MAKALAH FISIKA LINGKUNGAN “PRINSIP DAN TEKNIK PENGUKURAN KECEPATAN DAN DEBIT PADA AIR MENGALIR, PADA BADAN AIR, SALURAN TERBUKA, RESAPAN, PENGISIAN AIR TANAH DAN UDARA”
Oleh KELOMPOK 8 Rahmawati Aulia
161110022
Rani Afrida
161110023
Rintan Zuwindi
161110024
DOSEN PEMBIMBING : DR. Sumihardi, SKM, M.Kes Hj. Awalia Gusti, S.Pd, M.Si Sejati, SKM, M.Kes
PRODI D-III KESEHATAN LINGKUNGAN POLTEKKES KEMENKES RI PADANG 2017
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadiran Allah yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya. Karena berkat rahmat dan hidayah-Nya kami bisa menyelesaikan penyusunan makalah ini yang berjudul “Prinsip dan Teknik Pengukuran Kecepatan dan Debit pada Air Mengalir pada Badan Air, Saluran Terbuka, Resapan, Pengisian Air Tanah dan Udara”. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas kelempok untuk memenuhi tugas mata kuliah Fisika Lingkungan, Jurusan D-III Kesehatan Lingkungan. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah. Terimakasih kepada Bapak / Ibu dosen yang membimbing kami dalam menyelesaikan akhir kata, kami ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah berperan dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi segala usaha kita. Aamiin.
Padang, 24 Januari 2017
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .............................................................................................................. i DAFTAR ISI............................................................................................................................ ii BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................1 1.1
Latar Belakang .............................................................................................................1
1.2
Rumusan Masalah ........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN .........................................................................................................2 2.1
Pengertian Kecepatan dan Debit ..................................................................................2
2.2
Prinsip dan Teknik Pengukuran Kecepatan dan Debit pada Air Mengalir pada Badan Air ................................................................................................................................7
2.3
Prinsip dan Teknik Pengukuran Kecepatan dan Debit pada Saluran Terbuka ............8
2.4
Prinsip dan Teknik Pengukuran Kecepatan dan Debit pada Resapan .........................9
2.5
Prinsip dan Teknik Pengukuran Kecepatan dan Debit pada Pengisian Air Tanah dan Udara..........................................................................................................................10
BAB III PENUTUP ...............................................................................................................11 3.1
Simpulan ....................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Debit adalah satuan besaran air yang keluar dari daerah aliran sungai. Debit air
merupakan ukuran banyaknya volume air yang dapat lewat dalam suatu tempat atau yang dapat di tampung dalam suatu tempat tiap satu satuan waktu. Debit aliran adalah jumlah air yang mengalir dalam satuan volume per waktu. Debit air merupakan komponen yang penting dalam pengelolaan suatu DAS. Satuan debit adalah meter kubik per detik (m3 /s). Satuan ini merupakan satuan baku yang digunakan dalam system satuan SI. Debit aliran dapat dijadikan sebuah alat untuk memonitor dan mengevaluasi neraca air suatu kawasan melalui pendekatan potensi sumberdaya air permukaan. Dengan mengetahui debit aliran kita dapat menentuhkan debit andalan dalam pembuatan irigasi dan drainase. Debit andalan sangat berpengaruh dalam pembuatan irigasi dan drainase karena debit andalan merupakan debit maksimum yang dapat digunakan untuk irigasi. Apabila kita tidak mengetahui debi andalan aliran irigasi maka kita tidak dapat mengoptimalkan pemakaian air. Debit air sungai adalah tinggi permukaan air sungai yang terukur oleh alat ukur permukaan air sungai. Pengukurannya dilakukan tiap hari, atau dengan pengertian yang lain debit atau aliran sungai adalah laju aliran air (dalam bentuk volume air) yang melewati suatu penampang melintang sungai per satuan waktu. Debit air sungai dapat dimanfaatkann dalam pembuatan PAM, saluran irigasi bahkan pembangkit listrik tenaga air.
1.2
Rumusan Masalah 1. Apa prinsip pengukuran kecepatan dan debit pada air? 2. Bagaimana teknik pengukuran kecepatan dan debit pada air?
BAB II PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Kecepatan dan Debit Debit adalah suatu koefesien yang menyatakan banyaknya air yang mengalir dari suatu
sumber persatuan waktu, biasanya diukur dalam satuan liter per/detik, untuk memenuhi keutuhan air pengairan, debit air harus lebih cukup untuk disalurkan ke saluran yang telah disiapkan. Ada juga yang mengartikan debit adalah satuan besaran air yang keluar dari Daerah Aliran Sungai (DAS). Satuan debit yang digunakan dalam system satuan SI adalah meter kubik per detik (m3/s). Istilah debit biasanya berkaitan dengan air, aliran dan sungai. Debit air adalah ukuran banyaknya volume air yang dapat lewat dalam suatu tempat atau yang dapat di tampung dalam sutau tempat tiap satu satuan waktu. Debit aliran adalah jumlah air yang mengalir dalam satuan volume per waktu. Debit air sungai adalah tinggi permukaan air sungai yang terukur oleh alat ukur permukaan air sungai. Dari beberapa pengertian diatas sebenarnya membahas satu hal yang sama yaitu jumlah air yang ditampung. Fungsi dari pengukuran debit aliran adalah untuk mengetahui seberapa banyak air yang mengalir pada suatu sungai dan seberapa cepat air tersebut mengalir dalam waktu satu detik. Aliran air, dibedakan menjadi dua yaitu: aliran laminar dan aliran turbulen. Aliran laminar adalah aliran fluida yang bergerak dengan kondisi lapisan-lapisan (lanima-lamina) membentuk garis-garis alir yang tidak berpotongan satu sama lain. Sedangkan aliran turbulen adalah aliran fluida yang partikel-partikelnya bergerak secara acak dan tidak stabil dengan kecepatan berfluktuasi yang saling interaksi. Cara mengetahui aliran tersebut laminar atau turbulen yaitu dengan melihat bagaiman air tersebut mengalir apakah dia membentuk benang atau membentuk gelombang. Debit aliran dapa dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti: besar kecilnya aliran dalam sungai, angin, hujan dan lain sebagainya. Kecepatan aliran sungai pada suatu penampang saluran tidak sama. Kecepatan aliran sungai ditentuhkan oleh bentuk aliran, geometri saluran dan faktor-faktor lainnya. Kecepatan aliran sungai diperoleh dari rata-rata kecepatan aliran pada tiap bagian penampang sungai tersebut. Idealnya, kecepatan aliran rata-rata diukur dengan mempergunakan ‘flow proble’ atau ‘current meter’. Alat ini dapat mengetahui kecepatan aliran pada berbagai kedalaman
penampang. Namun apabila alat tersebut tidak tersedia, kecepatan aliran dapat diukur dengan metode apung.
Besarnya debit air yang mengalir dapat dihitung dengan rumus berikut.
𝐷𝑒𝑏𝑖𝑡 (𝑄) =
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 (𝑣) 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 (𝑡)
Debit air dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
𝑄 =𝐴×𝑉 Satuan debit misalnya cm3/det, m3/det, m3/jam, liter/detik, atau liter/jam.
Persyaratan lokasi pengukuran debit dengan mempertimbangkan faktor-faktor, sebagai berikut: a)
Berada tepat atau di sekitar lokasi pos duga air, dimana tidak ada perubahan bentuk penampang atau debit yang menyolok
b)
Alur sungai harus lurus sepanjang minimal 3 kali lebar sungai pada saat banjir/muka air tertinggi
c)
Distribusi aliran merata dan tidak ada aliran yang memutar
d)
Aliran tidak terganggu sampah maupun tanaman air dan tidak terganggu oleh adanya bangunan air lainnya (misalkan pilar jembatan), tidak terpengaruh peninggian muka air, pasang surut dan aliran lahar
e)
Penampang melintang pengukuran diupayakan tegak lurus terhadap alur sungai
f)
Kedalaman pengukuran minimal 3 sampai dengan 5 kali diameter baling – baling alat ukur arus yang digunakan
g)
Apabila dilakukan di lokasi bending, harus dilakukan di sebelah hilir atau hulu bending pada lokasi yang tidak ada pengaruh pengempangan (arus balik)
Berikut adalah gambar penempatan stasiun pengamat pada berbagai macam aliran sungai:
Teknik pengukuran debit aliran langsung di lapangan pada dasarnya dapat dilakukan melalui empat katagori ( Gordon et al., 1992): 1. Pengukuran volume air sungai 2. Pengukuran debit dengan cara mengukur kecepatan aliran dan menentukan luas penampang melintang sungai. 3. Pengukuran debit dengan menggunakan bahan kimia ( pewarna) yang dialirkan dalam aliran sungai (substance tracing method). 4. Pengukuran debit dengan membuat bangunan pengukuran debit seperti weir ( aliran air lambat) atau flume ( aliran cepat). Pada katagori pengukuran debit yang kedua, yaitu pengukuran debit dengan bantuan alat
ukur current
meter atau
sering
dikenal
sebagai
pengukuran
debit
melalui
pendekatan velocity-area method yang paling banyak digunakan dan berlaku untuk kebanyakan aliran sungai. Current meter berupa alat yang berbentuk propeller dihubungkan dengan kotak pencatat (monitor yang akan mencatat jumlah putaran selama propeller tersebut berada dalam air) kemudian dimasukan ke dalam sungai yang akan diukur kecepatan alirannya. Bagian ekor alat tersebut yang berbentuk seperti sirip akan berputar karena gerakan aliran air sungai. Kecepatan lairan air akan ditentukan dengan jumlah putaran per detik yang kemudian dihitung akan disajikan dalam monitor kecepatan rata-rata aliran air selama selang waktu tetentu. Pengukuran dilakukan dengan membagi kedalaman sungai menjadi beberapa bagian dengan leber permukaan yang berbeda. Kecepatan aliran sungai
pada setiap bagian diukur sesuai dengan kedalaman. Ketentuan pengukurannya disajikan dalam tabel berikut. Setelah kecepatan aliran sungai dan luasnya didapatkan, debit aliran sungai dapat dihitung dengan menggunakan persamaanmatematis berikut. Q = A.V Dimana Q adalah debit ( m3/dt) V adalah kecepatan (m/dt) A adalah luasan sungai (m2)
Dalam melakukan pengukuran debit sungai perlu diperhatikan angka kecepatan aliran rata-rata, lebar sungai, kedalaman, kemiringan, dan geseran tepid an dasar sungai.Geseran tepi dan dasar sungai akan menurunkan kecepatan aliran terbesar pada bagian tengah dan terkecil pada bagian dasar sungai.Faktor penting lainnya yang perlu diperhatikan adalah jarijari hidrolik r (hydraulic radius). R = A/Wp dimana : A luasan penampang melintang (m2) Wp = keliling basahan (wetted perimeter)
Cara pengukuran lainnya selain dengan menggunakan alat Current meter, dalam pengukuran kecepatan aliran sungai juga dapat dilakukan dengan metode apung (floating method). Caranya dengan menempatkan benda yang tidak dapat tenggelam di permukaan aliran sungai untuk jarak tertentu dan mencatat waktu yang diperlukan oleh benda apung tersebut bergerak dari satu titik pengamatan ke titik pengamatan lain yang telah ditentukan. Benda apung yang digunakan dalam pengukuran ini pada dasarnya adalah benda apa saja sapanjang dapat terapung dalam aliran sungai. Pemilihan tempat pengukuran sebaiknya pada bagian sungai yang relatiflurus dengan tidak banyak arus tidak beraturan. Jarak antara dua titik pengamatan yang diperlukan ditentukan sekurang-sekurangnya yang memberikan waktu perjalanan selama 20 detik. Pengukuran dilakukan beberapa klai sehingga dapat diperoleh kecepatan rata-rata permukaan aliran sungai dengan persamaan berikut. Vper = L/ t Dimana : L = jarak antara dua titik pengamatan (m) t = waktu perjalanan benda apung (detik)
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi besar kecilnya debit suatu aliran air. Diantaranya adalah sebagai berikut: a.
Intensitas hujan Curah hujan merupakan salah satu faktor utaman yang memiliki komponen musiman yang dapat secara cepat mempengaruhi debit air, dan siklus tahunan dengan karakteristik musim hujan panjang (kemarau pendek) atau musim hujan pendek (kemarau panjang). Semakin panjang musim hujan maka debit air akan semakin besar.
b.
Penggundulan hutan Hutan merupakan sumber resapan air hujan yang sangat penting. Oleh karena itu hutan yang terjaga kelestariannya dengan baik akan memberikan manfaat berupa ketersediaan sumber-sumber air pada musim kemarau. Sebaliknya apabila kelestarian hutan tidak terjaga maka ketika hujan datang yang terjadi adalah bencana, seperti banjir dan tanah longsor. Karena fungsi hutan sebagai daerah resapan air tidak berjalan sebagai mana mestinya.
c.
Pengalihan hutan menjadi lahan pertanian Pengalih fungsian hutan menjadi lahan pertanian sangat beresiko, karena dengan ditebanginya pohon-pohon dabat menimbulkan erosi. Erosi menyebabkan debit aliran sungai menurun.
d.
Intersepsi Adalah proses ketika air hujan jatuh pada permukaan vegetasi diatas permukaan tanah. Air hujan yang jatuh itu tertahan beberapa saat untuk diuapkan kembali ke atmosfer atau diserap oleh vegetasi yang bersangkutan. Setiap hujan jatuh didaerah bervegetasi ada sebagian air yang tidak mencapai permukaan tanah dan dengan demikian intersepsi berpengaruh terhadap besar kecilnya debit aliran.
e.
Evaporasi dan evapotraspirasi Evaporasi adalah penguapan air yang berasal dari danau, sungai, lautan maupun permukaan tanah. Sedangkan evapotraspirasi adalah penguapan air oleh tumbuhan. Kedua proses ini dapat berpengaruh terhadap besar kecilnya debit aliran karena melalui proses ini dapat membuat air baru (hujan)
2.2
Prinsip dan Teknik Pengukuran Kecepatan dan Debit pada Air Mengalir pada Badan Sungai
Metode pengukuran debit air mengalir yaitu : Area-velocity method, Fload area method, dan Metode kontinyu. 1)
Velocity Method Pada prinsipnya adalah pengukuran luas penampang basah dan kecepatan aliran. Penampang basah (A) diperoleh dengan pengukuran lebar permukaan air dan pengukuran kedalaman dengan tongkat pengukur atau kabel pengukur. Kecepatan aliran dapat diukur dengan metode : metode current-meter dan metode apung. Current meter adalah alat untuk mengukur kecepatan aliran (kecepatan arus). Ada dua tipe current meter yaitu tipe baling-baling (proppeler type) dan tipe canting (cup type). Oleh karena distribusi kecepatan aliran di sungai tidak sama baik arah vertikal maupun horisontal, maka pengukuran kecepatan aliran dengan alat ini tidak cukup pada satu titik. Debit aliran sungai dapat diukur dengan beberapa metode. Tidak semua metode pengukuran debit cocok digunakan. Pemilihan metode tergantung pada kondisi (jenis sungai, tingkat turbulensi aliran) dan tingkat ketelitian yang akan dicapai.
2)
Pengukuran Debit dengan Cara Apung (Float Area Methode) Prinsip : kecepatan aliran (V) ditetapkan berdasarkan kecepatan pelampung (U) luas penampang (A) ditetapkan berdasarkan pengukuran lebar saluran (L) dan kedalaman saluran (D) debit sungai (Q) = A x V atau A = A x k dimana k adalah konstanta Q=AxkxU Q = debit (m3/det) U = kecepatan pelampung (m/det) A = luas penampang basah sungai (m2) k = koefisien pelampung
Pengukuran Debit dengan Current-meter Prinsip : kecepatan diukur dengan current-meter luas penampang basah ditetapkan berdasarkan pengukuran kedalaman air dan lebar permukaan air. Kedalaman dapat diukur dengan mistar pengukur, kabel atau tali.
3)
Pengukuran Debit dengan Metode Kontinyu Current meter diturunkan kedalam aliran air dengan kecepatan penurunan yang konstant dari permukaan dan setelah mencapai dasar sungai diangkat lagi ke atas dengan kecepatan yang sama. Pengukuran Debit dengan Metode Kontinyu Current meter diturunkan kedalam aliran air dengan kecepatan penurunan yang konstant dari permukaan dan setelah mencapai dasar sungai diangkat lagi ke atas dengan kecepatan yang sama.
2.3
Prinsip dan Teknik Pengukuran Kecepatan dan Debit pada Saluran Terbuka Pengukuran kecepatan aliran pada saluran terbuka dapat menggunakan metode
pelampung dan metode pengukuran dengan current meter. Metode pengukuran dengan pelampung yaitu dengan meletakkan pelampung di beberapa titik pengukuran pada lebar sungai yang akan diukur kecepatan alirnya. Gaya gesek akan mempengaruhi dan mengakibatkan kecepatan alir di bagian pinggir akan lebih kecil daripada yang bagian tengah. Metode pengukuran kecepatan aliran pada saluran terbuka lainnya yaitu dengan menggunakan current meter. Kecepatan alir dari pengunaan metode ini tergantung pada posisi peletakan (kedalaman) urrent meter. Semakin dalam posisi current meter, maka kecepatan nya akan berkurang, karena aliran air pada bagian bawah sungai atau aliran lebih kecil atau lebih tenang daripada di bagian permukaan sungai. Perbedaan
hasil
pengukuran
antara
metode
pelampung dan
metode current
meter dikarenakan prinsip prngukuran dari dua alat ini sudah berbeda, yaitu pelampung dengan prinsip titik pengukuran dancurrent meter dengan prinsip kedalaman peletakan instrumen. Nilai bilangan Froude pada pengukuran menunjukkan jenis alirannya subkritis karena Fr<1. Untuk aliransubkritis, kedalaman biasanya lebih besar dan kecepatan aliran rendah (semua riak yang timbul dapat bergerak melawan arus). Kecepatan air < kecepatangelombang hulu aliran dipengaruhi pengendali hilir.
A.
Pengukuran kecepatan aliran permukaan dengan pelampung mengikuti prosedur sebagai berikut: 1. Mempersiapkan daerah pengukuran pada saluran alam (sungai) dengan patok-patok ditandai dengan titik 0, titik A, dan titik B. 2. Menentukan jarak titik 0 ke titik A dan jarak titik A ke titik B. 3. Melepaskan pelampung dari titik 0 sejauh 10 meter menuju titik A dengan tujuan agar kecepatan pelampung menjadi stabil. Kemudian ketika pelampung mencapai titik A maka dilakukan perhitungan waktu hingga pelampung mencapai titik B. 4. Pekerjaan di atas dilakukan di daerah kiri, kemudian tengah dan kanan, kemudian diulangi sebanyak 3 kali, untuk mendapatkan harga kecepatan rata-rata.
B.
Pengukuran kecepatan aliran dengan Current meter mengikuti prosedur sebagai berikut: 1. Menyiapkan satu unit Current meter. 2. Mengukur penampang melintang saluran yang akan digunakan sebagai saluran percobaan. 3. Semua peralatan setelah siap, kemudian membagi-bagi penampang aliran menjadi 3 (tiga) pias atau bagian dengan lebar permukaan yang sama. 4. Mengukur tinggi air penampang basah saluran, lebar permukaan basah dan lebar permukaan air setiap pias. 5. Memasukkan stik dan propeller Current meter kedalam saluran dan ditempatkan pada masing-masing kedalaman 0,2 H; 0,6 H; 0,8 H; (H = tinggi muka air dari dasar saluran). Dipilih sesuai kedalaman aliran. 6. Menempatkan Propeller tegak lurus menghadap arus aliran, setelah tepat pada posisi yang dimaksud kemudian menekan tombol pada counter bersamaan dengan itu juga menjalankan stopwatch sampai pada interval waktu tertentu (50 detik) counter dan menghentikan stopwatch, kemudian mencatat jumlah putaran (N) pada counter. 7. Mengulangi percobaan di atas diulang sebanyak 3 kali untuk beberapa tinggi muka air (H) sesuai dengan perubahan aliran yang ditentukan. 8. Menghitung kecepatan tiap pengukuran, menghitung kecepatan rata-rata.
2.4
Prinsip dan Teknik Pengukuran Kecepatan dan Debit pada Pengisian Air tanah dan Udara Pengukuran debit air tanah yang keluar melalui mata air atau sumur dapat diukur.
Pengukuran debit air sumur dapat dilakukan dengan bantuan pemompaan. Cara sederhana yang dapat dilakukan adalah : - Ukur / hitung volume air sumur stabil (maksimal). Bila sumur berbentuk lingkaran, maka volume air dihitung berdasarkan rumus volume silinder (T x ¼ p D2 ), misal l m3. - Air sumur dipompa / dikuras sampai habis. - Biarkan air sumur terisi kembali sampai dengan volume semula, catat waktu yang diperlukan untuk pengisian air sumur seperti volume semula, misal t menit. - Hitung debit air sumur (Q), dengan rumus ; Q = l / t m3/menit. Untuk mengukur debit mata air dapat dilakukan salah satu teknik diatas, yakni bisa dengan bantuan aliran dalam pipa menggunakan flowmeter, Weir, saluran terbuka, atau dengan cara menakar. Pengukuran debit air tanah secara menyeluruh harus dilakuan dengan analisis / perhitungan flow net yang akan dibahas kemudian.
BAB III PENUTUP
3.1
Kesimpulan 1. Debit adalah satuan besaran air yang keluar dari daerah aliran sungai 2. Pemanfaatan debit aliran dapat dimanfaatkan untuk irigasi, mengerakan turbin, sebagai sarana transportasi dan lain sebagainya. 3. Metode yang umum diterapkan untuk menetapkan debit sungai adalah metode profil sungai (cross section). 4. Debit aliran dapat dipengaruhi oleh fakor Intensitas hujan, penggundulan hutan, pengalihan hutan menjadi lahan pertanian, intersepsi, evaporasi dan evapotraspirasi serta masih banyak faktor yang lainnya.
DAFTAR PUSTAKA https://raharjabayu.wordpress.com/2011/06/13/pengukuran-debit-dan-pengambilan-sampel/ (Diakses pada tanggal : 24 Januari 2017) http://webmakalah2.blogspot.co.id/2016/04/mengukur-debit-aliran-sungai.html (Diakses pada tanggal : 24 Januari 2017) http://konservasi-bidang1ntt.blogspot.co.id/2012/05/pengukuran-debit-air-secarasederhana.html (Diakses pada tanggal : 24 Januari 2017)
PERTANYAAN
1.
Suatu koefesien yang menyatakan banyaknya air yang mengalir dari suatu sumber persatuan waktu, biasanya diukur dalam satuan liter per/detik. Pernyataan diatas merupakan pengertian dari.... a. Kecepatan b. Debit c. Tekanan hidrostatik d. Volume e. Laju alir
2.
Dalam pengukuran debit harus memperhatikan persyaratan lokasi pengukuran debit dengan mempertimbangkan beberapa faktor. Faktor apa saja yang harus dipertimbangkan, kecuali.... a. Distribusi aliran merata b. Aliran tidak terganggu sampah maupun tanaman air c. Tidak terpengaruh peninggian muka air, pasang surut dan aliran lahar d. Adanya aliran air memutar e. Tidak ada perubahan bentuk penampang atau debit yang menyolok
3.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi besar kecilnya debit suatu aliran air. Faktor apa saja yang mempengaruhinya.... a. Evaporasi b. Intensitas hujan c. Pengalihan hutan menjadi lahan pertanian d. Intersepsi e. Semua benar
4.
Metode pengukuran dengan meletakkan pelampung di beberapa titik pengukuran pada lebar sungai yang akan diukur kecepatan alirnya. Metode diatas merupakan metode..... a. Pengukuran dengan pelampung b. Pengukuran dengan current meter c. Pengukuran dengan velocity method
d. Pengukuran dengan kontinyu e. Pengukuran dengan bantuan aliran dalam pipa
5.
Mengetahui seberapa banyak air yang mengalir pada suatu aliran dan seberapa cepat air tersebut mengalir dalam waktu satu detik merupakan............pengukuran debit a. Fungsi b. Istilah c. Satuan d. Jumlah e. Faktor