Keputusan Investasi.docx

  • Uploaded by: Wahidun Cahyati
  • 0
  • 0
  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Keputusan Investasi.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,422
  • Pages: 16
BOOK CHAPTER KEPUTUSAN INVESTASI

Diajukin Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah : Manajemen Keuangan Dosen Pengampu : Miftahurrohman, S.E., M.Si

Disusun Oleh :

1. Nurhekmatush Shobah (SKA.15.D2) 2. Sukma Ratri Nabela (SKA.15.D2) 3. Wahidun Cahyati (SKA.15.D)

Program Studi D4 Komputerisasi Akuntansi Sekolah Tinggi Elektronika dan Komputer ( STEKOM) KENDAL 2019 1

BAB 1 IDENTITAS BUKU

Judul Buku

: Manajemen Investasi Fundamental, Teknikal, Perilaku Investor dan Return Saham

Penulis

: Dr. Musdalifah Azis, S.E., M.Si., Prof. Dr. Sri Mintarti, M.Si., Maryam Nadir, S.E., M.Si.

Penerbit

: Deepublish, 2015

ISBN

: 6022806852, 9786022806851

Tebal

: 462 halaman

Tentang pengarang (2015) Dr. Musdalifah Azis, A.Md, S.E., M.Si. lahir di Ujung Pandang tanggal 1 Mei 1980 adalah alumni SMU Negeri 05 Bandung lulus tahun 1999, Alumni Fakultas Teknik D3 Arsitektur Universitas Hasanuddin di Makassar lulus tahun 2002, Alumni Fakultas Ekonomi Manajemen Universitas Hasanuddin di Makassar lulus tahun 2004, Kemudian tahun 2009 menyelesaikan studi S2 di Program Magister Sains, Konsentrasi Manajemen dan Keuangan di Universitas Hasanuddin di Makassar. Studi jenjang pendidikan S3 pada Program Pascsarjana Ilmu Ekonomi Universitas Hasanuddin di Makassar lulus tahun 2013. Prof. Dr. Sri Mintarti, M.Si. lahir di Lamongan, 27 November 1955. Menyelesaikan studi S1 tahun 1983 di Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman, S2 tahun 1991 di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta dan S3 tahun 2005 di Universitas Airlangga Surabaya. Maryam Nadir, SE., M.Si., lahir di Pare-pare 19 September 1975. Mendapatkan Gelar Master di Bidang Manajemen dan Keuangan Pascasarjana Universitas Hasanuddin di Makassar.

2

BAB II PENDAHULUAN

Perubahan harga saham sebagai representasi perilaku investor yang memperdagangkan saham di pasar modal tidakhanya di tentukan oleh faktor internal perusahaan, tetapi juga oleh faktor eksternal perusahaan, tetapi juga oleh faktor eksternal perusahaan. Internal dan eksternal perusahaan merupakan faktor fundamental yang sering dipakai sebagai dasar para investor di pasar modal untuk mengambil keputusan investasi. Fluktuasi harga saham terjadi karena informasi yang asismetrik antara penjual, pembeli dan ekspetasi investor terhadap retuns yang diperoleh, informasi asimetris ini memiliki dampak signifikan dan positif terhadap kepekaan harga saham dan berinvestasi saham ( Dongmin Kong dkk,2011), dan fluktuasi harga di pengaruhi dasi aksi spekulasi olek spekulan besar yang menjadi penggerak pasar, spekulan tidak memberikan informasi benar mengenai tindakannya bahkan tidak memberikan informasi mengenai yang dilakukan dalam menggerakan pasar sampai tujuannya tercapai an informasi asimetrik yang tejadi pada BEI. Investor melakukan analisis saham sebelum mengambil keputusan berinvestasi adalah suatu fenomena yang wajar, investor melakukan penilaian kondisi perusahaan melalui faktor fundamental maupun penilaian kondisi perusahaan melalui faktor fundamental maupun penilaian harga melalui faktor teknikal bertujuan untuk mendapatkan return bagi investasinya. Return yang disyaratkan investor atas suatu investasi mereka merupakan suatu daya tarik bagi para investor dalam menginvestasikan dananya di pasar modal, sehingga investor menginginkan manfaat utilitarian yang lebih dari return saham tinggi ketika mereka memilih investasi, mereka ingin manfaat utilitarian tambahan statman (2004), investor menginginkan tingkat return yang disyaratkan dari suatu sekurutas tertentu yang mereka inginkan pada pasar yang efisien, informasi yang diinginkan oleh investor telah tersedia, informasi tersebut simetrik, tetapi kentaan mengatakan lain bahwa informasi yang ada dalam perdagangan BEI adalah informasi asimetrik.

3

BAB III ISI BUKU

A. Pengertian investasi dan keputusan Investasi Investasi adalah Komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lain yang dilakukan saat ini dengan tujuan memperoleh keuntungan di masa datang. Keputusan Investasi adalah suatu kebijakan atau keputusan yang diambil untuk menanamkan modal pada satu atau lebih aset untuk mendapatkan keuntungan di masa yang akan datang atau permasalahan bagaimana manajer keuangan harus mengalokasikan dana kedalam bentuk– bentuk investasi yang akan dapat mendatangkan keuntungan di masa yang akan datang. Secara singkat keputusan investasi yaitu penggunaan dana yang bersifat jangka panjang. Bentuk, macam dan komposisi dari investasi akan mempengaruhi dan menunjang tingkat keuntungan di masa depan yang diharapkan dari investasi tersebut tidak dapat diperkirakan secara pasti. Oleh karena itu investasi akan mengandung risiko atau ketidakpastian. Risiko dan hasil yang diharapkan dari investasi itu akan mempengaruhi pencapaian tujuan, kebijakan, maupun nilai perusahaan. Menganalisis investasi-investasi yang akan dipilih ini digunakan dengan menghitung atau mengevaluasi secara statistik dan membandingkan hasil evaluasi tersebut pada setiap alternatif. Hal ini dapat dilakukan dengan prosedur sebagai berikut: Pertama menghitung dan menentukan nilai yang diharapkan (U) yang merupakan estimasi penerimaan uang (Cash inflow) dari setiap investasi berdasar pada informasi atau prediksi yang telah dilakukan. Kedua menghitung atau memprediksi risiko yang dapat diperkirakan dengan tingkat variabelitas dari hasil {cashflow) yang diperkirakan masuk. Kemudian menghitung standar deviasi atau kemlesetan (Standart Error) yang merupakan ukuran risiko setiap penerimaan Investasi. Standar deviasi yang lebih besar menunjukkan risiko kemlesetan yang ebih besar dari penerimaan investasi. Sedangkan standar deviasi yang lebih kecil menunjukkan risiko kemlesetan

4

yang lebih kecil dari penerimaan investasi. Sedangkan risiko per (uang/cash flow ) dari penerimaan yang diharapkan diukur ;engan koefisien varian (V). Dari informasi dan data yang diolah secara statistik tersebut, maka yang menjadi persoalan bagi manajer investasi atau perusahaan terfokus pada masalah investasi yang mana yang akan dipilih. Untuk menjawab persoalan ini tidak mudah dan tergantung pada persepsi investor atau perusahaan terhadap risiko. Bagi invesitor atau perusahaan yang pemberani terhadap risiko yang lebih tinggi karena penerimaan yang lebih tinggi sudah selayaknya memiliki risiko yang lebih tinggi Tergantung pada keyakinannya, seberapa besar tingkat keyakinan investor dalam meraih penerimaan dari pada risikonya. Tetapi bagi investor yang kurang berani terhadap risiko maka tentunya akan memilih investasi yang berisiko lebih rendah daripada investasi yang berisiko lebih tinggi yang tercermin pada tingkat kerugian lebih besar. Karena telah menjadi hukum alam bahwa risiko yag lebih rendah biasanya mengandung konsekuensi penerimaan yang bakal diterima adalah lebih rendah Dengan perkataan lain bahwa bagi investor yang moderat dan penuh kehati-hatian, maka investasi yang dipilih adalah investasi yang berisiko lebih rendah, meski penerimaan yang diharapkan lebih rendah, daripada memilih investasi yang berisiko lebih tinggi. Oleh karena itu return yang lebih tinggi biasanya diikuti dengan risiko yang lebih besar. Sedangkan penerimaan yang lebih rendah biasanya diikuti dengan risiko yang lebih rendah. Maka dari itu pilihan secara ekonomi memang sesuatu yang ditetapkan. Tetapi yang terpenting adalah pilihan itu dilakukan secara tepat, sesuai denga logika ekonomi dan pengorbanan tertentu yang secara logis selalu diikuti dengan penerimaan dan pengorbanan yang tertentu.

5

B. Jenis-jenis Investasi Investasi dapat diklasifikasikan menjadi 4 (empat) golongan, yakni sebagai berikut : 1. Investasi yang tidak menghasilkan laba (non profit investemen). Timbul karena adanya peraturan pemerintah atau syarat kontrak yang telah disetujui. Contoh: pemasangan instalasi pembersih air limbah. 2. Investasi yang tidak dapat diukur labanya (non measurable profit investment) Tujuan investasi untuk menaikkan laba, tetapi laba yang diharapkan akan diperoleh perusahaan dengan adanya inv ini sulit untuk dihitung secara teliti. Pedoman yang biasanya dipakai adalah : % tertentu dari hasil penjualan, % tertentu dari laba bersih investasi yang sama yang dilakukan oleh perusahaan pesaing. Contoh investasi ini : pengeluaran biaya promosi, biaya penelitian dan pengembangan, dan biaya program pelatihan dan pendidikan karyawan. 3. Investasi dalam penggantian ekuipmen (replacement investment) Informasi penting

yang perlu dipertimbangkan dalam keputusan

penggantian mesin adalah informasi akunt ansi diferensial yang berupa aktiva diferensial dan biaya diferensial. Penggantian dapat dilakukan, jika biaya diferensial yang berupa penghematan biaya yang diperoleh dari penggantian

suatu

mesin

dan

ekuipmen

berjumlah

pantas

bila

dibandingkan dengan aktiva diferensial. 4. Investasi dalam perluasan usaha (expansion investment). Yakni merupakan pengeluaran untuk menambah kapasitas produksi atau operasi menjadi lebih besar dari sebelumnya. Untuk menambah kapasitas akan diperlukan aktiva dife rensial berupa tambahan investasi dan akan menghasilkan pendapatan diferensial.

6

Sedangkan menurut menurut Senduk bahwa produk-produk investasi yang tersedia di pasaran antara lain: a.

Tabungan di bank Dengan menyimpan uang di tabungan, maka akan mendapatkan suku bunga tertentu yang besarnya mengikuti kebijakan bank bersangkutan. Produk tabungan biasanya memperbolehkan kita mengambil uang kapanpun yang kita inginkan.

b. Deposito di bank Produk deposito hampir sama dengan produk tabungan. Bedanya, dalam deposito tidak dapat mengambil uang kapanpun yang diinginkan, kecuali apabila uang tersebut sudah menginap di bank selama jangkawaktu tertentu (tersedia pilihan antara satu, tiga, enam, dua belas, sampai dua puluh empat bulan, tetapi ada juga yang harian). Suku bunga deposito biasanya lebih tinggi daripada suku bunga tabungan. Selama deposito kita belum jatuh tempo, uang tersebut tidak akan terpengaruh pada naik turunnya suku bunga di bank. c. Saham Saham adalah kepemilikan atas sebuah perusahaan tersebut. Dengan membeli saham, berarti membeli sebagian perusahaan tersebut. Apabila perusahaan tersebut mengalami keuntungan, maka pemegang saham biasanya akan mendapatkan sebagian keuntungan yang disebut deviden. Saham juga bisa dijual kepada pihak lain, baik dengan harga yang lebih tinggi yang selisih harganya disebut capital gain maupun lebih rendah daripada kita membelinya yang selisih harganya disebut capital loss. Jadi, keuntungan yang bisa didapat dari saham ada dua yaitu deviden dan capital gain. d.

Properti Investasi dalam properti berarti investasi dalam bentuk tanah atau rumah. Keuntungan yang bisa didapat dari properti ada dua yaitu : Menyewakan properti tersebut ke pihak lain sehingga mendapatkan uang sewa. Menjual properti tersebut dengan harga yang lebih tinggi.

7

e. Barang-barang koleksi Contoh barang-barang koleksi adalah perangko, lukisan, barang antik, dan lain-lain. Keuntungan yang didapat dari berinvestasi pada barangbarang koleksi adalah dengan menjual koleksi tersebut kepada pihak lain. f. Emas Emas adalah barang berharga yang paling diterima di seluruh dunia setelah mata uang asing dari negara-negara G-7 (sebutan bagi tujuh negara yang memiliki perekonomian yang kuat, yaitu Amerika, Jepang, Jerman, Inggris, Italia, Kanada, dan Perancis). Harga emas akan mengikuti kenaikan nilai mata uang dari negara-negara G-7. Semakin tinggi kenaikan nilai mata uang asing tersebut, semakin tinggi

pula

harga emas. Selain itu harga emas biasanya juga berbanding searah dengan inflasi. Semakin tinggi inflasi, biasanya akan semakin tinggi pula kenaikan harga emas. Seringkali kenaikan harga emas melampaui kenaikan inflasi itu sendiri. g. Mata uang asing Segala macam mata uang asing biasanya dapat dijadikan alat investasi. Investasi dalam mata uang asing lebih beresiko dibandingkan dengan investasi dalam saham, karena nilai mata uang asing di Indonesia menganut sistem mengambang bebas (free

float) yaitu benar-benar

tergantung pada permintaan dan penawaran di pasaran. Di Indonesia mengambang bebas membuat nilai mata uang rupiah sangat fluktuatif. h. Obligasi Obligasi atau sertifikat obligasi adalah surat utang yang diterbitkan oleh pemerintah

maupun

perusahaan,

baik

untuk

menambah

modal

perusahaan atau membiayai suatu proyek pemerintah. Karena sifatnya yang hampir sama dengan deposito, maka agar lebih menarik investor suku bunga obligasi biasanya sedikit lebih tinggi dibanding suku bunga deposito. Selain itu seperti saham kepemilikan obligasi dapat juga dijual kepada pihak lain baik dengan harga yang lebih tinggi maupun lebih rendah daripada ketika membelinya.

8

Terdapat pengelompokan jenis-jenis investasi: a. Deposito berjangka, Simpanan dalam mata uang Rupiah, dengan tingkat suku bunga relatif lebih tinggi dibandingkan jenis simpanan lainnya. Tersedia dalam jangka waktu 1,3, 6, 12, dan 24 bulan. b. Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Sertifikat Bank Indonesia

(SBI)

merupakan bagian dari upaya BI untuk meredam dan menstabilkan likuiditas yang ada di pasar. c. Saham, Surat bukti pemilikan bagian modal perseroan terbatas yang memberikan berbagai hak menurut ketentuan anggaran dasar (shares, stock ). d. Obligasi, Surat utang yang berjangka waktu lebih dari satu tahun dan bersuku bunga tertentu, yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk menarik dana dari masyarakat, guna pembiayaan

perusahaan

atau

oleh

pemerintah untuk keperluan anggaran belanjanya (debenture bond). e. Sekuritas pasar uang,

Sekuritas pasar uang merupakan surat-surat

berharga jangka pendek yang diperjualbelikan di pasar uang. f. Sertifikat hutang obligasi, Merupakan bukti kepemilikan piutang kepada pihak lain.Sertifikat ini dapat diperjualbelikan pada tingkat diskonto tertentu. Sertifikat hutang obligasi ini merupakan bentuk investasi jangka panjang. g. Tanah/bangunan, Investasi ini tergolong investasi dalam bentuk property, investasi ini biasanya untuk jangka waktu panjang karena mengharapkan adanya kenaikan dari nilai tanah/bangunan yang telah dibelinya. h. Reksa dana, Wadah investasi yang berisi dana dari sejumlah investor dimana uang didalamnya diinvestasikan ke dalam berbagai produk investasi oleh sebuah Perusahaan Manajemen Investasi (Mutual Fund).

9

C. Karakteristik Investasi Karakteristik investasi jangka panjang ada tiga, yaitu: 1.

Bahwa investasi jangka panjang dapat menyangkut aktiva yang dapat dan tidak dapat di susutkan seperti mesin atau tanah.

2.

Hasil yang diharapkan (expected return) dapat diperoleh dari suatu investasi meliputi jangka waktu yang panjang sehinggga nilai waktu uang (time value of money) sangat penting diperhitungkan.

3.

Bagaimana menetukan rate of return minimal untuk menghitung nilai waktu uang .

D. Rencana Dan Pengambilan Keputusan Investasi Bagi para manajer perusahaan atau investor, rencana investasi merupakan suatu policy perusahaan yang strategis untuk mendiversifikasi usaha (bisnis) dan untuk meningkatkan peluang usaha (bisnis) yang makin maju dan berkembang secara ebih terintegrasi tidak hanya terfokus pada satu bidang usaha tertentu saja, melainkan dapat meningkatkan kegiatan usaha di berbagai bidang atau investasi, sehingga mencapai suatu portofolio usaha yang saling mendukung dan menguntungkan dalam jangka panjang. Karena peranan manajer investasi makin penting dalam mengkaji peluang dan hambatan rencana investasi yang hendak diusulkan. Rencana investasi, apakah itu rencana ekspansi usaha ataukah rencana pada bidang yang baru, ini memerlukan suatu studi atau kajian khusus mengenai kelayakan usulan investasi. Di samping itu juga dilihat apakah usulan investasi ini memiliki peluang prospek yang baik dan menguntungkan ataukah tidak untuk masa yang akan datang, maka hal ini memerlukan suatu kajian yang bersifat prediktif yang cukup mendalam. Namun untuk keperluan penilaian praktis dan kelayakan dalam arti fmansial dan kuantitatif dalam arti yang terbatas, maka diperlukan suatu studi kelayakan. Studi kelayakan dari rencana investasi dapat dilakukan dengan berbagai metode sebagai berikut: a. Metode Pay Back Pereod

10

b. Metode Average Return c. Metode Internal Rate of Return d. Metode Net Present Value e. Metode Profitability Index

a. Metode Pay Back Period Metode Pay Back Period merupakan metode untuk menilai suatu investasi yang didasarkan pada periode kembalinya dana investasi yang akan dilakukan. Untuk mengetahui berapa lama (periode) dana investasi dapat kembali, per tama kali yang harus diketahui adalah besarnya dana investasi sampai dengan investasi itu siap dioperasionalisasikan. Kedua adalah besarnya estimasi atau perkiraan cash flows per periodik (biasanya tahunan) yang akan dihasilkan oleh investasi tersebut. Jika rencana investasi didasarkan pada Pay Back Period, ditambah dengan kondisi di mana nilai Aktiva Investasi tersebut tidak semakin meningkat, maka tentunya pertimbangan yang menjadi fokus utamanya adalah memilih investasi yang berusia kembalinya dana (Pay Back Pereod) yang paling pendek.

b. Metode Average Return Metode ini melihat perbandingan antara rata-rata return (cash inflow) selama usia ekonomi suatu proyek dengan nilai proyek atau dana yang diinvestasikan. Seandainya tersedia pilihan lebih dari satu, maka jika dinilai dengan berdasar metode Average Return tentunya yang akan dipilih adalah proyek investasi yang memberikan rasio average return tertinggi dari pilihan yang tersedia tersebut.

c. Unsur Time Value of Money Rencana investasi yang akan dilakukan oleh manajer investasi sering mempertimbangkan kemerosotan nilai mata uang (dana) yang ditanamkan.

Sebab

nilai

dana

yang

ditanamkan

jika

tidak

11

mempertimbangkan keadaan dan dinamika perkembangan ekonomi yang menyebabkan kemerosotan nilai dana atau uang tersebut dalam waktu yang akan datang, maka dapat dipastikan bahwa dana investasi itu lamakelamaan akan berkurang atau merosot nilainya. Dalam kenyataan perkembangan ekonomi ada konsekuensi yang tidak bisa dihindarkan, yaitu terjadinya tingkat inflasi, sehingga time value of money dalam keputusan investasi mesti dipertimbangkan agar supaya dana investasi yang ditanamkan tidak menjadi merosot nilainya lantaran dipengaruhi oleh tingkat inflasi. Oleh karena itu untuk menjaga nilai dana tersebut dalam menghitung kelayakan suatu proyek, dipertimbangkan nilai penghasilan (cash flow) yang termasuk di dalamnya adalah tingkat bunga atau rate of return yang diberlakukan selama tahun-tahun usia investasi. Time value of money dalam investasi dihitung dengan metode Future Value (FV) dengan rumus: FV=l+(l+r)n

Pada metode Pay Back Period dan Average Rate of Return tidak memperhitungkan

time

value

of

money.

Jika

investor

ingin

memperhitungkan kemerosotan nilai mata uang (dana yang tertanam) tentunya tidak menggunakan metode Pay Back Period dan Average Return, tetapi akan menggunakan metode yang lain, yaitu metode Internal Rate of Return (Irr) dan metode Net Present Value (NPV) yang kita jelaskan berikut ini.

d. Metode Internal Rate of Return (IRR) Metode Irr, diartikan sebagai suatu tingkat diskon (Descount Rate) yang mempersamakan Present Value Net Cash Flow dari suatu proyek dengan Inisial Cost (Capital Outlay) dari proyek itu sendiri. Hal ini dinyatakan dalam rumus sebagai berikut: n Irr = 

Rn = Co

12

l=n (1 + r)"

di mana :

Rn merupakan Cash in

Flow tahun ke n r merupakan tingkat bunga yang berlaku Co merupakan inisial cost (capital outlay) atau dana yang ditanam

Jika Irr telah dihitung dan ditemukan angkanya, maka bagi para manajer yang merencanakan investasi atau merencanakan menggarap proyek yang bersangkutan, maka tentunya yang akan dipilih atau diterima adalah investasi atau proyek yang Irr-nya lebih tinggi daripada Cost of Capitalnya. Jika Irr-nya lebih rendah daripada Cost of Capitalnya maka investasi atau proyek tersebut jelas tidak menguntungkan. Alias proyek tersebut tidak diterima oleh investor. Pengertian Cost of Capital di sini berkaitan dengan biaya-biaya yang diperhitungkan yang melekat pada dana yang dipergunakan untuk investasi itu. Misalnya biaya bunga utang (kredit), kalau dana investasi dibiayai dengan utang (kredit bank). Atau biaya oportunity kalau dana investasi dibiayai dengan modal sendiri, dll. Oleh karena itu memperbandingkan Irr dengan Cost of Capital diartikan sebagai

memperbandingkan

antara

harapan

tingkat

rate

of

return

(keuntungan) proyek tersebut yang memperthitungkan Time Value of Money dengan Cost of Capitalnya dari proyek yang bersangkutan. Dari kerangka ini kemudian dapat kita rumuskan bahwa : 1.

Jika Irr proyek > Cost Of Capital dana yang kita pergunakan membiayai proyek itu, maka proyek investasi itu kita terima.

2.

Jika Irr proyek < Cost Of Capital dana yang kita pergunakan membiayai proyek itu, maka proyek ini kita tolak, karena tidak menguntungkan.

13

e. Metode Net Present Value (NPV) Merencanakan investasi dapat dibantu dengan alat analisis Net Present Value (NPV). Alat ini sering juga disebut dengan Net Present Value of Proceed. Yang dimaksud dengan metode Net Present Value adalah suatu metode kreteria kelayakan investasi yang diukur dari Proceed (penerimaan) investasi (proyek) itu selama usia ekonomis, dengan mempertimbangkan nilai waktu dari dana yang dipergunakan untuk membiayai investasi tersebut. Dana yang ditanamkan pada investasi tentunya diharapkan dapat menghasilkan penerimaan keuntungan dalam waktu yang akan datang. Karena perjalanan waktu mengandung risiko merosotnya uang atau dana lantaran inflasi, tingkat suku bunga (cost of capital), oportunity cost, dll yang diperhitungkan dalam metode ini. Cara menghitung metode Net Present Value (NPV) adalah mengestimasi akumulasi penerimaan investasi selama usia ekonomisnya yang dihitung nilai sekarangnya. Kemudian nilai sekarang penerimaan dari investasi diperbandingkan dengan nilai sekarang atas dana yang ditanamkan ke dalam proyek investasi tersebut. NPV akan positif manakala nilai sekarang istimasi penerimaan proyek itu lebih besar daripada nilai sekarang atas dana yang ditanamkan. Atau dalam rumusannya dapat ditulis: NPV = PV of Proceed - PV of Outlay. Jika NPV positif, artinya PV of Proceed > PV of Outlay, maka proyek investasi itu menguntungkan. Dengan demikian dapat kita terima. Namun jika NPV negatif, artinya PV of Proceed < PV of Outlay, maka proyek ini merugikan, dengan demikian kita menolaknya.

Rumus NPV dinyatakan sebagai berikut: ∑nn=1

Rn

(1+r)nr

− C𝑜

di mana: Rn merupakan Penerimaan (proceed) r merupakan tingkat Discount Faktor C o merupakan dana investasi (outlay)

14

Jika NPV positif, maka investasi atau proyek ini dapat diterima atau dikerjakan, karena jelas menguntungkan dengan keuntungan tertentu. Hal ini terlihat pada bukti bahwa PV of Proceed lebih besar daripada PV of Outlaynya. Atau NPV-nya positif. Tetapi jika kita dihadapkan pada dua pilihan atau lebih investasi atau proyek, maka jika kita gunakan metode NPV solusinya tentu memilih yang NPV-nya positif yang terbesar di antara berbagai pilihan investasi atau proyek yang tersedia ini.

f. Metode Profit Ability Index Motode ini merupakan cara lain dari kriteria investasi yang menyatakan dengan memperbandingkan antara Present Value dari Cash Flows investasi dengan inisial Cost (Capital Outlay)-nya. Dengan demikian metode ini dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: P V of Proceed Profit ability Index (PI) = PV of Outlay Jadi dengan demikian perhitungan dengan Profit Ability Index mencerminkan ratio antara PV of Proceed dan PV of Outlay. Jika PI > 1 maka proyek ini menunjukkan menguntungkan dan dapat kita terima untuk kita garap. Namun jika PI < 1 maka ini menunjukkan bahwa proyek ini merugikan dan kita tidak menerimanya untuk digarap. Jika pilihan proyek yang akan kita hadapi lebih dari satu pilihan, maka kalau kita menggunakan metode Profit Ability Index ini, maka tentunya yang kita pilih adalah proyek investasi yang Profit Abilitynya tertinggi.

15

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan Keputusan Investasi adalah suatu kebijakan atau keputusan yang diambil untuk menanamkan modal pada satu atau lebih aset untuk mendapatkan keuntungan di masa yang akan datang atau permasalahan bagaimana manajer keuangan harus mengalokasikan dana kedalam bentuk–bentuk investasi yang akan dapat mendatangkan keuntungan di masa yang akan datang. Sedangkan . Secara singkat keputusan investasi yaitu penggunaan dana yang bersifat jangka panjang. Bentuk, macam dan komposisi dari investasi akan mempengaruhi dan menunjang tingkat keuntungan di masa depan yang diharapkan dari investasi tersebut tidak dapat diperkirakan secara pasti. Oleh karena itu investasi akan mengandung risiko atau ketidakpastian. Risiko dan hasil yang diharapkan dari investasi itu akan mempengaruhi pencapaian tujuan, kebijakan, maupun nilai perusahaan. Menganalisis investasi-investasi yang akan dipilih ini digunakan dengan

menghitung

atau

mengevaluasi

secara

statistik

dan

membandingkan hasil evaluasi tersebut pada setiap alternatif.

16

Related Documents

Keputusan
April 2020 33
Keputusan Spektrum
May 2020 32
Lampiran Keputusan
December 2019 32
Keputusan Investasi.docx
October 2019 25
Surat Keputusan
December 2019 32

More Documents from "Muhtadin Abrori"