Kereta Mogok.docx

  • Uploaded by: kelvin meiwa
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Kereta Mogok.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,331
  • Pages: 4
Kereta Mogok (kereta dapat ditarik/didorong) 1. Awak Sarana Perkeretaapian melaporkan kepada PPPKA terkait adanya gangguan tersebut.

8. ASP melaporkan kepada PPPKA saat gangguan selesai diperbaiki. 9. PPPKA memberi izin kepada ASP bahwa KA dapat dioperasikan kembali.

2. PPPKA menghubungi pemeriksa sarana dan KS

Kereta Mogok ditarik/didorong)

3. Petugas pemeriksa sarana melaporkan kembali hasil pemeriksaan ke PPPKA terkait penanganan selanjutnya.

TIDAK MENYEBABKAN DERAILMENT

4. Jika kereta dapat ditarik/didorong serta dalam penanganannya membutuhkan waktu >15 menit maka PPPKA menghubungi QC Sarana untuk meminta sarana penolong menuju lokasi kejadian. 5. Sarana penolong menarik kereta yang tidak dapat dioperasikan menuju stasiun terdekat. 6. Sampai stasiun, ASP mengarahkan penumpang untuk berpindah menuju kereta pengganti. Kemudian sarana penolong menarik kereta yang tidak dapat dioperasikan menuju depo. 7. Apabila dalam proses penanganan tidak membutuhkan waktu >15 menit maka petugas perawat sarana menghubungi ASP untuk menjelaskan prosedur penanganan gangguan minor fault.

(kereta

tidak

dapat

1. ASP melaporkan kepada PPPKA mengenai indikasi gangguan yang muncul pada layar TCMS (Train Control Monitoring System) tersebut. 2. Saat gangguan yang terjadi mengakibatkan rangkaian tidak dapat ditarik/didorong dan ASP dapat melakukan perbaikan di tempat maka ASP memperbaiki gangguan tersebut sesuai dengan prosedur. 3. Apabila ASP tidak dapat melakukan perbaikan di tempat maka PPPKA menghubungi QC Sarana untuk meminta sarana penolong dan kereta pengganti menuju lokasi kejadian untuk evakuasi penumpang serta PPKA menghubungi petugas fasop untuk mematikan third rail dan menghubungi petugas perawatan sarana untuk melakukan perbaikan di lokasi kejadian agar dapat ditarik menuju depo.

4. Jika gangguan yang terjadi tidak menyebabkan sarana tidak bergerak maka ASP menghubungi PPPKA untuk meminta sarana penolong. 5. PPPKA menghubungi QC Sarana untuk mengirim sarana penolong menuju lokasi kejadian 6. Kereta di coupling kemudian dibawa menuju stasiun terdekat. 7. PPPKA mendapat laporan dari petugas sarana bahwa gangguan sarana di lintas telah di perbaiki dan dapat dioperasikan kembali. 8. PPPKA memberi izin kepada ASP bahwa kereta api dapat dioperasikan kembali dengan aman. Tabrakan Antar Kereta Api 1. Saat terdapat indikasi merah dan kereta berhenti pada layar PPPKA serta dalam 2 menit ASP tidak menghubungi PPPKA maka PPPKA menghubungi Kepala Stasiun terdekat untuk melihat kereta api tersebut dan melaporkan kembali ke PPPKA terkait situasi dan kondisi. Pada saat Awak Sarana Perkeretaapian tidak dapat melanjutkan tugas maka seluruh kendali di ambil alih oleh PPPKA.

2. PPPKA menghubungi petugas fasop untuk mematikan aliran arus listrik pada third rail. 3. PPPKA menghubungi QC Sarana untuk mengirimkan sarana penolong untuk mengembalikan kereta api pada jalurnya (jika kereta keluar dari jalur). 4. Awak Sarana Perkeretaapiaan melaporkan mengenai situasi dan kondisi kepada PPPKA. Jika Awak Sarana Perkeretaapiaan tidak dapat melanjutkan tugas maka seluruh kendali diambil alih oleh PPPKA. 5. PPPKA menghubungi Manager Keselamatan dan Kepala Stasiun untuk mengkoordinasikan Tim Tanggap Darurat dalam proses evakuasi penumpang menuju stasiun terdekat. 6. Apabila terdapat penumpang atau petugas yang cedera, harus dilakukan pertolongan pertama (P3K) dan selanjutnya ditangani petugas kesehatan dari Rumah Sakit. 7. Petugas pemeriksa melakukan pendataan mengenai kerusakan Sarana dan Prasarana LRT Jakarta yang kemudian hasil pemeriksaan tersebut diserahkan kepada petugas perawatan untuk dilakukan perbaikan.

8. Hasil dari pemeriksaan dan perawatan diserahkan kepada pimpinan masingmasing untuk dilaporkan kepada PPPKA bahwa perjalanan dapat dilanjutkan kembali dengan aman. Sarana Keluar Dari Jalur (Derailment) 1. Saat terdapat indikasi merah dan kereta berhenti pada layar PPPKA serta dalam 2 menit Awak Sarana Perkeretaapian tidak menghubungi PPPKA maka PPPKA menghubungi Kepala Stasiun terdekat untuk melihat kereta api tersebut dan melaporkan kembali ke PPPKA terkait situasi dan kondisi. Pada saat Awak Sarana Perkeretaapian tidak dapat melanjutkan tugas maka seluruh kendali di ambil alih oleh PPPKA. 2. Jika Awak Sarana Perkeretaapian dapat melanjutkan tugas maka segera melaporkan mengenai situasi dan kondisi tersebut kepada PPPKA. 3. PPPKA menghubungi petugas fasop untuk mematikan aliran arus listrik pada third rail. 4. PPPKA menghubungi QC Sarana untuk mengirimkan sarana penolong untuk mengembalikan kereta api pada jalurnya. 5. PPPKA menghubungi Manager Keselamatan dan Kepala Stasiun untuk mengkoordinasikan Tim Tanggap Darurat

dalam proses evakuasi menuju stasiun terdekat.

penumpang

6. Apabila terdapat penumpang atau petugas yang cedera, harus dilakukan pertolongan pertama (P3K) dan selanjutnya ditangani petugas kesehatan dari Rumah Sakit. 7. Petugas pemeriksa melakukan pendataan mengenai kerusakan Sarana dan Prasarana LRT Jakarta yang kemudian hasil pemeriksaan tersebut diserahkan kepada petugas perawatan untuk dilakukan perbaikan. 8. Hasil dari pemeriksaan dan perawatan diserahkan kepada pimpinan masingmasing untuk dilaporkan kepada PPPKA bahwa perjalanan dapat dilanjutkan kembali dengan aman. Gangguan Listrik (third rail) 1. Awak Sarana Perkeretaapian melaporkan kepada PPPKA terkait tidak adanya aliran arus listrik pada third rail. 2. PPPKA menghubungi petugas pemeriksa fasop untuk melakukan pemeriksaan terkait gangguan tersebut. 3. Jika dalam proses penanganan selanjutnya membutuhkan waktu >15 menit maka PPPKA menghubungi QC Sarana untuk mengirimkan sarana

penolong ke lokasi kejadian untuk menarik kereta api menuju stasiun terdekat. 4. Apabila penanganan selanjutnya tidak membutuhkan waktu >15 menit maka Awak Sarana Perkeretaapian membuka jendela darurat dan memberitahukan kepada seluruh penumpang untuk tetap berada di dalam kereta api. 5. Setelah PPPKA mendapat laporan dari petugas perawatan fasop bahwa gangguan tersebut telah selesai diperbaiki serta telah di pastikan oleh pemeriksa fasop bahwa dapat dioperasikan kembali dengan aman. Maka PPPKA memberi izin kepada Awak Sarana Perkeretaapian bahwa kereta api dapat dioperasikan kembali dengan aman. AKIBAT BENCANA ALAM 1. Petugas operator for power mematikan third rail secara keseluruhan dengan seizin PPPKA. 2. Kepala Stasiun menyampaikan laporan kepada PPPKA tentang terjadinya gempa bumi dan mengkoordinasikan Tim Tanggap Darurat untuk mengambil langkah yang diperlukan. 3. PPPKA menghubungi seluruh Awak Sarana Perkeretaapian yang sedang

bertugas untuk mengarahkan para penumpang menuju stasiun terdekat. 4. Apabila terdapat penumpang atau petugas yang cedera, petugas kesehatan stasiun melakukan pertolongan pertama (P3K) dan selanjutnya jika dianggap perlu maka diserahkan kepada petugas kesehatan dari Rumah Sakit untuk ditangani. 5. Petugas pemeriksa melakukan pendataan mengenai kerusakan Sarana dan Prasarana LRT Jakarta, kemudian menyerahkan hasil pemeriksaan kepada petugas perawatan untuk dilakukan perbaikan. 6. Petugas perawatan menyerahkan hasil perbaikan kepada pimpinan masingmasing untuk dilaporkan kepada PPPKA bahwa perjalanan dapat dilanjutkan kembali dengan aman. AKIBAT KEBAKARAN SARANA 1. Awak Sarana Perkeretaapian melaporkan kepada PPPKA tentang terjadinya gangguan perjalanan kereta api yang disebabkan dari kebakaran sarana LRT. 2. PPPKA menghubungi petugas tenaga fasop untuk mematikan aliran arus listrik pada third rail.

3. Awak Sarana Perkeretaapian melakukan pemadaman api dengan menggunakan peralatan pemadaman api di dalam kereta. Apabila Awak Sarana Perkeretaapian tidak dapat memadamkan sendiri maka Awak Sarana Perkeretaapian menghubungi PPPKA untuk memanggil Tim Tanggap Darurat Stasiun terdekat. 4. Kepala Stasiun memerintahkan Tim Tanggap Darurat Stasiun untuk melakukan koordinasi dengan pihakpihak terkait, yaitu Pemadam Kebakaran, Rumah Sakit, dan Polisi. 5. PPPKA memerintahkan Awak Sarana Perkeretaapian untuk melakukan evakuasi penumpang melalui pintu penumpang (yang tidak bersebelahan dengan third rail) menggunakan jalur evakuasi (walkway) menuju stasiun terdekat. 6.

Apabila terdapat penumpang atau petugas yang cedera, petugas kesehatan stasiun melakukan pertolongan pertama (P3K) dan selanjutnya jika dianggap perlu maka diserahkan kepada petugas kesehatan dari Rumah Sakit untuk ditangani.

7. Petugas pemeriksa melakukan pendataan mengenai kerusakan Sarana dan Prasarana LRT Jakarta yang

kemudian hasil pemeriksaan tersebut diserahkan kepada petugas perawatan untuk dilakukan perbaikan. 8. Petugas perawatan menyerahkan hasil perbaikan kepada pimpinan masingmasing untuk dilaporkan kepada PPPKA bahwa perjalanan dapat dilanjutkan kembali dengan aman. AKIBAT KEBAKARAN DI STASIUN 1. Petugas Stasiun yang melihat kejadian tersebut segara memadamkan api dengan peralatan pemadam kebakaran yang ada di stasiun. 2. Kepala Stasiun menyampaikan laporan kepada PPPKA tentang terjadinya kebakaran. 3. PPPKA menghubungi seluruh Awak Sarana Perkeretaapian untuk menghentiknan perjalanan kereta api agar tidak menuju ke stasiun yang terbakar. 4. PPPKA memerintahkan petugas tenaga fasop untuk memutuskan aliran listrik (pada segmen lokasi stasiun) pada third rail. 5. Petugas keamanan stasiun melakukan pemadaman api dilakukan menggunakan pemadam api yang di stasiun, dan apabila tidak memungkinkan pemadaman

dilakukan oleh Kebakaran.

Dinas

Pemadam

6. Apabila terdapat penumpang atau petugas yang cedera, petugas kesehatan stasiun melakukan pertolongan pertama (P3K) dan selanjutnya jika dianggap perlu maka diserahkan kepada petugas kesehatan dari Rumah Sakit untuk ditangani. 7. Petugas pemeriksa melakukan pendataan mengenai kerusakan Sarana dan Prasarana LRT Jakarta yang kemudian hasil pemeriksaan tersebut diserahkan kepada petugas perawatan untuk dilakukan perbaikan. 8. Petugas perawatan menyerahkan hasil perbaikan kepada pimpinan masingmasing untuk dilaporkan kepada PPPKA bahwa perjalanan dapat dilanjutkan kembali dengan aman.

Related Documents

Kereta
May 2020 20
Kereta Wisata
November 2019 26
Kereta Senja
June 2020 30
Kereta Mogok.docx
December 2019 33
Tips Jaga Kereta
December 2019 13
Uu-kereta-23-2007
May 2020 3

More Documents from ""

1-11-2018 Perjalanan Ka.docx
December 2019 12
Bahan Ajar Lengkung.pdf
December 2019 20
Kisi-kisi Performansi.docx
December 2019 18
Latihan Soal
December 2019 56
Kereta Mogok.docx
December 2019 33
Jurnal B. Indonesia.docx
December 2019 16