Kesehatan Haji Kelompok 3

  • Uploaded by: reza kurniaty umasangadji
  • 0
  • 0
  • August 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Kesehatan Haji Kelompok 3 as PDF for free.

More details

  • Words: 2,601
  • Pages: 15
Tugas kelompok KESEHATAN HAJI

OLEH : KELOMPOK : III 1. 2. 3. 4. 5. 6.

Andika pratama Hijran h hi I saib Sartika yasin Triulandari n idrus Wa fitrianti wahyuniarti

SEMESTER

: III (TIGA)

DOSEN

: Damir umanailo spd.m.kes

POLTEKKES KEMENKES TERNATE TAHUN AKADEMIK 2019

KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya penyusun

mampu

menyelesaikan

tugas

makalah kesehatan haji.

Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang

penulis

hadapi.

Sehingga

kendala-kendala

penulis

dapat

teratasi.Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca.Kami sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jau dari sempurna. Untuk itu, kepada

dosen

pembimbing

kami

meminta

masukannya

demi

perbaikan pembuatan makalah kami di masa yang akan datang dan mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.

Ternate, 07 maret 2019

i

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR..................................................................................................i DAFTAR ISI ............................................................................................................ii BAB I ...................................................................................................................... 1 PENDAHULUAN ..................................................................................................... 1 A. Latar Belakang ............................................................................................. 1 BAB II ..................................................................................................................... 3 PEMBAHASAN ..................................................................................................... 3 A. Sasaran ........................................................................................................... 3 B. Kebijakan........................................................................................................ 3 C. Strategi ........................................................................................................... 4 D. Tahap - Tahap Pemeriksaan Kesehatan Calon Jemaah Haji ..................................... 5 E.

Imunisasi Meningitis Meningokokus ................................................................... 9

PENATALAKSANAAN IMUNISASI ..................................................................... 9 F.

Surveilans Epidemiologi (SE)........................................................................... 10

BAB III ................................................................................................................. 11 KESIMPULAN & SARAN .................................................................................. 11 A. Kesimpulan................................................................................................... 11 DAFTRA PUSTAKA ........................................................................................... 12

ii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tugas nasional yang dilaksanakan oleh pemerintah secara inter departemental. Departemen Kesehatan bertanggung jawab dalam pembinaan dan pelayanan kesehatancalon/ jemaah haji Indonesia Tanggung jawab pelayanan ini sejak sebelum keberangkatanke Arab Saudi, diperjalanan pergi/ pulang, selama di Arab Saudi dan setelah kembali ketanah air.Penyelenggaraan ibadah haji bertujuan untuk memberikan pembinaan, pelayanandan perlindungan yang sebaik-baiknya melalui sistem dan manajemen penyelenggaraanyang terpadu agar pelaksanaan ibadah haji dapat berjalan dengan aman, tertib, lancar dannyaman sesuai dengan tuntunan agama serta jemaah haji dapat melaksanakan ibadah hajisecara mandiri sehingga diperoleh haji mabrur. B. Tujuan 1. Tujuan adalah mencegah keluarnya penyakit menular dari Indonesia dan masuknyapenyakit menular dari luar negeri yang mungkin terbawa oleh calon/ jemaah haji keIndonesia, mengetahui distribusi penyakit, kematian menurut waktu dan tempat sertafaktor risiko yang terdapat pada calon/ jemaah haji Indonesia. 2. Tujuan umum Meningkatnya kondisi kesehatan calon/ jemaah haji Indonesia serta terbebasnyamasyarakat Indonesia/ Internasional dari transmisi penyakit menular yang mungkinterbawa keluar/ masuk oleh calon/ jemaah haji Indonesia. 3. Tujuan Khususa a. Terindentifikasinya calon jemaah haji yang memenuhi persyaratan kesehatanuntuk ibadah haji. b. Terbinanya

kondisi

kesehatan

calon

jemaah

haji

dan

kemandirian

pemeliharaankesehatan. c. Tersedianya petugas kesehatan haji yang berpengetahuan, terampil, berdedikasidan profesional disetiap jenjang pelayanan kesehatan haji. d. Meningkatnya surveilans, sistem kewaspadaan dini dan respon KLB.

1

e. Terwujudnya kesiapsiagaan dalam mengantisipasi penanggulangan bencana danmusibah masal pada jemaah haji Indonesia. f. Tersedianya data/ informasi cepat, tepat, terpercaya dan diseminasi informasikesehatan haji. g. Terbinanya kerjasama dan kemitraan lintas program, sektor, bilateral danmultilateral tentang kesehatan haji. h. Tersedianya obat dan alat kesehatan sesuai dengan kebutuhan. i.

Menurunnya angka kunjungan sakit dan angka kematian jemaah haji di Arab Saudi.

2

BAB II PEMBAHASAN A. Sasaran Sasaran penyelenggaraan kesehatan haji Indonesia adalah seluruh calon/ jemaah hajisejak terdaftar di daerah asal, di perjalanan, selama di Arab Saudi dan 14 hari setelahkembali dari Arab Saudi, pengelola kesehatan haji, tenaga kesehatan, instansi pemerintahdi semua jenjang administrasi yang bertanggung jawab dalam penyelenggaraan haji, danpetugas kesehatan haji (Tim Kesehatan Haji Indonesia dan Panitia PenyelenggaranIbadah Haji di Arab Saudi bidang kesehatan) B. Kebijakan Meningkatkan sistem dan manajemen penyelenggaraan kesehatan haji secara terpadu,menyeluruh baik lintas program maupun lintas sektor dengan pendekatan epidemiologi.Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan haji dengan mengoptimalkan kemampuandi puskesmas, dinas kesehatan kabupaten/ kota, dinas kesehatan provinsi, embarkasi/ debarkasi haji dan di Arab Saudi. Mengembangkan dan meningkatkan pembinaan kesehatan calon/ jemaah haji denganpendekatan manajemen risiko, profesional, terintegrasi lintas program, lintas sektorterkait dan mengikut sertakan peran masyarakat. Mengembangkan

dan

memperkuat

jejaring surveilans

dengan

fokus

penyakitpotensial wabah terutama Meningitis meningokokus, penyakit menular baru (newemerging

diseases)

dan

penyakit

menular

yang

berjangkit

kembali

(reemergingdiseases), sistem kewaspadaan dini dan respon KLB, bencana serta musibah masal. Mengembangkan dan meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia dalampenyelenggaraan kesehatan haji

dibidang pemeriksaan dan pembinaan,

surveilans,Kesehatan Lingkungan, penanggulangan KLB dan musibah masal, sistem informasikesehatan haji.Menyediakan dan meningkatkan perangkat keras dan perangkat lunak sisteminformasi manajemen kesehatan haji pada setiap jenjang administrasi kesehatan. Menyiapkan dan menyusun daftar kebutuhan obat, alat kesehatan haji maupundistribusinya.Menjalin kerjasama lintas program, sektoral, regional Asean, bilateral dengan PemerintahArab Saudi maupun Internasional.

3

Meningkatkan dan memantapkan sistem rekrutmen Panitia Penyelenggara IbadahHaji (PPIH) di Arab Saudi bidang kesehatan dan Petugas yang menyertai jemaah haji(TKHI Kloter) melalui prosedur, kriteria serta cara penyeleksian secara berjenjang daridinas kesehatan kabupaten/ kota, dinas kesehatan provinsi dan pusat. Meningkatkan kemampuan penggalian sumber daya daerah (provinsi dankabupaten/kota) dan sumber daya yang berasal dari masyarakat dalam penyelenggaraankesehatan haji. C. Strategi Sosialisasi pemeriksaan dan pembinaan kesehatan calon jemaah haji sehinggapetugas dan masyarakat mengetahui manfaat dari pemeriksaan dan pembinaan kesehatanhaji. Standarisasi pemeriksaan dan pembinaan kesehatan calon jemaah haji. Advokasi pada pengambil keputusan untuk dukungan politis dan komitmen dalampembiayaan terutama SKD dan respon KLB, bencana dan musibah masal.Intensifikasi pemeriksaan fisik didukung pemeriksaan laboratorium yang akurat,tatalaksana kasus dengan pendekatan manajemen risiko sesuai dengan standar yangberlaku. Swadana dalam pemeriksaan dan pembinaan kesehatan calon jemaah hajiPenggalangan

kemitraan

dengan

badan

pengelola

pembiayaan

kesehatan

sepertiAsuransi Kesehatan (ASKES), Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (JPKM)dan asuransi kesehatan lainnya dalam pembinaan kesehatan haji. Fasilitasi dan asistensi metode, teknologi pemeriksaan, pembinaan serta pengukurankualitas (quality assurance) kesehatan haji.Pengembangan metode dan materi pelatihan petugas kesehatan haji (PPIH dan TKHI)yang sesuai dengan kebutuhan di lapangan (aplikatif)Intensifikasi surveilans epidemiologi, SKD dan respon KLB Seluruh Puskesmas pemeriksa kesehatan calon jemaah haji dan Dinas KesehatanDaerah Kabupaten/ Kota melaksanakan pemeriksaan, rujukan dan pembinaan kesehatansesuai dengan standar.Cakupan pemeriksaan kesehatan calon jemaah haji 100 %.Cakupan tes kehamilan pada calon jemaah haji wanita pasangan usia subur ( PUS )100%. Cakupan imunisasi Meningitis meningokokus tetravalen 100 % dengan IndeksPemakaian (IP) 9Frekuensi KLB menurun.Menurunnya angka kunjungan dan angka kematian.Seluruh pelabuhan Embarkasi/ Debarkasi Haji melaksanakan pemeriksaan

4

dokumenkesehatan haji sesuai dengan standar.Cakupan pengumpulan Kartu Kewaspadaan Kesehatan Jemaah Haji (K3JH) 80 %Kegiatan pokok pelayanan kesehatan haji,Pemeriksaan kesehatan calon jemaahhaji,Pembinaan kesehatan calon jemaah haji, Imunisasi,Surveilans,KesiapsiagaanPenanggulangan KLB dan Musibah Masal, Kesehatan Lingkungan,Kegiatan

manajemenpenyelenggaraan

haji,Perencanaan,Pengorganisasian,Pelatihan,Pembinaanteknis,

kesehatan Sistem

Informasi

,

Monitoring dan Evaluasi. D. Tahap - Tahap Pemeriksaan Kesehatan Calon Jemaah Haji 1. Pemeriksaan Kesehatan I Pemeriksaan kesehatan I dilaksanakan di puskesmas oleh dokter puskesmas sebagaipemeriksa kesehatan, dibantu tenaga keperawatan dan analis laboratorium puskesmassebelum melunasi Biaya Perjalanan Ibadah Haji (BPIH) ke Bank Penerima Setoran (BPS) Dilakukan untuk mengetahui faktor risiko calon jemaah hajidan selanjutnya dilakukan manajemen terhadap faktor risiko tersebut sehingga calon jemaah haji mencapai kesehatan yang optimal untuk menunaikan ibadah haji. Pada saat pemeriksaan kesehatan I tersebut, foto harus sudah ditempel pada lembarSurat Keterangan Kesehatan yang akan diserahkan ke BPS dan sesuai dengan wajahcalon jemaah haji. Selanjutnya calon jemaah haji diingatkan bahwa setelah memperolehkursi (seat) atau terdaftar di Siskohat, calon jemaah haji harus kembali ke puskesmasuntuk dilakukan pembinaan lebih lanjut dan dibuatkan buku kesehatan Pemeriksaan Kesehatan IPasfoto yang ditempel pada buku kesehatan dan surat keterangan kesehatan harussama dengan pasfoto yang digunakan untuk paspor haji dan berukuran 4 x 6 cmkemudian dibubuhi stempel puskesmas dan harus mengenai pasfoto. Bila yang diperiksa calon jemaah haji wanita sebaiknya pemeriksa kesehatan adalahdokter wanita. Apabila yang memeriksa dokter pria harus didampingi oleh perawatwanita.Data hasil pemeriksaan kesehatan calon jemaah haji harus ditulis dengan lengkap danbenar dalam BKJH dan dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya sesuai denganlembar I Petunjuk Pengisian Buku Kesehatan Jemaah Haji terlampir

5

Tenaga kesehatan harus mengisi kode diagnosis sesuai dengan hasil pemeriksaankesehatan calon jemaah haji, sesuai dengan lembar II petunjuk pengisian terlampir. Calon jemaah haji yang hasil pemeriksaan kesehatannya BAIK atau KURANG BAIKkesehatannya, tetapi besar harapan dapat disembuhkan sebelum keberangkatannya, makabuku kesehatannya dapat ditanda tangani langsung oleh dokter pemeriksa dengan catatanharus mengikuti pengobatan dan pembinaan kesehatan secara teratur Khusus untuk calon jemaah haji wanita pasangan usia subur (PUS) perlu dilakukanpemeriksaan tes kehamilan (bagi puskesmas yang sudah mampu). Bagi yang tidak hamilditekankan untuk mengikuti keluarga berencana (KB), untuk mencegah kehamilansampai keberangkatan. Kemudian menanda tangani surat pernyataan pada bukukesehatan bahwa jika ternyata hamil menjelang saat keberangkatan bersedia menundakeberangkatannya ke Arab Saudi Pemeriksaan Kesehatan IBagi wanita hamil dengan usia kehamilan kurang dari 14 minggu dan lebih dari 26minggu harus menunda keberangkatannya sesuai dengan Surat Keputusan Bersama(SKB) Menteri Agama dan Menteri Kesehatan serta peraturan penerbangan InternasionalBagi wanita hamil dengan usia kehamilan antara 14 s/d 26 minggu dan telahdivaksinasi Meningitis meningokokus tetravalen sebelum hamil diizinkan berangkatdengan syarat menanda tangani surat pernyataan bersedia menanggung segala risikonya Pemeriksaan Kesehatan IKhusus bagi calon jemaah haji usia lanjut (Usia >60 tahun ) selain dilakukanpemeriksaan laboratorium (darah dan urin) perlu dirujuk ke Rumah Sakit Kabupaten/ Kota untuk dilakukan pemeriksaan EKG, foto thorak dan kimia darah sesuai indikasi.Hasil pemeriksaan dilampirkan pada Buku Kesehatan Jemaah Haji Pemeriksaan Kesehatan IBagi calon jemaah haji yang batuk lebih dari 3 minggu, dilakukan pemeriksaanlaboratorium Basil Tahan Asam (BTA) dan foto thorak. Apabila hasilnya positif makadiberi pengobatan sesuai dengan ketentuan Program Pemberantasan TB Paru Nasional Pemeriksaan Kesehatan IHasil pemeriksaan kesehatan harus ditulis sesuai kode diagnosis calon jemaah hajiristi maksimal 5 kode dengan urutan pertama yang terberat.

6

2. Pemeriksaan Kesehatan II Pemeriksaan kesehatan II dilaksanakan oleh Tim Penyelenggara Kesehatan HajiKabupaten/ Kota dengan penanggung jawab Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kotayang anggotanya terdiri dari Dinas Kesehatan dan Rumah Sakit Umum Kabupaten/ KotaPemeriksaan kesehatan II dilakukan terhadap seluruh calon jemaah haji untuk menentukan layak tidaknya calon jemaah haji berangkat ke Arab Saudi Pelaksana pemeriksaan kesehatan II dan rujukan adalah dokter, perawat dan tenagakesehatan lainnya (dinas kesehatan dan rumah sakit) dan atau dokter yang pernahbertugas sebagai Tim Kesehatan Haji Indonesia (TKHI) atau Tim Kesehatan Haji Daerah(TKHD) yang ditetapkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/ KotaTim Pelaksana Penerima Rujukan Kabupaten/ Kota adalah dokter spesialis yangditetapkan oleh Tim Penyelenggara Kesehatan Haji Kabupaten/ Kota Pada saat memeriksa calon jemaah haji, tenaga kesehatan harus memeriksa denganteliti apakah calon jemaah haji yang diperiksa sesuai dengan foto yang terdapat dalamBKJH Bagi calon jemaah haji wanita pasangan usia subur harus dilakukan tes kehamilansebelum divaksinasi Meningitis meningokokus tetravalen Dokter pemeriksa kesehatan II harus menentukan kesimpulan sesuai dengan hasilpemeriksaan, yang dinyatakan BAIK atau TIDAK BAIKBagi calon jemaah haji yang BAIK kesehatannya diberikan imunisasi Meningitismeningokokus tetravalen. BKJH diisi dengan lengkap dan ditanda tangani oleh dokterpemeriksa kesehatan II dan selanjutnya dianjurkan untuk mengikuti pembinaan kesehatanhingga waktu keberangkatan ke pelabuhan Embarkasi Haji Bagi calon jemaah haji yang TIDAK BAIK kesehatannya tetapi menurut dokterpemeriksa kesehatan dapat disembuhkan sebelum keberangkatan maka kesimpulan hasilpemeriksaan ditentukan setelah pengobatan terakhir dan apabila sampai denganpengobatan terakhir tidak sembuh maka dinyatakan tidak baik kesehatannya dan ditunda/ ditolak keberangkatannya Bagi calon jemaah haji penderita penyakit menular yang membahayakan dirisendiri maupun orang lain, dilakukan pengobatan hingga tidak membahayakan lagi. Jikamemerlukan pengobatan yang lama dan diperkirakan tidak sembuh hingga

7

saatkeberangkatan ke Arab Saudi, maka dokter pemeriksa kesehatan II bersama TimPenyelenggara Kesehatan Haji Kabupaten/ Kota memutuskan menunda/ menolak keberangkatan calon jemaah haji tersebut Pemeriksaan Kesehatan IIBagi calon jemaah haji berumur lebih dari 60 tahun dan sesuai dengan indikasi agardilengkapi dengan hasil foto thorak, EKG, dan laboratorium kimia darah, hasilnya ditulisdan dilampirkan pada BKJH Seluruh hasil pemeriksaan kesehatan II ditulis secara lengkap sesuai statuskesehatannya di BKJH dan dapat dipertanggung jawabkan akan kebenaran isinya Pelanggaran terhadap pelaksanaan pemeriksaan kesehatan calon jemaah haji dapatdikenakan sanksi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 3. DI ARAB SAUDI - Pelayanan medis di Arab Saudi dilaksanakan oleh dokter dan tenaga keperawatan dikloter serta PPIH di Arab Saudi bidang kesehatan sesuai daerah kerja - Pelayanan medis petugas TKHI kloter - Di Bandara King Abdul Aziz Jeddah dan Madinah - Memantau kondisi kesehatan seluruh jemaah haji, Melapor ke wakadaker pelayanan kesehatan - Mengambil tas yang berisi paket obat dan alat kesehatan kloter - Menganjurkan jemaah haji cukup istirahat makan dan minum. - Memberikan pelayanan pengobatan bagi jemaah haji yang memerlukan. - Melakukan rujukan ke BPHI. - Membuat Certificate of Death (COD) bagi jemaah haji yang wafat. - Selama perjalanan dari Jeddah ke Madinah/ Makkah - Memantau kondisi kesehatan jemaah haji. - Memberikan pelayanan pengobatan bagi jemaah haji yang memerlukan. - Melakukan rujukan ke BPHI atau rumah sakit Arab Saudi (RSAS). - Selama berada di Madinah, Makkah & Armina - Menempatkan jemaah haji risiko tinggi dekat petugas kesehatan. - Melakukan visite secara berkala terutama bagi jemaah haji risti. - Menganjurkan calon jemaah haji cukup istirahat, makan dan minum. - Memberikan pelayanan kesehatan/pengobatan.

8

- Melakukan rujukan ke BPHI atau RSAS. - Membuat Certificate of Death (COD) bila ada jemaah haji yang wafat. - Pelayanan obat di Sektor dilaksanakan oleh dokter Aspiran. - Memberikan pelayanan kesehatan dan pengobatan bila diperlukan. - Menyediakan ambulans untuk rujukan ke BPHI atau RSAS. - Meneruskan permintaan obat dari kloter ke Depo. - Membagikan jatah obat untuk kloter di sektor. - Pelayanan medis di BPHI oleh PPIH bidang kesehatan a. Di Bandara King Abdul Aziz Jeddah (saat kedatangan) -

Memberikan pelayanan pengobatan, rawat jalan, rawat sementara bagi jemaah hajiyang memerlukan.

-

Melakukan rujukan ke RSAS atau ke BPHI Makkah dengan disertai laporan rujukan(Lru)

-

Menjawab konsultasi rujukan dari dokter kloter.

-

Membuat Certificate of Death (COD) bagi jemaah haji yang wafat.

b. Di Madinatul Hujjaj - Jeddah (saat pemulangan) -

Memberikan pelayanan pengobatan, rawat jalan, rawat inap bagi jemaah haji yangmemerlukan.

-

Melakukan rujukan ke RSAS dengan disertai laporan rujukan (Lru) dan laporan tandaterima rujukan (Tru).

-

Memberikan pelayanan pulang dini atau tidak bersama kloternya, perlu disertairesume riwayat penyakit dan pengobatannya (Rpp).

-

Menyerah terimakan pasien pulang dini beserta resume penyakit dan pengobatannya(Rpp) kepada dokter kloter yang akan mendampingi.

-

Menjawab konsultasi rujukan dari dokter kloter.

-

Membuat Certificate of Death (COD) bagi jemaah haji yang wafat.

E. Imunisasi Meningitis Meningokokus Tujuannya imunisasi meningitis meningokokus tetravalen untuk memberikan kekebalantubuh terhadap penyakit Meningitis meningokokus tertentu, sesuai dengan vaksin yangdiberikan pada calon jemaah haji PENATALAKSANAAN IMUNISASI

9

Meningitis meningokokusImunisasi Meningitis meningokokus tetravalen pada calon jemaah haji diberikanminimal 10 hari sebelum keberangkatan ke Arab Saudi.Bila imunisasi diberikan kurang dari 10 hari sejak keberangkatan ke Arab Saudiharus diberikan profilaksis dengan Ciprofloxacin 500 mg dosis tunggalPelaksanaan imunisasi bersamaan dengan pemeriksaan kesehatan II di DinasKesehatan Kabupaten/ Kota. F. Surveilans Epidemiologi (SE) 1. TUJUAN Adalah mencegah keluarnya penyakit menular dari Indonesia dan masuknyapenyakit menular dari luar negeri yang mungkin terbawa oleh calon/ jemaah haji keIndonesia, mengetahui distribusi penyakit, kematian menurut waktu dan tempat sertafaktor risiko yang terdapat pada calon/ jemaah haji Indonesia 2. KEGIATAN Pengumpulan, pengolahan, analisis dan disiminasi data atau informasi, dilakukansejak calon jemaah haji melakukan pemeriksaan kesehatan di daerah asal,diperjalanan, selama di Arab Saudi dan setelah kembali dari Arab Saudi sampai kedaerah asal selama 14 hari.Pengamatan terhadap jemaah haji sakit dan wafat baik di Arab Saudi, diembarkasi/ debarkasi haji dan sekembalinya dari Arab Saudi. Pengamatan terhadap kesehatan lingkungan di Indonesia dan Arab Saudi.Sumber data SE kesehatan haji meliputi hasil pemeriksaan kesehatan calon jemaah haji di puskesmas dan dinas kesehatan kabupaten/ kota, laboratorium, rumahsakit dan unit-unit rujukan lainnya baik di Indonesia maupun di Arab Saudi. 3. SASARAN Sasaran SE meliputi penyakit menular sesuai dengan ketentuan UndangundangKarantina,

Undang-undang Wabah Penyakit

Menular,

International

HealthRegulation (IHR), penyakit tidak menular, keracunan dan kesehatan lingkungan.

10

BAB III KESIMPULAN & SARAN A. Kesimpulan Penyelenggaraan ibadah haji bertujuan untuk memberikan pembinaan, pelayanandan perlindungan yang sebaik-baiknya melalui sistem dan manajemen penyelenggaraanyang terpadu agar pelaksanaan ibadah haji dapat berjalan dengan aman, tertib, lancar dannyaman sesuai dengan tuntunan agama serta jemaah haji dapat melaksanakan ibadah hajisecara mandiri sehingga diperoleh haji mabrur. A. Saran Untuk calon jemaah haji sebelum pergi ke tanah suci sebaiknya memeriksakankesehatan secara rutin di puskesmas, rumah sakit, atau pos pelayanan kesehatan terdekat,atau kepada pelayan kesehatan yang sudah ditujukan. Sehingga apabila terdapat gejalakelainan kesehatan akan dapat segera diatasi.

11

DAFTRA PUSTAKA Akperkapuas.files.worspress.com/2010/04/kesehatan- haji Almazinni, Prima .2001. Buku Kesehatan Jemaah Haji, Jakarta ; grafindo Adningsih, 2003. Tidak Merokok Adalah Investasi, Interaksi Media Promosi Kesehatan Indonesia No XIV, Jakarta Agustina, 1999. Pencahayaan dan Perhawaan Terhadap Perumahan Penderita TB Paru,Cermin Dunia Kedokteran, No.84 Alfrida, 2003. Perumahan Sehat, Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan Depkes R.I. Jakarta.

12

Related Documents

Kesehatan Haji Kelompok 3
August 2019 38
Haji
August 2019 70
Haji
November 2019 66
Haji
June 2020 45

More Documents from ""

Askep Persalinan Kala 1
August 2019 41
Kesehatan Haji Kelompok 3
August 2019 38
Kelompok 12.docx
August 2019 44
Metode Secant.xlsx
December 2019 71
April 2020 57