Kesimpulan.rtf

  • Uploaded by: Eenk Rukmana
  • 0
  • 0
  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Kesimpulan.rtf as PDF for free.

More details

  • Words: 986
  • Pages: 6
KESIMPULAN

Berdasarkan rumusan masalah dalam penelitian ini, dan uraian maupun analisis kesimpulan yang telah dijabarkan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa : 1.

Data Pendukung

Data pendukung yang digunakan untuk menyusun studi kelayakan pembangunan RS Indonesia Permai di Bojongsoang ini diantaranya adalah : data demografi, geografi, perilaku, maupun psikografis. Dari segi demografi, laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Bandung lebih tinggi daripada Kota Bandung maupun propinsi Jawa Barat, sehingga pertumbuhan penduduk di Kabupaten Bandung diperkirakan terus berlanjut dan relatif tingginya biaya hidup di kota Bandung, sehingga akan memberikan dampak positif terhadap pembangunan rumah sakit. Berdasarkan pertimbangan ini kami memberikan nilai 7 untuk aspek demografinya. Dari segi geografi, RS Indonesia Permai terletak di Kabupaten Bandung yang berbatasan dengan Kota Bandung, dimana kondisi aksesibilitas dari berbagai arah sudah cukup baik, lokasi Rumah Sakit Indonesia Permai berada pada jalur lintas Kabupaten Bandung menuju kota Bandung. Jumlah rumah sakit pesaing di arah selatan RS Indonesia Permai masih sedikit dalam radius 10 km, Bandung menuju kota Bandung. Jumlah rumah sakit pesaing di arah selatan RS Indonesia Permai masih sedikit dalam radius 10 km,sehingga dimungkinkan penduduk dalam radius 10 km datang berobat ke RS Indonesia Permai walaupun

proporsi tidak besar. Berdasarkan pertimbangan ini kami melihat aspek geografinya cukup baik sehingga untuk variabel ini kami beri angka 7. 2.

Analisis Kelayakan Pembangunan RS Indonesia Permai

a.

Aspek Pemasaran

Market potensial over – supply artinya kebutuhan akan tempat tidur (demand) di area cakupan lebih rendah dari tempat tidur yang telah tersedia (supply). Ini merupakan kondisi yang kurang bagus untuk rencana pendirian rumah sakit baru. Kondisi over – supply ini cukup tinggi sampai dengan rata - rata sekitar 1.000 tempat tidur. Market potensial yang sudah over supply masih akan terus bertambah sampai dengan tahun ke – 10 (2025) karena proyeksi supply yang lebih tinggi dari pertumbuhan demand – nya. Untuk daerah area cakupan spesifik yang merupakan wilayah Kota Bandung dan Kabupaten Bandung kondisinya masih over demand di tahun – tahun awal proyeksi. Selanjutnya seiring dengan bertambahnya supply tempat tidur yang kami perhitungkan secara konservatif dimana terjadi pertumbuhan rumah sakit yang cukup agresif, yaitu terjadi penambahan 100 TT setiap 3 tahun, kondisinya menjadi over supply, rata – rata 120 tempat tidur atau setara 1 buah rumah sakit kapasitas sedang. Berdasarkan pertimbangan tersebut, nilai market potensial secara keseluruhan masih cukup baik, karena itu kami berikan nilai 7 untuk variabel ini.

b.

Aspek Sosial Ekonomi

Geliat ekonomi suatu daerah secara makro dapat diamati dari besarnya PDRB, pertumbuhaan PDRB dan PDRB per kapita. Dari sisi pertumbuhan, Kabupaten Bandung menunjukkan tingkat perkembangan yang sangat baik. Hal ini tercermin dalam peningkatan nilai PDRB harga konstan di tahun 2014 meningkat 5,88% dari tahun sebelumnya. PDRB per kapita (berdasarkan harga berlaku) Kabupaten Bandung mengalami kenaikan 12,49% dari tahun sebelumnya. Besarnya PDRB per kapital biasanya berbanding lurus dengan daya beli masyarakat secara umum. Sedangkan dilihat dari Laju Pertumbuhan Ekonomi memang pertumbuhannya tidak terlalu signifikan tetapi empat belas kategori sektor ekonomi di Kabupaten Bandung pada tahun 2014 tumbuh dan tergolong cukup baik. Sedangkan angka kemiskinan di tahun 2015 mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya dan permasalahan kesehatan bukan untuk mengatasi gizi buruk tetapi lebih mengarah pada resiko non communicable diseases/NCDs. Sedangkan berdasarkan kategori IPM dimana semua aspek baik itu angka harapan hidup, harapan lama sekolah, rata-rata lama sekolah dan pengeluaran semakin meningkat (membaik) dari tahun ke tahun artinya menandakan kesehatan yang semakin membaik dan kehidupan ekonomi yang membaik, diikuti oleh UMK yang meningkat dari tahun ke tahun, oleh karena itu untuk variabel ini kami beri nilai 7.

c.

Aspek Keuangan

Aspek – aspek yang kami gunakan dalam parameter finansial ini adalah : BEP terhadap NPAT, NPV, IRR, Payback Period, dan Sensifitas terhadap target pasien, nilai konstruksi dan nilai investasi alat. Dengan nilai net present value (NPV) positif sebesar Rp 100,2 milliar pada discount rate 13%, maka secara return hal ini sudah cukup baik. Nilai internal rate of return (IRR) juga menunjukkan hasil yang bagus yaitu 19,6% (6,6% diatas tingkat diskonto 13% yang kami gunakan). Dengan suku bunga bank sebesar 7,5%, maka return tersebut sudah cukup signifikan dan cukup memadai dalam menanggung resiko yang mungkin terjadi. Payback period (PP) terjadi pada tahun ke – 9 dan 10 menjadi 614,6 miliar yang apabila kita lihat polanya menunjukkan bahwa pengembalian ini tetap terjadi tanpa nilai reversi. Hal ini yang perlu disadari oleh investor bahwa mendirikan rumah sakit adalah investasi jangka panjang. Melihat keseluruhan hasil yang cukup baik tersebut maka kami memberikan nilai 8 (delapan) untuk parameter finansial. 3.

Keputusan Studi Kelayakan Pembangunan RS Indonesia

Permai Kesimpulan layak atau tidaknya rencana investasi berdasarkan hasil akhir yang diperoleh, yaitu nilai total dari masing – masing parameter dengan bobot yang diperhitungkan berdasarkan wawasan konsultan.

11.

Setiap variabel diberikan bobot yang berbeda, mengingat besarnya pengaruh dari berbagai variabel tersebut juga tidak sama. Faktor keuangan memiliki bobot yang paling besar dalam menilai tingkat kelayakan ini. Secara umum juga, bagi pihak pemilik/investor sendiri faktor inilah yang paling menarik perhatian, terutama mengenai berapa besarnya return yang bisa didapatkan dan kapan investasi ini akan kembali. Tabel berikut ini memaparkan tingkat kelayakan investasi

berdasarkan 5

parameter kelayakan sebagaimana telah diuraikan. Tabel 3

Tingkat Kelayakan Investasi Parameter

Ranking Kelayakan

Bobot

Nilai

(a) x

(a)

(b)

(b)

Investasi

Keterangan:

1

Demografi

15%

7,0

1,05

2

Geografi

15%

7,0

1,05

3

Market Potensial

20%

7,0

1,40

4

Sosial Ekonomi

20%

7,0

1,40

5

Finansial

30%

8,0

2,40

100%

7,30

Tingkat Kelayakan Investasi

100%

1,0 – 5,9 = tidak layak 

6,0 – 7,0 = layak dengan catatan 

7,1 – 8,0 = layak 

Dengan melihat pada kelima parameter kelayakan yang telah dijabarkan, dimana nilai rata – rata setelah memperhitungkan bobot masing – masing parameter, nilai yang didapat adalah 7,30, maka dapat disimpulkan bahwa investasi ini layak untuk ditindak lanjuti. Investor dapat merealisasikan rencana pendirian RS Indonesia Permai di Kabupaten Bandung, Propinsi Jawa Barat. Selanjutnya merupakan tugas dari manajemen pengelola rumah sakit untuk mengimplementasikan strategi – strategi yang dibutuhkan. Agar dapat mencapai ini tentunya diperlukan manajemen pengelola yang handal dan berpengalaman.

More Documents from "Eenk Rukmana"

Kesimpulan.rtf
October 2019 20
Skripsi.docx
November 2019 16
Kronologi Krisis Ekonomi
November 2019 25
Catatan Mirm.docx
November 2019 39
Doc1.docx
November 2019 12