Kelompok 5 Permintaan Pariwisata .docx

  • Uploaded by: Oming Kun
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Kelompok 5 Permintaan Pariwisata .docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,485
  • Pages: 8
BISNIS PARIWISATA BAB 5 Permintaan Pariwisata

Kelompok 5 [Kelas K] :

Ni Made Dita Puspitayanti

(03) / 1602622010634

Ni Komang Dwi Mirandani

(07) / 1602622010638

Ni Putu Tiwi Ari Andani

(15) / 1602622010646

I Gedes Agus Okayana

(16) / 1602622010647

I Made Dwipayana

(27) / 1602622010658

Ni Komang Ayu Tri Astuti

(29) / 1602622010660

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR 2018/2019

5.1. Sifat Permintaan Pariwisata Permintaan pariwisata adalah jumlah total dari orang yang melakukan perjalanan untuk menggunakan fasilitas dan pelayanan wisata di tempat yang jauh dari tempat tinggal dan tempat kerja (Mulyana, 2009). Permintaan pariwisata berpengaruh terhadap semua sektor perekonomian, perorangan (individu), Usaha Kecil Menengah, perusahaan swasta, dan sektor pemerintah (Sinclair dan Stabler, 1997). Permintaan dalam kepariwisataan (tourist demand) dapat dibagi menjadi dua, yaitu a. Potential demand Yang dimaksud dengan potential demand adalah sejumlah orang yang berpotensi untuk melakukan perjalanan wisata karena memiliki waktu luang dan tabungan yang relatif cukup. b. Actual demand Actual demand adalah orang-orang yang sedang melakukan perjalanan wisata pada suatu daerah tujuan wisata tertentu. Menurut Yoeti (2008) terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi permintaan pariwisata antara lain sebagai berikut: 1. General Demand Factors Secara umum permintaan terhadap barang dan jasa industri pariwisata tergantung pada hal-hal sebagai berikut: a. Purchasing power Kekuatan untuk membeli banyak ditentukan oleh disposible income yang erat kaitannya dengan tingkat hidup dan intensitas perjalanan yang dilakukan. Semakin besar pendapatan yang bebas digunakan akan semakin besar kemungkinan perjalanan yang diinginkan. b. Demographic structure and trends Besarnya jumlah penduduk dan pertumbuhan penduduk akan mempengaruhi permintaan terhadap produk industri pariwisata. Negara yang memiliki penduduk banyak tetapi pendapatan perkapitanya kecil akan memiliki kesempatan kecil untuk melakukan perjalanan wisata. Faktor lain adalah struktur usia penduduk. Penduduk yang masih muda dengan pendapatan rata-rata relatif tinggi akan lebih besar pengaruhnya dibanding denngan penduduk yang berusia pensiun.

c. Sosial and cultural factors Industrialisasi tidak hanya menghasilkan struktur pendapatan masyarakat relatif tinggi, juga meningkatkan pemerataan pendapatan dalam masyarakat sehingga memungkinkan

memiliki

kesempatan

melakukan

perjalanan

wisata

untuk

menghilangkan kejenuhan bekerja, menghilangkan stres, sehingga melakukan rekreasi sudah merupakan keharusan. d. Travel motivations and attitudes Motivasi untuk melakukan perjalanan wisata sangat erat hubungan dengan kondisi sosial dan budaya masyarakatnya. Masih eratnya hubungan kekeluargaaan masyarakat dan sering melakukan saling berkunjung membuat perjalanan akan sering dilakukan dan tentunya akan meningkatkan permintaan untuk melakukan perjalanan wisata. e. Opportunities to travel and tourism marketing intensity Adanya insentif untuk melakukan perjalanan wisata akan meningkatkan perjalanan wisata ke seluruh dunia seperti meeting, incentif, convention and exhibition (MICE). Kesempatan untuk melakukan perjalanan wisata tidak hanya karena biaya perjalanan ditanggung perusahaan, juga memberi kesempatan kepada keluarga ikut melakukan perjalanan wisata, anak dan istri mendampingi suami dalam berpartisipasi dalam suatu konferensi tertentu. 2. Factors Determining Specific Demand Faktor-faktor yang akan mempengaruhi permintaan khusus terhadap daerah tujuan wisata tertentu yang akan dikunjungi ditentukan oleh beberapa faktor yaitu: a. Harga Pada kebanyakan industri jasa, harga biasanya menjadi masalah kedua karena yang terpenting adalah kualitas yang harus disesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan sesuai dengan waktu yang diinginkan. Dalam kepariwisataan sudah biasa dilakukan price differentiation secara umum sebagai suatu strategi dalam pemasaran. b. Daya tarik wisata Keputusan untuk melakukan perjalanan lebih banyak menyangkut pemilihan daerah tujuan wisata. Pemilihan ini ditentukan oleh daya tarik yang terdapat di daerah yang akan dikunjungi. c. Kemudahan berkunjung Aksesibilitas ke daerah tujuan wisata yang akan dikunjungi banyak mempengaruhi pilihan wisatawan, wisatawan menginginkan tersedianya macam-macam transportasi yang dapat digunakan dengan harga yang bervariasi. Karena biaya transportasi akan

mempengaruhi biaya perjalanan secara keseluruhan. Tersedianya prasarana yang memadai akan menjadi pilihan seperti bandara yang nyaman dan bersih, jalan yang tidak berlubang-lubang menuju obyek wisata, tersedianya tenaga listrik dan air bersih. d. Informasi dan layanan sebelum kunjungan Wisatawan biasanya memerlukan pre-travel service didaerah tujuan wisata yang mereka kunjungi dan tersedia tourist information service yang dapat menjelaskan tempat-tempat yang akan dikunjungi wisatawan, kendaraan yang digunakan, waktu perjalanan dan keperluan yang dibutuhkan. e. Citra Wisatawan memiliki kesan dan impian tersendiri tentang daerah tujuan wisata yang akan dikunjungi. Citra dari daerah tujuan wisata akan mempengaruhi permintaan wisata daerah tersebut.

5.2. Perilaku Konsumen dalam Pariwisata Perilaku konsumen adalah proses dan aktivitas ketika seseorang berhubungan dengan pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan, serta pengevaluasian produk dan jasa demi memenuhi kebutuhan dan keinginan. Perilaku konsumen merupakan hal-hal yang mendasari konsumen untuk membuat keputusan pembelian. Konsumen adalah seseorang yang menggunakan barang atau jasa. Konsumen diasumsikan memiliki informasi atau pengetahuan yang sempurna berkaitan dengan keputusan konsumsinya. Mereka tahu persis kualitas barang, kapasitas produksi, teknologi yang digunakan dan harga barang di pasar. Mereka mampu memprediksi julah penerimaan untuk suatu periode konsumsi. Berikut ini adalah wujud dari konsumen: 1. Personal Consumer Konsumen ini membeli atau menggunakan barang atau jasa untuk penggunaannya sendiri. 2. Organizational Consumer Konsumen ini membeli atau menggunakan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan dan menjalankan organisasi tersebut. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen yang harus dicermati oleh seorang pengusaha, antar lain:

1) Faktor lingkungan yang melingkupi konsumen, baik lingkungan keluarga, pendidikan dan lingkungan sosial. Lingkungan adalah salah satu elemen yang mempunyai pengaruh besar bagi perilaku konsumen. Hal ini karena terkait dengan kebiasaan bangsa Indonesia yang dalam kehidupannya seringkali mengikuti tren kelompok. 2) Perlunya pengusaha memperhatikan sumber daya konsumen, seperti waktu luang yang dimiliki, perhatian terhadap produk yang beredar serta kekuatan daya beli masyarakat. Faktor yang juga patut dijadikan pertimbangan adalah sikap dan gaya hidup dari konsumen yang ingin dituju pengusaha dalam memproduksi barang dan jasa. 3) Situasi psychologis yang melingkupi saat peluncuran produk dan jasa kepada costumer. Disinilah pentingnya pengusaha untuk mampu mengelola informasi yang komprehensif tentang perilaku konsumen beserta perubahan yang terjadi. Ini penting, jika costumer karena kondisi psychologisnya, seringkali berubah sikap dan perilakunya dalam mengkonsumsi suatu produk dan jasa yang ditawarkan. 4) Faktor lainnya yang juga harus mendapat perhatian pengusaha adalah pandangan agama atas produk dan jasa yang diluncurkan. Di Indonesia yang terkenal agamis, penting memperhatikan ini, karena kalau dalam pandangan agama terdapat kandungan yang dilarang dalam produk sudah pasti akan terjadi penolakan besar-besaran di masyarakat.

5.3. Tipe Variabel-Variabel yang Mempengaruhi Permintaan Pariwisata Menurut Medlik, 1980 (dalam Ariyanto, 2005), faktor-faktor utama dan faktor lain yang mempengaruhi permintaan pariwisata dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Harga Harga yang tinggi pada suatu daerah tujuan wisata akan memberikan imbas atau timbalbalik pada wisatawan yang akan bepergian, sehingga permintaan wisatapun akan berkurang begitu pula sebaliknya. b. Pendapatan Apabila pendapatan suatu negara tinggi, kecenderungan untuk memilih daerah tujuan wisata sebagai tempat berlibur akan semakin tinggi dan bisa jadi calon wisatawan membuat sebuah usaha pada Daerah Tujuan Wisata jika dianggap menguntungkan. c. Sosial Budaya Dengan adanya sosial budaya yang unik dan bercirikan atau berbeda dari apa yang ada di negara calon wisata berasal maka, peningkatan permintaan terhadap wisata akan tinggi.

Hal ini akan membuat sebuah keingintahuan dan penggalian pengetahuan sebagai khasanah kekayaan pola pikir budaya wisatawan. d. Sosial Politik Dampak sosial politik belum terlihat apabila keadaan Daerah Tujuan Wisata dalam situasi aman dan tentram, tetapi apabila hal tersebut berseberangan dengan kenyataan, maka sosial politik akan sangat terasa dampak dan pengaruhnya dalam terjadinya permintaan. e. Intensitas Keluarga Banyak atau sedikitnya keluarga juga berperan serta dalam permintaan wisata hal ini dapat diratifikasi, jumlah keluarga yang banyak maka keinginan untuk berlibur dari salah satu keluarga tersebut akan semakin besar, hal ini dapat dilihat dari kepentingan wisata itu sendiri. f. Harga barang substitusi Disamping kelima aspek di atas, harga barang pengganti juga termasuk dalam aspek permintaan, dimana barang-barang pengganti dimisalkan sebagai pengganti daerah tujuan wisata yang dijadikan cadangan dalam berwisata. g. Harga barang komplementer Harga barang komplementer merupakan sebuah barang yang saling membantu atau dengan kata lain barang komplementer adalah barang yang saling melengkapi, dimana apabila dikaitkan dengan pariwisata barang komplementer ini sebagai objek wisata yang saling melengkapi dengan objek wisata lainnya.

5.4. Batasan-Batasan dalam Permintaan Pariwisata E. Guyer Freuler, merumuskan pengertian pariwisata dengan memberi batasan sebagai berikut: "Pariwisata dalam pengertian modern merupakan fenomena dari jaman sekarang yang didasarkan atas kebutuhan akan kesehatan dan pergantian hawa, penilaian yang sadar dan menumbuhkan (cinta) terhadap keindahan alam dan pada khususnya disebabkan oleh bertambahnya pergaulan berbagai bangsa dan kelas masyarakat manusia sebagai hasil dari pada perkembangan perniagaan, industri, perdagangan serta penyempurnaan dari pada alatalat pengangkutan". Prof. K. Kraft (1942) mengemukakan batasan yang lebih bersifat teknis sebagai berikut: Keseluruhan dari pada gejala-gejala yang ditimbulkan oleh perjalanan dan pendiaman orangorang asing serta penyediaan tempat tinggal sementara, asalkan pendiaman itu tidak tinggal menetap dan tidak memperoleh penghasilan dari aktifitas yang bersifat sementara itu.

Dari beberapa batasan yang disebutkan diatas, tampak pada prinsipnya kepariwisataan mencakup semua macam perjalanan, asal saja perjalanan tersebut berhubungan dengan rekreasi dan pertamasyaan. Ada beberapa faktor yang penting dalam pemberian batasan suatu definisi pariwisata, yaitu: a. Perjalanan dilakukan sementara waktu b. Perjalanan itu dilakukan dari satu tempat ke tempat lainnya c. Perjalanan itu walaupun apa bentuknya, harus dikaitkan dengan pertamasyaan atau rekreasi d. Orang yang melakukan perjalanan tersebut tidak mencari nafkah ditempat yang dikunjunginya dan semata-mata sebagai konsumen ditempat tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

1. Oka A. Yoeti. 2008. Ekonomi Pariwisata: Introduksi, Informasi, dan Implementasi. Jakarta : Kompas. 2. Ariyanto. 2005. Ekonomi Pariwisata. Jakarta : Rineka Cipta. 3. http://eprints.undip.ac.id/43360/1/01_ANASTHACIA.pdf (diakses pada tanggal 2 Maret 2019)

Related Documents


More Documents from "Shelvy Setyawati"