KERACUNAN HERBISIDA 1. Definisi Herbisida adalah senyawa yang disebarkan pada lahan pertanian untuk menekan atau memberantas tumbuhan pengganggu tanaman atau gulma. Herbisida digunakan sebagai salah satu sarana pengendalian tumbuhan "asing" ini (3). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Umar Zein dan kawan – kawan di Bagian Penyakit Dalam RS H. Adam Malik Medan selama periode Januari 1999 sampai Desember 2000, diperoleh gambaran bahwa herbisida merupakan jenis racun yang paling banyak menyebabkan kematian pada penelitian tersebut. Dari 14 keracunan herbisida, didapati 6 penderita meninggal dunia (42,86%).(Zein U, Purba A, Ginting Y, Pandjaitan TB. Beberapa aspek keracunan di bagian penyakit dalam rumah sakit H. Adam Malik Medan. [Online]. 2000 [cited 2008 March 14];[4 screens]. Available from: URL:http://www.tempointeraktif.com) 2. Patogenesis (CDC. Tanpa tahun. Facts about paraquat. https://emergency.cdc.gov/agent/paraquat/basics/facts.asp. Diakses pada 5 Janurai 2019)
Secara umum, patofisiologi pada keracunan herbisida dapat dijelaskan sebagai berikut: a) Berhubungan dengan kerusakan membran plasma. b) Hambatan pada jalur metabolisme seluler melibatkan asetilkoenzim A (asetil-CoA). c) Terganggunya proses fosforilasi oksidase dikuti dengan kerusakan membran intraseluler. Gangguan proses fosforilase oksidatif merupakan komponen yang penting yang dapat menyebabkan kematian pada pasien yang mendapat paparan lama dari herbisida chlorophenoxy. Herbisida chlorophenoxy sendiri menyebabkan tidak berlangsungnya proses fosforilasi in vitro dengan mekanisme yang belum jelas. Proses dimana kebutuhan oksigen dan produksi energi meningkat diluar proporsi dari pembentukan ATP. Mungkin hal itu disebabkan karena faktor ekstrinsik seperti bahanbahan kimia atau obat-obat yang bisa merusak fungsi mitokondria. Pada awalnya, hal ini menyebabkan peningkatan respirasi mitokondria sampai pada menurunnya jumlah ATP yang dibutuhkan untuk fungsi sel termasuk transport pompa aktif seperti Na-K ATPase. Yang kemudian menghilangkan ion sel dan mengganggu regulasi volume, dimana jika ATP tidak disediakan dengan cukup akan menyebabkan terjadinya kematian sel yang ireversibel. d) Pada konsentrasi chlorophenoxy yang tinggi, dapat menyebabkan kerusakan membran sel eritrosit dimana pada pemeriksaan mikroskop electron memperlihatkan perubahan bentuk sel eritrosit menjadi bentuk bundel (echinocyte) dengan konfigurasi beberapa spinula di sekitarnya. e) Kelainan pada sistem saraf pusat akibat adanya gangguan pada sawar darah otak dimana dibuktikan dengan ditemukannya serum albumin dan IgG pada otak) yang disebabkan karena akumulasi herbisida pada sistem saraf pusat. f) Herbisida chlorophenoxy juga mengganggu mekanisme pemindahan sel membran, salah satunya pemindahan anion organik pada pleksus koroideus dari otak ke pembuluh darah. Ditandai dengan ditemukannnya akumulasi neurotransmiter dopamin dan serotonin.
g) 2,4-Dichlorophenoxyacetic acid menyebabkan hambatan pada ion channel yaitu gangguan transport Ca2+ sehingga terjadi aktivasi terus menerus dan ireversibel sistem aktin miosin dan degenerasi miofibril. h) Akibat peningkatan konsentrasi ion kalsium intraseluler pada hati disertai dengan pengurangan jumlah sel protektif hati seperti glutation dan protein thiol, terjadi gangguan peroksidae lipid di hati. i) Chlorophenoxy beserta analognya juga dapat menghambat agregasi platelet dan produksi tromboksan, dimana mekanisme ini menjelaskan tentang bagaimana terjadinya koagulopati pembuluh darah. 3. Diagnosis Setelah menenggak racun rumput dalam jumlah besar, Anda mungkin akan mengalami bengkak dan rasa sakit hebat pada mulut dan tenggorokan, serta lidah melepuh. Tanda-tanda lainnya dari keracunan racun rumput dosis tinggi adalah detak jantung cepat/abnormal, keringat deras, kelemahan otot, sakit perut, muntah-muntah (bisa muntah darah), sulit bernapas, dan diare (yang mungkin berdarah). Kerusakan yang terjadi pada ginjal dan hati dapat menyebabkan mata menguning Medline Plus. Tanpa tahun. Paraquat poisoning. Tersedia di https://medlineplus.gov/ency/article/001085.htm. Diakses pada 5 januari 2019)
Keracunan paraquat juga dapat menyebabkan dehidrasi, syok tekanan darah rendah (hipotensi), paru-paru terisi cairan, hingga gagal jantung. Kesemua reaksi ini dapat berakibat fatal, mengalami koma atau bahkan kematian — baik cepat maupun lambat. Pada beberapa kasus keracunan paraquat, korban mampu bertahan hidup dalam satu hingga dua minggu, namun biasanya berujung pada kematian. 4. Tatalaksana Awal Jika Anda menemukan orang terdekat Anda melakukan usaha bunuh diri dengan minum racun rumput atau tidak sengaja menelan racun ini karena satu dan lain hal, segera lakukan upaya pertolongan pertama di bawah ini (Gawarammana, IB dan Buckley, NA. 2011. Medical management of paraquat ingestion. Br J Clin Pharmacol British Pharmacological Society Journal. Tersedia di https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3243009/. Diakses pada 19 Oktober 2017.)
-
Hubungi 119 atau nomor darurat keracunan di (021)7256526, (021) 7257826, (021) 7221810. Jangan tunggu bantuan datang dan lebih baik segera larikan ke rumah sakit, jika korban keracunan mengalami salah satu hal ini: o Tampak mengantuk, linglung, atau tidak sadarkan diri o Sulit bernapas atau berhenti bernapas o Rasa semangat atau gelisah yang tidak terkendali o Mengalami kejang o Singkirkan apapun yang masih berada dalam mulut korban. Jika racun yang diduga merupakan pembersih rumah atau bahan kimia lainnya, bacalah label wadah dan ikuti panduan untuk keracunan yang tidak disengaja. o Lepas semua pakaian yang telah terkontaminasi. Letakkan pakaian ke dalam plastik dan ikat atau solasi dengan rapat agar tidak tersentuh oleh orang lain. o Jika korban muntah, miringkan kepalanya ke samping untuk mencegah tersedak. o Jika korban tidak menunjukkan tanda-tanda kehidupan, seperti tidak bergerak, bernapas, atau batuk, segera lakukan resusitasi jantung (CPR).
o
Jika racun mengenai kulit, segera bilas menggunakan sabun dan air selama 15 menit. Jangan terlalu keras dalam menggosoknya karena dapat merusak kulit Anda dan malah mendorong racun masuk lebih dalam ke tubuh. o Jika racun masuk ke mata, siran dengan air mengalir selama 15 menit’Berikan korban yang masih sadar minum activated charcoal untuk menetralisir racun dalam tubuh Di IGD, bersiaplah untuk menjelaskan informasi tentang korban terkait gejala, usia, berat badan, obat-obatan yang ia gunakan, dan informasi lain yang Anda ketahui tentang penyebab keracunannya. Cobalah untuk menentukan jumlah racun yang telah ditelan dan sudah berapa lama sejak korban terpapar racun tersebut. Jika mungkin, bawalah botol, wadah, atau kemasan mencurigakan lainnya sehingga Anda bisa mengacu pada labelnya saat melapor pada petugas medis atau pihak berwajib. Jika Anda mencurigai ada potensi keracunan pada seseorang atau pada diri Anda sendiri, hubungi Halo BPOM di 1500533 atau hubungi Sentra Informasi Keracunan (SIKer) di daerah Anda. SIKer adalah sumber terbaik untuk informasi tentang keracunan, dan di banyak kondisi, dapat menganjurkan bahwa perawatan di rumah sudah mencukupi. Jika Anda merasakan tendensi untuk bunuh diri, atau mencurigai orang-orang terdekat Anda memiliki kecenderungan bunuh diri, hubungi LSM Jangan Bunuh Diri (021-96969293), LSM Imaji (+62274-2840227), atau nomor darurat 119. Gejala dan tanda klinis keracunan parakuat tergantung dari dosis parakuat yang tertelan: (Guy’s and St Thomas’ Hospital Trust . Keracunan parakuat; pedoman praktis untuk diagnosis, pertolongan pertama dan perawatan di rumah sakit. London: Syngenta; 2010.) • Dosis ringan (<20 mg ion paraquat/kg berat badan): asimtomatik atau mual-muntah dan diare. • Dosis sedang hingga berat (20-40 mg/kg ion parakuat/ kg berat badan): Beberapa pasien dapat bertahan hidup, namun sebagian besar pasien akan meninggal dalam 23 minggu karena gagal paru. Gejala-gejala yang dapat ditemukan: o Segera: muntah o Beberapa jam: diare, nyeri perut, ulserasi mulut dan tenggorokan o Satu sampai 4 hari: gagal ginjal, kerusakan hati, hipotensi dan takikardi o Satu atau dua minggu kemudian: batuk, hemoptisis, efusi pleura, fibrosis paru dengan penurunan fungsi paru • Dosis fulminan (>40 mg/kg ion parakuat/kg berat badan): Kematian karena kegagalan multi organ dapat terjadi dalam waktu 1-4 hari. Gejala-gejala yang dapat ditemukan: o Efek segera: muntah o Beberapa jam sampai beberapa hari: diare, nyeri perut, gagal ginjal dan hati, ulserasi mulut dan esofagus, pankreatitis, miokarditis, koma, dan kejang. Prognosis kasus keracunan parakuat sangat buruk. Dari seluruh kasus yang ada, 40% akan berakhir dengan kematian dalam kurun waktu seminggu setelah tertelan. Gangguan
pernapasan progresif dapat terjadi 5-10 hari setelah onset, atau kadang setelah periode pemulihan. Sekali terbukti ada perubahan pada paru, kemungkinan untuk pulih kembali sangat minim (WHO/FAO. Data sheets on pesticides. 1975; 4, Rev. 1 - Paraquat. Geneva; World Health Organization: 1975.)