Pengaruh KEPEMIMPINAN DISTRIBUTIF, TEAM WORKING dan KEPUASAN KERJA terhadap KINERJA PERAWAT di RSUD Sumbawa NTB
Andi Rusni
NIM 142202744
RSUD SUMBAWA
Angka Kematian Tinggi
Imbalan
Diklat Rendah
Buruknya kinerja berdampak negatif Kepuasan Pasien dan kualitas hasil kerja
LATAR BELAKANG
Infrastruktur
PERUMUSAN MASALAH
Kinerja Perawat masih kurang optimal, Kinerja optimal dipengaruhi oleh KEPEMIMPINAN DISTRIBUTIF, TEAM WORKING DAN KEPUASAN KERJA
PERTANYAAN PENELITIAN
Apakah ada Pengaruh KEPEMIMPINAN DISTRIBUTIF, TEAM WORKING DAN KEPUASAN KERJA terhadap KINERJA Perawat di RSUD SUMBAWA NTB
TUJUAN PENELITIAN
MANFAAT PENELITIAN
1. Kepemimpinan Distributif 2. Team Working 3. Kepuasan Kerja
Sumbangan thd Ilmu Pengetahuan Bid. MSDM
KINERJA Perawat RSUD SUMBAWA
Memberikan gambaran jelas ttg Pengaruh KP, TW & KK
RSUD SBW
KERANGKA & MODEL PENELITIAN
LANDASAN TEORI KEPEMIMPINAN DISTRIBUTIF
H1
TEAM WORKING
H2
KINERJA H3
KEPUASAN KERJA • H1 : Ada Pengaruh Positif antara Kepemim. Distributif thd Kinerja • H2 : Ada Pengaruh Positif antara Team Working thd Kinerja • H3 : Ada Pengaruh Positif antara Kepuasan Kerja thd Kinerja
METODE PENELITIAN
Penelitian “Kuantitatif”, Data Primer, dengan Metode Survey. Kuesioner alat pengambilan data.
Teknik pengambilan sampel = cluster sampling. Perhitungan dgn Rumus Slovin
Penelitian di RSUD Sumbawa NTB Populasi & Sampel Perawat di RSUD Sumbawa NTB No
Perawat
Populasi
Sampel
1.
Laki-Laki
38
25
2.
Perempuan
171
112
Total
209
137
F. PENGUJIAN INSTRUMEN 1. Pengujian Validitas • Uji validitas digunakan untuk mengukur ketepatan suatu kuesioner. Uji Validitas yang dilakukan didalam penelitian ini adalah uji validitas konten dan uji validitas konstruk. Uji validitas konstruk yang dilihat melalui validitas konvergen, yaitu pengukuran dua instrumen berbeda yang menunjukkan korelasi yang tinggi dalam mengukur konsep yang sama (Sekaran dan Bougie, 2013). • Menurut Hair dkk., (2006) Pengujian validitas konvergen menggunakan analisis faktor konfirmatori dengan bantuan perangkat lunak SPSS, dimana setiap item pernyataan harus mempunyai koefisien factor loading ≥ 0,50 agar dapat dinyatakan valid. Untuk menguji validitas instrumen digunakan uji analisis faktor, yaitu sebuah teknik dalam multivariate untuk memastikan dimensi dari konsep yang telah didefinisikan secara konseptual dan mengindikasikan indikator mana yang paling cocok untuk setiap dimensi. Untuk menguji ketepatan dan kelayakan sampel yang digunakan untuk analisis faktor adalah Kaiser Mayer Olkin Measure dan Bartlett’s Test.
LANJUTAN 2. Pengujian Reliabilitas • Uji reliabilitas merupakan indikasi stabilitas dan konsistensi instrumen dalam mengukur konsep dan membantu menilai "kebaikan" suatu ukuran (Sekaran dan Bougie, 2013). Kuesioner dapat dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten. Reliabilitas diukur dengan menggunakan Cronbach’s Alpha yang dapat menunjukkan seberapa baik tingkat konsistensi jawaban dari responden terhadap kuisioner yang diberikan. Tingkat konsistensi atau reliabilitas jawaban responden ini dapat dilihat dari nilai koefisien alpha yang dihasilkan, jika koefisien alpha semakin mendekati angka 1 maka semakin reliabel atau semakin tinggi tingkat keandalanya.
LANJUTAN
G. ANALISIS DATA • Penelitian ini menggunakan analisis REGRESI SEDERHANA dan analisis REGRESI BERGANDA • Menurut regresi linier berganda adalah alat statistik yang digunakan untuk mengembangkan persamaan estimasi bobot atau nilai yang memprediksi nilai variabel dependen dari nilai variabel-variabel independen (Cooper dan Schindler, 2014). 1. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas • Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel penganggu atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali, 2009). • Menggunakan Kolmogorov-Smirnov, Apabila KS Hitung ‹ dari KS Tabel maka berdistribusi Normal
b. Uji Multikolinieritas • Uji multikolinieritas digunakan untuk menguji apakah model regresi yang memiliki korelasi (hubungan) antar variabel bebas atau tidak. • Nilai yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerence < 0,1 sama dengan VIF > 10 (Ghozali, 2009).
c. Uji Heteroskedastisitas • Menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. • Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas (Ghozali, 2009). • Cara untuk mendeteksi adanya heteroskedastisitas adalah dengan uji Glejser. • Jika nilai signifikansi dari regresi atas absolute residual dan tiap-tiap variabel independen tersebut lebih dari nilai signifikansi 0,05, maka model regresi tersebut tidak mengalami heteroskedastisitas.
LANJUTAN 2. Pengembangan Formulasi Dasar
• Pada penelitian ini terdapat tiga model formulasi dasar yang sesuai dengan model untuk pengujian regresi, antara lain: Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 Keterangan: Y : Kinerja β : Koefisien regresi X1: Kepemimpinan distributif X2: Team Working X3: Kepuasan kerja α : Konstanta
3. Uji Statistik t
• Uji statistik t untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh Vi terhadap Vd secara individual. • Apabila nilai sig lebih kecil dari tingkat kepercayaan sebesar 5% (sig < α), maka dapat disimpulkan bahwa variabel independen mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel dependen (Ghozali, 2009). 4. Uji Statistik F • Digunakan untuk mengetahui apakah semua Vi secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen. Apabila nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05, maka seluruh variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen (Ghozali, 2009). • Hasil perhitungan tersebut kemudian dibandingkan dengan F tabel. Jika F hitung ≥ F tabel dengan taraf signifikansi 5 %, maka pengaruh antara variabel independen dengan variabel dependen adalah signifikan.
5. Goodness of Model Fit • Analisis goodnes of model fit akan digunakan untuk mengukur seberapa bagus model regresi yang dikembangkan untuk memprediksi variabel dependen (Cooper dan Schindler, 2014: 487). Pengukuran goodness of fit model dapat dilakukan dengan menggunakan uji koefisien determinasi (R2) • Nilai R2 berkisar diantara 0 sampai 1. Apabila nilai R2 mendekati 0, maka hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen menjadi semakin kecil. Apabila nilai R2 mendekati 1, hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen menjadi semakin kuat.
6. Tingkat Signifikansi • Dalam penelitian ini, tingkat signifikansi yang digunakan yaitu sebesar 5%. Jika hasil uji signifikansi ≤ 0,05, maka hubungan antara variabel independen dan variabel dependen signifikan (Cooper dan Schindler, 2014).
BAB IV: HASIL & PEMBAHASAN A. UJI VALIDITAS & RELIABILITAS 1. UJI VALIDITAS
• Pengujian validitas dilakukan dengan analisis Pearson Correlation. Instrumen penelitian dinyatakan valid apabila nilai signifikansi < 0,05. Hasil uji validitas instrumen pada penelitian ini ditunjukkan sebagai berikut. Pearson Correlation
X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X1.5 X1.6 X1.7 X1.8
.876** .830** .841** .798** .596** .416* .566** .737**
Sig.
Ket
.000 .000 .000 .000 .001 .022 .001 .000
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Tabel 4.1. Validitas Kepemimpinan Distributif
Pearson Correlation X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 X2.5 X2.6 X2.7 X2.8
.866** .782** .906** .849** .716** .666** .750** .580**
Sig. .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .001
Ket Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Tabel 4.2. Validitas Team Working
Pearson Correlation X3.1 X3.2 X3.3 X3.4 X3.5 X3.6 X3.7 X3.8
.659** .726** .747** .753** .561** .724** .572** .687**
Sig. .000 .000 .000 .000 .002 .000 .001 .000
Ket Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Tabel 4.3. Validitas Kepuasan Kerja
Pearson Correlation Y.1 Y.2 Y.3 Y.4 Y.5 Y.6 Y.7 Y.8
.796** .824** .887** .923** .776** .893** .899** .923**
Sig.
Keterangan
.000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
Tabel 4.4. Validitas Kinerja
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
2. UJI RELIABILITAS
• Mengukur kemampuan kuesioner dalam memberikan hasil yang konsisten bila dilakukan pengukuran kembali terhadap subyek yang sama pada waktu yang berlainan (Ghazali, 2011). Menggunakan model alpha cronbach. Jika α hasilnya > 0,60 maka dinyatakan reliabilitasnya tinggi. Tabel 4.5. Hasil Uji Reliabilitas Kualitas Audit
Cronbach Alpha
Keterangan
Kepemimpinan Distributif
0,862
Reliabel
Team Working
0,901
Reliabel
Kepuasan Kerja
0,823
Reliabel
Kinerja
0,952
Reliabel
B. DESKRIPSI DATA
• Statistik deskriptif digunakan untuk menggambarkan mengenai data yang digunakan dalam melihat nilai rata-rata, standar deviasi, maksimum, minimum dari variabel kepemimpinan distributif, team working, kepuasan kerja, dan kinerja. Hasil deskriptif dari masingmasing variabel penelitian tersebut adalah sebagai berikut: Kepemim. Distributif Team Working Kepuasan Kerja Kinerja
N 137
Min 2.75
137 137 137
2.50 2.88 2.25
Max Mean 5.00 3.964 5.00 5.00 5.00
3.933 3.986 4.074
Tabel 4.6 . Statistik Deskriptif Variabel Penelitian
Std. Dev 0.519
0.543 0.479 0.509
C. UJI ASUMSI KLASIK Tabel 4.8. Hasil Uji Multikolieritas
Tabel 4.7. Hasil Uji Normalitas
Kepemimpinan Distributif Team Working Kepuasan Kerja Kinerja
Kolmogorov – Smirnov Z
Asymp. Sig
Keterangan
1,006
0,264
Normal
1,298 1,276 1,332
0,069 0,077 0,058
Normal Normal Normal
Kepemimpinan Distributif Team Working Kepuasan Kerja
Tabel 4.9. Hasil Uji Heterokedastisitas Kepemimpinan Distributif Team Working Kepuasan Kerja
T hitung 0.904
Sig. 0,368
-1,786
0,076
-1,368
0,174
Keterangan Tidak Terjadi Heterokedastisitas Tidak Terjadi Heterokedastisitas Tidak Terjadi Heterokedastisitas
Tolerance .241
VIF 4.147
Keterangan Tidak Terjadi Multikolinieritas
.232
4.312
Tidak Terjadi Multikolinieritas
.842
1.188
Tidak Terjadi Multikolinieritas
D. UJI HIPOTESIS
• Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan analisis regresi berganda. Analisis regresi berganda digunakan untuk menguji pengaruh variabel kepemimpinan distributif, team working, dan kepuasan kerja terhadap kinerja. Berikut hasil uji regresi berganda. 2. Uji F
1. Uji Koefisien Determinasi
Tabel 4.11. Hasil Uji F ANOVAa
Tabel 4.10. Hasil Uji Koefisien Determinasi Model Summary Model
1
R
R Square
.689a
Adjusted R Square
.475
a. Predictors: (Constant), Kepuasan Kerja, Kepemimpinan Distributif, Team Working
.463
Std. Error of the Estimate .37270
Model
Sum of df Mean F Sig. Squares Square Regression 16.731 3 5.577 40.150 .000b 1 Residual 18.474 133 .139 Total 35.205 136 a. Dependent Variable: Kinerja b. Predictors: (Constant), Kepuasan Kerja, Kepemimpinan Distributif, Team Working
a. Dependent Variable: Kinerja
a. Dependent Variable: Kinerja
• Pengujian Hipotesis 1 : Koefisien regresi KD sebesar 0,252. Pengaruh KD terhadap Kinerja = Positif. Nilai sign yang diperoleh sebesar 0,047 lebih kecil dari 0,05. H1 “Diterima” • Pengujian Hipotesis 2 : Koefisien regresi TW sebesar 0,270. Pengaruh TW terhadap Kinerja = Positif. Nilai sign yang diperoleh sebesar 0,040 lebih kecil dari 0,05. H2 “Diterima” • Pengujian Hipotesis 3 : Koefisien regresi TW sebesar 0,307. Pengaruh KK terhadap Kinerja = Positif. Nilai sign yang diperoleh sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05. H3 “Diterima”
e. pembahasan • Perawat di RSUD Sumbawa NTB memiliki kinerja yang baik. Kinerja perawat dibuktikan dengan profesionaltas dalam menjalankan setiap tugas keperawatan. • Perawat di RSUD Sumbawa NTB dapat menyelesaikan beban kerja tepat waktu. Ketepatan waktu merupakan wujud efektifitas dan efisiensi dalam menjalankan tugas merawat pasien. • Perawat di RSUD Sumbawa NTB dapat diandalkan dalam pemecahan masalah kesehatan pasien. • Kinerja perawat di RSUD Sumbawa NTB juga ditunjukkan dengan komunikasi yang baik, sehingga tercipta hubungan yang harmonis dengan saling menghargai dengan semua staff rumah sakit. • Perawat di RSUD Sumbawa NTB juga dapat menjadi Rekan kerja yang bersahabat dan saling mendukung dalam lingkungan kerja.
1. Hubungan kepemimpinan distributif terhadap kinerja perawat di RSUD Sumbawa NTB
• Kepemimpinan terdistribusi perawat di RSUD Sumbawa NTB merupakan kepemimpinan yang didasarkan pada pengambilan keputusan bersama untuk pemecahan masalah, negosiasi dan refleksi terhadap semua tugas asuhan keperawatan. Kepemimpinan terdistribusi menjadi gaya kepemimpinan yang dapat meningkatkan kemampuan perawat agar dapat menghasilkan peningkatan mutu rumah sakit yang berkelanjutan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kepemimpinan distibutif memiliki hubungan yang positif signifikan dengan kinerja perawat di RSUD Sumbawa NTB.
2. Hubungan team working terhadap kinerja perawat di RSUD Sumbawa NTB • Team working merupakan bentuk kerjasama antar perawat dengan keahlian atau keterampilan yang saling melengkapi untuk mencapai target yang telah ditentukan oleh rumah sakit. Team working yang dilakukan oleh perawat di RSUD Sumbawa NTB memiliki komitmen untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien. • Tujuan tersebut merupakan tujuan bersama yang mengutamakan kualitas pelayanan kesehatan kepada pasien. Hasil penelitian menunjukkan bahwa team working memiliki hubungan yang positif signifikan dengan kinerja perawat di RSUD Sumbawa NTB.
3. Hubungan kepuasan kerja terhadap kinerja perawat di RSUD Sumbawa NTB • Kepuasan kerja juga dapat berdampak pada hasil kinerja masing-masing perawat di RSUD Sumbawa NTB. Oleh sebab itu penting bagi manajeman rumah sakit untuk memotivasi perawat yaitu dengan menciptakan kepuasan kerja agar peningkatan kinerja dapat tercapai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepuasan kerja memiliki hubungan yang positif signifikan dengan kinerja perawat di RSUD Sumbawa NTB. • Kesempatan untuk memperoleh promosi kenaikan jabatan pada perawat • Perawat di RSUD Sumbawa NTB mendapat kesempatan yang luas dalam hal pengembangan karier. • Gaji diterima perawat sesuai dengan pertimbangan prestasi kerja, masa kerja, kemampuan, dan tanggung jawab kerja. • Perawat di RSUD Sumbawa NTB merasa nyaman dengan lingkungan pekerjaan.
BAB V : KESIMPULAN & SARAN • A. SIMPULAN
• Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepemimpinan distibutif memiliki hubungan dengan kinerja perawat di RSUD Sumbawa NTB. Hubungan kepemimpinan distributif dengan kinerja bersifat positif dan signifikan. Artinya bahwa apabila kepemimpinan distributif meningkat, maka kinerja perawat meningkat. • Hasil penelitian menunjukkan bahwa team working memiliki hubungan dengan kinerja perawat di RSUD Sumbawa NTB. Hubungan team working dengan kinerja bersifat positif dan signifikan. Artinya bahwa apabila team working meningkat, maka kinerja perawat meningkat. • Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepuasan kerja memiliki hubungan dengan kinerja perawat di RSUD Sumbawa NTB. Hubungan kepuasan kerja dengan kinerja bersifat positif dan signifikan. Artinya bahwa apabila kepuasan kerja perawat meningkat, maka kinerja perawat meningkat.
• B. SARAN
Saran yang direkomendasikan dalam penelitian ini antara lain yaitu: • Bagi manajemen rumah sakit diharapkan dapat memperhatikan faktorfaktor yang mempengaruhi kinerja perawat, agar hasil kerja yang dicapai dapat optimal. Peningkatan kinerja perawat juga perlu didukung dengan pelatihan-pelatihan yang berguna untuk menambah pengetahuan dan keterampilan perawat. Apresiasi dilakukan dengan memberikan kesempatan bagi setiap perawat berdasarkan asas keadilan dan objektivitas, sehingga perawat termotivasi untuk bekerja lebih baik dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan sehingga tujuan rumah sakit dapat tercapai. • Bagi Perawat diharapkan dapat melaksanakan tugas keperawatan dengan optimal sesuai dengan standar operasional keperawatan yang telah ditentukan. Tindakan keperawatan dilakukan secara efektif dan efisien baik secara individu maupun di dalam team work. Perawat juga diharapkan dapat menjalin hubungan yang baik dengan perawat lain agar interaksi dan komunikasi kerja dapat berjalan dengan lancar.
Terima kasih