Kep. Gawat Darurat Kasus 1.docx

  • Uploaded by: yanti susilawati
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Kep. Gawat Darurat Kasus 1.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,091
  • Pages: 6
Kata-kata sulit 1. Kadar CKMB : creatinin kinase mycadial band 5-25 perempuan dan untuk laki-laki 535 2. Hipertropi venterikel kiri : dimana terjadinya di bilik jantung bagian kiri mengalami pembesaran / penebalan 3. Troponin T : kadar protein dalam rangka biasanya terdapat pada otot maupun jantung I C dan t 4. Venterikel tachicardi : bilik jantung berdetak sangat secapat 5. ST elevasi : gelombang ST mengalami elevasi pada V4-V6 Pertanyaan 1. Tindakan perawat yang pertama yang dilakukan pada pasien 2. Penyebab nyeri dada pada pasien 3. Persiapan apa saja yang harus di siapkan untuk dilakukannya CPR 4. Apakah seseorang yang mengalami syok kardiogenik selalu mengalami venterikel tachicardi atau tidak berikan alasannya 5. Penyebab meningkatnya kadar CKMB dan troponin T 6. Apakah jika pasien mengalami irama asystole harus dilakukan CPR 7. GCS = 8 menunjukkan kesadaran Jawaban : 1. Melakukan triase, dilakukannya EKG, dilakukan nya CPR, memberikan oksigen ,pemberian infus pemberian analgesic, 2. Mengalami gangguan pada jantungnnya, karna nyerinya pada dada yang hebat menjalar ke punggung bagian kiri, terjadinya hipertropi venterikal kiri dimana adanya penebalan/pembesaran sehingga menyebabkan beban kerja jantung berat. 3. dilCode blue, papan resusitasi, mempersiapkan diri, pasien, maupun lingkungan 4. Iya, karena mengalami syok kardiogenik dimana adanya penebalan/pembesaran sehingga menyebabkan beban kerja jantung berat sehingga terjadinnya venterikel tachikardi 5. adanya penebalan pada jantung sehingga meningkatkan kerja jantung

6. Iya, karna irama asystole menunjukkan garis datar pada EKG

yang memunjukkan

aktivitas listrik sehigga jantung harus dilakukannya CPR 7. Kesadaran Solmolen karna angka menunjukkan nilai 10-8 LO 1. IRK Sofia : H.R Bukhari Sipa : al haq Siti : al- an’am Syafitri : jantung itu berisi hormone yang mengontrol Yanti : Ayat 45-46 al- haqqah 2. Definisi Syok kardiogenik Syaitri Wahida : kardiogenik adalah dimana sistolnya dibawah 90 dan disebabkan infark miokard Siti : syok yang di sebabkan kegagalan jantung, Soia : kegagalan Sipa : adanya TD yang menurun Yanti ; Syok kardiogenik adalah gangguan hemodinamik yang disebabkan oleh ketidakmampuan jantung untuk memberikan asupan darah yang adekuat kepada jaringan untuk memenuhi kebutuhan basa (Califf & Bengston, 2008) 3. Etiologi Kardial : adanya infak jantung Non kardial : adanya ambolus, hipertensi polmunal Infark moikard akut Gangguan otot jantung Jantung kanan dan kiri : Infark moikard akut dan fungsi sistol Penyebab syok kardiogenik dapat dibedakan menjadi tiga bagian besar, yaitu: Infark Miokard Akut

Merupakan penyebab tersering dari syok kardiogenik. Hal ini disebabkan oleh hilangnya fungsi miokard akibat infark. Syok kardiogenik lebih sering terjadi pada infark miokard ventrikel kiri daripada ventrikel kanan. Komplikasi mekanis Penyebab syok kardiogenik selain infark adalah komplikasi mekanik. Proses mekanis yang dimaksud antara lain disfungsi atau ruptur muskulus papilaris yang biasanya terjadi pada katup mitral dan menyebabkan regurgitasi mitral akut, ruptur septum ventrikular, ruptur dinding, ataupun aneurisma ventrikel kiri. Kondisi lain seperti - Kardiomiopati stadium akhir - Kontusio miokard - Miokarditis - Obstruksi aliran keluar dai ventrikel kiri (stenosis aorta, cardiomiopati obstruktif hipertrofik) - Obtruksi aliran masuk ventrikel kiri (mitral stenosis, miksoma atrium kiri) (Cuculich and Kates, 2009) Miokaritis Tekanan darah menurun, 4. Tanda dan gejala TD menurun Adanya takikardi Adanya basal jantung Suhu kulit dingin Adanya odem Olugoria Hipoperfusi Adanya nyeri dada kayak di peras Tekipnea Ronki basa Sianosis

5. Pathway + diagnose kep nanda Dx : Pola napas tidak efektif, Perfusi jaringan tidak efektif, ansietas, nyeri, penurunan curah jantung, 6. Penetalaksanaan keperawatan dan medis 

Penatalaksanaan Medis Syok Kardiogenik :

1) Pastikan jalan nafas tetap adekuat, bila tidak sadar sebaiknya dilakuka intubasi. 2) Berikan oksigen 8 – 15 liter/menit dengan menggunakan masker untuk mempertahankan PO2 70 – 120 mmHg 3) Rasa nyeri akibat infark akut yang dapat memperbesar syok yang ada harus diatasi dengan pemberian morfin. 4) Koreksi hipoksia, gangguan elektrolit, dan keseimbangan asam basa yang terjadi. 5) Bila mungkin pasang CVP. 6) Pemasangan kateter Swans Ganz untuk meneliti hemodinamik. 

Medikamentosa :

1) Morfin sulfat 4-8 mg IV, bila nyeri 2) ansietas, bila cemas 3) Digitalis, bila takiaritmi dan atrium fibrilasi 4) Sulfas atropin, bila frekuensi jantung < 50x/menit 5) Dopamin dan dobutamin (inotropik dan kronotropik), bila perfusi jantung tidak adekuat Dosis dopamin 2-15 mikrogram/kg/m. 6) Dobutamin 2,5-10 mikrogram/kg/m: bila ada dapat juga diberikan amrinon IV. Norepinefrin 2-20 mikrogram/kg/m 7) Diuretik/furosemid 40-80 mg untuk kongesti paru dan oksigenasi jaringan. Digitalis bila ada fibrilasi atrial atau takikardi supraventrikel 7. Pemeriksaan penunjang 1. EKG; mengetahui hipertrofi atrial atau ventrikuler, penyimpanan aksis, iskemia dan kerusakan pola. 2. ECG; mengetahui adanya sinus takikardi, iskemi, infark/fibrilasi atrium, ventrikel hipertrofi, disfungsi penyakit katub jantung.

3. Rontgen dada; Menunjukkan pembesaran jantung. Bayangan mencerminkan dilatasi atau hipertrofi bilik atau perubahan dalam pembuluh darah atau peningkatan tekanan pulmonal. 4. Scan Jantung; Tindakan penyuntikan fraksi dan memperkirakan gerakan jantung. 5. Kateterisasi jantung; Tekanan abnormal menunjukkan indikasi dan membantu membedakan gagal jantung sisi kanan dan kiri, stenosis katub atau insufisiensi serta mengkaji potensi arteri koroner. 6. Elektrolit; mungkin berubah karena perpindahan cairan atau penurunan fungsi ginjal, terapi diuretic. 7. Oksimetri nadi; Saturasi Oksigen mungkin rendah terutama jika CHF memperburuk PPOM. 8. AGD; Gagal ventrikel kiri ditandai alkalosis respiratorik ringan ata hipoksemia dengan peningkatan tekanan karbondioksida. 9. Enzim jantung; meningkat bila terjadi kerusakan jaringan-jaringan jantung,misalnya infark miokard (Kreatinin fosfokinase/CPK, isoenzim CPK dan Dehidrogenase Laktat/LDH, isoenzim LDH). 8. Komplikasi 1. Cardiopulmonary arrest 2. Disritmia 3. Gagal multisistem organ 4. Stroke 5. Tromboemboli 6. gagal ginjal 7. kematian 8. gagal jantung 9. Insidensi syok kardiogenik 50 % kegagalan pada kardiofaskuler, dari dulu hingga sekarang kejadian syok kardiogenik telah menurun menjadi 80 %. Terbesar di Kalimantan barat 0,8 % dan diy infark miokard itu sendiri, 10. Proknosis Diagnosis yang cepat

Infark yang terlihat Usia, Tanda-tanda klinis Adanya kegagalan jantung 11. Askep Pengkajian 1. Mengkaji nyeri Intervensi 1. Ketidakefektifan pola napas 2. Intoleransi aktifitas b/d Ketidak seimbangan antara suplai

oksigen dan

kebutuhan, adanya iskemik/ nekrotik jaringan miokard. Ditandai dengan :Takikardia, dispnea pada istirahat atau aktivitas, perubahan warna kulit / kelembaban, kelemahan umum pada fisik. 3. Intervensi. a. Tingkatkan istirahat ,batasi kunjungan pada kondisi nyeri/ respon hemodinamika. Rasional: Menurunkan kerja miokardium/ konsumsi oksigen, menurunkan resiko komplikasi yang lebih berat pada kondisi syok. b. Bantu pasien dalam pemenuhan ADL . Rasional: Meminimalkan aktivitas pasien pada kondisi yang memerlukan istirahat maksimal dan membantu pasien untuk memenuhi kebutuhannya. c. Hindari peningkatan tekanan abdomen, contoh mengejan pada saat defekasi. 4. Rasional: Aktivitas yang memerlukan ,menahan nafas dan menunduk(Manuver valsavah)dapat menyebabkan bradikardi, juga menurunkan curah jantung, dan takikardi dengan peningkatan TD. d. Kaji ulang tanda / gejala yang menunjukan tidak toleran terhadap aktivitas atau memerlukan pelaporan pada perawat / dokter. Rasional: Palpitasi , nadi tak teratur, adanya neyri dada yang meningkat atau dispnea dapat mengindikasikan kebutuhan perubahan kondisi pasien. 12. EBN Sofia : hemodycs based vasoactive administration in cardiogenic shock

Related Documents


More Documents from "Nurfatwa Sultan"