PERUBAHAN IKLIM BERDAMPAK PADA SEKTOR PERIKANAN TANGKAP DI INDONESIA
Mata Kuliah : Kapita Selekta Geografi Fisik
Dosen Pengampu : 1. Dr. Tjaturahono Budi Sanjoto, M.Si 2. Dr. Erni Suharini, M.Si 3. Dr. Ir. Ananto Aji, M.Si
Oleh : Hana Anggita Sari (0302518006)
PASCASARJANA PENDIDIKAN GEOGRAFI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2018
KATA PENGANTAR
Dengan nama Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Puji dan syukur kepada Allah SWT atas ijin Nya-lah penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah tentang Perubahan Iklim Berdampak pada Perikanan di Indonesia untuk penyelesaian Ujian Akhir Semester dari mata kuliah Kapita Selekta Geografi Fisik. Perubahan iklim seperti bom waktu. Allah berfirman “Telah napak kerusakan di darat dan di lautan disebabkan karena perbuatan tangan (maksiat) manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)” (Q.S. Ar-Rum:41). Manusia yang menyebabkan perubahan iklim dan manusia yang terdampak. Sektor perikanan salah satu yang terdampak perubahan iklim. Bila perikanan terdampak oleh perubahan iklim tentu kehidupan nelayan khususnya semakin tertekan. Beberapa manusia peduli akan perubahan iklim, beberapa manusia tidak peduli, dan beberapa diantara juga ada yang sangat tidak peduli. Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu pembuatan makalah ini. Penulis berharap makalah ini bisa bermanfaat bagi penulis maupun pembaca Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu penulis berharap kepada pembaca untuk memberikan kritik dan saran untuk penyempurnaan makalah ini.
Semarang, 8 Desember 2018 Penulis
ii
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii DAFTAR ISI .....................................................................................................iii DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ iv BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang .............................................................................................1 1.2. Rumusan Masalah ........................................................................................2 1.3. Tujuan ..........................................................................................................2 BAB II ISI 2.1. Perubahan Iklim ........................................................................................... 3 2.2. Perikanan ...................................................................................................... 5 BAB III PENUTUP 5.1. Kesimpulan .................................................................................................. 7 5.2. Saran ............................................................................................................. 7 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 8
iii
DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1. Rata-rata suhu global ...................................................................... 3 Gambar 2.2. Peningkatan gas rumah kaca scara global ...................................... 4 Gambar 2.3. Peningkatan suhu permukaan global .............................................. 5
iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Indonesia secara geografis berada diantara dua samudera yaitu Samudera Hindia dan Samudera Pasifik, dan berada diantara dua benua yaitu benua Australia dan Benua Asia. Tiga perempat wilayah Indonesia adalah perairan dibagi kedalam wilayah laut, wilayah perairan Zona Ekonomi Eksklusif, dan laut territorial. Dengan total garis pantai sepanjang 99.093 Km membuat Indonesia menduduki posisi kedua negara dengan garis pantai terpanjang setelah Kanada. Perairan Indonesia seluas 6.315 km2 memerlukan perencanaan perlindungan dan pengelolaan sumber daya perairan yang baik, agar perairan Indonesia dapat dioptimalkan dengan baik dan berkelanjutan. Manusia adalah penyebab peningkatan gas rumah kaca dan terdampak karena hal tersebut namun kebanyakan manusia tidak menyadari akan terjadinya perubahan iklim. Pada kawasan Asia Tenggara kenaikan temperatur mencapai 0,4-1oC. Kenaikan temperatur di kawasan Asia Tenggara pada jangka waktu menengah (2045-2065) diperkirakan mencapai 1,5 – 2oC. Perubahan iklim mempengaruhi segala macam aktivitas manusia. Menurut Syahailatua
(2008:25)
dampak
perubahan
iklim
terhadap
perikanan
merupakan salah satu dari sekian banyak dampak yang berhubungan dengan kehidupan dan penghidupan manusia. IPCC (2014:7) menyatakan bahwa di kawasan Asia Tenggara ekosistem laut memiliki kerentan yang tinggi terhadap dampak perubahan iklim. Indonesia memiliki ekosistem laut yang sangat melimpah. Perubahan iklim yang lambat laun terjadi dan berdampak pada perikanan tentunya berdampak juga pada kehidupan masyarakat Indonesia. Nelayan khususnya harus beradaptasi dengan keadaan ini. Fenomena perubahan iklim membuat perikanan tangkap menurun dan meningkat pada daerah tertentu, hal ini disebabkan karena suhu, ketersediaan oksigen, dan ketersediaan bahan
1
pangan ikan pada perairan tersebut. Apabila faktor pengontrol tersebut tidak sesuai pada perairan tertentu untuk hidup ikan, ikan tentu akan bermigrasi ke perairan yang memiliki ketersediaan faktor pengontrol tersebut. Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis mengambil judul “Perubahan Iklim Berdampak Pada Sektor Perikanan Tangkap Di Indonesia”
1.2.Rumusan Masalah Bagaimana perubahan iklim terkini dan dampaknya terhadap sektor perikanan di Indonesia
1.3. Tujuan 1. Untuk mengetahui perubahan iklim terikini 2. Untuk mengetahui dampak perubahan iklim pada sektor perikanan tangkap di Indonesia
2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Perubahan Iklim Perubahan iklim mengacu pada perubahan keadaan iklim yang dapat diidentifikasi (misalnya, dengan menggunakan uji statistik) dengan perubahan rata-rata dan atau variabilitas propertinya, dan berlangsung untuk jangka waktu yang lama, biasanya beberapa dekade atau lebih. Perubahan iklim mungkin disebabkan oleh proses internal alami atau proses eksternal seperti modulasi dari siklus matahari, letusan gunung berapi, dan perubahan antropogenik yang persisten dalam komposisi atmosfer atau dalam penggunaan lahan (IPCC, 2014:4). UNFCCC dalam IPCC (2014:4) mendefinisikan perubahan iklim sebagai: perubahan iklim yang dikaitkan langsung atau tidak langsung dengan aktivitas manusia yang mengubah komposisi atmosfer global dan selain variabilitas iklim alami yang diamati selama periode waktu yang sebanding. UNFCCC dengan demikian membuat perbedaan antara perubahan iklim yang disebabkan oleh aktivitas manusia yang mengubah komposisi atmosfer, dan variabilitas iklim yang disebabkan oleh sebab-sebab alami. Peningkatan suhu yang disebabkan oleh perubahan iklim dapat dilihat pada gambar 2.1 berikut.
Gambar 2.1. Rata-rata suhu global Dampak ekstrim yang berkaitan dengan iklim baru-baru ini, seperti gelombang panas, kekeringan, banjir, siklon, dan kebakaran hutan, 3
menunjukan kerentanan dan paparan yang signifikan pada beberapa ekosistem dan kehidupan manusia terhadap variabilitas iklim saat ini. Dampak ekstrim yang terkait iklim ini seperti perubahan ekosistem, gangguan produksi pangan dan kebutuhan air, kerusakan infrastruktur dan permukiman, ketahanan tubuh terhadap penyakit dan kematian, dan jaminan untuk kesehatan mental dan kesejahteraan manusia. Untuk negara-negara di semua tingkat pembangunan, dampak ini konsisten dengan kurangnya kesiapan yang signifikan. Ekosistem laut telah merespon dan akan terus merespon terhadap perubahan iklim dengana berbagai tingkat, besaran dan jangka waktu. Perubahan iklim mengubah sifat fisik, kimia, dan biologis laut. Pengontrol ekosistem laut termasuk salinitas, sirkulasi, suhu, karbon dioksida (CO2), oksigen (O2), nutrisi, dan cahaya. Pengontrol tersebut membentuk kinerja fisiologis sel dan organisme individu yang akhirnya menentukan fungsi ekosistem laut. Peningkatan gas rumah kaca disebabkan oleh aktifitas manusia dapat dilihat pada gambar 2.2 berikut.
Gambar 2.2. Peningkatan gas rumah kaca scara global
4
2.2. Perikanan Selama 39 tahun terakhir, lautan telah mengalami penghangatan dengan laju rata-rata > 0,1 ° C per dekade di atas 75 m dan 0,015 ° C per dekade pada kedalaman 700 m (IPCC, 2014:418). Observasi jangka panjang yang
dilakukan
oleh
IPCC
menunjukan
bahwa
pemanasan
dapat
mempengaruhi perubahan bentuk tubuh ikan. Hal ini disebutkan juga oleh Brunel dan Dickey bahwa pemanasan menyebabkan pertumbuhan dan berat badan pada usia beberapa populasi ikan muda atau lebih muda meningkat. Salah satu contoh bahwa perubahan iklim berdampak pada perikanan seperti, distribusi Ikan Cod ke utara antara tahun 1977 sampai 2001 faktor yang mempengaruhinya adalah temperatur. Perairan Indonesia mengalami peningkatan suhu permukaan selama tahun 1901-2012 sebesar 0,6 – 1oC. Peningkatan suhu permukaan dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 2.3. Peningkatan suhu permukaan global Ikan juga mahluk hidup layaknya manusia membutuhkan cahaya, suhu, kandungan oksigen, dan plankton yang baik untuk kehidupannya. Ekosistem bentik salah satau tempat ikan untuk mencari makan. Apabila ekosistem bentik disuatu wilayah terdampak oleh perubahan iklim, tentunya ikan akan mencari zona upwelling (tempat mencari makan) lainnya. Selain
5
tempat mencari makan ikan juga membutuhkan suhu yang cukup untuk tubuhnya. Menurut Susilowati dalam (Ridayanti, dkk, 2013:267) ketika suhu permukaan laut mencapai 2oC, kondisi tersebut sangat berbahaya bagi industri perikanan skala kecil. El Nino adalah salah satu fenomena interaksi global laut dengan atmosfir yang berakibat adanya fluktuasi suhu permukaan air laut Kondisi akibat El Nino dengan kenaikan paras laut mengakibatkan menurunnya produksi primer di laut (Syahailatua, 2008:25). Fenomena ini tentunya berdampak pada kehidupan manusia khususnya sektor perikanan. Nelayan merupakan golongan yang terdampak dari perubahan iklim. Nelayan menggantungkan hidupnya pada laut dan kawasan pesisir. Perubahan iklim yang menimbulkan naiknya permukaan air laut, badai, gelombang tinggi dan perubahan suhu air laut. Perubahan iklim tersebut berdampak pada aktifitas nelayan, seperti penundaan waktu melaut, terendamnya tambak-tambak, degradasi wilayah pesisir, dan migrasi ikan laut ke zona upwelling. Dari terhambatnya aktifitas nelayan maka berpengaruh juga pada kondisi sosial dan ekonomi nelayan. Sektor perikanan di Indonesia dibagi menjadi dua kelompok yaitu peikanan tangkap dan perikanan budidaya. Sektor perikanan tangkap dibagi menjadi dua yaitu (1) perikanan tangkap di laut dan (2) perikanan tangkap di perairan umum. Sedangkan, sektor perikanan budidaya dibagi menjadi tujuh, yaitu (1) budidaya laut, (2) budidaya tambak, (3) budidaya kolam, (4) budidaya karamba, (5) budidaya jaring apung, (6) budidaya tancap, dan (7) budidaya mina padi. Kementrian Kelautan dan Perikanan (2015:37) menyebutkan produksi perikanan tangkap Indonesia hingga triwulan III tahun 2015 (angka sementara) bila dibandingkan periode yang sama pada tahun 2014 mengalami penurunan sebesar 0,94 % dengan rincian produksi perikanan tangkap di laut mengalami penurunan sebesar 0,79 % dan prosuksi perikanan tangkap diperairan umum mengalami penurunan sebesar 2,85 %. Namun produski komoditas utama mengalami peningkatan seperti tuna (15,47%), tongkol (5,65%) dan cakalang (15,79).
6
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan Perubahan iklim seperti bom waktu, terus terjadi secara perlahan namun pasti. Perubahan iklim tentunya memberikan dampak pada kehidupan manusia pada semua sektor dan saling terkait. Indonesia sebagai negara maritim yang lautannya lebih luas daripada luas daratan diprediksi yang paling terdampak oleh perubahan iklim adalah ekosistem lautnya. Sektor perikanan sebagai contohnya, perikanan tangkap di Indonesia mengalami fluktuasi. Ikan layaknya manusia membutuhkan kandungan oksigen, palankton, suhu, dan cahaya untuk kehidupannya. Apabila faktor pengontrol tersebut kurang, maka ikan akan mencari zona upwelling lainnya. Migrasi ikan tersebut berpengaruh khususnya untuk nelayan yang menggantungkan kehidupannya di laut. Nelayan harus beradaptasi pada situasi seperti ini.
3.2 Saran Menghadapi perubahan iklim yang terjadi tentunya harus dilakukan langkah pencegahan dan adaptasi oleh pemerintah dan masyarakat. Pemerintah yang becita-cita Indonesia sebagai negara poros maritim dunia harus mempersiapkan diri dan mengantisipasi dampak perubahan iklim. Salah satunya melalui pendidikan, dengan meningkatkan tenaga ahli dalam hal kelautan. Selain itu, perlu adanya kerjasama antara pemerintah dan masyarakat dalam menghadapi perubahan iklim. Pemerintah harus tegas dalam membuat peraturan dan tidak memihak. Masyarakat harus sadar diri dengan mengurangi penggunaan barang-barang yang terbuat dari plastik, menggunakan kendaraan umum untuk mengurangi emisi gas, dsb.
7
DAFTAR PUSTAKA
Heni Rindayati, dkk. 2013. Adaptasi Nelayan Perikanan Tangkap Pulau Moro Karimun Kepulauan Riau terhadap Perubahan Iklim. Dalam Prosiding Seminar Nasional Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan. IPCC. 2014. Climate Change 2014 Impact, Adaptation, and Vulnerability - Part A Global and Sectoral Aspect. New York: Cambridge University Press. ------. 2015. Climate Change 2014 Synthesis Report. Switzerland:World Meteorological Organization. KKP. 2015. Analisis Data Pokok Kelautan dan Perikanan 2015. Jakarta: Pusat Data, Statistik, dan Informasi. Syahailatua, Augy. 2008. Dampak Perubahan Iklim terhadap Perikanan. Dalam Oseana, Volume 33 Nomor 2 hal. 25–32.
8