Kelompok 3_menghitung Sel Darah.docx

  • Uploaded by: nia isnaini
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Kelompok 3_menghitung Sel Darah.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,108
  • Pages: 25
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN AIR SEL DARAH MERAH DAN SEL DARAH PUTIH PADA IKAN LELE SANGKURIANG (Clarias geriepinus) “Disusun untuk memenuhi salah satu tugas pada Mata Kuliah Fisiologi Hewan Air”

Disusun Oleh : Kelompok 3/ PSDKU Pangandaran

Nia Isnaini

230110170179

Ferri Satya D

230110170183

Niken Rizki Ayu

230110170185

Arini Widiastuti

230110170189

UNIVERSITAS PADJADJARAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN PROGRAM STUDI PERIKANAN PANGANDARAN

2018

DAFTAR ISI

BAB

Halaman DAFTAR TABEL ................................................................................ ii DAFTAR GAMBAR .......................................................................... iii DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................... iv

I

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ............................................................................. 1 1.2 Tujuan........................................................................................... 1 1.3 Manfaat......................................................................................... 2

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biologi Ikan Lele Sangkuriang .................................................... 3 2.1.1 Klasifikasi Ikan Lele Sangkuriang ............................................... 3 2.1.2 Morfologi Ikan Lele Sangkuriang ................................................ 4 2.1.3 Habitat Ikan Lele Sangkuriang ..................................................... 5 2.2 Sistem Peredaran Darah Ikan ....................................................... 5 2.3 Darah ............................................................................................ 7 2.3.1 Sel Darah Merah........................................................................... 7 2.3.2 Sel Darah Putih............................................................................. 8 2.4 Larutan Hayem ............................................................................. 8 2.5 Larutan Turks ............................................................................... 8 III METODOLOGI PRAKTIKUM 3.1 Waktu dan Tempat ...................................................................... 10 3.2 Alat dan Bahan ............................................................................ 10 3.2.1 Alat .............................................................................................. 10 3.2.2 Bahan ........................................................................................... 10 3.3 Prosedur Praktikum ..................................................................... 10 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Praktikum ........................................................................... 12 4.2 Pembahasan ................................................................................. 12 V

SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan...................................................................................... 16 5.2 Saran ............................................................................................ 16 DAFTAR PUSTAKA ......................................................................... 17 LAMPIRAN ........................................................................................ 18

i

DAFTAR TABEL

No

Data Hasil Pengamatan

Halaman

1. Hasil Pengamatan Sel Darah Merah dan Sel Darah Putih ........ 12

ii

DAFTAR GAMBAR

No

Makalah Kelompok 3

Halaman

1. Lele Sangkuriang ............................................................................ 4 2. Sistem Peredaran Darah Pada Ikan .............................................. 5 3. Urutan Ruangan Pada COR .......................................................... 7 4. Untuk Menghitung Sel Darah Merah ......................................... 13 5. Kotak Untuk Menghitung Sel Darah Putih ................................ 14

iii

DAFTAR LAMPIRAN

No

Praktikum Kelompok 3

Halaman

1. Alat-alat Praktikum ...................................................................... 18 2. Bahan Praktikum .......................................................................... 19 3. Kegiatan Praktikum ..................................................................... 20

iv

1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup (kecuali tumbuhan) tingkat tinggi yang berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakterki. Istilah medis yang berkaitan dengan darah diawali dengan kata hemo atau hemato yang berasal dari Bahasa Yunani haima yang berarti darah.nDarah terdiri dari sel-sel yang terdapat secara bebas dalam medium yang bersifat seperti air, plasma. Sel-sel dn fragmen-fragmeen sel merupakan unsur darah yang disebut unsur “jadi. Sel-sel ini cukup besar sehingga dapat diamati oleh mikroskop biasa. Ada 3 tipe unsur “jadi” ialah sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit) dan keeping-keping darah (trombosit). Eritrosit merupakan salah satu sel darah yang sangat berperan di dalam proses pengangkutan materi-materi di dalam tubuh. Eritrosit mengandung hemogoblin yang memungkinkannya mampu mengangkut oksigen lebih banyak daripada oksigen tersebut bergerak sendiri dalam plasma darah. hemogoblin juga menjadi penyebab darah berwarna merah, sehingga eritrosit disebut dengan sel darah merah. Sedangkan leukosit merupakan merupakan salah satu sel darah lainnya yang sangat berperan sebagai benteng atau pelindung tubuh dari berbagai ancaman. selain eritrosit dan leukosit, ikan juga memiliki trombosit, yaitu pragmen sitoplasma megatrosit yang tidak berinti dan terbentuk di sumsum tulang. Trombosit matang berukuran 3-4 micrometer berbentuk cakram bikonveks. Setelah keluar dari sumsum tulang, sekitar 20-30% trombosit mengalami sekuestrasi di limpa 1.2 Tujuan Kegiatan praktikum ini dilakukan untuk menghitung serta mengetahui jumlah sel darah merah dan sel darah putih pada ikan lele sangkuriang.

1.3 Manfaat Manfaat dari praktikum yang kami lakukan adalah praktikan dapat menghitung dan mengetahui jumlah sel darah merah dan sel darah putih pada ikan lele (Clarias sp). Praktikan juga dapat mengetahui dan menyimpulkan kondisi ikan dari hasil perhitungan jumlah sel darah merah dan sel darah putih ini.

2

3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biologi Ikan Lele Sangkuriang Ikan lele bersifat nokturnal yaitu aktif bergerak mencari makan pada malam hari. Pada siang hari biasanya berdiam diri dan berlindung di tempat-tempat gelap. Ikan lele dilengkapi pernafasan tambahan terletak di rongga insang bagian atas, alat berwarna kemerahan penuh kapiler darah dan mempunyai tujuk pohon rimbun yang biasa disebut “arborescent organ”, fungsinya sebagai penyerap oksigen yang berasal dari udara sekitarnya. Makanan ikan lele sangkuriang berupa binatang-binatang renik, seperti kutu-kutu air (daphnia, cladocera, copepoda), cacing, larva (jentik-jentik serangga), siput kecil dan sebagainya. Ikan ini biasanya mencari makanan di dasar perairan, tetapi bila ada makanan yang terapung maka lele juga dengan cepat memakannya. Dalam mencari makanan, lele tidak mengalami kesulitan karena mempunyai alat peraba (sungut) yang sangat peka terhadap keberadaan makanan, baik di dasar, pertengahan maupun permukaan perairan. Pertumbuhan lele dapat dipacu dengan pemberian pakan berupa pelet yang mengandung protein minimal 25% (sesuai SNI 01-4087-2006). 2.1.1 Klasifikasi Ikan Lele Sangkuriang Klasifikasi ikan lele sangkuriang (Clarias gariepinus) adalah sebagai berikut : Phylum

: Chordata

Kelas

: Pisces

Subkelas : Teleostei Ordo

: Ostariophysi

Subordo

: Siluroidae

Famili

: Claridae

Genus

: Clarias

Spesies

: Clarias gariepinus

Gambar 1. Lele Sangkuriang Sumber : http://www.agrotani.com 2.1.2 Morfologi Ikan Lele Sangkuriang Tubuh ikan lele sangkuriang berlendir dan tidak bersisik serta memiliki mulut yang relatif lebar yakni ¼ dari panjang total tubuhnya. Ciri khas dari lele sangkuriang adalah adanya empat pasang sungut yang terletak di sekitar mulutnya. Keempat pasang sungut tersebut terdiri dari dua pasang sungut maxiral/ rahang atas dan dua pasang sungut mandibula/rahang bawah. Fungsi sungut bawah adalah sebagai alat peraba ketika berenang dan sebagai sensor ketika mencari makan. Sirip lele sangkuriang terdiri atas lima bagian yaitu sirip dada, sirip perut, sirip dubur, sirip ekor, dan sirip punggung. Sirip dada lele sangkuriang dilengkapi dengan patil (sirip yang keras) yang berfungsi untuk alat pertahanan diri. Ikan lele sangkuriang mempunyai bentuk badan yang berbeda dengan jenis ikan lainya. Seperti ikan mas, gurami dan tawes. Alat pernafasan lele sangkuriang berupa insang yang berukuran kecil sehingga lele sangkuriang sering mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan oksigen. Ikan lele sangkuriang mengalami kesulitan dan memenuhi kebutuhan oksigen, akibatnya lele sangkuriang sering mengambil oksigen dengan muncul ke permukaan. Alat pernafasan tambahan terletak di rongga insang bagian atas, alat berwarna kemerahan penuh kapiler darah dan mempunyai tujuk pohon rimbun yang biasa disebut “arborescent organ”. Untuk memudahkan berenang, lele sangkuriang (Clarias gariepinus) dilengkapi sirip tunggal dan sirip berpasangan. Sirip tunggal adalah sirip punggung dan sirip ekor . Sedangkan sirip berpasangan adalah sirip perut dan sirip dada. Sirip dada yang keras disebut patil.

4

2.1.3 Habitat Ikan Lele Sangkuriang Habitat atau lingkungan hidup lele sangkuriang adalah air tawar, meskipun air yang terbaik untuk memelihara lele sangkuriang adalah air sungai, air saluran irigasi, air tanah dari mata air, maupun air sumur, tetapi lele sangkuriang relatif tahan terhadap kondisi air yang menurut ukuran kehidupan ikan dinilai kurang baik. Lele sangkuriang juga dapat hidup dengan padat penebaran tinggi maupun dalam kolam yang kadar oksigennya rendah, karena ikan lele sangkuriang mempunyai alat pernapasan tambahan yang disebut arborescent yang memungkinkan lele sangkuriang mengambil oksigen langsung dari udara untuk pernapasan. Lele dapat hidup normal di lingkungan yang memiliki kandungan oksigen (DO) terlarut 4 ppm dan air yang ideal bagi lele mempunyai kadar karbondioksida kurang dari 2 ppm, namun pertumbuhan dan perkembangan ikan lele akan cepat dan sehat jika dipelihara dari sumber air yang cukup bersih. Ikan lele dapat hidup baik di dataran rendah sampai dengan perbukitan yang tidak terlalu tinggi, misalnya di daerah pegunungan dengan perbukitan di atas 700 M. (Suyanto 2006). 2.2

Sistem Peredaran Darah Ikan

Gambar 2. Sistem Peredaran Darah pada Ikan Alat peredaran darah pada ikan terdiri dari jantung, pembuluh nadi ventral, pembuluh nadi dorsal, dan kapiler. Jantung ikan terdiri dari dua ruang yaitu serambi (atrium) dan bilik (ventrikel). Jantung ikan memiliki sinus venosus, yaitu struktur penghubung berupa rongga yang menerima darah dari vena dan terbuka diruang

5

depan jantung, jadi fungsinya untuk menerima darah kaya karbon dioksida dari seluruh tubuh. Sistem peredaran darah adalah sistem yang berfungsi untuk mengangkut dan mengedarkan O2 dari perairan ke sel-sel tubuh yang membutuhkan, juga mengangkut enzim, zat-zat nutrisi, garam-garam, hormon, dan anti bodi serta mengangkut CO2 dari dalam usus,kelenjar-kelenjar, insang, dan sebagainya, keluar tubuh. Secara umum, sistem peredaran darah pada semua vertebrata adalah sama, meskipun tetap ada perbedaan-perbedaan diantara setiap kelompok hewan. Sistem peredaran darah ikan merupakan sistem peredaran darah tunggal tertutup, jadi darah hanya beredar sekali melalui jantung dengan rute dari jantung ke insang lalu ke seluruh tubuh kemudian kembali ke jantung. Tersusun dari jantung, saluran darah, dan darah. Jantung (COR) adalah organ utama yang bertindak sebagai pompa tekan merangkap pompa hisap. Jantung pada ikan dibangun oleh empat ruangan yang terletak dibagian posterior lengkung insang, dibagian rongga badan dan diatas Ithmus. Ruangan ini berurutan dari belakang ke depan, yaitu Sinus Venosus-AtriumVentrikel-Conus Arteriosus. Darah ditekan mengalir keluar dari jantung melalui pembuluh arteri ke seluruh tubuh sampai ke kapiler darah, kemudian dihisap melalui pembuluh vena dan kembali ke jantung. Sedangkan untuk saluran darahnya terdiri dari arteri, vena, kapiler. a. Arteri (Pembuluh Nadi) : berdinding tebal dan kuat; tidak mempunyai klep; membawa darah keluar dari jantung. b. Vena (Pembuluh Balik) : berdinding tipis; mempunyai klep; membawa darah kembali ke jantung. Darah dapat kembali melalui: 

Vena cardialis posterior, dari tubuh bagian belakang



Vena cardialis anterior, dari tubuh bagian depan



Vena hepatica dari hepar (hati).

6

Gambar 3. Urutan ruangan pada COR c. Kapiler : bagian percabangan saluran darah yang merupakan tempat terjadinya pertukaran zat (gas nutrien) antara darah dengan jaringan sel; ada kapiler kontinyu, berpori, dan diskontinyu. 2.3 Darah Darah berupa cairan yang dibangunkan oleh plasma darah, sel darah dan substansi lain yang terlarut di dalamnya. Plasma darah berupa caira zat putih telur yang mengandung bagian-bagian dari sel darah, mineral terlarut. Di luar pembuluh darah, darah akan membeku disebabkan oleh kerja enzim trhombokinase yang bereaksi dengan garam kalsium menjadi thrombin yang aktif. Ikan memiliki kadar protein plasma berupa albumin (pengontrol tekanan osmotic), lipoprotein (pembawa lemak), globulin (pengikat heme), ceruloplasmin (pengikat Cu), fibrinogen (bahan pembeku darah)dan iodurophorine(sebagai yodium anoroganik). Fungsi utama darah yaitu transportasi bahan materi yang dibutuhkan bagian tubuh atau yang tidak diperlukan dibawa ke organ pembuangan. Drah juga menjaga masuknya bahan penyakit, memperbaiki bahan jaringan yang rusak, mengantarkan ahan pertumbuhan dan membawa oksigen ke jaringan-jaringan tubuh. Dengan adanya hormone dalam aliran peredaran daran, seolah-olah darah berfungsi sebagai sistem saraf tambahan. 2.2.1 Sel Darah Merah

7

Eritrosit pada ikan merupakan jenis sel darah yang paling banyak jumlahnya. Bentuk eritrosit pada semua jenis ikan hampir sama. Eritrosit pada ikan memiliki inti. Jumlah eritrosit pada ikan teleostei berkisar antara (1,05 - 3,0) x 106 sel/mm3 (Irianto 2005).. Eritrosit berwarna kekuningan, berbentuk lonjong, kecil, dengan ukuran berkisar antara 7 - 36 µm (Lagler at al. 1977). Eritrosit yang sudah matang berbentuk oval sampai bundar, inti berukuran kecil dengan sitoplasma besar. Ukuran eritrosit ikan lele (Clarias ssp) berkisar antara (10 x 11 µm) – (12 x 13 µm), dengan diameter inti berkisar antara 4 – 5 µm. Jumlah eritrosit ikan lele (Clarias ssp) adalah 3,18 x 106 sel/ml (Angka at al 1985). Rendahnya eritrosit merupakan indikator terjadinya anemia, sedangkan tingginya jumlah eritrosit menandakan ikan dalam keadaan stress. 2.2.2 Sel Darah Putih Leukosit merupakan jenis sel yang aktif di dalam sistem pertahanan tubuh. Setelah dihasilkan di organ timus dan ginjal, leukosit kemudian diangkut dalam darah menuju ke seluruh tubuh. Leukosit akan ditanspor secara khusus ke daerah yang mengalami peradangan yang serius. Leukosit tidak berwarna dan jumlah leukosit total ikan teleostei berkisar antara 20.000-150.000 butir tiap mm3 . Leukosit berbentuk lonjong sampai bulat (Moyle dan Chech 1988). Pada ikan lele, mas, dan nila, leukosit jenis eosinofil dan basofil jarang ditemukan, kecuali bila ada reaksi kekebalan dengan perantaraan sel. 2.4 Larutan Hayem larutan Hayem digunakan sebagai pengencer. Didalam larutan Hayem terdapat HgCl2 yang berfungsi untuk melisiskan leukosit dan trombosit. HgCl2 yang terdapat pada reagen Hayem merupakan logam berat berbentuk anorganik dan bersifat sangat toksik. Untuk mengurangi efek toksik HgCl2 dapat dilakukan cara alternatif yaitu mengganti HgCl2 dengan ZnCl2. Hg dan Zn merupakan logam dari golongan yang sama yaitu golongan IIB. Cara kerja larutan hayem adalah merusak sel-sel lain yang ada di dalam sel darah selain sel darah merah. 2.5 Larutan Turks

8

Larutan turks berfungsi sebagai pengencer, isi larutan turks adalah asam asetat 2% ditambah gentian violet 1%, sehingga warnanya ungu muda. Penambahan gentian violet bertujuan memberi warna pada leukosit. Larutan ini bersifat memecah eritrosit dan trombosit. Sedangkan apabila menggunakan HCl leukosit tidak terwarnai sehingga sulit untuk melakukan perhitungan, tetapi larutan ini dapat melisiskan eritrosit sehingga yang ada hanya leukosit saja.

9

10

BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM 3.1 Waktu dan Tempat Waktu

: 13.30 - selesai

Hari/Tanggal

: Rabu, 13 Maret 2018

Tempat

: Laboratorium Kampus PSDKU Unpad Wonoharjo

3.2 Alat dan Bahan 3.2.1 Alat Dalam pelaksanaan praktikum ini digunakan alat-alat sebagai berikut : 1. Mikroskop untuk mengamati sel darah merah dan sel darah putih. 2. Pisau bedah untuk membedah ikan lele sangkuriang 3. Baki untuk alas dalam proses pembedahan ikan lele sangkuriang.. 4. Pipet thomma untuk menyimpan sel darah agar tidak beku dan sebagai tempat pengenceran 5. Hand Counter untuk menghitung sel darah. 6. Haemocytometer memberikan kotak-kotak agar memudahkan menghitung sel darah menggunakan bantuan mikroskop. 3.2.2 Bahan Dalam pelaksanaan praktikum ini digunakan bahan-bahan sebagai berikut : 1. Ikan lele sangkuriang sebagai bahan utama praktikum. 2. Larutan Hayem untuk pengencer sel darah merah 3. Larutan Truks untuk pengencer sel darah putih. 3.3 Prosedur Praktikum 1. Ambil satu ekor ikan lele sangkuriang, lalu letakan di atas baki. 2. Sayat bagian pangkal ekor menggunakan pisau bedah agar darah ikan lele sangkuriang keluar, kemudian ambil menggunakan pipet thomma sebanyak

3. yang sudah di tentukan. Penyedotan harus dilakukan secepat mungkin agar darah tidak membeku. 4. Menambahkan larutan hayem atau truks kedalam pipet thomma yang sudah terisi oleh darah ikan lele sangkuriang sebanyak yang sudah di tentukan. Larutan hayem untuk sel darah merah sedangkan larutan truks utuk sel darah putih. 5. Pindahkan darah yang sudah tercampur dengan larutan hayem atau larutan truks ke atas haemocytometer 6. Amati menggunakan mikroskop lalu hitung sel darah merah atau sel darah putih dalam kotak yang sudah di tentukan.

11

12

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil Pengamatan Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, diperoleh data hasil pengamatan jumlah sel darah merah dan sel darah putih sebagai berikut : Jumlah Darah Sel Merah

Jumlah Sel Darah Putih

54

115

69

120

77

135

65

127

78

497

Tabel 1. Hasil Pengamatan Sel Darah Merah dan Sel Darah Putih 3.2 Pembahasan A. Sel Darah Merah Pada praktikum mengenai Perhitungan Sel Darah Merah Pada Ikan Lele (Clarias sp.) pembahasannya adalah Jumlah sel darah merah adalah Jumlah Ratarata Sel Darah Merah dikalikan dengan Faktor Pengali yang terdiri dari: 

Pengenceran dengan larutan Hayem’s = 200



Luas kotak hitung

= 25



Ketebalan Haemacytometer

= 10

Rata-rata Sel Darah Merah hasil pengamatan adalah sebagai berikut:

Gambar 4. Untuk Menghitung Sel Darah Merah Perhitungan sel darah merah (SDM) : SDM 1 : 54 SDM 2 : 69 SDM 3 : 77 SDM 4 : 65 SDM 5 : 78 ∑ SDM : 343 Rata-rata (x): ∑ SDM = 68,8 6 Sel darah merah

= x × factor pengali = 68,6 × 50.000 = 3.430.000 sel per ml darah

Hasil penghitungan jumlah sel darah merah yang didapat dari sampel darah ikan lele yang diuji adalah 3.430.000 sel/mm3. Jumlah eritrosit ikan lele (Clarias ssp) adalah 3,18 x 106 sel/ml (Angka et al., 1985). Jumlah eritrosit pada ikan teleostei berkisar antara (1,05 - 3,0) x 106 sel/mm3 (Irianto 2005). Eritrosit berwarna kekuningan, berbentuk lonjong, kecil, dengan ukuran berkisar antara 7 - 36 μm (Lagler et al. 1977). Eritrosit yang sudah matang berbentuk oval sampai bundar, inti berukuran kecil dengan sitoplasma besar. Ukuran eritrosit ikan lele (Clarias ssp) berkisar antara (10 x 11 μm) – (12 x 13 μm), dengan diameter inti berkisar antara 4 –

13

5 μm. Pengujian ini menunjukkan bahwa jumlah sel darah merah pada ikan lele yang diuji berada pada kisaran normal. B. SDP Pada praktikum mengenai Perhitungan Sel Darah Putih Pada Ikan Lele (Clarias sp.) pembahasannya adalah Jumlah sel darah putih adalah Jumlah Rata-rata Sel Darah Putih dikalikan dengan Faktor Pengali yang terdiri dari:   

Pengenceran dengan larutan Turk Luas kotak hitung Ketebalan Haemacytometer

= 20 = 16 = 10

Rata-rata Sel Darah Putih hasil pengamatan adalah sebagai berikut:

Gambar 5. Kotak Untuk Menghitung Sel Darah Putih Perhitungan sel darah putih (SDP) : SDP 1 : 115 SDP 2 : 120 SDP 3 : 135 SDP 4 : 127 ∑ SDP : 497 Rata-rata (x) : ∑ SDP = 124,5 4 Sel darah putih = x × factor pengali = 124,5 × 3200 = 397.600 sel/mm3

14

Hasil perhitungan pada kelompok kami Leukosit tidak berwarna dan jumlah leukosit total ikan teleostei biasanya berkisar antara 20.000-150.000 sel/mm3. Dari hasil pengamatan, kelompok kami memperoleh jumlah sel darah putih /leukosit adalah 397.600 Sel/mm3 . Hal ini menunjukkan bahwa jumlah leukositnya berada pada keadaan tidak normal karena melampaui jumlah normal leukosit ikan teleostei atau ikan lele. Beberapa faktor yang mempengaruhi ketidaknormalan jumlah leukosit tersebut adalah menurut Moyle dan Chech (1988), leukosit berfungsi sebagai system pertahanan tubuh yang akan dikirim secara khusus ke daerah yang terinfeksi dan mengalami peradangan yang serius. Arry (2007) melaporkan bahwa peningkatan jumlah leukosit total terjadi akibat adanya respon dari tubuh ikan terhadap kondisi lingkungan pemeliharaan yang buruk, faktor stres dan infeksi penyakit. Sedangkan penurunan jumlah leukosit total disebabkan karena adanya gangguan pada fungsi organ ginjal dan limpa dalam memproduksi leukosit yang disebabkan oleh infeksi penyakit. Menurut Irianto (2005), salah satu contoh penyakit pada ikan yang menyebabkan gangguan pada ginjal dan limpa antara lain Aeromonas hydrophila,

15

16

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 6.1

Kesimpulan Dari kegiatan praktikum mengenai sel darah merah dan sel darah putih pada

ikan lele sangkuriang yang telah dilakukan pada hari Rabu, 13 Maret 2018 diperoleh sejumlah data, seperti hasil penghitungan jumlah sel darah merah yang didapat dari sampel darah ikan lele yang diuji adalah 3.430.000 sel/mm3 jumlah tersebut masih terbilang normal karena tidak jauh dari jumlah normalnya. Sedangkan hasil pengamatan jumlah sel darah putihnya adalah 397.600 Sel/mm3. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah leukositnya berada pada keadaan tidak normal karena melampaui jauh dari jumlah normal leukosit ikan teleostei atau ikan lele. 6.2

Saran Di dalam melakukan kegiatan praktikum ini disarankan dalam proses

pengambilan darah harus cepat dan hati-hati agar tidak membeku serta mendapatkan darah ikan lele sebanyak yang di perlukan, tidak kurang dan tidak lebih. Begitu pula dengan pengambilan larutan hayem dan larutan truks. Selain itu harus lebih teliti dalam menghitung banyaknya sel darah merah atau sel darah putih menggunakan hand counter, sebaiknya tidak boleh ada gangguan dari orang-orang sekitar karena dibutuhkan ketelitian dan konsentrasi agar penghitungan sel darah lebih tepat.

DAFTAR PUSTAKA

http://repository.unimus.ac.id/463/3/BAB.II%20TINJAUAN%20PUSTAKA.pdf http://digilib.unila.ac.id/6190/16/BAB%20II.pdf http://repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/3237/4/B08ado.pdf https://kurniasandy.weebly.com/uploads/4/9/6/5/49650347/juknis-lele-dumbo-clariassp-di-kolam-terpal-2012.pdf http://repository.poltekkesbdg.info/items/show/400 http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-ambarwatig-5298-2bab2.pdf

17

LAMPIRAN Lampiran 1. Alat Praktikum 1. Haemacytometer

2. Pipet Thomma

3. Mikroskop

4. Hand Counter

5. Pipet Tetes

6. Cover Glass

7. Pisau

8. Talenan

18

Lampiran 2. Bahan Praktikum 1. Ikan Lele

2. Larutan Hayem’s

3. Larutan Turks

4. Tissue

19

Lampiran 3. Foto Kegiatan Praktikum 1. Pengambilan Eritrosit dan Leukosit

2. Pengamatan Melalui Mikroskop

20

Related Documents

Sel
June 2020 44
Sel
November 2019 55
Sel
April 2020 51
Sel
December 2019 61

More Documents from ""