KELUARGA
FUNGSI KELUARGA, DEFINISI KELUARGA, & MACAM2 JENIS KELUARGA Fungsi Keluarga
Ada lima fungsi yang dapat dijalankan keluarga yaitu :
1). Fungsi biologis a) Untuk meneruskan keturunan. b) Memelihara dan membesarkan anak . c) Memenuhi kebutuhan gizi keluarga. d) Memelihara dan merawat anggota keluarga .
2). Fungsi psikologis a) Memberikan kasih sayang dan rasa aman . b) Memberikan perhatian diantara anggota keluarga . c) Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga . d) Memberikan identitas keluarga.
3). Fungsi sosialisasi a) Membina sosialisi pada anak. b) Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak. c) Meneruskan nilai-nilai budaya.
4). Fungsi ekonomi a) Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga. b) Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga. c) Menabung untuk memenuhi kebutuhan -kebutuhan keluarga dimasa yang akan datang, misalnya pendidikan anak-anak, jaminan hari tua dan sebagainya.
5) Fungsi pendidikan
a) Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, ketrampilan ,
dan membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimilikinya. b) Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam memenuhi peranannya sebagai orang dewasa. c) Mendidik anak sesuai dengan tingkat -tingkat perkembangannya.
DEFINISI KELUARGA 1. Duvall dan Logan ( 1986 ) : Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial dari tiap anggota keluarga. 2. Bailon dan Maglaya ( 1978 ) : Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga karena adanya hubungan darah, perkawinan, atau adopsi. Mereka saling berinteraksi satu dengan yang lain, mempunyai peran masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya. 3. Departemen Kesehatan RI ( 1988 ) :
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan. Dapat disimpulkan bahwa karakteristik keluarga adalah : 1. Terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah, perkawinan atau adopsi 2. Anggota keluarga biasanya hidup bersama atau jika terpisah mereka tetap memperhatikan satu sama lain 3. Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing-masing mempunyai peran sosial : suami, istri, anak, kakak dan adik 4. Mempunyai tujuan : menciptakan dan mempertahankan budaya, meningkatkan perkembangan fisik, psikologis, dan sosial anggota. STRUKTUR KELUARGA 1. Patrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur ayah 2. Matrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu 3. Matrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah ibu 4. Patrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami 5. Keluarga kawinan : hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri. CIRI-CIRI STRUKTUR KELUARGA
1. Terorganisasi : saling berhubungan, saling ketergantungan antara anggota keluarga 2. Ada keterbatasan : setiap anggota memiliki kebebasan, tetapi mereka juga mempunyai keterbatasan dalam mejalankan fungsi dan tugasnya masing-masing 3. Ada perbedaan dan kekhususan : setiap anggota keluarga mempunyai peranan dan fungsinya masing-masing. MACAM-MACAM STRUKTUR / TIPE / BENTUK KELUARGA 1. TRADISIONAL : a. The nuclear family (keluarga inti) Keluarga yang terdiri dari suami, istri dan anak. b. The dyad family Keluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa anak) yang hidup bersama dalam satu rumah c. Keluarga usila Keluarga yang terdiri dari suami istri yang sudah tua dengan anak sudah memisahkan diri d. The childless family Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah dan untuk mendapatkan anak terlambat waktunya, yang disebabkan karena mengejar karir/pendidikan yang terjadi pada wanita e. The extended family (keluarga luas/besar) Keluarga yang terdiri dari tiga generasi yang hidup bersama dalam satu rumah seperti nuclear family disertai : paman, tante, orang tua (kakak-nenek), keponakan, dll) f. The single-parent family (keluarga duda/janda) Keluarga yang terdiri dari satu orang tua (ayah dan ibu) dengan anak, hal ini terjadi biasanya melalui proses perceraian, kematian dan ditinggalkan (menyalahi hukum pernikahan) g. Commuter family Kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda, tetapi salah satu kota tersebut sebagai tempat tinggal dan orang tua yang bekerja diluar kota bisa berkumpul pada anggota keluarga pada saat akhir pekan (week-end) h. Multigenerational family Keluarga dengan beberapa generasi atau kelompok umur yang tinggal bersama dalam satu rumah i. Kin-network family Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah atau saling berdekatan dan saling menggunakan barang-barang dan pelayanan yang sama. Misalnya : dapur, kamar mandi, televisi, telpon, dll) j. Blended family Keluarga yang dibentuk oleh duda atau janda yang menikah kembali dan membesarkan anak dari perkawinan sebelumnya k. The single adult living alone / single-adult family Keluarga yang terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena pilihannya atau perpisahan (separasi), seperti : perceraian atau ditinggal mati 2. NON-TRADISIONAL : a. The unmarried teenage mother Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu) dengan anak dari hubungan tanpa nikah b. The stepparent family Keluarga dengan orangtua tiri c. Commune family Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada hubungan saudara, yang hidup
bersama dalam satu rumah, sumber dan fasilitas yang sama, pengalaman yang sama, sosialisasi anak dengan melalui aktivitas kelompok / membesarkan anak bersama d. The nonmarital heterosexual cohabiting family Keluarga yang hidup bersama berganti-ganti pasangan tanpa melalui pernikahan e. Gay and lesbian families Seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup bersama sebagaimana pasangan suami-istri (marital partners) f. Cohabitating couple Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan karena beberapa alasan tertentu g. Group-marriage family Beberapa orang dewasa yang menggunakan alat-alat rumah tangga bersama, yang merasa telah saling menikah satu dengan yang lainnya, berbagi sesuatu, termasuk sexual dan membesarkan anaknya h. Group network family Keluarga inti yang dibatasi oleh set aturan/nilai-nilai, hidup berdekatan satu sama lain dan saling menggunakan barang-barang rumah tangga bersama, pelayanan dan bertanggung jawab membesarkan anaknya i. Foster family Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga/saudara dalam waktu sementara, pada saat orangtua anak tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali keluarga yang aslinya j. Homeless family Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang permanen karena krisis personal yang dihubungkan dengan keadaan ekonomi dan atau problem kesehatan mental k. Gang Sebuah bentuk keluarga yang destruktif, dari orang-orang muda yang mencari ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian, tetapi berkembang dalam kekerasan dan kriminal dalam kehidupannya.
RANAN KELUARGA Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat, kegiatan, yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat. Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai berikut : 1. Peranan ayah : Ayah sebagai suami dari istri, berperanan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung, dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya, serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya 2. Peranan ibu :
Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya, serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya. 3. Peranan anak : Anak-anak melaksanakan peranan psiko-sosial sesuai dengan tingkat perkembangannya, baik fisik, mental, sosial dan spiritual.
Pada dasarnya ada berbagai macam bentuk keluarga. Menurut pendapat Goldenberg (1980) ada sembilan macam bentuk keluarga, antara lain : 1. Keluarga inti (nuclear family) Keluarga yang terdiri dari suami, istri serta anak-anak kandung. 2. Keluarga besar (extended family) Keluarga yang disamping terdiri dari suami, istri, dan anak-anak kandung, juga sanak saudara lainnya, baik menurut garis vertikal (ibu, bapak, kakek, nenek, mantu, cucu, cicit), maupun menurut garis horizontal (kakak, adik, ipar) yang berasal dari pihak suami atau pihak isteri. 3. Keluarga campuran (blended family) Keluarga yang terdiri dari suami, istri, anak-anak kandung serta anak-anak tiri. 4. Keluarga menurut hukum umum (common law family) Keluarga yang terdiri dari pria dan wanita yang tidak terikat dalam perkawinan sah serta anakanak mereka yang tinggal bersama. 5. Keluarga orang tua tunggal (single parent family) Keluarga yang terdiri dari pria atau wanita, mungkin karena bercerai, berpisah, ditinggal mati atau mungkin tidak pernah menikah, serta anak-anak mereka tinggal bersama. 6. Keluarga hidup bersama (commune family) Keluarga yang terdiri dari pria, wanita dan anak-anak yang tinggal bersama, berbagi hak, dan tanggung jawab serta memiliki kekayaan bersama. 7. Keluarga serial (serial family) Keluarga yang terdiri dari pria dan wanita yang telah menikah dan mungkin telah punya anak, tetapi kemudian bercerai dan masing-masing menikah lagi serta memiliki anak-anak dengan pasangan masing-masing, tetapi semuanya menganggap sebagai satu keluarga.
8. Keluarga gabungan/komposit (composite family) Keluarga terdiri dari suami dengan beberapa istri dan anak-anaknya (poliandri) atau istri dengan beberapa suami dan anak-anaknya (poligini) yang hidup bersama. 9. Keluarga tinggal bersama (cohabitation family) Keluarga yang terdiri dari pria dan wanita yang hidup bersama tanpa ada ikatan perkawinan yang sah. PUSKESMAS
TINJAUAN TENTANG PUSKESMAS 1. Pengertian Puskesmas Menurut Widodo Talago (2006 : 93), dimana puskesmas adalah unit pelayanan kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan pokok secara menyeluruh dan terintegrasi pada masyarakat, sebagai usaha meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Puskesmas adalah organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat dan memberikan pelayanan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok (Depkes RI, 1991). 2. Azas Puskesmas Puskesmas selalu memegang empat asa pengelolaan yang sangat penting dalam pelayanan kesehatan yakni : a.
Asas pertanggung jawaban wilayah kerja Arti dari asas pertanggung jawaban wilayah kerja ialah puskesmas harus bertanggung jawab atas semua masalah yang terjadi di wilayah kerjanya. Wilayah kerja meliputi satu kecamatan atau sebagian dari kecamatan. Factor kepadatan, luas daerah, keadaan geografik dan keadaan infrastruktur lainnya merupakan bahan pertimbangan dalam menentukan wilayah kerja puskesmas.
Secara administrasi puskesmas merupakan perangkat pemerintah daerah tingkat II, sehingga pembagian wilayah kerja puskesmas ditetapkan oleh Bupati, tetapi puskesmas bertangung jawab secara langsung baik teknis maupun administrasi kepada kepala kantor Departemen Kesehatan Kota/Kabupaten dengan persetujuan kelapa kantor wilayah Departemen Kesehatan Propinsi. Kedudukan dalam hirarki pelayanan kesehatan, sesuai dengan Sistem Kesehatan Nasional (SKN) puskesmas berkedudukan sebagai fasilitas kesehatan. b. Asas Peran Serta Masyarakat Dalam asas ini masyarakat dilibatkan dalam melaksanakan program kerja puskesmas. Salah satu bukti ketertiban peran serta masyarakat ialah adanya posyandu dan dasa wisma. c.
Asas Keterpaduan Asas ini menjadikan puskesmas dapat menyatukan program kerja dari sector yang satu ke sector yang lain. Artinya selain puskesmas menjalankan program kesehatan, puskesmas dapat juga menjalankan program lain selain kesehatan
d. Asas Rujukan Asas rujukan adalah asas yang diberlakukan apabila puskesmas tidak dapat menangani suatu masalah kesehatan. Asas ini ditetapkan untuk bekerja sama dengan rumah sakit. 3. System Pelayanan Puskesmas System pelayanan kesehatan meliputi : a.
Puskesmas membantu wilayah kerjanya
b. Puskesmas keliling atau pelayanan kesehatan keliling c.
Jaringan pelayanan rujukan kesehatan
d. Pengembangan dan pembinaan kesehatan masyarakat desa 4. Fungsi Puskesmas
Untuk mewujudkan peranan puskesmas maka funsi puskesmas dijabarkan sebagai berikut : a.
Sebagai pusat pengembangan masyarakat kesehatan diwilayah kerjanya
b. Membina peran serta masyarakat diwilayah kerjanya dalam rangka meningkatkan kemampuan hidup sehat c.
Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya
5. Tujuan Puskesmas Tujuan puskesmas adalah mengembangkan dan mendekatkan secara merata pelayanan kesehatan yang bersifat menyeluruh kepada masyarakat di wilayah kerja puskesmas. 6. Program Pokok Puskesmas Dalam upaya menunjang pengembangan program pokok puskesmas yang mempunyai 6 subsistem manajemen yaitu (Muninjanya, 2006 ; 57) : a.
Subsistem pelayanan kesehatan (promosi, pencegahan, pengobatan, rehabilitasi medis dan sosial)
b. Subsistem personalia (pengembangan staf) c.
Subsistem keuangan
d. Subsistem logistic e.
Subsistem pencatatan dan pelaporan
f.
Subsistem peran serta masyarakat
7. Kegiatan Pelayanan Puskesmas Pada saat ini kegiatan puskesmas yang dulunya 23 kegiatan, kini menjadi 18 kegiatan yakni : a.
Usaha pelayanan rawat inap
b. Usaha kesejahteraan ibu dan anak
c.
Usaha keluarga berencana
d. Usaha kesehatan gigi e.
Usaha kesehatan gizi
f.
Usaha kesehatan sekolah
g. Usaha kesehatan lingkungan h. Usaha kesehatan jiwa i.
Usaha pendidikan kesehatan
j.
Usaha perawatan kesehatan masyarakat
k. Usaha pencegahan dan pemberantasan penyakit menular l.
Usaha kesehatan mata
m. Usaha kesehatan kerja n. Usaha pencatatan dan pelaporan o. Usaha laboratorium kesehatan masyarakat p. Pembinaan pengobatan tradisional epi=yang berkaitan, demos=daerah/masyarakat,logos=ilmu
Epidemiologi menekankan upaya menerangkan bagaimana distribusi penyakit dan bagaimana berbagai faktor menjadi faktor penyeban penyakit tersebut. Untuk menjawab masalah tersebut, epidemiologi melakukan berbagai cara yang selanjutnya menjadikan epidemiologi dapat dibagi dalam beberapa jenis, yaitu : a.
Epidemiologi Deskriptif Epidemiologi Deskriptif berkaitan dengan definisi epidemiologi sebagai ilmu yang mempelajari tentang distribusi penyakit atau masalah kesehatan masyarakat. Hasil pekerjaan Epidemiologi Deskriptif diharapkan mampu menjawab pertanyaan mengenai faktor who, where, dan when. Merupakan langkah awal untuk mengetahui masalah kesehatan dari segi epidemiologi dengan menjelaskan siapa yang terkena dan dimana serta kapan terjadinya masalah tersebut.
Siapa: bisa berupa variabel umur, jenis kelamin, suku, agama, pendidikan, pekerjaan dan pendapatan. Populasi yang berpotensi atau punya peluang untuk menderita sakit atau mendapat resiko biasanya disebut Population at risk (penduduk punya resiko). Dimana : pertanyaan ini mengenai faktor tempat dimana masyarakat tinggal atau bekerja, atau dimana saja ada kemungkinan mereka mengadapi masalah kesehatan. Kapan : kejadian penyakit berhubungan juga dengan waktu. Faktor waktu ini dapat berupa jam, minggu, bulan, dan tahun, musim. b.
Epidemiologi Analitik Epidemiologi analitik berkaitan dengan upaya epidemiologi untuk menganalisis faktor-faktor determinan maslah kesehatan. Di sisi diharapkan epidemiologi mampu menjawab pertanyaan Kenapa, atau apa penyebab terjadinya masalah tersebut. Ada tiga studi tentang epidemiologi ini: 1.
Studi riwayat kasus (case History studies). Dalam stusi ini akan dibandingkan dengan dua kelompok orang yakni kelompok yang terkena dan tidak terkena suatu penyakit (kelompok kontrol).
2.
Studi kohort (Cohort studies). Dalam studi ini sekelompok orang dipaparkan (ekxposed) pada satu penyebab penyakit (agent). Kemudian diambil sekelompok orang lagi yang mempunyai ciriciri yang sama dengan kelompok pertama, tetapi tidak dipaparkan atau dikenakan pada penyebab penyakit. Kelompok kedua ini disebut kelompok kontrol. Setelah beberapa saat yang telah ditentukan kedua kelompok tersebut dibandingkan, dicari perbedaan antara kedua kelompok tersebut bermakna atau tidak.
c.
Epidemiologi Eksperimental Salah satu hal yang perlu dilakukan sebagai pembuktian bahwa suatu faktor sebagai penyebab tejadinya faktor luaran (penyakit), maka perlu diuji faktor kebenarannya dengan percobaan atau eksperimen. Misalnya kalu rokok dianggap sebagai penyebab kanker paru maka perlu dilakukan eksperimen bahwa jika rokok dikurangi, maka kanker paru akan menurun.