan kemampuan berfikir dan berkomunikasi. 5. Membina kerja sama yang sehat, kelompok yang kohesif, dan bertanggung jawab
7.
Keterampilan Mengelola Kelas
Keterampilan mengelola kelas adalah keterampilan dalam menciptakan dan mempertahankan kondisi kelas yang optimal guna terjadi proses belajar mengajar yang serasi dan efektif. 1. a. Tujuan guru menguasai keterampilan mengelola kelas adalah : 1) Mendorong siswa mengembangkan tanggung jawab individu maupun klasikal dalam berperilaku yang sesuai dengan tata tertib serta aktivitas yang sedang berlangsung. 2)
Menyadari kebutuhan siswa.
3)
Memberikan respon yang efektif terhadap prilaku siswa. 1. b. Komponen keterampilan:
1) Keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal, dapat dilakukan dengan cara : a) Menunjukan sikap yang tanggap seperti memdekati, memberi reaksi terhadap gangguan dalam kelas, dll. b)
Membagi perhatian secara visual dan verbal.
c) Memusatkan perhatian kelompok dengan cara menyiapkan siswa dan menuntut tanggung jawab siswa. d)
Memberi petunjuk-petunjuk yang jelas.
2)
Keterampilan yang berhubungan dengan pengendalian kondisi belajar yang optimal.
3) Keterampilan yang berkaitan dengan respon guru terhadap respon negatif siswa yang berkelanjutan. 1. c. Enam (6) prinsip penggunaan keterampilan mengelola kelas, yaitu: 1)
Kehangatan dan keantusiasan dalam mengajar.
2)
Menggunakan kata-kata atau tindakan yang dapat menantang siswa untuk berfikir.
3)
Mmenggunakan berbagai variasi untuk menghilangkan kejenuhan.
4)
Keluwesan guru dalam pelaksanaan tugas.
5)
Penekanan pada hal-hal yang bersifat positif.
6)
Penanaman disiplin diri sendiri. 1. d. Hal-hal yang harus dihindari guru dalam mengelola kelas, yaitu:
1)
Campur tangan yang berlebihan.
2)
Penghentian suatu pembicaraan/kegiatan karena ketidaksiapan guru.
3)
Ketidakpastian memulai dan mengakhiri pelajaran.
4)
Penyimpangan, terutama yang berkaitan dengan disiplin diri.
5)
Bertele-tele.
6)
Pengulangan penjelasan yang tidak diperlukan.
8.
Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan
Di dalam kelas, seorang guru mungkin menghadapi banyak kelompok kecil serta banyak siswa yang masing-masing diberi kesempatan belajar secara kelompok maupun perorangan. 1. a. Peranan guru dalam penguasaan keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan adalah:
1)
Organisator kegiatan belajar mengajar
2)
Sumber informasi bagi siswa
3)
Pendorong bagi siswa untuk belajar
4)
Penyedia materi dan kesempatan belajar bagi siswa
5)
Pendiagnosa dan pemberi bantuan kepada siswa sesuai dengan kebutuhannya. 1. b. Komponen keterampilan, yaitu:
1)
Keterampilan mengadakan pendekatan secara pribadi, dengan cara :
a)
Kehangatan dan kepekaan terhadap kebutuhan siswa
b)
Mendengarkan secara simpatik gagasan yang dikemukakan siswa
c)
Membangun hubungan saling mempercayai
d)
Menerima perasaan siswa dengan penuh pengertian dan keterbukaan
e)
Mengendalikan situasi agar siswa merasa aman.
2) Keterampilan mengorganisasikan, dengan cara : a)
Memberi orientasi umum
b)
Memvariasikan kegiatan
c)
Mengkoordinasikan kegiatan
d)
Membagi-bagi perhatian dalam berbagai tugas
e)
Mengakhiri kegiatan dengan kulminasi berupa laporan atau kesepakatan.
3) Keterampilan membimbing dan memudahkan belajar. a)
Memberi penguatan yang sesuai
b) Mengembangkan supervisi proses awal yang mencakup sikap tanggap terhadap keadaan siswa c)
Mengadakan supervisi proses lanjutan yang berupa bantuan yang diberikan secara selektif
d) Mengadakan supervise pemanduan, dengan cara mendekati setiap kelompok/perorangan agar mereka siap untukmengikuti kegiatan akhir. 4) Keterampilan merencanakan dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar yang meliputi halhal berikut : a)
Menetapkan tujuan belajar
b)
Merencanakan kegiatan belajar
c)
Berperan sebagai penasehat
d)
Membantu siswa menilai kemajuan sendiri.