Keselamatan Kerja Diyah.docx

  • Uploaded by: ravind
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Keselamatan Kerja Diyah.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,984
  • Pages: 9
TUGAS KESELAMATAN KERJA DIYAH ESTUNINGTIYAAS 1. Berdasarkan pasal 8, 9, 11 dan 14 Undang - Undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pengurus bertanggung jawab untuk : 

Memeriksakan kesehatan badan, kondisi mental dan kemampuan fisik dari tenaga kerja yang akan diterimanya maupun akan dipindahkan sesuai dengan sifat - sifat pekerjaan yang diberikan padanya.



Memeriksa semua tenaga kerja yang berada di bawah pimpinannya, secara berkala pada Dokter yang ditunjuk oleh Pengusaha dan dibenarkan oleh Direktur



Menunjukkan dan menjelaskan pada tiap tenaga kerja baru tentang : o

Kondisi-kondisi dan bahaya-bahaya serta apa yang dapat timbul dalam tempat kerjanya

o

Semua pengamanan dan alat - alat perlindungan yang diharuskan dalam semua tempat kerjanya



o

Alat-alat perlindungan diri bagi tenaga kerja yang bersangkutan

o

Cara-cara dan sikap yang aman dalam melaksanakan pekerjaannya

Bertanggung jawab dalam pencegahan kecelakaan dan pemberantasan kebakaran serta peningkatan keselamatan dan kesehatan kerja, pula dalam pemberian pertolongan pertama dalam kecelakaan.



Melaporkan tiap kecelakaan yang terjadi dalam tempat kerja yang dipimpinnya, pada pejabat yang ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja.



Secara tertulis menempatkan dalam tempat kerja yang dipimpinnya, semua syarat keselamatan kerja yang diwajibkan, sehelai Undang-undang ini dan semua peraturan pelaksanaannya yang berlaku bagi tempat kerja yang bersangkutan, pada tempat-tempat yang mudah dilihat dan terbaca dan menurut petunjuk pegawai pengawas atau ahli kesehatan kerja

2. menurut pasal 12 UU No.1 tahun 1970 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja, kewajiban dan hak tenaga kerja adalah sebagai berikut :



Memberikan keterangan yang benar bila diminta oleh pegawai pengawas atau ahli keselamatan kerja



Memakai alat-alat perlindungan diri yang diwajibkan



Memenuhi dan mentaati semua syarat-syarat keselamatan dan kesehatan yang diwajibkan



Meminta pada Pengurus agar dilaksanakan semua syarat keselamatan dan kesehatan yang diwajibkan



Menyatakan keberatan kerja pada pekerjaan di mana syarat keselamatan dan kesehatan kerja serta alat-alat perlindungan diri yang diwajibkan diragukan olehnya kecuali dalam hal-hal khusus ditentukan lain oleh pegawai pengawas dalam batas-batas yang masih dapat dipertanggung-jawabkan.

3. Dasar hukum pembentukan Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) ialah Permenaker RI Nomor PER.04/MEN/1987 tentang Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Tata Cara Penunjukan Ahli Keselamatan Kerja. Disebutkan pada pasal 2 (dua) bahwa tempat kerja dimana pengusaha/pengurus memperkerjakan 100 (seratus) orang atau lebih, atau tempat kerja dimana pengusaha/pengurus memperkerjakan kurang dari 100 (seratus) tenaga kerja namun menggunakan bahan, proses dan instalasi yang memiliki resiko besar akan terjadinya peledakan, kebakaran, keracunan dan penyinaran radioaktif pengusaha/pengurus wajib membentuk P2K3. Pada pasal 3 (tiga) disebutkan bahwa unsur keanggotaan P2K3 terdiri dari pengusaha dan pekerja yang susunannya terdiri dari ketua, sekretaris dan anggota serta sekretaris P2K3 ialah ahli keselamatan kerja dari perusahaan yang bersangkutan. a. Tugas P2K3 (Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja) ialah memberikan saran dan pertimbangan baik diminta maupun tidak kepada pengusaha mengenai masalah K3 (berdasarkan pasal 4 (empat) Permenaker RI Nomor PER.04/MEN/1987). b. Fungsi P2K3 (Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja) antara lain :

i.

Menghimpun dan mengolah data mengenai Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di tempat kerja.

ii.

Membantu menunjukkan dan menjelaskan kepada setiap tenaga kerja mengenai : 

Berbagai faktor bahaya di tempat kerja yang dapat menimbulkan gangguan K3 termasuk bahaya kebakaran dan peledakan serta cara menanggulanginya.



Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi efisiensi dan produktivitas kerja.

iii.



Alat Pelindung Diri (APD) bagi tenaga kerja yang bersangkutan.



Cara dan sikap yang benar dan aman dalam melaksanakan pekerjaannya.

Membantu Pengusaha/Pengurus dalam : 

Menentukan tindakan koreksi dengan alternatif terbaik.



Mengembangkan sistem pengendalian bahaya terhadap Keselamatan dan Kesehatan Kerja.



Mengevaluasi penyebab timbulnya kecelakaan, penyakit akibat kerja (PAK) serta mengambil langkah-langkah yang diperlukan.



Mengembangkan penyuluhan dan penelitian di bidang keselamatan kerja, higiene perusahaan, kesehatan kerja dan ergonomi.



Melaksanakan pemantauan terhadap gizi kerja dan menyelenggarakan makanan di perusahaan.



Memeriksa kelengkapan peralatan keselamatan kerja.



Mengembangkan pelayanan kesehatan tenaga kerja.



Mengembangkan laboratorium Keselamatan dan Kesehatan Kerja, melakukan pemeriksaan laboratorium dan melaksanakan interpretasi hasil pemeriksaan.



Menyelenggarakan administrasi keselamatan kerja, higiene perusahaan dan kesehatan kerja.



Membantu pimpinan perusahaan menyusun kebijaksanaan manajemen dan pedoman kerja dalam rangka upaya meningkatkan keselamatan

kerja, higiene perusahaan, kesehatan kerja, ergonomi dan gizi kerja. (berdasarkan pasal 4 (empat) Permenaker RI Nomor PER.04/MEN/1987).

PROMKES

1. Promosi Kesehatan adalah proses yang memungkinkan orang untuk meningkatkan kontrol atas faktor-faktor penentu kesehatan dan dengan demikian meningkatkan kesehatan mereka. Promosi kesehatan berarti : Membangun kebijakan publik yang sehat menciptakan lingkungan yang mendukung, memperkuat aksi komunitas, mengembangkan keterampilan pribadi, dan mengorientasikan layanan kesehatan. 2. Deklarasi Jakarta Merumuskan bahwa : a. Promosi kesehatan adalah investasi utama yang memberikan dampak pada determinan kesehatan, dan juga memberikan kesehatan terbesar pada masyarakat. b. Promosi kesehatan memberikan hasil positif yang berbeda dibandingkan upaya lain dalam meningkatkan kesetaraan bagi masyarakat dalam kesehatan. c. Promosi kesehatan perlu disosialisasikan dan harus menjadi tanggung jawab lintas sektor. Deklarasi juga merumuskan prioritas-prioritas promosi kesehatan di abad 21 yaitu: meningkatkan tanggung jawab dalam kesehatan, meningkatkan investasi untuk pembangunan kesehatan, meningkatkan kemampuan masyarakat dan pemberdayaan individu serta menjamin infrastruktur promosi kesehatan. 3. tujuan dari promosi kesehatan adalah  Mau (willingness) memelihara dan meningkatkan kesehatannya.  Mampu (ability) memelihara dan meningkatkan kesehatannya.  Memelihara kesehatan, berarti mau dan mampu mencegah penyakit,  melindungi diri dari gangguan-gangguan kesehatan.  Meningkatkan kesehatan, berarti mau dan mampu meningkatkan kesehatannya. Kesehatan perlu ditingkatkan karena derajat kesehatan baik individu, kelompok atau masyarakat itu bersifat dinamis tidak statis

4. ruang lingkup promosi kesehatan a. Berdasarkan aspek pelayanan kesehatan promosi kesehatan mencakup 4 pelayanan yakni :  Promosi kesehatan pada tingkat promotif  Promosi kesehatan pada tingkat preventif  Promosi kesehatan pada tingkat kuratif  Promosi kesehatan pada tingkat rehabilitative b. Berdasarkan tempat pelaksanaan ruang lingkup promosi kesehatan antara lain:  Promosi kesehatan pada tatanan keluarga  Promosi kesehatan pada tatanan sekolah  Promosi kesehatan pada tatanan tempat kerja  Promosi kesehatan pada tatanan tempat umum  Promosi kesehatan pada tatanan institusi pelayanan kesehatan 5. Sasaran promosi kesehatan terdiri dari a. Sasaran primer Sasaran primer adalah masyarakat yang akan diubah perilakunya. b. Sasaran sekunder dalam praktek promosi kesehatan adalah tokoh masyarakat setempat (formal ataupun informal). Tokoh masyarakat merupakan tokoh panutan bagi masyarakat. tokoh masyarakat sebagai sasaran sekunder diberikan kemampuan untuk menyampaikan pesan-pesan kesehatan bagi masyarakat. c. Sasaran tertier faktor pemungkin seperti pemerintah, lintas-sektro, politisi dan swasta untuk berperilaku sehat yakni sarana dan prasarana untuk terwujudnya perilaku tersebut. penentu atau pembuat keputusan di tingkat lokal misalnya lurah, camat, bupati atau pejabat pemerintah setempat. 6. Promosi kesehatan pada tingkat promotif adalah promosi kesehatan yang bertujuan agar kelompok orang sehat mampu meningkatkan kesehatan untuk tetap dapat memelihara dan meningkatkan jumlah kelompok orang sehat 7. Promosi kesehatan pada tingkat preventif adalah promosi kesehatan yg bertujuan untuk mencegah kelompok beresiko tinggi seperti ibu hamil, perokok, pekerja seks dll agar tidak menderita /jatuh sakit. 8. Promosi kesehatan pada tingkat kuratif adalah promosi kesehatan untuk para pasien atau penderita penyakit-penyakit kronis untuk dapat mencegah penyakit agar tidak semakin parah

EPID



1. Gejala, Tanda serta abnormalitas dari hasil tes Laboratorium HIV : Lemah



Berat badan turun



Demam dan sering berkeringat



Infeksi jamur persisten atau sering terjadi



Ruam kulit persisten atau kulit terkelupas



Kehilangan memori jangka pendek



Infeksi herpes pada mulut, genital, atau anus.



Pegal, nyeri otot dan sendi, pembengkakan kelenjar getah bening



Berkembang menjadi AIDS Jika tidak menerima pengobatan, HIV ini biasanya berkembang menjadi AIDS dalam waktu sekitar 10 tahun. Pada saat AIDS berkembang, sistem kekebalan tubuh telah rusak parah, membuat seseorang rentan terhadap infeksi. Jenis skrining untuk mendeteksi HIV adalah: 

Tes antibodi. Tes ini bertujuan mendeteksi antibodi yang dihasilkan tubuh untuk melawan infeksi HIV. Meski akurat, perlu waktu 3-12 minggu agar jumlah antibodi dalam tubuh cukup tinggi untuk terdeteksi saat pemeriksaan.



Tes antigen. Tes antigen bertujuan mendeteksi p24, suatu protein yang menjadi bagian dari virus HIV. Tes antigen dapat dilakukan 2-6 minggu setelah pasien terinfeksi.

Bila skrining menunjukkan pasien terinfeksi HIV (HIV positif), maka pasien perlu menjalani tes selanjutnya. Selain untuk memastikan hasil skrining, tes berikut dapat membantu dokter mengetahui tahap infeksi yang diderita, serta menentukan metode pengobatan yang tepat. Sama seperti skrining, tes ini dilakukan dengan mengambil sampel darah pasien, untuk diteliti di laboratorium. Beberapa tes tersebut antara lain: 

Hitung sel CD4. CD4 adalah bagian dari sel darah putih yang dihancurkan oleh HIV. Oleh karena itu, semakin sedikit jumlah CD4, semakin besar pula kemungkinan

seseorang terserang AIDS. Pada kondisi normal, jumlah CD4 berada dalam rentang 500-1400 sel per milimeter kubik darah. Infeksi HIV berkembang menjadi AIDS bila hasil hitung sel CD4 di bawah 200 sel per milimeter kubik darah. 

Pemeriksaan viral load (HIV RNA). Pemeriksaan viral load bertujuan untuk menghitung RNA, bagian dari virus HIV yang berfungsi menggandakan diri. Jumlah RNA yang lebih dari 100.000 kopi per mililiter darah, menandakan infeksi HIV baru saja terjadi atau tidak tertangani. Sedangkan jumlah RNA di bawah 10.000 kopi per mililiter darah, mengindikasikan perkembangan virus yang tidak terlalu cepat. Akan tetapi, kondisi tersebut tetap saja menyebabkan kerusakan perlahan pada sistem kekebalan tubuh.



Tes resistensi (kekebalan) terhadap obat. Beberapa subtipe HIV diketahui kebal pada obat anti HIV. Melalui tes ini, dokter dapat menentukan jenis obat anti HIV yang tepat bagi pasien.

2. Agent, Host dan Environment 

Agent : Human Immunodeficiency Virus (HIV)



Host : Manusia factor penjamu dalam HIV ini adalah Umur, Genetik, Pekerjaan, Status Kekebalan, Perilaku.



Environment : HIV ini termasuk dalam lingkungan Sosioekonomi antara lain; interaksi antar host, gaya hidup, pekerjaan, kebiasaan, sikap, kehidupan kemasyarakatan.

ketidak seimbangan terjadi karena pergeseran titik tumpu atau kualitas environment berubah, sehingga H menjadi sangat peka terhadap A. dengan kata lain karena unsur environment yaitu lingkungan sosioekonomi seperti pekerjaan, gaya hidup yang tidak baik

maka Host atau manusia menjadi sangat peka terhadap Agent atau Human Immunodeficiency Virus https://www.alodokter.com/hiv-aids/diagnosis https://www.honestdocs.id/gejala-hiv-aids

KESLING

1. Komponen abiotik adalah komponen-komponen yang tidak hidup atau benda mati. Yang termasuk komponen abiotik adalah tanah, batu dan iklim, hujan, suhu, kelembaban, udara, serta matahari. Lingkungan abiotic dapat menyebabkan gangguan kesehatan karena lingkungan abiotic ini secara konsisten dapat berinteraksi dengan manusia sepanjang waktu dan masa dan sangat penting dalam menimbulkan penyakitkan pada masyarakat. Contohnya : Asap Rokok

Polutan udara yang lain yang berbahaya bagi kesehatan adalah asap rokok. Asap rokok mengandung berbagai bahan pencemar yang dapat menyababkan batuk kronis, kanker patu-paru, mempengaruhi janin dalam kandungan dan berbagai gangguan kesehatan lainnya. Menurut penelitian, perokok pasif memiliki risiko yang lebih besar di bandingkan perokok aktif. Jadi, merokok di dalam ruangan bersama orang lain yang tidak merokok dapat mengganggu kesehatan orang lain. Akibat yang ditimbulkan oleh pencemaran udara antara lain : a. Terganggu kesehatan manusia, seperti batuk dan penyakit pernapasan (bronkhitis, emfisema, dan kemungkinan kanker paru-paru). b. Rusaknya bangunan karena pelapukan, korosi pada logam, dan memudarnya warna cat.

c. Terganggunya pertumbuhan tananam, seperti menguningnya daun atau kerdilnya tanaman akibat konsentrasi SO2 yang tinggi atau gas yang bersifat asam. d. Adanya peristiwa efek rumah kaca (green house effect) yang dapat menaikkan suhu udara secara global serta dapat mengubah pola iklim bumi dan mencairkan es di kutub. Bila es meleleh maka permukaan laut akan naik sehingga mempengaruhi keseimbangan ekologi e. Terjadinya hujan asam yang disebabkan oleh pencemaran oksida nitrogen 2. Komponen biotik meliputi semua faktor hidup yaitu: kelompok organisme produsen, konsumen dan pengurai. Faktor biotik adalah faktor hidup yang meliputi semua makhluk hidaup di bumi,baik tumbuhan, mikroorganisme ,hewan maupun manusia. Lingkungan abiotic dapat menyebabkan gangguan kesehatan karena Interaksi antara lingkungan biologis dan manusia bersifat dinamis atau berubahubah, ketika terjadi ketidakseimbangan maka hal tersebut dapat menimbulkan sakit pada manusia. Lingkungan biologis ini dapat berfungsi sebagai agen penyakit dan hospes perantara Contohnya: Kegiatan manusia yang menyebabkan perubahan lingkungan misalnya, membuang limbah ( limbah rumah tangga, industri, pertanian, dsb ) secara sembarangan, menebang hutan sembarangan, dsb 3. Pembahasan ekologi tidak lepas dari pembahasan ekosistem dengan berbagai komponen penyusunnya, yaitu faktor abiotik dan biotik. Faktora biotik antara lain suhu, air, kelembapan, cahaya, dan topografi, sedangkan faktor biotik adalah makhluk hidup yang terdiri dari manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroba. Ekologi juga berhubungan erat dengan tingkatan-tingkatan organisasi makhluk hidup, yaitu populasi, komunitas, dan ekosistem yang saling mempengaruhi dan merupakan suatu sistem yang menunjukkan kesatuan.

Related Documents


More Documents from "ravind"