Kelompok 7 Gizi Diet(diet Penyakit Endokrin).docx

  • Uploaded by: yuyun dianita
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Kelompok 7 Gizi Diet(diet Penyakit Endokrin).docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,057
  • Pages: 16
DIET PADA PENYAKIT ENDOKRIN

Gangguan endokrin Gangguan endokrin adalah penyakit yang terkait dengan kelenjar endokrin pada tubuh. Sistem endokrin adalah jaringan kelenjar yang menghasilkan hormon, yang merupakan sinyal kimia yang dikeluarkan melalui aliran darah. Hormon membantu tubuh mengatur berbagai proses, seperti nafsu makan, pernapasan, pertumbuhan, keseimbangan cairan, feminisasi, dan virilisasi (pembentukan tanda-tanda seks sekunder seperti pembesaran payudara atau testis), serta pengendalian berat badan. Kondisi ini dapat ditangani dengan mengurangi faktorfaktor risiko. Diskusikan dengan dokter untuk informasi lebih lanjut.

Tanda-tanda & gejala penyakit endokrin Gejala-gejala dari gangguan endokrin dapat berkisar dari ringan atau tidak ada gejala hingga serius dan mempengaruhi seluruh tubuh Anda. Tergantung pada bagian spesifik dari sistem endokrin yang terpengaruh, beberapa gejala dapat digolongkan menjadi: 1. Diabetes Mellitus Gangguan endokrin yang paling umum adalah diabetes mellitus, yang terjadi apabila pankreas tidak menghasilkan insulin yang cukup atau tubuh tidak dapat menggunakan insulin yang tersedia dengan optimal. Gejala diabetes dapat meliputi: •

Haus atau lapar yang berlebih



Kelelahan



Sering buang air kecil



Mual dan muntah



Kenaikan atau penurunan berat badan yang tidak disertai alasan



Perubahan pada penglihatan.

2. Hipertiroidisme Hipertiroidisme adalah kondisi yang ditandai dengan kelenjar tiroid yang overaktif. Gejala umum dari hipertiroidisme meliputi: •

Diare



Kesulitan tidur



Kelelahan



Goiter



Intoleransi terhadap panas



Mudah marah dan perubahan mood



Detak jantung yang cepat (takikardia)



Tremor



Penurunan berat badan tanpa penyebab



Kelemahan.

3.

Hipotiroidisme

Hipotiroidisme merupakan kondisi di mana tiroid underaktif dan menghasilkan terlalu sedikit hormon tiroid. Gejala umum dari hipotiroidisme meliputi: •

Intoleransi terhadap dingin



Sembelit



Menurunnya produksi keringat



Rambut kering



Kelelahan



Goiter



Nyeri pada sendi dan otot



Periode menstruasi yang terlewat



Detak jantung yang melambat



Muka membengkak



Kenaikan berat badan.

Penyebab Gangguan endokrin biasanya dikelompokkan dalam 2 kategori: •

Kelenjar menghasilkan terlalu banyak atau terlalu sedikit hormon

endokrin, yang disebut ketidakseimbangan hormon •

Pembentukan luka (seperti bintil atau tumor) pada sistem endokrin, yang

dapat atau tidak mempengaruhi kadar hormon.

Faktor-faktor risiko Ada banyak faktor risiko yang membuat Anda mengalami gangguan endokrin, yaitu: •

Meningkatnya kadar kolesterol



Riwayat keluarga dengan gangguan endokrin



Inaktivitas



Riwayat penyakit terhadap gangguan autoimun



Pola makan yang buruk



Kehamilan (pada kasus seperti hipotiroidisme)



Operasi, trauma, infeksi atau cedera serius yang baru saja terjadi.

Diet pada Macam-macam Penyakit Endokrin 1. DIET PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS Diet diabetes mellitus merupakan pengaturan pola makan bagi penderita diabetes mellitus berdasarkan jumlah, jenis, dan jadwal pemberian makanan (Sulistyowati, Lilis, 2011).  Tujuan dan Syarat Diet Tujuan utama yang diharapkan dari pengaturan diet ini adalah untuk membantu pasien memperbaiki kebiasaan makan dan olahraga untuk mendapatkan kontrol metabolik yang lebih baik. Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, maka diet yang diberikan harus memenuhi syarat sebagai berikut: a.

Jumlah energi diberikan sesuai dengan kebutuhan berdasarkan umur,

jenis kelamin, tinggi badan, aktivitas fisik, proses pertumbuhan, dan kelainan metabolik. b.

Jumlah karbohidrat disesuaikan dengan kesanggupan tubuh untuk

menggunakannya,

yaitu

berkisar

60



70%

dari

total

konsumsi.

Makanan/minuman yang mengandung gula dibatasi, dan digunakan jenis karbohidrat kompleks/makanan yang berserat. c.

Protein berkisar 12 – 20%, dan digunakan protein yang bernilai

biologi tinggi (nilai cernanya tinggi).

Lemak berkisar antara 20 – 25%, dan lemak jenuh serta kolestrol

d.

tidak dikonsumsi. e.

Vitamin dan mineral diberikan sesuai dengan kebutuhannya.

Makanan-makanan yang dianjurkan untuk dikonsumsi oleh penderita Diabetes Mellitus adalah: a.

Sumber Karbohidrat kompleks

Seperti beras/nasi, kentang, singkong, terigu, tapioka, gula, hunkue, makaroni, mie, bihun, roti, dan biskuit. b.

Protein Hewani

Ayam tanpa kulit, daging tanpa lemak, ikan, dan telur maksimal 2x/minggu. c.

Sayuran

Semua sayuran dianjurkan terutama yang berserat tinggi atau berwarna hijau seperti bayam, kangkung, daun singkong, dll. d.

Buah

Semua buah dianjurkan terutama yang berserat tinggi menurut jumlah yang sudah ditentukan.

Makanan-makanan yang tidak dianjurkan untuk dikonsumsi oleh penderita Diabetes Mellitus adalah: a.

Makanan dan minuman yang mengandung gula murni seperti gula pasir/gula

merah, susu kental manis, dodol, cake, selai, sirup, kue tart, jelly, dll. b.

Makanan yang digoreng dan menggunakan santan kental (mengandung

lemak jenuh).

c.

Makanan yang mengandung banyak garam seperti ikan asin, telur asin,

makanan yang diawetkan seperti saus, kecap, abon, sarden kaleng, buah kalengan, dll.

 PENGATURAN MAKANAN PADA DM TIPE I Waktu pemberian makanan untuk penderita yang medapat insulin jenis intermediate atau long acting harus disesuaikan dengan waktu saat insulin bekerja. Bila makanan terlambat diberikan, maka saat insulin bekerja, tidak ada makanan atau makanan kurang dari seharusnya, sehingga terjadi hipoglikemia

(kadar

gula

darah

kurang

dari

normal).Gejala-gejala

hipoglikemia antara lain gemetar, berkeringat, lelah, lapar, gampang tersinggung, bingung, detak jantung cepat sekali, pandangan kabur, nyeri kepala, tubuh kebas, atau kesemutan di sekitar mulut dan bibir, bahkan bisa kejang-kejang atau pingsan. Sebaliknya bila makanan terlalu banyak, tidak sesuai dengan jumlah insulin yang diberikan, maka akan terjadi hiperglikemia (kadar gula darah lebih dari normal). Seringkali, menu makanan yang tepat dan waktu makan yang teratur dapat mencegah problem-problem tersebut. Untuk mengurangi resiko terjadinya kardiovaskuler, makanan untuk semua penderita diabetes harus mempunyai kandungan lemak yang rendah. Kandungan lemak tidak boleh lebih dari 30% dari total energi dengan perbandingan antara asam lemak jenuh dan tak jenuh 1:1, dan kandungan kolesterol kurang dari 350 mg per hari. Penderita DM dianjurkan untuk mengkonsumsi serat dalam jumlah yang cukup. Serat dalam jumlah cukup akan menurunkan kecepatan absorpsi

karbohidrat serta menurunkan kadar lipid dalam serum, sehingga dapat menekan kenaikan kadar gula darah setelah makan. Selain itu juga dapat menekan kenaikan kadar kolesterol yang diekskresikan ke dalam usus dari empedu.

 PENGATURAN MAKANAN PADA DM TIPE II Pada penderita DM tipe II, pengaturan makanan merupakan hal yang sangat penting. Bila hasil pengaturan makanan tidak sesuai dengan yang diharapkan, diperlukan obat-obat hipoglikemia OAD (oral anti-diabetic) atau insulin. Mayoritas penderita DM tipe II mengalami obesitas, oleh karena itu tujuan utama dari pengaturan makanan adalah menurunkan berat badan ke berat badan ideal. Untuk itu penderita diberi diet rendah kalori atau rendah energi. Dengan diet rendah kalori, pada umumnya keadaaan hiperglikemia dapat diperbaiki. Pada beberapa penderita, pengurangan jumlah total energi waktu puasa dapat menormalkan kadar glukosa Penderita DM tipe II yang kurus tidak memerlukan pembatasan jumlah energi yang ketat. Akan tetapi, semua penderita diabetes tipe II harus mengurangi lemak dan kolesterol serta meningkatkan rasio asam lemak tak jenuh dengan asam lemak jenuh.

2. Diet pada Penyakit Hipertiroidisme Kebutuhan zat gizi pada penderita hipertiroidisme mencakup: a.

Menghindari konsumsi garam beryodium secara berlebihan

b.

Menghindari makanan yang beryodium tinggi seperti ubur- ubur, ganggang

laut, lumut. c.

Pilihlah makanan yang mengandung cukup karbohidrat dan lemak yang

berfungsi sebagai protein. d.

Konsumsi makanan yang mengandung suplemen alami yaitu yang

mengandung vitamin dan nutrisi seperti riboflavin, Lecithin dan thiamin. Diet yang diberikan pada penderita hipertiroidisme yaitu Diet Tinggi Kalori Tinggi Protein (TKTP), yang sering juga disebut dengan diet Energi Tinggi Protein Tinggi (ETPT) yaitu diet yang mengandung energi dan protein di atas kebutuhan normal (Almatsier, 2006). Diet ini diberikan dalam bentuk makanan biasa ditambah dengan makanan sumber protein tinggi seperti susu, telur, dan daging. Diet ini diberikan bila pasien telah mempunyai nafsu makan dan dapat menerima makanan lengkap. Pemberian diet TKTP ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan energi dan protein yang meningkat untuk mencegah dan mengurangi kerusakan jaringan tubuh serta untuk menambah berat badan hingga mencapai berat badan normal (Almatsier, 2006). Adapun syarat-syarat diet TKTP ini adalah energi tinggi, yaitu 40-45 kkal/kg BB; protein tinggi, yaitu 2,0-2,5 g/kg BB; lemak cukup, yaitu 10-25 % dari kebutuhan energi total; karbohidrat cukup, yaitu sisa dari kebutuhan energi total; vitamin dan mineral cukup sesuai kebutuhan normal; dan makanan diberikan dalam bentuk mudah cerna (Almatsier, 2006). Pemberian diet TKTP disesuaikan dengan jenis diet TKTP yang harus diberikan. Adapun jenis diet TKTP adalah berupa diet TKTP I dan diet TKTP II. Diet TKTP I dengan energi 2600 kkal dan protein 100 g (2 g/kg BB). Diet TKTP

II dengan energi 3000 kkal dan protein sebesar 125 g (2,5 g/kg BB). Indikasi pemberian diet TKTP ini adalah pada penderita hipertiroid. Bahan makanan sehari-hari adalah berupa makanan biasa ditambahkan dengan bahan makanan yang ditambahkan yaitu berupa susu, telur ayam, daging, formula komersial, dan gula pasir.

3. Diet pada Penyakit Hipotiroidisme Yodium merupakan komponen utama dari hormon tiroid. Oleh karena itu dianjurkan bagi orang dengan hipotiroidisme untuk mengkonsumsi makanan yang kaya yodium karena dapat membantu merangsang produksi hormon tiroid oleh kelenjar tiroid. Beberapa makanan yang kaya yodium misalnya keju cheddar, makanan laut seperti ikan laut, sushi, rumput laut, trifle, telur, dan mayones. Selain itu, gunakan garam beryodium saat memasak sebagai pengganti garam batu, untuk yodium tambahan. Makanan kaya serat juga dianjurkan bagi penderita hipotiroidisme. Makanan ini dapat membantu mengurangi berat badan, membantu buang air besar secara teratur, dan menurunkan kolesterol. Serat khususnya dapat menangani tiga gejala hipotiroidisme; kenaikan berat badan, sembelit, dan meningkatkan kolesterol serum. Contoh makanan kaya serat adalah sereal, oatmeals, sebagian besar buah dan sayuran, serta gandum. Mereka yang menderita tiroid kurang aktif di dalam dietnya juga harus menambahkan makanan kaya selenium. Nutrisi ini diperlukan untuk mengubah hormon tiroid tiroksin (T4), yaitu hormon yang paling banyak dalam

tubuh,

menjadi

triiodothyronine

(T3),

hormon

yang bentuk

fungsionalnya dinamis. Berbagai makanan yang kaya selenium misalnya kacang brazil, tuna, tiram, ikan pedang, ikan haring, kalkun, dan banyak lagi. Namun perlu diperhatikan bahwa asupan selenium yang berlebihan dapat menyebabkan keracunan. Oleh karena itu disarankan Anda mencatat konsumsi makanan jenis ini. Di sisi lain, ada beberapa makanan yang harus dihindari karena dapat mengganggu produksi tiroid. Makanan tersebut antara lain brokoli, kubis, kembang kol, kecambah, kale, bayam, lobak, kedelai, kacang tanah, biji rami, dan lain sebagainya.

Standar Operasional Prosedur (SOP) pada Penyakit Diabetes Mellitus a. Pengertian : Diabetes mellitus adalah gangguan endokrin yang terjadi apabila pankreas tidak menghasilkan insulin yang cukup atau tubuh tidak dapat menggunakan insulin yang tersedia dengan optimal. b. Tujuan : untuk membantu pasien memperbaiki kebiasaan makan untuk mendapatkan kontrol metabolik yang lebih baik. c. Alat dan Bahan : 1. Peralatan makan 2. Makanan yang sudah disiapkan untuk penderita diabetes mellitus 3. Air minum d. Persiapan Pasien : menjelaskan maksud dan tujuan tindakan yang akan dilakukan pada pasien e. Persiapan Lingkungan : menutup lingkungan dengan korden atau sketsel f. Pelaksanaan : -

Mencuci tangan

-

Mendekat alat dan bahan

-

Mengatur posisi pasien semi fowler

-

Mencuci tangan

-

Memberikan makanan pada pasien dengan menggunakan sendok

-

Memberikan minum

-

Mengatur posisi tidur pasien seperti semula

-

Membereskan alat

-

Mencuci tangan

Evaluasi : -

tanyakan keadaan pasien setelah tindakan Observasi

Standar Operasional Prosedur (SOP) pada Penyakit Hipertiroidisme a.

Pengertian : kondisi yang ditandai dengan kelenjar tiroid yang overaktif.

b. Tujuan : untuk membantu pasien memperbaiki kebiasaan makan untuk mendapatkan kontrol metabolik yang lebih baik. c. Alat dan Bahan : 4. Peralatan makan 5. Makanan yang sudah disiapkan untuk penderita diabetes mellitus 6. Air minum d. Persiapan Pasien : menjelaskan maksud dan tujuan tindakan yang akan dilakukan pada pasien e. Persiapan Lingkungan : menutup lingkungan dengan korden atau sketsel f. Pelaksanaan : -

Mencuci tangan

-

Mendekat alat dan bahan

-

Mengatur posisi pasien semi fowler

-

Mencuci tangan

-

Memberikan makanan pada pasien dengan menggunakan sendok

-

Memberikan minum

-

Mengatur posisi tidur pasien seperti semula

-

Membereskan alat

-

Mencuci tangan

Evaluasi : -

tanyakan keadaan pasien setelah tindakan Observasi

Standar Operasional Prosedur (SOP) pada Penyakit Hipotiroidisme a. Pengertian : kondisi di mana tiroid underaktif dan menghasilkan terlalu sedikit hormon tiroid. b. Tujuan : untuk membantu pasien memperbaiki kebiasaan makan untuk mendapatkan kontrol metabolik yang lebih baik. c. Alat dan Bahan : 7. Peralatan makan 8. Makanan yang sudah disiapkan untuk penderita diabetes mellitus 9. Air minum d. Persiapan Pasien : menjelaskan maksud dan tujuan tindakan yang akan dilakukan pada pasien e. Persiapan Lingkungan : menutup lingkungan dengan korden atau sketsel f. Pelaksanaan : -

Mencuci tangan

-

Mendekat alat dan bahan

-

Mengatur posisi pasien semi fowler

-

Mencuci tangan

-

Memberikan makanan pada pasien dengan menggunakan sendok

-

Memberikan minum

-

Mengatur posisi tidur pasien seperti semula

-

Membereskan alat

-

Mencuci tangan

Evaluasi : -

tanyakan keadaan pasien setelah tindakan Observasi

DAFTAR PUSTAKA

idbiodiversitas.com. 2016. Apa itu diet dan jenis diet berdasarkan penyakit, (Online),

(http://www.idbiodiversitas.com/2016/04/apa-itu-diet-tau-gak-sih-

diet-sangat.html), diakses 28 Juni 2018. hellosehat.com.

2017.

Apa

itu

gangguan

sistem

endokrin?,

(Online),

(https://hellosehat.com/penyakit/gangguan-sistem-endokrin/), diakses 28 Juni 2018. Ithaswar. 2013. Diet Untuk Penyakit Diabetes Melitus, (Online), (http://ithaaswar.blogspot.com/2013/06/diet-untuk-penyakit-diabetes-melitus.html), diakses 28 Juni 2018. doktermu.com.

2011.

Diet

untuk

Penderita

Hipotiroidisme,

(Online),

(http://doktermu.com/Diet/diet-untuk-penderita-hipotiroidisme.html), diakses 28 Juni 2018. Mardhatillah, W. 2013. Memahami Kebutuhan Zat Gizi dan Diet pada Hipotiroid dan Hipertiroid, (Online), (http:// wirdatimardhatillah. blogspot.com/2013/11 /memahami-kebutuhan-zat-gizi-dan-diet_8385.html), diakses 28 Juni 2018.

Related Documents


More Documents from "Sheisvi Noviaresika Putri"