Kesalahan Penggunaan Huruf Kapital.docx

  • Uploaded by: Ora Ciizakia Beluangndud
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Kesalahan Penggunaan Huruf Kapital.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,250
  • Pages: 13
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Bahasa Melayu semenjak Kongres Pemuda 28 Oktober 1928 telah diangkat dan naik kedudukannya menjadi bahasa persatuan atau bahasa nasional. Setelah kemerdekaan Indonesia, bahasa Indonesia yang diangkat dan berasal dari bahasa Melayu, secara resmi dijadikan bahasa negara sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Dasar 1945, Bab XV Pasal 36. Akan tetapi, hingga saat ini bahasa Indonesia oleh masyarakat pemakainya masih banyak yang belum menuruti syarat-syarat penggunaan bahasa yang baik dan benar, terutama media massa, baik media cetak maupun media elektronik. Dengan kata lain, kesalahan dalam penggunaan bahasa Indonesia masih banyak kita temukan. Era teknologi dan informasi saat ini telah mempermudah kita untuk mendapatkan berbagai macam informasi yang kita perlukan. Dengan adanya internet kita bisa mendapatkan informasi dalam hitungan detik. Namun, media yang merupakan sarana belajar dan informasi masih banyak menggunakan bahasa Indonesia yang tidak sesuai dengan kaidahnya. Kita dapat lihat di televisi, sebuah tayangan stasiun swasta seperti MTV, dimana bahasa Indonesia telah dicampuradukkan dengan bahasa asing, sehingga maksud dan maknanya sudah tidak jelas lagi. Media cetak pun tak ketinggalan, banyak bahasa-bahasa slank (pergaulan) yang menjadi bahasa pengantar dalam tiap rubrik ataupun kolom-kolom yang ada pada media cetak tersebut. Oleh karena itu, perlu dibuat sebuah pembahasan atau suatu kajian terhadap kesalahan kebahasaan pada media demi menjaga dan membudayakan pola berbahasa yang baik dan benar dalam kehidupan sehari-hari. 1.2 Tujuan Meneliti kenyataan penggunaan bahasa Indonesia khususnya penggunaan huruf kapital dalam media massa oleh masyarakat, kaum terpelajar dan kaum jurnalis.

BAB II DASAR TEORI

Mengapa kita perlu mengikuti aturan pemakaian huruf kapital ? Karena penggunaan huruf kapital merupakan standar dasar penulisan yang sudah disepakati. Tanpa mengikuti aturan ini, tulisan kita akan berkurang nilainya di mata pembaca dan akan langsung dibuang oleh redaksi sebuah koran tempat kita mengirim artikel opini. Pada tahun 2009, Menteri Pendidikan Nasional mengeluarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 46 Tahun 2009 tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan. Dengan dikeluarkannya peraturan menteri ini, maka EYD edisi 1987 diganti dan dinyatakan tidak berlaku lagi. Didalamnya dibahas dengan lengkap cara-cara penggunaan bahasa dalam bentuk tulisan, termasuk pula penggunaan huruf kapital. Oleh karena kita memiliki landasan seperti ini, kita harus menjunjung tinggi dan mengikuti aturan ketatabahasaan dalam pengaplikasiannya sehari-hari, contohnya dalam membuat suatu karangan atau artikel. Berikut dipaparkan aturan-aturan penggunaan huruf kapital dalam suatu tulisan : 1. Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat. Misalnya: Dia mengantuk. Apa maksudnya? Kita harus bekerja keras. Pekerjaan itu belum selesai. 2. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung. Misalnya: Adik bertanya, "Kapan kita pulang?" Bapak menasihatkan, "Berhati-hatilah, Nak!" "Kemarin engkau terlambat," katanya. "Besok pagi," kata Ibu, "Dia akan berangkat". 3. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan nama Tuhan dan kitab suci, termasuk kata ganti untuk Tuhan. Misalnya: Allah, Yang Mahakuasa, Yang Maha Pengasih, Alkitab, Quran, Weda, Islam, Kristen Tuhan akan menunjukkan jalan yang benar kepada hamba-Nya. Bimbinglah hamba-Mu, ya Tuhan, ke jalan yang Engkau beri rahmat. 4. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama orang. Misalnya: Mahaputra Yamin Sultan Hasanuddin Haji Agus Salim

5.

6.

7.

8.

9.

Imam Syafii Nabi Ibrahim Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat. Misalnya: Wakil Presiden Adam Malik Perdana Menteri Nehru Profesor Supomo Laksamana Muda Udara Husen Sastranegara Sekretaris Jenderal Departemen Pertanian Gubernur Irian Jaya Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur nama orang. Misalnya: Amir Hamzah Dewi Sartika Wage Rudolf Supratman Halim Perdanakusumah Ampere Huruf kapital sebagai huruf pertama nama bangsa, suku, dan bahasa. Misalnya: bangsa Indonesia suku Sunda bahasa Inggris Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya, dan peristiwa sejarah. Misalnya: bulan Agustus hari Natal bulan Maulid Perang Candu hari Galungan tahun Hijriah hari Jumat tarikh Masehi hari Lebaran Proklamasi Kemerdekaan Indonesia Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi. Misalnya: Asia Tenggara Kali Brantas Banyuwangi Lembah Baliem Bukit Barisan Ngarai Sianok Cirebon Pegunungan Jayawijaya Danau Toba Selat Lombok Daratan Tinggi Dieng Tanjung Harapan Gunung Semeru Teluk Benggala Jalan Diponegoro Terusan Suez Jazirah Arab

10. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua unsur nama negara, lembaga pemerintahan dan ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi kecuali kata seperti dan. Misalnya: Republik Indonesia Majelis Permusyawaratan Rakyat Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Badan Kesejahteraan Ibu dan Anak Keputusan Presiden Republik Indonesia, Nomor 57, Tahun 1972 11. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk ulang sempurna yang terdapat pada nama badan, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, serta dokumen resmi. Misalnya: Perserikatan Bangsa-Bangsa Yayasan Ilmu-Ilmu Sosial Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Rancangan Undang-Undang Kepegawaian 12. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur kata ulang sempurna) di dalam nama buku, majalah, surat kabar, dan judul karangan kecuali kata seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk yang tidak terletak pada posisi awal. Misalnya: Saya telah membaca buku Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma. Bacalah majalah Bahasa dan Sastra. Dia adalah agen surat kabar Sinar Pembangunan. Ia menyelesaikan makalah "Asas-Asas Hukum Perdata". 13. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, dan sapaan. Misalnya: Dr. doktor M.A. master of arts S.H. sarjana hukum S.S. sarjana sastra Prof. profesor Tn. tuan Ny. nyonya Sdr. Saudara 14. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan seperti bapak, ibu, saudara, kakak, adik, dan paman yang dipakai dalam penyapaan dan pengacuan. Misalnya: "Kapan Bapak berangkat?" tanya Harto. Adik bertanya, "Itu apa, Bu?" Surat Saudara sudah saya terima. "Silakan duduk, Dik!" kata Ucok.

Besok Paman akan datang. Mereka pergi ke rumah Pak Camat. Para ibu mengunjungi Ibu Hasan. 15. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata ganti Anda. Misalnya: Sudahkah Anda tahu? Surat Anda telah kami terima. Selain ketentuan penggunaan ada beberapa pantangan dalam penggunaan huruf kapital, antara lain: 1. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama gelar, kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang tidak diikuti nama orang. Misalnya: Dia baru saja diangkat menjadi sultan. Tahun ini ia pergi naik haji 2. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan dan pangkat yang tidak diikuti nama orang, atau nama tempat. Misalnya: Siapa gubernur yang baru dilantik itu? Kemarin Brigadir Jenderal Ahmad dilantik menjadi mayor jenderal. 3. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama orang yang digunakan sebagai nama sejenis atau satuan ukuran. Misalnya: mesin diesel 10 volt 5 ampere 4. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama peristiwa sejarah yang tidak dipakai sebagai nama. Misalnya: Soekarno dan Hatta memproklamasikan kemerdekaan bangsanya. Perlombaan senjata membawa risiko pecahnya perang dunia. 5. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama istilah geografi yang tidak menjadi unsur nama diri. Misalnya: berlayar ke teluk mandi di kali menyeberangi selat pergi ke arah tenggara 6. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama geografi yang digunakan sebagai nama jenis. Misalnya: garam inggris gula jawa

kacang bogor pisang ambon 7. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata yang bukan nama resmi negara, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan, serta nama dokumen resmi. Misalnya: menjadi sebuah republik beberapa badan hukum kerja sama antara pemerintah dan rakyat menurut undang-undang yang berlaku 8. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan yang tidak dipakai dalam pengacuan atau penyapaan. Misalnya: Kita harus menghormati bapak dan ibu kita. Semua kakak dan adik saya sudah berkeluarga.

BAB III PEMBAHASAN

Media massa adalah salah satu sarana pengungkapan buah pikiran (ide), kejadian, dan peristiwa sehari-hari dengan menggunakan alat komunikasi bahasa. Namun, hingga saat ini ternyata masih terdapat kesalahan-kesalahan dalam penggunaan bahasa tersebut. Hal ini diduga antara lain karena penulis berita atau redaktur media massa merupakan individuindividu yang dwibahasawan. Bahasa (kata) berupa lambang dari rangkaian bunyi-bunyi yang diartikulasikan. Kata adalah abstraksi dari benda-benda atau segala sesuatu yang ada. Dengan demikian, bahasa erat hubungannya dengan berpikir. Menurut Affandi (1971:218), bahasa dan berpikir berkembang bersama-sama sehingga sukar memperkatakan soal bahasa tanpa menyebut soal berpikir dan pikiran. Hal ini sesuai pula dengan pendapat Delakroi (dalam Chauchard (1976, XXVI, 2:36) yang mengatakan bahwa “Pikiran membentuk bahasa dan membentuk diri lantaran bahasa” Menurut Jakson, ada dua macam bentuk penggunaan bahasa, yakni penggunaan bahasa dengan batas-batas tertentu dan penggunaan bahasa dengan usaha sendiri (dalam Chauchard 1977, XXVI, 12:372). Yang dimaksud dengan yang pertama ialah penguasaan bahasa dengan ekspresi otomatis yang telah dipelajari dan dikuasai sejak kecil. Ekspresi ini sudah tersusun dalam pola-pola dan formula-formula tertentu. Klisenya sudah ada dalam pikiran. Jenis penguasaan seperti ini terdapat dalam penguasaan bahasa kebanyakan orang dalam bahasa ibunya, dan sudah mendarah daging baginya. Jenis yang kedua terdapat pada penguasaan bahasa yang dikehendaki dan direkayasa yang sifatnya intelektual. Hal ini terlihat misalnya pada penggunaan bahasa pada waktu mencipta suatu hasil karya, makalah dan sejenisnya. Dalam menciptakan hasil karya itu orang dengan sengaja mencari, membentuk, dan menemukan konstruksi frasa, dan mengkombinasikannya dengan frasa-frasa yang telah terekam dalam benaknya sehingga dapat digunakan membentuk buah pikiran yang luwes, jelas, dan terang, serta baik dan benar. Namun, sering kali terjadi, baik pada media elektronik maupun media cetak, secara tidak sadar pemakai bahasa atau kaum jurnalis menggunakan bahasa yang memperlihatkan penyimpangan dan kesalahan tata bahasa. Penyimpangan itu dapat terjadi pada struktur ejaan, misalnya penggunaan huruf kapital, penulisan kata, dan penggunaan tanda baca. Kekurangcermatan berbahasa ini semua, disamping disebabkan oleh kaum jurnalis banyak yang masih kurang terampil berbahasa Indonesia yang baik dan benar, juga kurang berdisiplinan mereka dalam menggunakan menggunakan bahasanya. Bahkan kesalahan tersebut dapat terjadi secara berulang-ulang. Pengulangan kesalahan terjadi karena kekurangsadaran dan kekurangtahuan si penulis berita tersebut tentang kesalahan yang diperbuatnya. Dia kurang sadar akan kesalahan tersebut karena frasafrasa otomatis yang telah dikuasainya sejak kecil dari bahasa ibunya lebih dominan dan terlalu mempengaruhi keadaan berbahasanya. Dia kurang tahu dan kurang mengerti tentang

kesalahan yang telah diperbuatnya karena daya intelektual penguasaan bahasanya yang kurang sehingga menyebabkan kegiatan berpikirnya dan berbahasa tidak sinkronis. Makalah ini membahas tentang kesalahan ejaan khususnya kesalahan penggunaan huruf kapital dalam surat kabar. Banyak kesalahan-kesalahan pada surat kabar itu merupakan kesalahan yang kecil karena kurangnya perhatian dari editor surat kabar tentang penggunaan ejaan. Dalam hal ini, penulis memilih surat kabar Prohaba sebagai acuan tinjauan, ternyata kesalahan penggunaan huruf kapital yang paling banyak ditemukan yaitu tentang penempatan huruf kapital setelah nama tempat, daerah, dan pada awal kalimat. Berikut uraian dan perbaikan kalimat yang penggunaan huruf kapitalnya tidak sesuai dengan kaedah ejaan bahasa: 1. KRUENG Aceh mempunyai pajang lebih kurang 145 km dan beberapa anak sungai bermuara ke badan sungai tersebut. Krueng Aceh mempunyai pajang lebih kurang 145 km dan beberapa anak sungai bermuara ke badan sungai tersebut. 2. Saat ini, tepi kali atau daerah aliran sungai, mulai dari kawasan Aceh Besar hingga Kota, mulai tertata rapi. Saat ini, tepi kali atau daerah aliran sungai, mulai dari kawasan Aceh Besar hingga kota, mulai tertata rapi. 3. Selebihnya Pemerintah Kota setempat denagn program tahun kunjungan wisatanya, mulai membenah diri ‘mempercantik’ atau ‘menyolek’ pinggir kali. Selebihnya pemerintah kota setempat denagn program tahun kunjungan wisatanya, mulai membenah diri ‘mempercantik’ atau ‘menyolek’ pinggir kali. 4. Hal ini dibenarkan, Wakil Walikota Bandaaceh, Illiza sa’aduddin Djamal. Hal ini dibenarkan, Wakil Walikota Banda Aceh, Illiza sa’aduddin Djamal. 5. Apa yang dimiliki Kota Bandaaceh? Apa yang bisa dijual ke orang luar? Sektor jasa!!! Jelas daerah lain, lebih bagus dari kota ini. Apa yang dimiliki Kota Bandaaceh? apa yang bisa dijual ke orang luar? sektor jasa!!! jelas daerah lain, lebih bagus dari kota ini. 6. Bandaaceh pasca Tsunami memang banyak dipenuhi oleh orang-orang dari Luar Aceh, maupun Luar Negeri. Banda Aceh pasca Tsunami memang banyak dipenuhi oleh orang-orang dari luar Aceh, maupun luar negeri. 7. Di tambah dengan dukungan Bandar udara Sultan Iskandar Muda yang telah menjadi Bandara International, membuat Akses ke ibukota Provinsi Aceh. Di tambah dengan dukungan Bandar Udara Sultan Iskandar Muda yang telah menjadi Bandara International, membuat akses ke ibukota Provinsi Aceh.

8. Secara panjang lebar, Wakil walikota menjelaskan sejumlah objek wisata di kota ini. Secara panjang lebar, wakil walikota menjelaskan sejumlah objek wisata di kota ini. 9. Salah satunya yang termasuk banyak dikunjungi, yaitu PLTD Apung di Punge Blang Cut. Juga kapal di atas rumah di Lampulo, kuburan massal dan Mesjid Baiturrahman Ulee Lheue. Salah satunya yang termasuk banyak dikunjungi, yaitu PLTD Apung di Punge Blang Cut. Juga kapal di atas rumah di Lampulo, Kuburan Massal dan Mesjid Baiturrahman Ulee Lheue. 10. Jika perhatian serius dari semua pihak terus digalakkan, mimpi waterfront city Bandaaceh. Jika perhatian serius dari semua pihak terus digalakkan, mimpi Waterfront City Banda Aceh.

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan Dalam artikel koran yang penulis tinjau terdapat beberapa kesalahan mendasar yang menyalahi aturan penggunaan huruf kapital antara lain :  Penulisan kata kota yang tidak diikuti nama kota seharusnya tidak menggunakan huruf kapital. Kesalahan ini ditemui digunakan berulang-ulang dalam artikel.  Penulisan nama kota yang terdiri dari dua kata tidak mengalami pemisahan atau spasi dan pada kata keduanya juga seharusnya digunakan huruf kapital.  Penulisan nama tempat yang tidak menggunakan huruf kapital. Seharusnya nama tempat digunakan huruf kapital baik itu nama tempat rekreasi yang diikuti nama kota dan nama tempat bersejarah. Penulisan nama kota yang salah, Kota Banda Aceh dituliskan dengan Kota Bandaaceh, dan kesalahan ini pun digunakan berulang-ulang.

DAFTAR PUSTAKA

Djabarudi, Slamet. 1991. Peningkatan Kualitas Bahas Media Massa. Jakarta : Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Susanto, Astrid S. 1978. Bahasa Indonesia sebagai Sarana Komunikasi. Jakarta : Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Prohaba . Senin 2 Januari 2012. Waerfront City Sungai Krueng Aceh Menjajikan. Banda Aceh : PT. Aceh Intermedia Pers.

KESALAHAN PENGGUNAAN HURUF KAPITAL PADA SURAT KABAR PROHABA

Disusun Oleh: ZAKIA MASRURAH NIM: 1104107010019

JURUSAN TEKNIK GEOFISIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SYIAH KUALA

2011

Related Documents


More Documents from "Nur Syafiqah Bt Muhammad Faizal Selvaraj"

June 2020 6
June 2020 2
Textmisgadim
July 2020 2
October 2019 7
June 2020 14