PENEGAKKAN DIAGNOSA DEMAM BERDARAH DENGUE PADA ANAK TUTOR : DR. INGGRID OSYA FAR FAR
Kelompok A6 Fauzan Fidadi P. 102010161 Rizka Noviyanti R. 102013218 Thangke Margonda 102014044 Yolanda Febriani 102015004 Clement Panduwinata 102015081 Vivianne Herlecia 102015101 Mutiara Rajany 102015129 Elifastiani 102015145
KELUHAN UTAMA Seorang anak perempuan berusia 6 tahun dibawa ibunya ke IGD Rumah Sakit karena demam sejak 5 hari yang lalu.
MIND MAP Anamnesis Pencegahan
Pemeriksaan Fisik
Penatalaksanaan Komplikasi Etiologi
KU
Epidemiologi
Patogenesis
Uji Tourniquet
Pemeriksaan Penunjang Diagnosis
Diagnosis Banding
TTV Periksa Lab Periksa Radiologis
ANAMNESIS
pengambilan data oleh seorang dokter dengan melakukan serangkaian wawancara dengan pasien (autoanamnesis), keluarga pasien atau penolong pasien (aloanamnesis).
1. Salam 2. Identitas Pasien 3. Keluhan Utama waktu muncul gejala 4. RPS perjalanan penyakit (sifat, intensitas), keluhan penyerta, faktor pemberat/pencetus, riwayat pengobatan. 5. RPD 6. RKK 7. RP/S
ANAMNESIS
Batuk, pilek (-) Diare, konstipasi (-) Riwayat pergi ke luar kota (-) Perdarahan gusi, mimisan, BAB hitam (-) Tetangga memiliki keluhan yang sama
PEMERIKSAAN FISIK
TTV suhu badan, respiratory rate, denyut nadi, dan tekanan darah. Pada pasien anak, berat badan harus selalu diperiksa.
Compos mentis, tampak sakit sedang, suhu=39oC, TD=100/70 mmHg, nadi=110x/menit, nafas=22x/menit.
PEMERIKSAAN FISIK (UJI TORNIQUET)
(+) Petechie = 25
PEMERIKSAAN FISIK
Coated tounge (+) Faring tidak hiperemis Tonsil T2 Pergerakan dada simetris Tidak ada retraksi sela iga Suara nafas vesikuler Ronki, wheezing (-) Abdomen tampak datar Hepatomegaly (hepar teraba 2cm dibawah arcus costae & processus xiphoideus, tepi tajam, konsentrasi kenyal, permukaan rata, disertai nyeri tekan) Limpa tidak teraba Akral hangat, CRT 2 detik
PEMERIKSAAN PENUNJANG (LAB) Pemeriksaan Darah Rutin
Jenis
Hasil
Hemoglobin
11 g/dl
Hematokrit
40 %
Leukosit
45.000/uL
Trombosit
85.000/uL
Eritrosit
5,5 juta/uL
MCV
90 fl
MCH
30 pg
MCHC
35 g/dl
(Hitung Jenis) Basofil
1%
Eosinofil
2%
Batang
2%
Segmen
50%
Limfosit
40%
Monosit
5%
PEMERIKSAAN PENUNJANG (LAB) Uji Serologi Prinsip metode ini mendeteksi adanya antibodi IgM dan IgG dalam serum penderita dengan cara menangkap antibodi yang beredar dalam darah penderita.
Imunoserologi dilakukan pemeriksaan IgM dan IgG terhadap dengue IgM: Terdeteksi mulai hari ke 3-5, meningkat sampai minggu ke -3 , menghilang setelah 60-90 hari
IgG: pada infeksi primer, IgG mulai terdeteksi pada hari ke-14, pada infeksi sekunder IgG mulai terdeteksi hari ke2
PP (RADIOLOGIS/USG)
Pada foto dada didapatkan efusi pleura, terutama pada hemitoraks kanan tetapi apabila terjadi perembesan plasma hebat, efusi pleura juga dapat dijumpai pada kedua hemitoraks.
Asites dan efusi pleura dapat pula dideteksi dengan pemeriksaan USG.
DIAGNOSIS BANDING
Demam Tifoid gejala yang mirip dengan demam berdarah yaitu demam, nyeri otot, mual, muntah, dan batuk. Selain itu juga dapat ditemukan hepatomegali dan gangguan kesadaran. Namun ciri khas dari demam tifoid ialah ditemukan lidah tifoid yaitu lidah yang kotor di tengah, tepi dan ujung merah. Untuk lebih spesifiknya pada demam tifoid ditemukan biakan tinja positif Salmonella typhi.
Malaria gambaran karateristik demam periodik, anemia dan splenomegali. Masa inkubasi malaria juga lebih panjang yakni sekitar 1 sampai 3 minggu dimana sementara DBD sangat cepat hanya sekitar 3-4 hari.
DIAGNOSIS
Berdasarkan criteria WHO tahun 1997 diagnosis ditegakkan bila semua hal di bawah ini dipenuhi: Demam atau riwayat demam akut, antara 2-7 hari, biasanya bifasik. Terdapat minimal 1 dari manisvestasi pendarahan berikut:
Uji bending positif Petekie, ekimosis, purpura. Perdarahan mukosa ( tersering epitaksis, atau pendarahan gusi), pendarahan dari tempat lain
Hematemesis atau melena Trombositopenia (jumlah trombosit < 100.000/mikroliter) Terdapat minimal satu tanda-tanda plasma leakage (kebocoran plasma) sebagai berikut:
Peningkatan hematokrit >20% dibandingkan standar sesuai dengan umur dan jenis kelamin. Penurunan hematokrit >20% setelah mendapat terapi cairan, dibandingkan dengan niali hematokrit sebelumnya. Tanda kebocoran plasma seperti : efusi pleura, asites atau hipoproteinemia.
KLASIFIKASI DERAJAT KEPARAHAN DBD No.
Klasifikasi
1
Derajat 1
Tanda dan Gejala
Panas badan selama 5-7 hari, gejala umum tidak khas, tes Rumpeleede (+) Seperti derajat 1, disertai perdarahan spontan pada kulit berupa ptekiae dan ekimosis,
2
Derajat 2
mimisan (epistaksis), muntah darah (hematemesis), buang air besar berdarah berwarna
merah kehitaman (melena), perdarahan gusi, perdarahan rahim (uterus), telinga, dan sebagainya. Ada tanda-tanda kegagalan sirkulasi darah, seperti denyut nadi teraba lemah dan cepat
3
Derajat 3
(>120x/menit), tekanan nadi (selisih antara tekanan darah sistolik dan diastolik) menyempit (<20mmHg). DBD derajat 3 merupakan peringatan awal yang mengarah pada terjadinya renjatan (syok).
Denyut nadi tidak teraba, tekanan darah tidak terukur, denyut jantung >140x/menit, 4
Derajat 4
ujung-ujung jari kaki dan tangan terasa dingin, tubuh berkeringat, kulit membiru. DBD
derajat 4 merupakan manifestasi syok, yang sering kali berakhir dengan kematian.
ETIOLOGI
Disebabkan oleh virus dengue dari kelompok arbovirus B, atau virus yang disebarkan oleh artropoda. Terdapat empat serotipe virus, yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4
EPIDEMIOLOGI
Dengue adalah virus yang paling cepat tersebar di dunia, selama 50 tahun terakhir dengue telah berlipat ganda pada kasusnya sebanyak 50 kali lipat Aedes aegypti, albopictus Telur,Larva,Pupa,Dewasa
PATOGENESIS Mononuclear Anafilatoksin Kurang Cairan
TATALAKSANA Pemberian Cairan Elektrolit Darah
KOMPLIKASI Dehidrasi Syok Kejang
PENCEGAHAN 3M [Menguras , Menutup, Mengubur] Fogging
PROGNOSIS
Memiliki Prognosis yang baik jika dirawat secara intensif dan dengan penangan yang tepat
KESIMPULAN Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue. Virus ini biasanya ditularkan ke manusia melalui vector nyamuk Aedes aegypti. Penatalaksanaannya, difokuskan pada terapi suportif dan terjaganya cairan tubuh. Penyakit DBD dapat dicegah dengan memberantas vektornya melalui berbagai cara seperti melakukan 3M dan fogging.