Kelompok 6 Air.docx

  • Uploaded by: Slamet Raharja
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Kelompok 6 Air.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,039
  • Pages: 19
MAKALAH MKPBM II

MODEL PEMBELAJARAN AIR (AUDITORY,INTELLECTUALLY, AND REPETITION)

Dosen Pengampu: Luluk Faridah, M. Pd. Disusun Oleh: 1. M. Said Khmaidi 2. Ucik Zemi Ulfiyah 3. Eva rusdiana dewi

(14310052) (14310090) (14310029)

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS ISLAM DARUL ‘ULUM LAMONGAN 2015

BAB I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang Matematika sebagai mata pelajaran yang membekali siswanya untuk memiliki kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif serta mampu bekerja sama masih banyak kurang diminati oleh siswa. Dari beberapa hasil pengamatan penulis selama menjadi siswa matematika, dijumpai masih banyak teman yang takut, kurang senang dan menemui kesulitan dalam menghadapi pelajaran matematika. Tidak jarang pula dari mereka yang mengeluhkan bahwa matematika dianggapnya sebagi pelajaran yang membosankan, menjenuhkan ataupun banyak sebutan lain yang bernilai negatif. Meskipun dalam proses belajar mengajar sudah tercakup adanya komponen-komponen seperti model, strategi, pendekatan, metode, dan tehnik yang dikembangkan untuk meningkatkan minat siswa dalam belajar serta untuk mencapai tujuan utama pembelajaran yaitu adanya keberhasilan siswa dalam belajar dalam rangka pendidikan baik dalam suatu mata pelajaran maupun pendidikan pada umumnya, namun semua itu belum cukup untuk menghilangkan kesan negatif yang sudah melekat pada siswa. Kegiatan pembelajaran di sekolah menunjukkan bahwa banyak model pembelajaran dikembangkan, namun masih jarang digunakan dalam proses pembelajaran. Adanya kecenderungan untuk melaksanakan pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher centred) masih lebih dominan dilakukan daripada pembelajaran yang berpusat pada siswa (student oriented). Hal ini disebabkan adanya perasaan ribet atau terlalu banyak hal yang harus dipersiapkan ataupun kurangnya pengetahuan guru tentang model-model pembelajaran yang tepat untuk digunakan. Untuk mencapai tujuan pembelajaran yang optimal yang harus diingat oleh guru adalah tidak ada model pembelajaran yang paling tepat untuk segala situasi dan kondisi. Oleh karena itu, dalam memilih model pembelajaran yang tepat haruslah memperhatikan kondisi siswa, sifat materi bahan ajar, fasilitasmedia yang tersedia, dan kondisi guru itu sendiri. Sebagaimana kita ketahui bahwa matematika merupakan bahasa universal, sehingga dipelajari oleh setiap bangsa. Berkaitan dengan hal ini, jika kita bangsa Indonesia tidak ingin ketinggalan zaman kita harus ikut dengan arus 2

perkembangan pendidikan matematika di dunia internasional. Apalagi apabila kita ingin berpartisipasi aktif di dunia internasional.3 Suatu bangsa yang menguasai matematika dengan baik akan mampu bersaing dengan bangsa lain. Dapat dikatakan bahwa matematika memiliki peranan besar sebagai alat latihan otak agar dapat berpikir logis, analitis, dan sistematis sehingga mampu membawa seseorang, masyarakat ataupun suatu bangsa menuju keberhasilan. Model pembelajaran AIR merupakan pembelajaran yang tidak lagi terpusat pada guru tetapi kepada siswa. Pembelajaran yang diawali dengan presentasi materi pelajaran oleh guru yang selanjutnya dilakukan pembagian kelompok sejumlah 5 atau 6 siswa. Perbedaan presentasi materi pada pembelajaran AIR dengan pembelajaran biasa yaitu pada pembelajaran AIR presentasi yang dilakukan berupa penjelasan sekilas tentang pelajaran yang hendak dipelajari kemudian untuk pendalaman materi pada diskusi kelompok. Siswa yang sudah paham membantu temannya yang belum paham sehingga diharapkan pemahaman siswa akan lebih mengena. Dalam proses pembelajarannya, siswa mengerjakan LKS secara bersama-sama dalam kelompok dan saling membantu. Kegiatan pembelajaran ini memberikan kesempatan bagi siswa untuk saling bertukar pendapat, bekerja sama dengan teman, berinteraksi dengan guru dan dapat merespon siswa lainnya. Pada bagian proses pembelajaran selanjutnya siswa diberikan kesempatan mempresentasikan tentang pelajaran yang sudah dipelajari. Peran guru dalam pembelajaran ini yaitu sebagai fasilitator. Proses pembelajaran akan berlangsung secara mandiri yang berpusat pada siswa, sehingga siswa akan lebih memahami konsep materi pembelajaran, siswa tidak hanya hafal konsep tetapi juga dapat menerapkan konsep dan lebih termotivasi untuk belajar. 1.2 Rumusan Masalah a) Apa pengertian Model Pembelajaran AIR (Auditory, Intellectually, And Repetition)? b) Bagaimana langkah-langkah Pembelajaran AIR (Auditory, Intellectually, And Repetition)? c) Apakah penggunaan Model Pembelajaran AIR (Auditory, Intellectually, and Repetiition) lebih efektif daripada pembelajaran konvensional terhadap motivasi belajar siswa ? 1.3 Tujuan Tujuan kali ini tidak terlepas dari latar belakang, identifikasi masalah, maupun rumusan masalah. Adapun tujuan yang ingin dicapai adalah :

3

a) Mengetahui pengertian Model Pembelajaran AIR (Auditory, Intellectually, And Repetition). b) Mengetahui langkah-langkah Pembelajaran AIR (Auditory, Intellectually, And Repetition) c) Mengetahui efektivitas penggunaan model pembelajaran AIR (Auditory, Intellectually, And Repetition)

4

BAB II PEMBAHASAN A. Model Pembelajaran 1. Pengertian Model Pembelajaran Model pembelajaran merupakan salah satu pendekatan yang digunakan oleh guru untuk mencapai keberhasilan dalam kegiatan pembelajaran. Menurut Komalasari (2010: 57) model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Arends (dalam Trianto, 2009: 22) menyatakan istilah model pengajaran mengarah pada suatu pendekatan pembelajaran tertentu termasuk tujuannya, sintaksnya, lingkungannya, dan sistem pengelolaannya. Sedangkan soekamto dkk (dalam trianto 2009: 22 ) mengungkapkan bahwa model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar mengajar. Kemudian menurut Suprihatiningrum (2013: 145), model pembelajaran merupakan suatu rancangan yang di dalamnya menggambarkan sebuah proses pembelajaran yang dapat dilaksanakan oleh guru dalam mentransfer pengetahuan maupun nilai-nilai kepada siswa. Penulis menyimpulkan bahwa model pembelajaran adalah kerangka kontekstual mengenai prosedur pembelajaran yang bersumber secara sistematis sebagai pedoman dalam perencanan dan melaksanakan pembelajaran yang dapat dilaksanakan oleh guru dalam mentransfer pengetahuan maupun nilai-nilai kepada siswa. 2. Model Pembelajaran Auditory Intellectually Repetition (AIR) a. Pengertian Model Pembelajaran AIR Huda (2003: 289) berpendapat bahwa model pembelajaran AIR ini mirip dengan Somatic, Auditory, Visualitation, Intelectually (SAVI) dan Visualitation, Auditory, Kinestetic (VAK). Perbedaannya hanya terletak pada repetisi yaitu pengulangan yang bermakna pendalaman, perluasan, pemantapan dengan cara siswa dilatih melalui pemberian tugas atau kuis. Menurut Suherman (dalam Humaira, 2012: 18): AIR adalah singkatan dari Auditory, Intelectually and Repetition. Pembelajaran seperti

5

ini menganggap bahwa akan efektif apabila memperhatikan tiga hal tersebut. Auditory yang berarti bahwa indera telinga digunakan dalam belajar dengan cara mendengarkan, menyimak, berbicara, persentasi, argumentasi, mengemukakan pendapat dan menanggapi. Intectual berpikir yang berarti bahwa kemampuan berpikir perlu dilatih melalui latihan bernalar, mencipta, memecahkan masalah, mengkonstruksi dan menerapkan. Repetition yang berarti pengulangan, agar pemahaman lebih mendalam dan lebih luas, siswa perlu dilatih melalui pengerjaan soal, pemberian tugas atau kuis. Berikut adalah penjelasan dari masing-masing tahap dalam model pembelajaran AIR: 1) Auditory Auditory berarti belajar dengan melibatkan pendengaran. Mendengar merupakan salah satu aktivitas belajar, karena tidak mungkin informasi yang disampaikan secara lisan oleh guru dapat diterima dengan baik oleh siswa jika tidak melibatkan indera telinganya untuk mendengar. Sarbana (dalam Humaira, 2012: 19) mengartikan auditory sebagai salah satu modalitas belajar, yaitu bagaimana kita menyerap informasi saat berkomunikasi ataupun belajar dengan cara mendengarkan. Sedangkan Meier (dalam Huda, 2003: 289) pernah menyatakan bahwa pikiran auditoris lebih kuat daripada yang kita sadari. Telinga terus menerus menangkap dan menyimpan informasi auditoris, bahkan tanpa disadari. Ketika telinga menangkap dan menyimpan informasi, beberapa area penting di otak menjadi aktif. Dalam hal ini guru diharapkan mampu memberikan bimbingan pada siswa agar pemanfaatan indera telinga dalam pembelajaran dapat berkembang secara optimal sehinga interkoneksi antara telinga dan otak bisa dimanfaatkan secara maksimal. 2) Intellectually Intellectually berarti menunjukkan apa yang dilakukan siswa dalam pikiran mereka secara internal ketika mereka menggunakan kecerdasan untuk merenungkan suatu pengalaman, menciptakan hubungan, makna, rencana, dan nilai dari pengalaman tersebut (Meier dalam Huda, 2003:290). Belajar intelektual adalah bagian untuk merenung, menciptakan, memecahkan masalah dan membangun makna. Aspek intelektual dalam belajar akan terlatih jika guru mengajak siswa terlibat dalam aktivitasaktivitas intelektual seperti (1) memecahkan masalah (2) menganalisis pengalaman (3) mengerjakan perencanaan strategis (4) melahirkan

6

gagasan kreatif (5) mencari dan menyaring informasi (6) merumuskan pertanyaan (7) menciptakan modal mental (8) menerapkan gagasan baru pada pekerjaan; (9) menciptakan makna pribadi; dan (10) meramalkan implikasi suatu gagasan (Meier dalam Huda, 2003:91) 3) Repetition Repetition yaitu pengulangan yang bermakna pendalaman, perluasan, pemantapan siswa dengan cara memberinya tugas atau kuis. Bila guru menjelaskan suatu unit pelajaran, itu perlu diulang-ulang. Karena ingatan siswa tidak selalu tetap dan mudah lupa, maka perlu dibantu dengan mengulangi pelajaran yang sedang dijelaskan. Huda (2003: 292) mengungkapkan pelajaran yang diulang akan memberikan tanggapan yang jelas dan tidak mudah dilupakan, sehingga dapat digunakan oleh siswa untuk memecahkan masalah. Ulangan dapat diberikan secara teratur, pada waktu-waktu tertentu, atau setelah tiap unit diberikan, maupun secara insidental jika dianggap perlu (Slamet dalam Huda, 2003: 292). Suherman dan Winataputra (dalam Humaira, 2012: 21) menjelaskan bahwa pengulangan yang akan memberikan dampak positif adalah pengulangan yang tidak membosankan dan disajikan dalam metode yang menarik. Menurut Herdian (dalam Windi_Oktivia, wordpress.com.2012) mengemukakan bahwa, Ada beberapa jenis kegiatan yang dilakukan dalam AIR, yaitu sebagai berikut. a) Membentuk pembelajaran kelompok dan diskusi Pada kegiatan ini siswa dapat saling menukar informasi yang didapatnya dan siswa dapat mengeluarkan ide mereka secara verbal atau guru mengajak siswa membicarakan tentang apa yang dipelajari, diantaranya menterjemahkan pengalaman mereka dengan suara, mengajak mereka berbicara saat memecahkan masalah, membuat model, mengumpulkan informasi, dan sebagainya sehingga mereka akan melahirkan gagasan yang kreatif. b) Memecahkan masalah Pada kegiatan ini ada beberapa hal yang dilakukan siswa dalam mengerjakan perencanaan strategis untuk menyelesaikan soal,pertanyaan, membuat model dan menyelesaikan soal yaitu mencari dan menyaringinformasi, merumuskan dengan menerapkan seluruh gagasan pada pekerjaan. c) Melakukan presentasi Pada kegiatan ini siswa diminta untuk mempresentasikan hasil pekerjaan yang telah mereka diskusikan tadi. Siswa

7

diharapkan dapat memikirkan bagaimana cara mereka untuk menerapkan informasi dalam presentasi tersebut sehingga mereka dapat meningkatkan kemampuan mereka dalam memecahkan masalah. Kemudian siswa yang lain menanggapi hasil diskusi kelompok lain sehingga terjadi diskusi antar seluruh siswa dan guru akan membantu jika siswa mengalami kesulitan. d) Melakukan repetisi Pada kegiatan ini guru melakukan repetisi kepada seluruh siswa tetapi bukan secara berkelompok melainkan secara individu. Repetisi yaitu pengulangan yang bermakna pendalaman, perluasan, pemantapan dengan cara siswa dilatih melalui pemberian tugas atau kuis. Prestasi belajar siswa ditentukan oleh berbagai faktor, satu diantarannya yang dominan ditentukan oleh pemilihan model pembelajaran oleh guru. Model pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan materi pelajaran sangat mendukung dari keberhasilan proses kegiatan belajar. Dalam penelitian ini dengan menggunakan model pembelajaran AIR, dapat meningkatkan hasil belajar. Setelah siswa melalui tahapan-tahapan dari auditory mendengarkan dan melihat penjelasan guru, dalam diskusi kelompok, mengemukakan pendapat dan menanggapi argumen dengan intellectualy,maka sebagai penutup yaitu sebuah pengulangan atau repetition, dimana peserta didik diberikan sebuah tugas atau kuis yang dikerjakan secara individu guna meningkatkan hasil belajar.

8

Kondisi awal Guru belum menggunakan variasi model pembelajaran sehingga pembelajaran terkesan monoton dan tidak rendahnya hasil belajar siswa.

Tindakan yaitu berupa penerapan model pembelajaran AIR: 1. Tahap Auditory 2. Tahap Intellectually 3. Tahap Repetition yang dikaitkan dengan pendekatan scientific.

Kondisi akhir Meningkatnya keberhasilan belajar siswa pada aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan siswa.

b. Langkah-langkah Model Pembelajaran AIR Adapun Langkah-langkah pembelajaran AIR menurut Meirawati(dalam Humaira, 2012: 21-22) yaitu: Tahap Auditory 1. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok kecil. 2. Guru membagikan LKS (Lembar Kerja Siswa) kepada siswa untuk dikerjakan secara kelompok. 3. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai soal LKS yang kurang dipahami. Tahap Intelectually 1. Guru membimbing kelompok belajar siswa untuk berdiskusi dengan rekan dalam satu kelompok sehingga dapat menyelesaikan LKS. 2. Guru memberi kesempatan kepada beberapa kelompok untuk mempresentasikan hasil kerjanya. 3. Guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk bertanya dan mengemukakan pendapatnya. Tahap Repetition 1. Memberikan latihan soal individu kepada siswa. 2. Dengan diarahkan guru, siswa membuat kesimpulan secara lisan tentang materi yang telah dibahas.

9

c. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran AIR Setiap model pembelajaran memiliki kelebihan dan kelemahan seperti halnya pada model pembelajaran AIR. Widi Oktavia (Wordpress.com.2012) menyatakan yang menjadi kelebihan dari model pembelajaran AIR adalah sebagai berikut. 1) melatih pendengaran dan keberanian siswa untuk mengungkapkan pendapat (Auditory). 2) Melatih siswa untuk memecahkan masalah secara kreatif (Intellectually). 3) melatih siswa untuk mengingat kembali tentang materi yang telah dipelajari (Repetition). 4) Siswa menjadi lebih aktif dan kreatif. Sedangkan yang menjadi kelemahan dari model pembelajaran AIR adalah terdapat tiga aspek yang harus diintegrasikan yakni auditory, intellectually, repetition sehingga secara sekilas pembelajaran ini membutuhkan waktu yang lama. Tetapi, hal ini dapat diminimalisir dengan cara pembentukan kelompok pada aspek auditory dan intellectually.

10

BAB III PENUTUP 1.4 Simpulan Pada pembelajaran air condong pada prestasi belajar siswa ditentukan oleh berbagai faktor, satu diantarannya yang dominan ditentukan oleh pemilihan model pembelajaran oleh guru. Model pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan materi pelajaran sangat mendukung dari keberhasilan proses kegiatan belajar. Dalam penelitian ini dengan menggunakan model pembelajaran AIR, dapat meningkatkan hasil belajar. Setelah siswa melalui tahapan-tahapan dari auditory mendengarkan dan melihat penjelasan guru, dalam diskusi kelompok, mengemukakan pendapat dan menanggapi argumen dengan intellectualy,maka sebagai penutup yaitu sebuah pengulangan atau repetition, dimana peserta didik diberikan sebuah tugas atau kuis yang dikerjakan secara individu guna meningkatkan hasil belajar.

11

DAFTAR PUSTAKA

12

LAMPIRAN 1 RPP (RENCANA PELAKNAAN PEMBELAJARAN) A. Nama Sekolah SMP ... B. Mata Pelajaran Matematika C. Kelas/Semester VIII/genap D. Standar Kompetensi Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian-bagiannya, serta menentukan ukurannya E. Kompetensi Dasar Menghitung luas permukaan dan volume kubus, balok, limas, dan prisma. F. Indikator Pencapaian Kompetensi Menghitung luas permukaan dan volume bangun ruang. G. Kemampuan prasyarat » Pertemuan ke-1 dan ke-2. 1. Siswa dapat menyebutkan sifat-sifat sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian-bagiannya, 2. Siswa dapat menyebutkan konsep sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian-bagiannya,. » Pertemuan ke-3 1. Siswa dapat menyebutkan rumus luas maupun permukaan kubus, balok, prisma, limas, dan bagian-bagiannya,. . H. Langkah pembelajaran

13

NO

Kegiatan

Tahapan AIR

Waktu

Kegiatan Pendahuluan auditory

5’

a. Guru membagikan handout kepada siswa auditory untuk dipelajari b. Guru menjelaskan materi sesuai handout tentang menghitung luas permukaan dan volume kubus secara garis besar c. Siswa mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru d. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untu menanyakan materi yang belum jelas, jika ada maka guru menerangkan kembali secara ringkas e. Siswa menanyakan materi yang belum jelas

20

a. Guru memulai pelajaran dengan salam b. Siswa menjawab salam c. Guru menyampaikan apersepsi dengan tanya jawab kepada siswa untuk mengingat pelajaran yang lalu mengenai jaring-jaring kubus Apersepsi : Apa yang kalian ketahui tentang jaring-jaring kubus? (Jaring-jaring kubus merupakan rangkaian 6 buah persegi yang kongruen, tetapi rangkaian 6 buah persegi yang kongruen belum tentu merupakan jaring-jaring kubus) d. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran Kegiatan Inti

f. Guru memberikan latihan soal Contoh : Sebuah kotak berbentuk kubus dengan panjang sisi 6 cm. Hitunglah luas permukaan dan volume kubus! Penyelesaian:

14

Diketahui : s = 6 cm Ditanya : L dan V kubus? Jawab : 2 L=6s 2 =6x6 2 = 196 cm 3 V=s 3 =6 3 = 196 cm 2 Jadi luas permukaan kubus =196 cm dan volume 3 kubus =196 cm  Setelah semua siswa paham, guru membagi siswa menjadi 6 kelompok, @ 5 atau 6 siswa yang mempunyai kemampuan akademik yang berbeda  Siswa berkumpul sesuai kelompok yang telah  ditentukan oleh guru  Guru membagikan LKS pada masingmasing  Kelompok  Siswa berdiskusi dan bekerja sama sesuai kelompoknya dalam menyelesaikan soal latihan yang diberikan guru  Guru memantau setiap kelompok dengan berkeliling dan memberi arahan kepada kelompok yang mengalami kesulitan  Guru mengingatkan siswa yang telah paham dalam menyelesaikan soal, membantu teman kelompoknya yang

15

mengalami kesulitan  Salah satu siawa dalam kelompok maju ke depan untuk mempresentasikan hasil diskusi (perwakilan 1 atau 2 kelompok)  Siswa memperhatikan presentasi dari temannya dengan baik  Siswa diberi kesempatan untuk bertanya, mengemukakan pendapat, menanggapi atau member komentar terhadap presentasi temannya  Guru membahas dan menegaskan hasil pekerjaan siswa a. Guru menyediakan beberapa soal kemudian dimasukkan dalam amplop, jumlah dan jenisnya sama masing-masing kelompok b. Guru membagikan amplop kepada masingmasing kelompok c. Masing-masing kelompok berdiskusi untuk mencari jawabannya bersama anggota kelompoknya d. Masing-masing kelompok berlomba-lomba untuk cepat dan benar dalam menjawab soal yang telah diberikan Guru memberikan penghargaan kepada kelompok berdasarkan skor perhitungan yang diperoleh masing-masing kelompok Kegiatan Penutup

Repetition

20

a. Guru membantu siswa menarik kesimpulan dari materi yang baru dipelajari b. Guru mengingatkan siswa untuk mempelajari materi selanjutnya yaitu tentang menghitung luas permukaan dan volume balok c. Guru menutup pelajaran dengan mengucap salam d. Siswa menjawab salam I. Tujuan pembelajaran

16

Setelah selesai mengikuti kegiatan pembelajaran diharapkan siswa dapat: Siswa dapat menghitung luas permukaan dan volume bangun ruang J. Sumber/Bahan dan Media pembelajaran 1. Buku Matematika Jilid VIII dari Direktorat PLP, Depdiknas, 2004. 2. Buku Matematika untuk SMP kelas VIII. 3. Lembar Kerja Siswa. 4. Bahan Kuis. 5. Bahan pengecekan kemampuan prasyarat. K. Penilaian Tehnik

: kuis dan tes tulis

Bentuk instrument

: uraian

Contoh instrument : sebuah kotak berbentuk balok dengan panjang 8 cm, lebar 4 cm dan tinggi 12 cm. hitunglah luas permukaan dan volume balok tersebut ! Pedoman penilaian Nilai = ______________ 100 %

17

LAMPIRAN 2 LKS (Lembar Kerja Siswa)

Luas permukaan balok

Gambar 2.1 Kerangka Baalok Untuk menentukan luas permukaan balok, perhatikan Gambar 2.1. Balok pada Gambar 2.1 mempunyai tiga pasang sisi yang tiap pasangnya sama dan sebangun, yaitu (a) sisi ABCD sama dan sebangun dengan sisi EFGH; (b) sisi ADHE sama dan sebangun dengan sisi BCGF; (c) sisi ABFE sama dan sebangun dengan sisi DCGH. Akibatnya diperoleh luas permukaan ABCD = luas permukaan EFGH = p x l luas permukaan ADHE = luas permukaan BCGF = l x t luas permukaan ABFE = luas permukaan DCGH= p x t Dengan demikian, luas permukaan balok sama dengan jumlah ketiga pasang sisi yang saling kongruen pada balok tersebut. Luas permukaan balok dirumuskan sebagai berikut. L = 2(p x l) + 2(l x t) + 2(p x t) = 2{(p x l) + (l x t) + (p x t)} dengan L = luas permukaan balok, p = panjang balok,l = lebar balok,t = tinggi balok Contoh soal Sebuah balok berukuran (6 x5 x4) cm. Tentukan luas permukaan balok. Penyelesaian:

18

Balok berukuran (6 x5 x4) cm artinya panjang = 6 cm, lebar = 5 cm, dan tinggi 4 cm. Luas permukaan balok = 2{(p xl) + (l xt) + (p xt)} = 2{(6 x5) + (5 x4) + (6 x4)} = 2(30 + 20 + 24) = 148 cm2 Jadi, luas permukaan balok = 148 cm2 volume balok menunjukkan sebuah balok satuan dengan ukuran panjang = 4 satuan panjang, lebar = 2 satuan panjang, dan tinggi = 2 satuan panjang. Volume balok = panjang kubus satuan xlebar kubus satuan xtinggi kubus satuan = (4 x2 x2) satuan volume = 16 satuan volume Jadi, volume balok (V) dengan ukuran (p xl x t) dirumuskan sebagai berikut. Contoh soal Volume sebuah balok 120 cm3.Jika panjang balok 6 cm dan lebar balok 5 cm, tentukan tinggi balok tersebut. Penyelesaian: Misalkan panjang balok = p = 6 cm, lebar balok = l = 5 cm, dan tinggi balok = t. Volume balok = p xl xt 120 = 6 x5 xt 120 = 30 xt t =4 Jadi, tinggi balok tersebut adalah 4 cm.

19

Related Documents

Kelompok 6
November 2019 33
Kelompok 6
December 2019 36
Rpp Kelompok 6.docx
June 2020 21
Kelompok Hepatitis {6}.pptx
December 2019 16

More Documents from "Merin Sport"

Mind Mapping Kel 4.docx
December 2019 16
Take And Give Kel 8.docx
December 2019 16
Ta'lim Usbn.docx
December 2019 225
Format_aswaja.docx
December 2019 12
Kelompok 6 Air.docx
December 2019 12