MAKALAH PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF DAN MODEL PEMBELAJARAN
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Strategi Pembelajaran di SD Pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dosen Pengampu : Fandi Nugroho, M.Pd.
Oleh : Kelompok 8 Tim A Yuhani (170141068) Mila Rosita (170141070)
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN MUHAMMADIYAH BANGKA BELITUNG 2018
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT. atas Rahmat dan Hidayah-Nya. Shalawat dan salam kepada Nabi Besar Muhammad Saw. Beserta para sahabat yang telah memperjuangkan Islam, sehingga kita bisa merasakan indahnya Iman. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Strategi Pembelajaran di SD. Kami sebagai penulis menyadari bahwa penyelesaian makalah ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan, bimbingan, dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dr. Asyraf Suryadin, M.Pd. , selaku Ketua STKIP Muhammadiyah Bangka Belitung. 2. Yuanita, M.Pd. , selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar 3. Fandi Nugroho, M.Pd., selaku Dosen Pengampu. Kami menyadari berbagai kelemahan dan kekurangan dalam penulisan makalah ini. Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi pengembangan Ilmu Pendidikan, khususnya di STKIP Muhammadiyah Bangka Belitung. Akhir kata, saran dan kritik yang membangun, kami harapkan demi perbaikan dan pengembangan makalah ini.
Pangkalanbaru, 07 November 2018
Tim Penulis
PEMBAHASAN A. HAKIKAT PEMBELAJARAN EFEKTIF Efektivitas pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa segi, yang dimulai dari perencanaan guru. Perencanaan pembelajaran yang berkenaan dengan keputusan yang diambil guru dalam mengorganisasikan, mengimplementasikan, dan mengevaluasi hasil pembelajaran. Perencanaan merupakan tugas yang sangat penting dilakukan oleh guru.
Ketika
guru
membuat
keputusan
tentang
perencanaan,
perlu
mempertimbangkan “seseorang melakukan apa dan urutan-urutan peristiwa belajar apa yang akan terjadi, di mana peristiwa belajar itu berlangsung, jumlah waktu yang digunakan, dan sumber-sumber serta bahan-bahan yang dimanfaatkan. Keputusan tentang perencanaan juga berhubungan dengan isu-isu, seperti materi yang dipilih, strategi pembelajaran, penyampaian pembelajaran, media pembelajaran, pengelolaan kelas, iklim kelas, dan evaluasi pembelajaran. Tujuan perencanaan adalah member jaminan pebelajar akan belajar dengan baik. Oleh karena itu, perencanaan membantu menciptakan, mengelola, dan mengorganisasi peristiwaperistiwa pembelajaran yang memungkinkan kegiatan belajar terjadi. Perencanaan membantu guru untuk menata alur urutan peristiwa-peristiwa pembelajaran yang tepat juga mengatur waktu. Jumlah waktu yang dibutuhkan dalam merencanakan pembelajaran sangat tergantung pada individu guru. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa factor, seperti kebutuhan pebelajar, kekompleksan tugas pembelajaran, fasilitas-fasilitas, dan peralatan, serta pengalaman guru.
B. FAKTOR-FAKTOR YANG BERKAITAN DENGAN KEGIATAN PEMBELAJARAN 1. Isi (Content) Pelajaran Isi pelajaran berkaitan dengan pengetahuan, keterampilan, aturan, dan konsepatau proses kreatif yang di pelajari oleh pebelajar. 2. Bahan Bahan pelajaran berwujud tulisan, bentuk fisik atau stimuli visual, yang digunakan dalam pembelajara. Buku teks, film, film strip, komputer, transparan, video tape, merupakan beberapa bahan yang digunakan guru. 3. Strategi Pembelajaran Pemilihan berbagai strategi pembelajaran yang diigunakan untuk mengajarkan isi pembelajaran merupakan perencanaan sentral guru. 4. Perilaku Guru Guru melakukan sejumlah kegiatan selama proses pembelajaran berlangsung dan membantu pebelajar dalm kegiatan-kegiatan belajar, seperti membimbing kelompok, menyajikan pelajaran secara jelas, membuka pelajaran, dan membuat kesimpulan. 5. Menstrukturkan Pelajaran Menyusun pelajaran berkaitan dengan kegiatan yang terjadi pada suatu saat tertentu selama perjanjian pelajaran dan guru perlu merencanakan struktur pelajaran. Pada suatu saat, mungkin pebelajar membaca, diskusi dan menulis atau berpartisipasi dalam suatu kegiatan tertentu. 6. Lingkungan Belajar Ketika
kegiatan-kegiatan
belajar
direncanakan,
pertimbangkan
jenis
lingkungan belajar yang ingin diciptakan. Banyak faktor ynag perlu diperhatikan antara lain; system pengeloalaan kelas yang efektif perlu direncanakan dan ditetapkan, seperti atauran-aturan kelas, menciptakan iklim kelas yang positif, tanggung jawab pebelajar secara akademik, dan penguatanpenguatan perilaku yang dikehendaki.
7. Pebelajar Ketika merencanakan kegaitan pembelajaran, pertimbangkan karakteristik pebelajar tertentu yang ada di kelas Anda. Perlu pertimbangan pula motivasi pebelajar, kebutuhan akademik, kebutuhan fisik,dan psikologis. Lebih dari itu, pertimbangkan pengelompokkan pebelajar, seperti kelompok kecil, kelompok keseluruha, dan kerja sendiri. 8. Durasi Pembelajaran Buatlah rencana tentang waktu yang tersedia atau dialokasikan. Dengan waktu yang tersedia, guru perlu melaksanakan berbagai kegiatan, dan menggunakan sumber-sumberuntuk tujuan pembelajaran, serta memelihara motivasi pebelajar. Guru perlu menjadi manajer waktu untuk menjamin bahwa pebelajar mempunyai kesempatan untuk mencapai tujuan pembelajaran selama kurun waktu tertentu. 9. Lokasi Pembelajaran Ketika merancang kegiatan pembelajaran, rencanakan di tempat mana pembelajaran itu akan terjadi. Lokasi suatu kegiatan mungkin berubah berdasarkan kebutuhan, seperti: (a) ruang kerja untuk serangkaian materi tertentu (misalnya perpustakaan dan kerja lapangan), dan (c) struktur sosial yang berbeda (misalnya debat atau kegiatan yang memerlukan belajar bersama).
C. KARAKTERISTIK GURU Pertama, banyaknya pengalaman mengajar guru akan mempengaruhi keputusan perencanaan. Pengalaman terdahulu membawa guru pada kesiapan mental yang lebih mantap. Kedua, filosofi belajar mengajar akan mempengaruhi keputusan tentang perencanaan guru.
Ketiga, pengetahuan guru tentang isi pelajaran, juga mempengaruhi keputusan tentang perencanaan. Guru yang menguasai materi pembelajaran biasanya dapat merencanakan pembelajaran yang bervariasi dan fleksibel karena siap memanfaatkan dan menata informasi. Keempat,
gaya
guru
dalam
mengorganisasikan
pembelajaran
akan
mempengaruhi keputusan perencanaan. Gaya ini tercermin dari kebutuhan guru untuk menyusun perencanaan rutin, dan gayya memecahkan masalah. Kelima, harapan-harapan menata kelas, baik untuk pebelajar belajar maupun pelaksanaan pembelajaran oleh guru itu sendiri, juga mempengaruhi keputusan tentang perencanaan. Keenam, perasaan aman dan control pembelajaran memainkan peranan dalam proses perencanaan. Apabila guru merasa aman dalam semua segi pembelajaran, rencana pembelajaran cenderung kurang ketat. Namun, apabila tidak begitu aman guru cenderung untuk lebih terstruktur dan rencana lebih terperinci. D. GURU YANG EFEKTIF Rosanshine (1998) mengidentifikasi 6 hal tentang guru yang efektif sebgai berikut: 1. Melakukan Review Harian Untuk menentukan apakah pebelajar tealh memperoleh pengetahuan dan keterampilan prasyarat yang diperlakukan, guru yang efektif memulai pembelajaran dengan mereview materi yang lalu, mengoreksi pekerjaan rumah, dan mereview pengetahuan awal yang relevan dengan pembelajaran hari ini. 2. Menyiapkan Materi Baru Hasil riset menunjukkan bahwa guru yang efektif memerlukan waktu yanh lebih banyak dalam menyajikan materi baru dan membimbing praktik, dibandingkan
guru yang kurnag efektif. Untuk memulai pelajaran, guru yang efektif berusaha menarik perhatian pebelajar dengan menerangkan tujuan belajar yang ingin dicapai selama pembelajaran. Setelah pengantar pembelajaran, guru efektif melanjutkan dengan mengajar satu pokok bahasan pada suatu waktu. Setiap pokok bahasan terdiri dari penyajian singkat dan contoh yang banyak. Contoh-contoh tersebut disajikan dnegan pengalaman konkret atau pengetahuan, yang menjadikan pebelajar dapat memproses pengetahuan baru tersebut. Hal yang penting, penyajian itu harus jelas dann singkat. 3. Melakukan Praktik Terbimbing Maksud praktik terbimbing adalah membimbing praktik keterampilan awal pebelajar dan menyediakan penguatan yang perlu untuk kemajuan belajar baru, dari ingatan jangka pendek ke ingatan jangka panjang. Pebelajar berpartisipasi aktif selama praktik terbimbing dengan masalah-masalah kerja atau pertanyaan-pertanyaan dari guru. Penelitian menunjukkan bahwa guru yang lebih efektif meningkatkan pencapaian pebelajar, akan menambah jumlah pertanyaan. 4. Menyediakan Balikan dan Koreksi Selama praktik terbimbing, bagi gurusangat penting untuk menyediakan proses balikan kepada pebelajar. Proses balikan dapat berupa memberikan penjelasan tambahan yang kadang-kadang diperlukan apabila pebelajar benar, tetapi apabila pebelajar membuat kesalahan, yang tepat adalah menyederhanakan pertanyaan, kemudian menuntun (member petunjuk sedikit) kea rah jawaban yang benar. 5. Melaksanakan Praktik Mandiri Setelah guru memberikan praktik terbimbing, sangat penting memberikan kesempatan kepada pebelajar untuk praktik mandiri. Praktik mandiri membutuhkan review dan penguatan yang diperlukan agar keterampilan tertent menjadi bagus.
Praktik mandiri berbeda dengan praktik terbimbing, yaitu syarat-syarat yang diberikan oleh guru selama praktik terbimbing dihilangkan. 6. Review Mingguan dan Bulanan Guru dianjurkan untuk meninjau pekerjaan seminggu yang lalu tiap hari Sabtu dan pekerjaan yang lalu setiap Sabtu keempat. E. PENDEKATAN PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF Pendekatan pembelajaran yang efektif adalah pendekatan pembelajaran yang berpusat pada pembelajaran. Pembelajaran tidak lagi berpusat pada guru melainkan berpusat pada pelajar. Tiga jenis pendekatan yang saat ini banyak diterapkan , yaitu: 1. Belajar Mandiri (Independent Learning) Pembelajaran konvensional maupun pembelajaran inovatif meminta pebelajar meluangkan waktu dengan proporsi yang signifikan untuk mengatur kegiatan belajar masing-masing. Dalam pembelajaran formal, setelah selesai pembelajaran pebelajar menguasai suatu topic dengan membaca catatan-catatan atau bagian-bagian yang relavan di suatu buku teks. Namun dalam belajar mandiri, pebelajar mempersiapkan kelompok kecil dan menindaklanjuti beberapa bagian dari pelajaran dengan belajar sendiri. Intensitas belajar mandiri dalam kurikulum tradisional biasanya meningkat sebelum ujian formal, dengan cara pebelajar berusaha-berusaha mencapai materimateri pembelajaran dalam suatu waktu yang relative singkat. Pada pembelajaran jarak jauh (distance learning), belajar mandiri merupakan kegiatan inti. Pentingnya belajar mandiri mungkin tidak diapresiasikan sepenuhnya oleh waktu yang digunakan, tidak dijadwal secara penuh dalam suatu kurikulum dan bahabahan, sumber belajar yang sesuia, serta dukungan untuk pebelajar sering tidak tersedia. Peningkatan yang ditekan pada belajar mandiri diakui bahwa belajar bukan suatu yang dapat dilakukan oleh orang lain umtuk pebelajar, melainkan harus dikerjakan oleh pebelajar itu sendiri.
a. Prinsip-prinsip belajar mandiri Konsep belajar mandiri diartikan sebagai sesuatu yang berada untuk orang yang berbeda pula. Ada 7 prinsip yang perlu diketahui, yaitu sebagai berikut 1) Pebelajar belajar untuk dirinya sendiri. 2) Pebelajar mempunyai ukuran untuk mengontrol atas kegiatan belajarnya sendiri. Pebelajar mungkin memilih di mana belajar, apa yang dipelajari, bagaimana belajar, dan kapan belajar. 3) Pebelajar memiliki tanggung jawab untuk menentukan konteks belajar, mendiagnosis kebutuhan belajar secara pribadi, mengidentifikasi subersumber belajar, dan menentukan waktu untuk belajar serta langkah belajar. 4) Pelajar mungkin mengembangkan rencana kegiatan belajarnya sendiri. 5) Kebutuhan individu yang bebeda dikenal dengan respons yang tepat, dibuat untuk kebutuhan khusus pebelajar secara individual. 6) Kegiatan pebelajar belajar didukung, diperluas atau dikurangi, dengan sumber-sumber belajar dan panduan belajar. 7) Peranan pengajar berubah dari guru atau penyampai informasi ke pengelola proses belajar. b. Manfaat belajar sendiri 1) Belajar aktif Belajar mandiri apabila dirancang secara tepat, meningkatkan pendekatan yang lebih aktif dalam belajar. Pebelajar mengadopsi pendekatan ini dengan lebih dalam, lebih memahami materi dari pada mengingat kembali apa yang dipelajari. Pebelajar meningkat dalam kemampuan berpikir dan tidak sekedar mengingat apa yang telah dipelajari. 2) Kebutuhan individual pebelajar Pebelajar bukan suatu kelompok yang homogen. Pebelajar memiliki cara-cara yang berbeda. Adopsi pendekatan belajar mandiri meningkatkan kebutuhan tersebut untuk dikenal dan mengikuti keinginan pebelajar dalam hal penguasaan materi, strategi belajar, dan kemampuan belajar. Pebelajar
dapat memilih metode belajar atau pendekatan yang dirasa baik baginya. Pebelajar dapat membaca bahan secara tepat, apabila telah memahaminya dan membutuhkan waktu yang lebih banyak apabila sesuatu itu baru atau menantangnya. Dalam pencapaian belajar, pebelajar bekerja dengan sumber-sumber bahan yang sesuai sampai mencapai tingkat penguasaan tertentu.
3) Motivasi belajar Belajar mandiri menjadikan pebelajar lebih bertanggung jawab atas kegiatan belajarnya danberpartisipasi lebih besar dalam proses belajar. Hal ini mengajar pebelajar untuk memilih taraf studi yang sesuai. Dengan demikian, pebelajar akan merasa memiliki kegiatan belajar tersebut dan berpengaruh positif terhadap motivasi belajar. 4) Peranan pengajar Pengajar yang berperan sebagai pengelola kegiatan diterima dengan baik dan konsisten dengan pendekatan belajar mandiri. Peran pengajar tesebut dapat dikembangkan ke arah hubungan yang baik dengan pebelajar sehingga menimbulkan dengan rasa percaya yang lebih besar antara pengajar dan pebelajar. Banyak pengajar yang merasa sangat senang dengan peranan tradisionalnya sebagai penyedia informasi, sedangkan sebagian yang lain memposisikan kemampuannya dalam hal pengembangan materi atau sumber belajar, suatu peranan yang juga dihargai. 2. Pembelajaran Terpadu (Integred Learning) Pembelajaran terpadu sudah mulai dirintis beberapa tahun yang lalu. Dalam pembelajaran bahasa , ada keterpaduan antara kegiatan membaca, menulis, menyimak dan berbicara. Pembelajaran terpadu diartikan sebagai metode pengorganisasian isi pembelajaran yang dilakukan guru dengan cara memadukan beberapa mata pelajaran, untuk mempelajari suatu konsep tertentu.
Pembelajaran terpadu merupakan suatu pendekatan pembelajaran untuk mencapai
keterampilan-keterampilan
belajar
sepanjang
hayat.
Keterpaduan
merupakan strategi pembelajaran yang berorientasi kepada pebelajar. Antara pembelajaran terpadu
dan kurikulum
terpadu sering dipertukarkan dalam
implementasinya di lapangan. Kurikulum terpadu merupakan suatu cara memadukan beberapa bidang studi atau mata pelajaran dengan cara menghilangkan batasbatasnya. Pembelajaran terpadu dimulai dengan menampilkan tema. Misalnya tema “lingkungan” untuk kelas 3 SD. Guru dapat merancang strategi pembelajaran IPA, dengan pokok bahasan Udara Bersih dan Udara TercemarI .IPS, menampilkan poko bahasan lingkungan sekitar rumah siswa RT/RW, kelurahan, dan kecematan, sedangkan Bahasa Indonesia dapat ditampilkan kegiatan membaca suatu bacaan tentang bersih-bersih lingkungan menyongsong Hari Kemerdekaan. Selain itu, dapat ditambahkan, misalnya tugas untuk mengamati lingkungan tempat tinggal pebelajar, adakah pencemaran dari sungai, asap kendaraan, dan pembuangan sampah, serta membuat laporan. Dengan demikian, pebelajar diharapkan memperoleh pemahaman tentang konsep “lingkungan” karena dibahas melalui beberapa mata pelajaran dan pembelajaran menjadi riel bagi pebelajar. Pendekatan pembelajaran terpadu membantu pebelajar melalui; a. Belajar aktif b. Menilai diri sendiri c. Individualisasi d. Belajar mandiri a. Kelebihan pembelajaran terpadu 1) Memberikan gambaran hubungan antarpengetahuan 2) Mempermudah belajar secara terpadu, penyajian materi yang terpadu akan meningkatkan pemikiran yang terpadu dan pengalamanpengalaman
belajar
akan
pengetahuan bagi pebelajar.
membantu
pengembangan
struktur
3) Memungkinkan kesatuan penyajian suatu problem. 4) Meminimalkan kontradiksi konsep-konsep 5) Menghindari pengulangan dalam kurikulum 6) Mempermudah kerja sama antardisiplin. 7) Memotivasi pebelajar. b. Keterpaduan kurikulum dapat membantu pebelajar 1) Menguasai perubahan-perubahan dalam pengetahuan 2) Menghadapi pengetahuan yang telah berlalu 3) Memahami pengetahuan 1) Penguasaan perubahan pengetahuan Keterpaduan
memungkinkan
kurikulum
diorganisasikan
sekitar
konsep-konsep dan prinsip-prinsip kunci, serta meningkatkan taraf berpikir yang lebih tinggi. Jika kurikulum yang bermuatan banyak sering disoroti karena beban berat yang faktual, keterpaduan ini memungkinkan pembelajar memfokuskan pada prinsip-prinsip dasar dari berbagai pengetahuan sehingga belajar akan bermakna dan kurikulum tidak lagi bermuatan berat. 2) Menghadapi pengetahuan yang telah berlalu Apabila pengetahuan menjadi kadaluwarsa, tidak merupakan struktur kognitif dasar yang dapat dikecam, tetapi isinya faktual. Misalnya, pemahaman tentang teori libido dari freud. Teori freud ini sudah lama sekali, namun sampai saat ini diakui ada sis kebenarannya. Pemecahan beberapa kasus kelainan psikologis, sering dikaitkan dengan teori itu. 3) Memahami pengetahuan Keterkaitan bidang pengetahuan yang berbeda dapat menjadi sukar bagi pembelajar dan secara tradisional diasumsikan dapat dilakukan secara yang khusus. Penguasaan dari satu mata pelajaran ke mata pelajar lain, memberikan perspektif pengetahuan yang berbeda,dan belajar menjadi terpsiah-pisah, apabila mata-mata pelajaran memiliki status yang berbedabeda.
3. Belajar Berbasis Masalah (Problem-Based Learning) Belajar berbasis masalah (BBM) adalah belajar yang berpusat pada pebelajar dan juga menggambarkan metode belajar inti atau suplemen pembelajaran. Pembelajaran ini sering di implementasikan di program kedokteran, namun sekarang sudah banyak di terapkan pada bidang-bidang yang lain. Prinsipnya sama dengan pembelajaran terpadu mendasarkan pada tema, sedangkan BBM berdasarkan masalah (pembelajaran dimulai dengan menampilkan masalah). Pengajuan masalah pada bidang kedokteran mendorong pebelajar untuk menggali ilmu dasar dan mekanisme-mekanisme klinis, juga pada ilmu-ilmu sosial, psikologi, isu-isu etika atau isi-isu professional. Pengetahuan diintegrasikan dan diaplikasikan. BBM merupakan prose alami yang secara potensial terbuka maka tim pengajar mempunyai kewajiban merancang masalah-masalah yang terstruktur dengan baik dan tujuan yang jelas. Masalah tersebut mendorong pebelajar untuk mencari alasan,berpikir kritis dan mempertimbangkan bukti-bukti, mencari-cari dan berbagi informasi yang relavan. Kelompok ini tidak membutuhkan pengetahuan awal untuk membangkitkan ide-ide dengang mengidentifikasi bidang-bidang studi lebih lanjut, baik melalui belajar secara kolektif maupun individual. Setiap pebelajar membawa pengalaman individual sehingga memberikan kontribusi yang berbeda-beda. Suatu kelompok yang efektif menyediakan lingkungan yang baik untuk berbagi dan menguji pengetahuan baru. Pebelajar mempraktikkan bahasa keilmuan, mengevaluasi ide-ide, dan menerima balikan dari anggota kelompok serta tutor.
DAFTAR PUSTAKA
Anitah, Sri.dkk. 2014. Strategi Pembelajaran di SD. Tanggerang Selatan: Universitas Terbuka Sani, Ridwan Abdullah. 2014. Inovasi Pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi Aksara.