Kemiskinan & Pbm

  • Uploaded by: Communication Management UI
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Kemiskinan & Pbm as PDF for free.

More details

  • Words: 1,322
  • Pages: 20
KEMISKINAN & PBM

JENIS KEMISKINAN 









kemiskinan individual yaitu kemiskinan yang disebabkan karena individu yang bersangkutan memang memiliki ciri individual (sifat, karakter) yang membuatnya jadi miskin Kemiskinan alamiah yaitu kemisinan yang disebabkan oleh kondisi alam yang buruk dan hampir tak memungkinkan orang untuk memenuhi kebutuhan dasarnya. Kemiskinan struktural yaitu kemiskinan yang disebabkan oleh faktor-faktor struktural didalam masyarakat seperti peraturan-peraturan, system birokrasi, kebijakan pemerintah, praktek-praktek pembangunan yang koruptif dan sebagainya Kemiskinan kultural: yaitu kemiskinan yang disebabkan karena masyarakat setempat mengembangkan budaya (system kepercayaan, system nilai, pranata social dsb.) yang menghambat usaha pembangunan atau pengentasan kemiskinan. bedakan antara “kemiskinan budaya” (cultural poverty) dengan “budaya kemiskinan” (poverty





Kemiskinan juga dapat dibedakan menjadi “kemiskinan absolut” dan “kemiskinan relatif” . Orang disebut miskin absolut bila kemiskinannya berada dibawah dibawah garis batas yang telah ditentukan (garis kemiskinan). Kemiskinan relatif adalah kemiskinan yang dipersepsikan oleh orang yang bersangkutan. Walaupun seseorang tidak tergolong miskin secara absolut, tetapi dia bisa merasa dirinya miskin. Perasaan miskin ini ternyata bisa lebih “berbahaya” daripada orang yang benar-benar miskin tetapi tidak menyadari kemiskinannya. Orang miskin relatif bisa menjadi lebih marah, lebih agresif, frustrasi dsb., apalagi kalau mereka tergolong orang

Kemiskinan relatif biasanya disebabkan oleh faktor-faktor seperti: 





Kesenjangan yang berlebihan: seseorang akan merasa miskin (relatif) bila melihat bahwa orang yang ada di kelas atasnya memperoleh penghasilan yang jauh lebih tinggi sehingga bisa hidup dengan sangat mewah. Ketidak adilan: pegawai negeri (PNS) bisa merasa miskin relatif bila melihat pegawai swasta yang sederajat dengan mereka memperoleh gaji yang jauh lebih tinggi. Efek pameran (demonstration effects): masyarakat akan merasa miskin bila melihat didepan matanya banyak barang mewah yang tersedia tetapi mereka tidak dapat menjangkaunya. Orang seperti ini mengalami gejala yang disebut “relative deprivation” (perasaan terkekang karena bisa melihat barang mewah disekitarnya tetapi tak

Kemiskinan dan Pembangunan Manusia Human Development Report (HDR) th 1997 yang diterbitkan oleh UNDP menyatakan bahwa:” Poverty is a constant struggle”, ini adalah suatu pernyataan yang tepat, karena mengandung makna bahwa orang miskin sebenarnya juga telah berusaha untuk keluar dari kemiskinannya tetapi kebanyakan gagal. ”Poverty is created and recreated” 



Mereka membutuhkan suatu ketahanan (resilience) dan kemampuan untuk menolak “bala” (resistance) serta kemampuan untuk menangkap kesempatan-kesempatan yang muncul untuk keluar dari kemiskinannya (seizing the opportunity to escape). Itu semua adalah “pemberdayaan”!

Orang miskin membutuhkan “asset” agar tidak rentan. Menurut HDR asset yang paling dasar adalah : 





Tanah: Bagi penduduk Indonesia yang agraris tanah merupakan modal yang utama, bila mereka kehilangan ini maka mereka menjadi golongan “proletar” yang hanya dapat menjual tenaganya. Tanah juga merupakan “lebensraum” atau ruang hidup yang menjadi factor pengikat manusia dengan lingkungan hidupnya dimana mereka memperoleh sumber kehidupan dan identitasnya. Oleh karena itu tanah seharusnya tidak boleh menjadi komoditi yang boleh dimiliki oleh seseorang tanpa batas. Kredit: Menurut catatan HDR, saat ini hanya 2-5% dari 500 juta orang miskin punya akses terhadap lembaga kredit (formal). Rumah: kecuali dapat dijadikan tempat usaha (terutama bagi orang miskin), adalah persyaratan secara sosiologis agar seseorang menjadi manusia yang “beradab”, karena rumah (yang pantas) adalah tempat dimana manusia secara bayi hingga dewasa memperoleh sosialisasi awal (primary socialization) untuk bisa hidup sebagai warga masyarakat yang normal.

Negara adalah institusi yang paling bertanggung jawab menghilangkan ketidak adilan “structural” dalam pembagian assetasset dasar tersebut. Berbagai asset lain yang dibutuhkan oleh manusia:  Waktu: Waktu merupakan asset yang penting bagi manusia karena dapat menambah produktivitas dan mengurangi kerentanan.Walaupun semua orang memiliki 24 jam dalam sehari, namun dalam kenyataannya tidak semua orang memiliki kesempatan memanfaatkan waktunya untuk pengembangan diri mereka masing-masing

Assets Sosial Politik  Modal politik (political capital) juga sesuatu yang amat diperlukan bagi masyarakat atau komunitas untuk memperjuang hak-dan kepentingan mereka termasuk untuk keluar dari kemiskinan  Modal social (social capital) adalah sesuatu kemampuan membina hubungan dengan orang lain sehingga menghasilkan kepercayaan (trust) atau saling membantu (reciprocity) Asset Lingkungan & infrastruktur.  Fasilitas Umum (Fasum) seperti: jalan, transportasi umum, listrik, air dan sebagainya merupakan asset yang penting bagi masyarakat miskin, karena bila fasilitas tersebut tidak tersedia maka biaya hidup masyarakat miskin akan menjadi lebih mahal



Bakat adalah kekayaan individu yang belum memperoleh perhatian di negeri ini. Sebagian besar orang tua, guru dan institusi pendidikan lebih mengutamakan ilmu pengetahuan dan ketrampilan kerja (untuk melayani kantor atau industri), banyak waktu anak sekolah diserap oleh pelajaran dan pekerjaan rumah sehingga hampir tidak ada waktu untuk pengembangan bakat anak



Kemiskinan dan Konflik Sosial:

Hubungan antara pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan. 

Sampai saat ini masih terjadi pertentangan antara teori yang bersifat “Growth Optimist” yaitu pendukung pertumbuhan ekonomi, dengan “Growth Pessimist” yaitu kelompok yang mengkhawatirkan pertumbuhan yang berlebihan.



Bagi golongan Growth Optimist pertumbuhan ekonomi amat penting untuk memberantas kemiskinan. Hanya melalui pertumbuhan ekonomi yang tinggi akan dihasilkan lapangan pekerjaan baru yang menyebar dan dapat memberikan penghasilan bagi orang miskin. Karena itu aktor-aktor ekonomi yang kuat (pengusaha besar, konglomerat) perlu difasilitasi dengan modal dan kemudahan lain agar dapat menyebarkan pertumbuhan atau memperbesar kue ekonomi supaya

Kubu “Growth Pessimist” melihat pertumbuhan (terutama yang terlalu cepat) akan cenderung merugikan orang miskin, penyebabnya antara lain: Pergeseran lapangan kerja : Investasi besar-besaran cenderung menghasilkan lapangan kerja modern yang membuat pelaku ekonomi tradisional tergeser dan tergusur, contoh mal-mal vs pasar tradisional, pedagang kaki lima dsb.  Perubahan harga-harga: Investasi besarbesaran akan menghasilkan produk-produk baru yang sering menyaingi produk tradisional. Gerabah tradisonal akan kalah bersaing dengan poduk-produk dari plastik.  Polusi: Investasi besar-besaran banyak yang menimbulkan dampak kerusakan lingkungan. Banyak fakta menunjukkan bahwa “sekedar pertumbuhan” tidak akan otomatis 





Pertumbuhan memang hanya menjawab separuh permasalahan, separuh lagi adalah kebijakan yang bersifat memihak golongan miskin (pro-poor). Dengan kata lain pendekatan yang harus dilakukan adalah “pro-poor growth” atau pertumbuhan yang memperhatikan rakyat miskin. Secara teoritis pertumbuhan ekonomi sekurang-kurangnya 3% diperlukan untuk mengurangi kemiskinan 50% selama 10 tahun





Kemampuan pertumbuhan untuk mengurangi kemiskinan disebut sebagai “growth elasticity of poverty reduction”, semakin kecil angka ini semakin sedikit kontribusi pembangunan terhadap pengurangan kemiskinan. Berbagai negara memiliki angka yang berbeda-beda: Sub Sahara Africa : 0.2 Zambia : 0.8 Honduras : 0.9 Indonesia : 2.8 Malaysia : 3.4 (lihat HDR 1997)

Tinggi rendahnya angka ini ditentukan oleh kemamuan politik pemerintahnya untuk memberikan prioritas bagi “Pengurangan Kemiskinan”, misalnya: Meningkatkan produktivitas petani kecil b) Meningkatkan usaha kecil dan sektor informal c) Mengutamakan “labor intensive c)





 

Kita harus menyadari bahwa kemiskinan adalah penyakit yang sangat berbahaya bagi suatu bangsa sebab: Kemiskinan membuat orang takut resiko, sehingga sulit melakukan perubahan atau terobosan yang mengandung resiko. Kemiskinan membuat orang tidak mampu keluar dari kondisi yang ada (immobile).[1] Kemiskinan menghambat orang miskin untuk memperoleh kesehatan dan pendidikan, membuat mereka sakit-sakitan dan bodoh. [1] Di Indonesia sebetulnya banyak orang desa yang miskin dan tidak memiliki kesempatan bekerja dan mengembangkan diri untuk memberanikan diri pergi ke ke kota (migrasi), tetapi oleh pemerintah kota justru dihambat atau dikembalikan ke desa seolah-olah mereka masih memiliki alternative lain di desanya.





Sebetulnya, mengurangi kemiskinan sama dengan menambah potensi bangsa dan menambah potensi untuk bertumbuh (growth!). Jadi pengentasan kemiskinan dan pertumbuhan ekonomi mustinya bisa bersinergi. Bagaimana keberhasilan Malaysia melawan kemiskinan?, mari kita simak angka penduduk dibawah garis kemiskinan: 1970 sebesar 60% , tahun 1985: 21%, 1993: 14% dan tahun 2000 hanya 7%.

Pemerintah Malaysia menggelar berbagai program pengentasan kemiskinan yang konseptual dan konsisten, seperti: Industrialisasi dan diversifikasi export :  

Manufaktur naik dari 12% menjadi 77%, sebaliknya pertanian turun proporsinya. Program Pembangunan Pedesaan (Rural development) - rehabilitasi dan konsolidasi tanah - usaha pemrosesan hasil pertanian di desa desa (downstream processing of farm goods). -Pengembangan industri dan pelatihan ketrampilan kerja (vocational training), sehingga orang desa bisa kerja diluar





Pembangunan kota yang dipicu oleh penyediaan lapangan kerja (employment-led urban development), dengan cara : – Mengakomodasi sektor informal – Membangun infrastruktur kota dengan cara padat karya sehinga menciptakan lapangan kerja yang banyak bagi kaum miskin kota. – Pengurangan pajak bagi Perusahaan yang mampu mempekerjakan lebih dari 50 orang. Dengan “Vision 2020” Malaysia mengangkat tema: “Caring Society” (masyarakat Peduli) yaitu dengan mengembangkan: keadilan ekonomi, dinamika dan ketangguhan ekonomi .

Related Documents

Kemiskinan & Pbm
November 2019 31
Kemiskinan
November 2019 54
Kemiskinan
July 2020 36
Pbm-toczenie
July 2020 9
Pbm-toczenie
July 2020 9
Pbm Case Gupta
June 2020 1

More Documents from "Modak Priy Singh"

Varel2001
November 2019 52
Operasionalisasi Konsep
November 2019 51
Budget
October 2019 64
Tingkatan Komunikasi
November 2019 48